• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN LARI CEPAT MELALUI PENDEKATAN SAVI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN LARI CEPAT MELALUI PENDEKATAN SAVI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN LARI CEPAT

MELALUI PENDEKATAN SAVI ( Somatis, Auditori, Visual,

Intelektual ) PADA ANAK SD KELAS IV

(SDISLAM AZIZI MEDAN)

RATNA DEWI

Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengembangkan materi pembelajaran lari cepat melalui pendekatan SAVI ( Somatis, Auditori, Visual, Intelektual ) pada anak Kelas IV SD Islam Azizi Medan pada tahun 2016. Yang di harapkan dapat meningkatkan pembelajaran lari cepat pada siswa SD khususnya kelas IV SD, dan menjadi bahan ajar kepada guru untuk mengembangkan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI ( Somatis,

Auditori, Visual, Intelektual ).

Metode penelitian ini adalah Research and Development (R & D) penelitian ini di lakukan di SD Islam Azizi Medan dengan jumlah subjek penelitian 26 siswa yang berada di kleas IV di SD Islam Azizi Medan.

Hasil dari penelitian ini adalah pengembangan pembelajaran lari cepat melalui pendekatan SAVI ( Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada siswa kelas IV SD Islam Azizi Medan, dengan harapan agar guru olahraga tersebut dapat memberikan pembelajaran dan menambah perbendaharaan model pembelajaran untuk siswa SD khususnya SD kelas IV sehingga para guru tidak hanya menggunakan sistem pembelajaran dengan satu metode. Kata kunci: Pendekatan SAVI, Lari Cepat

PENDAHULUAN

Sekolah adalah sebagai lembaga formal dalam system pendidikan tidak telepas dari usaha-usaha peningkatan prestasi belajar anak didik. Kegiatan proses pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam kesuluruhan kegiatan pendidikan disekolah. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan, maupun keterampilan siswa tergantung

pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Sejalan dengan usaha pencapaiaan hasil belajar sebagai suatu proses pembelajaran disekolah, sudah tentu akan menuntut sistem pendidikan dan pengajaran yang lebih baik pula termasuk didalamnya struktur program sampai kepada bagaimana metode atau pendekatan yang dilakukan dalam belajar, demikian juga halnya dalam mempelajari gerak dalam pendidikan jasmani.

(2)

TINJAUAN PUSTAKA A.Penelitian Pengembangan

Penelitian merupakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan sekitarnya dalam mengambil suatu keputusan. Seperti yang yang Indrianto dan supomo nyatakan bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam, dengan adanya perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah. Yang pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang bemanfaat untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari hari.

Penelitian pada dasarnya ada beberapa bentuk antara lain; penelitian terapan, penelitian dasar, evaluasi, penelitian mendesak dan penelitian pengembangan. Sedangkan penelitian berdasarkan pada fungsi dan penerapannya dalam pendidikan dan berapa lama penelitian dapat digunakan. Dari beberapa penelitian tersebut salah satu bentuk penelitian yang akan digunakan peneliti adalah penelitian pengembangan.

1. Pengertian Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Pada hakikatnya Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitias individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan memperlakukan anak sebagai kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Dalam KTSP untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang dikembangkan oleh BNSP adalah Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup yang sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

2. Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Pelaksanaan Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar memiliki tujuan yang sangat mendasar. Syarifuddin dan Muhadi menjelaskan

(3)

bahwa: Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental,emosional dan social yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. Selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut: (1) memacu perkembangan dan aktivitas sistem; peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan persarafan, (2) memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi, dan berat badan, (3) menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa, (4) meningkatkan keterampilan melakukan kegiatan aktivitas jasmani dan memiliki sikap yang positif terhadap pentingnya melakukan aktivitas jasmani, (5) meningkatkan kesegaran jasmani, (6) meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani, (7) menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani. Mahendra mengemukakan bahwa secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk: (1) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial, (2) mengembangkan kepercayaan diri dan

kemampuan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang akan

mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar mencakup ruang lingkup yang luas karena terkait langsung dengan karakteristik anak-anak dari berbagai usia. Dilihat dari tahapan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak pada tingkat usia sekolah dasar, sedikitnya terlibat 3 tahapan, yaitu: (a) tahapan akhir dari masa kanak- kanak awal (antara usia 5 - 7 tahun); (b) tahapan masa kanak-kanak akhir (middle childhood); dan (c) tahapan awal dari pra-adolesen (yang bisa dimulai pada usia 8 tahun atau rata-rata usia 10 tahun).

A. Lari Cepat (Sprint)

Lari adalah salah satu bagian (nomor) yang terdapat dalam cabang olahraga atletik, yang pada dasarnya dapat dijadikan menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu : (1) Nomor lari jarak pendek (sprint), (2) Nomor lari jarak menengah (midle distance running), dan (3) Nomor lari jarak jauh (long distance running). Di samping ketiga bagian nomor lari

tersebut, masih ada nomor-nomor lari yang dilakukan secara beregu yaitu nomor lari sambung atau estafet (relay), nomor lari melewati rintangan yaitu : lari gawang (hurdle) dan lari halang rintang

(4)

(steeple chase). Namun yang akan diuraikan dalam penulisan tesis ini, hanyalah lari lari cepat (Sprint).

Lari cepat (Sprint) merupakan salah satu nomor lari, yang harus menempuh jarak tertentu (100 m, 200 m, 400 m ) dengan kecepatan semaksimal mungkin. Dalam perlombaan lari cerpat (sprint) ada yang dilakukan tanpa melalui rintangan, dan ada yang melalui rintangan, serta ada yang dilakukan dengan cara bersambung / beranting (estafet). Menurut Aip Syarifuddin, lari cepat (sprint), adalah suatu cara lari di mana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai dengan melewati garis akhir (finis/finish).

Hakikat Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektula)

SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan pengelaman; belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut

aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.

Metode Penelitian

Dalam penelitian pengembangan materi pembelajaran lari cepat melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada anak SD kelas V ini merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pembelajaran. Penelitian dan pengembangan dalam materi pembelajaran ini menggunakan model pengembangan Research & Development (R & D) dari Borg dan Gall yang terdiri dari sepuluh langkah antara lain:

F. Perencanaan dan Penyusunan Model Sedangkan untuk perancangan produk pengembangan materi

pembelajaran lari cepat melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada anak SD kelas V dikutip dari Sadiman yang memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

(5)

Gambar 3.2 Model Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Penjabaran penilaian psikomotor lari cepat dituangkan dituangkan pada kisi-kisi instrumen yang bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan penilaian bagi guru dan juga supaya lebih sistematis, artinya penilaian sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehingga tidak melebar pada materi yang tidak diajarkan. Adapun kisi-kisi instrumen yang disusun sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Teknik lari No Indikator Jumlah Butir 1 2 3 4 5 6 7 8

Sikap Pada saat Aba-aba “Besedia” Sikap Pada saat Aba-aba “Siaap”

Sikap Pada saat Aba-aba “Ya”

Sikap tubuh saat menopang (Support) Sikap tubuh saat melayang (Flaing) Sikap tubuh saat Mendarat (Leanding) Sikap ayunan lengan Sikap tubuh saat melewati finish 5 5 5 5 5 5 5 5 Jumlah 40

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.3 Perbandingan sistem kinerja lama dan baru

Pendekatan mengajar lama Aspek-aspek penilaian Pendekatan mengajar baru 62 Sikap pada aba-aba “Bersedia” 84 54 Sikap pada aba-aba “Siap” 76 52 Sikap pada aba-aba “Ya” 76 46 Sikap saat menopang 68 46 Sikap saat melayang 66 48 Sikap saat mendarat 70 52 Ayunan lengan 66 60 Sikap badan saat melewati finish 84 53 Rata-rata 74

Gambar 4.1 Histogram Nilai perbndingan sistem kerja lama dan

baru 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pendekat… I D E NA SK AH EVA LUA SI RE VI SI PRO DUK SI PRO TOTI PE UJI COB A PRO TOTI PE REPR ODUK SI RE VI SI

(6)

Untuk menghitung rata-rata efektivitas pendekatan ini cara yang dilakukan sama dengan menghitung rata-rata efektivitas pendekatan ini yaitu : Skor ideal = 1 X 8 X 5 X 25 = 1000 dimana,

1 = skor jawaban tertinggi

8 = delapan butir indikator penilaian (sikap pada aba-aba ”bersedia”, sikap pada aba-aba “siap”, sikap pada aba-aba “ya”, sikap saat menopang, sikap saat melayang, sikap saat mendarat, ayunan lengan sikap badan saat melewati finish) 5 = lima tahap gerakan

25 = jumlah responden

Selanjutnya skor ideal setiap butirindikator penilaian = 1 X 5 X 25 = 125 dimana:

1 = skor jawaban tertinggi 5 = lima tahapan gerak 25 = jumlah responden

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh jumlah data = 744. Dengan demikian efektivitas pendekatan mengajar secara

keseluruhan = 744 :1000 = 0,74 atau 74 % dari kriteria yang diharapkan.

