BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis data primer.Data primer ini merupakan data pokok dalam penelitian ini yang
dikumpulkan oleh penelitian dengan menggunakan metode survei melalui
penyebaran kuesioner kepada responden. Penyebaran kuisioner digunakan untuk
mengetahui data diri responden dan penilaian gaya kepemimpinan, tingkat
pendidikan, pengalaman kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV
(PERSERO) UNIT KEBUN SOSA. Waktu penelitian dilakukan selama 1 (satu)
bulan sejak penyebaran kuisioner sampai pengumpulan kembali kuisioner terkait.
3.3 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT.PERKEBUNAN NUSANTARA
3.4 Sampel Penelitian dan Metode Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam
penelitian ini sampel diambil dengan simple random sampling. Responden merupakan seluruh karyawan yang bekerja di PT.PERKEBUNAN NUSANTARA
IV (PERSERO) UNIT KEBUN SOSA. Untuk mengambil jumlah sampel penulis
menggunakan rumus Slovin, yaitu:
n =
N (α)² + 1
N _
Keterangan :
n : Jumlah Sampel Minimal
N : Jumlah Populasi
α : Nilai Kritis (batasan ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena pengambilan sampel populasi) dalam penelitian ini
nilai α adalah sebesar 0,1 atau 10%.Dengan mengunakan tingkat kesalahan
sebesar 10%, maka ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut:
n =
N (α)² + 1
N _
n =
1041 (10%)² + 1 1041 _
n =
1041 (0,01) + 1 1041 _
3.5 Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan ke dalam 2
(dua) klasifikasi variabel, yaitu variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X).
Operasionalisasi dan pengukuran masing - masing variabel diuraikan sebagai
berikut :
a. Variabel Terikat (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
karyawan. Kinerja karyawan (prestasi kerja)adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawabyang di berikan
kepadanya.
b. Variabel Bebas (X)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang tidak
dipengaruhi atau tidak tergantung oleh variabel lain dengan kata lain
variabel mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan
budaya organisasi. Operasional masing - masing komponen diuraikan
sebagai berikut :
1) Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan (X1) yang menempatkan manusia sebagai faktor
berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan
anggota organisasi.
2) Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan(X2) adalah jenjang yang dimiliki pegawai setelah
menempuh pendidikan baik melalui pendidikan formal, informal, dan
nonformal dengan kemampuan dan keterampilan yang dapat
diterapkan dalam perusahaan secara profesional sehingga dapat
memberikan kinerja yang optimal.
3) Pengalaman Kerja
Pengalaman memunculkan potensi seseorang. Potensi penuh akan
muncul bertahap seiring berjalannya waktu sebagai tanggapan terhadap
bermacam-macam pengalaman.Indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel pengalaman kerja adalah lama waktu/lama kerja,
tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan penguasaan
terhadap pekerjaan dan peralatan.
4) Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah cara pandang dan nilai-nilai luhur yang
diyakini oleh seluruh anggota pada suatu organisasi yang berperan
sebagai pedoman dalam berperilaku, serta menjadikan organisasi yang
Tabel 3.7 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Indikator
Skala Ukur
Kinerja Karyawan (Y)
Hasil kerja secara kualitas dan
3. Pengambilan keputusan 4. Inisiatif 5. Kehadiran 6. Menerima kritik 7. Kualitas kerja
2. Melaksanakan tugas dengan baik. 3. Efisiensi tugas. 4. Hubungan dengan
orang lain. 5. Pemberian tugas.
Hubungan baik
4. Belajar sebelum adanya ujian 5. Pelayanan yang
baik dalam pekerjaan 6. Pekerjaan sesuai
pengetahuan yang dimiliki
7. Memiliki keahlian 8. Beban kerja
sesuain keahlian
9. Pemahaman tentang pekerjaan
Pengalaman Kerja (X3)
Potensi penuh akan muncul bertahap
3. Sikap profesional 4. Kemahiran dalam
pekerjaan 5. Sesuai prosedur
pekerjaan
6. Dapat mengurangi kesalahan dalam
Cara pandang dan nilai-nilai luhur yang diyakini oleh seluruh anggota pada suatu organisasi.
1. Menghasilkan yang dibutuhkan masyarakat 2. Jujur dan
bertanggung jawab
3. Mengandalkan team work
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang
kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek (responden) penelitian untuk
memperoleh data yang diperlukan (Indriantoro dan Supomo, 1999: 154).
Penyebaran kuesioner disebarkan dengan survei langsung yaitu
mendatangi satu per satu calon responden, melihat apakah calon memenuhi
persyaratan sebagai calon responden, lalu menanyakan kesediaan untuk mengisi
kuesioner dan menunggu responden untuk mengisi kuesioner. Prosedur ini
penting dilaksanakan karena peneliti ingin menjaga agar kuesioner hanya diisi
oleh responden yang memenuhi syarat dan bersedia mengisi dengan kesungguhan.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah cara- cara mengolah data yang telah terkumpul untuk
kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan
untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Penelitian ini
menggunakan uji reliabilitas, uji validitas, uji asumsi klasik, analisis data, uji F,
uji koefisien determinasi, uji t untuk mengukur pengaruh gaya kepemimpinan,
tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan dengan menggunakan software pengolahan data SPSS.
3.7.1 Uji Reliabilitas
Ghozali (2005: 41), Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
konsistensi internal yaitu tekhnik Cronbach Alpha (α). Apabila hasil pengujian Cronbach Alpha > 0.60 maka dapat dikatakan bahwa konstruk atau variabel ini adalah reliabel (Ghozali 2005:42).
3.7.2 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah
disusun memiliki validitas atau tidak. Dan hasilnya ditunjukkan oleh suatu indeks
yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang
perlu diukur (Indriantoro dan Supomo, 2009: 181). Jika peneliti menggunakan
kuesioner dalam pengumpulan data, maka kuesioner tersebut harus mengukur apa
yang ingin diukurnya.
Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu data
adalah r hitung (koefisien korelasi) lebih besar dari rtabel (nilai kritis) pada taraf
signifikansi 5% atau 0,05. Bila koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis maka
alat ukur tersebut valid menurut Ghozali(2006:46).
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi
klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan
bermanfaat. Uji klasik dalam penelitian hanya meliputi uji normalitas, uji
1) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas itu sendiri menurut Ghozali (2005:110)
adalah "ingin mengetahui apakah model regresi variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal". Jika nilai residual tidak mengikuti
distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di
sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Selain itu, dapat
digunakan uji statistik Kolmogrov-Sminorv (K-S), yang dijelaskan oleh
Ghozali (2005:119). Bila nilai probabilitas atau sig < 0.05 berarti variabel
bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya bila
nilai probabilitas atau sig < 0.05 berarti variabel bebas tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dalam penelitian
ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan
Pada Grafik plot jika ada pola tertetu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas dan
jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik meyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,
2005:105).
3) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
didalam model regresi yaitu dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Faktor (VIF) Multikolinearitas menunjukkan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel dinyatakan
sebagai kombinasi linier dari variabel independen lainnya. Untuk
mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat besaran
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Semakin tinggi nilai VIF, maka semakin besar peluang terjadinya multikolinearitas antar variabel,
dengan ketentuan (Ghozali, 2005:95):
1. Jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10, maka ada kasus multikolinearitas.
3.7.4 Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda,
hal ini menunjukkan hubungan (korelasi) antara kejadian yang satu dengan
kejadian lainnya. Karena terdapat lebih dari dua variabel, maka hubungan linier
dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linier berganda. Regresi berganda
dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan dari suatu variabel
independen terhadap variabel dependen (Santosa dan Ashari, 2005).
Dalam pengolahan data, proses perhitungan regresi menggunakan bantuan
program SPSS. Persamaan yang diperoleh dalam analisis data tersebut adalah
sebagai berikut;
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y : Kinerja Karyawan
a : Konstanta
b1 : Koefisiensi regresi
X1 : Gaya Kepemimpinan
X2 : Tingkat Pendidikan
X3 : Pengalaman Kerja
X4 : Budaya Organisasi
e : Standar eror (faktor pengganggu di luar model)
Adapun kesatuan penerimaan dan penolakan hipotesis dengan kesatuan
Sebaliknya, apabila angka signifikan di atas 0,05 maka hipotesis nol (Ho) di
terima.
3.7.5 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang
mengukur seberapa besar kemampuan variabel - variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas
(Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212). Nilai koefisien determinasi berkisar
antara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi (R²) yang kecil (mendekati nol) berarti
kemampuan variabel - variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien
determinasi (R²) yang mendekati satu berarti variabel - variabel bebas
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel bebas.
3.7.6 Uji F
Menurut (Ghozali 2005:84) uji F dalam penelitian ini digunakan untuk
melihat goodness of fit, yakni menguji apakah data layak untuk diuji atau tidak. Data dianggap layak untuk diuji jika nilai F lebih dari 4 (nilai signifikan < 0,05).
Data tidak layak untuk diuji jika nilai F lebih kecil dari 4 (nilai signifikan > 0,05).
3.7.7 Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
ketentuan penerimaan atau penolakan pengujian ini yaitu apabila angka signifikan
kurang dari 0,05 maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak
(Ghozali, 2005:85).
Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara t hitung dengan t tabel dengan ketentuan :
1. - jika T hitung > T tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh yang signifikan).
- jika T hitung < T tabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh yang
signifikan).
2. Berdasarkan dasar signifikansi, kriterianya adalah :
- jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat PTPN IV Unit Kebun Sosa
PTP. Nusantara IV (Persero) sebagai salah satu BUMN yang bergerak
dibidang Agrobisnis, mengemban tugas Tri Dharma Perkebunan dengan Visi
membangun PTPN-IV (Persero) menjadi Agribisnis Perkebunan yang tangguh
dan Misi menjalankan usaha agar bisnis Perkebunan guna meningkatkan daya
saing produk secara terus menerus menghasilkan laba berkesinambungan dengan
mengelola usaha secara profesional serta memberikan perhatian dan peran kepada
masyarakat lingkungan. PTPN-IV (Persero) Medan sebagai pelopor utama
pembukaan areal kelapa sawit di Kecamatan Sosa yang tadinya merupakan
padang ilalang dan hutan yang tidak produktif dengan keberadaan PTPN-IV di
Kecamatan Sosa areal berubah menjadi tanaman kelapa sawit yang terdiri dari
tanaman kebun inti dan plasma. Sasaran utama adalah untuk meningkatkan taraf
hidup para petani tradisional melalui Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat) yang
berkaitan dengan program pemerintah melalui departemen transmigrasi.
Dengan keberadaan PTP. Nusantara-IV di Kecamatan Hutaraja Tinggi
secara tidak langsung masyarakat Sosa yang tadinya belum mengetahui tata cara
bercocok tanam dan kegunaan kelapa sawit, saat ini masyarakat Sosa yang bukan
petani PIR Trans sudah menanam lahannya dengan tanaman kelapa sawit, bahkan
dibukanya proyek ini membuat pihak perusahaan swasta besar maupun
perorangan berlomba membuka areal tanaman kelapa sawit di Kecamatan
Hutaraja Tinggi dan Kecamatan Sosa.
Kebun Sosa kondisinya sangatlah kondusif walaupun harus ada
pengawalan Brimob khususnya untuk Afdeling I, II dan III, karena diklaim oleh
masyarakat 17 Desa. Aktifitas kerja Karyawan baik panen maupun pemeliharaan
khususnya di Afdeling I, II dan III tidak berjalan (Standpass) akibat tuntutan
pembangunan plasma 2 dari masyarakat 17 Desa tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kebun sosa mencoba mencari solusi dengan
mengadakan pendekatan - pendekatan terhadap beberapa tokoh-tokoh masyarakat,
Alhamdulillah tanggal 17 Oktober 2011 di afdeling III telah dapat dilaksanakan
kegiatan kerja seperti biasa.
Untuk afdeling I dan II kebun sosa masih terus berusaha dengan mencari
solusi-solusi, agar kegiatan kerja dapat dilaksanakan seperti yang telah berjalan di
afdeling III.
Untuk masalah mondang plus tuntutan pembangunan plasma oleh masyarakat
hutaraja lamo sebanyak 500 KK (1.000 Ha) 500 Ha untuk Hutaraja Lamo dan 500
Ha untuk Mondang yang mana telah terjadi kekurangan lahan sebanyak 350 Ha,
yang seharusnya ± 1000 Ha.
Masyarakat Hutaraja Lamo menuntut agar lahan yang telah dibangun sebanyak
penyedia lahan desa Mondang keberatan dan tidak mau menerima usul/tuntutan
dari masyarakat Hutaraja Lamo tersebut.
Pihak perusahaan khususnya Kebun Sosa telah berusaha mencari solusi-solusi
agar dapat menyelesaikan masalah Mondang Plus tersebut dengan mengadakan
pendekatan-pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat dari desa Hutaraja Lamo
maupun Desa Mondang.
Wilayah Padang Bolak/Padang Lawas yang didalamnya termasuk
Barumun Sosa mempunyai iklim kering, selama ratusan tahun digarap oleh
penduduk dengan sistem ladang berpindah, disamping itu merupakan
penggembalaan ternak secara tradisional, hal tersebut menyebabkan ekosistem
tidak dapat dipertahankan mengakibatkan kelestarian sumber daya alam semakin
merosot sehingga wilayah Padang Bolak/ Padang Lawas berubah menjadi Savana.
Keadaan tersebut membuat lokasi Padang Bolak terpilih sebagai objek
Pembangunan Kebun Inti dan Plasma.
PIR Trans Sosa berlokasi di Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang
Lawas, Propinsi Sumatera Utara. Jarak dari Kantor Direksi Medan ± 625 KM, dari
Kota Kabupaten Sibuhuan ± 35 Km dan dari kota Kecamatan Panyabungan ± 15
Km.
Adapun dasar pembangunan Kebun Inti dan Plasma :
1. Surat PNP VII (saat ini PTPN-IV) kepada Gubernur KDH Tingkat I
2. Surat Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Tanaman Keras No.
44/Menmud/UPPTK/V/1983, tanggal 21 Mei 1983
1. Tindak lanjut dari Surat Menteri Muda Urusan peningkatan Produksi
tanaman keras tersebut, PNP VII (saat ini PTPN-IV) melalui surat-surat
No.07.07/X/280/1983 tanggal 29 Agustus 1983 dengan perincian sebagai
berikut :
2. Untuk Kebun Inti seluas 24.000 Ha
3. Untuk Kebun Plasma seluas 24.000 Ha
Karyawan Pimpinan Unit Kebun Sosa terdiri dari :
• Manajer Unit
• Kadistan Ry A
• Kadistan Ry B
• Kadis Tata Usaha
• Asisten SDM & Umum
• Asisten Tehnik Umum
• Asisten Afdeling I
• Asisten Afdeling II
• Asisten Afdeling III
• Asisten Afdeling IV
• Asisten Afdeling V
• Asisten Afdeling VI
• Asisten Afdeling VII
• Asisten Afdeling VIII
• Asisten Afdeling IX
• Asisten Hama Penyakit
• PAPAM
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian
Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan
menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi
jawaban terhadap masing-masing variabel.
4.2.1.1 Karakteristik Respondens Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Berdasarkan Tabel 4.2menunjukkan bahwa jumlah responden dengan jenis
kelamin laki-laki adalah 87 responden dengan presentase sebesar 94,56% dan
perempuan 5 responden dengan presentase 5,44%. Pada penelitian ini mayoritas
responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 87 orang.
4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah). Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 87 94,56%
Perempuan 5 5,44%
Total 92 100%
Usia Frekuensi Persentase
20 - 30 2 2,17%
31 - 40 13 14,13%
41 – 50 45 48,92%
51 - 60 32 34,78%
Berdasarkan Tabel 4.3 usia mayoritas responden yaitu pada usia 20 - 21
tahun dengan persentase sebesar 2,17%, pada usia 31 - 40 tahun sebesar 14,13%,
dan pada usia 51 - 60 tahun sebesar 34,78%. Pada penelitian ini responden
berumur 41 - 50 tahun sebanyak 45 orang adalah responden terbesar dengan
persentase sebesar 72,3% dari total responden berdasarkan umur.
4.2.1.3 Karakteristik Respondens Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Presentase
SMP 11 11,95%
SMA/SMK/STM 73 79,35%
S1 8 8,7%
Total 92 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Pada Tabel 4.4 menunjukkan latar belakang keluarga responden adalah
non wirausahawan dengan presentase sebesar 66,7%, dan wirausahawan sebesar
33,3% seperti wirausaha dibidang kuliner, jasa, jual beli dan agrobisnis. Hal ini
berarti bahwa mayoritas reponden berasal dari keluarga non wirausaha.
4.2.1.4 Karakteristik Respondens Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Frekuensi Presentase
1-10 24 33,3%
11-20 48 66,7%
21-30 72 100%
31-40 48 66,7%
Total 93 100%
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan (X1) Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
1.Pada pernyataan pertama,sebanyak 2,2% responden menyatakan sangat setuju,
23,9% menyatakan setuju, 22,8% menyatakan ragu-ragu, 25% menyatakan
tidak setuju dan 26,1% menyatakan sangat tidak setuju.
2.Pada pernyataan kedua,sebanyak 32,6% responden menyatakan sangat setuju,
58,7% menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju
3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak 39,1% responden menyatakan sangat setuju,
46,7% menyatakan setuju, 10,9%menyatakan ragu-ragu, 3,3% menyatakan
tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju.
4.Pada pernyataan keempat, sebanyak 3,3% responden menyatakan sangat setuju,
28,3% menyatakan setuju, 26,1% menyatakan ragu-ragu, 10,9% menyatakan
5.Pada pernyataan kelima, sebanyak 33,7% menyatakan sangat setuju, 39,1%
menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu, 17,4% menyatakan tidak
setuju dan 1,1% sangat tidak setuju.
6.Pada penyataan keenam, sebanyak 37% menyatakan sangat setuju, 43,5% menyatakan setuju, 19,6% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju.
4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Tingkat Pendidikan (X2) Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Tingkat Pendidikan (X2)
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
1.Pada pernyataan pertama, sebanyak 45,7% responden menyatakan sangat setuju,
52,2% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2.Pada pernyataan kedua, sebanyak 54,3% responden menyatakan sangat setuju,
44,6% menyatakan setuju, 1,1% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan
3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak37% responden menyatakan sangat setuju,
56,5% menyatakan setuju, 6,5%menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
4.Pada pernyataan keempat,sebanyak 27,2% responden menyatakan sangat setuju,
71,7% menyatakan setuju, 1,1% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
5.Pada pernyataan kelima, sebanyak 34,8% responden menyatakan sangat setuju,
53,3% menyatakan setuju, 12% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
6.Pada pernyataan keenam, sebanyak31,5% responden menyatakan sangat setuju,
60,9% menyatakan setuju, 7,6%menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
7.Pada pernyataan ketujuh,sebanyak 27,2% responden menyatakan sangat setuju,
64,1% menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
8.Pada pernyataan kedelapan, sebanyak 26,1% responden menyatakan sangat
setuju, 65,2% menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu, dan 0%
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
9.Pada pernyataan kesembilan, sebanyak31,5% responden menyatakan sangat
setuju, 54,3% menyatakan setuju, 14,1%menyatakan ragu-ragu dan 0%
4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pengalaman Kerja (X3) Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Pengalaman Kerja (X3)
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, sebanyak 38% responden menyatakan sangat setuju,
62% menyatakan setuju, 0% menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
2.Pada pernyataan kedua, sebanyak 35,9% responden menyatakan sangat setuju,
38% menyatakan setuju, 26,1% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak32,6% responden menyatakan sangat setuju,
41,3% menyatakan setuju, 26,1%menyatakan ragu-ragudan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
4.Pada pernyataan keempat, sebanyak 7,6% responden menyatakan sangat setuju,
90,2% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
5.Pada pernyataan kelima,sebanyak 20,7% menyatakan sangat setuju, 70,7%
menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan tidak
6.Pada penyataan keenam, sebanyak 25% menyatakan sangat setuju, 62%
menyatakan setuju, 13% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju.
4.2.2.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Budaya Organisasi (X4) Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Budaya Organisasi (X4)
No. Item
SS S RR TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
1 37 40,2 50 54,3 5 5,4 0 0 0 0 92 100
2 26 28,3 47 51,1 19 20,7 0 0 0 0 92 100
3 27 29,3 53 57,6 12 13 0 0 0 0 92 100
4 7 7,6 69 75 15 16,3 1 1,1 0 0 92 100
5 31 33,7 52 56,5 9 9,8 0 0 0 0 92 100
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, saya sebanyak 40,2% responden menyatakan sangat
setuju, 54,3% menyatakan setuju, 5,4% menyatakan ragu-ragu, 0%
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2.Pada pernyataan kedua, Saya sebanyak 28,3% responden menyatakan sangat
setuju, 51,1% menyatakan setuju, 20,7% menyatakan ragu-ragu, dan 0%
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak29,3% responden menyatakan sangat setuju,
57,6% menyatakan setuju, 13%menyatakan ragu-ragudan 0% menyatakan
4.Pada pernyataan keempat, sebanyak 7,6% responden menyatakan sangat setuju,
75% menyatakan setuju, 16,3% menyatakan ragu-ragu, dan 1,1% menyatakan
tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju.
5.Pada pernyataan kelima,sebanyak 33,7% menyatakan sangat setuju, 56,5%
menyatakan setuju, 9,8% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju.
4.2.2.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Karyawan (Y) Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Kinerja Karyawan (Y) No.
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa:
1.Pada pernyataan pertama,sebanyak 42,4% responden menyatakan sangat
setuju, 56,5% menyatakan setuju, 1,1% menyatakan ragu-ragu dan 0%
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2.Pada pernyataan kedua, sebanyak 37% responden menyatakan sangat setuju,
60,9% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan
3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak4,3% responden menyatakan sangat setuju,
68,5% menyatakan setuju, 19,6%menyatakan ragu-ragu, 7,6% menyatakan
tidak setuju dan0%sangat tidak setuju.
4.Pada pernyataan keempat,sebanyak 5,4% responden menyatakan sangat setuju,
73,9% menyatakan setuju, 17,4% menyatakan ragu-ragu, 3,3% menyatakan
tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju.
5.Pada pernyataan kelima, sebanyak 39,1% responden menyatakan sangat setuju,
35,9% menyatakan setuju, 25% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
6.Pada pernyataan keenam, sebanyak1,1% responden menyatakan sangat setuju,
10,9% menyatakan setuju, 0%menyatakan ragu-ragu, 38% menyatakan tidak
setuju dan0% sangat tidak setuju.
7.Pada pernyataan ketujuh,sebanyak 34,8% responden menyatakan sangat setuju,
38% menyatakan setuju, 27,2% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
4.1.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Noor (2011:130) menyarankan sebaiknya jumlah responden untuk uji
coba kuesioner paling sedikit 30 orang.Dalam penelitian ini, uji coba
kuesioner melibatkan 30 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap
butir-butir pertanyaan dari variabel gaya kepemimpinan(X1), tingkat
pendidikan(X2), pengalaman kerja(X3), budaya organisasi(X4)dan kinerja
Tabel 4.10 Tabel Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
P29 133.0000 166.966 .583 .966
P30 133.0333 165.895 .526 .966
P31 133.1333 164.602 .826 .965
P32 133.0667 164.547 .537 .965
P33 133.1333 161.499 .3780 .965
Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (r hitung) pada
taraf signifikansi 0,05. Bila koefisien korelasi (r hitung) > nilai kritis (r tabel)
maka alat ukur tersebut valid. Nilai kritis (r tabel) pada penelitian ini adalah
0,361. Berdasarkan hasil uji validitas pada table diatas, seluruh pertanyaan
memiliki r hitung > r tabel yang berarti bahwa seluruh pernyataan tersebut valid.
“Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah
memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas
maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas” (Noor, 2011:130).Berikut hasil
dari uji reliabilitas:
Tabel 4.11 Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.964 33
Jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7, maka kuesioner penelitian bersifat reliable.Berdasarkan tabel diatas karena seluruh variabel
4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi berdistribusi
normal atau tidak, Uji normalitas dapat dilakukandengan analisis grafik yaitu pada
Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Berikut ini grafik pada uji normalitas adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Uji Normalitas
DariGambar 4.1dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data
disepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Dan
padaGambar 4.2Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi
normal,hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri
ataumelenceng ke kanan.
Selain itu, uji normalitas pada penelitian inimenggunakanuji Kolmogorov-smirnovpada tingkat signifikan5% yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.
Tabel 4.12
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 92
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.34950324
Most Extreme Differences Absolute .088
Positive .088
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .845
Asymp. Sig. (2-tailed) .473
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah)
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang
baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi (Situmorang,
2010:129).
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari
besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai VIF yang semakin besar menunjukkan
masalah multikolinier yang semakin serius.
1. Jika nilai Tolerance< 0,1 atau nilai VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas. 2. Jika nilai Tolerance> 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi
Pengalaman Kerja .465 .105 .379 4.414 .000 .317 3.151
Budaya
Organisasi
.304 .105 .206 2.892 .005 .461 2.171
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber Hasil Pengohan Kuesioner 2017 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa tidak terdapat multikolinieritas
pada data (variabel) karena nilai toleransi (Tolerance Value)> 0,1 dan VIF < 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah
multikoliearitas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama
maka dikatakan homoskedastisitas, jika tidak sama maka dikatakan
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas . Alat untuk menguji heteroskedastisitas terbagi dua, yaitu
analisis grafik dan analisis statistik.
a.Analisis Grafik
Data grafik ditunjukkan oleh titik-titik yang menyebar di atas dan di
bawah angka 0 sumbu Y. Jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada
modelregresi. Sedangkan jika titik-titik menyebar membentuk suatu pola tertentu,
Sumber Hasil Pengohan Kuesioner 2017 (data diolah)
Gambar 4.3
Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot
Berdasarkan pada Gambar 4.3, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi minat
berwirausaha berasarkan masukan variabel independen efikasi diri dan lingkungan
keluarga.
b. Analisis Statistik Glesjer
Analisis Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residualterhadap variable independen. Jika variable independen signifikan secara statistic mempengaruhi variable dependen maka ada indikasi terjadi
Tabel 4.14
a. Dependent Variable: RES_2
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Berdasarkan Tabel 4.11, terlihat bahwa tidak satupun variabel independen
(gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan budaya
organisasi) yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen
absolut Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas gaya kepemimpinan (0,204), tingkat pendidikan (0,074), pengalaman kerja (0,518) dan budaya organisasi
(0,504) signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05). Dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
minimal dua. Penggunaan analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk
menentukan linear antara variabel bebas yang biasa disebut X dengan variabel
terikat yang biasa disebut Y (Situmorang, 2010:141). Adapun model persamaan
regresi linear pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
Y = Kinerja karyawana
a = Konstanta
X1 = gaya kepemimpinana
X2 = tingkat pendidikan
X3 = pengalaman kerja
X4 = budaya organisasi
b1 = koefisien gaya kepemimpinan
b2 = koefisien tingkat pendidikan
b3 = koefisien pengalaman kerja
b4 = koefisien budaya organisasi
e = Standard error
Tabel 4.15
Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
Gaya
Kepemimpinan
.379 .069 .319 5.461 .000
Tingkat Pendidikan .250 .077 .225 3.236 .002
Pengalaman Kerja .465 .105 .379 4.414 .000
Budaya Organisasi .304 .105 .206 2.892 .005
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Berdasarkan Tabel 4.13 maka persamaan analisis regresi linier berganda
dalam penelitian ini adalah:
Y = -9.428 + 0,379X1+ 0,250X2 + 0,465X3 + 0,304X4 + e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Konstanta (a) = -9.428. Hasil dari nilai konstanta pada regresi diatas
adalah -9.428. Hal ini menunjukkan bahwa jika nilai variabel independen
bernilai 0, maka nilai variabel dependen (Y) adalah -9.428.
b.Koefisien X1(b1) = 0,379 menunjukkan jika efikasi diri (X1) ditingkatkan
sebesar satu satuan, maka minat berwirausaha akan meningkat sebesar
0,379 satuan.
c.Koefisien X2(b2) = 0,250. menunjukkan jika lingkungan keluarga (X2)
ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat berwirausaha akan
meningkat sebesar 0,250 satuan.
d.Koefisien X3(b3) = 0,465. menunjukkan jika lingkungan keluarga (X3)
ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat berwirausaha akan
e. Koefisien X4(b4) = 0,304. menunjukkan jika lingkungan keluarga (X4)
ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat berwirausaha akan
meningkat sebesar 0,304 satuan.
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (Situmorang,
2010:147). Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (Pembilang) = k –1
df (Penyebut) = n –k
Keterangan :
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 92 dan
jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 5, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 5 – 1 = 4
2. df (penyebut) = 92 – 4 = 88
Nilai F-hitungakan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS,
Tabel 4.16
Hasil Uji SignifikanSimultan(Uji-F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 647.014 4 161.753 84.915 .000a
Residual 165.725 87 1.905
Total 812.739 91
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Budaya
Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).
Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa hasil perolehan F-hitungpada kolom F
yakni sebesar 84.915 dengan tingkat signifikansi = 0,000, lebih besar dari nilai
F-tabelyakni 2,32, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain F-hitung
> F-tabel(84.915 > 2,32).
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika F-hitung > F-tabeldan tingkat
signifikansinya (0,000 < 0.05), menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu gaya
kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan budaya organisasi,
secara serempak berpengaruh positif dansignifikan terhadap variabel terikat
kinerja karyawan.
4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (Situmorang,
Kriteria pengujiannya adalah:
- Jika Thitung< T tabel, maka Hoditerima dan Haditolak.
- Jika Thitung> T tabel, maka Hoditolak dan Haditerima.
- Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka Hoditolak dan
Haditerima.
Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k)
-n = jumlah sampel, n = 92
-k = jumlah variabel yang digunakan, k = 5
- Derajat kebebasan/ degree of freedom(df) = (n-k) = 92–5 = 87 Maka t table yang digunakan adalah t0,05 (87) = 1,66256
Tabel 4.17
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa:
1. Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Nilai t-hitungvariabel gaya kepemimpinan adalah 5.461dan nilai t-tabel
adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (5.461> 1,66724) dengan tingkat
signifikansi (0,002< 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap
kinerja karyawan.
2. Variabel Tingkat Pendidikan (X2)
Nilai t-hitung variabel tingkat pendidikan adalah 3.236dan nilai t-tabel
adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (3.236> 1,66724) dengan tingkat
signifikansi (0,009< 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel
tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap kinerja karyawan.
3. Variabel Pengalaman Kerja (X3)
Nilai t-hitungvariabel pengalaman kerja adalah 4.414dan nilai t-tabel
adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (4.414> 1,66724) dengan tingkat
signifikansi (0,00 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel
pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap kinerja karyawan.
4. Variabel Budaya Organisasi (X4)
Nilai t-hitung variabel budaya organisasi adalah 2.892dan nilai t-tabel
adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (2.892> 1,66724) dengan tingkat
budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap kinerja karyawan.
4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi (��)
Koefisien Determinasi (�2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi
(�2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X
menerangkan Y dimana 0 <�2< 1. Sebaliknya, jika �2semakin kecil (mendekati
nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil
terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat.
Tabel 4.18
Hasil UjiKoefesien Determinasi (��)
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Tingkat Pendidikan,
Pengalaman Kerja, Budaya Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2016 (data diolah).
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa :
1.Nilai R Squaresebesar 0,796 berarti 79,6% variabel Kinerja Perusahaan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Tingkat
Pendidikan (X2), Pengalaman Kerja (X43) danBudaya Organisasi (X4).
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Seperti faktor pendidikan, sosial
budaya, kecerdasan emosional,lingkungan internal dan sebagainya. 2. Standard Error of Estimated(Standar Deviasi) artinya mengukur variasi
dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya
sebesar 1.38018. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin
baik.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel gaya kepemimpinan
pada penelitian ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Hasil uji yang dilakukan
menunjukkan nilai hitungvariabel gaya kepemimpinan adalah 5.461dan nilai
t-tabel adalah 1,66724 maka t-hitung > t-t-tabel (5.461> 1,66724) dengan tingkat
signifikansi (0,002< 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadapkinerja
karyawan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hendriawan,
2008) di PT. Dwimitra Multiguna Sulawesi Utara, (Suharyanto, 2011) di
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Maulvinizar (2011) pada PT. Pos
Indonesia (persero) cabang Kudus dan Rusdan Arif (2010) pada PT. Bank mega
cabang Semarang, dimana kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
Menurut Wijaya Supardo (2006:4), mengungkapkan bahwa“Gaya kepemimpinan adalah suatu cara dan porses kompleks dimana seseorang
mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas atau suatu
sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara yang lebih masuk akal”. Dapat
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah kemampuan seseorang pemimpin
dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang
bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela
dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Kepemimpinan berarti kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan,
dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang
untuk tujuan tertentu. Dalam upaya mempengaruhi tersebutseorang pemimpin
menerapkan gaya yang berbeda-beda dalam setiap situasi. Kepemimpinan yang
diperankan dengan baik oleh seorang pemimpin mampu memotivasi karyawan
untuk bekerja lebih baik, hal ini akan membuat karyawanlebih hati-hati dalam
berusaha mencapai target yang diharapkan perusahaan, hal tersebut berdampak
pada kinerjanya.
4.6.2 Pengaruh Variabel Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel gaya kepemimpinan
pada penelitian ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Hasil uji yang dilakukan
menunjukkan nilai hitung variabel tingkat pendidikan adalah 3.236dan nilai
t-tabel adalah 1,66724 maka t-hitung > t-t-tabel (3.236> 1,66724) dengan tingkat
pendidikan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja
karyawan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(Bonifasius, 2015) dan juga (Maria Asti, 2005) dimana tingkat pendidikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan kinerja karyawan di suatu perusahaan, jadi apabila perusahaan
ingin meningkatkan kinerja karyawannya perusahaan harus lebih memperhatikan
tingkat pendidikan masing masing karyawan. Pada akhirnya secara perlahan pasti
akan berdampak kepada kinerja karyawan
4.6.3 Pengaruh Variabel Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel gaya kepemimpinan
pada penelitian ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Hasil uji yang dilakukan
menunjukkan nilai t-hitungvariabel pengalaman kerja adalah 4.414dan nilai t-tabel
adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (4.414> 1,66724) dengan tingkat
signifikansi (0,00 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel pengalaman
kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Ketut
Edy Wirawan, I Wayan Bagia,Gede Putu Agus Jana Susila, 2016) dan (Tika
Purwanti , 2012) dimana pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Pengalaman kerja dipandang penting dalam suatu
profesional dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam
organisasi, yang akan memudahkan perusahaan mendapatkan tujuannya. Para
karyawan yang telah memiliki pengalaman yang cukup dapat melakukan
pekerjaannya se-efektif dan se-efisien mungkin. Semakin lama seseorang berada
dalam pekerjaan, semakin kecil kemungkinan ia akan mengundurkan diri dalam
perusahaan karena dengan makin tuanya karyawan makin sedikit peluang
pekerjaan alternatif bagi mereka. Di samping itu pekerja yang lebih tua
kemungkinan kecil untuk berhenti karena masa kerja mereka yang lebih panjang
cenderung memberikan tingkat upah yang lebih tinggi kepada mereka dan juga
tunjangan pensiun yang lebih baik.
4.6.4 Pengaruh Variabel Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel gaya kepemimpinan
pada penelitian ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Hasil uji yang dilakukan
menunjukkan Nilai hitung variabel budaya organisasi adalah 2.892 dan nilai
t-tabel adalah 1,66724 maka t-hitung > t-t-tabel (2.892 > 1,66724) dengan tingkat
signifikansi (0,005 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel budaya
organisasi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja
karyawan.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Hendriawan,
2014) dan (Rini Rosmiyati, 2013)dimana budaya organisasi berpengaruh positif
Budaya organisasi merupakan nilai keyakinan bersama yang mendasari identitas
perusahaan dan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam organisasi atau
perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk
kepentingan perorangan. Budaya organisasi menjadi pengendali dan arah dalam
membentuk sikap dan perilaku manusia yangmelibatkan diri dalam suatu kegiatan
organisasi. Budaya organisasi mempengaruhi produktivitas, kinerja, komitmen,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa
informasi sebagai berikut :
1. Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap variabel kinerja
karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Diketahui gaya
kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan dengan tingkat
signifikansi 5% terhadap kinerja karyawan.
2. Variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap variabel kinerja
karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Diketahui tingkat
pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan dengan tingkat signifikansi
5% terhadap kinerja karyawan.
3. Variabel pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap variabel kinerja
karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Diketahui pengalaman kerja
berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 5% terhadap kinerja
karyawan.
4. Variabel budaya organisasi berpengaruh positif terhadap variabel kinerja
karyawan diPTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Diketahui budaya organisasi
berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 5% terhadapkinerja
5. Variabel gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan
budaya organisasi secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
variabel kinerja karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA dengan
tingkat signifikansi 5%.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terbatas untuk mencari informasi yang lebih jelas/ konkrit
tentang pengaruh gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan
budaya organisasi.Sehingga hasil penelitian yang dihasilkan belum mampu
menjadi acuan pasti dalam membuat keputusan bagi perusahaan dalam membuat
kebijakan, terlebih masih banyak variabel lain yang juga mungkin mempengaruhi
kinerja karyawan seperti motivasi kerja, komitmen organisasi, kecerdasan
emosional, penghargaan karyawan dan faktor - faktor yang lain.
5.3 Saran
Berdasarkan analisa dari hasil serta pembahasan penelitian ini telah dijelaskan
di bab sebelumnya, maka peneliti memberikan informasi sebagai berikut :
1. Karena semua variabel yang diteliti dalam penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan maka diharapkan bagi pimpinan
perusahaan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA untuk membuat kebijakan
perusahaan yang bisa mempertahankan indikator-indikator dari gaya
kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan budaya
ditingkatkan lagi dalam upaya meningkatkan kinerja karyawannya agar
lebih produktif lagi.
2. Diharapkan bagi peneliti berikutnya agar kiranya menambah variabel
selain gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan
budaya organisasiagar lebih memahami variabel-variabel yang
mempengaruhi kinerja karyawan. Peneliti selanjutnya juga diharapakan
lebih memperhatikam para responden dalam mengisi kuesioner agar data