• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Penjumlahan Bilangan Pecahan pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Penjumlahan Bilangan Pecahan pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar T1 Full text"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Disusun oleh: Sevia Eri Ristiyawati

202013003

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN PADA

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Sevia Eri Ristiyawati1 Sutriyono 2

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana JL. Diponegoro 52 – 60 Salatiga , Jawa Tengah 50711 Indonesia e-mail : 202013003@student.uksw.edu dan sutriyono@staff.uksw.edu

Abstrak

Skim adalah alat asimilasi dan dengan itu merupakan satu generalisasi. Oleh karena itu, skim berhubungan atau

terlibat dalam setiap aktivitas kecerdasan. Skim pikiran merupakan satu bentuk aktivitas pikiran yang digunakan

oleh siswa sebagai bahan mentah untuk proses refleksi dan pengabstrakan. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara pasti skim penjumlahan bilangan pecahan yang

dimiliki oleh siswa kelas 5 sekolah dasar. Subjekdalam penelitian ini adalah tiga siswa kelas 5 Sekolah Dasar

yang berusia sekitar 10 – 11 tahun. Teknik analisis data menggunakan empat tahap yaitu data colektion, data

reduction, data display dan data conclution. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tujuh skim

penjumlahan bilangan pecahan yang dimiliki oleh siswa dalam mengerjakan soal penjumlahan bilangan pecahan

yaitu skim pemecah bilangan, skim pengabungan bilangan, skim penjumlahan pembilang, skim kebalikan

pemecah bilangan, skim kebalikan penjumlahan langsung, dan skim kebalikan penjumlahan pembilang dan

skim menyederhanakan pembilang dan penyebut. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui secara pasti skim

penjumlahan bilangan pecahan yang dimiliki oleh siswa kelas 5 sekolah dasar.

(7)

PENDAHULUAN

Tingkat pendidikan Sekolah Dasar merupakan landasan yang strategis untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup lebih mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, sehingga kemampuan berpikir dan daya serap yang dimiliki oleh masing-masing siswa berbeda dan beragam (Model KTSP SD 2007:2).Bruner (Jerome Bruner, 1915) berpendapat bahwa tanpa memandang usia/kelompok usia, pembelajaran matematika akan sukses diterima peserta didik jika dimulai dari tahapan kongkrit (enactive), kemudian tahapan semi kongkrit (econic), dan terakhir tahapan abstrak (symbolic). Apabila pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik dilakukan melalui ketiga tahapan tersebut secara urut, maka peserta didik akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh melampaui apa yang pernah mereka terima.

Piaget, Inhelder, Sinclair dan Nik Azis dalam Sutriyono (2012 : 16) menyatakan bahwa skim adalah alat asimilasi dan

(8)

kecil, atau mengubah dan menyesuaikan atau mengubah sesuai skim yang telah wujud. Glasersfeld dan Azis dalam Sutriyono (2012 : 17) menyatakan bahwa skim memunyai tiga pristiwa dasar. Bagian pertama berfungsi sebagai pencetus atau penyebab. Dalam konteks skim, bagian pertama ini bersepadan secara kasar dengan konsep “rangsangan” yang diajukan oleh behaviorisme, yaitu corak motor deria. Bagian kedua, yang menyusuli bagian pertama, ialah tindakan (gerak balas) atau satu operasi (aktivitas pengkonsepan). Bagian ketiga pula ialah apa yang dinamakan keputusan atau aktivitas lanjutan (yang bersepadan secara kasar dengan konsep “peneguhan” yang diajukan oleh behaviorisme).

Pecahan merupakan bagian dari materi matematika yang erat kaitannya dengan masalah yang ada dalamkehidupan sehari-hari. Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan pecahan a dan b. Secara umum bentuk penulisannya dengan syarat b  0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut penyebut (Cholis Sa’dijah 1998/1999 : 146). Operasi penjumlahan adalah salah satu operasi hitung dalam bilangan pecahan. Operasi penjumlahan bilangan merupakan operasi prasayarat yang harus dilakukan oleh

siswa. Penjumlahan merupakan operasi yang mutlak yang harus dikuasai oleh siswa dalam belajar matematika. Terdapat kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan pecahan, diantaranya yaitu siswa tidak menguasai rumus dan siswa kurang menguasai teknik-teknik berhitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian (Arfiani, 2009:7). Kesulitan kedua yaitu karena siswa kurang memahami konsep utama dalam penyelesaian operasi hitung bilangan pecahan yakni konsep pokok tersebut yaitu menyamakan penyebut atau mengganti penyebut dengan nama yang sama, menjumlahkan pembilang, serta apabila antara pembilang dan penyebut dapat disederhanakan kedalam bentuk pecahan dengan nama biasa yang lebih sederhana (Darhim, 1993:333). Berdasarkan hal tersebut, maka tulisan ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti skim penjumlahan bilangan pecahan yang dimiliki oleh siswa kelas 5 Sekolah Dasar.

