• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1 Perpustakaan Sekolah

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:4) perpustakan sekolah adalah,”perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. Menurut Darmono (2007:3) ,“perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran”. Reitz dalam Hasugian (2009:78) juga menjelaskan perpustakaaan sekolah adalah “(school library), a library in a public or private elementary or secondary school that serves the information needs of its students and curriculum needs of its teachers and staff, usually managed by a school librarian or media specialist”.Definisi diatas menyatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf; biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media.

(2)

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:5) tujuan perpustakaan sekolah adalah,“sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Sutarno (2006:25),“ tujuan perpustakaan adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi”. Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :

1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca. 2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan. 3. Memperluas pengetahuan para siswa.

4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.

8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

(3)

Menurut Sutarno (2006: 58) Fungsi perpustakaan adalah,“ suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan didalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu: 1)Menghimpun, 2)Memelihara, 3)Memberdayakan semua koleksi bahan pustaka”.Sedangkan menurut Siregar (2002: 1) Secara umum perpustakaan berfungsi sebagai :

1. Pusat pengumpulan bahan informasi / bahan pustaka. 2. Pusat pelestarian bahan informasi / bahan pustaka 3. Pusat pengelolaan bahan informasi / bahan pustaka. 4. Pusat pemanfaatan bahan informasi / bahan pustaka. 5. Pusat penyebarluasan bahan informasi / bahan pustaka. 6. Pusat rekreasi.

Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu : 1. Fungsi penyimpanan

Bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.

2. Fungsi informasi

Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat 3. Fungsi pendidikan

Perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.

4. Fungsi rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.

5. Fungsi kultural

Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti : pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.

Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa perpustakaan sekolah secara umum memiliki fungsi sebagai pusat informasi, edukatif, rekreasi, penelitian, yang bertujuan membantu siswa dan guru di dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa.

(4)

Tujuan utama dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan pengguna yaitu siswa, guru, dan pegawai sekolah yang bersangkutan. Bukan hanya mengumpulkan serta mengolah bahan pustaka saja, tetapi untuk membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan menyediakan koleksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah yang ada.

Menurut Yusuf (2007: 8) tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para

siswa.

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanan kurikulum

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca

dan semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan

membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:5) tujuan perpustakaan sekolah adalah,“sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Sutarno (2006:25),“ tujuan perpustakaan adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi”.

(5)

berbudaya tinggi serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang merata.

2.2 Pengembangan koleksi

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kriteria dan jenis sebuah perpustakaan. Oleh sebab itu, dari sumber informasi perpustakaan akan dimulai kebijakan pembentukannya. Secara khusus pembinaan koleksi dikaitkan dengan masing-masing jenis perpustakaan.Untuk perpustakaan sekolah, koleksi yang disediakan adalah berhubungan dengan mata pelajaran.

2.2.1 Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan pengembangan koleksi perpustakaan. Agar kebijakan pengembangan koleksi harus disusun secara tertulis. Menurut Akbar, dalam buku Meidi Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan kebijakan pengembangan koleksi tertulis berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan, sebab kebijakan tersebut:

1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administarator, dan dewan pembina perpustakaan.

2. Memberi deskripsi yang sistematis tentang strategi pengelolaan dan pengembangan koleksi yang diterapkan diperpustakaan

3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi terjamin.

4. Menjadi standar atau tolak ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengmbangan koleksi telah tercapai.

5. Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran.

6. Menjadi sarana komunikasi baik dengan masyarakat yang harus dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengmbangan koleksi.

Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:9) pada umumnya pengembangan koleksi meliputi rangkaian sebagai berikut:

1. Kurikulum sekolah

2. Metode pembelajaran di sekolah

3. Memenuhi standar dan kriteria nasional dan lokal

(6)

5. Kebutuhan tenaga pendidikan bagi staf

2.2.2 Kegiatan Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi meliputi kegiatan pemilihan bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka, inventarisasi bahan pustaka, stock opname, dan wedding. Pada kegiatan pengembangan kegitan koleksi ini akan dijelaskan siapa yang berwenang, untuk memilih, pertimbangan yang dipakai dan siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan pengadaan bahan pustaka.

Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Sekolah(2004:44) pada umumnya pengembangan koleksi meliputi rangkaian sebagai berikut:

1. Menentukan kebijakan umum pengmbangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna.

2. Menentukan kewenangan, tugas dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan koleksi.

3. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua sivitas akademika yang dilayani, antara lain :

a. Mempelajari kurikulum setiap program studi.

b. Memberi kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui berbagai media komunikasi.

c. Menydiakan formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun maya.

4. Memilih dan mengadakan bahan pustaka lewat pembelian, tukar menukar, hadiah/sumbangan,dan penerbitan sendiri.

5. Merawat bahan pustaka. 6. Menyiangi koleksi. 7. Mengevaluasi koleksi.

2.3 Pemilihan bahan pustaka

2.3.1 Prinsip pemilihan bahan pustaka

Mutu dari suatu perpustakaan sangat ditentukan oleh mutu koleksinya, dengan demikian cara pemilihan bahan pustaka yang cermat dan tepat merupakan hal yang penting sekali di dalam pengadaan koleksi. Departemen Agama(2003: 17 ) menyatakan,“prinsip dan dasar pemilihan adalah menunjang tujuan perpustakaan dan pendidikan” Ada dua pendapat dalam prinsip dasar seleksi:

1. Kualitas atau nilai koleksi.

(7)

pustakawan harus luas pengetahuannya, tidak hanya dari subyek yang dibahas tetapi juga literatur dari subyek tersebut.

2. Pada kebutuhan pemakai perpustakaan.

Dengan berpedornan pada tujuan perpustakaan itu sendiri, maka koleksi yang diadakan hendaknya sesuai dengan kebutuhan pemakainya.

Jadi berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan kebutuhan pemakai dan menumt skala prioritas yang telah ditetapkan.

2.3.2 Alat bantu pemilihan bahan pustaka

Untuk mengetahui apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakan, maka diperlukan alat bantu pemilihan bahan pustaka.

Menurut Yulia (1995 : 30),“alat bantu seleksi yaitu alat yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan bahan pustaka diseleksi, karena informasi yang diberikan dalam alat tersebut tidak terbatas pada data bibliografi, tetapi juga mencakup keterangan mengenai isi bahan pustaka tersebut dan keterangan lain yang dibutuhkan untuk mengambil kebutuhan. Informasi ini dapat diberikan dalam bentuk anotasi singkat saja, bisa berupa tinjauan dengan panjang yang bervariasi”.

Menurut Milburga (2000: 74) alat bantu seleksi bahan pustaka tersebut adalah:

1. Katalog penerbit dalam dan luar negri yang berisi a. Judul, anak judul, judul paralel

b. Edisi, negara, bahasa, bentuk c. Kota terbit, penerbit

d. Tahun terbit e. Harga langanan f. ISSN/ISBN

2. Bibliografi Nasional dan Internasional 3. Bibliografi khusus bidang ilmu

4. Daftar tambahan koleksi perpustakan lain 5. Tim, bagan buku, iklan dan lain-lain.

Sedangkan menurut Darmono (2001: 55) yang termasuk alat bantu seleksi adalah sebagai berikut :

1. Katalog penerbit dari berbagai penerbit

(8)

2. Tinjauan buku

Tinjauan buku biasanya dibuat pada majalah ilmiah, surat kabar, serta majalah popular. Ini merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi dan seleksi tulisan bagi tulisan orang-orang ternama.

3. Bibliografi Nasional Indonesia

Berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup buku, laporan penelitian, bacaan anak-anak, terbitan pemerintah, laporan konfrensi serta peta.

4. Daftar buku IKAPI

Daftar ini merupakan berbagai katalog penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbitan Indonesia (IKAPI). Katalog ini di terbitkan IKAPI dan isi daftar ini membuat judul, pengarang, jumlah halaman, ISBN dan harga buku.

5. Resensi

Adalah uraian suatu pembicaraan maupun penilaian terhadap suatu karya yang menyangkut bentuk fisik maupun isinya. Resensi dapat disampaikan pada media tatap muka, diskusi buku, media cetak (buku, majalah dan surat kabar) media dengar ( radio), maupun media pandang dengar atau televisi.

Selain pendapat di atas, Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Sekolah (2004: 38) yang termasuk alat bantu pemilihan bahan pustaka adalah terdiri dari:

1. Silabus

2. Katalog penerbit 3. Bibliografi

4. Daftar perolehan buku dari perpustakaan 5. Tinjauan dari resensi buku

6. Iklan dan selebaran terbitan berseri 7. Book in print

8. Pangkalan data

2.3.3 Prosedur pemilihan bahan pustaka

Seleksi adalah tindakan, cara, atau proses memilih. Proses seleksi merupakan kegiatan untuk mengindentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada. Langkah-langkah yang diambil dalam pemilihan bahan pustaka dalam Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Sekolah (1999: 12) adalah:

1. Inisiatif pemilihan dimulai oleh pemakai, baik atas kemampuan sendiri atau atas permintaan pustakawan.

(9)

a. Data untuk buku terdiri dari pengarang, judul, edisi, tahun, penerbit, ISBN, jumlah yang dipesan, harga, dalam formulir di cantumkan pula keterangan untuk apa buku diusulkan.

b. Data untuk majalah terdiri dari judul, alamat penerbit, ISSN, harga bilaman mulai berlangganan dan disertai pula persetujuan atasan si pengusul.

3. Daftar usulan dapat diserahkan langsung kepada pimpinan perpustakaan atau atasan pengusul.

4. Petugas pengadaan mengadakan verifikasi dengan cara :

a. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi dari setiap bahan yang diusulkan dengan memakai alat bantu pemilihan.

b. Mencocokkan daftar usulan dengan koleksi yang ada melalui katalog perpustakaan, katalog majalah dan sebagainya.

c. Diteliti pula apakah ada yang sedang dalam pemesanan.

d. Apabila oleh karena anggaran, sehingga tidak semua usul dapat diterima maka dibuatkan kartu desiderata yang akan dipertimbangkan, kemudian apabila tersedia dana, atau diusahakan dari sumber lain. e. Apabila ada bahan yang diusulkan yang sudah ada atau yang sedang

dalam pemesanan, perlu diputuskan apakah perlu ditambah atau tidak. Usul diterima bila yang dipesan merupakan edisi yang lebih baru dari yanbg dimiliki perpustakaan.

f. Keputusan yang diambil harus dikomunikasikan kepada yang mengusulkan, melalui pimpinan perpustakaan.

Selain menentukan langkah-langkah dalam pemilihan bahan pustaka, perpustakaan juga harus mempertimbangkan beberapa hal dalam pemilihan bahan pustaka, agar bahan pustaka yang diperoleh memiliki mutu yang baik sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Sekolah (2004: 25) ada beberapa azas yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pustaka, yaitu sebagai berikut:

1. Wibawa penulis buku dan pentingnya buku tersebut untuk bidang studi tertentu.

2. Isi bahan perpustakaan cukup bermakna bagi pengembangan bidang studi. 3. Bahasan bahan perpustakaan memuat pandangan yang seimbang,

khususnya buku yang memuat masalah controversial. 4. Kualitas isi bahan perpustakaan.

5. Kepantasan harga. 6. Bahasa.

7. Terbitan terbaru memperoleh prioritas diatas terbitan lama. Bahan perpustakaan lama dapat diadakan sejauh tersedianya dana. Dan dapat mengisi kekurangan koleksi bidang studi tertentu.

8. Bahan perpustakaan renik, misalnya mikrofis, jangan dirangkapi dengan bentuk buku kecuali ada alasan tertentu yang dapat diterima.

(10)

10.Buku ajar diadakan dalam jumlah eksemplar terbatas. Siswa hendaknya melengkapi diri dengan buku ajar yang diperlukan.

11.Media bahan perpustakaan dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Jika lembaga induk juga menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) maka jumlah bahan perpustakaan dalam media elektronik atau digital perlu diperhatikan.

2.4 Pengadaan bahan pustaka 2.4.1 Pembelian

Cara ini adalah salah satu upaya perpustakaan untuk meningkatkan jumlah koleksi namun ini semua tergantung dari anggaran dana yang ada, dana sangat mendukung maka mudah bagi tim seleksi untuk melakukan proses seleksi dan pembelian buku-buku yang dirasa perlu. Menurut Departemen Agama (2003:17) menyatakan,“bahwa bila perpustakaan menginginkan koleksi tetap segar maka perlu kiranya ada penambahan jumlah jilid setiap tahun tidak bolek kurang dari 5% dari jumlah jilid seluruh koleksi perpustakaan.”Menurut Bafadal (2001: 37) untuk membeli bahan pustaka dapat ditempuh dengan berbagai cara yaitu:

1. Membeli ke penerbit

Yang dimaksud disini adalah untuk memperoleh bahan pustaka, pustakawan membeli ke penerbit. Pembelian kepenerbit ini relatif lebih murah bila dibandingkan dengan membeli ke toko buku. Hal ini disebabkan pemilik toko mencari keuntungan walaupun sedikit.

2. Membeli di toko buku

Tidak semua perpustakaan dekat dengan penerbit sehingga apabila membeli langsung kepada penerbit akan memakan biaya banyak untuk ongkos perjalananya. Apabila hal yang demikian terjadi sebaiknya pustakawan membeli buku yang dekat dengan perpustakaannya.

3. Memesan

Sering kali terjadi seorang pustakawan ingin membeli bahan pustaka ke penerbit, tetapi bahan pustaka yang akan dibeli sudah habis. Apabila hal yang demikian ini terjadi maka pustakawan bisa memesan bahan pustaka tersebut. Pemesanan ini bisa ke toko buku atau penyalur. Atau juga bisa langsung kepada penerbit.

(11)

2.4.2 Hadiah

Menurut Forum Kajian Budaya dan Agama(2001:35) Ada dua perolehan hadiah yaitu:

Hadiah atas usulan dan hadiah tanpa diminta, hadiah yang diminta sudah melalui proses seleksi sehingga diharapkan sesuai dengan kebutuhan , sedangkan hadiah tanpa diminta sering tidak cocok dengan tujuan perpustakaan penerima sehingga perlu diseleksi lebih jauh untuk dijadikan koleksi perpustakaan.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Sekolah (2004: 55) bahan pustaka melalui hadiah dapat dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut:

1. Hadiah secara langsung

prosedur perolehan hadiah secara langsung yaitu:

a. Meneliti kiriman bahan perpustakaan hadiah dan mencocokkannya dengan surat pengantarnya.

b. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan. c. Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang diperlukan. 2. Hadiah atas permintaan

Prosedur perolehan hadiah atas permintaan yaitu:

a. Menyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan.

b. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah dan setelah bahan perpustakaan diterima.

c. Memeriksa dan mencocokkan daftar kiriman perpustakaan hadiah dan surat pengantarnya

d. Mengirimkan kembali surat pengantarnya.

e. Mengolah bahan pustaka hadiah yang diterima seperti pengolahan bahan perpustakaan biasa.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengembangan koleksi dengan hadiah/sumbangan dapat dilakukan dengan: hadiah atas permintaan dan hadiah tidak atas permintaan yaitu hadiah secara langsung. Hadiah yang sesuai dapat dijadikan koleksi perpustakaan, sedangkan yang tidak sesuai dapat ditukarkan ke perpustakaan lain.

2.4.3 Tukar Menukar

Kegiatan tukar menukar bahan pustaka diharapkan dapat berjalan lancar dan sesuai dengan keinginan, sehingga dapat mewujudkan tujuan dari pertukaran bahan pustaka tersebut. Menurut Sulistyo-Basuki (2001: 39) kegiatan tukar menukar bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan yaitu:

(12)

buku-buku terbitan pemerintah, majalah-majalah dan lain-lainnya yang akan dikirim ke perpustakaan melalui pertukaran.

2. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.

3. Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan khususnya pada tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan antar informal, banyak program-program pertukaran terbatas pada perpustakaan nasional, perpustakaan khusus dan perpustakaan research (penelitian) yang besar.

2.4.4 Titipan.

Titipan adalah bahan pustaka yang diperoleh dari individu atau lembaga yang menitipkannya. Dalam melaksanakan pengadaan bahan pustaka yang dilakukan melalui titipan terdapat kesepakatan antara perpustakaan dengan pihak yang menitipkan bahan pustaka. Biasanya jangka waktu penitipan bahan pustaka juga perlu diperhatikan karena dapat merugikan dari segi ekonomi, misalnya jangka waktu penitipan bahan pustaka adalah 5 tahun. dan biasanya bahan pustaka titipan memerlukan tempat pelayanan khusus. Oleh sebab itu pihak perpustakaan harus berhati-hati dalam menerimanya terutama persyaratan yang diajukan oleh penitip.

Langkah-langkah penerimaan bahan pustaka dengan cara titipan menurut Soeatminah (1992: 74) adalah sebagai berikut:

1. Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok, pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat dipinjamkan.

2. Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi dengan keterangan, seperti:

a. Pustaka sesuai dengan daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama jangka waktu…x… tahun.

b. Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan sama dengan koleksi yang lain.

c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik-baiknya seperti koleksi yang sama.

d. Apabila ada pustaka yang rusak, perpustakaan akan memperbaiki, tetapi apabila hilang, perpustakaan tidak menggantinya.

(13)

2.5 Relevansi Koleksi

Koleksi yang relevan dengan kurikulum sekolah dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang ada. Kurikulum yang berlaku di sekolah mengharuskan siswa dan guru memakai beberapa buku pelajaran sebagai panduan tidak hanya buku teks pelajaran tapi juga buku penunjang buku teks agar tercapai tujuan. Menurut Siregar (2002:8),“salah satu prinsip pemilihan buku adalah relevansi atau kesesuaian. Yaitu perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga induknya”. Menurut Andriani (2003:11) menyatakan bahwa,”relevansi merupakan suatu yang difahami oleh pengguna pada saat memilih dokumen”. Sedangkan menurut Purnomo (2006:9),“dokumen yang relevan artinya dokumen-dokumen yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan”. Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwa relevansi merupakan kesesuaian dokumen yang diperoleh dari sumber informasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna yang didapatkan.

2.5.1 Ukuran Relevansi

Keinginan dari pencari informasi adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan penguna. Pencari informasi akan sering berkunjung dan datang kembali ke perpustakaan apabila informasi relevan dengan kebutuhan pengguna.

2.5.2 Kurikulum Sekolah

(14)

oleh siswa, yang pengembangannya mengacu pada standar nasional pendidikan dan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang baik. Model kurikulum yang saat ini diterapkan di semua sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mencapai tujuan. Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:24), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah,“kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan”.

2.6 Kebutuhan Pengguna

2.6.1 Pengertian kebutuhan informasi.

Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya pada sekarang ini, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Kebutuhan informasi seseorang selalu berubah dan berkembang setiap saat, sehingga sulit untuk menentukannya secara tepat. Salah satu tempat yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh seseorang adalah perpustakaan yang mampu mengolah. Perpustakaan memiliki masyarakat pengguna yang kebutuhannya terus menerus berubah setiap saat. Memahami kebutuhan informasi pengguna memerlukan kerjasama antara pengolah informasi dan pengguna informasi yang baik.

Krech, Crutchfield, dan Ballachey dalam Yusup (1995:8) lebih jauh menjelaskan: Karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah yang ada. Salah satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan.

(15)

2.6.2 Pengguna perpustakaan

Pada perpustakaan, pengguna merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu perpustakaan yang baik. Karena perpustakaan yang banyak dikunjungi dan dimanfaatkan seluruh fasilitas dan layanannya oleh pengguna dapat dikatakan perpustakaan yang berhasil apabila penguna sering keperpustakaan. Reitz dalam Hasugian (2004:527) menjelaskan bahwa pengguna adalah,“User is only who the resource and services of library”, yang artinya pengguna perpustakaan adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan. Sedangkan Menurut Proboyekti (2008:3),”pengguna perpustakaan terdiri dari 2 jenis yaitu pengguna yang sudah menggunakan perpustakaan dan pengguna yang berpotensial menggunakan perpustakaan”. Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pengguna perpustakaan sekolah adalah setiap orang yang menggunakan bisa mengunakan fasilitas dan layanan diperpustakaan yakni para siswa, guru, dan pegawai.

2.7Koleksi Perpustakaan

2.7.1 Pengertian dan Fungsi Koleksi Perpustakaan

Koleksi yang disediakan di perpustakaan sekolah ditentukan oleh banyaknya jumlah mata pelajaran, banyaknya jumlah siswa dan guru, dan harus sesuai dengan kurikulum sekolah. Menurut Hasugian (2009:79),“koleksi suatu perpustakaan sekolah biasanya berupa buku, terbitan berkala, dan media pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilayaninya”.

(16)

2.7.2 Jenis Koleksi Perpustakaan

Salah satu unsur utama dalam mendirikan suatu perpustakaan adalah tersedianya koleksi perpustakaan yang ada. Koleksi perpustakan terdiri dari bahan tercetak dan terekam. Menurut Sutarno (2006:54) secara umum koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu:

1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini buku teks, surat kabar, majalah, buletin, pamphlet, kamus, ensiklopedia, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan,buku pedoman, dll. 2. Bahan pustaka yang terekam yang dalam kelompok ini adalah slide, kaset

audio,kaset video, film, strip, CD, VCD, dll.

Sedangkan Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:14) Jenis koleksi perpustakaan meliputi segala jenis buku dan yang tidak termasuk kategori buku,rincian uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Buku pelajaran pokok

Buku pelajaran pokok adalah buku yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan disusun secara teratur dari suatu pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Buku pelajaran pokok diterbitkan/diadakan oleh pemerintah, dan isinya sesuai kurikulum yang berlaku.

2. Buku pelajaran pelengkap

Buku pelajaran pelengkap adalah buku sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru, yang sebagian besar atau seluruh isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

3. Buku bacaan

Buku bacaan adalah buku yang digunakan sebagai bacaan, yang menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi bacaan nonfiksi, fiksi ilmiah, dan fiksi.

a. Buku bacaan nonfiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan nonfiksi dapat menunjang atau memperjelas salah satu mata pelajaran atau pokok bahasan dan dapat pula bersifat umum.

b. Buku bacaan fiksi ilmiah adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan dan rekaan pengarang dalam bentuk cerita yang dapat mempengaruhi pengembangan daya pikir ilmiah.

c. Buku bacaan fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita. Buku bacaan fiksi yang baik dapat memberikan pendidikan dan hiburan sehat.

4. Buku sumber/referensi/rujukan

(17)

referensi terdiri atas: kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, atlas, buku indeks, dan abstrak. Buku sumber lain yang sangat penting sebagai acuan guru mengajar adalah buku kurikulum, buku ilmu pendidikan, dan lail-lain.

5. Terbitan berkala adalah jenis terbitan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Jenis terbitan berkala ini antara lain adalah surat kabar, majalah dan buletin.

6. Pamflet atau brosur membuat keterangan tentang keadaan atau kegiatan lembaga/orang yang menerbitkannya. Terbitan itu biasanya dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik.

7. Media pendidikan, antara lain slide, film, kaset, dan piringan hitam. 8. Alat peraga, antara lain slide, film, kaset, piringan hitam.

9. Kliping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar, majalah, dan lain- lain yang dianggap penting untuk disimpan atau dinokumentasiakan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah semua bahan pustaka baik tercetak maupun yang terekam yang dimiliki perpustakaan yang diolah secara sistematis agar dapat dicari dan ditemukan setiap saat yang diinginkan oleh pengguna.

2.8 Inventarisasi

2.8.1 Pengertian Inventarisasi

Inventarisasi koleksi adalah kegiatan pencatatan setiap bahan pustaka ke dalam buku inventarisasi (buku induk) sebagai tanda bukti pembendaharaan perpustakaan. Inventarisasi ini merupakan kegiatan yang mencatat koleksi bahan pustaka sebagai bukti bahwa koleksi tersebut milik perpustakaan yang bersangkutan. Dalam melakukan pencatatan ini harus ditetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku inventaris dan petunjuk untuk mengisinya.

Tata laksana kerja inventarisasi bahan pustaka menurut Milburga (2000: 75) inventarisasi dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mencatat buku/bahan pustaka satu persatu mulai dari penerimaan yang paling awal sampai dengan penerimaan yang paling akhir.

2. Mencatat mulai dari kolom nomor urut dengan angka nomor yang terkecil, dilanjutkan dengan nomor urut seterusnya setiap kali menerima buku atau bahan pustaka baru.

3. Kolom tanggal diisi dengan tanggal saat pencatatan penerimaan bahan pustaka tersebut.

4. Kolom asal buku diisi dengan keterangan:

(18)

b. Nama Perseorangan/badan atau instansi/lembaga, bila buku-buku itu berasal dari hadiah.

c. Nama perpustakaan, apabila buku-buku itu berasal dari pertukaran koleksi dari perpustakaan lain.

5. Kolom pengarang diisi dengan nama pengarang dengan buku yang dicatat. 6. Kolom judul diisi dengan judul buku yang sedang diinventarisasi.

7. Kolom jumlah eksemplar diisi keterangan jumlah eksemplar.

8. Kolom harga satuan diisi dengan harga setiap eksemplar buku, apabila buku itu berasal dari pembelian.

9. Kolom jumlah harga diisi jumlah harga dari keseluruhan jumlah eksemplar buku yang bersangkutan.

10.Kolom jenis buku diisi dengan jumlah eksemplar masing-masing jenis buku yang sedang diinventarisasi.

11.Kolom bahasa diisi dengan jumlah eksemplar yang setiap bahan dari buku yang sedang diinventarisasi.

12.Kolom nomor inventarisasi diisi dengan nomor inventarisasi yang sudah ditentukan untuk setiap eksemplar buku.

13.Kolom nomor pustaka diisi dengan nomor pustaka berdasarkan isi buku menurut Dewey.

14.Kolom keterangan diisi dengan keterangan-keterangan mengenai keadaan buku yang diinventarisasi

15.Setelah kolom inventarisasi hampir habis, sebelum ganti halaman dicatat rekapitulasi buku-buku yang telah dicatat dengan perincian tentang jumlah eksemplar, judul, harga seluruh buku yang dibeli, seperti tercatat pada halaman tersebut, jenis buku serta macam bahasanyadan lain-lain. Kemudian hasil rekapitulasi tersebut dipindahkan ke halaman berikutnya pada baris paling atas.

Menurut Bafadal (2001:46) kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan inventarisasi bahan pustaka meliputi:

1. Memberi stempel pada buku.

Setiap bahan pustaka yang datang harus diperiksa. Dalam pemeriksaannya hendaknya diteliti nama pengarang, judul karangan, edisi, serta bentuk fisiknya. Setelah selesai diperiksa dan ternyata benar maka setiap bahan pustaka tersebut distempel dengan stempel inventaris perpustakaan.

2. Setiap bahan pustaka yang distempel dengan stempel perpustakaan sebagai tanda pengenal. Yang perlu distempel adalah halaman-halaman tertentu, seperti halaman judul, daftar isi bab per bab. Hal ini tergantung kepada kebijakan pustakawannya masing-masing.

3. Buku-buku yang telah distempel perpustakaan, perlu juga distempel dengan stempel inventaris yang memuat kolom isian inventaris dan tanggal menginventaris. Biasanya stempel inventaris ini distempelkan dibalik halaman judul.

4. Mendaftar bahan pustaka

(19)

hendaknya diinventariskan dalam buku inventaris bantuan pemerintah. Bahan pustaka yang diperoleh dari hadiah dan sebagainya.

5. Kegiatan inventarisasi dilakukan setelah pengadaan koleksi selesai dikerjakan

yaitu pada waktu koleksi diterima. Kegiatan ini merupakan bagian pekerjaan yang penting untuk proses pengolahan bahan pustaka karena dengan menginventarisasi koleksi dapat diketahui berapa jumlah pertambahan koleksi setiap tahunnya dan jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2.8.2Inventarisasi Buku Induk untuk Buku

Menurut Milburga (2000: 76) keterangan yang dicatat dalam buku inventarisasi/induk adalah:

1. Nomor urut

2. Taggal masuk buku 3. Asal buku

4. Nama pengarang 5. Judul buku

6. Nama penerbit dan tahun terbit 7. Jumlah eksemplar

8. Harga satuan dan jumlah harga

9. Jenis buku: teks/informasi/fiksi/referensi

10.Bahasa yang dipakai: Indonesia/Inggris dan lain-lain 11.Keterangan mengenai keadaan buku

Tabel 1: Inventarisasi Perpustakaan Sekolah

Sumbe

(20)

Majalah adalah terbitan yang direncanakan diterbitkan secara periodik selama kurun waktu yang cukup lama untuk subyek tertentu. Majalah biasanya diterbitkan lebih dari satu kali dalam setahun, dengan dibubuhi volume dan nomor yang berurutan untuk setiap terbitan. “Pencatatan majalah dalam buku induk berguna untuk memastikan nomor-nomor yang benar-benar datang; melihat riwayat majalah; dan untuk mengetahui nomor-nomor majalah sebelumnya yang kosong” (Yulia, 1993:155).

Sumbe

Gambar 1: Bentuk / lajur Kartu Majalah

(21)

Berikut adalah contoh bentuk / lajur “Kartu Penjilidan Majalah” :

Sumbe

Gambar 2 : Bentuk/Lajur Kartu Majalah

2.9 Stock Opname

Dalam kegiatan pengembangan koleksi suatu perpustakaan

didasarkan pada profil seleksi dan kebutuhan pengguna akan bahan pustaka

tersebut. Dimana kegitan untuk mengetahui bagaimana profil koleksi suatu

perpustakaan yang merupakan kegiatan pengumpulan data yang jumlah

koleksinya menurut subjek yang sesuai dengan subjek yang mencakup

disebut stock opname. Menurut Yulia (1993:1998) tujuan dilakukan

kegiatan stock opname adalah:

1. Mengetahui keadaan koleksi bahan pustaka yang ada di

perpustakaan.

2. Mengetahui jumlah buku ( judul/eksemplar) koleksi bahan pustaka

menurut

golongan klasifikasi dengan tepat.

3. Menyediakan jajaran katalog yang tersusun rapi yang menandakan

kondisi koleksi bahan pustaka.

4. Untuk mengetahui dengan tepat bahan pustaka yang tidak ada

katalognya.

5. Untuk mengetahui pustaka yang dinyatakan hilang.

6. Untuk mengetahui dengan tepat kondisi bahan pustaka, apakah

(22)

Menurut Sulistyo-Basuki (1991) Stock opname memiliki beberapa

prosedur dan metode antara lain:

1. Daftar Pengadaan

Daftar pengadaan dicocokkan langsung dengan dokumen dalam rak,dalam metode ini membutuhkan 2 orang petugas, dimana seorang diantaranya memeriksa buku satu per satu dan menyebutkan nomor induknya, sedangkan seorang petugas lain memeriksa dan memberi tanda pada daftar pengadaan.

2. Daftar / Registrasi yang berisi nomor induk

Daftar yang berisi nomor induk disiapkan dan dicocokkan dengan dokumen di rak.Seorang petugas menyebutkan nomor induk yang ada di buku, sedang petugas lain memeriksa dan memberi tanda pada nomor induk yang sesuai dalam register. Sebelumnya, register diberi tanda lebih dahulu untuk dokumen yang sedang dipinjam, diperbaiki, dan yang tidak diketahui.

3. Lembar Lepas Berisi Nomor Induk

Berisi nomor induk yang dibatasi sampai 100 nomor,kemudian lembar lepas ini digandakan sesuai dengan jumlah petugas,nomor induk yang tidak bertanda adalah nomor induk yang dokumennya tidak dapat dilacak, (karena nomor induk yang bukunya ada sudah diberi tanda sebelumnya). 4. Kartu Uji

Menggunkan kartu katalog berukuran 7,5 x 12,5 cm,setiap rak yang berisi buku diberi nomor atau simbol,setiap buku dibuatkan kartu uji yang berisi nomor induk dan simbol lokasi,kartu uji juga dibuatkan untuk dokumen yang sedang dipinjam, dijilid, atau diperbaiki. Kartu uji ini, kemudian disusun menurut nomor induk,nomor induk yang hilang dicatat dalam sebuah daftar, dan nomor induk yang ganda dapat diketahui.

5. Menghitung Koleksi

Koleksi di dalam rak dihitung langsung jumlahnya, ditambah koleksi yang dipinjam, sedang dijilid, dan koleksi yang masih diperbaiki ( jumlah ini dibandingkan dengan jumlah koleksi, yang didasarkan pada buku induk. Selisih dari kedua angka ini merupakan dokumen yang tidak diketahui / hilang).

6. Berdasarkan Sampel/ Contoh

Dipilih beberapa rak sebagai contoh ( Dengan menggunkan contoh / sampel ini, akan didapatkan laju kehilangan buku pertahun berdasarkan perhitungan rata – rata.

7. Bantuan Komputer

Gambar

Tabel 1: Inventarisasi Perpustakaan Sekolah
Gambar 1: Bentuk / lajur Kartu Majalah
Gambar 2 : Bentuk/Lajur Kartu Majalah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sebuah suratnya kepada Tjipto Mangunkusumo bulan Juni Sukarno menyatakan pendapatnya bahwa kongres tersebut telah menanamkan kepercayaan diri yang lebih besar kepada

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Hasil yang didapat yaitu sebuah sistem informasi Jadwal Perkuliahan dan Presensi Dosen Pada Pelaksanaan Proses Pembelajaran di Politeknik Negeri Sriwijaya, yang

The researcher analyzed the data by using romanticism of William Wordsworth about kinds of romanticism (back to nature, romantic melancholy, individualism, and

manfaat dari penelitian ini adalah membantu Columbus Palembang dalam menyusun basis data terdistribusi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta menyelesaikan permasalahan yang

Sistem dan Instalasi Tata Udara 5243. Sistem Kontrol

Mata Kuliah ini memuat bahasan tentang pemrograman linear dengan metode grafik dan simpleks, serta kasus-kasus dan sifat-sifat yang terjadi pada penyelesaiannya; teori

Persyaratan pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional pengawas sekolah/madrasah diatur dalam Permenneg PAN & RB Nomor 21 Tahun 2010, sebagaimana yang telah diubah dalam