Tabel 4.8 Tingkat Kelulusan siswa Menguasai Materi Lari Cepat Nilai Kategori Makna Jumlah

> 8 0 Sangat baik Lulus 3 orang 60-79 Baik Lulus 22 orang 40-59 Cukup Tidak Lulus 0 30-39 Kurang Tidak Lulus 0

< 2 9 Sangat

kurang Tidak Lulus 0 Jumlah siswa 25 orang Jumlah siswa yang Lulus 25 orang Jumlah siswa yang Tidak Lulus 0

Berdasarkan tabel data nilai psikomotorik di atas, didapat siswa yang memperoleh nilai > 80 (sangat baik) adalah 3 orang dan nilai 60-79 (baik) adalah 22 orang dan semua dinyatakan LULUS, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa materilari cepatdalam pemberian pembelajaranmelalui

pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)telah berhasil dikuasai

(7)

Gambar 4.3 Histogram Nilai Psikomotor (Uji Coba Lapangan) Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini telah diupayakan secara maksimal sesuai dengan kemampuan dari penulis, namun dalam penelitian masih terdapat beberapa keterbatasan yang harus diakui dan dikemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam menggeneralisir hasil dari penelitian yang dicapai. Adapun keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Uji coba lapangan penelitian ini hanya dilakukan pada satu sekolah, yaitu beberapa SD di kec. Medan Tembung dengan populasi terbatas.

2. Adanya faktor-faktor psikologis yang diduga ikut mempengaruhi hasil penelitian yang tidak dapat dikontrol antara lain,

minat, percaya diri, dan faktor psikologis lainnya.

3. Adanya faktor lain yang diduga ikut mempengaruhi hasil penelitian yang tidak dapat terkontrol seperti dari faktor kondisi fisiknya, antara lain tinggi badan, kekuatan, kelentukan dan koordinasi gerak, serta dari kondisi fisik lainnya. Pembelajaran dikhususkan pada teknik lari cepat, yaitu:(sikap pada aba-aba ”bersedia”, sikap pada aba-aba “siap”, sikap pada aba-aba “ya”, sikap saat menopang, sikap saat melayang, sikap saat mendarat, ayunan lengan sikap badan saat melewati finish)

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil uji coba lapangan dan

pembahasan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa dengan pengembangan materi pembelajaran lari cepat melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori,

Visual, Intelektual) siswa dapat

meningkatkan kemampuan hasil belajar secara efektif dan efisien.

B. Saran dan Rekomendasi

Pada bagian ini di kemukakan beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti sehubungan dengan materi

pembelajaran yang dikembangkan. Adapun saran-saran yang dikemukakan meliputi 0 5 10 15 20 25 20-29,530-39.540-59,560-79,5 80-100 Ju m la h S isw a Nilai

(8)

saran pemanfaatan, saran deseminasi, dan saran pengembangan lebih lanjut.

1. Saran Pemanfaatan

Produk pengembangan ini adalah materi pembelajaran lari cepat melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori,

Visual, Intelektual) yang dapat digunakan

sebagai bahan acuan mengajar oleh guru Sekolah Dasar. Dalam memanfaatkannya sangat perlu dipertimbangkan situasi, kondisi dan sarana prasarana.

2. Saran Deseminasi

Dalam penyebarluasan

pengembangan kesasaran yang lebih luas, peneliti memberikan saran, antara lain:

a. Sebelum disebar luaskan sebaiknya materi pembelajaran lari cepat melalui pendekatan SAVI (Somatis,

Auditori, Visual, Intelektual) ini

disusun kembali menjadi lebih baik, baik itu tentang kemasan maupun isi dari materi pembelajaran yang dikembangkan.

b. Agar materi pembelajaranlari cepat melalui pendekatan SAVI (Somatis,

Auditori, Visual, Intelektual) ini

dapat digunakan oleh para guru Sekolah Dasar, maka sebaiknya dicetak lebih banyak lagi, sehingga nantinya para guru sekolah dasar dapat mengetahui dengan baik.

3. Saran PengembanganLebihLanjut Dalam mengembangkan penelitian ini kearah lebih lanjut, peneliti mempunyai beberapa saran, sebagai berikut :

a. Untuk subyek penelitian sebaiknya dilakukan pada subyek yang lebih luas, baik itu siswa maupun sekolah dasar digunakan sebagai kelompok uji coba.

b. Hasil pengembangan materi pembelajaran lari cepat melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) ini

dapat disebar luaskan keseluruh guru sekolah dasar di Indonesia. Demikian saran-saran terhadap pemanfaatan, deseminasi, maupun pengembangan produk lebih lanjut terhadap pengembangan materi pembelajaran lari cepat melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori,

Visual, Intelektual) ini.

DAFTAR PUSTAKA

Annarino.Curriculum Theory and Design in

Physical Education (Terjemahan).

