PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
DAMPAK HUKUMAN FISIK YANG DITERAPKAN DI SEKOLAH TERHADAP SISWA
BIDANG KEGIATAN PKM-P (PENELITIAN)
Diusulkan Oleh :
Peni Fitri Astuti (1511413094/2013) Amrih Dianisti (1511413092/2013) Yemima Distia O.G (1511412146/2012)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG
PENGESAHAN PKM PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Dampak Hukuman Fisik yang Diterapkan Di Sekolah Terhadap Siswa
2. Bidang Kegiatan : PKM-P (Penelitian) 3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Peni Fitri Astuti
b. NIM : 1511413094
c. Jurusan : Psikologi
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Karangsalam Rt.14 Rw.04, Kel.Teter, Kec.Simo /085950860837
f. Alamat email : penifitri313@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 3.020.000,00
b. Sumber lain (sebutkan . . . ) : Rp -7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Semarang, 30 September 2015 Menyetujui
Ketua Jurusan Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Edy Purwanto, M.Si.) (Peni Fitri Astuti ) NIP/NIK.19630121987031001 NIM. 1511413094 Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
(Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si.) ( ) NIP/NIK. 196012171986011001 NIDN.
Halaman sampul...1
Halaman pengesahan...2
Daftar Isi ...3
Ringkasan...4
BAB I...5
Latar belakang...5
Tujuan Wawancara...6
Manfaat Wawancara ...6
BAB II...7
Pengertian Hukuman ...7
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ...8
Bentuk-Bentuk dan Efektivitas Hukuman ...9
BAB III...10
Jenis Penelitian ...10
Metode ...10
Metode Pengumpulan Data ...11
Populasi dan Sampel ...11
Panduan Wawancara ...12
BAB IV...14
Rancangan Biaya ...14
Jadwal...14
Daftar Pustaka ………15
Lampiran...16
Lampiran Biodata...16
Lampiran Susunan Organisasi ...19
Lampiran Formulir Penilaian...19
Lampiran Surat Pernyataan ...21
RINGKASAN
segan akan memukul siswanya bila kesalahannya tidak dapat ditolerir lagi. Pada dasarnya hukuman menimbulkan ketidaksenangan, sehingga menimbulkan keinginan untuk membalas yang berakibat remaja untuk agresivitas. Perasaan tersinggung, tidak senang karena sering mendapat hukuman dapat menimbulkan stress dan frustrasi sehingga muncul perasaan jengkel dan tertekan karena sering disalah-salahkan terus menerus akhirnya kompensasinya diwuudkan dalam bentuk agresivitas.
BAB I periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa atau bias dikatakan periode rentangan antara masa anak-anak ke masa dewasa. ( Yoshi Restu & Yusri, 2013). Remaja adalah individu yang mengalami peralihan dari satu tahap ketahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah Hurlock (1998:207).
Freud (Arif, 2006) bahwa agresivitas terhadap obyek atau orang lain merupakan penyaluran kedalam naluri kematiannya. Sedangakan menurut Medinus dan Johnson (Ross,dkk.1982) bahwa agresivitas merupakan suatu niat atau aktivitas untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain baik tingkah laku fisik maupun verbal. Seperti menyerang orang lain, mengancam secara fisik maupun verbal, menuntuk orang lain.
Dalam satu tahun 13 pelajar Jabodetabek tewas akibat tawuran. Pada bulan September 2012 terdapat dua tawuran pelajar SMA yang menewaskan 2 orang pelajar dengan jarak hanya 2 hari (Nel, Ray, Mdn, Gal, Eln, Rts, Fro & Pin, 2012). Di Yogyakarta pada tahun 2011 tercatat kasus pengeroyokan pelajar SMA yang menewaskan satu orang pelajar SMU Gama akibat sabetan clurit. Merdeka (5 Februari 2014) Puluhan pelajar yang didominasi siswa SMA Negeri 3 dan siswa SMA Negeri 4 Medan, tawuran di depan KFC Jalan Adam Malik, Medan. Tempo, Jakarta- Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober 2013. Jumlah ini meningkat sekitar 44% disbanding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antarpelajar SMP dan SMA, 19 siswa meninggal dunia.
Di sekolah remaja seringkali melakukan bentuk agresivitas yang menyebabkan guru memberikan hukuman baik verbal maupun fisik, misal siswa dimarahi, diancam, diejek didepan kelas, dan sebagainya. Terkadang guru juga memberikan hukuman fisik seperti lari keliling lapangan sekolah, push up, dan sebagainya. Bahkan guru tidak segan akan memukul siswanya bila kesalahannya tidak dapat ditolerir lagi.
agresivitas. Perasaan tersinggung, tidak senang karena sering mendapat hukuman dapat menimbulkan stress dan frustrasi sehingga muncul perasaan jengkel dan tertekan karena sering disalah-salahkan terus menerus akhirnya kompensasinya diwuudkan dalam bentuk agresivitas (Ronald, 2006).
Charles Schaefer mengemukakan bahwa penggunaan hukuman yang terlalu sering, apabila hukuman itu keras bisa menimbulkan resiko yang berbahaya, yaitu merendahkan harga diri siswa, menyebabkan yang bersangkutan timbulnya rasa takut, kecemasan, perasaan salah, dan bermusuhan terhadap yang menimpakan hukuman.
B. Tujuan Wawancara
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hukuman fisik yang diberikan di sekolah pada remaja, menganalisis dampak terhadap hukuman fisik yang diberikan di sekolah pada agresivitas remaja.
C. Manfaat Wawancara a. Bagi orang tua
Memberikan informasi kepada orang tua agar tidak salah dalam mendidik maupun memberikan hukuman kepada anak dan lebih bijak dalam merawat anak. Dalam menerapkan punsihmen juga harus melihat dampak yang akan dirasakan oleh sang anak.
b. Bagi Sekolah dan Guru
Memberikan informasi kepada sekolah dan guru dalam menerapkan hukuman yang tepat sebagai salah satu alat pendidikan yang lebih efektiv, guna untuk mengurangi kenakalan siswa.
c. Bagi anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Hukuman
Menurut Charles Schaefer, hukuman adalah suatu bentuk kerugian atau kesakitan yang ditimpakan kepada seseorang yang berbuat kesalahan.
M. Ngalim Purwanto, hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau yang ditimbulkan dengan sengaja (orang tua, guru, dan sebagainya), sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan.
Hukuman menurut Bandura (Koeswara, 1998, h.87) adalah bentuk penegakkan disiplin baik secara fisik maupun psikis dalam menghindari perilaku yang tidak diinginkan, jika hukuman disertai dengan kekerasan fisik yang berlebihan akan berakibat buruk bagi perkembangan remaja.
Wirawan (1988:36) menjelaskan bahwa kekerasan (hukuman fisik) terhadap anak merupakan bentuk penyalahgunaan anak, berupa tindakan kejam yang melebihi batas perikemanusiaan seperti memukuli anak, menyiram anak dengan air panas atau membiarkan anak kedinginan di luar rumah dengan tidak membukakan pintu.
Ida (dalam Handayani, 2000:36) mengemukakan kekerasan dalam keluarga merupakan kondisi dan lingkungan yang tidak kondusif, tidak mendidik serta tidak pantas bersetuhan dengan dunia anak karena menghambat perkembangan fisik serta jiwa anak, sehingga anak merasa takut dan terancam dan merasa tidak diharapkan dalam keluarganya.
Sri Esti Wuryani Djiwandono menyatakan bahwa penyiksaan atau hukuman secara fisik adalah perbuatan kekuasaan terhadap orang lain yang mengakibatkan kerusakan dan membahayakan fisik. (Sri Esti Wuryani Djiwandono, 2005)
Menurut Amir Daien Indrakusuma, hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sengaja dan sadar sehingga menimbulkan nestapa, dengan adanya nestapa anak menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji didalam hatinya untuk tidak mengulanginya.
Menurut Charles Schaefer, tujuan hukuman yaitu :
a. Tujuan jangka pendek adalah menghentikan tingkah laku yang salah.
b. Tujuan jangka panjang adalah untuk mengajar dan mendorong anaka-anak menghentikan sendiri tingkah laku mereka yag salah, agar dapat mengarahkan dirinya yaitu aturan berlaku.
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Faktor-Faktor Hukuman Fisik
Faktor-Faktor Penyebab Kekerasan Dalam Dunia Pendidikan Kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
1) Dari Guru
Ada beberapa faktor yang menyebabkan guru melakukan kekerasan pada siswanya, yaitu:
a. Kurangnya pengetahuan bahwa kekerasan baik fisik maupun psikis tidak efektif
untuk memotivasi siswa atau merubah perilaku, malah beresiko menimbulkan trauma psikologis dan melukai harga diri siswa.
b. Persepsi yang parsial dalam menilai siswa. Bagaimana pun juga, setiap anak
punya konteks kesejarahan yang tidak bisa dilepaskan dalam setiap kata dan tindakan yang terlihat saat ini, termasuk tindakan siswa yang dianggap "melanggar" batas. Apa yang terlihat di permukaan, merupakan sebuah tanda dari masalah yang tersembunyi di baliknya. Yang terpenting bukan sebatas "menangani" tindakan siswa yang terlihat, tapi mencari tahu apa yang melandasi tindakan / sikap siswa.
c. Adanya masalah psikologis yang menyebabkan hambatan dalam mengelola
emosi hingga guru bisa menjadi lebih sensitif dan reaktif.
d. Adanya tekanan kerja : target yang harus dipenuhi oleh guru, baik dari segi
kurikulum, materi maupun prestasi yang harus dicapai siswa didiknya sementara kendala yang dirasakan untuk mencapai hasil yang ideal dan maksimal cukup besar.
e. Pola authoritarian masih umum digunakan dalam pola pengajaran di Indonesia.
Pola authoritarian mengedepankan faktor kepatuhan dan ketaatan pada figure otoritas sehingga pola belajar mengajar bersifat satu arah (dari guru ke murid). Implikasinya, murid kurang punya kesempatan untuk berpendapat dan berekspresi. Dan, pola ini bisa berdampak negatif jika dalam diri sang guru terdapat insecurity yang berusaha di kompensasi lewat penerapan kekuasaan.
f. Muatan kurikulum yang menekankan pada kemampuan kognitif dan cenderung
mengabaikan kemampuan afektif (Rini, 2008). Tidak menutup kemungkinan suasana belajar jadi "kering" dan stressful, dan pihak guru pun kesulitan dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang menarik, padahal mereka dituntut mencetak siswa-siswa berprestasi.
2) Dari siswa
kelas atau adik kelas. Perasaan bahwa dirinya lemah, tidak pandai, tidak berguna, tidak berharga, tidak dicintai, kurang diperhatikan, rasa takut diabaikan.
2.3. Bentuk-Bentuk dan Efektivitas Hukuman 2.3.1 Bentuk-bentuk Hukuman
a. Stimulus Aversif
Stimulus dapat berfungsi sebagai hukuman biasanya stimulu ini aversif (tidak menyenangkan). Ada dua hal macam stimulus aversif yaiu stimulus aversif tak bersyarat dan bersyarat ( Soekadji,19).
1) Stimulus aversif tak bersyarat
Stimulus yang menimbulkan efek aversitas pada manusia umumnya, pukulan keras, kejutan listrik, tersengat benda panas, bahaya yang menyilaukan dan stimulus yang berlebihan (terlalu kenyang, terlalu dingin) umumnya aversif. Jadi stimulus aversif bukan karena hasil belajar disebut stimulus aversif tak bersyarat.
2).Aversif stimulus bersyarat
Stimulus netral dapat menjadi stimulus aversif sebagai akibat disajikan sebelum atau bersama-sama stimulus aversif tak bersyarat. Karena stimulus bersyarat lemah tetapi berpasangan yang terjadi berulang-ulang. Pada stimulus bersyarat maupun tidak bersyarat dapat berbentuk verbal maupun non verbal. Stimulus aversif bersyarat non verbal misalnya jika cemberut, dituding dengan telunjuk atau ancaman yang lebih keras.
b. Hukuman Eksentrik dan Sosial
Penghukum yang eksentrik adalah kejadian yang mengikuti dan memperlemah perilaku yang dapat digolongkan sebagai hukuman yang primer atau tidak dipelajari, karena kemampuannya untuk membuat lemah respon yang mengikutinya tampaknya sudah ada sejak lahir. Suara yang keras, kesakitan, terasing dari rangsangan sosial juga indera dapat berfungsi sebagai hukuman yang eksentrik. Jenis hukuman ini merupakan bawaan, sedang hasil belajar ini dapat dianggap hukuman yang sekunder ( Davidoff,1991).
c. Hukuman Positif
Hukuman yang terjadi apabila pemberian suatu kejadian yang mengikuti satu operan akan mengurangi atau menurunkan jumlah operan tersebut dalam situasi yang sama dan sering terjadi tanpa sengaja, misal: memukul.
d. Hukuman Negatif
satu operan, lalu menurunkan jumlah perilaku dalam situasi yang sama misalnya sanksi atau denda, yang bertujuan untuk memperkecil pelanggaran.
Bentuk kekerasan oleh Purniati (1999:3) dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Tindakan kekerasan fisik adalah tindakan yang bertujuan untuk melukai dan
menyiksa, menganiaya orang seperti mendorong, memukul, menampar, meninju dan membakar.
b. Tindakan kekerasan non fisik adalah tindakan yang bertujuan untuk merendahkan citra atau kepercayaan diri seseorang misalnya berkata kasar, membodohkan atau memaksa seseorang melaku kan perbuatan yang tidak disukai atau dikehendaki.
c. Tindakan kekerasan psikologis adalah tindakan yang bertujuan mengganggu atau menekan emosi korban secara kejiwaan.
2.3.2 Efektifitas Hukuman
Hukuman disesuaikan dengan perkembangan dan dilakukan secara adil, kalau tidak dapat menimbulkan keberanian anak. Hukuman bias mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan sosial dimasa berikutnya ( Hurlock, 1991).
Menurut Soekadji ( 1988 ), menyebutkan ada beberapa factor yang dapat mempertimbangkan efektifitas hukuman, yaitu :
a. Intensitas
Makin besar hukuman makin cepat tanggapan hilang atau berkurang. Bila hukuman cukup besar intensitasnya, maka tanggapan itu cenderung cepat hilang secara permanaen.
b. Frekuensi
Makin sering suatu tanggapan hukuman, makin efektif hukuman, untuk mempercepat hukuman diberikan setiap tanggapan yang akan dihilangkan timbul, tetapi begitu hukuman dihilangkan maka perilaku mudah timbul kembali.
c. Tenggang Waktu
Makin segera hukuman diberikan maka efektif hukuman. Tanggapan bersosialisasi dengan akibatnya bila imbalan sebera diberikan, kaitan perilaku dengan imbalan kurang erat.
d. Langsung Intensitas Tinggi
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif. Peneliti tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.
3.2 METODE
Penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif, sehingga memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau analisis data, membuat kesimpulan, dan data.
3.3 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Wawancara menurut Sutoyo (2009) merupakan teknik pengumpulan data dengan tanya jawab lisan yang dilakukan secara system matis guna mencapai tujuan penelitian, yang terdiri dari 2 orang atau lebih.
3.4 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008:116), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimji Arikunto (1995 : 120), sampling didefinisikan sebagai sejumlah subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dihasilkan sample yang mewakili populasi dimaksud. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili) seluruh populasi, sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 8 subjek dengan nantinya diwawancara secara keseluruhan.
3.5 PANDUAN WAWANCARA (Interview Guide) Unit Analisis : Dampak Hukuman
Sub Unit Analisis Pertanyaan 1. Demografi a. Usia
b. Kelas
c. Kondisi kesehatan d. Jenis kelamin
2.keluarga a. apakah pola asuh orang tua berpengaruh terhadap pelanggaran siswa ?
b. apakah orang tua juga menerapkan hukuman fisik ? c. apakah orang tua mengetahui jika siswa diberi hukuman fisik karena melanggar peraturan ?
d. jika orang tua mengetahui, apa tanggapan mereka
c. Bagaimana perilaku siswa dalam sehari-hari ?
d. Apakah ada dampak dari hukuman fisik terhadap siswa ?
e. Mengapa siswa melakukan pelanggaran peraturan ? f. Apakah hukuman fisik membuat siswa menjadi jera ? g. Apa yang dirasakan setelah mendapat hukuman ? h. Apa yang dilakukan setelah mendapat hukuman ? 4. Religiusitas a. Bagaimana perilaku spiritual subjek berkaitan dengan
kepercayaannya?
b. Apakah ada hubungan spiritual terhadap pelanggaran yang dilakukan siswa?
5. Harapan a. Apa harapan subjek saat ini?
ini?
3.6 Penyimpulan Hasil Penelitian
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1. Rancangan Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Voice Recorder Rp 945.000, 00
2 Alat Pencatat, Laporan Rp 550.000, 00
3 Transportasi Rp 125.000, 00
4 Makan (8 subjek wawancara) Rp 600.000, 00 5 Biaya Keikutsertaan Wawancara (8 Subjek) Rp 800.000, 00
Jumlah Rp 3.020.000, 00
4.2. Jadwal Kegiatan No Subje
k
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pembuatan Laporan 1 A Minggu 1 Minggu 3 Minggu 5 Minggu 7 2 B Minggu 1 Minggu 3 Minggu 5 Minggu 7 3 C Minggu 1 Minggu 3 Minggu 5 Minggu 8 4 D Minggu 1 MInggu 3 Minggu 5 Minggu 8 5 E Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 9 6 F Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 9 7 G Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 10 8 H Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 10
Purwandari, Lisa. (2008). Hubungan Antara Frekuensi Hukuman Dengan Agresivitas Pada Remaja SMK Majapahit Semarang.
Fortuna, Fini. (2008). Hubungan Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Agresif Pada Remaja.
Yani, Asep Ahmad. (2013). Pengaruh Hukuman Terhadap Tingkah Laku Siswa. Muhammad, Amri Hana. (2012). Psikodiagnostik: Wawancara.
https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/metode-penelitian-kualitaif-sistematika-penelitian-kualitatif/ . Fitwi Luthfiah (diambil pada tanggal 29 September 2015)
Lampiran 1
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KETUA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Gelar) Peni Fitri Astuti 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Psikologi
4 NIM 1511413094
5 Tempat dan Tanggal Lahir Boyolali, 31 Maret 1995
6 Email penifitri313@gmail.com
SMPN 8 Semarang SMAN 15 Semarang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2001 – 2007 2007 – 2010 2010 – 2013 C. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun 1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM).
Semarang, 30 September 2015 Pengusul,
Anggota 1 A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Gelar) Amrih Dianisti 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Psikologi
4 NIM 1511413092
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kebumen, 20 Januari 1995 6 Email amrih_dianisti@yahoo.co.id 7 Nomor Telepon/HP 089636444977
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Gadung rejo
SMPN 1 Kebumen SMAN 1 Pejagoan
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2001 – 2007 2007 – 2010 2010 – 2013 C. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun 1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM).
Semarang, 30 September 2015 Pengusul,
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Gelar) Yemima Distia Oktavina Geihaptakami 2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Psikologi
4 NIM 1511412146
5 Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 16 Oktober 1993
6 Email yemimadistia@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 08813748921 B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Pantekosta SMP Pantekosta SMAN 1 Kota Mungkid
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2000 – 2006 2006 – 2009 2009– 2012 C. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun 1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM).
Semarang, 30 September 2015 Pengusul,
(Yemima Distia Oktavina Geihaptakami )
No
Psikologi 8 jam/minggu Sebagai ketua, Membuat ide dan
Psikologi 8 jam/minggu Sebagai anggota, Membantu dalam mengembangkan ide, membantu mencari referensi.
3 Psikologi 8 jam/minggu Sebagai anggota, membantu dalam Penulis Utama : Peni Fitri Astuti
NIM : 1511413094
Jumlah Anggota : 2 Orang Anggota 1 : Amrih Dianisti
Anggota 2 :
Dosen Pembimbing : Sugiariyanti
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang Fakultas/Program Studi : Fakultas Ilmu Pendidikan/Psikologi Proposal Biaya Kegiatan : Rp 3.020.000, 00
1 Kreativitas:
Gagasan (orisinalitas, unik dan bermanfaat) Perumusan Masalah (fokus dan atraktif) Tinjauan Pustaka (state of the art)
15 15 10
2 Kesesuaian Metode Penelitian 20
3 Potensi Program:
Kontribusi perkmbangan Ilmu dan Teknologi Potensi Publikasi Artikel Ilmiah/HKI
Potensi Komersial
15 19 5 4 Penjadwalan Kegiatan dan Personalia:
Lengkap, Jelas, Waktu, dan Personalianya Sesuai
5
5 Penyusunan Anggaran Biaya:
Lengkap, Rinci, Wajar, dan Jelas Peruntukannya
5
TOTAL 100%
Keterangan : Skor : 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 = Kurang; 5= Cukup;6 = Baik; 7 = Sangat baik); Nilai = Bobot x Skor
Komentar Penilai………. Semarang, Juni 2015
Penilai (__________________)
Lampiran
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H : Kampus Sekaran – GunungPati – Semarang Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Email: pr3@unnes.ac.id Telp/Fax : (024) 8508003
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Peni Fitri Astuti
NIM : 1511413094
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-P saya dengan judul :
Dampak Hukuman Fisik yang Diterapkan Di Sekolah Terhadap Siswa yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya. Semarang, Juni 2015
Mengetahui, Yang menyatakan,
Pembantu Rektor Bidang kemahasiswaan,