METODE

(9)

akrab pada konteks sosial yang berada pada situasi sosial yang akan diteliti, serta memiliki kepekaan melihat setiap gejala yang ada pada objek penelitian (situasi sosial). Dalam penelitian ini melibatkan subjek siswa kelas V dari beberapa sekolah dasar yang berbeda-beda di Salatiga yang terdiri dari 3 siswa dengan berbagai kriteria. Kriteria tersebut adalah (1) Kesanggupan subjek untuk terlibat dalam penelitian; (2) Mendapatkan ijin dari pihak orang tua subjek bahwa anaknya diperbolehkan mengikuti kegiatan penelitian; (3) Kesanggupan subjek dalam menjawab pertnyaan yang diajukan oleh peneliti; (4) Pertimbangan untuk membuat sebanyak mungkin variasi jawaban subjek sehingga didapatkan skim yang bervariasi. Penelitian ini dilakukan pada rumah masing-masing subjek di Salatiga. Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2017.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melalui 5 tahapan (Sutriyono, 2012 : 37-38) yaitu : (1) Pemindahan rekaman video ke dalam bentuk tertulis. Transkip ini memiliki tiga unsur utama, yaitu reaksi dan catatan subjek, catatan pengkaji, dan interaksi antar perngkaji dan subjek selama wawancara. Transkip tersebut merupakan data mentah untuk wawancara klinis.

Rekaman video pula merupakan data mentah yang tidak tertulis; (2) Mengolah dan menyusun dari data mentah berdasarkan tema-tema tertentu untuk menghasilkan protokol secara tertulis; (3) Dari protokol tertulis, dan informasi-informasi lain dibentuk kasus-kasus tertentu; (4) Membangun pola tingkah laku subjek yang dikenal secara pasti berdasarkan tema dan analisis kasus yang dibentuk sebelumnya; (5) Skim-skim tingkah laku dirumuskan berdasarkan pada pola tingkah laku yang telah dikenal pasti. Skim tingkah laku terdiri dari tiga peristiwa dasar, yaitu satu atau beberapa situasi yang berfungsi sebagai pencetus atau penyebab untuk sesuatu tindakan atau operasi, tindakan atau operasi yang dilakukan sesuadah peristiwa pertama, dan akibat atau aktivitas lanjutan sesudah peristiwa kedua.

HASIL DAN ANALISIS

(10)

bilangan bulat dengan bilangan pecahan; (ii) penjumlahan bilangan pecahan dengan pecahan berpenyebut sama; (iii) penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda, (2) bentuk penjumlahan a + ฀= c dengan tiga tipe soal yaitu (i) penjumlahan bilangan bulat dengan bilangan campuran; (ii) penjumlahan bilangan pecahan dengan pecahan berpenyebut sama; (iii) penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda, (3) bentuk penjumlahan ฀ + b= c dengan tiga tipe soal yaitu (i) penjumlahan bilangan bulat dengan bilangan campuran; (ii) penjumlahan bilangan pecahan dengan pecahan berpenyebut sama; (iii) penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda. Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara subjek dalam menyelesaikan 3 bentuk penjumalahan dengan tiga tipe soal dalam masing-masing bentuk penjumlahan bilangan pecahan diperoleh enam skim, yaitu : 1) Skim Pemecah Bilangan; 2) Skim Penggabungan Bilangan; 3) Skim Penjumlahan Pembilang; 4) Skim Kebalikan Penjumlahan Langsung; 5) Skim Kebalikan Pemecah Bilangan; 6) Skim Kebalikan Penjumlahan Pembilang. Berikut ini uraian skim penjumlahan bilangan pecahan.

1. Skim Pemecah Bilangan

Skim pemecah bilangan ini digunakan oleh 1 subjek dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang bentuk penjumlahan a + b = ฀ dengan tipe soal pertama penjumlahan bilanga bulat dengan bilangan pecahan, tipe kedua adalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama, dan yang ketiga adalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda. Skim pemecah bilangan digunakan oleh sabjek PY dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang berbentuk a + b =

(11)

pecahan kemudian dijumlahakan bilangan pecahan dengan bilangan pecahan. Hasil yang diharapkan dari skim ini adalah bilangan penjumlahan bilangan bulat yang sudah dijadikan

pecahan dengan bilangan pecahan. Hasil pekerjaan dan wawancara subjek dapat dilihat pada gambar 1.

P : (memberikan soal penjumlahan tipe “a + b = ฀

dengan tipe Bilangan bulat + pecahan dan bentuk umum

( p + ) = + ini dibaca?

S : Dua ditambah satu per dua

P : Hasilnya berapa?

S : Lima per dua

P : Caranya gimana dapet hasil lima per dua?

S : Dua dijadikan pecahan menjadi dua per satu, lalu

menyamakan penyebutnya dengan cara mencari KPK

dua dan satu, jadi KPK dua dan satu adalah dua,

sehingga penyebutnya adalah dua. Setelah itu dua dibagi

satu dikali dua sama dengan empat dan dua dibagi dua

dikali satu sama dengan satu, karena penyebutnya sudah

sama maka pembilang dengan pembilang tinggal

dijumlahkan jadi hasil lima per dua. (2 diubah dalam

bentuk pecahan menjadi kemudian dijumlahkan

menjadi

+ = + = )

Gambar 1. Skim pemecah bilangan

2. Skim Penggabungan Bilangan

Skim penggabungan bilangan ini digunakan oleh 2 subjek dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang bentuk penjumlahan a + b = ฀ dengan tipe soal pertama penjumlahan bilanga bulat dengan bilangan pecahan, tipe kedua adalah penjumlahan bilangan pecahan

(12)

penggabungan bilangan adalah terdapat bagian dari bilangan yang perlu digabungkan. Tindakan operasi skim ini pada bentuk penjumlahan a + b = ฀ dengan tipe soal penjumlahan bilanga bulat dengan bilangan pecahan adalah menggunakan cara menggabungkan semua bilangan sebagai pembilang dengan penyebut tetap. Dalam tindakan ini, jika ada penjumlahan bilangan bulat

dengan bilangan pecahan makan bilangan bulat dikalikan dengan penyebut kemudian dijumlahkan pembilang dengan hasil akhir dengan penyebut tetap. Hasil yang diharapkan dari skim ini adalah pembilang yang dihasilkan dari pengalian dan penjumlahan dari bilangan.Hasil pekerjaan dan wawancara subjek dapat dilihat pada gambar 2.

P : (memberikan soal penjumlahan tipe “a + b = ฀

dengan tipe Bilangan bulat + pecahan dan

bentuk umum ( p + ) = + ini dibaca?

S : Dua ditambah satu per dua

P : Hasilnya berapa?

S : Lima per dua

P : Caranya gimana bisa dapat lima per dua?

S : Dua dikali dua ditambah satu ( menghitung

dengan mengalikan bilangan bulat dengan

penyebut kemudian ditambah dengan

pembilang untuk mendapatkan pembilang yaitu

2 × 2 + 1 = 5, kemudian dengan penyebut

tetap.)

P : Sama dengan?

S : Lima per dua

Gambar 2. Skim penggabungan bilangan

3. Skim Penjumlahan Pembilang

Skim penjumlahan pembilang ini digunakan oleh semua subjek dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang bentuk penjumlahan a + b = ฀ dengan tipe soal pertama penjumlahan bilanga bulat dengan bilangan pecahan, tipe kedua adalah penjumlahan bilangan pecahan

(13)

berpenyebut beda . Pencetus skim penjumlahan pembilang adalah terdapat penyebut yang sama dan pembilang yang perlu dijumlahkan. Tindakan operasi skim ini pada bentuk penjumlahan a + b = ฀ dengan tipe soal tipe soal penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tipe soal penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda adalah menjumlahkan pembilang dengan pembilang untuk mendapatkan hasil pembilang dengan penyebut yang sudah sama atau tetap. Dalam tindakan ini, jika penyebut yang sudah sama pembilang dengan pembilang

langsung dijumlahkan, sedangkan bilangan pecahan dengan berpenyebut beda maka terlebih dahulu menyamakan penyebut sesudah menyamakan penyebut dijumlahkan kedua pembilang. Hasil yang diharapkan dari skim ini adalah hasil penjumlahan pembilang dengan pembilang. Hasil pekerjaan dan wawancara subjek dapat dilihat pada gambar 3.

P : Selanjutnya (memberikan soal penjumlahan tipe “a + b

= ฀ dengan tipe Pecahan + pecahan(dengan penyebut

sama) dengan bentuk umum + = +ini

dibaca ?

S : Bibi memecah semangka, lalu diberikan kepada Dita

bagian, diberikan kepada Nana bagian. Berapakah

semangka yang diberikan bibi pada Dita dan Nana?

P : Hasilnya berapa ?

S : Hasilnya tiga per tiga

P : Caranya tiga per tiga dari mana ?

S : Dua per tiga ditambah satu per tiga, karena

penyebutnya

sudah sama jadi tinggal ditambahkan pembilangnya. Jadi

hasilnya tiga per tiga. ( penyebut sudah sama, pembilang

(14)

P : Selanjutnya (memberikan soal penjumlahan tipe “a +

b = ฀ dengan tipe Pecahan + pecahan(dengan

penyebut berbeda) dengan bentuk umum Pecahan +

pecahan (dengan penyebut berbeda) + ini

dibaca ? (mengerjakan soal )

S : Satu per Dua ditambah lima per enam jadi hasilnya

delapan per enam

P : Caranya kamu bisa dapat delapan per enam gimana)

S : Penyebutnya disamakan terlebih dahulu, caranya cari

kelipatan atau KPK dari dua dan enam adalah enam,

jadi penyebutnya adalah enam. Setelah itu enam

dibagi dengan dua dikalikan satu hasilnya tiga dan

enam dibagi enam dikalikan lima hasilnya lima.

Karena penyebutnya sudah sama jadi pembilang

dengan pembilang tinggal ditambahkan menjadi

delapan per enam. (mengerjakan dengan

menyamakan penyebut dengan mencari KPK atau

kelipatan dari 2 dan 6 = 6 , lalu 6 : 2 × 1 = 3 jadi

dan 6 : 6 × 5 = 5 jadi , jadi hasilnya + = )

Gambar 3. Skim penjumlahan pembilang

4. Skim Kebalikan Pemecah Bilangan

Skim kebalikan pemecah bilangan ini digunakan oleh 2 subjek dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang bentuk penjumlahan a + ฀= c dengan tipe soal pertama penjumlahan bilangan bulat dengan bilangan pecahan campuran, tipe kedua adalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama, dan yang ketiga adalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda. Skim kebalikan pemecah bilangan digunakan oleh sabjek JL dan MR dalam

menyelesaikan soal

(15)

bentuk pengurangan dan mengubah bilangan yang bukan pecahan menjadi bentuk pecahan kemudian dikurangkan antara bilangan pecahan dengan bilangan pecahan. Dalam tindakan ini, mengubah bentuk pecahan campuran kedalam bentuk pecahan biasa dan membalikkan bentuk penjumlahan kebentuk pengurangan kemudian bilangan bulat atau yang bukan bilangan pecahan diubah kedalam bentuk bilangan pecahan, jika kedua bilangan sudah

berpenyebut sama makan bilangan pecahan dikurangkan dengan bilangan pecahan. Hasil yang diharapkan dari skim ini adalah hasil pengurangan bilangan bulat yang sudah dijadikan pecahan dengan bilangan pecahan. Hasil pekerjaan dan wawancara subjek dapat dilihat pada gambar 4.

S : Caranya tujuh satu per tiga dijadikan pecahan biasa sama

dengan dua puluh dua per tiga dikurangi tujuh per satu sama

dengan dua puluh dua per tiga dikurangi dua puluh satu per

tiga sama dengan satu per tiga.( mengerjakan dengan

menjadikan pecahan campuran 7 menjadi pecahan biasa ,

kemudian mengurangkan − , lalu menyamakan

penyebut dengan cara 3 × 1= 3, kemudian dengan

mengalikan silang antara 22 × 1 = 22 per 3 dan perkalian

silang satunya 7 × 3 = 21 per 3, lalu − = )

P : Bisa dapet tiga dari mana?

S : Tiga di kali satu sama dengan tiga.

P : Dapet dua puluh dua per tiga ?

S : Satu di kali dua puluh dua sama dengan dua puluh dua

per tiga .

P: Dapat dua puluh satu per tiga dari mana?

S : Itu tujuh dikali dengan tiga jadi dua puluh satu per tiga,

lalu dua puluh dua per tiga di kurangi dengan dua puluh satu

per tiga jadi satu per tiga.

(16)

5. Skim Kebalikan Penjumlahan Langsung

Skim kebalikan penjumlahan langsung ini digunakan oleh 1 subjek dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang bentuk penjumlahan a + ฀= cdan ฀ + b= c dengan tipe soal pertama penjumlahan bilanga bulat dengan bilangan pecahan campuran, tipe kedua adalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama, dan yang ketiga adalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda. Skim kebalikan penjumlahan langsung digunakan oleh sabjek PY dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang berbentuk a + ฀= c dan ฀ + b= c dengan tipe soal penjumlahan bilanga bulat dengan bilangan pecahan campuran. Pencetus skim kebalikan penjumlahan langsung adalah operasi penjumlahan dikebalikanakan menjadi pengurangan dan jenis bilangan yang berbeda dapat dioperasikan secara langsung tanpa harus disamakan terlebih dahulu. Tindakan

(17)

P : Lalu berapa hasilnya dari Tujuh ditambah

titik-titik sama dengan tujuh satu per tiga?