United States of America: Mosby Company. 1980

Aip Syarifuddin, Atletik. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dan Kebudayaan

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. 1992

(9)

Asim. ”Langkah-langkah Penelitian

Pengembangan” Disajikan dalam

Lokakarya Nasional Angkata II, Metodologi Penelitian

Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Malang:

Universitas Negeri Malang, 2002. Ballesteross, Jose Manual, Pedoman

Latihan Dasar Atletik. Jakarta:

PASI 1979.

Borg. W. R & Gall, M. D, Educational

Research An Introduction. New

York : Longman, 1983

Cheryl A Coker. Motor Learning and

ControlPractitioners. New Mexico:

McGrawHill, 2004.

Dwiyogo, D. Wasis. ”Konsep Penelitian &

Pengembangan”, Disajikan pada

Lokakarya Metodologi Penelitian Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.Malang : Universitas Negeri Malang, 2004.

Dwiyogo, D. Wasis. ”Langkah-langkah

Penelitian Pengembangan”

Disajikan dalam Lokakarya Nasional Angkata II, Metodologi Penelitian Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002.

Dwiyogo. Pengembangan Kurikulum. 2008 (http://www.multiply.com/ journal/_Pengembangan kurikulum.htm) http://usupress.usu.ac.id/files/Metode%20P enelitian%20Bisnis%20Edisi%202_ Normal_bab%201.pdf

Joko. Penelitian Pengembangan. 2008 (http://www. geocities.com / dwijoeas /penelitian

pengembangan.htm).

Latuheru, John. D. Media Pembelajaran

Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Departemen P

& K Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Praktek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran

Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006. Meire, Dave. The Accelerated Learning

Handbook, Bandung: Penerbit Kaifa

Mizan Pustaka.2002.

Muhajir. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Penerbit Yudistira, 2004.

Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Konsep, Karakteristik, dan Implementasi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. NN. Penelitian Pengembangan. 2009 (http://www.idonbiu.com/2009/03/ pengertian-media-komunikasi-dan-audio.html)

(10)

A. Nurhasan.Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, 2001. Ricard A. Magil, Motor Learning Concepts

and Applications (Mc. GrawHill :

Singapore, 1998

Roji, Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Untuk SMP Kelas VIII,

Jakarta: Erlangga, 2007 Sadiman, Arif. S. Media Pendidikan

Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:

PustekomDikbud, 2003. Samsudin.Pembelajaran Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: PT Litera Prenada

Media Group, 2008.

Sport.EducationSport.. 2008. (online)

(http://www.en.wordpress.com/ tujuan penjas.htm, diakses 25 februari 2009)

Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar

Mengajar.Bandung: PT Remadja

Fosda karya,2010.

Suganda, Dadang M, Pengaruh Pendekatan

SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) terhadap hasil Belajar Bola Voli Siswa Putra Kelas XI SMK Tunas Karya Batang Kuis.

Medan: FIK UNIMED 2007. Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D . Bandung:

Alfabeta, 2008.

Schumway and Woollacott.Motor Control:

Theory and Practical Applications.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2001.

Sudjana. Desain dan Analisis Eksperimen,

Edisi III. Bandung: Tarsito, 1994

Sukmadinata. Metode Penelitian

Pendidikan. Jakarta: PPs UPI dan

PT RemajaRosdakarya, 2005.

Gambar

Gambar 3.2  Model Pengembangan   Kisi-kisi Instrumen
Tabel 4.8 Tingkat Kelulusan siswa  Menguasai Materi Lari Cepat  Nilai  Kategori  Makna  Jumlah
Gambar 4.3 Histogram Nilai  Psikomotor (Uji Coba Lapangan)  Keterbatasan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

misalnya: karet nitril (0,4 mm), karet kloroprene (0,5 mm), polivinilklorida (0,7 mm) dan lain-lain Catatan tambahan : Spesifikasi produk tergantung pada pengujian, dari data

Landskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan , baik yang terbentuk dari elemen landskap alamiah seperti bentuk topografi lahan

Hasil analisis korelasi hubungan antara frekuensi menjalani terapi hemodialisa dengan tingkat kepatuhan pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisa didapatkan nilai p = 0,774

Berdasarkan hasil pengujian tarik dan pengamatan struktur mikro diperoleh hasil yang sebanding dengan hasil pengujian ulang komposisi kimia, sehingga dapat disimpulkan telah

Alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian dapat mengakibatkan berkurangnya kawasan- kawasan penyangga sehingga dapat meningkat- kan potensi kerusakan lahan (bencana alam

Kesimpulan yang diperoleh atas penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada bulan januari, februari dan maret adalah diketahui persediaan akhir dengan menggunakan metode

hatinya dengan betul. Masalah pengajaran bahasa memang kompleks dan rumit. Di ddlamnya terdapat satuan-satuan yang berkaitan satu dengan yang lain, tak ubahnya seperti

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor