Volume 7, Nomor 2, Desember 2015
VOL.7 NO.2
ISSN 2088-2653
POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG
JURNAL ILMIAH Hal. 1-71 DES 2015
Analisis Proses Rekrutmen Dan Seleksi Tenaga Keperawatan Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung
Anita Putri Wijayanti, Siddiq Maulidin
Analisis Kandungan Vitamin C,Vitamin A Danβ-Karotenubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas (L.) Lamk.) Dari Desa
Cilembu-Sumedang
Ela Melani Ms
Analisis Kelengkapan Pengisian Informed Consent Kasus Bedah Pasien Rawat Inap Guna Menunjang Kepentingan Hukum Di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung
Nurul Dwi Ariyani, Pungki Apriliani
Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Pasien Pulang Rawat Inap Guna Menunjang Penilaian Akreditasi Kars Versi 2012 Standar Apk 3.2.1 Di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung
Sali Setiatin, Desy Merdekawati
Tanggungjawab Hukum Komite Medik Rumah Sakit Terhadap Mutu Pelayanan Medis Dan Keselamatan Pasien
Wahyudi
Analisis Kuantitatif Parasetamol Dan Fenilpropanolamin Hcl Dalam Campuran
Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Derivatif Peak To Peak
JURNAL ILMIAH MEDIS DAN KESEHATAN
POLITEKNIK PIKSI GANESHA
PENGANTAR
JURNAL ILMIAH MEDIS DAN KESEHATAN Politeknik Piksi Ganesha ini terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan ilmiah dalam bentuk hasil penelitian, kajian analisis, aplikasi teori dan pembahasan tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan Informasi Medis, Kesehatan dan masalah Kesehatan Populer.
Penerbitan jurnal ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas, kualitas dan penyebarluasan kajian sekaligus sebagai wahana komunikasi ilmiah diantara cendekiawan, dosen, mahasiswa dan pemerhati kajian tersebut di atas.
Penasehat
DR. H. K. Prihartono AH, Drs., S.Sos., MM Pimpinan Redaksi
Wahyudi, SH., MH. Kes Reviewer dr. Evi Novitasari
Emylia Fiskasari, S.Si., MM., APT Santy Christinawati, SS., M.Hum (Bahasa)
Mitra Bestari Akasah, S.Sos., MM Aris Susanto, S.ST., MM
Administrasi Naskah Ria Khoirunnisa, S.Si., M.Si
Tedy Hidayat, S.ST., MM
Alamat Redaksi/Penerbit POLITEKNIK PIKSI GANESHA JalanJend. GatotSubroto no.301 Bandung 40274
Telp.022 87340030 Fax. 022 87340086 Email :jurnal_medkes@yahoo.co.id
JURNAL ILMIAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MEDIS DAN KESEHATAN
POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG
VOL. 7 NO. 2 DESEMBER 2015 ISSN . 2088-2653
PENGANTAR REDAKSI
Para pembaca yang terhormat,
Puja dan puji syukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, Politeknik Piksi Ganesha Bandung telah menerbitkan Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Ilmu Medis dan Kesehatan Volume 7 Nomor 2 ke hadapan para pembaca. Jurnal Ilmiah ini memuat hasil tulisan karya ilmiah dosen-dosen konsentrasi Ilmu Medis dan Kesehatan dan juga dari institusi lainnya.
Jurnal Ilmiah ini memuat karya ilmiah yang membahas tentang Analisis Proses Rekrutmen Dan Seleksi Tenaga Keperawatan Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung Oleh Anita Putri Wijayanti, Analisis Kandungan Vitamin C,Vitamin A Danβ-Karotenubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas (L.) LAMK.) Dari Desa Cilembu-Sumedang Oleh Ela Melani Ms, Analisis Kelengkapan Pengisian Informed Consent Kasus Bedah Pasien Rawat Inap Guna Menunjang Kepentingan Hukum Di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung Oleh Nurul Dwi Ariyani, Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Pasien Pulang Rawat Inap Guna Menunjang Penilaian Akreditasi Kars Versi 2012 Standar Apk 3.2.1 Di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung Oleh Sali Setiatin, Tanggungjawab Hukum Komite Medik Rumah Sakit Terhadap Mutu Pelayanan Medis Dan Keselamatan Pasien Oleh Wahyudi, Analisis Kuantitatif Parasetamol Dan Fenilpropanolamin Hcl Dalam Campuran Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Derivatif Peak To Peak Oleh Wempi Eka Rusmana.
Semoga dengan terbitnya Jurnal Ilmiah ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran serta perkembangan keilmuan, terutama di bidang biomedis dan kesehatan.
DAFTAR ISI
JURNAL ILMIAH ILMU MEDIS DAN KESEHATAN
ANALISIS PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN GUNA MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG KABUPATEN BANDUNG
Anita Putri Wijayanti, Siddiq Maulidin
1
ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN C,VITAMIN A DANβ-KAROTENUBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas (L.) Lamk.) DARI DESA CILEMBU-SUMEDANG
Ela Melani MS
14
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED CONSENT KASUS BEDAH PASIEN RAWAT INAP GUNA MENUNJANG KEPENTINGAN HUKUM DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SARTIKA ASIH BANDUNG
Nurul Dwi Ariyani, Pungki Apriliani
26
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN PULANG RAWAT INAP GUNA MENUNJANG PENILAIAN AKREDITASI KARS VERSI 2012 STANDAR APK 3.2.1 DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SARTIKA ASIH BANDUNG
Sali Setiatin, Desy Merdekawati
38
TANGGUNGJAWAB HUKUM KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT TERHADAP MUTU PELAYANAN MEDIS DAN KESELAMATAN PASIEN
Wahyudi
47
ANALISIS KUANTITATIF PARASETAMOL DAN FENILPROPANOLAMIN HCl DALAM CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF Peak to peak
Wempi Eka Rusmana
Selingkung Jurnal Merdis dan Kesehatan POLITEKNIK PIKSI GANESHA
Berdasarkan rapat pengelola Jurnal POLITEKNIK PIKSI GANESHA pada tanggal 4 November 2016 menyepakati gaya selingkung Jurnal Medis dan Kesehatan dengan ketentuan sbb :
Judul. Judul naskah hendaknya dibuat seringkas mungkin, dan mencerminkan isi naskah secara keseluruhan.
Data Penulis Tuliskan nama para penulis (nama lengkap tanpa gelar atau jabatan lainnya), Fakultas/Departemen,dan Universitas/Institusinya.
Abstrak. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris apabila tulisan dalam Bahasa Indonesia sedangkan apabila tulisan menggunakan bahasa Inggris abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak berisikan rumus atau referensi. Abstrak harus meringkas permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil utama, dan kesimpulan. Panjang abstrak maksimum 200 kata.
Kata kunci: terdiri dari maksimal 5 kata, tiap kata dipisahkan dengan titik koma (;).
Naskah. Naskah ditulis dengan sistematika yang terstruktur, konsisten, dan lugas. Naskah ditulis dengan menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar atau bahasa Inggris dengan tata bahasa (grammar) yang benar. Adapun format penulisan sebagai berikut;
1. Naskah ditulis pada kertas ukuran A4 (210x297mm), dengan marjin kiri 3, kanan 3, atas 3, dan bawah 2 cm.
2. Naskah di tulis dalam format satu kolom untuk isi, sedangkan judul dan abstrak dalam satu halaman.
3. Halaman naskah terdiri dari 10-13 halaman.
4. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman 12 petunjuk judul, dan 10pt untuk abstrak dan isi naskah, naskah ditulis dalam spasi satu.
5. Naskah minimal berisi bagian sebagai berikut: A. Pendahuluan B. Kajian Pustaka C. Metode Penelitian D. Pembahasan E. Kesimpulan F. Daftar Pustaka
Rumus. Setiap rumus diletakkan di tengah halaman dan diberi nomor pemunculan di sisi kanan dengan menggunakan angka arab di dalam kurung.
(𝑥𝑥 + 𝑎𝑎)𝑛𝑛 = � �𝑛𝑛
𝑘𝑘�𝑥𝑥𝑘𝑘𝑎𝑎𝑛𝑛−𝑘𝑘 𝑛𝑛
𝑘𝑘=0 ……….(1)
Tabel. Huruf yang digunakan Times New Roman 10pt untuk isi tabel, judul tabel, dan sumber. Tabel diberi nomor menggunakan angka arab, dengan menggunakan garis horisontal tanpa garis vertikal untuk memisahkan kolom. Nomor dan judultabel diletakkan diatas, sumber diletakan di bawah sejajar dengan garis tabel paling kiri. Judul tabel di Bold.
Tahun Jumlah Pencapaian
2008 540.000 90%
2009 340.000 75%
2010 330.000 73%
2011 320.000 70%
Sumber: Bagian Penjualan, 2013
Gambar. Gambar meliputi grafik, diagram, dan bentuk gambar lainnya. Gambar diberi nomor dengan menggunakan angka arab disertai judul gambar dengan ukuran huruf 10pt Times New Roman.Nomor dan judul gambar di Bold dan diletakkan di bawah gambar dengan posisi di tengah (center). Sumber diletakkan di bagian bawah judul gambar.
Gambar 1. Jumlah Produk Per Kota Periode 2010-2012
Sumber: BagianPenjualan, 2013 Daftar Pustaka.
Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad nama belakang mulai dari penulis pertama. Unsur-unsur daftar pustaka meliputi: nama pengarang, tahun terbit publikasi, judul publikasi, tempat terbit, dan penerbit. Judul buku atau jurnal ditulis miring (italic) sementara judul artikel pada jurnal ditulis dengan huruf tegak. Apabila terdapat lebih dari satu artikel rujukan yang ditulis oleh penulis yang sama, maka diurutkan berdasarkan tahun penerbitan terbaru. Seluruh pustaka yang tercantum dalam daftar pustaka harus dirujuk atausesuaidalam isi naskah, demikian pula sebaliknya.
Jurnal
Alfanura, F., Arai. T., danPutro. U.S. (2010). System Dynamics Modelling for E-Government Implementation: a Case Study in Bandung City, Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi, Vol9 No 2, hal: 121-145.
Buku
Husnan S, 2000, Dasar-dasar Manajemen Kauangan, Edisi keempat, Yogyakarta, UPP AMP YKPN.
---.2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi keempat. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.
Internet
Howard, N. (1995). Confrontation Analysis: How to Win Operations Other than War. CCRP Publication. Washington DC: Departement of Defence. Available at www.dodccrp.org. [diunduhpadatanggal 20 Oktober 2011] 0 2000 4000 6000 20 10 20 11 20 12
26
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED CONSENT KASUS BEDAH PASIEN RAWAT INAP
GUNA MENUNJANG KEPENTINGAN HUKUM DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
SARTIKA ASIH BANDUNG
Nurul Dwi Ariyani, Pungki Apriliani Manajemen Rumah Sakit Politeknik Piksi Ganesha
Abstract
This study aims to determine the completeness of the informed consent of patient surgical cases to support the interest of the law in the hospital bayangkara sartika asih Bandung.
The method used is quantitative method with descriptive approach, data collection techniques used by observation, documentation, interviews, literature relevant to the subject matter.
From research conducted by the author, there’re the results of informed consent , 60% is complete and 40% incomplete, and from these result there’re problems found in this study: (1). Doctors and other health workers who fill informed consent sometimes in a hurry of treating patient; (2). Informed consent sheet which is still incomplete isn’t returned to be fixed; (3). Lack of awareness of the workers in the field will be the importance of the informed consent sheet;
The advices given by the author are: (1). Health workers advised to give guidance for filling informed consent sheet, both the first ( the hospital) and the second ( the patient) or the patient’s family who will fill the informed consent sheet; (2). The hospital recommended to often evaluate about the informed consent sheet; (3). The hospital recommended to give sanctions for the health workers who negligent in filling informed consent sheet.
Keywords: informed consent completeness of surgical cases, inpatient, healthcare law.
A. PENDAHULUAN
Menurut Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 dan UU No. 29 tahun 2004 “informed consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut”. Keadaan informed consent sangat penting artinya bagi pelaksanaan pelayanan kesehatan, sebab dari informed consent akan lahir perjanjian atau kesepakatan kesehatan, adanya perjanjian kesehatan merupakan faktor penentu dan akan menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi seorang dokter atau tenaga kesehatan untuk menjalankan tugasnya sebagai pemberi pelayanan kesehatan, terutama apabila dikaitkan dengan kemungkinan adanya perselisihan antara pasien dengan dokter atau rumah sakit dikemudian hari. Apabila informasi yang disampaikan dokter kepada pasien kurang jelas dan kurang lengkap sehingga dampaknya akan mempengaruhi terhadap tindakan medis, perawatan dan operasi. Waktu dan rutinitas seorang dokter akan mempengaruhi kualitas dari pemberian informasi, khususnya sebelum tindakan operasi dilakukan, sehingga menyebabkan persetujuan tindakan medis tidak berjalan dengan baik.
27
Dimana dalam hal ini dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan wajib melakukan segala tugas dan kewajibannya untuk kepentingan pasien dengan segala kompetensi, tanggung jawab dan kode etik yang ada. Sedangkan pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan wajib mematuhi dan memahami yang disarankan oleh dokter demi terlaksananya kesembuhannya. Informed consent tidak boleh menjadi penghambat atau penghalang dilakukannya suatu tindakan medis terhadap pasien dalam keadaan memaksa atau gawat darurat, dalam hal ini seorang dokter dapat melakukan tindakan terbaik menurutnya. Dari data yang diperoleh, untuk pasien bedah umum pada Bulan Maret 2016 terdapat 150 pasien sedangkan rawat inap ada 851 pasien.
B. TINJAUAN PUSTAKA 1. REKAM MEDIS
Menurut Dirjen Yanmed (2006 : 11) Rekam Medis adalah “Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis yaitu “berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Tujuan rekam medis adalah menunjang tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kegunaan Rekam Medis menurut Dirjen Pelayanan Medis (Dirjen Yanmed, 2006 : 13) dapat dilihat dari berbagai aspek dibawah ini : 1. Aspek administrasi
Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Suatu rekam medis memiliki nilai medis karena isinya yang menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
3. Aspek Hukum
karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
5. Aspek Penelitian
Karena isinya menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
28
Karena isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
A. Konsep Informed Consent
Menurut Gemala R. Hatta informed consent adalah pengakuan atas hak autonomy pasien, yaitu hak untuk dapat menentukan sendiri apa yang boleh dilakukan terhadap dirinya. Dengan demikian informed consent adalah suatu proses yang menunjukan komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien. Dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien.
1. Tujuan Informed Consent
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang persetujuan tindakan dokter tujuan Informed Consent diantaranya:
a. Memberi perlindungan pada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medis tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya. b. Memberi perlindungan bentuk hukum untuk dokter terhadap
suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena medis modern tidak tanpa resiko dan pada setiap tindakan ada melekat suatu resiko.
2. Informed Consent Terdiri dari 5 Syarat
Menurut The Medical Defence Union dalam bukunya Medicolegal
Issues In Clinical Practice menyatakan ada 5 syarat yang harus di
penuhi untuk syahnya Informed Consent, antara lain: a. Diberikan secara bebas.
b. Diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian.
c. Telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat memahami tindakan itu perlu dilakukan.
d. Mengenai suatu hal yang khas.
e. Tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama.
3. Isi Informed Consent
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008, Informed Consent terdiri atas 3 bagian penting, dimana terdapat pertukaran informasi antara dokter dan pasien. Bagian itu adalah:
a. Pengungkapan dan penjelasan ( Disclosure and explanation ) kepada pasien dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh pasiennya tentang:
29
1) Penegakan diagnosis.
2) Sifat dan prosedur atau tindakan medis yang diusulkan. 3) Kemungkinan timbulnya resiko.
4) Manfaatnya.
5) Alternatif ( jika ada ). b. Terbagi atas dua, yaitu:
1) Memastikan bahwa pasien mengerti apa yang telah dijelaskan kepadanya.
2) Bahwa pasien telah menerima resiko – resiko tersebut. c. Harus didokumentasikan.
4. Pihak Yang Berhak Menyatakan Persetujuan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang persetujuan tindakan dokter, pihak- pihak yang berhak untuk menyatakan persetujuan tindakan medis adalah:
a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
b. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan informed
consent atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka
menurut urutan hak, yaitu: 1) Ayah / Ibu kandung.
2) Saudara – saudara kandung.
c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, dan tidak mempunyai orang tua atau orang tua nya berhalangan hadir, persetujuan
informed consent atau penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menurut hak, yaitu: 1) Ayah / Ibu kandung.
2) Saudara – saudara kandung.
d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan
informed consent atau penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menurut hak, yaitu: 1) Ayah / Ibu kandung. 2) Wali yang sah.
3) Saudara – saudara kandung.
e. Bagi pasien dewasa dibawah pengampunan, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hal tersebut:
1) Wali. 2) Curator.
f. Bagi pasien dewasa yang telah menikah/orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hal tersebut:
30
2) Ayah / Ibu kandung. 3) Anak – anak kandung. 4) Saudara – saudara kandung
5. Pelaksanaan Informed Consent
Menurut Permenkes No. 575/Menkes/Per/IX/1989 ada ketentuan pelaksanaan informed consent. yaitu:
a. Dalam bentuk tertulis diperlukan pada tindakan medis yang mengandung resiko tinggi atau yang membutuhkan bukti.
b. Selalu didahului dengan penjelasan oleh dokter yang merawat atau dokter yang menggantinya.
c. Informasi dapat diberikan secara lisan maupun tertulis dengan memberikan kesempatan yang cukup untuk Tanya jawab. Bentuk tertulis dapat dijadikan bukti bahwa informasi tersebut telah diberikan.
d. Informai yang diberikan setidaknya meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang dilakukan, alternatif tindakan lain dan resikonya, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang akan dilakukan.
e. Kemungkinan perluasan tindakan operasi, bila ada harus di informasikan sebelumnya. Perluasan operasi yang tidak terduga dan belum di informasikan hanya dapat dilakukan pada keadaan gawat darurat.
f. Pertindik tertulis diberikan oleh pasien sendiri bila ia kompeten ( dewasa, sadar dan sehat mental ), atau bisa saja oleh walinya dalam hal ia tidak kompeten.
g. Pertindik tidak diperlukan apabila pasien tidak kompeten dan tidak ada keluarga yang mendampingi, sedangkan tindakan medis sangat diperlukan oleh karena pasien dalam keadaan gawat darurat.
h. Urutan prioritas pemberi persetujuan yang umum adalah pasien sendiri, suami atau istrinya, anaknya yang sudah deawasa, orangtuanya, dan saudara kandungnya.
2. Konsep Analisis
1. Pengertian Analisis
Menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.
2. Jenis-Jenis Dan Waktu Analisis :
a. Analisis Kuantitatif
( Huffman, 1993 ) mengemukakan bahwa analisis kuantitatif dapat disebut juga sebagai analisis ketidak lengkapan baik dari segi formulir yang harus ada maupun dari segi ketidaklengkapan
31
pengisian semua item pertanyaan yang ada pada formulir sesuai dengan pelayanan yang diberikan pada pasien.
b. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif merupakan salah satu prosedur yang menghasilkan suatu data deskriptif berupa ucapan atau tulisan orang-orang yang diamati pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam mengenai ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu organisasi tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh. Analisis kualitatif betujuan untuk mendapaatkan pemahaman yang bersifat umum dari kenyataan sosial dari perspktif pertisipan.
c. Waktu analisis
Waktu analisis dapat dilakukan dengan cara :
1) Retrospectif Analisis
Yaitu analisis yang dilakukan setelah pasien pulang. Hal ini dilakukan untuk menganalisis rekam medis secara keseluruhan.
Keuntungan : Dapat dianalisa secara keseluruhan Kelemahan : memperlambat proses kelengkapan
2) Concurrent Analisis
Yaitu analisis yang dilakukan pada saat pasien masih dirawat atau selama perawatan berlangsung. Analisis dilakukan di ruang perawatan untuk mengidentifikasi kekurangan atau ketidaksesuaian, salah interpretasi secara tepat.
Keuntungan : Dapat segera dilengkapi, dapat mengetahui ketidak sesuaian secara cepat
Kelemahan : Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak.
d. Tujuan Analisis
Tujuan analisis adalah mendukung kualitas informasi, merupakan aktifitas dari risk management, membantu dalam memecahkan suatu permasalahan yang lebih spesifik yang sangat penting untuk penelitian medis maupun untuk penagihan, meningkatkan kualitas pencatatan khusus yang dapat mengakibatkan ganti rugi pada masa yang akan datang, mengidentifikasi catatan yang tidak konsisten, meningkatkan kembali pencatatan yang baik dan memperlihatkan yang kurang.
Konsep Pasien
Pasien merupakan “seseorang yang menerima perawatan medis. Sering kali pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya”
32
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (R. Sjamsuhidayat dan Wim de Jong, 2005). Pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan, setelah dilakukan pembedahan dilakukan penutupan atau penjahitan.
Konsep hukum
1. Pengertian Hukum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1997:33 ), Hukum adalah “ peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otorisasi”.
Hukum dibagi menjadi beberapa macam, salah satunya hukum kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan / pelayanan kesehatan.
2. Aspek Hukum Rekam Medis
Dasar hukum penyelenggaraan rekam medis, diantaranya adalah:
a. Pasal 46 Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran, yaitu setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis.
c. Keputusan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Nomor 78/Yanmed/DIK/YNU/I/1991 tentang pelaksanaan penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.
d. Pasal 53 Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang bahwa pasien berhak atas rahasia kedokteran.
C. METODOLOGI PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan kegiatan penelitian di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari bulan April 2016 sampai Juni 2016.
Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data yaitu :
1. Observasi
Penelitian dilakukan secara langsung pada tanggal 11 April 2016 sampai 11 Juni 2016 dengan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian dan menganalisa secara kuantitatif kelengkapan pengisian informed
consent dengan mencatat data dan disajikan dalam bentuk tabel. 2. Dokumentasi
Mengumpulkan data – data yang diperlukan pada saat penelitian berlangsung. Mulai dari yang tertulis seperti Standar Prosedur Operasional ( SPO ) dan lain – lain.
33
Wawancara yang dilakukan adalah ketika penelitian berlangsung yaitu dengan cara bertanya kepada petugas yang mengisi informed consent ataupun kepada petugas rekam medis.
4. Studi Pustaka
Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara melihat dan mempelajari buku referensi yang tentunya ada kaitan dengan variable yang diteliti.
Kerangka pemikiran yang baik menjelaskan secara teoritis peratautan antara variabel yang akan diteliti. Berikut ini adalah gambaran variabel visual yang akan diteliti.
Kerangka Pemikiran
Sumber : Hasil Analisis Penulis
Populasi menurut Sugiono adalah “wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi informed
consent bedah umum pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara
sebanyak 150 berkas informed consent selama bulan Maret 2016, Sedangkan sampel adalah “sebagian dari jumlah karakteristik yang memiliki populasi”. Menurut DEPKES ( Departemen Kesehatan, jumlah sampel dapat menggunakan rumus, sebagai berikut:
Formula: Angka Ketidak Lengkapan Pengisian Catatan Medis (AKLPCM) Total RM yang belum lengkap & benar dlm 14 hari /bulan
X 100% Total Pasien Yang termasuk pada bulan tersebut
Informed consent: 1. Formulir 2. Prosedur Pengisian Kelengkapan: 1. Identitas pasien 2. Identitas yang membuat pernyataan 3. Tindakan yang dilakukan
4. Tanggal dan waktu dilaksanakan nya tindakan
5. Nama dan tanda tangan saksi
6. Nama dan tandatangan dokter
7. Nama dan tanda tangan yang membuat persetujuan
Hukum kesehatan
34
Angka ini menunjukan tinggi rendahnya mutu administrasi dokter dan perawat yang merawat pasien pada periode tertentu dalam mengisi catatan medis tepat waktu dan mengacu terhadap table sugiyono, dengan mengambil sampel selama satu bulan dengan tingkat kesalahan 5% akan di temukan sampel yang diperlukan. Populasi informed consent pasien rawat inap untuk melakukan bedah pada bulan Maret 2016 di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung terdapat 150 pasien, dan penulis mengambil sampel sebanyak 105 sampel dimana menurut table sugiyono dengan jumlah pasien 150 dengan tingkat kesalahan 5% dapat ditarik sampel sebanyak 105 sampel.
Sumber : Huffman (1994:237)
Keseluruhan Rekapitulasi Kelengkapan Pengisian Informed Consent Bedah Pasien Rawat Inap Pada Bulan Maret
di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung
Sumber : Unit Rekam Medis Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung
Teknik dan analisa yang digunakan oleh penulis adalah analisa kuantitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskptif yaitu menggambarkan, mencatat, menjumlahkan dan merumuskan data dengan mempresentasikannya kedalam bentuk tabel terhadap hal – hal yang berkenaan dengan fakta, keadaan, serta fenomena yang terjadi pada saat penelitian berlangsung kemudian disajikan sesuai dengan kebenaran nya.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator
1 2 3
Rekam Medis Jumlah Persentase (%)
Lengkap 63 60
Tidak Lengkap 42 40
35 Variabel X : Kelengkapan Pengisian Formulir Persetujuan(Informe d Consent ) Pada Kasus Bedah Lembar persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi yang diisi secara lengkap sesuai dengan pedoman yang tertulis,
namun pada kesempatan ini formulir tersebut tidak
memenuhi pedoman yang telah ditetapkan ( KARS : 2007, Dirjen Yanmed : 2006 )
a. Adanya berkas formulir persetujuan tindakan operasi ( informed
consent ) yang tidak
lengkap untuk dianalisis jumlah kelengkapan nya.
b. Program input angka kelengkapan pengisian formulir persetujuan operasi ( informed
consent )
c. Memeriksa identifikasi pada setiap lembar formulir persetujuan operasi ( infprmed
consent )
d. Memeriksa adanya laporan penting, review
autentifikasi dan review pencatatan. Variabel Y : Hukum Kesehatan Informed consent Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang
berhubungan langsung pada pemberian pelayanan kesehatan dan penerapan nya pada hukum perdata, hukum administrasi dan hukum pidana. ( Prof. Leenen, H.J.J : 1999)
a. Dasar hukum nya tercantum pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran pada pasal 46 ayat (3) bahwa “ setiap catatan medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
b. Dasar hukum informed
conset tercantum dalam permenkes No. 269/MENKES/Per/III/2 008 tentang persetujuan tindakan kedokteran pada pasal 1 ayat (1) bahwa “persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan
36
yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
akan dilakukan terhadap pasien”.
E. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan berdasarkan data yang telah diperoleh selama penelitian penulis menemukan beberapa ketidaklengkapan pengisian informed consent di bulan Maret 2016 dari 150 populasi dan 105 sampel berkas informed consent yang digunakan, terdapat informed consent dengan pengisain data yang terisi lengkap sebanyak 60% dan yang tidak lengkap sebanyak 40 %.
Daftar Pustaka
Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun (2009) tentang Rumah Sakit.
Menurut Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 dan UU No. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006), Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Umum Indonesia Revisi II, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Jakarta.
Permenkes No. 290/MENKES/Per/III/2008 dan UU No. 29 tahun (2004) Tentang informed consent atau persetujuan tindakan kedokteran.
Standar Prosedur Operasinoal Informed Consent Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung.
BUKU ILMIAH
Ery Rustiyanto, (2009), Perekam Medis & Informasi Kesehatan, Yogyakarta Gemala, R Hatta, (1991), Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam
Medis / Medical Record Rumah Sakit Revisi II, & Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia (1994, 1997), Jakarta.
Prof, Sugioyono, Dr (2015), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung.
Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi II (2006), Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta.
37
https://id.wikipedia.org/wiki/Rawat_inap ( diakses pada hari Sabtu, tanggal
07/Mei/2016, pada pukul 20:00 WIB).
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasien ( diakses pada hari Sabtu, tanggal
07/Mei/2016, pada pukul 20:00 WIB ).
http://kbbi.web.id/analisis ( diakses pada hari sabtu, tanggal 07/Mei/2016,