BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular (PKV) merupakan penyebab kematian utama didunia. Berdasarkan data WHO tahun 2008, sekitar 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit ini dan diperkirakan akan meningkat menjadi 23,6 juta di tahun 2030. Satu per tiga kematian (sekitar 800.000) yang terjadi di Amerika tiap tahunnya disebabkan oleh penyakit kardiovaskular (Roger, et al; Heidenreich, et al., 2011). Tidak hanya di negara maju seperti Amerika, penyakit ini juga banyak terjadi di negara berkembang. Data WHO menyebutkan sekitar 80% kematian akibat penyakit ini terjadi di negara berkembang (Afoakwah dan Owusu, 2011).
Salah satunya di negara Indonesia, angka kesakitan dan kematian akibat PKV terus meningkat tajam. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa PKV sebagai penyebab kematian telah meningkat dari urutan ke-11 (1972) ke urutan ketiga (1986) dan menjadi penyebab kematian utama tahun 1992, 1995, dan 2001. Penyebab utama PKV adalah adanya manifestasi aterosklerosis pada pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor resiko utamanya adalah dislipidemia (Anwar, 2004).
219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl. Apabila dipakai batas kadar kolesterol > 250 mg/dl sebagai batasan hiperkolesterolemia maka pada MONICA I terdapat hiperkolesterolemia 13,4% untuk wanita dan 11,4% untuk pria. Pada MONICA II hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2% untuk wanita dan 14% pada pria (Anwar, 2004).
Dislipidemia merupakan abnormalitas pada profil lipid dalam darah, yaitu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein), atau trigliserida, dan penurunan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) (Dipiro, et al., 2007; Cipla, 2005).
Metabolisme lipid meningkat akibat pengaruh hormon tiroid. Hormon tiroid juga meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas didalam plasma dan memproses oksidasi asam lemak bebas oleh sel. Menurunnya sekresi tiroid akan meningkatkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida plasma sehingga menyebabkan pengendapan lemak secara berlebihan didalam hati. Tingginya jumlah lipid dalam sirkulasi darah pada pasien hipotiroidisme yang lama sangat erat kaitannya dengan timbulnya aterosklerosis berat (Guyton dan Hall, 2007).
ekonomis. Secara tradisional biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, penyakit kulit, dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam lemak tertentu (Warisno, 2003); sebagai antibakteri (Sukadana, dkk., 2008); dan antifertilitas (Changamma, et al., 2013).
Dari hasil penelitian Adeneye dan Olagunju (2009), diperoleh bahwa pemberian ekstrak air biji pepaya dapat menurunkan kadar LDL (Low Density
Lipoprotein). Hal ini didukung oleh hasil analisis fitokimia ekstrak air biji pepaya
yang menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin,
anthraquinones, dan anthocyanosides. Secara khusus saponin digunakan untuk
menurunkan aktivitas kolesterol serum seperti aksi resin, yaitu dengan mengurangi sirkulasi enterohepatik asam empedu. Biji pepaya mempunyai efek hipolipidemik dan antioksidan dalam darah. Dalam proses ini terjadi konversi kolesterol total menjadi asam empedu di dalam hati yang menyebabkan terjadinya hipokolesterolemia. Adeneye dan Olagunju (2009), menyatakan bahwa flavonoid, alkaloid dan tanin mempunyai efek hipolipidemik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap parameter-parameter lipid yaitu kadar kolesterol total, trigliserida, LDL (Low Density
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut.
a. apakah karakteristik simplisia dan ekstrak etanol biji pepaya yang diteliti memenuhi persyaratan mutu simplisia dan ekstrak?
b. apa saja golongan senyawa kimia yang terdapat pada simplisia dan ekstrak etanol biji pepaya?
c. bagaimana pengaruh pemberian ekstrak etanol biji pepaya terhadap profil lipid pada tikus dislipidemia?
d. apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstrak etanol biji pepaya dengan obat simvastatin dalam menormalkan nilai profil lipid pada tikus dislipidemia?
1.3 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. karakterisasi simplisia dan ekstrak etanol biji pepaya dapat diketahui dan memenuhi standar.
d. terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstrak etanol biji pepaya dengan obat simvastatin dalam menormalkan nilai profil lipid pada tikus dislipidemia.
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. karakteristik simplisia dan ekstrak etanol biji pepaya.
b. golongan senyawa kimia yang terdapat pada simplisia dan ekstrak etanol biji pepaya.
c. pengaruh pemberian ekstrak etanol biji pepaya terhadap profil lipid pada tikus dislipidemia.
d. apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstrak etanol biji pepaya dengan obat simvastatin dalam menormalkan nilai profil lipid pada tikus dislipidemia.
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut terdapat Gambar 1.1 di bawah ini. 5. Kadar abu tidak larut
dalam asam
6. Kadar sari larut dalam air
7. Kadar sari larut dalam etanol
5. Steroid/Triterpenoid 6. Glikosida
1. Kolesterol total (mg/dl)
2. Trigliserida (mg/dl) 3. Low Density