1
TUGAS INDIVIDU
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
AGEN, HOST, DAN LINGKUNGAN SERTA
HUBUNGANNYA
Disusun oleh
RISA KARTIKA PUTRI
25010113130321
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2
AGEN PENYAKIT, HOST AND LINGKUNGAN
A. AGEN PENYAKIT
1. Pengertian Agen Penyakit
Agen atau faktor penyebab adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya. (Muliani, dkk., 2010)
Agen penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis, namun kadang – kadang untuk penyakit tertentu, penyebabnya tidak diketahui seperti pada penyakit ulkus peptikum, penyakit jantung coroner dan lain. (Chandra, 2006)
2. Klasifikasi Agen Penyakit
Agen penyakit dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok :
a) Agen biologis, antara lain virus, bakteri, protozoa, jamur dan , parasite b) Agen kimiawi
c) Agen Fisika, panas (luka bakar), radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, cahaya, kebisingan
d) Agen Mekanis, gesekan, benturan, irisan, tikaman, pukulan yang menimbulkan kerusakan jaringan pada tubuh host
e) Agen Nutrisi, kekurangan atau kelebihan nutrisi seperti : Protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
3. Karakteristik Agen Penyakit
Karakteristik agen penyakit yang menyebabkan dapat terjadinya penyakit, antara lain :
a) Infektivitas. Kemampuan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari pejamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam jaringan pejamu
3
b) Invasitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan
c) Patogenesitas. Kemampuan penyakit / organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang
d) Toksisitas. Kemampuan bibit penyakit untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya
e) Virulensi. Ukuran derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit penyakit. f) Antigenisitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk merangsang
reaksi imunologis dari pejamu. (Kasjono, dkk., 2008)
B. HOST
1. Pengertian Host
Pejamu merupakan intrinsic factors yang mempengaruhi individu untuk terpapar, kepekaan (susceptibility), atau berespon terhadap agen penyebab penyakit. Pejamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat terjadinya proses almiah perkembangan penyakit.
Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat persinggahan penyakit. Pejamu bisa saja terkena atau tidak terkena penyakit. Pejamu memberikan tempat dan penghidupan bagi suatu patogen (Timmreck, 2005)
Pejamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu manusia kemungkinan terpejan dan kemungkinan rentan atau resisten (Rajab, 2008)
4
Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing individu antara lain :
a) Umur
Mempengaruhi status kesehatan karena kecenderungan penyakit menyerang umur tertentu juga karena keadaan imunologisnya. Misal penyakit campak pada anak – anak, penyakit kanker pada usia pertengahan, dan penyakit aterosklerosis pada usia lanjut.
b) Jenis kelamin
Mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang terjadi lebih banyak atau hanya terjadi pada pria atau wanita saja. Frekuensi penyakit pada laki – laki lebih tinggi dibandingkan pada wanita. Misal, kanker serviks pada wanita, dan kanker prostat pada pria.
c) Ras atau etnis
Hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi, adat istiadat da perkembangan kebudayaan. Mempengaruhi status kesehatan karena terdapat perbedaan antara etnis atau ras tertentu. Misal, ras kulit putih lebih berisiko terkena kanker kulit disbanding ras kulit hitam
d) Genetika. Faktor utama keturunan yang mempengaruhi kesehatan, ada penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter. Contoh; butawarna, asma, hemofili, dll
e) Pekerjaan.
Status pekerjaan mempunyai hubungan erat terkait dengan penyakit akibat kerja, seperti kekacauan, kecelakaan kerja, silicosis, asbestosis f) Status nutrisi
Gizi buruk mempermudah seseorang menderita penyakit infeksi seperti TBC dan kelainan gizi seperti obesitas, kolesterol tinggi dan lainnya.
5
Faktor kejiwaan seperti stress dapat menyebabkan penyakit hipertensi, ulkus peptikum, depresi, insomnia, dan lainnya (Chandra, 2006) h) Keadaan fisiologis tubuh.
