• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tingkat Pendidikan, Pengan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Studi Empiris Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Sosa Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tingkat Pendidikan, Pengan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Studi Empiris Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Sosa Chapter III V"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan,

dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan

menggunakan metode ilmiah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis data primer.Data primer ini merupakan data pokok dalam penelitian ini yang

dikumpulkan oleh penelitian dengan menggunakan metode survei melalui

penyebaran kuesioner kepada responden. Penyebaran kuisioner digunakan untuk

mengetahui data diri responden dan penilaian gaya kepemimpinan, tingkat

pendidikan, pengalaman kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV

(PERSERO) UNIT KEBUN SOSA. Waktu penelitian dilakukan selama 1 (satu)

bulan sejak penyebaran kuisioner sampai pengumpulan kembali kuisioner terkait.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT.PERKEBUNAN NUSANTARA

(2)

3.4 Sampel Penelitian dan Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

penelitian ini sampel diambil dengan simple random sampling. Responden merupakan seluruh karyawan yang bekerja di PT.PERKEBUNAN NUSANTARA

IV (PERSERO) UNIT KEBUN SOSA. Untuk mengambil jumlah sampel penulis

menggunakan rumus Slovin, yaitu:

n =

N (α)² + 1

N _

Keterangan :

n : Jumlah Sampel Minimal

N : Jumlah Populasi

α : Nilai Kritis (batasan ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran

ketidaktelitian karena pengambilan sampel populasi) dalam penelitian ini

nilai α adalah sebesar 0,1 atau 10%.Dengan mengunakan tingkat kesalahan

sebesar 10%, maka ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut:

n =

N (α)² + 1

N _

n =

1041 (10%)² + 1 1041 _

n =

1041 (0,01) + 1 1041 _

(3)

3.5 Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan ke dalam 2

(dua) klasifikasi variabel, yaitu variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X).

Operasionalisasi dan pengukuran masing - masing variabel diuraikan sebagai

berikut :

a. Variabel Terikat (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja

karyawan. Kinerja karyawan (prestasi kerja)adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawabyang di berikan

kepadanya.

b. Variabel Bebas (X)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang tidak

dipengaruhi atau tidak tergantung oleh variabel lain dengan kata lain

variabel mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan

budaya organisasi. Operasional masing - masing komponen diuraikan

sebagai berikut :

1) Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan (X1) yang menempatkan manusia sebagai faktor

(4)

berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan

anggota organisasi.

2) Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan(X2) adalah jenjang yang dimiliki pegawai setelah

menempuh pendidikan baik melalui pendidikan formal, informal, dan

nonformal dengan kemampuan dan keterampilan yang dapat

diterapkan dalam perusahaan secara profesional sehingga dapat

memberikan kinerja yang optimal.

3) Pengalaman Kerja

Pengalaman memunculkan potensi seseorang. Potensi penuh akan

muncul bertahap seiring berjalannya waktu sebagai tanggapan terhadap

bermacam-macam pengalaman.Indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel pengalaman kerja adalah lama waktu/lama kerja,

tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan penguasaan

terhadap pekerjaan dan peralatan.

4) Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah cara pandang dan nilai-nilai luhur yang

diyakini oleh seluruh anggota pada suatu organisasi yang berperan

sebagai pedoman dalam berperilaku, serta menjadikan organisasi yang

(5)

Tabel 3.7 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Indikator

Skala Ukur

Kinerja Karyawan (Y)

Hasil kerja secara kualitas dan

3. Pengambilan keputusan 4. Inisiatif 5. Kehadiran 6. Menerima kritik 7. Kualitas kerja

2. Melaksanakan tugas dengan baik. 3. Efisiensi tugas. 4. Hubungan dengan

orang lain. 5. Pemberian tugas.

Hubungan baik

4. Belajar sebelum adanya ujian 5. Pelayanan yang

baik dalam pekerjaan 6. Pekerjaan sesuai

pengetahuan yang dimiliki

7. Memiliki keahlian 8. Beban kerja

(6)

sesuain keahlian

9. Pemahaman tentang pekerjaan

Pengalaman Kerja (X3)

Potensi penuh akan muncul bertahap

3. Sikap profesional 4. Kemahiran dalam

pekerjaan 5. Sesuai prosedur

pekerjaan

6. Dapat mengurangi kesalahan dalam

Cara pandang dan nilai-nilai luhur yang diyakini oleh seluruh anggota pada suatu organisasi.

1. Menghasilkan yang dibutuhkan masyarakat 2. Jujur dan

bertanggung jawab

3. Mengandalkan team work

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang

(7)

kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek (responden) penelitian untuk

memperoleh data yang diperlukan (Indriantoro dan Supomo, 1999: 154).

Penyebaran kuesioner disebarkan dengan survei langsung yaitu

mendatangi satu per satu calon responden, melihat apakah calon memenuhi

persyaratan sebagai calon responden, lalu menanyakan kesediaan untuk mengisi

kuesioner dan menunggu responden untuk mengisi kuesioner. Prosedur ini

penting dilaksanakan karena peneliti ingin menjaga agar kuesioner hanya diisi

oleh responden yang memenuhi syarat dan bersedia mengisi dengan kesungguhan.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah cara- cara mengolah data yang telah terkumpul untuk

kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan

untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Penelitian ini

menggunakan uji reliabilitas, uji validitas, uji asumsi klasik, analisis data, uji F,

uji koefisien determinasi, uji t untuk mengukur pengaruh gaya kepemimpinan,

tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan dengan menggunakan software pengolahan data SPSS.

3.7.1 Uji Reliabilitas

Ghozali (2005: 41), Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

(8)

konsistensi internal yaitu tekhnik Cronbach Alpha (α). Apabila hasil pengujian Cronbach Alpha > 0.60 maka dapat dikatakan bahwa konstruk atau variabel ini adalah reliabel (Ghozali 2005:42).

3.7.2 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah

disusun memiliki validitas atau tidak. Dan hasilnya ditunjukkan oleh suatu indeks

yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang

perlu diukur (Indriantoro dan Supomo, 2009: 181). Jika peneliti menggunakan

kuesioner dalam pengumpulan data, maka kuesioner tersebut harus mengukur apa

yang ingin diukurnya.

Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu data

adalah r hitung (koefisien korelasi) lebih besar dari rtabel (nilai kritis) pada taraf

signifikansi 5% atau 0,05. Bila koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis maka

alat ukur tersebut valid menurut Ghozali(2006:46).

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi

klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan

bermanfaat. Uji klasik dalam penelitian hanya meliputi uji normalitas, uji

(9)

1) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas itu sendiri menurut Ghozali (2005:110)

adalah "ingin mengetahui apakah model regresi variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal". Jika nilai residual tidak mengikuti

distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel

kecil. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di

sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Selain itu, dapat

digunakan uji statistik Kolmogrov-Sminorv (K-S), yang dijelaskan oleh

Ghozali (2005:119). Bila nilai probabilitas atau sig < 0.05 berarti variabel

bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya bila

nilai probabilitas atau sig < 0.05 berarti variabel bebas tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat.

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan lain

tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dalam penelitian

ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan

(10)

Pada Grafik plot jika ada pola tertetu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas dan

jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik meyebar di atas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,

2005:105).

3) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

didalam model regresi yaitu dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Faktor (VIF) Multikolinearitas menunjukkan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel dinyatakan

sebagai kombinasi linier dari variabel independen lainnya. Untuk

mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat besaran

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Semakin tinggi nilai VIF, maka semakin besar peluang terjadinya multikolinearitas antar variabel,

dengan ketentuan (Ghozali, 2005:95):

1. Jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10, maka ada kasus multikolinearitas.

(11)

3.7.4 Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda,

hal ini menunjukkan hubungan (korelasi) antara kejadian yang satu dengan

kejadian lainnya. Karena terdapat lebih dari dua variabel, maka hubungan linier

dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linier berganda. Regresi berganda

dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan dari suatu variabel

independen terhadap variabel dependen (Santosa dan Ashari, 2005).

Dalam pengolahan data, proses perhitungan regresi menggunakan bantuan

program SPSS. Persamaan yang diperoleh dalam analisis data tersebut adalah

sebagai berikut;

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

Y : Kinerja Karyawan

a : Konstanta

b1 : Koefisiensi regresi

X1 : Gaya Kepemimpinan

X2 : Tingkat Pendidikan

X3 : Pengalaman Kerja

X4 : Budaya Organisasi

e : Standar eror (faktor pengganggu di luar model)

Adapun kesatuan penerimaan dan penolakan hipotesis dengan kesatuan

(12)

Sebaliknya, apabila angka signifikan di atas 0,05 maka hipotesis nol (Ho) di

terima.

3.7.5 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang

mengukur seberapa besar kemampuan variabel - variabel bebas yang digunakan

dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas

(Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212). Nilai koefisien determinasi berkisar

antara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi (R²) yang kecil (mendekati nol) berarti

kemampuan variabel - variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien

determinasi (R²) yang mendekati satu berarti variabel - variabel bebas

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel bebas.

3.7.6 Uji F

Menurut (Ghozali 2005:84) uji F dalam penelitian ini digunakan untuk

melihat goodness of fit, yakni menguji apakah data layak untuk diuji atau tidak. Data dianggap layak untuk diuji jika nilai F lebih dari 4 (nilai signifikan < 0,05).

Data tidak layak untuk diuji jika nilai F lebih kecil dari 4 (nilai signifikan > 0,05).

3.7.7 Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

(13)

ketentuan penerimaan atau penolakan pengujian ini yaitu apabila angka signifikan

kurang dari 0,05 maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak

(Ghozali, 2005:85).

Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara t hitung dengan t tabel dengan ketentuan :

1. - jika T hitung > T tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh yang signifikan).

- jika T hitung < T tabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh yang

signifikan).

2. Berdasarkan dasar signifikansi, kriterianya adalah :

- jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.

(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PTPN IV Unit Kebun Sosa

PTP. Nusantara IV (Persero) sebagai salah satu BUMN yang bergerak

dibidang Agrobisnis, mengemban tugas Tri Dharma Perkebunan dengan Visi

membangun PTPN-IV (Persero) menjadi Agribisnis Perkebunan yang tangguh

dan Misi menjalankan usaha agar bisnis Perkebunan guna meningkatkan daya

saing produk secara terus menerus menghasilkan laba berkesinambungan dengan

mengelola usaha secara profesional serta memberikan perhatian dan peran kepada

masyarakat lingkungan. PTPN-IV (Persero) Medan sebagai pelopor utama

pembukaan areal kelapa sawit di Kecamatan Sosa yang tadinya merupakan

padang ilalang dan hutan yang tidak produktif dengan keberadaan PTPN-IV di

Kecamatan Sosa areal berubah menjadi tanaman kelapa sawit yang terdiri dari

tanaman kebun inti dan plasma. Sasaran utama adalah untuk meningkatkan taraf

hidup para petani tradisional melalui Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat) yang

berkaitan dengan program pemerintah melalui departemen transmigrasi.

Dengan keberadaan PTP. Nusantara-IV di Kecamatan Hutaraja Tinggi

secara tidak langsung masyarakat Sosa yang tadinya belum mengetahui tata cara

bercocok tanam dan kegunaan kelapa sawit, saat ini masyarakat Sosa yang bukan

petani PIR Trans sudah menanam lahannya dengan tanaman kelapa sawit, bahkan

(15)

dibukanya proyek ini membuat pihak perusahaan swasta besar maupun

perorangan berlomba membuka areal tanaman kelapa sawit di Kecamatan

Hutaraja Tinggi dan Kecamatan Sosa.

Kebun Sosa kondisinya sangatlah kondusif walaupun harus ada

pengawalan Brimob khususnya untuk Afdeling I, II dan III, karena diklaim oleh

masyarakat 17 Desa. Aktifitas kerja Karyawan baik panen maupun pemeliharaan

khususnya di Afdeling I, II dan III tidak berjalan (Standpass) akibat tuntutan

pembangunan plasma 2 dari masyarakat 17 Desa tersebut.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kebun sosa mencoba mencari solusi dengan

mengadakan pendekatan - pendekatan terhadap beberapa tokoh-tokoh masyarakat,

Alhamdulillah tanggal 17 Oktober 2011 di afdeling III telah dapat dilaksanakan

kegiatan kerja seperti biasa.

Untuk afdeling I dan II kebun sosa masih terus berusaha dengan mencari

solusi-solusi, agar kegiatan kerja dapat dilaksanakan seperti yang telah berjalan di

afdeling III.

Untuk masalah mondang plus tuntutan pembangunan plasma oleh masyarakat

hutaraja lamo sebanyak 500 KK (1.000 Ha) 500 Ha untuk Hutaraja Lamo dan 500

Ha untuk Mondang yang mana telah terjadi kekurangan lahan sebanyak 350 Ha,

yang seharusnya ± 1000 Ha.

Masyarakat Hutaraja Lamo menuntut agar lahan yang telah dibangun sebanyak

(16)

penyedia lahan desa Mondang keberatan dan tidak mau menerima usul/tuntutan

dari masyarakat Hutaraja Lamo tersebut.

Pihak perusahaan khususnya Kebun Sosa telah berusaha mencari solusi-solusi

agar dapat menyelesaikan masalah Mondang Plus tersebut dengan mengadakan

pendekatan-pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat dari desa Hutaraja Lamo

maupun Desa Mondang.

Wilayah Padang Bolak/Padang Lawas yang didalamnya termasuk

Barumun Sosa mempunyai iklim kering, selama ratusan tahun digarap oleh

penduduk dengan sistem ladang berpindah, disamping itu merupakan

penggembalaan ternak secara tradisional, hal tersebut menyebabkan ekosistem

tidak dapat dipertahankan mengakibatkan kelestarian sumber daya alam semakin

merosot sehingga wilayah Padang Bolak/ Padang Lawas berubah menjadi Savana.

Keadaan tersebut membuat lokasi Padang Bolak terpilih sebagai objek

Pembangunan Kebun Inti dan Plasma.

PIR Trans Sosa berlokasi di Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang

Lawas, Propinsi Sumatera Utara. Jarak dari Kantor Direksi Medan ± 625 KM, dari

Kota Kabupaten Sibuhuan ± 35 Km dan dari kota Kecamatan Panyabungan ± 15

Km.

Adapun dasar pembangunan Kebun Inti dan Plasma :

1. Surat PNP VII (saat ini PTPN-IV) kepada Gubernur KDH Tingkat I

(17)

2. Surat Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Tanaman Keras No.

44/Menmud/UPPTK/V/1983, tanggal 21 Mei 1983

1. Tindak lanjut dari Surat Menteri Muda Urusan peningkatan Produksi

tanaman keras tersebut, PNP VII (saat ini PTPN-IV) melalui surat-surat

No.07.07/X/280/1983 tanggal 29 Agustus 1983 dengan perincian sebagai

berikut :

2. Untuk Kebun Inti seluas 24.000 Ha

3. Untuk Kebun Plasma seluas 24.000 Ha

Karyawan Pimpinan Unit Kebun Sosa terdiri dari :

• Manajer Unit

• Kadistan Ry A

• Kadistan Ry B

• Kadis Tata Usaha

• Asisten SDM & Umum

• Asisten Tehnik Umum

• Asisten Afdeling I

• Asisten Afdeling II

• Asisten Afdeling III

• Asisten Afdeling IV

• Asisten Afdeling V

• Asisten Afdeling VI

• Asisten Afdeling VII

• Asisten Afdeling VIII

• Asisten Afdeling IX

• Asisten Hama Penyakit

• PAPAM

(18)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan

menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi

jawaban terhadap masing-masing variabel.

4.2.1.1 Karakteristik Respondens Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Berdasarkan Tabel 4.2menunjukkan bahwa jumlah responden dengan jenis

kelamin laki-laki adalah 87 responden dengan presentase sebesar 94,56% dan

perempuan 5 responden dengan presentase 5,44%. Pada penelitian ini mayoritas

responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 87 orang.

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah). Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 87 94,56%

Perempuan 5 5,44%

Total 92 100%

Usia Frekuensi Persentase

20 - 30 2 2,17%

31 - 40 13 14,13%

41 – 50 45 48,92%

51 - 60 32 34,78%

(19)

Berdasarkan Tabel 4.3 usia mayoritas responden yaitu pada usia 20 - 21

tahun dengan persentase sebesar 2,17%, pada usia 31 - 40 tahun sebesar 14,13%,

dan pada usia 51 - 60 tahun sebesar 34,78%. Pada penelitian ini responden

berumur 41 - 50 tahun sebanyak 45 orang adalah responden terbesar dengan

persentase sebesar 72,3% dari total responden berdasarkan umur.

4.2.1.3 Karakteristik Respondens Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Presentase

SMP 11 11,95%

SMA/SMK/STM 73 79,35%

S1 8 8,7%

Total 92 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Pada Tabel 4.4 menunjukkan latar belakang keluarga responden adalah

non wirausahawan dengan presentase sebesar 66,7%, dan wirausahawan sebesar

33,3% seperti wirausaha dibidang kuliner, jasa, jual beli dan agrobisnis. Hal ini

berarti bahwa mayoritas reponden berasal dari keluarga non wirausaha.

4.2.1.4 Karakteristik Respondens Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Frekuensi Presentase

1-10 24 33,3%

11-20 48 66,7%

21-30 72 100%

31-40 48 66,7%

Total 93 100%

(20)

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan (X1) Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1.Pada pernyataan pertama,sebanyak 2,2% responden menyatakan sangat setuju,

23,9% menyatakan setuju, 22,8% menyatakan ragu-ragu, 25% menyatakan

tidak setuju dan 26,1% menyatakan sangat tidak setuju.

2.Pada pernyataan kedua,sebanyak 32,6% responden menyatakan sangat setuju,

58,7% menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju

3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak 39,1% responden menyatakan sangat setuju,

46,7% menyatakan setuju, 10,9%menyatakan ragu-ragu, 3,3% menyatakan

tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju.

4.Pada pernyataan keempat, sebanyak 3,3% responden menyatakan sangat setuju,

28,3% menyatakan setuju, 26,1% menyatakan ragu-ragu, 10,9% menyatakan

(21)

5.Pada pernyataan kelima, sebanyak 33,7% menyatakan sangat setuju, 39,1%

menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu, 17,4% menyatakan tidak

setuju dan 1,1% sangat tidak setuju.

6.Pada penyataan keenam, sebanyak 37% menyatakan sangat setuju, 43,5% menyatakan setuju, 19,6% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju.

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Tingkat Pendidikan (X2) Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Tingkat Pendidikan (X2)

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1.Pada pernyataan pertama, sebanyak 45,7% responden menyatakan sangat setuju,

52,2% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2.Pada pernyataan kedua, sebanyak 54,3% responden menyatakan sangat setuju,

44,6% menyatakan setuju, 1,1% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan

(22)

3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak37% responden menyatakan sangat setuju,

56,5% menyatakan setuju, 6,5%menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4.Pada pernyataan keempat,sebanyak 27,2% responden menyatakan sangat setuju,

71,7% menyatakan setuju, 1,1% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

5.Pada pernyataan kelima, sebanyak 34,8% responden menyatakan sangat setuju,

53,3% menyatakan setuju, 12% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

6.Pada pernyataan keenam, sebanyak31,5% responden menyatakan sangat setuju,

60,9% menyatakan setuju, 7,6%menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

7.Pada pernyataan ketujuh,sebanyak 27,2% responden menyatakan sangat setuju,

64,1% menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

8.Pada pernyataan kedelapan, sebanyak 26,1% responden menyatakan sangat

setuju, 65,2% menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu, dan 0%

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

9.Pada pernyataan kesembilan, sebanyak31,5% responden menyatakan sangat

setuju, 54,3% menyatakan setuju, 14,1%menyatakan ragu-ragu dan 0%

(23)

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pengalaman Kerja (X3) Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Pengalaman Kerja (X3)

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, sebanyak 38% responden menyatakan sangat setuju,

62% menyatakan setuju, 0% menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat

tidak setuju.

2.Pada pernyataan kedua, sebanyak 35,9% responden menyatakan sangat setuju,

38% menyatakan setuju, 26,1% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak32,6% responden menyatakan sangat setuju,

41,3% menyatakan setuju, 26,1%menyatakan ragu-ragudan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4.Pada pernyataan keempat, sebanyak 7,6% responden menyatakan sangat setuju,

90,2% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

5.Pada pernyataan kelima,sebanyak 20,7% menyatakan sangat setuju, 70,7%

menyatakan setuju, 8,7% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan tidak

(24)

6.Pada penyataan keenam, sebanyak 25% menyatakan sangat setuju, 62%

menyatakan setuju, 13% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju.

4.2.2.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Budaya Organisasi (X4) Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Budaya Organisasi (X4)

No. Item

SS S RR TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 37 40,2 50 54,3 5 5,4 0 0 0 0 92 100

2 26 28,3 47 51,1 19 20,7 0 0 0 0 92 100

3 27 29,3 53 57,6 12 13 0 0 0 0 92 100

4 7 7,6 69 75 15 16,3 1 1,1 0 0 92 100

5 31 33,7 52 56,5 9 9,8 0 0 0 0 92 100

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, saya sebanyak 40,2% responden menyatakan sangat

setuju, 54,3% menyatakan setuju, 5,4% menyatakan ragu-ragu, 0%

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2.Pada pernyataan kedua, Saya sebanyak 28,3% responden menyatakan sangat

setuju, 51,1% menyatakan setuju, 20,7% menyatakan ragu-ragu, dan 0%

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak29,3% responden menyatakan sangat setuju,

57,6% menyatakan setuju, 13%menyatakan ragu-ragudan 0% menyatakan

(25)

4.Pada pernyataan keempat, sebanyak 7,6% responden menyatakan sangat setuju,

75% menyatakan setuju, 16,3% menyatakan ragu-ragu, dan 1,1% menyatakan

tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju.

5.Pada pernyataan kelima,sebanyak 33,7% menyatakan sangat setuju, 56,5%

menyatakan setuju, 9,8% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju.

4.2.2.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Karyawan (Y) Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Kinerja Karyawan (Y) No.

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa:

1.Pada pernyataan pertama,sebanyak 42,4% responden menyatakan sangat

setuju, 56,5% menyatakan setuju, 1,1% menyatakan ragu-ragu dan 0%

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2.Pada pernyataan kedua, sebanyak 37% responden menyatakan sangat setuju,

60,9% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan

(26)

3.Pada pernyataan ketiga, sebanyak4,3% responden menyatakan sangat setuju,

68,5% menyatakan setuju, 19,6%menyatakan ragu-ragu, 7,6% menyatakan

tidak setuju dan0%sangat tidak setuju.

4.Pada pernyataan keempat,sebanyak 5,4% responden menyatakan sangat setuju,

73,9% menyatakan setuju, 17,4% menyatakan ragu-ragu, 3,3% menyatakan

tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju.

5.Pada pernyataan kelima, sebanyak 39,1% responden menyatakan sangat setuju,

35,9% menyatakan setuju, 25% menyatakan ragu-ragu, dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

6.Pada pernyataan keenam, sebanyak1,1% responden menyatakan sangat setuju,

10,9% menyatakan setuju, 0%menyatakan ragu-ragu, 38% menyatakan tidak

setuju dan0% sangat tidak setuju.

7.Pada pernyataan ketujuh,sebanyak 34,8% responden menyatakan sangat setuju,

38% menyatakan setuju, 27,2% menyatakan ragu-ragu dan 0% menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4.1.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Noor (2011:130) menyarankan sebaiknya jumlah responden untuk uji

coba kuesioner paling sedikit 30 orang.Dalam penelitian ini, uji coba

kuesioner melibatkan 30 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap

butir-butir pertanyaan dari variabel gaya kepemimpinan(X1), tingkat

pendidikan(X2), pengalaman kerja(X3), budaya organisasi(X4)dan kinerja

(27)

Tabel 4.10 Tabel Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

(28)

P29 133.0000 166.966 .583 .966

P30 133.0333 165.895 .526 .966

P31 133.1333 164.602 .826 .965

P32 133.0667 164.547 .537 .965

P33 133.1333 161.499 .3780 .965

Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (r hitung) pada

taraf signifikansi 0,05. Bila koefisien korelasi (r hitung) > nilai kritis (r tabel)

maka alat ukur tersebut valid. Nilai kritis (r tabel) pada penelitian ini adalah

0,361. Berdasarkan hasil uji validitas pada table diatas, seluruh pertanyaan

memiliki r hitung > r tabel yang berarti bahwa seluruh pernyataan tersebut valid.

“Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah

memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas

maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas” (Noor, 2011:130).Berikut hasil

dari uji reliabilitas:

Tabel 4.11 Uji Realibilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.964 33

Jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7, maka kuesioner penelitian bersifat reliable.Berdasarkan tabel diatas karena seluruh variabel

(29)

4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi berdistribusi

normal atau tidak, Uji normalitas dapat dilakukandengan analisis grafik yaitu pada

Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Berikut ini grafik pada uji normalitas adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Uji Normalitas

(30)

DariGambar 4.1dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data

disepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Dan

padaGambar 4.2Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi

normal,hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri

ataumelenceng ke kanan.

Selain itu, uji normalitas pada penelitian inimenggunakanuji Kolmogorov-smirnovpada tingkat signifikan5% yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.12

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 92

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.34950324

Most Extreme Differences Absolute .088

Positive .088

Negative -.056

Kolmogorov-Smirnov Z .845

Asymp. Sig. (2-tailed) .473

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah)

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai

(31)

4.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang

baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi (Situmorang,

2010:129).

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari

besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai VIF yang semakin besar menunjukkan

masalah multikolinier yang semakin serius.

1. Jika nilai Tolerance< 0,1 atau nilai VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas. 2. Jika nilai Tolerance> 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi

(32)

Pengalaman Kerja .465 .105 .379 4.414 .000 .317 3.151

Budaya

Organisasi

.304 .105 .206 2.892 .005 .461 2.171

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber Hasil Pengohan Kuesioner 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa tidak terdapat multikolinieritas

pada data (variabel) karena nilai toleransi (Tolerance Value)> 0,1 dan VIF < 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah

multikoliearitas.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama

maka dikatakan homoskedastisitas, jika tidak sama maka dikatakan

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas . Alat untuk menguji heteroskedastisitas terbagi dua, yaitu

analisis grafik dan analisis statistik.

a.Analisis Grafik

Data grafik ditunjukkan oleh titik-titik yang menyebar di atas dan di

bawah angka 0 sumbu Y. Jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak

membentuk suatu pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada

modelregresi. Sedangkan jika titik-titik menyebar membentuk suatu pola tertentu,

(33)

Sumber Hasil Pengohan Kuesioner 2017 (data diolah)

Gambar 4.3

Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

Berdasarkan pada Gambar 4.3, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas baik di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi minat

berwirausaha berasarkan masukan variabel independen efikasi diri dan lingkungan

keluarga.

b. Analisis Statistik Glesjer

Analisis Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residualterhadap variable independen. Jika variable independen signifikan secara statistic mempengaruhi variable dependen maka ada indikasi terjadi

(34)

Tabel 4.14

a. Dependent Variable: RES_2

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Berdasarkan Tabel 4.11, terlihat bahwa tidak satupun variabel independen

(gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan budaya

organisasi) yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen

absolut Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas gaya kepemimpinan (0,204), tingkat pendidikan (0,074), pengalaman kerja (0,518) dan budaya organisasi

(0,504) signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05). Dapat disimpulkan

bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

(35)

minimal dua. Penggunaan analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk

menentukan linear antara variabel bebas yang biasa disebut X dengan variabel

terikat yang biasa disebut Y (Situmorang, 2010:141). Adapun model persamaan

regresi linear pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:

Y = Kinerja karyawana

a = Konstanta

X1 = gaya kepemimpinana

X2 = tingkat pendidikan

X3 = pengalaman kerja

X4 = budaya organisasi

b1 = koefisien gaya kepemimpinan

b2 = koefisien tingkat pendidikan

b3 = koefisien pengalaman kerja

b4 = koefisien budaya organisasi

e = Standard error

Tabel 4.15

Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(36)

Gaya

Kepemimpinan

.379 .069 .319 5.461 .000

Tingkat Pendidikan .250 .077 .225 3.236 .002

Pengalaman Kerja .465 .105 .379 4.414 .000

Budaya Organisasi .304 .105 .206 2.892 .005

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Berdasarkan Tabel 4.13 maka persamaan analisis regresi linier berganda

dalam penelitian ini adalah:

Y = -9.428 + 0,379X1+ 0,250X2 + 0,465X3 + 0,304X4 + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = -9.428. Hasil dari nilai konstanta pada regresi diatas

adalah -9.428. Hal ini menunjukkan bahwa jika nilai variabel independen

bernilai 0, maka nilai variabel dependen (Y) adalah -9.428.

b.Koefisien X1(b1) = 0,379 menunjukkan jika efikasi diri (X1) ditingkatkan

sebesar satu satuan, maka minat berwirausaha akan meningkat sebesar

0,379 satuan.

c.Koefisien X2(b2) = 0,250. menunjukkan jika lingkungan keluarga (X2)

ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat berwirausaha akan

meningkat sebesar 0,250 satuan.

d.Koefisien X3(b3) = 0,465. menunjukkan jika lingkungan keluarga (X3)

ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat berwirausaha akan

(37)

e. Koefisien X4(b4) = 0,304. menunjukkan jika lingkungan keluarga (X4)

ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat berwirausaha akan

meningkat sebesar 0,304 satuan.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (Situmorang,

2010:147). Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas

pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilang) = k –1

df (Penyebut) = n –k

Keterangan :

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 92 dan

jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 5, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 5 – 1 = 4

2. df (penyebut) = 92 – 4 = 88

Nilai F-hitungakan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS,

(38)

Tabel 4.16

Hasil Uji SignifikanSimultan(Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 647.014 4 161.753 84.915 .000a

Residual 165.725 87 1.905

Total 812.739 91

a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Budaya

Organisasi

b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2017 (data diolah).

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa hasil perolehan F-hitungpada kolom F

yakni sebesar 84.915 dengan tingkat signifikansi = 0,000, lebih besar dari nilai

F-tabelyakni 2,32, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain F-hitung

> F-tabel(84.915 > 2,32).

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika F-hitung > F-tabeldan tingkat

signifikansinya (0,000 < 0.05), menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu gaya

kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan budaya organisasi,

secara serempak berpengaruh positif dansignifikan terhadap variabel terikat

kinerja karyawan.

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (Situmorang,

(39)

Kriteria pengujiannya adalah:

- Jika Thitung< T tabel, maka Hoditerima dan Haditolak.

- Jika Thitung> T tabel, maka Hoditolak dan Haditerima.

- Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka Hoditolak dan

Haditerima.

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k)

-n = jumlah sampel, n = 92

-k = jumlah variabel yang digunakan, k = 5

- Derajat kebebasan/ degree of freedom(df) = (n-k) = 92–5 = 87 Maka t table yang digunakan adalah t0,05 (87) = 1,66256

Tabel 4.17

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

(40)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa:

1. Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

Nilai t-hitungvariabel gaya kepemimpinan adalah 5.461dan nilai t-tabel

adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (5.461> 1,66724) dengan tingkat

signifikansi (0,002< 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel gaya

kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap

kinerja karyawan.

2. Variabel Tingkat Pendidikan (X2)

Nilai t-hitung variabel tingkat pendidikan adalah 3.236dan nilai t-tabel

adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (3.236> 1,66724) dengan tingkat

signifikansi (0,009< 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel

tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap kinerja karyawan.

3. Variabel Pengalaman Kerja (X3)

Nilai t-hitungvariabel pengalaman kerja adalah 4.414dan nilai t-tabel

adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (4.414> 1,66724) dengan tingkat

signifikansi (0,00 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel

pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap kinerja karyawan.

4. Variabel Budaya Organisasi (X4)

Nilai t-hitung variabel budaya organisasi adalah 2.892dan nilai t-tabel

adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (2.892> 1,66724) dengan tingkat

(41)

budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap kinerja karyawan.

4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi (��)

Koefisien Determinasi (�2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi

(�2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X

menerangkan Y dimana 0 <�2< 1. Sebaliknya, jika �2semakin kecil (mendekati

nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil

terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat

untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat.

Tabel 4.18

Hasil UjiKoefesien Determinasi (��)

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Tingkat Pendidikan,

Pengalaman Kerja, Budaya Organisasi

b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner 2016 (data diolah).

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa :

1.Nilai R Squaresebesar 0,796 berarti 79,6% variabel Kinerja Perusahaan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Tingkat

Pendidikan (X2), Pengalaman Kerja (X43) danBudaya Organisasi (X4).

(42)

yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Seperti faktor pendidikan, sosial

budaya, kecerdasan emosional,lingkungan internal dan sebagainya. 2. Standard Error of Estimated(Standar Deviasi) artinya mengukur variasi

dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya

sebesar 1.38018. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin

baik.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel gaya kepemimpinan

pada penelitian ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Hasil uji yang dilakukan

menunjukkan nilai hitungvariabel gaya kepemimpinan adalah 5.461dan nilai

t-tabel adalah 1,66724 maka t-hitung > t-t-tabel (5.461> 1,66724) dengan tingkat

signifikansi (0,002< 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel gaya

kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadapkinerja

karyawan.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hendriawan,

2008) di PT. Dwimitra Multiguna Sulawesi Utara, (Suharyanto, 2011) di

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Maulvinizar (2011) pada PT. Pos

Indonesia (persero) cabang Kudus dan Rusdan Arif (2010) pada PT. Bank mega

cabang Semarang, dimana kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan

(43)

Menurut Wijaya Supardo (2006:4), mengungkapkan bahwaGaya kepemimpinan adalah suatu cara dan porses kompleks dimana seseorang

mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas atau suatu

sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara yang lebih masuk akal”. Dapat

dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah kemampuan seseorang pemimpin

dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang

bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela

dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Kepemimpinan berarti kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan,

dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang

untuk tujuan tertentu. Dalam upaya mempengaruhi tersebutseorang pemimpin

menerapkan gaya yang berbeda-beda dalam setiap situasi. Kepemimpinan yang

diperankan dengan baik oleh seorang pemimpin mampu memotivasi karyawan

untuk bekerja lebih baik, hal ini akan membuat karyawanlebih hati-hati dalam

berusaha mencapai target yang diharapkan perusahaan, hal tersebut berdampak

pada kinerjanya.

4.6.2 Pengaruh Variabel Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel gaya kepemimpinan

pada penelitian ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Hasil uji yang dilakukan

menunjukkan nilai hitung variabel tingkat pendidikan adalah 3.236dan nilai

t-tabel adalah 1,66724 maka t-hitung > t-t-tabel (3.236> 1,66724) dengan tingkat

(44)

pendidikan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja

karyawan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

(Bonifasius, 2015) dan juga (Maria Asti, 2005) dimana tingkat pendidikan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

meningkatkan kinerja karyawan di suatu perusahaan, jadi apabila perusahaan

ingin meningkatkan kinerja karyawannya perusahaan harus lebih memperhatikan

tingkat pendidikan masing masing karyawan. Pada akhirnya secara perlahan pasti

akan berdampak kepada kinerja karyawan

4.6.3 Pengaruh Variabel Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel gaya kepemimpinan

pada penelitian ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Hasil uji yang dilakukan

menunjukkan nilai t-hitungvariabel pengalaman kerja adalah 4.414dan nilai t-tabel

adalah 1,66724 maka t-hitung > t-tabel (4.414> 1,66724) dengan tingkat

signifikansi (0,00 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel pengalaman

kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Ketut

Edy Wirawan, I Wayan Bagia,Gede Putu Agus Jana Susila, 2016) dan (Tika

Purwanti , 2012) dimana pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Pengalaman kerja dipandang penting dalam suatu

(45)

profesional dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam

organisasi, yang akan memudahkan perusahaan mendapatkan tujuannya. Para

karyawan yang telah memiliki pengalaman yang cukup dapat melakukan

pekerjaannya se-efektif dan se-efisien mungkin. Semakin lama seseorang berada

dalam pekerjaan, semakin kecil kemungkinan ia akan mengundurkan diri dalam

perusahaan karena dengan makin tuanya karyawan makin sedikit peluang

pekerjaan alternatif bagi mereka. Di samping itu pekerja yang lebih tua

kemungkinan kecil untuk berhenti karena masa kerja mereka yang lebih panjang

cenderung memberikan tingkat upah yang lebih tinggi kepada mereka dan juga

tunjangan pensiun yang lebih baik.

4.6.4 Pengaruh Variabel Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel gaya kepemimpinan

pada penelitian ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Hasil uji yang dilakukan

menunjukkan Nilai hitung variabel budaya organisasi adalah 2.892 dan nilai

t-tabel adalah 1,66724 maka t-hitung > t-t-tabel (2.892 > 1,66724) dengan tingkat

signifikansi (0,005 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel budaya

organisasi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja

karyawan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Hendriawan,

2014) dan (Rini Rosmiyati, 2013)dimana budaya organisasi berpengaruh positif

(46)

Budaya organisasi merupakan nilai keyakinan bersama yang mendasari identitas

perusahaan dan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam organisasi atau

perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk

kepentingan perorangan. Budaya organisasi menjadi pengendali dan arah dalam

membentuk sikap dan perilaku manusia yangmelibatkan diri dalam suatu kegiatan

organisasi. Budaya organisasi mempengaruhi produktivitas, kinerja, komitmen,

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa

informasi sebagai berikut :

1. Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap variabel kinerja

karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Diketahui gaya

kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan dengan tingkat

signifikansi 5% terhadap kinerja karyawan.

2. Variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap variabel kinerja

karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Diketahui tingkat

pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan dengan tingkat signifikansi

5% terhadap kinerja karyawan.

3. Variabel pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap variabel kinerja

karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Diketahui pengalaman kerja

berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 5% terhadap kinerja

karyawan.

4. Variabel budaya organisasi berpengaruh positif terhadap variabel kinerja

karyawan diPTPN IV UNIT KEBUN SOSA. Diketahui budaya organisasi

berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 5% terhadapkinerja

(48)

5. Variabel gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan

budaya organisasi secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi

variabel kinerja karyawan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA dengan

tingkat signifikansi 5%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terbatas untuk mencari informasi yang lebih jelas/ konkrit

tentang pengaruh gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan

budaya organisasi.Sehingga hasil penelitian yang dihasilkan belum mampu

menjadi acuan pasti dalam membuat keputusan bagi perusahaan dalam membuat

kebijakan, terlebih masih banyak variabel lain yang juga mungkin mempengaruhi

kinerja karyawan seperti motivasi kerja, komitmen organisasi, kecerdasan

emosional, penghargaan karyawan dan faktor - faktor yang lain.

5.3 Saran

Berdasarkan analisa dari hasil serta pembahasan penelitian ini telah dijelaskan

di bab sebelumnya, maka peneliti memberikan informasi sebagai berikut :

1. Karena semua variabel yang diteliti dalam penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan maka diharapkan bagi pimpinan

perusahaan di PTPN IV UNIT KEBUN SOSA untuk membuat kebijakan

perusahaan yang bisa mempertahankan indikator-indikator dari gaya

kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan budaya

(49)

ditingkatkan lagi dalam upaya meningkatkan kinerja karyawannya agar

lebih produktif lagi.

2. Diharapkan bagi peneliti berikutnya agar kiranya menambah variabel

selain gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan

budaya organisasiagar lebih memahami variabel-variabel yang

mempengaruhi kinerja karyawan. Peneliti selanjutnya juga diharapakan

lebih memperhatikam para responden dalam mengisi kuesioner agar data

Gambar

Tabel 3.7 Definisi Operasional
Tabel 4.1
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Gaya Kepemimpinan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan hukum waris pada masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan pada awalnya menggunakan hukum waris secara adat, yakni hanya anak laki-laki yang mewarisi,

Modernisasi yang dilakujkan akan memungkinkan Indosat untuk melayani lebih banyak pelanggan di jaringan-nya, meningkatkan secara signifikan kualitas dan kecepatan layanan

Melalui nilai konstanta harmonik pasang surut dapat diolah dan menghasilkan nilai air terendah (Low Water Level) sebesar 0,004 cm, air tertinggi (High Water Level)

- Memuat tombol hapus, berfungsi untuk menghapus data kasir atau pramusaji yang telah dipilih dari datagrid.. - Memuat tombol simpan, berfungsi untuk menyimpan

Pengaruh adanya pemecah gelombang berdasarkan skenario dengan pemecah gelombang dari hasil pemodelan gelombang pada setiap musim terlihat bahwa difraksi gelombang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai index properties akibat penambahan 2%, 4%, 6%, 8% Abu Vulkanik dan variasi kadar Abu Sekam Padi 2%, 4%, 6%, 8%, 10%,

Tujuan pembuatan website berbasis flash ini ditujukan untuk memberi kemudahan dalam pelayanan pemesanan menu makanan atau minuman serta penyampaian informasi yang

vulkanik dan abu sekam padi pada tanah lempung yang dilihat dari pengujian. laboratorium yaitu CBR Laboratorium sesuai dengan variasi kadar