• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kesadahan Dari Air Baku Dan Air Reservoir Sungai Belawan Dengan Metode Titrimetri Menggunakan Digital Titrator Di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Kesadahan Dari Air Baku Dan Air Reservoir Sungai Belawan Dengan Metode Titrimetri Menggunakan Digital Titrator Di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Air

Air yang keluar dari perut bumi pada umumnya merupakan air asin panas yang

disebut “Brine”. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat

menyebabkan kerak dan korosi. Terbentuknya kerak disebabkan adanya senyawa – senyawa

dalam air dengan jumlah yang melebihi kelarutannya pada keadaan kesetimbangan. Salah

satu senyawa tersebut antara lain adalah kalsium karbonat, yang memberikan konstribursi

terbesar dalam proses terjadinya kerak dan korosi. (Effendi,H.2003)

Adapun didaratan, proses presipitasi lebih banyak terjadi dibandingkan dengan

evaporasi, transpirasi dan sublimasi. Akibatnya, secara total terjadi aliran air dari atmosfer

menuju daratan dalam bentuk hujan dan salju. Di daratan, sebagian air membeku menjadi es

(puncak gunung yang tinggi), sebagian air masuk tanah (infiltrasi), dan sebagian lainnya

mengalir di permukaan membenrtuk sungai menuju laut kembali.

Air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari bersifat tawar sehingga dikenal

dengan istilah air tawar. Akan tetapi, hanya 3% air yang ada di bumi ini berupa air tawar dan

dua pertiganya membeku di kutub dan puncak gunung yang tinggi. Sisanya merupakan air

tanah dan 0,3% adalah air permukaan (sungai, danau, dan rawa).Tidak semua air tawar dapat

langsung digunakan untuk kegiatan sehari – hari. Pemerintah telah menerapkan standar

(2)

Air yang diperlukan dalam dunia industri dapat diambil dari setiap titik dalam siklus

hidrologis, tergantung teknologi yang dimiliki dan biaya yang tersedia untuk pengambilan

dan untuk memperbaiki kualitasnya sehingga sesuai untuk penggunaannya.

Sumber – sumber air :

1. Air Hujan

2. Air Permukaan

3. Air Tanah

Ditinjau dari sudut kualitasnya, secara singkat diuraikan sebagai berikut :

2.1.1 Air Hujan

Dalam lintasan jatuhnya air hujan mengabsorpsi gas-gas dan uap-uap yang terdapat

di udara, terutama oksigen, nitrogen dan karbon dioksida, yang merupakan

komponen-komponen utama dari udara.

Air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun

bak-bak penampungan air, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi, dan air

hujan juga bersifat lunak, sehingga boros terhadap pemakaian sabun. Maka untuk

menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu mulai turun dibiarkan dan

(3)

Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar

bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya bersifat asam, dengan

nilai pH sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang terdapat di

atmosfer, misalnya gas karbon dioksida (CO2), sulfur (S), dan nitrogen oksida (NO2) yang

dapat membentuk asam lemah. Setelah jatuh ke permukaan bumi, air hujan mengalami

kontak dengan tanah dan melarutkan bahan-bahan yang terkandung di dalam tanah.

2.1.2 Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa, dan badan air

lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke

suatu badan air disebut watersheds atau drainage basins.

Air permukaan yang mencakup : air sungai, air danau, air kolam dapat merupakan

kumpulan air hujan yang jatuh dan mengalir diatas permukaan tanah atau campuran antara

lain aliran permukaan dan air tanah ataupun air yang mengalir ke luar pada musim kemarau.

Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan

(surface run off), dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai (river

run off). Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es/salju

(terutama untuk wilayah ugahari), dan sisanya berasal dari air tanah.

Secara alamiah, sungai, danau, kolam dapat tercemar pada daerah permukaan air

saja. Pada sungai yang besar dan arus air yang deras,sejumlah kecil bahaya pencemar akan

mengalami pengenceran sehingga tingkat pencemaran menjadi sangat rendah. Di Indonesia

air permukaan ini banyak digunakan sebagai sumber air minum tetapi harus diolah terlebih

(4)

2.1.3 Air Tanah

Air Tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah

ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat, kecepatan arus berkisar antara

10-10 – 10-3 m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan

pengisian kembali air (recharge).

Air tanah umumnya mengandung garam terlarut. Jenis dan kadar

garam-garam terlarut yang tergantung dalam air tanah adalah tergantung pada kondisi tanah dalam

lintasan aliran air tanah. Umumnya kadar konstituen terlarut dalam air tanah adalah lebih

tinggi jika dibandingkan dengan kadarnya pada air permukaan, disebabkan oleh lebih

lamanya periode kontak antara air dan zat-zat yang dapat larut yang berada dalam lapisan

tanah.

Konsentrasi utama yang terdapat dalam air tanah adalah :

- Kation : Ca2+, Mg2+

- Anion : CO32- , HCO3-, Cl- dan NO3

-Konstituen-konstituen yang dapat dijumpai dalam kadar yang relative rendah atau sangat

rendah adalah : Fe2+, Mn2+, Al3+, F-.

Disamping itu, air tanah mengadsorpsi pula gas-gas hasil penguraian dan zat-zat

anorganik. Gas-gas tersebut dapat berupa CO2, H2S dan NH4. Air tanah yang mengalir

melalui daerah yang kaya akan zat organik yang sifatnya dapat terurai, dapat kehilangan

kandungan oksigen terlarutnya. Oksigen tersebut digunakan oleh mikroorganisme dalam

(5)

Diantara sumber-sumber air yang ditinjau tersebut, air permukaan dan air tanah

merupakan sumber-sumber air yang paling luas penggunaannya sebagai sumber air untuk

berbagai keperluan, keperluan industri maupun keperluan konsumsi domestik. Mata air juga

merupakan bagian dari air tanah. Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya

kepermukaan tanah. Mata air ini hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama

dengan keadaan air pada bagian dalamnya.

Karakteristik utama yang membedakan air tanah dan air permukaan adalah

pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat lama, dapat

mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu

tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami

pencemaran.

Air tanah banyak mengandung ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang

menyebabkan air bersifat sadah. Air tanah ini juga membawa dan melarutkan berbagai

mineral apalagi karena sifatnya yang asam (CO2 terlarut). Air tersebut memiliki kemampuan

membentuk padatan kalsium karbonat. Bila keasaman hilang, air akan bersifat sadah

(sementara). Penggunaan air tanah cenderung membentuk kerak pada ketel. Walau tak

menimbulkan korosi, air tanah sering banyak mengandung besi dan mangan.

(Effendi,H.2003)

Daerah dibawah tanah yang terisi air disebut daerah saturasi (zone of saturation).

Pada daerah saturasi, setiap pori tanah dan batuan terisi oleh air, yang merupakan air tanah

(6)

saturasi/jenuh (unsaturated/vadose zone) yang masih mampu menyerap air.

(Effendi,H.2003)

Tabel 2.1 Karakteristik Fisika dan Kimia Tanah dengan Tekstur yang Berbeda

Tekstur Tanah

Kualitas air diatur oleh pemerintah dalam beberapa peraturan, yakni Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran

Air, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas

Air, serta Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

907/Menkes/Sk/VII/2002 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang

Pengendalian Pencemaran Air, air menurut peruntukannya digolongkan menjadi empat

golongan, yakni A, B, C, dan D, golongan – golongan air tersebut dapat di uraikan sebagai

(7)

1. Golongan A

Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan

terlebih dahulu.

2. Golongan B

Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.

3. Golongan C

Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4. Golongan D

Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk

usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Klassifikasi mutu air

ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas. Berikut diuraikan kelas-kelas air tersebut :

1. Kelas Satu

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau

(8)

2. Kelas Dua

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

3. Kelas Tiga

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4. Kelas Empat

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

(Rahayu,I.2007)

2.3 Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi atau

komponen lain kedalam air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh

proses alam, sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air

berkurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai kegunaannya.

Air merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Berbagai jenis

(9)

a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya.

b. Sumber non-domestik seperti pabrik, pertanian, peternakan, perikanan serta

sumber-sumber lainnya.

