• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Ibu Memilih Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan di Desa Lubuk Rotan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Ibu Memilih Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan di Desa Lubuk Rotan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi

1. Pengertian Bayi

Bayi adalah makhluk yang hadir kedunia dengan sebuah mekanisme bawaan untuk

menyenangkan orang lain, dan hanya meminta balasan berupa kondisi lingkungan yang tepat, yang memungkinkan bertumbuh kembangnya "benih sifat pengasih" yang secara

alami telah ada dalam dirinya (Lama,2010).

Bayi merupakan individu dengan pola pertumbuhan dan perkembangan yang unik (Lewis, 2010).

Bayi merupakan suatu tahap perkembangan manusia setelah dilahirkan (Puspita, 2010).

2. Tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan dan stimulasi pendukungnya Berikut gambaran umum tumbuh kembang bayi umur 0-6 bulan.

a. Tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan

Mulai mampu mengontrol gerakan-gerakan otot-ototnya, menggerakkan tangan dan kakinya, ketika dia bergerak seolah-olah kejang itu adalah cara dia belajar mengendalikan diri.

b. Tumbuh kembang bayi usia 1,5 – 3 bulan

Umumnya sudah mulai mampu mengangkat kepala di posisi telungkup. Aktif

(2)

c. Tumbuh kembang bayi usia 3 – 6 bulan

Motorik kasar

Mampu mengangkat dan menahan kepalanya beberapa saat lamanya.

Mampu menggunakan kedua tangan untuk menahan tubuhnya sambil bergerak maju pada posisi ditelungkupkan.

Motorik halus

Mampu menggunakan kedua tangan untuk meraih dan menggenggam sebuah benda. Mulai memasukkan semua benda yang dipegangnya ke

B. ASI

1. Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) menurut WHO Geneva merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung berasal dari kelenjar payudara ibu (Harry, 2009).

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, berguna bagi makanan bayi. ASI

merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui (Khamzah, 2012).

2. Pengertian ASI Eksklusif

Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain (Fendy, 2009).

(3)

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim

(Wulandari, 2011).

3. Komposisi gizi dalam ASI

Menurut Utami (2005 dalam Wulandari 2011) ASI mengandung lebih dari 200 unsur pokok,antara lain zat putih telur,lemak,karbohidrat,vitamin,mineral,faktor pertumbuhan, hormon,enzim,zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara

proporsional dan seimbang dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia ini sangat tepat bagai suatu simfoni nutrisi bagi pertumbuhan

bayi sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia. Komposisi ASI antara lain :

a. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan lebih banyak dari PASI. Rasio jumlah dalam laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4, sehingga ASI terasa lebih manis

dibandingkan PASI. Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI. Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi

penting yang berperan dalam pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi untuk kerja sel-sel saraf, mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral-mineral lain (Prasetyono, 2012).

b. Protein

Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein yang terdapat pada ASI dan

(4)

lebih susah dicerna oleh usus bayi, yang banyak terkandung dalam susu sapi. ASI

mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi, yaitu taurin. Asam amino jenis ini banyak ditemukan di dalam ASI yang sangat penting

perannya bagi perkembangan otak. ASI juga kaya nukleotida yang berperan meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, meningkatkan penyerapan besi, dan meningkatkan daya tahan tubuh (Khamzah, 2012).

c. Lemak

Lemak pada ASI merupakan lemak penghasil energi utama. ASI lebih mudah

dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Lemak adalah zat gizi yang berperan penting dalam proses metabolisme. Kadar lemak dalam ASI juga lebih mudah diuraikan dan diserap oleh tubuh dibandingkan lemak yang terdapat di dalam air susu

sapi. Lemak ASI terdiri dari beberapa jenis antara lain: DHA,ALA,AA dan lain sebagainya. DHA merupakan zat yang penting untuk membantu pertumbuhan, perkembangan, serta mempertahankan fungsi kerja jaringan otak. Selain itu, lemak

dalam ASI juga berpengaruh untuk membentuk kulit sehat (Kodrat, 2010). d. Mineral

Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang berguna bagi pertumbuhan jaringan

otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium dalam ASI lebih rendah dari pada susu sapi, namun penyerapannya lebih

(5)

terkandung dalam ASI lebih mudah diserap dari pada susu sapi. Mineral yang cukup

tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah selenium, yang berfungsi mempercepat pertumbuhan anak (Khamzah, 2012).

e. Vitamin

Apabila makanan yang dikonsumsi oleh ibu memadai, berarti semua vitamin yang diperlukan bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI.

Vitamin D yang larut air terdapat dalam susu. Mengenai hal ini, perlu diketahui bahwa vitamin D yang larut lemak dan jumlah vitamin A, tiamin, dan vitamin C

bervariasi sesuai makanan yang dikonsumsi oleh ibu (Prasetyono, 2012). d. Air

Kira-kira 88% ASI terdiri dari air, yang berguna untuk melarutkan zat-zat yang

terdapat didalamnya yang sekaligus juga dapat meredakan rangsangan haus dari bayi (Wulandari, 2011).

4. Pola pemberian ASI a. Persiapan menyusui

Meskipun pada masa kehamilan ibu belum menyusui, namun ibu tetap

perlu mengikuti management laktasi. Ibu perlu melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Managemen laktasi dimulai sejak umur enam bualan agar ibu

mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup. Ibu hamil juga memperhatikan gizi makanan dari mulai kehamilan trimester kedua. Peran

(6)

b. Cara menyusui

Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan posisi menyusui sambil duduk yaitu sangat sering dilakukan oleh sebagian besar ibu

sebab posisi ini menguntungkan bagi bayi dan ibu, posisi menyusui sambil berdiri dengan cara berdiri menggendong bayi dan menyusui bayinya, posisi menyusui sambil berbaring dengan berbaring bersama bayi ditempat tidur

dengan perut saling bersentuhan, dada ibu kemulut bayi ketika mulut bayi terbuka lebar tarik kepalanya kearah payudara (Kodrat, 2010).

5. Manfaat pemberian ASI a. Manfaat bagi bayi

1) ASI mengandung komposisi yang tepat

Yaitu dari berbagai bahan makanan untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.

2) Terhindar dari alergi

Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu

formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini.

3) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak tak jenuh pada ASI mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI esklusif akan

(7)

b. Manfaat bagi ibu

1) Aspek kontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung syaraf

sensorik, sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi dan menjarangkan kehamilan bila diberikan hanya ASI esklusif dan

belum terjadi menstruasi kembali. 2) Aspek kesehatan ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya

perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. 3) Aspek Psikologis

Keuntungan menyusui Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa

yang dibutuhkan oleh semua manusia. c. Manfaat pemberian ASI bagi keluarga

ASI tidak perlu dibeli sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain dan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat

d. Manfaat pemberian ASI bagi negara

1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

(8)

C. Susu Formula

1. Pengertian Susu Formula

Susu Formula menurut WHO adalah susu yang sesuai dan bisa diterima oleh

sistem tubuh pada bayi. Susu formula yang baik tidak menimbulkan gangguan saluran pencernaan seperti diare,muntah,atau kesulitan buang air besar dan gangguan lainnya seperti batuk,sesak,dan gangguan kulit (Khamzah, 2012).

Secara definisi formula bayi adalah makanan yang ditujukan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sebagai pengganti sebagian atau hampir

semua dari ASI yang karena sesuatu hal ASI tidak bisa diberikan secara penuh atau sebagian (Auditya, 2012).

2. Jenis-jenis susu formula a. Susu formula adaptasi

Susu formula adaptasi (adapted berarti disesuaikan dengan kebutuhan bagi bayi baru lahir) digunakan untuk bayi baru lahir sampai umur 6 bulan.

b. Susu formula awal lengkap

Susu formula awal lengkap (complete starting formula) berarti susunan zat

gizinya lengkap dan pemberiannya dapat dimulai setelah bayi dilahirkan. c. Susu formula follow-up

Formula follow-up (follow-up diartikan lanjutan,mengganti formula bayi yang

sedang dipakai dengan formula tersebut). d. Susu formula prematur

(9)

e. Susu Hipoalergenik (Hidrolisat)

Susu formula hipoalergenik atau hidrolisat diberikan kepada bayi yang mengalami gangguan pencernaan protein. Protein yang masuk melalui makanan tidak dapat

diserap oleh usus dan dikeluarkan lagi melalui feses. f. Susu Soya

Susu soya bebas laktosa untuk bayi dan anak yang mengalami alergi terhadap

protein susu sapi. Soya menggunakan isolat protein kedelai sebagai bahan dasar dan memiliki kandungan protein tinggi yang setara dengan susu sapi.

g. Susu rendah laktosa atau tanpa laktosa

Susu bagi bayi yang tidak mampu mencerna laktosa karena tidak memiliki enzim untuk mengolah laktosa (Khamzah, 2012).

3. Kandungan nutrisi susu formula a. Lemak

Kadar lemak yang disarankan susu formula adalah antara 2,7-4,1 gr/100 ml. b. Protein

Kadar protein dalam susu formula harus berkisar antara 1,2-1,9 gr/100 ml. c. Karbohidrat

Kandungan karbohidrat yang disarankan susu formula antara 5,4-8,2 gr/100 ml. d. Mineral

Kandungan berbagai mineral harus diturunkan hingga jumlahnya berkisar antara 0,25-0,34 g tiap 100 ml.

e. Vitamin

(10)

4. Faktor-faktor ibu memilih pemberian susu formula a. Faktor predisposisi (predisposing factor)

Faktor predisposisi (predisposing factor),yang terwujud dalam pengetahuan,

sikap,kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007). 1) Putting susu datar/terbenam

Masalah yang sering terjadi pada menyusui terutama terdapat pada ibu

primipara. Masalah menyusui pada masa antenatal yaitu putting susu datar/terbenam. Oleh karena itu perlu diberikan penjelasan tentang pentingnya

perawatan payudara, cara menyusui yang benar, dan hal-hal yang erat hubungannya dengan proses menyusui (Wulandari, 2011).

Ada beberapa bentuk puting susu, panjang, pendek, dan datar atau

terbenam. Dengan kehamilan,biasanya puting menjadi lentur. Namun,memang kerap terjadi sampai sesudah bersalin,puting belum juga menonjol keluar. Banyak ibu langsung menganggap hilang peluangnya untuk menyusui.

Padahal, puting hanya kumpulan muara saluran ASI dan tidak mengandung ASI. ASI di simpan di sinus laktiferus yang terletak di daerah aerola mamae.

Jadi, untuk mendapatkan ASI,aerola mamae yang perlu dimasukkan ke dalam mulut bayi agar isapan dan gerakan lidah dapat memerah ASI keluar (Danuatmaja, 2007).

Walaupun 97% wanita dapat menyusui, ada situasi tertentu yang membuat menyusui menjadi sulit dilakukan. Sekitar 2% wanita memiliki putting susu

(11)

dengan putting susu rata tetap bisa menyusui bayinya dengan efektif. Yang

penting bukan ukuran, melainkan kelenturan kulit disekelilingnya dan semudah apa bayi dapat menariknya sebagai dot untuk dihisap (Riksani, 2012).

Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai resiko kelahiran prematur, dapat diusahakan mengeluarkan putting susu datar atau terbenam dengan tekhnik atau gerakan Hoffman yang dikerjakan 2x sehari

(Wulandari, 2011).

Bila terjadi puting susu terbenam, puting akan masuk kedalam areola

sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan, sehingga dapat diusahakan perbaikannya (Nugroho, 2011).

b. Faktor pendukung (enabling factor)

Faktor pendukung (enabling factor),yang terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2007).

1) Kurang tersedianya sarana kesehatan

Sidi (2004) salah satu kendala mensukseskan program ASI eksklusif adalah

meningkatnya tenaga kerja wanita, sedangkan cuti melahirkan hanya 12 minggu dan 4 minggu harus diambil sebelum melahirkan. Selama cuti ibu

(12)

“mother-friendly working place” dimana terdapat fasilitas untuk memerah dan

menyimpan ASI, bila fasilitas mengizinkan disediakan tempat penitipan bayi. Ada faktor yang membuat sebagian ibu muda tidak menyusui bayinya

karena mendapat informasi yang salah yaitu kurangnya program kesejahteraan sosial yang terarah, yang dijalankan oleh beberapa instansi pemerintahan di negara-negara berkembang. Kebiasaan para ibu yang bekerja, mendukung

rendahnnya tingkat ibu yang menyusui. Demikian halnya dengan kekhawatiran ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan

makanan bayi. Anggapan ini sering menjadi kendala bagi ibu, yang akhirnya mencari alternatif lain dengan memberi susu pendamping manakala bayi lapar. Hal-hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan dari pola dasar pemberian

ASI menjadi pemberian susu formula (Prasetyono, 2012).

Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus memberi ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Jika

memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilakukan apabila ditempat kerja atau disekitar tempat bekerja tidak

tersedianya sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat kerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat kerja.

Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering

(13)

c. Faktor pendorong (reinforcing factor)

Faktor pendorong (reinforcing factor), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2007). 1) Kurangnya petugas kesehatan

Petugas kesehatan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam

menunjang pemberian ASI. Peran petugas dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi

(Nugroho, 2011).

Sebagian ibu muda tidak menyusui bayinya karena mendapat informasi yang salah yaitu ketiadaan perhatian yang sungguh-sungguh dari para ahli

kesehatan untuk menggalakkan kebiasaan menyusui anak (Prasetyono, 2012). Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI dan penerangan

tentang ASI (Soetjiningsih, 1997).

Petugas kesehatan pun masih banyak yang tidak memberikan informasi

pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. Seorang dokter atau tenaga kesehatan yang berkecimpung dalam bidang laktasi, seharusnya mengetahui bahwa walaupun menyusui itu merupakan suatu proses alamiah,

namun untuk mencapai suatu keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar (Wulandari, 2011).

(14)

melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) pada saat persalinan dan

mendukung pemberian ASI dengan langkah kebehasilan menyusui. Beberapa hambatan kurang berperannya petugas kesehatan dalam menjalankan

kewajibannya dalam kontek ASI ekslusif lebih banyak karena kurang termotivasinya petugas untuk menjalankan peran mereka disamping pengetahuan konseling ASI yang masih kurang (Mei, 2011).

Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa di dalam penatalaksanaan pemberian ASI. Sebagian besar aspek penatalaksanaan kebidanan dari

pemberian ASI adalah didasarkan pada pemahaman atas perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi dalam wanita yang sedang berlaktasi post partum. Para bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang

pemberian ASI. Bukti menunjukkan bahwa bila ibu tahu cara yang benar untuk memposisikan bayinya pada payudaranya, menyusui pada waktu yang diinginkan bayinya (on demand) dan memperoleh dukungan serta memperoleh

percaya diri tentang kemampuannya memberi ASI, berbagai penyulit yang umum dapat dihindari atau dicegah (Wulandari, 2011).

D. Peran ibu terhadap pemberian susu formula

Rendahnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya informasi susu

formula membuat masa depan banyak anak Indonesia dikorbankan. pemberian ASI secara benar dapat mengurangi risiko ibu menderita berbagai penyakit, mulai dari

(15)

inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan,

pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berumur 6 bulan yang dibuat sendiri, dan menyusui hingga bayi berumur 2 tahun (Candra, 2012).

Peran ibu, sebagai pelopor peningkatan kualitas sumber daya Indonesia, patut menyadari dan meningkatkan pengetahuannya untuk menunjang gerakan ini. Pada dasarnya, segera setelah melahirkan, secara naluri ibu mampu menjalankan tugasnya

untuk menyusui. Namun, untuk mempraktekkan bagaimana menyusui yang baik dan benar, setiap ibu perlu mempelajarinya (Nugroho, 2011).

Banyak sekali masalah-masalah pada ibu menyusui yang timbul karena berbagai sebab. Masalah menyusui pasti akan datang menghampiri para ibu saat para ibu sedang menyusui bayinya. Dengan mendapat informasi yang tepat, masa menyusui

diharapkan menjadi masa menyenangkan bagi ibu maupun bayi (Kodrat, 2010). Pada dasarnya, pemberian makanan pengganti ASI diperbolehkan bila ibu benar-benar kekurangan ASI pada masa menyusui. Ketika kondisi seperti itu, hendaknya

berkonsultasi dengan dokter. Jika bayi terpaksa meminum susu formula, dokter dapat memberikan saran mengenai susu formula yang dianggap cocok untuk bayi

berdasarkan komposisi makanan tambahan atau pengganti ASI (Prasetyono, 2012).

E. Hubungan antara peran ibu terhadap pemberian susu formula

Di Indonesia, saat ini begitu banyak beredar berbagai jenis susu formula mulai dari yang mahal sampai yang relatif murah. Seringkali ibu yang terpaksa

(16)

Untuk bayi dengan resiko tinggi seperti terlahir secara prematur, terlahir dengan

berat badan < 2000 g dan bayi terlahir dari ibu yang positif mengidap HIV keperluan rekomendasi yang diberikan secara medik adalah dengan pemberian nutrisi melalui

susu formula khusus bayi. Dengan demikian susu formula bubuk bayi diberikan pada bayi pada saat setelah persalinan. Pemberian asupan nutrisi melalui pemberian susu formula bayi bertujuan memberikan segala keperluan nutrisi bayi (Misgiyarta,2008).

Kebanyakan ibu kurang menyadari pentingnya ASI sebagai makanan utama bayi. Kunci keberhasilan menyusui yang utama adalah kemauan yang kuat pada diri

ibu untuk menyusui anaknya. Kemauan tersebut bisa timbul dari dalam dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya (Prasetyono, 2012).

Gerakan penggalangan sadar ASI kini mulai disadari oleh semua pihak dan

dilakukan dimana-mana. Susu formula banyak menjadi pilihan konsumen, sebab mereka menganggap kandungan gizinya lebih alami. Dengan memulai kesadaran dari sendiri dahulu mungkin dapat meminimalkan ketergantungan ibu menggunakan

susu formula. Ibu harus menyadari bahwa sangat penting memberikan ASI eksklusif pada bayi (Kodrat, 2010).

Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses menyusui, dengan cara memberikan konseling tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI dengan

langkah kebehasilan menyusui. Beberapa hambatan kurang berperannya petugas kesehatan dalam menjalankan kewajibannya dalam kontek ASI ekslusif lebih banyak

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Praktikan dapat menentukan rapat jenis fluida cair, menghitung besar gaya apung berdasarkan persamaan3. Archimedes, dan dapat menentukan besar rongga dalam

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST)CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST)CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

Ulangi langkah 4 - 7 hingga didapat data untuk delapan debit yang berbeda, dengan syarat besar debit harus masih dapat memberikan perbedaan ketinggian yang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. LEMBAR

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011

Kegiatan pengembangan pemberian kompensasi pada umumnya bertujuan, selain untuk kepentingan Organisasi juga untuk Pegawai itu sendiri, hal ini dimaksudkan agar supaya tujuan