• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERKEMBANGAN AGILE METHODOLOGY D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISA PERKEMBANGAN AGILE METHODOLOGY D"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERKEMBANGAN AGILE METHODOLOGY

DALAM INDUSTRI PERANGKAT LUNAK DAN MELIHAT

DAMPAKNYA TERHADAP PROSES MANAJEMEN PROYEK

Insan Harish Telkom University Information System – 1106110088

harish.rpl@gmail.com

Martha Okrina Telkom University Information System – 1106110106

marthaokrina@gmail.com

Harpandi Wibowo Telkom University Information System – 1106110099

harpandiwibowo.hw@gmail.com

Abstrak – Dalam proyek sistem informasi banyak metode pengembangan perangkat lunak yang perlu disesuaikan dengan 3 faktor penting yang harus dipertimbangkan, diantaranya kualitas, waktu, dan biaya. Salah satu metodenya adalah Agile Methodology. Namun, metode ini dalam penanganan manajemen proyek memiliki beberapa aktivitas yang tidak bisa terlepas dari semua proses dalam suatu proyek. Oleh karena itu, perlunya analisa perkembangan Agile Methodology dalam industri perangkat lunak dan melihat dampaknya terhadap proses manajemen proyek sehingga tercipta korelasi antara metodologi pengembangan sistem dengan proses manajemen proyek.

Kata Kunci : Manajemen Proyek Sistem Informasi,

Agile Methodology,

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen dalam proyek sistem informasi memiliki kebutuhan dan permintaan serta memiliki tingkat perubahan yang tinggi dari stakeholder

proyek yang sedang dilaksanakan, baik dari awal proyek hingga penutupannya. Pelaksanaan proyek

Mahdy Arief Telkom University Information System – 1106110045

mahdyarief@yahoo.com

Agung Insani Alam Telkom University Information System – 1106110087

agunginsanialam@gmail.com

memiliki 3 faktor penting yang harus dipertimbangkan, diantaranya kualitas,waktu, dan biaya yang disesuaikan. Oleh karena itu, banyak metode-metode pengembangan software yang perlu disesuaikan dengan ketiganya, diantaranya untuk menyesuaikan ketersediaan atau kebutuhan dari 3 faktor tersebut. Ada banyak metode-metode pengembangan sistem informasi, salah satunya adalah Agile Methodology. Agile methodology

banyak digunakan dalam proyek sistem informasi, tetapi dalam penanganan manajemen proyek mempunyai beberapa aktivitas yang tidak bisa terlepas dari semua proses pada suatu proyek. Dari permasalahan tersebut, maka diperlukan korelasi antara metodologi pengembangan sistem dan manajemen projek.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ada dalam jurnal ini adalah :

 Bagaimana perkembangan Agile

Methodology dalam manajemen proyek sistem informasi?

 Bagaimana pengaruh manajemen proyek sistem informasi terhadap pemilihan metodologi pengembangan sistem informasi?

(2)

Batasan masalah dalam jurnal ini meliputi:  Manajemen proyek yang dibahas hanya

proyek sistem informasi.

 Metodologi yang dibahas berfokus pada metode iterative incremental terutama Agile Methodology.

D. Tujuan dan Manfaat

Jurnal ini bertujuan untuk :

 Menganalisa perkembangan Agile Metodhology dalam industri perangkat lunak.

 Menganalisa dampak Agile Metodology

terhadap proses manajemen proyek.

Manfaat ini bertujuan untuk :

 Memahami perkembangan Agile

Metodology dalam industri perangkat lunak.  Memahami dampak Agile Metodology

terhadap proses manajemen proyek.

II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Agile Methodology

Biasanya menerapkan iterasi dengan jenjang waktu yang berulang dan pengembangan bertahap, menggunakan perencanaan adaptif, mendukung hasil yang bertahap dan termasuk di dalamnya, dan nilai praktis yang meningkatkan kecepatan, kegesitan dan fleksibilitas dalam menerima perubahan. (Applying UML - Book).

B. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (manajer) yang bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. (Vocational Business: Training, Developing and Motivating People by Richard Barrett - Business & Economics - 2003. - Page 51).

C. Pengertian Proyek

Proyek adalah usaha sementara untuk membuat sebuah produk atau jasa atau hasil yang unik. Sementara sifat proyek pasti memiliki awal dan akhir. (PMBOK5).

D. Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen Proyek adalah aplikasi dari pengetahuan keahlian, alat, dan teknik kepada tiap

aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek. (PMBOK5).

III. PEMBAHASAN

Dalam manajemen proyek menurut PMBOK, proyek dibagi ke dalam lima kelompok proses yaitu proses inisiasi, perencanaan, implementasi, pengawasan dan pengontrolan, dan penutupan. Hubungan tiap proses dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1.1 Proses dalam manajemen proyek

A. Kelompok Proses Inisiasi

(3)

ditugaskan, stakeholder kunci teridentifikasi, dan kasus bisnis yang lengkap.

B. Kelompok Proses Perencanaan

Kelompok proses perencanaan mengandung proses-proses yang bekerja untuk membangun cakupan seluruhnya dari usaha, mendefinisikan dan memperbaiki serta mengembangkan arah dan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

C. Kelompok Proses Eksekusi

Pada kelompok ini fokus pada eksekusi rencana proyek yang sudah direncakan sebelumnya pada kelompok proses perencanaan. Karena pada kelompok ini proyek sudah mulai dieksekusi, maka di dalam kelompok ini juga melakukan validasi batasan-batasan di mana proyek ini eksekusi sehingga boundary-nya jelas untuk menghemat waktu, keuangan, dan sumber daya manusia. QA (Quality Insurance) juga ditetapkan pada kelompok ini sebagai standar kesesuaian dengan requirement yang telah ditentukan pada kelompok proses sebelumnya. Pengembangan tim dilakukan pada tahap ini serta pemilihan sumber daya, bagaimana alur informasinya, dan kontrak administrasinya.

D. Proses Pengontrolan dan Pengawasan

Pada kelompok proses ini fokus pada kontrol perubahan seluruhnya, maksudnya adalah bagaimana jika ada perubahan di keseluruhan projek? Dan juga fokus pada kontrol perubahan cakupan yang mana perubahan dalam skala yang lebih kecil atau dibagian tertentu saja. Masalah pengontrolan biaya juga dilakukan di sini. Apakah biayanya melebihi budget? Apakah biayanya sesuai budget? Tidak hanya biaya yang dikontrol, tetapi kualitas juga dikontrol pada kelompok proses ini. Di mana kualitas harus sesuai dengan requirement yang telah disepakati.

E. Proses Penutupan

Pada proses ini adalah proses akhir dari manajemen proyek sebagai pelepas proyek, pembayaran administrasi, dan penutupan kontrak dengan kesepakatan bahwa proyek yang telah diselesaikan benar-benar sesuai dengan requirement.

F. Perkembangan Agile

Pada tahun 1970, Dr. Winston Royce mepresentasikan sebuah paper yang berjudul “Managing the Development of Large Software System”, yang mengkritik tentang pengembangan yang berurutan. Dia berkata bahwa pengembangan

software jangan disamakan dengan pembuatan mobil (berurutan), di mana setiap bagian ditambahkan pada tahap selanjutnya, dan tahap selanjutnya bergantung pada tahap sebelumnya. Apakah seseorang dapat memberitahu team developer apa saja yang diperlukan pada suatu software sebelum berjalan atau dicoba? Pada akhirnya team developer dapat membuat software yang diinginkan atau sesuai

requirement awal tetapi tepat pada waktunya

software selesai, kebutuhan bisnis berubah secara dramatis yang membuat software tersebut menjadi sangat tidak relevan dengan kebutuhan bisnis. Dengan melihat kembali bahwa waktu dan uang yang telah dikeluarkan menjadi sia-sia. Dengan itu metode

Agile muncul yang menggambarkan pengembangan secara iterative dan incremental.

Gambar 1.2 Pengembangan Incremental

Agile menggunakan metode incremental untuk mempermudah membagi boundary setiap tim dan hasilnya akan digabungkan diakhir. Dengan menggabungkan dengan metode iterative setiap fase pada tahap implementasi akan dilakukan review

mengenai apakah sudah sesuai requirement atau ada

(4)

Gambar 1.3 Pengembangan iterative

Sehingga pada akhirnya Agile dapat dikatakan metode paling adaptif pada pengembangan software.

Karena setiap fase akan mengalami review sehingga jika ada perubahan proses bisnis dapat diterapkan dengan catatan tidak perlu mengerjakannya dari awal.