Sangat mmempengaruhi status kesehatan. Misal, kehamilan, kelelahan, pubertas, keadaan gizi, dll
i) Perilaku dan kebiasaan (gaya hidup). Mempengaruhi status kesehatan. misalnya, personal hygiene, hubungan antar pribadi, kebiasaan minum alcohol, narkoba dan merokok dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
j) Riwayat penyakit sebelumnya. Mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang sudah pernah diderita maka ketika terjadinya serangan kedua menimbulkan kondisi yang lebih parah atau jika penyakit sebelumnya telah sembuh maka risiko kambuh lagi kecil atau tidak terjadi lagi (Muliani, dkk., 2010)
3. Karakteristik pejamu dalam menghadapi ancaman penykit antara lain :
a) Resistensi. Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi b) Imunitas. Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon
imunologis sehingga tubuh kebal terhadap penyakit tertentu
c) Infektifnes. Potens pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain (Kasjono, dkk.,2008)
C. LINGKUNGAN (ENVIRONMENT) 1. Pengertian
Lingkungan adalah semua faktor diluar individu yang berupa lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi (Muliani, dkk., 2010). Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit. Lingkungan merupakan extrinsic factors yang mempengaruhi agen dan peluang untuk terpapar.
6
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Faktor – faktor lingkungan mencakup aspek biologis, sosial budaya dan aspek fisik lingkungan. Sekitar tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan terhadap organisme itu juga merupakan bagian dari lingkungan. Lingkungan dapat berada di dalam pejamu atau di luar pejamu (dalam masyarakat). (Timmreck, 2005)
2. Klasifikasi
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan hidup internal berupa keadan yang dinamis dan seimbang yang disebut hemostatis, dan lingkungan hidup eksternal di luar tubuh manusia. Lingkungan hidup eksternal ini terdiri dari tiga komponen, yaitu
a) Lingkungan fisik
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, tanah, cuaca, makanan, rumh, panas, sinar, radiasi dan lain – lain. Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.
i. Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
ii. Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air
iii. Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang masa dan waktu, serta memegang peran penting dalam proses terjadinya penyakit pada masyrakat, seperti kekurangan persediaan air bersih terutama pada musim kemarau dapat menimbulkan penyakit diare.
b) Lingkungan biologis
Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh – tumbuhan, hewan, virus, bakteri jamur, parasite, serangga dan lain – lain yang dapat berfungsi sebagai agen penyakit, reservoir infeksi, vector penyakit atau pejamu (host) intermediate.
7
Hubungan manusia dengan lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungan biologis maka manusia akan menjadi sakit.
c) Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standard dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan bermasyarakat, organisasi sosial dan politik. Manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial melalui berbagai media seperti radio, TV, pers, seni, literature, cerita, lagu dan sebagainya.
Bila manusia tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial, maka akan terjadi konflik kejiwaan dan menimbulkan gejala psikosomatik seperti stress, insomnia, depresi dan lainnya. (Chandra, 2006)
3. Karakteristik
Karakteristik lingkungan dalam menimbulkan status sakit, antara lain : a) Topografi. Berkaitan dengan situasi lokasi tertentu, baik natural maupun
buatan manusia yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu penyakit tertentu.
b) Geografi. Keadaan yang berkubungan dengan struktur geologi bumi yang berhubungan dengan kejadian penyakit (Muliani, dkk., 2010)
D. INTERAKSI AGEN PENYAKIT, MANUSIA DAN LINGKUNGAN
1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhya penyakit secara langsung oleh lingkungan yang menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada saat prepatogenesis suatu penyakit, misal viabilitas bakteri terhadap sinar matahari
8
2. Interaksi antara manusia dengan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungannya dan terjadi pada saat prepatogenesis suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan, kebiasaan membuat makan
3. Interaksi antara manusia dengan agen penyakit Suatu keadaan agen penyakit yang menetap, berkembang biak dan dapa merangsang manusia untuk menimbulkan respons berupa tanda-tanda dan gejala penyakit, misal demam terjadi perubahan fisiologis jaringan dan pembentukan kekebalan mekanisme pertahanan tubuh
lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh, kecacatan atau mati 4. Interaksi antara agen penyakit, manusia dan lingkungan
Suatu keadaan saling mempengaruhi antara agen penyait, manusia dan lingkungan secara bersama-sama dan keadaan tersebut memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen penyakit baik secara langsung mau tidak masuk ke
dalam tubuh manusia, misal pencernaan air sumur oleh kotoran manusia akan menimbulkan penyakit muntaber (Chandra, 2006)
9
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto , Eko dan Anggraeni Dewi. 2001. Pengantar Epidemiologi, ed. 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kasjono, Heru Subraris dan Heldhi B. Kristiawan. 2009. Intisari Epidemiologi.Yogyakarta : Mitra Cendekia
Muliani, dkk. 2010. Segitiga Epidemiologi. http://id.scribd.com/doc/136 (diakses pada tanggal 4 Oktober 2014)
Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC