• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Analisis Air Tawar Air Laut 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Metode Analisis Air Tawar Air Laut 1"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil

4.1.1 Hasil Pemeriksaan Air Laut dan Air Tawar

Air laut yang digunakan sebagai media perendam diambil di Pantai Marina, Semarang. Sedangkan untuk air tawar di ambil di Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.Untuk mengetahui pH serta senyawa kimia lain pada air laut dan air tawar yang digunakan pada penelitian ini maka dilakukan analisis di Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Jawa Tengah, hasilnya ditampilkan pada tabel 4.1 tentang hasil uji kadar sample air tawar dan air laut sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Uji Sample Air Tawar dan Air Laut

No Parameter Hasil Metode Analisis

Air Tawar Air Laut

Sumber : (Bachar, 2017)

4.1.2 Hasil Parameter Uji

(2)

Gambar 4.1 Langkah Perolehan Interval Waktu

Sumber (Hsien-Sheng Peng, 2011)

4.1.3 Hasil Pengukuran Berat dan Susut denganInterval 1 – 6 Jam

Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan berat jenuh kering dan susut yang terjadi pada masing – masing benda uji yang terdiri dari 10 buah blok beton sandwich isian Styrofoam yang direndam air tawar dan air laut selama 28 hari dengan interval waktu 1 jam, interval 2 jam, interval 3 jam, interval 4 jam, dan interval 6 jam.

Berikut uraian perhitungan untuk menentukan kinerja susut blok beton sandwich dengan menggunakan rumus

Diketahui Contoh Perhitungan Susut yaitu :

Sample 2 Air Tawar Tidak dioven (Kode : 2 TO.AT) Data yang diperoleh (interval 1 jam pertama) : Berat Awal Kering = 2702,400gram

Berat Awal Jenuh Kering (Ws) = 2826,400gram

Berat Benda Uji Setelah Rendam (Wi) = 2778,200gram Berat Benda Uji Setelah Rendam ( ) = 2855,000gram

WL= ,

(3)

a) Berdasarkan salah satu uraian perhitungan berat dan susut pada interval 1-6 jam sample 2 air tawar yang tidak dioven tersebut maka dapat dilihat pada table 4.2, 4.3, 4.4, 4.5 dan 4.6 yang akan menghasilkan data yang menunjukan nilai rata – rata tertinggikami ambil data :

(4)

Tabel 4.3 Berat dan Susut Interval 2 jam Sample 2 Air Tawar yang

Sedangkan pada tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa pada interval 2 jam yang terjadi pada sample 2 Air Tawar yang tidak dioven, susut yang terjadi memiliki rata – rata sebesar 2,178 %dengan menunjukan angka susut terendah pada jam ke–20 yaitu 0,205 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–18 sebesar 8,682 %. Tabel 4.4 Berat dan Susut Interval 3 jam Sample 2 Air Tawar yang

tidak dioven

(5)

angka susut terendah pada jam ke–33 yaitu 0,085 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–36 sebesar 8,866 %.

Tabel 4.5 Berat dan Susut Interval 4 jam Sample 2 Air Tawar yang tidak dioven

Pada tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa pada interval 4 jam yang terjadi pada sample 2 Air Tawar yang tidak dioven, susut yang terjadi memiliki rata – rata sebesar 3,057 % dengan menunjukan angka susut terendah pada jam ke–44 yaitu 0,241 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–48 sebesar 8,456 %.

(6)

Lanjutan Tabel 4.6 Berat dan Susut Interval 6 jam Sample 2 Air Tawar yang tidak dioven

(7)

Lanjutan Tabel 4.6 Berat dan Susut Interval 6 jam Sample 2 Air Tawar yang tidak dioven

(8)

Lanjutan Tabel 4.6 Berat dan Susut Interval 6 jam Sample 2 Air Tawar yang tidak dioven

(9)

Pada tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa pada interval 6 jam yang terjadi pada sample 2 Air Tawar yang tidak dioven, susut yang terjadi memiliki rata – rata sebesar 0,086 % dengan menunjukan angka susut terendah pada jam ke– 516 – 672 yaitu 0,007 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–510 sebesar 8,498 %.

b) Pada tabel 4.7, 4.8, 4.9, 4.10 dan 4.11 untuk berat dan susut pada interval 1-6 jam sample 5 air tawar yang dioven maka dihasilkan data yang menunjukan nilai rata – rata tertinggi kami ambil data : Tabel 4.7 Berat dan Susut Interval 1 jam Sample 5 Air Tawar yang

dioven

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa pada interval 1 jam yang terjadi pada sample 5 Air Tawar yang dioven, susut yang terjadi memiliki rata – rata sebesar 2,140 % dengan menunjukan angka susut terendah pada jam ke– 1 yaitu 0,080 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–8 sebesar 7,989 %.

(10)

Tabel 4.8 Berat dan Susut Interval 2 jam Sample 5 Air Tawar yang

Sedangkan pada tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa pada interval 2 jam yang terjadi pada sample 5 Air Tawar yang dioven, susut yang terjadi memiliki rata – rata sebesar 1,767 %dengan menunjukan angka susut terendah pada jam ke– 14 yaitu 0,127 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–20 sebesar 4,768 %. Tabel 4.9 Berat dan Susut Interval 3 jam Sample 5 Air Tawar yang

dioven

(11)

angka susut terendah pada jam ke– 33 yaitu 0,260 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–30 sebesar 0,767 %.

Tabel 4.10 Berat dan Susut Interval 4 jam Sample 5 Air Tawar yang dioven danangka susut tertinggi pada jam ke–48 sebesar 2,027 %.

(12)
(13)
(14)
(15)

Lanjutan Tabel 4.11 Berat dan Susut Interval 6 jam Sample 5 Air danangka susut tertinggi pada jam ke–90 sebesar 0,440 %.

(16)

Tabel 4.12 Berat dan Susut Interval 1 jam Sample 4 Air Laut yang tidak dioven

Jam Ke- Wi (gram) WL (%)

1 3028,600 0,193

2 3034,400 0,333

3 3044,400 0,213

4 3050,800 0,080

5 3053,200 0,319

6 3062,800 0,140

7 3067,000 0,100

8 3064,000 0,213

9 3070,400 0,113

10 3073,800 0,200

11 3079,800 0,775

12 3056,500 3,510

Rata - rata Susut = 0,516

(17)

Tabel 4.13 Berat dan Susut Interval 2 jam Sample 4 Air Laut yang

(18)

angka susut terendah pada jam ke– 33 yaitu 0,166 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–30 sebesar 1,857 %.

Tabel 4.15 Berat dan Susut Interval 4 jam Sample 4Air Laut yang tidak dioven yang terjadi pada sample 4 Air Laut yang tidak dioven, susut yang terjadi memiliki rata – rata sebesar 0,430 % dengan menunjukan angka susut terendah pada jam ke– 44 yaitu 0,110 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–48 sebesar 1,085 %.

(19)

Lanjutan Tabel 4.16 Berat dan Susut Interval 6 jam Sample 4 Air Laut yang tidak dioven

(20)
(21)
(22)

Pada tabel 4.16 di atas menunjukan bahwa pada interval 6 jam yang terjadi pada sample 4 Air Laut yang tidak dioven, susut yang terjadi memiliki rata – rata sebesar 0,174 % dengan menunjukan angka susut terendah pada jam ke– 384 - 672 yaitu 0,007 % dan danangka susut tertinggi pada jam ke–54 sebesar 4,325 %.

d) Berdasarkan table 4.17, 4.18, 4.19, 4.20 dan 4.21 salah satu uraian perhitungan berat dan susut pada interval 1-6 jam sample 4 air laut yang tidak dioven akan menghasilkan data yang menunjukan nilai rata – rata tertinggi diambil data :

Tabel 4.17 Berat dan Susut Interval 1 jam Sample 4 Air Laut yang dioven

(23)

Tabel 4.18 Berat dan Susut Interval 2 jam Sample 4 Air Laut yang 0,191 % dan angka susut tertinggi pada jam ke–1 sebesar 4,707 %.

(24)

Tabel 4.20 Berat dan Susut Interval 4 jam Sample 4 Air Laut yang susut tertinggi pada jam ke–48 sebesar 1,201 %.

(25)

Lanjutan Tabel 4.21 Berat dan Susut Interval 6 jam Sample 4 Air Laut yang dioven

Jam Ke- Wi (gram) WL (%)

288 3274,400 0,066

294 3276,400 0,059

300 3278,200 0,066

306 3280,200 0,079

312 3282,600 0,066

318 3284,600 0,073

324 3286,800 0,066

330 3288,800 0,059

336 3290,600 0,066

342 3292,600 0.053

348 3294,200 0,079

354 3296,600 0,073

360 3298,800 0,046

366 3300,200 0,066

372 3302,200 0,079

(26)
(27)

Lanjutan Tabel 4.21 Berat dan Susut Interval 6 jam Sample 4 Air

4.1.4 Hasil Pengukuran Panjang, Lebar, Tebal akibat Susut Selama

28 Hari

4.1.4.1Pengukuran Tidak di Oven

(28)

panjang, lebar, dan tebal masing – masing 5 sampleblok beton pada media perendam air tawar dan air laut dengan cara tidak di oven seperti pada tabel 4.22, 4.23, 4.24, 4.25, 4.26, 4.27, 4.28, 4.29, 4.30, 4.31 di bawah ini :

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

4.1.4.2Pengukuran di Oven

Berdasarkan percobaan susut yang telah dilakukan selama 28 hari maka kami mendapatkan data susut beserta panjang, lebar, dan tebal masing – masing blok beton sandwich isian Styrofoam dengan di oven pada tabel 4.32, 4.33, 4.34, 4.35, 4.36, 4.37, 4.38, 4.39, 4.40, 4.41 di bawah ini :

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

4.1.5 Hasil Pengamatan Visual

Sebelum memulai perendaman pertama-tama benda uji ditimbang dan dicatat dahulu pada saat jenuh kering, kemudian benda uji di siram hingga jenuh air lalu ditimbang dan dicatat lagi. Kemudian benda uji dicelupkan ke dalam container yang berisi air laut dan air tawar yang telah disiapkan. Dari hasil yang kami amati, pada hari pertama di interval 1 hingga 2 jam belum ada perubahan bentuk benda uji yang signifikan. Namun air yang berada di dalam container sedikit berkurang karena air tersebut masuk dan meresap ke dalam benda uji. Saat masuk ke hari berikutnya dengan interval 3 jam tepatnya di jam ke-30 mulai ada perubahan benda uji pada sample 1TO.AT yaitu semen mulai terkikis sehingga membentuk lubang-lubang kecil pada permukaan benda uji dan juga pada ujung GRC sedikit terkelupas yang dapat dilihat pada gambar 4.22 dibawah ini.

Gambar 4.22 Sample 1 TO.AT

(49)

Gambar 4.23 Sample 2 TO.AT

Gambar 4.24 Sample 3 TO.AT

Pada gamabar 4.25 menujukkan bahwa interval 4 jam yang ke-44 sample 5TO.AT mengalami perubahan, hal yang terjadi sama pada benda uji sebelumnya.

(50)

Pada jam ke 54 interval 6 jam sample 4TO.AL yang ditunjukkan pada gambar 4.26 terjadi beberapa perubahan yaitu terlepasnya butiran semen dan Styrofoam pada permukaan bagian atas, selain itu juga GRC terlepas dan ada sedikit retak (spalling) pada bagian pojoknya.

Gambar 4.26Sample 4 TO.AL

Di interval 6 jam pada jam ke 60 dengan sample 2TO.AL ada perubahan berupa ujung permukaan yang mulai tidak rata dan butiran Styrofoam yang lepas selain itu air yang berada pada container sudah mulai berkurang terutama untuk air tawar dapat dilihat pada gambar 4.27.

(51)

Pada jam ke 72 dengan interval 6 jam dan sample 3TO.AT terjadi perubahan berupa lepasnya butiran semen dan Styrofoam pada permukaan blok beton seperti pada gambar 4.28 yang ada dibawah ini.

Gambar 4.28Sample 3 TO.AT

Pada gambar 4.29 digambarkan bahwa permukaan GRC dari blok beton sedikit lepas dan tidak tara di interval 6 jam untuk jam ke 90 pada sample 5TO.AL.

Gambar 4.29Sample 5 TO.AL

(52)

Gambar 4.30Sample 4 TO.AL

Pada interval 6 jam yang ke 132 yang ada pada gambar 4.31, air dalam container mulai sedikit keruh dan berkurang serta Styrofoam mengambang.

Gambar 4.31Air Tawar dan Air Laut

(53)

Gambar 4.32Sample 3 O.AT

Pada jam ke 30 dengan interval 3 jam sample 5O.AT pada bagian atas permukaan mulai banyak semen yang terlepas sehingga butiran Styrofoam mulai terlihat seperti yang ada pada gambar 4.33.

Gambar 4.33Sample 5 O.AT

Interval 3 jam yang ke 36 dengan sample 2O.AT pada gambar 4.34 dibawah terjadi perubahan yang sama dengan sample sebelumnya yaitu lepasnya semen pada bagian atas sehingga Styrofoam mulai terlihat.

(54)

Pada jam ke 40 interval 4 jam dengan sample 3O.AL terjadi perubahan pada permukaan bagian atas, semen mulai sedikit berwarna gelap dan juga GRC mulai tidak rata seperti retak rambut sesuai gambar 4.35 yang ditunjukkan dibawah.

Gambar 4.35Sample 3 O.AL

Berdasarkan gambar 4.36, untuk interval 4 jam ke 44 dengan sample 4O.AL mengalami perubahan warna pada bagian permukaan atas blok beton. Perubahan warna tersebut terletak pada semen yang berubah warna menjadi sedikit gelap dan nuga GRC sedikit terkikis sehingga tidak rata.

Gambar 4.36Sample 4 O.AL

(55)

Gambar 4.37Sample 5 0.AL

Pada interval 6 jam yang ke 72 sample 1O.AT terjadi perubahan pada bagian atas permukaan yaitu terjadi perubahan warna yang sedikit lebih gelap dari sebelumnya pada bagian semen dan GRC lebih banyak terkelupas dari pada sebelumnya seperti pada contoh gambar 4.38.

Gambar 4.38Sample 1O.AT

(56)

Gambar 4.39Sample 1O.AL

Dan untuk interval 6 jam berikutnya pada jam ke 96 sample 2O.AL mengalami perubahan pada permukaan atas yaitru semen dan Styrofoam terlepas dan Spalling, GRC juga tidak rata seperti pada gambar 4.40 yang ditunjukkan dibawah ini.

Gambar 4.40Sample 2O.AL

(57)

Gambar 4.41Perubahan Warna Pada Styrofoam

Pada interval 6 jam yang ke 378, semua sample yang berada di dalam container berisi air laut sudah mulai terasa berbeda di antaranya GRC yang sudah mulai kasar bila di pegang, air yang berada di container air laut dan air tawar juga sedikit berkurang dari hari sebelumnya. Untuk interval 6 jam berikutnya pada jam ke 504 tepatnya hari ke 21 sample yang direndam dalam air laut mulai terasa licin dan sedikit ada perubahan warna pada GRC menjadi kecoklatan seperti pada contoh gambar 4.42 dibawah ini.

Gambar 4.42Perubahan Warna Pada GRC

(58)

Perubahannya adalah bentuk yang sudah tidak plastis (tidak kembali ke bentuk awal setelah ditekan).

Gambar 4.43Perubahan Bentuk Pada Styrofoam

Interval 6 jam yang ke 564 pada hari ke 24 terjadi

perbedaan pada GRC yaitu perubahan warna menjadi coklat yang lebih banyak dari hari sebelumnya untuk semua sample namun yang lebih dominan perubahan warnanya ada pada sampel di dalam air laut seperti contoh gambar 4.44.

(59)

4.2Pembahasan

4.2.1 Kinerja Susut Berbanding Waktu Untuk Media Perendam Air

Tawar

a. Benda Uji Yang Di Oven

Berdasarkan hasil berat dan susut yang diperoleh dari Sample 5 Air Tawar yang dioven menghasilkan grafik hubungan antara waktu dan susut dengan interval 1 – 6 jam seperti gambar 4.45 dibawah:

Gambar 4.45 Grafik Hubungan Waktu dan Susut Sample 5 Air Tawar Oven Interval 1-6 Jam

Dari grafik hubungan susut dan waktu pada gambar 4.45 dapat dilihat bahwa ketika interval 1 jam pertama rata – rata susut sebesar 2,140 % dan untuk interval 6 jam sebesar 0,049 %

b.Benda Uji Yang Tidak Di Oven

(60)

Gambar 4.46Grafik Hubungan Waktu dan Susut Sample 2 Air Tawar Yang Tidak dioven Interval 1-6 Jam

Dari grafik hubungansusut dan waktu pada gambar 4.46 dapat dilihat bahwa ketika interval 1 jam rata – rata susut paling besar yaitu pada interval 4 jam yaitu 3,057 % dan paling rendah di interval 6 jam yaitu 0,086 %

4.2.2 Kinerja Susut Berbanding Waktu Untuk Media Perendam Air

Laut

a. Benda Uji Yang Di Oven

(61)

Gambar 4.47 Grafik Hubungan Waktu dan Susut Sample 4 Air Laut Oven Interval 1-6 Jam

Dari grafik hubungan susut dan waktu pada gambar 4.47 dapat dilihat bahwa ketika interval 1 jam rata – rata susut lebih besar yaitu 1,652 % dibandingkan interval 6 jam yaitu 0,057 %

b. Benda Uji Yang Tidak Di Oven

Berdasarkan hasil berat dan susut yang diperoleh dari Sample 4 Air Laut yang tidak dioven menghasilkan gambar 4.48 yaitu hubungan antara waktu dan susut dengan interval 1 – 6 jam

(62)

Gambar 4.48 Grafik Hubungan Waktu dan Susut Sample 4 Air Laut yang tidak dioven Interval 1-6 Jam

(63)

4.2.3 Riwayat Susut Beton Sandwich isian StyrofoamBerbanding

Waktu Selama 28 Hari Untuk Media Perendam Air Tawar

a. Benda Uji Yang Di Oven

Berdasarkan hasil berat dan susut yang diperoleh dari Sample 1 - 5 Air Tawar yangdioven menghasilkan riwayat susut blok beton sandwich isian styrofoam dari hari ke 1 – 28 seperti gambar 4.49

Dari grafik riwayat susut betonsample 1 - 5 air tawar yang dioven selama 28 hari pada gambar 4.49 dapat dilihat bahwa masing – masing tiap sample ketika awal percobaan susut dengan interval pendek yaitu 1 dan 2 jam mengalami nilaisusut paling besar dibandingkan percobaan hari ke-2 – 28 hari, dengan interval untuk hari ke-2 yaitu 3 dan 4 jam sedangkan hari ke 3 – 28 dengan interval 6 jam yang menunjukan susut terendah mencapai 0,007 %.

b. Benda Uji Yang Tidak Di Oven

Berdasarkan hasil berat dan susut yang diperoleh dari Sample 1 - 5 Air Tawar yang tidak dioven menghasilkan riwayat susut blok beton sandwich isian styrofoam dari hari ke 1 – 28 seperti gambar 4.50.

(64)

Gambar 4.49 Grafik Riwayat Susut Beton Sample 1 - 5 Air Tawar yang dioven selama 28 hari (%)

Gambar 4.50 Grafik Riwayat Susut Beton Sample 1 - 5 Air Tawar yang Tidak dioven selama 28 hari (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

SUSUT SAM PLE 5 AT TO 0.280 0.377 1.603 1.345 0.123 0.045 0.034 0.031 0.009 0.006 0.006 0.006 0.018 0.007 0.010 0.009 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007

SUSUT SAM PLE 4 AT TO 3.994 1.999 1.464 0.779 0.403 0.398 0.081 0.041 0.031 0.030 0.016 0.014 0.011 0.010 0.010 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.007

SUSUT SAM PLE 3 AT TO 6.633 2.118 2.043 1.668 1.336 0.990 0.961 0.953 0.380 0.348 0.016 0.015 0.014 0.014 0.011 0.008 0.008 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007

SUSUT SAM PLE 2 AT TO 1.881 2.784 0.117 0.064 0.439 0.170 0.126 0.992 0.007 0.008 0.084 0.017 0.011 0.017 0.014 0.015 0.009 0.016 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007

(65)

4.2.4 Riwayat Susut Beton Sandwich isian StyrofoamSelama 28 Hari

Untuk Media Perendam Air Laut

a. Benda Uji Yang Di Oven dengan interval pendek yaitu 1 dan 2 jam mengalami nilaisusut paling besar dibandingkan percobaan hari ke-2 yaitu interval 3 dan 4 jam yang memiliki susut 1,080 % pada sample 1 dan 1,189 % pada sample 2sedangkan hari ke 3 – 28 dengan interval 6 jam yang menunjukan susut terendah mencapai 0,007 %.

b. Benda Uji Yang Tidak Di Oven

Berdasarkan hasil berat dan susut yang diperoleh dari Sample 1 - 5 Air Laut yang tidak dioven menghasilkan riwayat susut blok betonsandwich isian styrofoam dari hari ke 1 – 28 seperti gambar 4.52.

(66)

Gambar 4.51 Grafik Riwayat Susut Beton Sample 1 - 5 Air Laut yang dioven selama 28 hari (%)

Gambar 4.52 Grafik Riwayat Susut Beton Sample 1 - 5 Air Laut yang Tidak dioven selama 28 hari (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Susut Sam ple 5 AL TO 2.900 1.156 1.006 0.527 0.245 0.153 0.104 0.097 0.066 0.058 0.054 0.053 0.051 0.051 0.048 0.047 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007

Susut Sam ple 4 AL TO 1.554 0.683 2.114 1.349 0.175 0.116 0.078 0.053 0.067 0.067 0.100 0.065 0.067 0.065 0.066 0.056 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007

Susut Sam ple 3 AL TO 3.087 1.026 0.883 0.873 0.620 0.580 0.300 0.217 0.069 0.069 0.067 0.065 0.065 0.062 0.060 0.051 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007

Susut Sam ple 2 AL TO 0.920 0.586 0.539 0.535 0.506 0.117 0.090 0.079 0.073 0.073 0.071 0.066 0.065 0.063 0.055 0.051 0.008 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007

(67)

4.2.5

Pengamatan Visual

a)

Perubahan benda uji interval 3 jam tepatnya di jam ke 30 dapat

dilihat pada gambar 4.53

Gambar 4.53 Perubahan Sample 1TO.AT

b)

Perubahan benda uji interval 3 jam tepatnya di jam ke 36 untuk

sample 2TO.AT dapat dilihat pada gambar 4.54 dibawah

Gambar 4.54 Perubahan Sample 2TO.AT

c)

Perubahan benda uji interval 3 jam tepatnya di jam ke 36

(68)

Gambar 4.55 Perubahan Sample 3TO.AT

d)

Perubahan benda uji untuk sample 5TO.AT interval 4 jam

tepatnya di jam ke 44 dapat dilihat pada gambar 4.56

Gambar 4.56 Perubahan Sample 5TO.AT

e)

Perubahan benda uji interval 6 jam tepatnya di jam ke 54 oven

sample 4TO.AL dapat ditunjukkan pada gambar 4.57

(69)

f)

Untuk sample 1TO.AL, perubahan benda uji interval 6 jam

tepatnya di jam ke 60 dilihat pada gambar 4.58 dibawah

Gambar 4.58Perubahan Sample 1TO.AL

g)

Perubahan benda uji interval 6 jam tepatnya di jam ke 60dapat

dilihat pada gambar 4.59

Gambar 4.59 Perubahan Sample 2TO.AL

h)

Pada gambar 4.60, perubahan benda uji interval 6 jam tepatnya

di jam ke 72 dengan sample 3TO.AT

(70)

i)

Perubahan benda uji interval 6 jam tepatnya di jam ke 90,

seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.61 Perubahan Sample 5TO.AL

j)

Perubahan benda uji ditunjukkan pada gambar 4.62 dengan

sample 4O.AL interval 6 jam tepatnya di jam ke 114

Gambar 4.62 Perubahan Sample 4O.AL

k)

Perubahan benda uji interval 3 jam tepatnya di jam ke 27

terjadi pada sample 3O.AT seperti pada gambar 4.63

(71)

l)

Perubahan benda uji interval 3 jam tepatnya di jam ke 30

ditunjukkan pada gambar 4.64 dengan sample 5O.AT

Gambar 4.64 Perubahan Sample 5O.AT

m)

Pada gambar 4.65, perubahan benda uji interval 3 jam tepatnya

di jam ke 36 digambarkan oleh gambar dibawah ini

Gambar 4.65 Perubahan Sample 2O.AT

n)

Perubahan benda uji interval 4 jam tepatnya di jam ke 40

dengan sample 3O.AL dapat dilihat pada gambar 4.66

(72)

o)

Gambar 4.67 menujukkan perubahan benda uji interval 4 jam

tepatnya di jam ke 44 dengan sample 4O.AL

Gambar 4.67 Perubahan Sample 4O.AL

p)

Perubahan benda uji interval 4 jam tepatnya di jam ke 48 dapat

dilihat pada gambar 4.68 dengan sample 4O.AT

Gambar 4.68 Perubahan Sample 4O.AT

q)

Perubahan benda uji interval 6 jam tepatnya di jam ke 60

dengan sample 5O.AL dapat dilihat pada gambar dibawah ini

(73)

r)

Pada gambar dibawah ini, terjadi perubahan benda uji

interval 6 jam tepatnya di jam ke 72 pada sample 1O.AT

Gambar 4.70 Perubahan Sample 1O.AT

s)

Perubahan benda uji interval 6 jam tepatnya di jam ke 90 dapat

dilihat pada gambar 4.71 di bawah ini

Gambar 4.71 Perubahan Sample 1O.AL

t)

Pada gambar 4.72 terjadi perubahan benda uji interval 6 jam

tepatnya di jam ke 96 dengan sample 2O.AL

(74)

Gambar

Tabel 4.9 Berat dan Susut Interval 3 jam Sample 5 Air Tawar yang
Tabel 4.11 Berat dan Susut Interval 6 jam Sample 5 Air Tawar
Tabel 4.12 Berat dan Susut Interval 1 jam Sample 4 Air Laut
Tabel 4.21 Berat dan Susut Interval 6 jam Sample 4 Air Laut yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan dan sikap manula tentang penyakit rematik di Kemukiman Lamlhom,

Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi terus berupaya mengevaluasi dan merumuskan strategi dan kebijakan dalam meningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia

Dari pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen- elemen yang saling berinteraksi dan saling berkaitan satu dengan lainnya

Kedua, Ecotech Farm merupakan teknologi berbasis lingkungan pendegradasi grey water sehingga air hasil olahan limbah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk

Penelitian ini menggunakan metode survey untuk pengkoleksian sampel dari lapangan dan tahapan analisis DNA dilakukan dengan menggunakan teknik

Aku akan membuat tuan muda Russel Matthew yang terhormat tidak tertarik dengan rumah ini." Brenda mengedipkan sebelah matanya pada

untuk uk mem membu buat at set setia iap p me meja ja. {en {endek dekata atan n pen pengan gangg ggara aran n kai kaizen zen aka akan n mem memasu asukka kkan n

Suatu orbital atom dengan elektron tunggal hanyalah berupa fungsi matematika tiga dimensi, yang dapat digunakan untuk menghitung energi atau sifat-sifat lain sistem elektron