S : Hasilnya satu per tiga

P : Bagaimana caranya ?

S : Tujuh satu per tiga dikurangi tujuh ( mengubah

bentuk penjumlahan kedalam bentuk

pengurangan yaitu hasil dikurangi soal, 7 −

7 = )

S : Titik-titik ditambah tiga per tujuh sama dengan lima

tiga per tujuh

P : Berapa hasilnya yang diperoleh ?

S : Lima ( mengerjakan secara aljabar operasi hitung

bilangan pecahan)

P : Mendapatkan lima dari mana ?

S :Jadi diubah kedalam bentuk pengurangan jadi lima

tiga per tujuh dikurangi tiga per tujuh, karena tiga

per tujuh dikurangkan maka habis dan tinggal 5 (

menuliskan 5 − =5 )

Gambar 5. Skim kebalikan penjumlahan langsung

6. Skim Kebalikan Penjumlahan Pembilang

Skim kebalikan penjumlahan pembilang ini digunakan oleh semua subjek dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang bentuk penjumlahan a + ฀= cdan ฀ + b= cdengan tipe soal pertama penjumlahan bilanga bulat dengan bilangan pecahan campuran, tipe kedua adalah penjumlahan bilangan pecahan

(18)

cara membalikkan menjadi pengurangan serta dengan adanya penyebut yang sudah sama dan pembilang yang perlu dikurangkan, mengubah bentuk penjumlahan dengan cara membalikkan menjadi pengurangan dan adanya keyakinan bahwa setiap bilangan berupa bilangan pecahan. Tindakan operasi skim ini pada bentuk penjumlahan a + ฀= cdan ฀ + b= cdengan tipe soal tipe soalpenjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tipe soal penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda adalah mengurangkan pembilang dengan pembilang untuk mendapatkan pembilannya dan penyebutnya tetap, dan mengurangkan

bilangan bulat yang diubah kedalam bentuk pecahan, kemudian kurangkan pembilang dengan pembilang. Dalam tindakan ini, mengubah bentuk penjumlahan kedalam bentuk pengurangan jika penyebut sudah sama pembilang dengan pembilang langsung dikurangkan, sedangkan bilangan pecahan dengan berpenyebut beda maka terlebih dahulu menyamakan penyebut sesudah menyamakan penyebut dijumlahkan kedua pembilang . Hasil yang diharapkan dari skim ini adalah hasil penguranganpembilang dengan pembilang. Hasil pekerjaan dan wawancara subjek dapat dilihat pada gambar 6.

S : Empat per lima ditambah titik-titik sama dengan

tujuh per lima

P : Berapa hasilnya?

S : Tiga per lima

P : Caranya gimana bisa dapet tiga per lima?

S:(mengubah bentuk penjumlahan dalam

pengurangan), jadi hasil dikurangkan pada soalnya, (

7 – 4), jadi − = karena penyebutnya sudah

sama maka pembilang dengan pembilang tinggal di

(19)

S : Titik-titik ditambah empat per lima sama dengan

tiga belas per sepuluh

P : Berapa hasilnya ?

S : Satu per dua ( mengerjakan terlebih dahulu

secara aljabar operasi hitung bilangan pecahan)

P : Mendapat hasil satu per dua dari mana ?

S : Yang pertama samakan dulu penyebutnya jadi

lima puluh dari 5 dikalikan 10 menjadi lima

puluh. Kemudian (50 : 10) × 13 = 65 dengan

penyebut 50 jadi dan satunya (50 : 5) × 4 = 40

dengan penyebut 50 jadi sehingga − =

∶ ∶ =

Gambar 6. Skim kebalikan penjumlahanpembilang

7. Skim Menyederhanakan Pembilang dan Penyebut

Skim menyederhanakan pembilang dan penyebut digunakan oleh 2 subjek dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang bentuk penjumlahan a + b= ฀, a +฀=c,dan ฀ + b= cdengan tipe soal pertama penjumlahan bilanga bulat dengan bilangan pecahan, tipe kedua adalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda, dan yang ketiga adalah penjumlahan bilangan pecahan

berpenyebut beda. Skim

menyederhanakan pembilang dan penyebut digunakan oleh sabjek JL dan MR dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yang berbentuk a + b= ฀, a + ฀= c dan ฀ +

b= cdengan tipe soal penjumlahan bilangan pecahan dengan pecahan, dan tipe soal penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda . Pencetus untuk Menyederhanakan pembilang dan penyebut ini adalah adanya penyederhanaan bialangan yang sama

untuk pembilang dan

(20)

pembilang dan penyebut. Hasil pekerjaan dan wawancara subjek dapat dilihat pada gambar 7.

S : Empat tambah dua per empat

P : Hasilnya berapa?

S : hasilnya delapan belas per empat bisa di

sederhanakan kembali dengan dibagi dua

sama dengan sembilan per dua

P : Nah terus kan tadi kamu bilang hasilnya

delapan belas per empat itu dari mana?

S : Dari empat dikali empat sama dengan enam

belas ditambah dua sama dengan delapan

belas per empat lalu dibagi dengan dua,

maka hasilnya sembilan per dua.(

menghitung dengan mengalikan bilangan

bulat dengan penyebut kemudian ditambah

dengan pembilang untuk mendapatkan

pembilang yaitu 4 × 4 + 2 = 18, kemudian

dengan penyebut tetap. Disederhanakan

kembali :

: = )

S : Titik-titik tambah tiga per tujuh sama

dengan lima tiga per tujuh sama dengan

tiga puluh delapan per tujuh.

P : Tiga puluh delapan per tujuh itu dari

mana?

S : Dari lima tiga per tujuh, lima di kalikan

tujuh ditambah tiga jadi tiga puluh

delapan per tujuh supaya bisa jadi

pecahan biasa.

P : Hasilnya yang diperoleh ?

S : Lima

P : Mendapatkan lima dari mana ?

S : Jadi tiga puluh delapan per tujuh dikurangi

tiga per tujuh sama dengan tiga puluh

lima per tujuh sama aja tiga puluh lima

(21)

S : Titik-titik ditambah empat per lima sama

dengan tiga belas per sepuluh

P : Berapa hasilnya ?

S : Satu per dua ( mengerjakan terlebih dahulu

secara aljabar operasi hitung bilangan

pecahan)

P : Gimana caranya bisa dapet satu per dua?

S : Tiga belas per sepuluh dikurangi empat per

lima sama dengan enam puluh lima per lima

puluh dikurangi empat puluh per lima puluh,

sebelumnya di samakan dulu penyebutnya

dengan cara 5 dikalikan 10 menjadi lima

puluh.

P : Terus dapet enam puluh lima sama empat

puluh dari yang pembilang itu gimana?

S : Dengan cara sepuluh dikali empat sama

dengan empat puluh lalu tiga belas dikalikan

lima sama dengan enam puluh lima. (

mengerjakan dengan menggunakan perkalian

silang antara pembilang dan penyebut jadi 13

× 5 = 65 dan 10 × 4 = 40)

P : Lalu hasilnya ?

S : Enam puluh lima per lima puluh dikurangi

empat puluh per lima puluh hasilnya duapuluh

lima per lima puluh, masih bisa

disederhanakan lagi dengan di bagi dua puluh

lima maka hasilnya setengah. ( menuliskan

− = ∶ = )

Gambar 7. Skim menyederhanakan pembilang dan penyebut

PEMBAHASAN

Terdapat 7 skim penjumlahan bilangan pecahan terhadap siswa kelas V sekolah dasar. Skim mempunyai urutan peristiwa dasar yaitu pencetus, tindakan, operasi dan hasil yang diharapkan. Terdapat 7 skim yaitu sebagai berikut :

1. Skim Pemecah Bilangan

(22)

mempunyai anggapan bahwa setiap suatu bilangan harus merupakan bilangan pecahan, sehingga tindakan operasi untuk skim pemecah bilangan yaitu mengubah bentuk bilangan yang bukan bentuk pecahan kedalam bentuk pecahan yang selanjutnya dilakukan penjumlahan antara dua buah bilangan pecahan. Hasil untuk skim pemecah bilangan adalah penjumlahan bilangan bulat yang sudah dijadikan pecahan dengan bilangan pecahan.

2. Skim Penggabungan Bilangan Skim penggabungan bilangan ini digunakan oleh subjek dalam menyelesaikan soal berkaitan dengan penjumlahan bilangan bulat dengan bilangan pecahan. Pencetus untuk skim pemecah bilangan ini adalah adanya suatu bagian dari bilangan yang perlu untuk digabungkan. Sehingga, tindakan operasi untuk skim penggabungan bilangan yaitu mengalikan bilangan bulat dengan penyebut dan menjumlahkan dengan pembilang untuk dijadikan pembilang dan penyebut yang tetap. Hasil skim adalah pembilang yang dihasilkan dari pengalian dan penjumlahan dari unsur-unsur bilangan.

3. Skim Penjumlahan Pembilang Skim penjumlahan pembilang ini digunakan oleh subjek dalam

menyelesaikan soal yang berkaitan dengan penjumlahan bilangan pecahan dengan penyebut sama dan penjumlahan bilangan pecahan dengan penyebut beda. Pencetus untuk skim penjumlahan pembilang ini adalah adanya pembilang yang dijumlahkan dengan penyebut yang sudah sama . Sehingga, tindakan operasi untuk skim penjumlahan bilangan yaitu menjumlahkan pembilang dengan pembilang untuk mendapatkan hasil pembilang dengan penyebut yang sudah sama atau tetap. Didalamnya terdapat beragam cara untuk menyamakan penyebut yaitu mengalikan penyebut dengan penyebut dan mencari KPK atau kelipatanny. Hasil skim adalah penjumlahan pembilang dan pembilang dengan penyebut yang tetap atau sama.

4. Skim Kebalikan Penjumlahan Langsung

(23)

mengurangkan secara langsung bilangan bulat dengan bilangan pecahan atau sebaliknya mengurangkan bilangan pecahan dengan bilangan bulat. Hasil skim adalah bilangan yang sudah dikurangkan secara langsung.

5. Skim Kebalikan Pemecah Bilangan Skim kebalikan pemecah bilangan ini adalah kebalikan dari skim pemecah bilangan. kebalikan pemecah bilangan digunakan oleh subjek dalam menyelesaikan soal berkaitan dengan penjumlahan bilangan bulat dengan bilangan pecahan campuran. Pencetus untuk skim kebalikan pemecah bilangan ini adalah mempunyai keyakinan bahwa setiap suatu bilangan harus merupakan bilangan pecahan, sehingga tindakan operasi untuk skim pemecah bilangan yaitu mengubah bentuk penjumlahan kedalam bentuk pengurangan dan bilangan yang bukan bentuk pecahan kedalam bentuk pecahan yang selanjutnya dikurangkan antara bilangan pecahan dengan bilangan pecahan. Hasil untuk skim adalah pengurangan bilangan bulat yang sudah dijadikan pecahan dengan bilangan pecahan .

6. Skim Kebalikan Penjumlahan Pembilang

Skim kebalikan penjumlahan pembilang ini adalah kebalikan dari skim

penjumlahan pembilang. Skim penjumlahan pembilang ini digunakan oleh subjek dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan penjumlahan bilangan pecahan dengan penyebut sama, penjumlahan bilangan pecahan dengan penyebut beda dan penjumlahan bilangan bulat dengan bilangan pecahan campuran . Pencetus untuk skim kebalikan penjumlahan pembilang ini adalah operasi pengjumlahan dikebalikankan menjadi pengurangan dengan penyebut yang sudah sama dan pembilang yang perlu dijumlahkan. Sehingga, tindakan operasi untuk skim kebalikan penjumlahan bilangan yaitu mengurangkan pembilang dengan pembilang untuk mendapatkan hasil pembilang dengan penyebut yang sudah sama atau tetap. Didalamnya terdapat beragam cara untuk menyamakan penyebut yaitu mengalikan penyebut dengan penyebut dan mencari KPK atau kelipatannya. Hasil skim adalah mengurangkan pembilang dan pembilang dengan penyebut yang tetap atau sama.

7. Skim Menyederhanakan Pembilang dan Penyebut

(24)

beda. Pencetus untuk Menyederhanakan pembilang dan penyebut ini adalah adanya penyederhanaan bialangan yang sama untuk pembilang dan penyebut. Tindakan yang dihasilkan dengan membagi kedua pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama. Hasil skim

adalah bilangan yang sudah disederhanakan pembilang dan penyebut.

Skim penjumlahan bilangan pecahan yang dimiliki oleh subjek satu dengan subjek yang lainnya berbeda. Penggunaan skim dalam berbagai bentuk soal dan tipe soal yang dilakukan oleh setiap subjek dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Skim yang digunakan subjek sesuai bentuk dan tipe soal

Bentuk Penjumlahan

Tipe Soal Subjek Menggunakan Skim Nomor Skim Setiap Bentuk Soal

JL MR PY

a + b = ฀ Bilangan bulat + pecahan 2 2,7 1 1,2,7

Pecahan + pecahan

(dengan penyebut sama)

3 3 3 3

Pecahan + pecahan

(dengan penyebut berbeda)

3 3 3 3

a + ฀ = c Bilangan bulat + pecahan campuran

4 4 5 4,5

Pecahan + pecahan

(dengan penyebut sama)

6 6 6 6

Pecahan + pecahan

(dengan penyebut berbeda)

6,7 6,7 6 6,7

฀+ b = c Bilangan bulat + pecahan campuran

3 3 5 3,5

Pecahan + pecahan

(dengan penyebut sama

6 6 6 6

Pecahan + pecahan

(dengan penyebut berbeda)

6,7 6,7 6 6,7

(25)

Keterangan :

1. Skim Pemecah Bilangan 2. Skim Penggabungan Bilangan 3. Skim Penjumlahan Pembilang 4. Skim Kebalikan Pemecah Bilangan 5. Skim Kebalikan Penjumlahan

Langsung

6. Skim Kebalikan Penjumlahan Pembilang

(26)

PENUTUP

Hasil penelitian, pembahasan, dan temuan dalam penelitian mengenai skim penjumlahan bilangan pecahan ini menunjukan bahwa terdapat berbagai macam model dan proses berfikir siswa yang digunakan dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa satu dengan yang lain memiliki model dan proses berfikir yang berbeda dan juga memiliki model dan proses yang dominan dalam menyelesaikan soal yang sama yang disebut skim penjumlahan bilangan pecahan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh skim penjumlahan bilangan pecahan yang dimiliki oleh 3 subjek. Ketujuh skim tersebut antara lain skim pemecah bilangan, skim pengabungan bilangan, skim penjumlahan pembilang, skim kebalikan pemecah bilangan, skim kebalikan penjumlahan langsung, skim kebalikan penjumlahan pembilang dan skimmenyederhanakan pembilang dan penyebut.

SARAN

1. Saran Teoritis

Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan tentang skim siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan. Kajian skim siswa menjadi sangat penting karena dengan mengetahui skim siswa juga dapat dijadikan refleksi guru atau pengajar dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya perlu dilakukan penelitian lain untuk mengetahui skim siswa pada topik-topik yang lainnya.

2. Saran Praktis a. Bagi Guru

(27)

tanya makan akan membantu siswa mengontruksi pengetahuan yang dimiliki siswa sehingga skim yang dimiliki siswa juga semakin berkembang. Guru diharpkan tidak memaksa siswa untuk mengerjakan soal hanya dengan satu cara saja tetapi memberi kesempatan siswa untuk mengerjakan dengan cara siswa masing-masing. Sehingga pemikiran siswa juga akan terus berkembang dengan pengalaman yang siswa miliki.

b. Bagi Siswa

Siswa yang menjadi objek penelitian dapat meningkatkan skim matematika yang sudah dimiliki, sehingga siswa dapat menggembangkan kreativitasnya untuk mencari langkah-langkah pengerjaan soal yang bervariasi dan dapat menentukan langkah-langkah yang paling efektif dalam mengerjakan soal.

DAFTAR PUSTAKA

Arfiani, Silvia, 2009. Skim Pengurangan Bilangan Cacah. Salatiga: FKIP Matematika UKSW.

Moleong, Lexy J,1998.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Riska Kumalasari, Agustina, 2012. Skim Penambahan Bilangan Pecahan. Salatiga: FKIP Matetatika UKSW.

Sugiyono,2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono,2013. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sutriyono,2007. Konstruktivisme dalam Pendidikan Matematika. Salatiga: Pidato Pengukuran Guru Besar UKSW.

(28)

Gambar

Gambar 1. Skim pemecah bilangan
Gambar 2. Skim penggabungan bilangan
berpenyebut beda adalah menjumlahkan gambar 3.
Gambar 3. Skim penjumlahan pembilang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Teori Jean Piaget dalam Memahami Teorema Phytagoras Kelas. VIII-A SMP Islam Durenan Trenggalek Tahun Pelajaran 2015/2016” ,

peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping itu menunjukkan kegairahan belajar

(2) Pejabat yang berhak menggunakan stempel pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf b adalah Sekretaris Daerah atas nama Gubernur, Kepala SKPD

[r]

Berdasarkan hasil analisis IFE, EFE, dan SWOT, diperoleh suatu kesimpulan bahwa MAN Kota Kediri 3 dapat direkomendasikan untuk menerapkan strategi SO, yaitu : (1) Tingkatkan jumlah

Penerapan Simaset Pada Materi Laporan Penerimaan dan Pendistribusian Sarana dan Prasarana untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XII Administrasi Perkantoran SMKN 1

The Impact of IFRS Transition on Audit and Non-audit Fees: Evidence from Small and Medium-Sized Listed Companies in Finland.. Audit Pricing and Auditor Industry Specialization in

Banyaknya objek pariwisata yang bisa digunakan untuk menambah devisi negara membutuhkan sebuah sistem dalam membantu pengguna dalam mencari objek yang dimiliki oleh pengguna.. Dalam