• Tidak ada hasil yang ditemukan

AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI 1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

AUDIT INTERNAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

-

AfifahAsriani

(13320065)

-

Berianto

(13320119)

-

Fadilah

(13320103)

-

Hilda NurHikma

(13320047)

-

Ianah

(13320087)

-

RaniFajriIsnaini

(13320145)

Semester VII

AKUNTANSI S1-PAGI

(2)

AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI

Adanya tekanan yang sangat kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih cerdas dalam menjalankan operasinya. Perubahan permintaan pasar menuntut perusahaan untuk beroperasi lebih efisien, fleksibel, dan menempatkan produk tepat waktu di pasar tanpa mengabaikan standar kualitas sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Pemahaman terhadap kondisi ini dan komitmen untuk memuaskan pelanggan, mendorong perusahaan merancang proses produksi sedemikian rupa sehingga produk yang dihasilkan mampu memenuhi persyaratan pelanggan dalam kualitas, kuantitas, dan waktu yang tepat.

Industri sebagai suatu sistem, mengintegrasikan empat hal penting dalam keunggulan bersaing perusahaan yang meliputi: riset pasar, desain produk, proses produksi, dan pemasaran produk. Perbaikan kinerja bisnis modern mencakup keseluruhan system industry mulai dari pemesanan material sampai dengan distribusi produk kepada konsumen, pelayanan purna jual, dan desain ulang produk.

Berdasarkan hasil riset pasar, diperoleh informasi tentang keinginan konsumen terhadap suatu produk. Dari informasi ini kemudian perusahaan merancang desain produk yang sesuai dengan keinginan pasar. Sertiap desain produk menetapkan model dan spesifikasi yang harus diikuti oleh bagian produksi sehinggaproduk yang dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi pelanggan. Di samping itu,proses produksi harus berjalan secara efektif dan efisien untuk menghasilkan produkberkualitas dengan biaya serendah mungkin.

Fungsi produksi dan operasi yang mentransformasikan input menjadi outputbertanggung jawab untuk mneghasilkan produk dalam kualitas dan kuantitas yangtelah ditentukan, tepat waktu, secara efektif, dan efisien. Dalam aktivitasnya dimulaidari perencenaaan sampai dengan pengendalian dan evaluasi, fungsi ini harus secaraoptimal mengubungkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan internal yangdimiliki perusahaan. Kebijakan produksi dan operasi, kapasitas produksi (sumberdaya dan fasilitas), jadwal produksi, inovasi, dan peningkatan berkelanjutan harus dikonsentrasikan untuk memenuhi kepuasan pelanggan, agar perusahaan memilikikeunggulan dalam intensitas persaingan yang sangat ketat ini.

(3)

Kuantitas dan kualitas produk yang tepat berhubungan dengan kemampuanperusahaan memahami kebutuhan konsumen dan cara mereka memenuhi kebutuhantersebut. Kualitas berhubungan dengan kemampuan produk memuaskan kebutuhanpenggunanya. Berbagai dimensi kualitas dikembangkan oleh para ahli, salah satuyang mendapat perhatian adalah kesesuaian (conformance) antara manfaat yangdiberikan produk tersebut dengan harapan penggunanya.

Kemampuan menghasilkan produk dalam waktu, kuantitas, dan kualitas yangtepat belumlah cukup untuk mendukung keunggulan bersaing perusahaan. Produkharus dihasilkan melalui proses yang efisien dimana optimalisasi penggunaan sumberdaya menjadi pedoman dalam setiap proses transformasi. Menghasilkan produkdengan biaya produksi yang rendah tanpa mengorbankan atribut kepuasanpelanggan, berarti perusahaan telah bergerak menuju keunggulan bersaingnya.Dengan biaya produksi yag rendah perusahaan dapat menawarkan produk tersebutkepada pelanggan dengan harga lebih rendah relative daripada pesaing tanpamengorbankan proporsi margin yang telah direncanakan.

Untuk memastikan bahwa proses produksi dan operasi telah berjalan sesuaidengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan, membantu mengidentifikasikelemahan-kelemahan yang masih terjadi yang dapat menghambat tercapainyatujuan fungsi ini dan mencari solusi perbaikannya, perusahaan melakukan audit atasfungsi produksi dan operasi baik yang dilakukan secara adhoc maupun secaraperiodik.

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep: different cost for different purpose.

Dalam buku Akuntansi Biaya, biaya dapat digolongkan menurut:

1. Objek pengeluaran.

2. Fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume

kegiatan.

5. Jangka waktu manfaatnya”

(Mulyadi, 2000, 14)

Uraian Penggolongan biaya menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:

1. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran.

(4)

biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga dan biaya zat warna.

2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Perusahaan.

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :

>Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi :

Biaya bahan baku. (prime cost). Biaya yang dikeluarkan terkait dengan bahan

baku pembuatan produk

1. Biaya tenaga kerja langsung (prime cost). Biaya yang dikeluarkan dapat

diperhitungkan secara langsung terhadap aktifitas tingkatan produksi. Biaya ini juga mudah untuk teridentifikasi karena besar kecilnya biaya ini terkait pada aktifitas produksi, contoh biaya tenaga kerja langsung : Upah Buruh Pabrik, Upah Buruh angkut, Upah Buruh Potong, Upah buruh adonan & Upah Lain-lain

2. Biaya overhead pabrik / konversi (convertion cost). Contoh BOP antara lain;

o Tenaga kerja tidak langsung : Biaya yang dikeluarkantidak

dapat diperhitungkan secara langsung terhadap aktifitas produksi. Gaji Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan depertemen gudang. Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan adminstrasi pabrik, dan mandor.

o Biaya bahan mentah tidak langsung (bahan penolong)

o Biaya Reparasi dan Pemeliharaan : biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipmen, kendaraan, perkakas laboraturium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.

o Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap :

Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan equipmen, perkakas laboraturium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.

o Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu : Biaya-biaya

(5)

asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi karugian trial-run.

o Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam

kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya Oleh karena begitu banyaknya jenis biaya-biaya yang terjadi di dalam pabrik, maka memerlukan perhatian khusus. Untuk merencanakan besarnya dana promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli; gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran; biaya contoh (sample).

>Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan Bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia dan Bagian Hubungan Masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya foto copy. penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct departmental cost) adalah semua yang terjadi di dalam departemen tertentu.

o Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang

terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungnnya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead cost).

Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen.

4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan

(6)

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:

o Biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya

berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

o Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.

o Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk

tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu.

o Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap

dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh dari biaya tetap adalah biaya gaji.

5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangaka Waktu Manfaatnya.

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua: o Pengeluaran modal (capital expenditures). Pengeluaran modal adalah

biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau deplesi.

o Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran

pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI

Audit operasional terhadap fungsi produksi atau sering disebut dengan audit produksi merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dibidang produksi.

Selain itu, produksi juga berfungsi untuk mengukur seberapa baik manajemen menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi dan seberapa efektifkah manajemen dalam membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan produksi yang telah ditetapkan.

(7)

Alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit antara lain :

1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telahditetapkan.

2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapatdiperbaiki.

3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.

4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.

5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dariberbagai pihak yang terkait.

PRINSIP-PRINSIP UMUM

Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan terhadap pelaksanaan auditini, dapat dijadikan pedoman oleh auditor dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Prinsip-prinsip tersebut antar lain:

1. Tujuan utama audit adalah untuk menenntukan apakah proses produksi danoperasi produksi dan operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan kriteriayang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkankonsisten dengan standar kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasibagian yang memerlukan perbaikan.

2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkkan danmenganalisis data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian terhadapketaatan perusahaan dalam menerapkan kriteria yang telah ditetapkan.

3. Auditor harus mengklasifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara aktivitasproduksi dan operasi dengan kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi untuk peningkatan. Disamping itu, auditor harusmendiskusikan beberapa langkah perbaikan sebagai solusi atas kekurangan yangmasih terjadi dan merupakan tanggung jawab perusahaan untuk menentukanlangkah yang paling tepat untuk memperbaiki ketidaksesuaian tersebut.

TUJUAN AUDIT

Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit ini adalah untuk mengetahui:

1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan(pasar). 2. Apakah strategis sertarencanaproduksidan operasi sudah cermat menghubungkan

antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.

3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan.

4. Apakah proses transformmasi telah berjalan secara efektif dan efisien.

(8)

6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telahberjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannyaproduk yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan waktu yang telahditetapkan.

7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telahmelaksanakan aktivitas dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan perusahaan.

MANFAAT AUDIT

Audit fungsi produksi dan operasi dapat membantu manajemen dalam menilaibagaimana fungsi ini berjalan dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaansecara keseluruhan.

Secara rinci audit ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentangketaatan dan kemampuan fungsi dan produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.

2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksidan operasi yang telah dilakukan peruahaan serta hambatan-hambatan yangdihadapi. 3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapaitujuan

produksidan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.

4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

TAHAP-TAHAP AUDIT

Tahap-tahap audit produksi dan operasi meliputi:

1. Audit pendahuluan

2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen 3. Audit lanjutan.

4. Pelaporan 5. Tindak lanjut.

Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor denganorganisasi auditee. Untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencana auditdan penggalian informasi umum tentang organisasi auditee, objek yang akan diaudit,mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada prosesproduksi dan operasi.

(9)

terhadappabrik(fasilitas produksi), layout pabrik, sistem komputer yang digunakan danberbagai sumber daya penunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya.

Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan (menduga)kelemahan – kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasiperusahaan auditee. Hasil pengamatan pada tahapan audit ini dirumuskan ke dalambentuk tujuan audit sementara (tentative audit objective) yang akan dibahas lebihlanjut pada proses audit berikutnya.

Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahanyang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, perusahaan, sejakhasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditormelakukan penilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta variabel-variabel yang mempengaruhinya. Variabel-variabel-variabel ini meliputi berbagai kebijakandan peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program/aktivitas, praktik yangsehat, dokumentasi yang memadai dan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkandalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.

Disamping itu, pada tahap ini auditor juga mengidentifikasikan danmengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadiyang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan produksi. Review terhadaphasil audit terdahulu juga dilakukan untuk menentukan berbagai tindakan korektifyang harus diambil.Berdasarkan review dan pengujian yang dilakukan pada tahap ini, auditormendapatkan keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan kompetenserta tidak terhambatnya akses untuk melakukan pengamatan yang lebih dalamterhadap tujuan audit sementara yang telah ditetapkan pada tahapan auditsebelumnya. Dengan menghubungkan permasalahan yang dirumuskan dalam bentuktujuan audit sementara dan ketersediaan data serta akses untuk mendapatkannya,auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya yang akan dialami padaaudit lanjutan.

Audit Lanjutan (Terinci)

Pada tahap ini auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuanterhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan denganproduksi dan operasi. Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukanuntuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-halyang merupakan kelemahan yang ditemukan auditor. Di samping itu, analisis terhadap hubungan kapabilitas potensial yang dimiliki dan utilisasi kapabilitastersebut di dalam perusahaan sangat penting dalam proses audit.

(10)

Dalam wawancara yang dilakukan, auditor harus menyoroti keseluruhan dariketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai tindakan-tindakan korektif yang telahdilakukan.

Pelaporan

Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalamkertas kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit danrumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi ataskekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajianhasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit tersebut.

Laporan audit disajikan dengan format sebagai berikut:

I. Informasi Latar Belakang

Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari perusahaanyang diaudit, tujuan dan strategi pencapaiannya serta ketersediaan sumberdaya yang mendukung keberhasilan implementasi strategi tersebut.

II. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit

Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor danringkasan audit sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat.

III. Rumusan Rekomendasi

Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai alternatif solusi ataskekurangan-kekurangan yang masih terjadi. Rekomendasi harus didukunghasil analisis dan menjelaskan manfaat yang diperoleh jika rekomendasi iniditerapkan serta dampak negatif yang mungkin terjadi di masa depan jikarekomendasi ini tidak diterapkan.

IV. Ruang Lingkup Audit

Ruang lingkup audit menjelaskan tentang cakupan (luas) audit yangdilakukan, sesuai dengan penugasan yang diterima (disepakati) dengan pemberi tugas audit.

Tindak Lanjut

Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan alternatifperbaikan yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan (kekurangan)yang masih terjadi pada perusahaan. Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukanmerupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadilebih baik dari yang sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingimanajemen dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya secara efeektif dan efisien.

(11)

Ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi keseluruhan dariprogram/aktivitas yang dikelola pada fungsi ini, yang merupakan bagian dariwewenang dan tanggung jawab untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Secara keseluruhan ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi: 1. Rencana produksi dan operasi

2. Produktivitas dan peningkatan nilai tambah 3. Pengendalian produksi dan operasi

Rencana Produksi dan Operasi

Rencana produksi dan operasi mengakomodasi rencana fungsi-fungsi bisnis lain,yang merupakan penjabaran dari rencana pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Rencana ini mengubungkan kebutuhan pasar atas produk yangdipersayaratkan, aktivitas pengembangan dan rekayasa, kapasitas produksi, rencanapersediaan, keuangan, ketersediaan SDM, bahan baku, dan tingkat imbal hasilinvestasi yang dipersyaratkan investor.

Melalui hasil survei pasar dan umpan balik yang diterima dari pelanggan, dapatdiidentifikasi peluang-peluang yang mungkin untuk dikembangkan, yang merupakanselisih (kesenjangan) antara kebutuhan pasar dengan kemampuan industri untukmemenuhinya. Menghubungkan peluang-peluang ini dengan kondisi internalperusahaan, rencana induk produksi dan operasi mencerminkan berbagai usaha yangakan dilakukan untuk memuaskan kebutuhan pasar dengan mengoptimalkanpenggunaan sumber dayanya. Rencana ini akan menjadi pedoman produksi danoperasi dalam periode tertentu.

Kondisi internal mencerminkan kekuatan dan kelemahan yang terjadi padaperusahaan, yang akan memengaruhi strategi dalam mengelola peluang-peluang danpencapaian tujuan perusahaan. Rencana induk harus mencerminkan optimalisasipenggunaan sumber daya perusahaan dan mencegah semaksimal mungkin terjadinyakapasitas menganggur. Oleh karena itu, penyusunan rencana induk harus didasarkanpada ketersediaan kapasitas dan rencana penggunaanya, peluang dan ancaman yangdihadapi dan usaha-usaha untuk melakukan perbaikan berkelanjutan untukmeningkatkan efektivitas dan efisiensi.

Suatu rencana induk memuat tentang: 1. Jadwal induk produksi

2. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi 3. Tingkat persediaan

4. Perencanaan keseimbangan lintas produksi

(12)

saja yang harus tersedia untuk menghasilkan produk sesuai dengan rencanaoperasi perusahaan dalam memenuhi spesifikasi pelanggan.

Penilaian atas Penggunaan Kapasitas Produksi

Pertimbangan kebutuhan kapasitas berpengaruh secara mendasar terhadap jadwalproduksi utama. Perusahaan harus memiliki dasar dan metode yang tepat dalammeramalkan kebutuhan kapasitasnya di masa depan. Pertimbangan kapasitas iniharus mendasari terjadinya praktik optimalisasi terhadap penggunaan kapasitasproduksi. Rencana induk produksi harus meminimalkan terjadinya kapasitasmenganggur, untuk menjadikan operasi berjalan secara efektif dan efisien.

Tingkat Persediaan

Secara umum persediaan pada industri manufaktur terdiri atas persediaan bahanbaku, barang dalam proses, barang jadi, dan persediaan perlengkapan (supplies).Untuk apa dan berapa besaran persediaan dibentuk, harus secara tegas terdiskripsikandalam kebijakan persediaan perusahaan. Kebijakan tentang persediaan bahan bakuharus memerhatikan hubungan permintaan atas persediaan tersebut. Menghubungkanrantai nilai eksternal (pemasok dan pelanggan) dengan rantai nilai internal (prosesdan kerja sama antarfungsi di dalam perusahaan), menjadikan proses produksiberjalan sangat efektif dan efisien. Proses produksi yang berjalan yang tepat dapatmeminimalkan berbagai pemborosan karena pemeliharaan fasilitas produksidilakukan dengan jadwal yang ketat dan bahan yang diolah sesuai dengan spesifikasimesin dan standar kualitas produk yang telah ditetapkan.

Perencanaan Keseimbangan Lintas Produksi

Keseimbangan lintas produksi atau disebut juga keseimbangan lini produksibertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar guna memperolehoptimilisasi penggunaan fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan yang tinggi melaluipenyeimbangan waktu kerja antar stasiun kerja.

Secara teknis dalam menyusunkeseimbangan lini ini, terdapat 2 faktor, yaitu : i) Jumlah waktu seluruh tugas dan

ii) Waktu elemen tugas terpanjang, agar waktu siklus yang minimum diketahui.

Metodeini mengelompokan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi yangoptimal dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menetapkan tugas yang dapat dipilih sebagai tugas awal 2. Menetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia

3. Menetapkan penugasan pada suatu stasiun kerja sampai maksimal

(13)

KESIMPULAN

Audit operasional terhadap fungsi produksi atau sering disebut dengan audit produksi merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dibidang produksi.

Beberapa alasan yang mendasari perlunya dilakukan audit produksi, antara lain:

1. Proses produksi dan operasi hams berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi hams ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki.

3. Konsistensi berjalannya proses hams diungkapkan.

4. Pendekatan proaktif haras menjadi dasar dalam peningkatan proses.

5. Berjalannya tindakan korektif hams mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait.

Dalam audit mempunyai prinsip – prinsip kerja sebagai pedoman kerja auditor. Tahap audit meliputi :

(14)

2. Revieuan pengujian terhadap pengendalian manajemen

3. Audit lanjutan.

4. Pelaporan

5. Tindak lanjut

RUANG LINGKUP AUDIT

Secara keseluruhan ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi : Rencana produksi dan operasi

Rencana ini menghubungkan kebutuhan pasar atas produk yang dipersyaratkan, aktifitas pengembangan dan rekayasa, kapasitas produksi, rencana persediaan, keungan, ketersediaan SDM, bahan baku, dan tingkat timbal balik hasil investasi yang dipersyaratkan investor. Suatu rencana induk memuat tentang :

1. Jadwal induk produksi.

2. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi.

3. Tingkat persediaan.

4. Perencanaan keseimbangan linyas produksi.

Sistem produksi yang sering dipergunakan dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :

1. Proses produksi yang kontinue (continuous process) – dimana peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan urut-urutan kegiatan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah distandardisir.

2. Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) – dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur yang dapat bersifat lebih luwes ( flexible ) untuk dapat dipergunakan bagi menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran.

Referensi

Dokumen terkait

Isi dari jual beli tanah juga harus rasional atau adil sesuai dengan konteks itikad baik sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata, Kedua, para hakim dalam

Data lokasi dan kecepatan yang sudah di ubah formatnya oleh CPU/micro dan dikirimkan oleh modem GPS/GPRS akan diterima oleh Server dan ditampilkan dalam

formulasi nutrien terhadap pertumbuhan tajuk tanaman kentang kultivar granola. sehingga diharapkan ditemukan formulasi nutrien yang tepat pada

In it, there is the Buddha named Z.” Five buddhakùetras (with their respective Buddhas) are placed in the eastern quarter of the world (purastime di÷o bhàge); three in the

The daughter in this decay, is not neutral because it has the same six orbital elec- trons circling it but the nucleus has a charge of However, the mass of this daughter with its

Buda, söz konusu orta yolu sürdürürken bir süre sonra dünyevi bütün arzuların pençesinden kurtulduğunu, çektiği vicdan aza- bından arındığını ve bilinç dünyasında

metode Tes peneliti mendapatkan data atau hasil berupa nilai dari Tes yang.. diadakan pada waktu eksperimen digunakan untuk mengetahui

Latar belakang yang memunculkan rasa hormat terhadap satu agama dengan agama lainnya adalah, pemikiran masyarakat Alor bahwa menurut mereka masyarakat berasal dari satu tuhan