Secara langsung ataupun tidak langsung pencemaran tersebut akan berpengaruh terhadap

kualitas air, baik untuk keperluan air minum, air industri ataupun keperluan lainnya.

Berbagai cara dan usaha telah banyak dilakukan agar pencemaran terhadap air dapat

dihindari, dikurangi atau minimal dapat dikendalikan. (Fardias,S.1992)

Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan

cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi

barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari

hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan

industri dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Walaupun penetapan standar air yang bersih tidak mudah, namun ada kesepakatan

bahwa air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air akan tetapi didasarkan pada

keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal maka hal itu berarti

air tersebut telah mengalami pencemaran. Air dari mata air di pegunungan, apabila lokasi

pengambilannya lain, akan menghasilkan keadaan normal yang lain pula.

(Wardhana,W.A.1995)

Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air, merupakan pokok

persoalan yang paling banyak dibahas. Hal ini mengingat keadaan perairan alami dibanyak

Negara yang cenderung semakin menyusut dan menurun. Baik kualitas maupun

(10)

dilanda krisis air seperti halnya krisis pangan, energi dan sebagainya. Bahkan untuk

beberapa Negara masalah kekurangan air sudah terjadi sejak lama.

Beberapa pokok-pokok yang ditekankan pada pengertian Pencemaran Air meliputi

dasar-dasar sebagai berikut :

1. Air pada suatu “badan air” dikatakan mengalami pencemaran, bila pembebasan

akan bahan-bahan buangan (kontaminan) sampai pada suatu tingkat/keadaan

tertentu dapat membahayakan fungsi air dari badan air tersebut.

2. Bahwa masing-masing fungsi air dalam badan-badan air memiliki suatu “standar

kualitas” yang perlu ditentukan terlebih dahulu sebagai batasan sebelum dapat

dilakukan suatu penilaian apakah suatu pencemaran pada suatu badan air itu terjadi

atau tidak. Jelasnya, masing-masing badan air sesuai dengan fungsinya mempunyai

standar kualitas sendiri-sendiri.

3. Masing-masing standar tersebut diatas masih perlu ditentukan pula secara lokal,

nasional, atau internasional. Dasar-dasar pertimbangan yang digunakan untuk

penentuan standar tersebut bermacam-macam, tergantung pada dominasi sasaran

yang akan dilindungi.

Karena air memiliki jaringan aliran yang luas (hydrological cycle), maka air yang

berada disuatu tempat baik mengalir maupun menetap (relatif) pada permukaan tanah

disebut “Badan Air”. Yang termasuk dalam klassifikasi badan air adalah sungai, waduk,

(11)

2.4 Teori Kesadahan

2.4.1 Pengertian Kesadahan

Kesadahan merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion atau kation

logam valensi dua. Kation-kation penyebab utama dari kesadahan adalah Ca2+, Mg2+, Sr2+,

Fe2+ dan Mn2+, sedangkan anion-anionnya yang terdapat dalam air adalah HCO3-, SO42-, Cl-,

NO3-. (Sutrisno,C.T.1996)

Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya hubungan

kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun menyebabkan sifat detergen sabun

hilang. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- (salah satu ion alkaliniti) mengakibatkan

terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat

CaCO3. Kerak ini akan mengurangi penampang basah pipa dan menyulitkan pemanasan air

dalam ketel. (Allaerts,G.1987)

Air sadah umumnya digambarkan sebagai reaksi air terhadap sabun untuk

menghasilkan busa atau kemampuan menimbulkan kerak pada pipa air panas, boiler, dan

peralatan logam lainnya.

Kesadahan air sangat penting sehubungan dengan berbagai penggunaan air, karena

kecenderungan membentuk kerak. Air yang kesadahannya amat rendah, dengan sedikit

sabun saja telah berbuih banyak, tetapi jika terdapat kesadahan air tinggi, dapat

menyebabkan pemborosan sabun. Kesadahan air harus optimum, karena apabila terlalu

tinggi akan menimbulkan kerak, dan apabila terlalu rendah menyebabkan korosi pada suhu

(12)

Kesadahan air bervariasi dari satu tempat dengan tempat lain. Umumnya, air

permukaan lebih sadah dari pada air tanah. Kesadahan air bergantung pada formasi geologi

alami dengan apa air tersebut mengalami kontak. Air yang sadah ditemukan di Negara

Inggris, Atlantik Selatan, Bagian Utara Pasifik, Lowa, India, Arizona, Meksiko adalah

Negara yang memiliki kesadahan air cukup tinggi. (Sawyer and Mc Carty.1998)

Tabel 2.4 Klassifikasi air dengan tingkat kesadahannya

mg/l CaCO3 Tingkat Kesadahan

0-75 Lembut

75-150 Agak Sadah

150-300 Sadah

>300 Sangat Sadah

Sumber : Fardias,S.1992

2.4.2 Penyebab Kesadahan

Kesadahan disebabkan kation logam divalent. Dengan kata lain kemampuan ion

untuk bereaksi dengan sabun untuk menimbulkan endapan dan tentunya dengan kehadiran

anion dalam air untuk membentuk kerak. Dalam prinsipnya kesadahan disebabkan kation

antara lain, Ca2+, Mg2+, Sr2+, Fe2+, dan Mn2+.

Kesadahan air juga disebabkan kontak dengan tanah dan formasi bebatuan. Air hujan

sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk melarutkan ion-ion penyusun kesadahan yang

banyak terikat di dalam tanah dan batuan kapur, meskipun memiliki kadar karbon dioksida

(13)

lebih banyak disebabkan oleh aktivitas bakteri didalam tanah, yang banyak mengeluarkan

karbon dioksida.

Keberadaan karbon dioksida membentuk kesetimbangan dengan asam karbonat.

Pada kondisi yang relatif asam, senyawa-senyawa karbonat yang terdapat di dalam tanah

dan batuan kapur yang sebelumnya tidak larut berubah menjadi senyawa bikarbonat yang

bersifat larut. Batuan kapur pada dasarnya tidak hanya mengandung karbonat, tetapi juga

mengandung sulfat, klorida dan silikat. Ion-ion ini juga ikut terlarut dalam air.

2.4.3 Klassifikasi Kesadahan

Klassifikasi kesadahan berdasarkan dua cara, yaitu berdasarkan ion logam dan

berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam. Berdasarkan ion logam, kesadahan

dibedakan menjadi kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium.Berdasarkan anion yang

berasosiasi dengan ion logam, kesadahan dibedakan menjadi kesadahan karbonat dan

kesadahan non-karbonat.

2.4.3.1 Kesadahan Kalsium dan Magnesium

Kesadahan perairan dikelompokkan menjadi kesadahan kalsium dan kesadahan

magnesium karena pada perairan alami kesadahan banyak disebabkan oleh kation kalsium

dan magnesium. Kesadahan kalsium dan magnesium sering kali perlu diketahui untuk

menentukan jumlah kapur dan soda abu yang dibutuhkan dalam proses pelunakan

air(lime-soda ash softening). Jika nilai kesadahan kalsium diketahui maka kesadahan magnesium

dapat ditentukan melalui persamaan. ( Cole,G.A.1998 )

(14)

Pada penentuan nilai kesadahan baik kesadahan total, kesadahan kalsium maupun

kesadahan magnesium, keberadaan besi dan mangan dianggap sebagai pengganggu karena

dapat bereaksi dengan pereaksi yang digunakan. Oleh karena itu, kesadahan kalsium

dianggap lebih besar dari kadar ion kalsium, dan sebaliknya. Untuk mendapatkan kadar ion

kalsium dan ion magnesium dari nilai kesadahan, digunakan persamaan :

Kadar Ca2+ (mg/liter) = 0,4 x kesadahan kalsium

Kadar Mg2+ (mg/liter) = 0,243 x kesadahan magnesium

( Effendi,H.2003)

2.4.3.2 Kesadahan Karbonat dan Non-karbonat

Pada kesadahan karbonat, kalsium dan magnesium berasosiasi dengan ion CO32- dan

HCO3-. Pada kesadahan non-karbonat, kalsium dan magnesium berasosiasi dengan ion SO4

2-, Cl-, dan NO3-. Kesadahan karbonat sangat sensitif terhadap panas dan mengendap dengan

mudah pada suhu tinggi. Seperti reaksi berikut ini :

Ca(HCO3)2→ CaCO3 endapan + CO2 + H2O

Mg(HCO3)2 → Mg(OH)2 endapan + 2CO2

Oleh karena itu, kesadahan karbonat disebut juga kesadahan sementara. Kesadahan

non-karbonat disebut kesadahan permanen karena kalsium dan magnesium yang berikatan

dengan sulfat dan klorida tidak mengendap dan nilai kesadahan tidak berubah meskipun

(15)

Bagian dari total kesadahan yaitu ekuivalen dengan bikarbonat yang berperan serta

dalam kehadiran alkalinitas karbonat sesuai dengan kesadahan karbonat. Sejak alkalinitas

dan kesadahan ditentukan dalam CaCO3, kesadahan karbonat dapat dihitung berdasarkan :

Apabila alkalinitas total < kesadahan total : Maka kesadahan karbonat = alkalinitas total.

Apabila alkalinitas total ≥ kesadahan total : Maka kesadahan karbonat = kesadahan total.

Kesadahan non karbonat = kesadahan total – kesadahan karbonat.(Sawyer and Mc

Carty.1998)

Jika alkalinitas total melebihi kesadahan total maka sebagian dari anion penyusun

alkalinitas (bikarbonat dan karbonat) berasosiasi dengan kation valensi satu (monovalent),

misalnya kalium (K+) dan Natrium (Na+) yang tidak terdeteksi pada penentuan kesadahan.

Sebaliknya, jika kesadahan total melebihi alkalinitas total maka sebagian dari kation

penyusun kesadahan (kalsium dan magnesium) berikatan dengan sulfat (SO42-), klorida (Cl

-), silikat (SiO32-) atau nitrat (NO3-) yang tidak terdeteksi pada penentuan alkalinitas. Oleh

karena itu hubungan antara kesadahan dan alkalinitas tidak selalu positif atau semakin besar

kesadahan tidak selalu disertai dengan semakin tingginya alkalinitas dan sebaliknya. (

Effendi,H.2003)

2.5 Metode Penentuan Kesadahan

Kesadahan biasanya dinyatakan sebagai CaCO3. Beberapa metode telah digunakan

(16)

2.5.1 MetodeTotal

Metode ini menghitung kesadahan berdasarkan konsentrasi ion-ion divalen dalam air,

diantaranya Ca2+, Mg2+, dan Sr2+.

Perhitungan kesadahan berdasarkan kosentrasi ion-ion divalent tersebut

menggunakan persamaan :

Kesadahan(mg/l) sebagai CaCO3 = M2+ (mg/l) x

50

��.� �� �� �2+

Dimana M2+ = ion logam divalent

Contoh: Dari hasil analisa air diketahui kandungan ion-ionnya (mg/l) sebagai berikut: Hanya

kation divalent,Ca2+, Mg2+, dan Sr2+ yang diperhitungkan sebagai penyebab kesadahan,

maka kesadahan total berdasarkan konsentrasi dan berat ekivalen masing-masing ion

divalent kesadahan :

Tabel 2.5 Perhitungan Kesadahan Metode Total Ion

Divalen

Konsentrasi

(mg/l)

Berat Ekivalen Kesadahan (mg/l) sebagai

CaCO3

Ca2+ 15 20.0 (15)(50)/(20.0) = 37.5

Mg2+ 10 12.2 (10)(50)/(12.2) = 41.0

Sr2+ 2 43.8 (2)(50)/(43.8) = 2.3

Total 80.8 mg/l

(17)

2.5.2 Metode Titrasi EDTA

Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun

pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar

terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutannya tinggi. Titik akhir titrasi

ditetapkan dengan indicator logam ataupun secara potensiometer dan spektrofotometri.

