• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kristalisasi TiO(OH) 2 dari Titanyl Sulfat Pada Pembuatan Titanium Dioksida (TiO 2 ) dari Ilmenit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kristalisasi TiO(OH) 2 dari Titanyl Sulfat Pada Pembuatan Titanium Dioksida (TiO 2 ) dari Ilmenit"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pekanbaru – 21 Desember 2005 B10-1

Kristalisasi TiO(OH)

2

dari Titanyl Sulfat

Pada Pembuatan Titanium Dioksida (TiO

2

) dari Ilmenit

Fuad Nugroho, Hamda, Ahmad Fadli, Syaiful Bahri

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau Telp/Fax. (0761)566937 Email : nugroho_fu4d@yahoo.com

Abstrak

Kegunaan Titanium Dioksida (TiO2) sangat banyak antara lain sebagai bahan pewarna,

katalisator, fotokatalitik dan lain-lain. Salah satu proses untuk membuat Titanium Dioksida (TiO2) adalah dengan Proses Sulfat. Bahan baku yang digunakan adalah mineral

ilmenit bahan buangan PT Tambang Timah Bangka. Penelitian bertujuan mempelajari pengaruh pH,dan suhu pada proses hidrolisis titanyl sulfat (TiOSO4) menjadi titanium

oxyhidrat (TiO(OH)2). Proses hidrolisis dimulai dengan memasukkan cairan titanyl sulfat

sebanyak 25 mL ke dalam erlenmeyer lalu diatur pH cairannya. Tambahkan bibit TiO2 ke

dalam erlenmeyer sebanyak 0,01 gram, lalu erlenmeyer tersebut ditutup. Letakkan erlenmeyer ke dalam waterbatch yang telah diatur suhunya 95oC. Setelah 6 jam maka

proses dihentikan, lalu dinginkan cairan sehingga endapan yang diperoleh terpisah dari cairan induk lalu disaring dengan kertas saring whitman. Endapan dikeringkan di dalam oven selama 5 jam, didinginkan dalam Dessicator, kemudian beratnya ditimbang menggunakan timbangan analitis. Variabel proses yang diteliti meliputi pH: 0.66 - 4.5, suhu reaksi: 60oC - 100oC. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kondisi

yang relatif baik untuk proses hidrolisis adalah pH 1.5, suhu reaksi 95oC.

Kata Kunci : Mineral ilmenit, Titanium Dioksida, Hidrolisis

Pendahuluan

Titanium dioksida (TiO2), baik dalam bentuk tetragonal rutile ataupun tetragonal

anatase sangat banyak dipakai dalam industri. Penggunaan tersebut antara lain sebagai pigment pemutih, pigment warna superior (warna putih), bahan utama keramik untuk elektronik (BaTiO3), bahan baku untuk pembuatan TiO2 polimeric precursor yang sangat penting untuk

pembuatan bahan-bahan keramik maju, antara lain pelapisan optik (film-optic), bahan

electro-optic dan bahan komposit polimer keramik (Ceramer).

Bahan baku untuk membuat TiO2 sintetis banyak terdapat di alam, baik sebagai

deposit utama/deposit batuan keras ataupun sebagai secondary / placer deposite (yang pada umumnya dalam bentuk pasir pantai). Mineral-mineral yang ada dalam deposit tersebut ada yang berbentuk mineral ilmenite (FeO.TiO2), rutile (tetragonal TiO2), anatase (tetragonal

TiO2), brookite (rhombic TiO2) dan perovskite (CaO.TiO2). Di alam, kandungan mineral ini

relatif kecil, sehingga diperlukan proses pengolahan awal yaitu pengkayaan kandungan sehingga diperoleh konsentrat dari mineral di atas.

Di Indonesia, mineral yang mengandung TiO2 dijumpai pada hasil samping

penambangan timah di pulau Bangka dan juga dalam deposit (placer deposite) pasir besi di pantai selatan Pulau Jawa (Jawa Tengah). Sampai saat ini belum dilakukan pengolahan/pemanfaatan yang memberikan nilai tambah yang besar, seiring dengan perkembangan kebutuhan TiO2 sintetis dan perkembangan teknologi bahan keramik maju.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pH, dan suhu, pada proses hidrolisis titanyl sulfat menjadi titanium oxyhidrat pada pembuatan pigment TiO2 dari mineral ilmenit

hasil samping pengolahan timah di PT Tambang Timah.

Ilmenit adalah pasir atau batu hitam yang mempunyai rumus kimia FeTiO3.

Umumnya di dalam pasir ilmenit terdapat impurities berupa besi oksida bervalensi tiga dan silika. Kandungan TiO2 di dalam ilmenit bervariasi antara 45% - 60% tergantung asal ilmenit

tersebut.

Salah satu sumber mineral ilmenit yang ada di Indonesia adalah berasal dari hasil samping pengolahan biji timah di PT Tambang Timah. Mineral ilmenit yang dihasilkan

(2)

Pekanbaru – 21 Desember 2005 B10-2 mengandung TiO2 hingga 40% dengan jumlah rata-rata 120 ton/bulan. Selama ini mineral

ilmenit yang dihasilkan digunakan pihak PT Tambang Timah untuk menutupi lubang-lubang yang muncul akibat adanya penggalian tanah dan batuan.

Titanium merupakan logam yang mempunyai kekuatan sama dengan baja tetapi 45% lebih ringan daripada baja. Logam titanium 60% lebih berat daripada aluminium tetapi dua kali lebih kuat (Binns, 2001). Hampir 90% titanium yang dikomsumsi dunia adalah berbentuk titanium dioksida (TiO2) (Gambogi,, 1997). Dalam abad 21 ini logam titanium banyak

digunakan dalam industri misalnya industri pesawat terbang dan elektronik. Titanium diperoleh dengan mereaksikan (TiO2) dan gas klorid dan carbon (Inoue, et al., 1998;

Rosenberg, et. al, 2001; Ishigami, et. al, 2002).

Pigment TiO2 sintetis merupakan pigmen hasil pengolahan, yang pada umumnya

secara kimia diperoleh dari deposit alam yang mengandung oksida titanium sehingga diperoleh mineral TiO2 dengan kemurnian melebihi 90 % berat (Sumardi, 1999).

Proses pembuatan TiO2 sintetis dari ilmenit dengan proses sulfat dapat ditulis sebagai

berikut : (Reed, 1988 ; Kirk & Othmer, 1983) , FeO.TiO2 + 2H2SO4 + 5H2O

150oC180oC

→ FeSO4. 7H2O + TiOSO4 (1)

Ferri sulfat yang terbentuk direduksi dengan menambahkan iron scrap. Hasil reaksi akan membentuk kristal FeSO4. 7H2O (Cooperas). Larutan sisa dipekatkan (Shreeve & Brink, 1977)

kemudian dihidrolisis (Kirk dan Othmer, 1983), TiO.SO4 + 2H2O 90

oC

→ TiO(OH)2 + H2SO4 (2)

Menurut Reed (1977), untuk mendapatkan bentuk rutile dari tetrahedral TiO2, selama

hidrolisis ditambahkan bibit kristal TiO2 (rutile form). Kemudian Titanium oksida terhidrat

dikalsinasi pada suhu 900 oC -1000 oC.

TiO(OH)2 900 1000 oC oC

→ TiO2 + H2O (3)

TiO2 yang didapat dari proses sulfat memiliki kemurnian lebih besar 90%, dan dapat

dipakai sebagai white pigment. Hasil samping dari proses sulfat, dapat diolah untuk menjadi pigment merah hematit, Fe2O3, yaitu dari pengolahan hasil FeSO4.7H2O, dengan cara kalsinasi

(Hoecker, 1997).

Kristalisasi atau penghabluran (crystallization) ialah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat di dalam suatu fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi karena adanya pembentukan partikel padat di dalam uap, sebagai pembekuan (solidification) di dalam lelehan cair atau sebagai kristalisasi dari larutan cair. Kristal yang terbentuk spontan biasanya cukup murni, larutan induk (mother liquor) yang berasal dari magma saat dipanen mengandung kristal sisa yang terikut. Larutan induk perlu dipisahkan dari kristal dengan filtrasi atau sentrifuge, selanjutnya dicuci dengan solven segar. Pemurnian diperlukan untuk mendapatkan ukuran dan keseragaman kristal.

Pada industri yang menggunakan proses kristalisasi, kristal dan larutan induk berkontak cukup lama hingga mencapai kesetimbangan, cairan induk akan jenuh pada akhir temperatur proses. Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses kristalisasi antara lain : perbandingan reaktan, waktu kristalisasi, suhu kristalisasi, derajat kejenuhan, pengaruh ion-ion yang menyertai pembentukan kristal, nukleasi dan kecepatan pengadukan. Inti kristal terbentuk dari berbagai macam partikel : molekul, atom atau ion. Inti berada pada keadaan kesetimbangan tak stabil: inti dapat berkurang, mungkin terlarut, bertambah, tumbuh dan menjadi kristal (Sugiarto, 2002).

(3)

Pekanbaru – 21 Desember 2005 B10-3 Untuk mengubah larutan titanyl sulfat yang diperoleh dari detsruksi mineral ilmenit dengan asam sulfat menjadi titanium oxyhidrat amorpous adalah dengan cara pemanasan dan pengendapan. Apabila diinginkan titanium oxyhidrat berbentuk kristal rutil maka selama proses hidrolisis harus ditambahkan bibit rutil (nukleasi). Selanjutnya titanium oxyhidrat yang terbentuk dikalsinasi di dalam rotary kiln sehingga diperoleh TiO2 yang berukuran 0,25 micron

(Amin, et al, 1996).

Metode Penelitian

Ilmenit, dari bahan buangan PT Tambang Timah Bangka. Berbentuk serbuk pasir dan

berwarna kehitam-hitaman. Hasil analisa dengan AAS: TiO2 = 42,57%, Fe2O3 = 30,99%,

Na2O = 11,53%, MnO = 2,91%, SiO2 = 1,48%, Al2O3 = 0,52%, MgO = 0,15%, CaO =

0,14%, K2O = 0,04%. Hasil Analisa dengan XRF : Ti = 27,89 ± 0,093%, TiO2 = 46,52 ±

0,155% selain itu terdeteksi dalam sampel adalah Mn, Fe, Y, Zr, Nb, Sn, Nd, Hf, Ta, W, Pb, Th dan U. Hasil analisa dengan XRD: FeO.TiO2= 25,517%, TiO2 (amorphus) = 29, 14%.

Asam sulfat p.a (Merck), Kosentrasi = 96-98%. Titanium Dioksida (TiO2) Merck.

Amonium Hidroksida (NH4OH) 5 N. Asam Asetat (CH3COOH) 5 N. Aquadest.

Peralatan utama pada penelitian ini tangki yang digunakan untuk melakukan proses

hidrolisis seperti tampak pada gambar

Gambar 1. Rangkaian alat proses hidrolisis

Proses hidrolisis dilakukan menggunakan erlenmeyer 250 mL yang dipanaskan di

dalam waterbatch (POLYSCIENCE). Mula-mula cairan titanyl sulfat sebanyak 25 mL dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu diatur pH cairannya. Pengaturan pH cairan dilakukan dengan menambahkan amonium hidroksida (NH4OH) 5 N untuk menaikkan pH dan asam

asetat (CH3COOH) 5 N untuk menurunkan pH. Untuk mengukur pH cairan digunakan

pHmeter (ORION 420A). Tambahkan bibit TiO2 ke dalam erlenmeyer sebanyak 0,01 gram,

lalu erlenmeyer tersebut ditutup. Letakkan erlenmeyer ke dalam waterbatch yang telah diatur suhunya 95oC. Setelah 6 jam maka proses dihentikan, lalu dinginkan cairan sehingga endapan

yang diperoleh terpisah dari cairan induk. Pisahkan endapan yang terbentuk tersebut dengan cara penyaringan menggunakan kertas saring whitman. Endapan dikeringkan di dalam oven (GALLENKAMP) selama 5 jam. Endapan yang sudah keringkan dimasukkan ke dalam Dessicator untuk didinginkan, kemudian ditimbang untuk mengetahui beratnya menggunakan timbangan analitis (METTLER TOLEDO). Gambar rangkaian alat utama pada proses hidrolisis dapat dilihat pada gambar 1.

Variabel proses yang diteliti meliputi pH = 0.66- 4.5, dan suhu 60oC - 100oC.

Hasil dan Pembahasan Pengaruh pH

Hasil pengukuran berat dan warna TiO(OH)2 yang dihasilkan pada pH 0.66- 4.5 dapat dilihat

pada tabel 1 dan gambar 2. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada pH yang berbeda diperoleh TiO(OH)2 dengan berat dan warna yang berbeda pula.Ini berarti, pH cairan titanyl

sulfat mempengaruhi pembentukkan kristal TiO(OH)2. Dari pH 0.66- 1, berat TiO(OH)2 yang

diperoleh bertambah walaupun tidak signifikan, bahkan pH 1- 2 berat TiO(OH)2 yang

diperoleh berkurang dan warna endapan berubah dari putih menjadi kuning. Sedangkan dari pH 2.5- 4.5 berat endapan TiO(OH)2 yang diperoleh bertambah dengan cepat, tetapi warnanya

juga berubah dari kuning menjadi coklat.Perubahan warna TiO(OH)2 disebabkan pada pH 2, Keterangan: 1. Tangki 2. Water batch . 3 4. Heater . Thermometer 1 2 3 4

(4)

Pekanbaru – 21 Desember 2005 B10-4 endapan besi hidroksida (Fe(OH)2) sudah terbentuk. Fe(OH)2 yang terbentuk ikut mengendap

bersama TiO(OH)2 sehingga berat endapan yang diperoleh merupakan total dari berat

Fe(OH)2 dan TiO(OH)2.Dari kondisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan pH relatif baik

adalah pH 1.5. Hasil ini mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryam, 2004. Dalam penelitian tersebut, akan diperoleh pH optimum pada proses hidrolisis titanium sulfat yaitu mendekati pH 2, tetapi titanium yang mereka gunakan untuk membuat cairan titanium sulfat adalah TiO2 murni (Merck).

Tabel 1.Hasil pengukuran berat TiO(OH)2 pada berbagai pH (suhu = 95 0C,

volume titanium sulfat = 25 ml, berat bibit TiO2 = 0.01 gram, waktu

proses = 6 jam)

No pH Berat TiO(OH)2 Warna

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0,66 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 1,957 2,28 2,061 1,02 1,411 2,763 3,771 3,995 4,252 Putih Putih Putih Kuning Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat

Gambar 2. Hubungan pH terhadap Berat TiO(OH)2

Pengaruh Suhu

Pada suhu 600 C sampai 950 C berat TiO(OH)

2 rata-rata mengalami kenaikkan hingga 0,932

gram. Hal ini disebabkan dengan adanya kenaikkan suhu menyebabkan inti-inti kristal bertambah banyak dan inti kristal tersebut tumbuh sehingga berat TiO(OH)2 akan semakin

bertambah. Selain itu kenaikkan suhu akan meningkatkan jumlah kenaikkan tumbukkan antar inti-inti kristal sesuai dengan hukum Arrhenius. Sedangkan pada suhu 1000 C, berat TiO(OH)

2

berkurang sangat cepat, disebabkan molekul-molekul air yang ada pada cairan titanyl sulfat menguap, sehingga perbandingan air dan titanyl sulfat mengecil. Warna TiO(OH)2 tidak

mengalami perubahan walaupun suhu divariasikan dari 600 C- 950C, artinya Fe(OH) 2 tidak

terbentuk selama proses dengan suhu yang berbeda-beda. 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 pH B er at T iO( OH )2 ( gr am )

(5)

Pekanbaru – 21 Desember 2005 B10-5 Tabel 2.Berat TiO(OH)2 untuk tiap suhu (pH = 1.5, volume titanium sulfat = 25

ml, berat bibit TiO2 = 0.01 gram, waktu proses = 6 jam)

No Suhu (0C) Berat TiO(OH)

2 Warna 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 60 65 70 80 85 90 95 100 0.553 0.615 0.662 0.578 0606 0.702 0.932 0.406 Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih

Gambar 3. Hubungan Temperatur Terhadap massa TiO(OH)2

Dari kedua variabel yang mempengaruhi proses hidrolisis titanyl sulfat pada proses pembuatan titanium dioksida (TiO2) maka kita dapat menentukan kondisi yang relatif baik

untuk proses hidrolisis adalah pH 1.5 dan suhu reaksi 950 C.

Kesimpulan

1.Proses hidrolisis titanyl sulfat pada pembuatan titanium dioksida (TiO2) dari mineral ilmenit

dengan asam sulfat sangat dipengaruhi oleh pH, dan suhu reaksi.

2. Kondisi yang relatif baik untuk proses hidrolisis titanyl sulfat pada pembuatan titanium dioksida (TiO2) dari mineral ilmenit dengan asam sulfat adalah pH 1.5 dan suhu reaksi 950

C.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada DIKTI yang telah membiayai penelitian nomor kontrak 017/SPPP/PP/DP3M/IV/2005 tanggal 11 April 2005.

Daftar Pustaka.

Amin H. and Culkin B., 1996, High Solid Inorganic Chemicals Processing and Product

Recovery, New Logic International. Inc.

Binns R., 2001, The Titanium Revolution, University of Bristol.

Gambogi, J, 1997, Titanium, U.S. Geological Survey-Minerals Information.

Hoecker and Walter, 1997, Process for Production of Synthetic Rutil, US Patent 5.601.630.

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0 20 40 60 80 100 120 Tem peratur (C) B er at T iO( OH )2 ( G ra m )

(6)

Pekanbaru – 21 Desember 2005 B10-6 Imoue, Hideaki, Odagari, and Masahiro,1998, High Purified Titanium Material,Method for

preparation of it and Sputtering Target Using it, US Patent 6.400.025

Maryam, 2004, Pengambilan TiO2 dari ilmenit (FeTiO3), Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA,

UGM, Yogyakarta,

Othmer-Kirk, 1983, Encyclopedia of Chemical Technology, third edition, volume 23, A Wiley-Interscience Publication, Jhon Wiley & Sons. Inc., New York.

Reed J.S., 1998, Introduction to the Principles of ceramic Processing, A Wiley-Interscience Publication, Jhon Wiley & Sons. Inc., New York.

Rosenberg, Harry, Winters, Nigel, Xu and Yu, 2001, Titanium Crystal and Titanium, U.S Patent 6.309.595.

Shreeve N., B. and Brink J., A., Jr., 1977, Chemical Process Industries, Forth edition, Mc Geaw-Hill Book Company, New York.

Sugiarto B., 2002, Kristalisasi Garam MgSO4 dari Air Laut, Prosiding Seminar Nasional

Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 2002, ITS, Surabaya.

Sumardi P. C., 1999, Pembuatan Rutil (TiO2) Sintesis dari Ilmenit Hasil Samping

Penambangan Timah Bangka, Prosiding lokakarya Eksploitasi, Eksplorasi dan

Pengolahan Sumber Daya Mineral, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Rangkaian alat proses hidrolisis
Tabel 1.Hasil pengukuran berat TiO(OH) 2  pada berbagai pH (suhu = 95  0 C,  volume titanium sulfat = 25 ml, berat bibit TiO 2  = 0.01 gram, waktu  proses = 6 jam)
Gambar 3. Hubungan Temperatur Terhadap massa TiO(OH) 2

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini karena Iran merupakan negara dengan sumberdaya energi yang akan menjadi rekan kerjasama Rusia dalam pendistribusian energi kepada pasar Asia.. Pembentukan energy club

Namun hal ini diperbolehkan berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 87 ayat (3) yang berbunyi: Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada

Tindakan yang dilakukan Raffles (1811 - 1816) untuk memperoleh biaya pemerintahan negara di Indonesia adalah .... mempertahankan sistem penyerahan wajib

Setelah formulir diisi dengan lengkap maka bagian HRD akan membuatkan kehadiran untuk karyawan tersebut. Kehadiran di PT. Centro Inti Media sudah menggunakan finger

Untuk memprediksi harga rumah adapun pendekatan penelitiannya menggunakan metode kuantitatif, lalu pada tahap metode penelitian yang akan dilakukan adalah dengan pengumpulan

Hasil dari pengaruh digital marketing terhadap minat beli album musik Korean Pop menurut tanggapan penggemar mendapatkan kategori yang sangat baik, terdapat dimensi

Pengukuran kinerja yang menekankan pada aspek keuangan saja tidak dapat menilai sejauh mana target kinerja yang telah dilaksanakan berjalan sesuai dengan visi dan misi