• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan total kolifom pada air baku sunggal dengan metode Most Probable Number (MPN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemeriksaan total kolifom pada air baku sunggal dengan metode Most Probable Number (MPN)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air sebagai sumber daya alam, sangat penting dan mutlak diperlukan

semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Air merupakan

unsur utama dalam tumbuhan, tubuh hewan dan tubuh manusia. Pada tanaman

setahun (semusim), terdapat air sampai 90% dan di dalam tubuh hewan menyusui

sebanyak 60-70%. Manusia sebelum lahir sudah berada di lingkungan air, di

dalam kandungan seorang wanita. Tubuh manusia terdiri dari 65% air. Apabila

seseorang kehilangan air sebanyak 12% dari tubuhnya, maka yang bersangkutan

akan meninggal. Tanpa makanan, manusia dapat bertahan hidup selama 81 hari,

tetapi tanpa air manusia hanya mampu bertahan hidup selama 10 hari (Manik,

2009).

Air digunakan manusia untuk berbagai keperluan, seperti keperlukan

rumah tangga, pertanian, perikanan, industri, sumber energi, sarana transportasi,

dan tempat rekreasi. Kebutuhan air tiap orang ditentukan oleh tingkat peradapan

manusia (Manik, 2009).

Untuk kepentingan pembiakan dan pertumbuhan mikroba sangat

diperlukan media. Media yang bersifat alamiah (bersifat kompek), misalnya susu

skim. Untuk media yang seperti ini, tidaklah banyak masalah, namun harus

(2)

digunakan, sedangkan media yang dalam bentuk kaldu nutrient atau media yang

mengandung agar, cara penyimpanannya dengan melarutkan atau menambah air

pada media (yang sudah merupakan produk komersial) yang biasanya berbentuk

bubuk dan sudah mengandung semua nutrient yang diperlukan. Air sangat

diperlukan dalam pertumbuhan dan pengembangbiakan, karena air merupakan

pengantar semua bahan gizi, selain itu air pula akan membuang semua zat-zat

yang tidak diperlukan sehingga keluar dari sel serta memperlancar metabolik

(Hasyimi, 2010).

Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas,

karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula

tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk keperluan air minum maka

dibutuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/hari, sedangkan secara keseluruhan

kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan

sebesar 60 liter/hari (Sutrisno, 1991).

2.2 Pencemaran air

Air merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Berbagai

jenis pencemar yang banyak memasuki badan air, berasal dari :

a) sumber domestik (rumah-tangga, perkampungan, kota, pasar, jalan)

b) sumber nondomestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan serta

(3)

Secara langsung ataupun tidak langsung pencemar tersebut akan

berpengaruh terhadap kualitas air, baik untuk keperluan air minum, air industri

ataupun keperluan lainnya. Berbagai cara dan usaha telah banyak dilakukan agar

kehadiran pencemaran terhadap air dapat dihindari, dikurangi, atau minimal dapat

dikendalikan (Suriawiria, 2005).

Untuk negara-negara yang masih terbelakang dan sedang berkembang,

pencemaran domestik merupakan 85% dari seluruh pencemar yang memasuki

badan air. Sedangkan untuk negara-negara yang sudah maju, pencemar domestik

merupakan 15% dari seluruh pencemar yang memasuki badan air. Oleh karena itu,

persentase kehadiran pencemar domestik di dalam badan air, sering pula dijadikan

indikator/parameter maju tidaknya suatu negara. Hal ini tidak dapat disangkal

mengingat kebiasaan dan tatacara masyarakat di negara yang masih terbelakang

atau sedang berkembang, membuang berbagai jenis buangan ke dalam badan air

tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan bagi masyarakat di negara

maju, segala jenis buangan khususnya dari rumah-tangga, baru akan memasuki

badan air setelah melalui pengolahan/pengontrolan yang ketat terlebih dahulu

(Suriawiria, 2005).

Adanya gejolak kehidupan di dalam badan air akibat kehadiran

benda-benda asing (misalnya dalam bentuk pencemar) akan terjadi kalau terhadap aliran

air ditambahkan buangan domestik yang berasal dari rumah-tangga, misalnya,

(4)

a) Daerah bersih dan jernih, yaitu daerah aliran yang tidak dikenai oleh

pengaruh buangan, antara lain ikan akan hidup secara normal dan baik.

b) Daerah keruh dan gelap (berwarna) yang diakibatkan oleh adanya

penambahan buangan, sehingga di dalamnya akan dihuni oleh jenis ikan

tertentu secara terbatas (yang tolerans) serta sebagian besar oleh bakteri

dan serangga air.

c) Daerah septik, kotor, berbau, yang di dalamnya hanya dihuni oleh

serangga air, bakteri, plankton, dan sebagainya.

d) Daerah perbaikan, yaitu akibat kehadiran pencemar domestik yang terdiri

dari senyawa organik di dalamnya akan terjadi proses perombakan oleh

kelakuan bakteri pengguna organik, sehingga nilai kekeruhan, bau dan

septik akan menurun.

e) Daerah bersih dan jernih kembali, sama seperti pada (a) (Suriawiria,

2005).

Jarak atau waktu terhadap keadaan air yang telah tercemar tersebut dapat

kembali ke sifat asal, bergantung kepada :

a) Bentuk, sifat, dan jumlah pencemar yang masuk;

b) Bentuk, sifat, dan lingkungan aliran yang menerima pencemar;

c) Bentuk, sifat, dan kandungan jasad yang terkandung di dalam badan air

(Suriawiria, 2005).

(5)

Air sebagaimana diketahui penuh dengan kehidupan, ia mengandung

banyak bahan organik yang berasal dari penghuninya, atau berasal dari tempat-

tempat lain karena terbawa arus. Bahan-bahan organik yang mengandung

karbohidrat, protein dan lemak serta senyawa-senyawa lainnya merupakan nutrien

atau bahan pangan bagi organisme-organisme air. Di satu sisi, kehadiran

bahan-bahan organik yang merupakan nutrien itu menguntungkan bagi pertumbuhan

organisme-organisme air. Akan tetapi di sisi lain, karena dalam pemanfaatan

bahan-bahan tersebut terjadi proses atau reaksi-reaksi kimiawi tertentu sehingga

menghabiskan salah satu bahan esensial, atau menghasilkan senyawa-senyawa

baru tertentu yang mengganggu, maka kehadiran nutrien itu dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan air (Waluyo, 2011).

2.2.2 Tinja Penyebar Penyakit

Setiap hari, secara normal, manusia menghasilkan antara 100-150 gram

berat kering feses atau tinja najis. Ternyata dari sekian jumlah tersebut akan

didapatkan antara 2,5 x 100.000.000.000 sampai 3,6 x 100.000.000.000 sel bakteri

yang termasuk bakteri Coliform. Bakteri ini merupakan penghuni tubuh manusia

bagian dalam dan hewan berdarah panas lainnya yang cukup unik. Artinya,

walaupun kehadirannya di dalam usus atau lambung manusia itu normal, tetapi

dalam batas-batas keadaan dan lingkungan tertentu ternyata dapat mendatangkan

penyakit atau minimal gangguan terhadap pemiliknya (Suriawiria, 2005).

Pada tahun 1885, Escherich telah dapat memisahkan sejenis bakteri dari

(6)

batang, tidak membentuk spora, dan mampu memfermentasikan kaldu laktosa

pada temperatur 37oC atau lebih, dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam (Suriawiria, 2005).

Bakteri Coliform berasal dari tinja. Oleh karena itu, kehadiran bakteri ini

di dalam berbagai tempat, mulai dari air minum, bahan makanan ataupun

bahan-bahan lainnya untuk keperluan manusia, tidak diharapkan dan bahkan sangat

dihindari (Suriawiria, 2005).

2.2.3 Pengaruh pencemaran air

Pencemaran air dapat menyebabkan pengaruh berbahaya bagi organisme,

populasi, komunitas dan ekosistem. Tingkatan pengaruh pencemaran air terhadap

manusia dikelompokkan sebagai berikut :

Kelas 1 : gangguan estetika (bau, rasa, pemandangan)

Kelas 2 : gangguan atau kerusakan terhadap harta benda

Kelas 3 : gangguan terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan

Kelas 4 : gangguan terhadap kesehatan manusia

Kelas 5 : gangguan pada sistem reproduksi dan genetik manusia

Kelas 6 : kerusakan ekosistem utama (Soegianto, 2005).

2.2.4 Penggolongan air

Untuk mengendalikan pencemaran air, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi

(7)

a. Kelas satu, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air

minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut.

b. Kelas dua, yaitu air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air

untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

c. Kelas tiga, yaitu air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan

atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut.

d. Kelas empat, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut (Manik, 2009).

2.2.5 Kualitas Air untuk kehidupan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan

anorganik, seperti lumpur dan buangan dari permukiman tertentu yang

menyebabkan air sungai menjadi keruh (Suriawiria, 2005).

Dari segi estetika, kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan

hadirnya pencemaran melalui buangan. Warna air berubah bergantung kepada

(8)

akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber air bersih (Suriawiria,

2005).

Kualitas air secara biologis, khususnya secara mikrobiologis, ditentukan

oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen, dan

penghasil toksin. Misalnya kehadiran mikroba, khususnya bakteri pencemar tinja

(Coli) di dalam air, sangat tidak diharapkan apalagi kalau air tersebut untuk

kepentingan kehidupan manusia(rumah-tangga) (Suriawiria, 2005).

Dari uraian tersebut di atas tampak jelas bahwa memenuhi syarat atau

tidaknya badan air untuk keperluan kehidupan, tidak saja kehidupan manusia dan

hewan lainnya tetapi juga kehidupan tanaman, ditentukan oleh ketentuan dan

persyaratan secara fisik, kimia, dan biologis. Dari permasalahan inilah kemudian

dilakukan pengolahan atau treatment terhadap air alami yang berasal dari danau,

sungai, ataupun sumber lain sebelum air tersebut digunakan untuk kepentingan

manusia (Suriawiria, 2005).

2.3 Koliform

Bakteri koliform adalah mikroorganisme yang terdapat dalam kotoran

manusia maupun hewan. Kehadiran bakteri ini dalam air menunjukkan

kemungkinan kehadiran bakteri lain yang berbahaya yang dapat menyebabkan

penyakit tifus, kolera, disentri dan penyakit bakterial lainnya. Berdasarkan standar

(9)

berbahaya jika mengandung tidak lebih dari 4 koloni bakteri koliform per 100 ml

sampel air (Soegianto, 2005).

Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator

adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan,

susu, dan produk-produk susu. Adanya bakteri koliform di dalam makanan atau

minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat

enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz, 1993).

2.3.1 Pembagian bakteri koliform

Bakteri koliform terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Coli-fekal : bakteri yang betul-betul berasal dari tinja atau feses. Misalnya,

escherichia coli

2. Coli-non fekal : bakteri yang tidak patogen (tidak menyebabkan penyakit).

Misalnya : Aerobacter dan Klebsiella (Suriawiria, 2005).

2.3.2 Sifat-Sifat Koliform

Sifat-sifat bakteri koliform adalah:

1. Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat dan dapat

mempergunakan berbagai jenis karbohidrat dan komponen organic lain

sebagai sumber energi dan beberapa komponen nitrogen sederhana

sebagai sumber nitrogen.

2. Mempunyai sifat dapat mensintesa vitamin.

3. Mempunyai interval suhu pertumbuhan antara 10-46,5°C.

(10)

5. Dapat menghilangkan rasa pada bahan pangan.

6. Pseudomonas aerogenes dapat menyebabkan pelendiran

(Suriawiria, 1996).

2.4 Mikroorganisme

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran

sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang

tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Walaupun mikroorganisme uniseluler

hanya tersusun atas satu sel, namun mikroorganisme tersebut menunjukkan semua

karakteristik organisme hidup, yaitu bermetabolisme, bereproduksi,

berdiferensiasi, melakukan komunikasi, melakukan pergerakan, dan berevolusi

(Pratiwi, 2008).

Organisme yang termasuk ke dalam golongan mikroorganisme adalah

bakteri, archaea, fungi, protozoa, alga mikropis dan virus. Virus, bakteri, dan

archaea termasuk ke dalam golongan prokariot, sedangkan fungi, protozoa, alga

mikroskopis termasuk ke dalam golongan eukariot (Pratiwi, 2008).

Mikroorganisme terdapat dimana-mana. Interaksinya dengan sesama

mikroorganisme ataupun dengan organisme lain dapat berlangsung dengan cara

yang aman dan menguntungkan maupun merugikan. Mikroorganisme cenderung

diasosiasikan dengan penyakit-penyakit infeksi ataupun pembusukan makanan.

(11)

keseimbangan ekosistem lingkungan hidup, khususnya bagi kesejahteraan umat

manusia (Pratiwi, 2008).

Ada beberapa bentuk dasar bakteri, yaitu bulat (tunggal : coccus, jamak:

cocci), batang atau silinder (tunggal: bacillus, jamak : bacilli), dan spiral yaitu

berbentuk batang melengkung atau melingkar-lingkar (Pratiwi, 2008).

Bakteri adalah organisme tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya

memiliki diameter 4µm (mikrometer). Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa

bahan inti (dia tidak memiliki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh beberapa

dinding sel pada beberapa jenis bakteri, dinding sel ini dikelilingi oleh kapsula

atau lapisan lendir (Gaman, 1992)

Escherichia memiliki ciri sebagai berikut, yaitu berbatang pendek. Habitat

utamanya adalah usus manusia dan hewan. pH minimal untuk pertumbuhan

Escherichia coli adalah 4,4. Escherichia coli dipakai sebagai organisme

indikator, karna jika terdapat dalam jumlah yang banyak menunjukkan bahwa

pangan atau air telah mengalami pencemaran (Gaman, 1992).

2.5 Metode Most Probable Number (MPN)

Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh biasanya digunakan

metode Most Probeble Number (MPN) dengan cara fermentasi tabung ganda.

Metode ini lebih baik bila dibandingkan dengan metode hitungan cawan karena

lebih sensitif dan dapat mendeteksi koliform dalam jumlah yang sangat rendah di

(12)

menghitung koliform adalah metode Milipore Membrane-Filter (MF) yang dapat

mendeteksi dan menghitung koliform dalam jumlah kecil di dalam contoh

(Fardiaz, 1993).

Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba jenis

tertentu yang terdapat diantara mikroba-mikroba lainnya. Sebagai contoh

penggunaan Lactose Broth dan tabung durham dapat digunakan untuk

menghitung jumlah bakteri yang dapat memfermentasi laktosa membentuk gas,

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMA Salatiga, sasaran penelitian adalah mahasiswa muslim baik putra maupun putri

[r]

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah dengan metode

Pada motion grafis unsur - unsur visual baik statis maupun dinamis telah dipadukan dalam sebuah komposisi layout yang disebut sceene dapat berupa clip video

FKIP UNRAM @ENGLISH GRAMMAR 1@I Made Sujana 1 MIDTERM TESTA. Choose the correct

Dalam matakuliah ini diberikan landasan teori yang terkait dengan pengenalan berbagai karakteristik media tayang, dari media konvensional hingga media interaktif, latar

 Your answer must be transferred to the answer sheet provided below by writing the letter of the answer you have chosen..  The test consists of 55 items in 75 minutes  The

Manajemen desain bertindak sebagai interface manajemen dan desain berfungsi sebagai penghubung antara platform teknologi, desain, pemikiran desain, manajemen