(Khopkar,2003)

Metode ini menggunakan larutan EDTA (ethylenediamine tetra eacetic acid) sebagai

larutan standarnya. Untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator logam. Diantara

indikator yang biasa digunakan adalah Eriochrome Black T (EBT). (Sawyer and Mc

Carty.1998)

Eriochrome Black T sebagai indicator akan membentuk senyawa kompleks

seluruhnya dengan EDTA yang ditambahkan, dengan kata lain kapan penambahan larutan

EDTA mulai berlebih yang ditunjukkan oleh perubahan warna larutan dari merah menjadi

biru. Reaksi ini berlangsung sempurna pada pH 8-10. Untuk mempertahankan larutan pada

pH tersebut ditambahkan larutan buffer salmiak.Ca2+ dan Mg2+ akan membentuk senyawa

kompleks warna merah anggur, dengan EBT.

M2++ EBT → (M EBT)kompleks merah anggur

Perubahan semakin jelas bila pH semakin tinggi, namun pH yang tinggi dapat

menyebabkan ion-ion kesadahan hilang dari larutan, karena terjadi pengendapan Mg(OH)2

dan CaCO3. Pada pH > 9, CaCO3 sudah mulai terbentuk.

(18)

2.6 Menghilangkan Kesadahan Air

Ada beberapa cara untuk menghilangkan kesadahan air. Dalam skala besar, misalnya

air untuk konsumsi masyarakat digunakan proses penghilangan kesadahan air dengan

penambahan soda. Dalam proses pengolahan air ditambahkan soda Ca(OH)2 dan abu soda

Na2CO3 sehingga kalsium akan mengendap sebagai CaCO3 dan magnesium sebagai

Mg(OH)2. Bila kesadahan hanya disebabkan oleh „kesadahan karbonat‟ maka cukup hanya

dengan menambahkan Ca(OH)2 untuk menghilangkannya.

Untuk menghilangkan kesadahan air yang disebabkan oleh ion magnesium agar

magnesium dapat mengendap dalam bentuk Mg(OH)2 harus dibuat pH air tinggi, yaitu

penambahan abu soda.

Cara lain untuk menghilangkan kesadahan air adalah secara pertukaran ion, dengan

cara melewatkan air ke dalam wadah penukar kation yaitu bahan resin yang sudah

mengandung senyawa kimia penukar kation, kemudian dilanjutkan dengan melewatkan air

kedalam wadah penukar anion, sehingga kation didalam air ditukar dengan ion hidrogen dan

anion ditukar dengan ion hidroksida dan menghasilkan air dalam keadaan murni. Beberapa

materi telah dikembangkan sebagai wadah penukar ion, termasuk diantaranya mineral

aluminium silikat atau zeolit. Zeolit yang sudah berhasil digunakan dalam pemurnian air

Gambar

Tabel 2.1 Karakteristik Fisika dan Kimia Tanah dengan Tekstur yang Berbeda
Tabel 2.4 Klassifikasi air dengan tingkat kesadahannya
Tabel 2.5 Perhitungan Kesadahan Metode Total

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitaian atas pengelolaan barang/aset daerah pada Pemerintah Kabupaten Sampang tersebut diketahui hal-hal: (1) Secara umum, masih banyak Pengguna Barang

JUDUL : SEPERTIGA ANAK DI INDONESIA ALAMI TUBUH PENDEK. MEDIA :

Hasil penelitian menunjukkan bentuk-bentuk kekerasan verbal yang sering dilakukan responden terhadap anak adalah dalam bentuk kata seperti bodoh, anjing, babi, dan

Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk

Still in Eden, the Creator expressed surprise when He said: “'Behold, the man is become as one of us, to know good and evil; and now lest he put forth his hand and take of the tree

Care karena merek yang berkualitas, selain itu menggunakan produk kecantikan. karena harga yang

Led terdiri dari delapan buah yang disusun dengan secara common katoda, di mana led tersebut berfungsi sebagai indicator cahaya yang mengindikasikan pintu tersebut dalam keadaan

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda