STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI
KABUPATEN GUNUNG KIDUL TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
RIA ULFAH 1112186
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur di panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Wonosari Kabupaten Gunung Kidul”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan dan pengarahan dari semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A.Yani Yogyakarta.
3. Alfie Ardiana Sari, M.Keb selaku dosen pembimbing. 4. Ika Fitria Ayuningtyas, SSiT., M.Kes selaku dosen penguji.
5. Drg. Isti Indiyani, MM selaku Direktur RSUD Wonosari yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, segala saran serta kritik yang membangun, sangat penulis harapan guna melengkapi dan menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Yogyakarta, Agustus 2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... vi
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x INTISARI ... xi ABSTRACT ... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Peneltian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 7
B. Kerangka Teori ... 24
C. Kerangka Konsep Penelitian ... 25
D. Pertanyaan Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 26
B. Lokasi dan Waktu... 26
C. Metode Sampling dan Sample Penelitian... 26
D. Variabel Penelitian ... 27
E. Definisi Operasional ... 27
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 28
G. Metode Pengolahan Data Dan Analisis Data ... 28
H. Etika Penelitian ... 30
I. Pelaksanaan Penelitian ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 33
B. Pembahasan ... 35
C. Keterbatasan Penelitian ... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 38
B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keaslian Penelitian ... 6 Tabel 2 Definisi Operasional ... 27 Tabel 3 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan, dan Paritas ... 34
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Usulan Penelitian Lampiran 2 : Studi Ijin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Persetujun Penelitian
Lampiran 4 : Data Ibu Hamil dengan KPD Tahun 2014 Lampiran 5 : Hasil Olah Data
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI
KABUPATEN GUNUNG KIDUL TAHUN 2014
Ria Ulfah 1, Alfie Ardiana Sari 2 INTISARI
Latar Belakang : Wanita hamil yang mengalami KPD dapat menyebabkan
terjadinya infeksi pada masa nifas yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian pada ibu, jumlah kasus kematian ibu di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukan bahwa penyebab langsung Angka Kematian Ibu (AKI) salah satu penyebabnya adalah KPD pada tahun 2012 sebanyak 40 kasus dan meningkat pada tahun 2013 sebanyak 46 kasus, sedangkan di RSUD Wonosari sebesar 137 kasus KPD.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan ketuban
pecah dini berdasarkan umur, pendidikan, paritas, dan pekerjaan ibu.
Metode Penelitian : Metode ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan retrospektif, pengambilan sampel dengan metode total sampling sebesar sampel 137 orang yaitu semua ibu hamil dengan ketuban pecah dini di RSUD Wonosari tahun 2014, analisis data menggunakan analisis univariat.
Hasil Penelitian : Ibu hamil yang mengalami KPD sebanyak 137 orang, ibu yang
mengalami KPD berdasarkan umur paling banyak umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 100 orang (73%), berdasarkan Pendidikan paling banyak pada ibu berpendidikan dasar yaitu 74 orang (54,o%), berdasarkan pekerjaan, paling banyak pada ibu yang bekerja yaitu 77 orang (56,2 %), dan berdasarkan paritas paling banyak pada ibu primipara 75 orang (54,7 %).
Kesimpulan : Karakteristik KPD di RSUD Wonosari terbanyak pada ibu dengan
umur 20-35 tahun (73%), berpendidikan dasar (54,0%), pada ibu yang bekerja (56,2%)dan ibu primipara (54,7%).
Kata Kunci : Karakteristik ibu hamil, Ketuban Pecah Dini
1
Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
THE DESCRIPTION OF WOMEN CHARACTERISTICS WHO HAVE PRE-LABOR RUPTURE OF MEMBRANE IN RSUD WONOSARI
GUNUNG KIDUL YEAR 2014
Ria Ulfah1, Alfie Ardiana Sari2
ABSTRACT
Background : The pregnant women with premature rupture of membrane can be
obtained infection in puerperal which increases morbidity and mortality. The number of maternal deaths in Yogyakarta showed that the direct causes of maternal mortality ratio (MMR), one cause is the premature rupture of membrane in 2012 as many as 40 cases and increased in 2013 as many as 46 cases, whereas in RSUD Wonosari is up to 137 premature rupture of membrane cases.
Objective : This study aims to describe of the characteristics premature rupture of
membrane women based on age, education, parity, and maternal employment.
Method: This study uses quantitative descriptive method, with retrospective
approach. To collect the data uses total sampling method which taken from 137 pre-labor rupture membrane women in RSUD Wonosari year 2014. The data analyzed by univariate analysis.
Result : From 137 pre-labor rupture women shows that it is mostly happen in
such as characteristics; based on the age are 100 respondents (73%) in the age of 20-35 years old, based in the education are 74 respondents (54, o%) who have graduated from elementary school, based on the occupation are 77 respondents (56.2%) work as employee, based on parity are 75 respondents (54.7%).due to the primipara.
Conclusion: The characteristics of pre labor rupture of membrane women mostly
happen in the age of 20-35 years old (73%), graduated from elementary school (54.0%), work as employee (56.2%) and they are primipara (54.7%).
Keywords: characteristics of pregnant women, pre-labor rupture of membrane
1
Diploma Midwifery Student of Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
2
Diploma Midwaifery lecturer of Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda persalinan dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses persalinan sebagaimana mestinya. KPD terjadi sekitar usia kehamilan 37 minggu (Manuaba, 2009). KPD disebabkan faktor ibu dan janin. Faktor–faktor tersebut antara lain kelainan selaput ketuban, distensia uterus, infeksi vagina, stress janin, stress maternal, kehamilan kembar, dan tindakan medis (Nugroho, 2012). Kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dapat disebabkan oleh kelelahan dalam bekerja. Hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi ibu-ibu hamil agar selama masa kehamilan hindari/kurangi melakukan pekerjaan yang berat (Manuaba, 2007). Multigraviditas atau paritas tinggi merupakan salah satu dari penyebab terjadinya kasus ketuban pecah sebelum waktunya (Prawirohardjo, 2009).
Ketuban Pecah Dini dapat menimbulkan resiko infeksi pada ibu dan janin, pada ibu terjadi corioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini prematur infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten, dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidromnion, semakin sedikit air ketuban, maka janin semakin gawat. Penatalaksanaan ketuban pecah dini diantaranya adalah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
memastikan diagnosis, menentukan umur kehamilan, mengevaluasi ada tidaknya infeksi pada ibu dan janin, memastikan dalam proses persalinan atau tidak, menilai adanya kegawatdaruratan dari ibu dan janin (Prawirohardjo, 2009).
Wanita hamil yang mengalami KPD dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada masa nifas yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian pada ibu. Selain itu, penyebab kematian ibu juga tidak terlepas dari
kondisi ibu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu” , yaitu terlalu
tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (> 4 anak), serta terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun) (Depkes RI, 2013).
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2010 angka kematian ibu diseluruh dunia menempatkan Indonesia pada urutan ke 52. Rata-rata angka kematian ibu di seluruh dunia yaitu 287 per 100.000 kelahiran hidup. Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara berkembang karena kurang mendapat akses pelayanan kesehatan, kekurangan fasilitas, terlambatnya
pertolongan, persalinan “dukun” disertai keadaan sosial ekonomi dan pendidikan
masyarakat yang masih tergolong rendah (WHO, 2012).
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah yang menjadi prioritas dibidang kesehatan, disamping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 359/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menyatakan bahwa AKI meningkat dibandingkan data dari SDKI 2007 yaitu 228/100.000 kelahiran
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
hidup. Padahal Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKI turun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya
mengacu kepada intervensi strategi “Empat Pilar Save Motherhood” meliputi
keluarga berencana, pelayanan anternatal, persalinan yang aman dan pelayanan obstertik esensial (Depkes RI, 2009).
Jumlah kasus kematian ibu di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukan bahwa penyebab langsung Angka Kematian Ibu (AKI) antara lain perdarahan, eklampsia/preeklampsia dan infeksi yang dilaporkan oleh Dinkes Kab/kota pada tahun 2011 mencapai 56 kasus, terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun menjadi sebanyak 40 kasus, kembali meningkat menjadi 46 kasus pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 jumlah kematian ibu menurun menjadi sebanyak 40 kasus, sesuai dengan pelaporan dari Dinas Kesehatan Kab/Kota (Dinas Kesehatan DIY, 2014).
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2013 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan DIY, menyatakan bahwa Kabupaten Bantul berada pada peringkat pertama dengan kasus ketuban pecah dini sebanyak 160 kasus (55,94%), Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 120 kasus (41,96 %), Kabupaten Yogyakarta sebanyak 6 kasus (2,1 %). Kejadian KPD tertinggi di RSUD Penembahan Senopati Bantul, RSUD Wonosari diurutan kedua dan RSUD Yogyakarta diurutan ketiga (Dinkes DIY, 2013).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 dan 19 Februari 2015 di 2 tempat didapatkan hasil di RSUD Penembahan Senopati Bantul yang mengalami ketuban pecah dini pada tahun 2013 yaitu sebanyak 160 orang (3,2 %)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
dari 5013 ibu hamil, pada tahun 2014 sebanyak 132 orang (2,6 %) dari 4986 ibu hamil, sedangkan di RSUD Wonosari Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2013 yang mengalami ketuban pecah dini sebanyak 120 orang (2,4 %) dari 5068 ibu hamil dan pada tahun 2014 sebanyak 137 orang (2,7 %) dari 5167 ibu hamil. Hal ini membuktikan bahwa RSUD Wonosari mengalami peningkatan kasus ketuban pecah dini sebanyak 17 orang (0,3 %) dari 5167 ibu hamil, maka penulis terdorong untuk memaparkan permasalahan yang dituangkan dalam Usulan Penelitian karya tulis ilmiah melalui penelitian tentang Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Wonosari Kabupaten Gunung Kidul tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Wonosari Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2014?
C. Tujuan Peneltian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan ketuban pecah dini di Rumah Sakit Wonosari Kabupaten Gunung Kidul tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kejadian ketuban pecah dini di RSUD Wonosari Kabupaten Gunung Kidul tahun 2014 berdasarkan umur.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
b. Untuk mengetahui kejadian ketuban pecah dini di RSUD Wonosari Kabupaten Gunung Kidul tahun 2014 berdasarkan pendidikan.
c. Untuk mengetahui kejadian ketuban pecah dini di RSUD Wonosari Kabupaten Gunung Kidul tahun 2014 berdasarkan paritas.
d. Untuk mengetahui kejadian ketuban pecah dini di RSUD Wonosari Kabupaten Gunung Kidul tahun 2014 berdasarkan status pekerjaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep teori yang menyongsong perkembangan ilmu pengetahuan kebidanan khususnya yang berkaitan ketuban pecah dini.
2. Manfaat Praktisi a. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai ketuban pecah dini.
b. Bagi Stikes A. Yani Yogyakarta
Memberikan informasi kepada mahasiswa kebidanan khususnya informasi tentang karakteristik ibu hamil dengan ketuban pecah dini.
c. Bagi tenaga kesehatan
Memberikan informasi mengenai karakteristik ibu hamil dengan ketuban pecah dini sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat sesuai penyebab terjadinya ketuban pecah dini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
N o
Nama Judul Jenis
penelitian Teknik analisis/ sample Hasil perbedaan 1 Mariana 2012 Angka kejadian Ketuban Pecah Dini tahun 2013 di RSUD Penembahan Senopati Bantul Deskritif kuantitatif
Total Sampling Hasil penelitian ini menunjukan bahwa angka kejadian KPD tahun 2013 di RSUD Penembahan Senopati Bantul sebanyak 111 ibu, lebih banyak terjadi pada TPROM dan ibu dengan karakteristik usia 20-35 tahun, pendidikan menengah, tidak bekerja dan primipara. Perbedaan : Judul, Tempat, waktu dan hasil. 2 Endang Susilowati, SST Lisa Dwi Astuti, SST 2009 Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2009
Deskriptif Total sampling Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Karakteristik ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini meliputi Usia 20-35 tahun, primigravida, usia kehamilan 37-42 minggu, nulipara dan bersalin dengan Seksio Sesarea.
Perbedaan : Judul, Tempat, waktu dan hasil. 3 Nurul Huda, 2008 Faktor – faktor yang mempengaruhi Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Wates Kulon Progo 2008
Deskritif Total Sampling Hasil Penelitian ini
menunjukan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi ketuban pecah dini di Rumah Sakit Wates Kulon Progo meliputi usia20-35 tahun, ibu yang bekerja, riwayat sungsang dan kehamilan kembar.
Perbedaan : judul, tempat, waktu dan hasil
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan rumah sakit rujukan diwilayah Gunung Kidul dan sekitarnya. Memiliki empat spesialis sebagai standarisasi rumah sakit tipe C, yaitu pelayanan kesehatan anak, bedah, penyakit dalam dan kebidanan dan kandungan. Selain itu terdapat pelayanan spesialis lain seperti THT, mata, gigi, saraf, kulit kelamin dan jiwa. RSUD Wonosari berdasarkan SK MEN. Kes No. 201/SK/II/1993 merupakan rumah sakit negri satu-satunya milik pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Terletak 200 meter dari pusat kota Wonosari memiliki luas area 22.031 m2 dengan luas bangunan 9.135 m2.
Pelayanan kebidanan di RSUD Wonosari terdiri dari rawat jalan dan rawat inap. Untuk rawat jalan dilaksanakan di poliklinik kebidanan dan kandungan, sedangkan rawat inap meliputi kamar bersalin dan bangsal nifas. Petugas di bagian kebidanan terdiri dari satu dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dua orang bidan di poliklinik, kamar bersalin 13 bidan, sedangkan bangsal nifas 8 bidan dan 6 perawat. Bidan dikamar bersalin latar belakang pendidikan D I bidan 1 orang, dan D III sebanyak 8 orang, DIV 4 orang yang sudah mengikuti pelatihan APN baru 2 orang dan yang mengikuti pelatihan kegawat daruratan 5 orang. Penelitian ini dilakukan di ruang Rekam medik dan ruang bersalin.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Pelayanan untuk pasien dengan KPD di RSUD Wonosari dilakukan dengan prosedur rawat inap untuk usia kehamilan 32-34 minggu bila <6 jam dilakukan pemberian ampicillin atau eritromicin untuk mengurangi resiko infeksi pada ibu, sedangkan pada usia kehamilan 36 minggu bila 6 jam belum terjadi persalinan akan dilakukan induksi dengan oksitosin, jika tidak ada kemajuan persalinan dilakukan seksio sesarea.
2. Karakteristik Responden Penelitian
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Umur <20 13 9,5 20 s/d 35 100 73 >35 24 17,5 Pendidikan Dasar 74 54,0 Menengah 50 36,5 Tinggi 13 9,5 Pekerjaan Bekerja 77 56,2 Tidak Bekerja 60 43,8 Paritas Primipara 75 54,7 Multipara 55 40,1 Grande Multipara 7 5,1 Total 137 100
Hasil Penelitian pada tabel 3 menunjukan mayoritas ketuban pecah dini berumur 20-35 tahun sebanyak 100 orang (73%), berpendidikan dasar sebanyak 74 orang (54,0%), ibu yang bekerja sebanyak 77 (56,2%), dan ibu hamil dengan primipara sebanyak 75 orang (54,7%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel 3 KPD lebih banyak terjadi pada umur 20-35 tahun sebanyak 100 orang (73,0%), umur >35 tahun sebanyak 24 orang (7,5%) dan umur <20 tahun sebanyak 13 orang (9,5%), dalam hal ini terlihat adanya kesenjangan dalam teori dari Depkes RI (2009) seorang wanita sebaiknya hamil diusia yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur, dimana usia <20 tahun dan >35 tahun beresiko tinggi untuk hamil atau melahirkan. Usia yang tepat untuk bereproduksi adalah pada rentang usia 20-35 tahun. Pada umumnya usia 20-35 tahun merupakan usia produktif untuk bekerja hal ini terlihat pada tabel 3 paling banyak KPD pada ibu yang bekerja sebanyak 77 orang (56,2%) pada umur 20-35 tahun. Usia 20-35 tahun adalah usia produktif seorang wanita untuk bekerja, karena ingin membantu memenuhi perekonomian keluarganya, akan tetapi wanita hamil yang melakukan pekerjaan berat harus dikurangi atau dihindari dengan istirahat yang cukup, apabila bekerja tanpa dibatasi dengan istirahat akan memicu terjadinya KPD. Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2007) mengatakan ibu hamil yang bekerja sehari-hari tanpa dibatasi istirahat yang cukup akan mengakibatkan KPD karena kelelahan dalam bekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian Susilawati dan Astuti (2009) dimana hasil penelitian ibu yang banyak mengalami KPD yaitu umur 20-35 tahun. Hasil penelitian ini meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak menikah dan hamil diusia muda, bahwa hamil atau bersalin diusia lanjut dapat menimbulkan penyulit yang dapat membahayakan ibu dan janin. Hal ini sejalan dengan penelitian Huda Nurul (2008) dimana hasil KPD lebih banyak terjadi pada ibu yang bekerja.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Berdasarkan tabel 3 KPD lebih banyak terjadi pada ibu yang berpendidikan dasar sebanyak 74 orang (54,0%), pendidikan menengah sebanyak 50 orang (36,5%) dan tinggi sebanyak 15 orang (9,5%). Hal ini sesuai dengan teori Riyanto dan Budiman (2013) bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun media masa, dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan rendah. Hal ini diasumsikan karena ibu hamil yang berpendidikan rendah akan lebih sulit menerima informasi dari tenaga kesehatan tentang perawatan ibu hamil. Ibu hamil yang kurang memperhatikan kebersihan dirinya terutama personal hygiene akan menyebabkan terjadinya keputihan. Keputihan yang terus menerus akan menyebabkan bakteri yang terus berkembang dan menjadi infeksi pada vagina sehingga dapat memicu terjadinya KPD. Belum ada hasil penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini, namun menurut teori KBBI (2014) bahwa pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan diri melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Hasil penelitian pada tabel 3 ketuban pecah dini terjadi pada ibu primipara yaitu sebanyak 75 orang (54,7%), multipara 55 orang (40,1%), grandemultipara 7 orang (5,1%). Hal ini tidak sesuai dengan teori dari Prawirohardjo (2009) bahwa wanita dengan paritas tinggi dapat menyebabkan KPD pada saat kehamilan. Penelitian ini sama dengan hasil penelitian Susilowati dan Astuti bahwa KPD banyak terdapat pada primipara. Ibu primipara umumnya belum banyak
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
pengalaman dalam menangani masalah kehamilan atau persalinan sehingga akan mudah mengalami stress maternal yang dapat memicu terjadinya KPD.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriftif kuantitatif sehingga tidak melakukan analisa terhadap masing-masing faktor penyebab ketuban pecah dini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ketuban pecah dini paling banyak terjadi pada umur 20-35 tahun sebanyak 100 orang (73%).
2. Ketuban pecah dini paling banyak terjadi pada tingkat pendidikan rendah sebanyak 74 orang (54,01%).
3. Ketuban pecah dini paling banyak terjadi pada ibu yang bekerja sebanyak 77 orang (56,20%).
4. Ketuban pecah dini paling banyak terjadi pada ibu primipara sebanyak 75 orang (54,74%).
B. Saran
Dari Kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian yang akan datang hendaknya menyempurnakan hasil penelitian ini dengan melakukan pengkajian faktor penyebab KPD seperti kehamilan kembar, stress maternal, stress fetal dan infeksi vagina.
2. Bagi Stikes A.Yani Yogyakarta
Mahasiswa hendaknya menggunakn hasil penelitian ini sebagai bacaan di perpustakaan guna menambah informasi dalam bidang ilmu kebidanan mata kuliah kehamilan khususnya tentang ketuban pecah dini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3. Bagi tenaga kesehatan
Agar dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan ANC melalui deteksi dini kehamilan khususnya mengenai deteksi dini dan upaya pencegahan kejadian ketuban pecah dini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Data Dinkes DIY (2014). Profil AKI di DIY. Yogyakarta.
_______________(2013) Sistem Informasi Rumah Sakit di DIY. Yogyakarta Depdiknas (2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dekmenum
Depdiknas.
Depkes RI (2009) . Profil Kesehatan Indonesia Jakarta. Depkes RI _________(2013). Profil Kesehatan Indonesia Jakarta. Depkes RI
Fadlun & Feryanto, A. (2012). Asuhan Kebidanan Patologis, Jakarta: Salemba Medika.
Hanafiah, TM (2010). Prelabour Rupture of The Membrane www.usu.ac.id. Diunduh pada tanggal 19 Maret 2015 pukul 08:30 WIB.
Hidayat, AAA. (2007) Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data . Jakarta: Salemba Medika.
KBBI. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/diunduh 28 April 2015 pukul 20.00 WIB.
Manuaba dkk (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC
____________(2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Ed 2. Jakarta: EGC
____________(2007). Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC
Mariana (2012). Angka Kejadian Ketuban Pecah Dini Tahun 2013 di RSUD Penembahan Senopati Bantul.KTI.Stikes A.Yani Yogyakarta.
Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, T. (2012). Obstetri dan Genekologi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Riyanto, A. Budiman (2013). Kapita Selekt Kuesioner Pengetahuan dan sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
SDKI (2012). Survei Dinas Kesehatan. Indonesia.
Sulistyawati, Ari. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Slemba Medika.
Susilawati Endang, Astuti, LD (2 009). Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dinidi RS Panti Wilasa. Citarum Semarang. Jurnal Kebidanan Panti Wilasa Vol.1 No 1 Semarang.
Tiran, Denise. (2005). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Varney, H. DKK. (2007). Buku Ajar Asuhan KebidananVol 1 Edisi 4 Jakarta: EGC.
WHO, UNICEF,UNFPA, (2012). Trends in Maternal Mortality. 1990-2010. Switterland. WHO Press.