Gambar 1.4 Metode Pengembangan Incremental dan Iterative

G. Hubungan Agile dengan proses Manajemen Proyek

P

ro

se

s

Manajeme

n Proyek ProsesAgile Keterangan

Initating Process Group

Inception Merupakan tahap untuk

mengidentifikasi sistem yang akan dikembangkan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup analisis sistem, perumusan target dari sistem yang dibuat, identifikasi kebutuhan, perumusan kebutuhan pengujian,

pemodelan diagram UML, dan

pembuatan dokumentasi.

Planning Process

Group

Elaboratio

n Merupakan tahap untuk melakukan disain secara lengkap

berdasarkan hasil analisis di tahap inception. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup

pembuatan disain arsitektur subsistem, disain komponen sistem, disain format data disain database, disain antarmuka/tampilan , disain peta tampilan, penentuan design pattern yang digunakan,

pemodelan diagram UML, dan

(5)

Executing hasil disain dan melakukan pengujian hasil implementasi. Pada tahap

awal construction, ada baiknya dilakukan pemeriksaan ulang hasil analisis dan disain, terutama disain pada diagram sequence,class , component, dan deployment. Apabila disain yang dibuat telah sesuai dengan analisis sistem, maka

implementasi dengan bahasa pemrograman tertentu dapat dilakukan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup pengujian hasil analisis dan disain (misal di tahap analisis), penentuan coding perbaikan lebih lanjut, dan pembuatan

Transition Merupakan tahap untuk menyerahkan sistem aplikasi ke konsumen (roll-out), yang umumnya mencakup pelaksanaan pelatihan kepada pengguna dan testing beta aplikasi terhadap ekspetasi

pengguna. Closing

Process

Group None None

Tabel 1.1 Perbandingan Proses Manajemen Proyek dengan Proses Agile

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa adanya kesamaan pada proses manajamen proyek. Proses pengulangan dari Inception hingga Transition terjadi pada tahap Initating Process Group sampai dengan

Monitoring and Controling Process Group. Setelah semuanya dianggap sudah sesuai dengan requirement

maka masuk pada tahap Closing Process Group. menggabungkan dengan metode iterative setiap fase pada tahap implementasi akan dilakukan review

mengenai apakah sudah sesuai requirement atau ada

requirement tambahan. Sehingga pada akhirnya Agile

dapat dikatakan metode paling adaptif pada pengembangan software. Karena setiap fase akan mengalami review sehingga jika ada perubahan proses bisnis dapat diterapkan dengan catatan tidak perlu mengerjakannya dari awal.

B. Saran

(6)

DAFTAR PUSTAKA

 Barret, Richard. ”Training, Developing, and Motivating People” Business & Economics – 2003. 24 September 2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Agile_Development _Methods

 PMBOK5

Gambar

Gambar 1.1  Proses dalam manajemen proyek
Gambar 1.2 Pengembangan Incremental
Gambar 1.3 Pengembangan iterative
Tabel 1.1 Perbandingan Proses Manajemen Proyekdengan Proses Agile

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa definisi yang telah diungkapkan di atas disampaikan bahwa media pembelajaran adalah alat atau perantara yang dikemukakan oleh guru dalam menyampaikan

adalah vektor bobot yang menghubungkan setiap neuron pada lapisan input ke neuron pertama pada lapisan output, sedangkan adalah vektor bobot yang menghubungkan setiap neuron

Tujuan Diskusi Topik adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep- konsep penting pada topik-topik tertentu yang ditetapkan oleh Fakultas, dengan memakai

Rumus yang digunakan dalam menentukan besarnya ukuran sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus iterasi, yaitu ukuran sampel yang

Selanjutnya untuk 2 – 5, tentukan volume benda putar yang dihasilkan jika daerah yang ditentukan berikut diputar terhadap sumbu atau garis yang diberikan; 2.. A diputar terhadap

Tema penelitian merupakan manifestasi dari tujuan Program Penelitian Individual Dosen tahun 2014 ini yang diarahkan menuju terwujudnya tema umum dengan tanpa

Asia Iman Wisata yang saya hormati, kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data dari responden dalam rangka melengkapi karya tulis (skripsi) sebagai salah satu syarat

Dari analisis diatas maka penelitian memilih untuk meneliti minuman penambah tenaga cair merek Lipovitan, karena merek Lipovitan memiliki skor kepuasan yang masih