BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Seksio sesarea
2.1.1 Definisi
Seksio sesarea didefinisikan sebagai kelahiran janin melalui insisi pada bagian abdomen (perut). (Cunningham, 2006).
2.1.2 Tehnik dan jenis Seksio Sesarea
Menurut Sharma (2008) ada beberapa tehnik dan jenis seksio sesarea. Tehnik seksio sesarea
1. Tehnik Klasik Seksio Sesarea
Bagian atas rahim yang disayat dan bayi kemudian diektraksi. Tetapi hal ini sudah tidak dipakai lagi karena menimbulkan insiden komplikasi yang lebih tinggi.
2. Tehnik Seksio Sesarea Segmen Rendah
Bagian bawah rahim yang disayat dan biasanya terjadi pada posisi bayi sungsang atau kasus lain nya.
Gambar 2.1 tipe seksio sesarea
Sumber: www.medindia.net/surgicalprocedures/caesarean-section-types-and- Jenis berdasarkan waktu kejadian
3. Seksio Sesarea Emergensi (Darurat)
Dilakukan atau direncanakan pada waktu tertentu yang telah dipilih oleh pasien atau dokter.
2.2 Prinsip dasar Emergensi
2.2.1 Definisi
Menurut Rachimhadhi (2010) Manifestasi klinik kasus gawat darurat obstetri tersebut berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas.
1. Kasus perdarahan, dapat bermanifestasi mulai dari perdarahan berwujud bercak, merembes, sampai syok.
2. Kasus infeksi dan sepsis, dapat bermanifestasi mulai dari pengeluaran cairan pervaginam yang berbau, air ketuban hijau, demam, sampai syok.
3. Kasus hipertensi dan preeklampsia/Eklampsia, dapat bermanifestasi mulai dari keluhan sakit/pusing kepala, penglihatan kabur, kejang-kejang, sampai koma/pingsan/tidak sadar.
4. Kasus persalinan macet, lebih mudah dikenal yaitu apabila kemajuan persalinan tidak berlangsung sesuai dengan batas waktu yang normal tetapi kasus persalinan macet ini dapat merupakan manifestasi ruptur uteri.
2.3 Indikasi Seksio Sesarea Emergensi
1. Kasus perdarahan Plasenta Previa
Perdarahan obstetri yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan yang terjadi setelah anak atau plasenta lahir pada umumnya adalah perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapat penanganan yang cepat bisa mengakibatkan syok yang fatal. Salah satu penyebabnya adalah plasenta pravia.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terdapat dibagian bawah rahim kearah proksimal memungkinkan plasenta mengikuti perluasan segmen bawah rahim.
tertutup oleh jaringan. Dan disebut plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan (Decherney, 2007).
2. Kasus hipertensi dan Preeklamsi/Eklamsi
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu besalin. Hal ini disebabkan oleh etiologi yang tidak jelas.
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan. Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. Eeklampsia adalah preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang dan koma. Penanganan yang harus dilakukan pada kehamilan dengan eklampsia harus diahiri, tanpa memandang umur kehamilan dan keadan janin. Persalinan diahiri bila sudah mencapai stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu. (Angsar, 2010).
3. Kasus persalinan macet
Menurut Mose (2010) Persalinan lama disebut juga dengan persalinan distosia didefinisikan sebagai persalinan yang abnormal/sulit. Sebab-sebabnya dapat dibagi dalam 3 golongan berikut ini :
a. Kelainan tenaga. (kelainan His). Yang tidak normal pada saat persalinan tenaga yang dikeluarkan ibu kurang power atau sifatnya menyebabkan masalah pada jalan lahir yang terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan.
b. Kelainan janin. Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin.
c. Kelainan jalan lahir. Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan.
pecah, maka untuk menyelesaikan persalinan tidak boleh ditunda terlalu lama berhubung dengan bahaya infeksi. Sebaiknya dalam 24 jam setelah ketuban pecah sudah dapat diambil keputusan dilakukan seksio sesarea dalam waktu singkat.
4. Gawat Janin
Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter memutuskan untuk melakukan operasi. Terlebih apabila ditunjang kondisi ibu yang kurang mendukung. Sebagai contoh, bila ibu menderita hipertensi atau kejang pada rahim yang dapat mengakibatkan gangguan pada plasenta dan tali pusar. Sehingga aliran darah dan oksigen kepada janin menjadi terganggu. Kondisi ini dapat mengakibatkan janin mengalami gangguan seperti kerusakan otak. Bila tidak segera ditanggulangi, maka dapat menyebabkan kematian janin. (Oxorn, 2003)
5. Kelainan Letak a. Letak Lintang
Pada letak lintang, biasanya bahu berada di atas pintu atas panggul sedangkan kepala berada di salah satu fossa iliaka dan bokong pada sisi yang lain. Pada pemeriksaan inspeksi dan palpasi didapati abdomen biasanya melebar dan fundus uteri membentang hingga sedikit di atas umbilicus. Tidak ditemukan bagian bayi di fundus, dan kepala teraba pada salah satu fossa iliaka.
Penyebab utama presentasi ini adalah relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi. Selain itu bisa juga disebabkan janin prematur, plasenta previa, uterus abnormal, cairan amnion berlebihan dan panggul sempit. (Cunningham, 2006)
b. Kasus Presentasi bokong ( sungsang)
Presentasi bokong adalah janin letak memangjang dengan bagian terendahnya bokong, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan 28 minggu, presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong tidak diketahui.(Decherney, 2007).
Faktor resiko terjadinya presentasi bokong ini antara lain prematurritas, abnormalitas uterus, polihidamnion, plasenta previa, multiparitas, dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. (Frischer, 2006).
Presentasi majemuk adalah terjadinya proplaps satu atau lebih ekstremitas pada presentasi kepala ataupun bokong. Kepala memasuki panggul bersamaan dengan kaki dan tangan, bisa juga terjadi manakala bokong memasuki panggul bersamaan dengan tangan. Penanganan presentasi ini dimulai dengan menetapkan adanya prolaps tali pusat atau tidak. Adanya prolaps tali pusat menimbulkan keadaan emergensi bagi janin, dan penanganan dengan melakukan bedah sesar ditujukan untuk mengatasi akibat prolaps tali pusat tersebut. (Prawirohardjo, 2010)
6. Panggul sempit absolute
Pada panggul ukuran normal, apapun jenisnya, yaitu panggul ginekoid,
anthropoid, dan platipelloid. Kelainan pervaginam janin dengan berat badan
normal tidak akan mengalami gangguan. Panggul sempit absolute adalah ukuran konjungata vera kurang dari 10 cm dan diameter tranversa kurang dari 12 cm. Oleh karena panggul sempit, kemungkinan kepala bayi tertahan di pintu atas panggul lebih besar, maka dalam hal ini serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala. Hal ini dapat mengakibatkan inersia uteri kurang mengalami tekanan kepala serta lambatnya pembukaan serviks (Prawirohardjo, 2009).
7. Riwat Seksio Sesarea
Menurut( Z. Penn, 2001) Salah Satu indikasi umum untuk seksio sesarea ulangan adalah riwayat kehamilan pertama yang dilakukan nya tindakan seksio sesarea pada persalinan sebelumnya. Hal ini perlu dilakukan jika di temukan hal-hal seperti : a. Indikasi yang menetap pada persalinan sebelumnya seperti kasus panggul sempit. b. Adanya kekhawatiran rupture uteri pada bekas operasi sebelumnya.
8. Tumor yang dapat mengakibatkan obstruksi
Pada kasus mioma uteri, dapat bertambah besar karena pengaruh hormone estrogen yang meningkat dalam kehamilan. Dapat pula terjadi gangguan sirkulasi dan menyebabkan perdarahan. Mioma subserosum yang bertangkai dapat terjadi torsi atau terpelintir sehingga menyebabkan rasa nyeri hebat pada ibu hamil (Abdomen akut). Selain itu, distosia tumor juga dapat menghalangi jalan lahir.
Tumor ovarium mempunyai arti obstetri yang lebih penting. Ovarium merupakan tempat yang paling banyak ditumbuhi tumor. Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga menyebabkan abortus dan bayi premature, selain itu juga dapat terjadi torsi. Tumor seperti ini harus diangkat pada usia kehamilan 16-20 minggu.
Adapun kanker rahim, terbagi menjadi dua : kanker leher rahim dan kanker korpus rahim. Pengaruh kanker rahim pada persalinan antara lain dapat menyababkan abortus, menghambat pertumbuhan janin, serta perdarahan dan infeksi. (Mochtar, 1999).
9. Gemelli atau Bayi Kembar
Kehamilan kembar atau multiple adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multiple dapat berupa kehamilan ganda (2 janin), tripel (3 janin), kuadruplet (4 janin), quintuplet (5 janin) dan seterusnya sesuai hukum Hellin. Morbilitas dan mortalitas mengalami peningkatan ganda yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda. Oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain anemia pada ibu, durasi kehamilan yang memendek, abortus atau kematian janin baik salah satu atau keduanya, gawat janin, komplikasi lainnya. Demi mencegah komplikasi-komplikasi tersebut, perlu penanganan persalinan dengan seksio sesarea untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi-bayinya (Prawirohardjo, 2009).
10. Solusio Plasenta
solusio plasenta parsialis,dan jika hanya sebagian kecil pinggiran plasenta yang terpisah disebut ruptura sinus marginalis (Impey, 2008)
Frekuensi terdinya solusio plasenta di Amerika Serikat sekitar 1% dan solusio plasenta berat mengarah pada kematian janin dengan angka kejadian sekitar 0.12% kehamilan atau 1:830( Deering, 2008)
11. Ukuran Janin
Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih (giant baby), menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan disebabkan oleh ibu yang menderita kencing manis (diabetes mellitus). Bayi yang lahir dengan ukuran yang besar dapat mengalami kemungkinan komplikasi persalinan 4 kali lebih besar daripada bayi dengan ukuran normal.
Menentukan apakah bayi besar atau tidak terkadang sulit. Hal ini dapat diperkirakan dengan cara:
a. Adanya riwayat melahirkan bayi dengan ukuran besar, sulit dilahirkan atau ada riwayat diabetes mellitus.