• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) BANDARA TAHUN ANGGARAN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEKERJAAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) BANDARA TAHUN ANGGARAN 2012"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PEKERJAAN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) BANDARA

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latang Belakang

Bandar Udara sebagai prasarana dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk menyelenggarakan pelayanan jasa kebandarudaraan guna menunjang pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi lainnya, harus ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kebandarudaraan yang handal dan berkemampuan tinggi dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Kegiatan operasional bandara diperkirakan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup disekitarnya, baik dampak yang bersifat positif maupun negatif. Mengacu pada Undang-Undang No. 23 tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006, tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), maka kegiatan Pengembangan Bandara tersebut merupakan kegiatan yang wajib Amdal.

Dalam menunjang kegiatan pengoperasian fasilitas bandara (sisi darat dan sisi udara) diperlukan pengelolaan bandara yang berwawasan lingkungan, maka perlu disusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal).

Sebagaimana kegiatan pada umumnya, pengoperasian Bandara ... di Kabupaten ..., Propinsi ...disadari akan memberikan perubahan-perubahan yang mendasar kepada lingkungan sekitarnya baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Apabila pembangunan dan pengembangan tersebut tidak dikelola dan direncanakan dengan baik,

(3)

diperkirakan akan timbul dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya, terutama terhadap komponen-komponen lingkungan Fisik-Kimia, Biologi, Sosial-Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat.

Dokumen Amdal ini akan merekomendasikan langkah-langkah yang diperlukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara optimal, komprehensif untuk mencegah pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Selanjutnya Amdal ini akan dijadikan sebagai acuan utama bagi pengoperasian Bandara ...di Kabupaten ..., Propinsi ... dalam melaksanakan perencanaan pengelolaan bandara yang berwawasan lingkungan.

1.2 Gambaran Umum Lokasi 1.3 Landasan Hukum

Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) didasarkan pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

Undang-undang:

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1990 tentang Konversi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistim;

2. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3. Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

4. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-undang Republik Indonesia No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

6. Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

(4)

7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;

Peraturan Pemerintah:

1) Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1994 tentang Debu dan Kebisingan;

2) Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

3) Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara;`

4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 3 tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;

5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;

6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun;

7) Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Keputusan Presiden:

1) Keputusan Presiden No.32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

Peraturan Menteri:

1) Peraturan Menteri Kesehatan No. KEP-416/Menkes/1990 tentang Kriteria Air Bersih;

2) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan;

3) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep. 49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran;

4) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep. 30/MENLH/10/1999 tentang Panduan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan;

5) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep. 02/MENKLH/1/1998 tentang Pedoman Baku Mutu Lingkungan;

(5)

6) Keputusan Menteri Pehubungan No. 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional;

7) Keputusan Menteri Pehubungan No. 47 Tahun 2002 tentang Sertifikat Operasi Bandar Udara;

8) Keputusan Menteri Pehubungan No. 48 Tahun 2002 tentang Penyerahan Penyelenggaraan Bandar Udara Umum.

9) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

10)Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 tahun 2007 tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Tidak Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Keputusan Kepala Bapedal :

1) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep.056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting;

2) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep.299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkung;

3) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep.124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

4) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep.08 tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Keputusan Dirjen Perhubungan Udara :

1) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. 109 tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Kawasan Kebisingan Bandar Udara;

(6)

2) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. 110 tahun 2000 Tentang Pembuatan Batas-Batas Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan disekitar Bandar Udara.

Peraturan Internasional :

• Annex 14 Part IV about Standard and Recommended Aerodrome Operations.

• ICAO ; Annex 16 Environmental Management.

• Airport Planing Manual Part 2 about Land Use and Environmental Control.

Peraturan Daerah :

o Meliputi peraturan daerah yang relevan dan terkait dengan studi ini yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.

(7)

BAB II LINGKUP KEGIATAN 2.1 Tujuan dan Kegunaan Studi

a. Tujuan

Tujuan penyusunan Amdal kegiatan pengoperasian Bandara ... :

a. Mengidentifikasi kegiatan pengoperasian Bandara ... yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan.

b. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak penting akibat kegiatan pengoperasian Bandara ...

c. Melakukan kajian mendalam terhadap pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah dilaksanakan.

d. Mengkaji dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan Bandara ... yang sedang dan akan berjalan.

e. Melakukan evaluasi terhadap dampak besar dan penting yang timbul dari kegiatan Bandara ... yang sedang dan akan berjalan.

Merumuskan saran tindak berupa arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang harus dilakukan; yaitu dengan cara :  Menyusun alternatif penanganan dampak negatif, merencanakan

dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi dampak negatif yang telah dan akan terjadi serta meningkatkan dampak positif yang telah dan akan terjadi, sehingga kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang optimal.

 Merumuskan dan menetapkan langkah-langkah operasional yang terjangkau oleh kemampuan teknologi berdasarkan pertimbangan ekonomi dan institusional.

 Sebagai umpan balik dalam rangka menyempurnakan sistem pengendalian lingkungan ke dalam maupun keluar batas kegiatan pelabuhan, sehingga tercipta mekanisme pengelolaan,

(8)

termasuk batasan hak dan kewajiban serta lingkup tanggung jawab masing-masing pengelola.

b. Kegunaan Studi

Kegunaan penyusunan Amdal kegiatan kebandarudaraan adalah: a. Sebagai dasar upaya pencegahan kerusakan lingkungan baik

didalam areal bandara maupun diluar areal bandara yang mungkin terjadi yang disebabkan oleh kegiatan operasional Bandara ...

b. Sebagai pedoman bagi pengelola Bandara ... dalam membuat keputusan-keputusan mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.

c. Sebagai pedoman bagi Bandara ... untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan di dalam areal bandara dan daerah sekitarnya terutama untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif.

d. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum yang berlaku.

2.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) adalah menyusun sampai dengan pengesahan dokumen Amdal kegiatan operasional bandara.

Dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Amdal terdiri dari : a. Persiapan

b. Inventarisasi kegiatan operasional Bandara.

c. Kajian terhadap kegiatan yang telah dan akan berjalan serta kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah dilakukan;

d. Inventarisasi penanganan permasalahan kuantitatif dan kualitatif; e. Pengujian sampel analisis dan uji laboratorium kualitas kebisingan,

kualitas udara, kualitas air, sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat.

(9)

Dalam pelaksanaan penyusunan studi tersebut, disetiap tahapan pekerjaannya konsultan pelaksana selalu berkoordinasi dan melibatkan Dinas Perhubungan Udara termasuk kegiatan Survei lapangan (pengambilan sample, dan lain-lain).

2.3 Komponen Kegiatan Yang Ditelaah

Berdasarkan sifat dan karakteristik kegiatan, maka komponen kegiatan yang ditelaah karena diperkirakan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, pada tahap operasional adalah sebagai berikut :

1). Pengoperasian prasarana bandara.

2). Pelayanan penumpang, barang dan jasa kebandarudaraan. 3). Pengoperasian sarana dan utilitas bandara.

4). Pemanfaatan fasilitas bandara. 5). Pengendalian pencemaran air.

6). Pengelolaan limbah padat dan limbah cair.

7). Pengendalian batas-batas Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan dan Batas-batas Kawasan Kebisingan.

2.4 Lingkup Komponen Lingkungan Yang ditelaah 2.4.a Rona Lingkungan Hidup Awal

a) Komponen Fisik Kimia 1. Iklim.

2. Kondisi topografi. 3. Peruntukan lahan.

4. Kondisi prasarana jalan menuju lokasi kegiatan. b) Komponen Biologi

Kondisi flora dan fauna di wilayah studi. c) Komponen Sosial Ekonomi Budaya

1. Kepadatan penduduk

2. Interaksi sosial dan masyarakat. 3. Kesehatan masyarakat

(10)

2.4.b Komponen Lingkungan Hidup Yang Ditelaah

Komponen lingkungan hidup yang ditelaah adalah komponen lingkungan hidup di wilayah studi yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar, yaitu:

a) Komponen Fisik Kimia

1. Iklim, meliputi suhu, kelembaban udara, curah hujan, arah dan kecepatan angin.

2. Kualitas udara dan kebisingan.

3. Fisiografi, meliputi kondisi topografi, struktur tanah dan geologi, serta potensi gempa.

4. Hidrologi, meliputi pola aliran sungai, kondisi DAS, sistem drainase alami, pemanfaatan air, serta kualitas air perairan dan kuantitas air/air lairan.

5. Ruang, lahan dan tanah, meliputi tata guna lahan, peruntukan tanah, rencana tata ruang dan rencana pengembangan wilayah. 6. Transportasi darat, meliputi kondisi prasarana jalan dan arus lalu

lintas, serta tingkat pelayanan jalan.

7. Keselamatan operasi Kebandarudaraan, meliputi persyaratan operasi kebandarudaraan, obstacle limitation surface dan PKP-PK.

b) Komponen Biologi

1. Vegetasi darat meliputi berbagai jenis flora dan fauna darat, termasuk populasi dan keanekaragamannya, serta penyebaranannya.

2. Biota perairan, meliputi populasi dan keanekaragaman serta penyebaran berbagai jenis flora air, serta biota perairan seperi nekton, plankton, benthos, dan bakteri collie.

c) Komponen Sosial Ekonomi Budaya

1. Demografi, meliputi jumlah, kepadatan dan penyebaran penduduk, struktur penduduk, ratio beban tanggungan dan pertumbuhan penduduk.

2. Kegiatan perekonomian masyarakat, meliputi pola pemilikan lahan, kondisi ekonomi, kegiatan ekonomi masyarakat yang

(11)

dominan, kesempatan kerja dan berusaha, dan kapasitas ekonomi di wilayah studi.

3. Kondisi sosial budaya, meliputi agama dan kepercayaan, pola kehidupan masyarakat sehari-hari, nilai budaya lokal, tingkat pendidikan, sarana sosial masyarakat, tatanan sosial, dan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan.

4. Kesehatan masyarakat, meliputi jenis penyakit yang dominan, fasilitas dan pelayanan kesehatan.

2.5 Isu-isu Pokok

Uraian isu-isu pokok yang dapat ditimbulkan akibat rencana usaha dan atau kegiatan sesuai dengan pelingkupan. Tata cara pelingkupan sebagaimana dimaksud di dalam penjelasan umum.

2.5.a Proses Pelingkupan Amdal

Penentuan isu-isu pokok pembangunan/pengembangan bandara dilakukan melalui serangkaian proses pelingkupan Amdal seperti terlihat pada uraian berikut:

1. Identifikasi Dampak Potensial 2. Evaluasi Dampak Potensial

3. Pemusatan Dampak Besar Dan Penting Hipotesis

2.5.b Lingkup Wilayah Studi

Wilayah studi Amdal pengoperasian Bandara ..., Kabupaten ..., Propinsi ... ditentukan dengan mempertimbangkan:

1. wilayah tapak kegiatan. 2. wilayah ekologis.

3. wilayah sosial.

4. wilayah administratif.

5. wilayah keselamatan operasi kebandarudaraan. 6. wilayah batas-batas kebisingan bandara.

(12)

BAB III. METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data 3.1.a Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data disesuaikan dengan komponen lingkungan hidup yang akan ditelaah, mencakup pengumpulan data primer dan sekunder, serta informasi lainnya yang terkait dan diperlukan dalam rangka studi penyusunan Amdal operasional Bandara ...di Kabupaten ..., Propinsi ... a. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan pengamatan, pengukuran atau pengambilan sampel langsung di lapangan serta wawancara dengan masyarakat.

1. Data kualitas udara dan kebisingan, didapat melalui serangkaian pengukuran di lapangan dan analisis laboratorium. Data ini akan dipakai sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi kualitas udara dan kebisingan di masa mendatang. Untuk pengukuran kebisingan dengan menggunakan perlatan dan alat ukur yang ditetapkan oleh standar nasional yaitu NMS (Noise Monitoring System). Untuk menentukan kondisi kualitas udara dan kebisingan tersebut, dipergunakan ketentuan yang tercantum dalam PP No. 4 tahun 1999, KEPMENLH No. 48 dan No. 49 tahun 1999 dan SKEP Dirjen Perhubungan Udara No. 109 tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Kawasan Kebisingan Bandara. Pengukuran kualitas kebisingan terdiri dari 10 titik dan pengukuran kualitas udara terdiri dari 10 titik.

2. Data kualitas air, didapat melalui serangkaian pengukuran di lapangan dan analisis laboratorium. Data ini akan dipakai sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi kualitas air di masa mendatang. Untuk menentukan kondisi kualitas air tersebut, dipergunakan ketentuan yang tercantum dalam PP No. 19 tahun 1999, PP No. 82 tahun 2001, dan

(13)

KEPMENKES No. 416 tahun 1990. Pengukuran kualitas air terdiri dari 10 titik.

3. Data tanah, didapat melalui serangkaian pengamatan dan penelitian lapangan, serta analisis laboratorium.

4. Data lalu lintas darat, didapat melalui serangkaian pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. Data ini akan dipakai sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi kondisi lalu lintas darat karena keberadaan dan pengoperasian bandara di masa mendatang.

5. Data biologi, baik vegetasi darat maupun biota air didapat melalui serangkaian pengamatan di lapangan dan analisis laboratorium (biota air). Data ini akan dipakai sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi kondisi komponen biologi di masa mendatang.

6. Data sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat, didapat melalui serangkaian pengamatan di lapangan dan wawancara dengan responden yang dipilih secara acak (random sampling). Data ini akan dipakai sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi kondisi sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat di masa mendatang.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilaksanakan dengan mengumpulkan data dan informasi dari instansi, lembaga, badan dan sumber-sumber yang relevan.

3.1.b Metoda Identifikasi Dampak

Untuk mengidentifikasi dampak potensial akan digunakan metode-metode matriks. Metode matriks ini akan memuat interaksi antara komponen lingkungan pada kolom vertikal, serta komponen kegiatan pada lajur horizontal. Untuk melakukan identifikasi ini akan diinteraksikan antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan, apakah ada interaksi atau tidak. Disini sifatnya masih kualitatif, belum terlihat besar kecilnya dampak, langsung tidak

(14)

langsungnya dampak, penting tidak pentingnya dampak, dan lain sebagainya. Yang penting apabila diperkirakan ada pengaruh dari salah satu komponen kegiatan terhadap lingkungan tersebut akan terindentifikasi.

Langkah selanjutnya setelah melakukan identifikasi dampak yang merupakan dampak potensial, maka akan dilakukan evaluasi dampak potensial. Dasar evaluasi ini akan menggunakan pedoman pelingkupan yang dikeluarkan oleh Badan Pengendali Dampak Lingkungan. Secara garis besar di dalam mengevaluasi dampak potensial akan dipilih dampak-dampak yang dianggap penting oleh pakar dan atau tokoh mesyarakat dan atau instansi yang bertanggung jawab. Dengan demikian hasil dari evaluasi dampak potensial ini nantinya akan berupa daftar komponen lingkungan yang selanjutnya dilakukan pemusatan.

Hasil dari evaluasi dampak potensial seperti tersebut di atas, selanjutnya dilakukan pemusatan atau pengelompokkan agar lebih terfokus. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan komponen lingkungan atau berdasarkan sumber dampak. Dengan demikian hasil dari pemusatan ini akan menjadi lebih sedikit atau lebih terfokus.

Komponen lingkungan hasil pemusatan ini merupakan dampak penting hipotetik yang harus dikaji secara cermat dan mendalam untuk membuktikan apakah dampak penting hipotetik ini terbukti sebagai dampak yang penting dan besar atau tidak. Apabila terbukti sebagai dampak penting dan besar berarti wajib dikelola. Komponen lingkungan yang merupakan hasil pemusatan ini nantinya akan dikumpulkan datanya, dianalisis kemudian dituangkan dalam Rona Lingkungan Hidup Awal serta akan diperkirakan dan dievaluasi.

3.2 Metode Prakiraan Dampak Besar dan Penting 3.2.a Prakiraan Besaran Dampak

Besaran dampak dapat dihitung dengan cara menganalisis perbedaan kualitas lingkungan hidup antara sebelum dan setelah adanya kegiatan

(15)

pengembangan pelabuhan, dengan menggunakan metoda formal ataupun metode non formal. Metoda yang dipergunakan dalam memprakirakan besaran dampak adalah sebagai berikut:

a. Metode Formal

Melalui metoda ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan pengaruh kegiatan proyek terhadap perubahan komponen lingkungan tertentu dirumuskan dalam bentuk persamaan-persamaan matematik. Pemilihan atas metoda prakiraan dampak disesuaikan dengan masalah yang dihadapi.

Beberapa metode formal dilakukan terhadap komponen pencemaran udara, kualitas air permukaan, flora, fauna, biota air, dan lain-lain.

Metode formal dipergunakan untuk memperkirakan besaran dampak secara kuantitatif dengan memakai berbagai rumus empiris atau model deskriptif, sebagai berikut:

1. Kualitas Udara

Rumus Gaussian adalah sebagai berikut:

Dimana :

C : Konsentrasi debu pada koordinat (x,y,z), dalam mg/m3 Q : Laju emisi debu pada sumber dalam mg/detik

U : Kecepatan angin dalam meter/detik

σy , σz : Koefisien dispersi dalam meter 2. Kebisingan

Kebisingan akibat kegiatan operasional pelabuhan dapat diprediksi dengan anggapan sebagai sumber titik dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Leq = Lw-8-2 log1+10 log (π l/d tg 2 π l/d) + αd +αl

C Q U y z y z y z = + 2 1 2 2 2 2 2

π

σ

σ

exp[ ((

σσ

)

(16)

Dimana :

Lw : Rata-rata yang ditimbulkan oleh satu kendaraan (86+0.2 V+10 log (al+5a2)

V : Kecepatan rata-rata (km/jam)

N : Rata-rata volume lalu lintas (kendaraan/jam) D : Rata-rata spacing d = 1000 V/N

L : Jarak minimum dari sumber ke titik perkiraan

αd : Nilai terkoreksi untuk difraksi damping

α1 : Nilai terkoreksi untuk berbagai faktor 3. Kualitas Air

Kualitas air badan penerima setelah bercampur dengan limbah cair kegiatan diprediksi dengan persamaan:

(Ca x Qa) + (CbxQb) Cm =

Qa + Qb

Dimana :

Cm : Konsentrasi parameter kualitas air, badan air setelah bercampur dengan limbah cair kegiatan (mg/l)

Ca : Konsentrasi parameter kualitas air, badan air setelah bercampur dengan limbah cair kegiatan (mg/l)

Cb : Konsentrasi parameter kualitas air limbah cair kegiatan (mg/l)

Qa : Debit badan air sebelum bercampur dengan limbah kegiatan (m3/detik)

Qb : Debit limbah cair kegiatan (m3/detik)

b. Metode Non-formal

Metoda non formal digunakan untuk parameter-parameter lingkungan yang tidak dapat dikuantifikasi, sehingga untuk

(17)

memperkirakan dampak dilakukan dengan professional judgment. Metode non formal dilakukan terhadap komponen/parameter lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya.

Metode ini merupakan metoda yang sederhana dan dilakukan secara informal berdasarkan intuisi atau pengalaman dan wawasan yang luas dari para tenaga ahli, antara lain sebagai berikut:

a. Analogi

b. Penilaian pakar (Profesional Judgment)

3.2.b Prakiraan Tingkat Pentingnya Dampak

Tingkat pentingnya dampak dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu dampak penting dan dampak tidak penting. Tingkat pentingnya dampak dianalisis dengan mengacu pada Keputusan Kepala Bapedal No. 056 tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

3.2.c Sifat Dampak

Selain melakukan telaahan tersebut di atas, perlu diperhatikan pula sifat dampak yang timbul, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung.

Dalam hal ini perlu diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai komponen lingkungan sebagai berikut:

1. Kegiatan menimbulkan dampak yang bersifat langsung terhadap komponen sosekbud-kesmas.

2. Kegiatan menimbulkan dampak yang bersifat langsung terhadap komponen fisik kimia, kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap komponen biologi dan komponen sosekbud-kesmas.

3. Kegiatan menimbulkan dampak yang bersifat langsung terhadap komponen biologi, kemudian menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen sosekbud-kesmas.

(18)

4. Kegiatan menimbulkan dampak yang bersifat langsung terhadap komponen fisik kimia, kemudian menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen sosekbud-kesmas.

5. Dampak yang timbul berlangsung saling berantai diantara komponen sosekbud-kesmas itu sendiri.

6. Dampak-dampak yang timbul tersebut di atas, selanjutnya menimbulkan dampak balik pada rencana kegiatan.

3.3 Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting

Evaluasi dampak besar dan penting bertujuan untuk melakukan kajian secara komprehensif atas seluruh dampak besar dan penting yang timbul secara holistis atau totalitas, serta mengkaji sebab akibat terjadinya dampak besar dan penting tersebut.

Evaluasi dampak penting akan ditempuh melalui sintesis :

- Penelaahan secara holistic segenap komponen lingkungan yang diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar karena kegiatan proyek.

- Penelaahan persebaran dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan proyek menurut ruang persebaran dampak.

- Penelaahan dampak rencana kegiatan yang bersifat strategis bagi keperluan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Evaluasi dampak penting yang bersifat holistic tersebut ditujukan untuk mensintensis dampak penting hipotetik sebagai berikut :

- Keterlanjutan ekologis di sekitar lokasi proyek yang dicirikan oleh dampak kegiatan terhadap keanekaragaman hayati (flora dan fauna) dan perairan.

- Kelanjutan sosial ekonomi desa-desa di sekitar lokasi proyek yang dicirikan oleh aktivitas petani.

- Fungsi perairan sebagai berbagai macam kepentingan seperti kegiatan pariwisata.

(19)

Dalam evaluasi dampak penting ini diuraikan pula mengenai hasil telaahan dampak penting dari rencana kegiatan. Hasil evaluasi ini selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan dari rencana usaha/kegiatan.

Penentuan arti “penting” perubahan kualitas lingkungan, dengan mengacu pada Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting berdasarkan Pertauran Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL dan Keputusan Kepala Bappedal No. Kep-056/1994 tentang Pedoman Ukuran Dampak Penting. Komponen lingkungan yang secara potensial akan terkena dampak penting akan dievaluasi derajat kepentingan dampaknya dengan metoda yang relevan antara lain melalui diskusi, telaahan pustaka dan pertimbangan pakar (professional Judgement).

3.3.a Telaahan Terhadap Dampak Besar Dan Penting

Telaahan terhadap dampak besar dan penting secara holistis atau menyeluruh dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antar masing-masing dampak yang timbul apakah saling memperkuat (sinergis) atau saling memperlemah (antagonis), dilakukan dengan memakai Metode Leopold Yang Dimodifikasi (Lohani - Than), dengan tetap mengacu pada pedoman mengenai ukuran dampak penting.

Hasil evaluasi dampak besar dan penting ini dipakai sebagai dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan dari kegiatan operasional bandar udara ini.

3.3.b Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan

Telaahan terhadap dampak besar dan penting secara kausatif ini untuk mengetahui proses sebab-akibat terjadinya dampak, serta mengetahui jenis dampak primer, sekunder ataupun dampak tersier yang timbul, dilakukan dengan memakai Metode Bagan Alur, dengan tetap mempertimbangkan ciri dampak, kelompok manusia yang terkena dampak, serta luas sebaran dampak.

(20)

Hasil evaluasi dampak besar dan penting ini dipakai sebagai dasar untuk melakukan pengelolaan lingkungan dari rencana kegiatan pembangunan/pengembangan bandara. Penanganan dampak besar dan penting dilakukan dengan merumuskan dan atau memformulasikan pencegahan dan atau mitigasi dampak yang timbul, dan metoda penanganannya, antara lain dapat dilakukan dengan rekayasa lingkungan dengan pendekatan teknologi, sosial budaya, dan pendekatan institusional/kelembagaan.

(21)

BAB IV PELAKSANAAN STUDI 4.1 Identitas Pemrakarsa Nama Instansi : Penanggung Jawab : Jabatan : Alamat : Telepon/Fax :

4.2 Identitas Penyusun Amdal Nama Perusahaan : Penanggung Jawab :

Alamat :

Tel/Fax :

Tim Studi penyusunan Amdal Bandara, terdiri atas 7 (tujuh) orang tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan lingkup kegiatan studi, disajikan pada Tabel 4.1.

(22)

Tabel 4.1 Tim Studi AMDAL Bandara

No Jabatan/Keahlian Klasifikasi I Tenaga Ahli

1 Ketua Tim/ Ahli Teknik Lingkungan Ahli Kepala 2 Ketua Sub Tim Fisika - Kimia Ahli

Utama 3 Ahli Keselamatan Kebandarudaraan Ahli Muda 4 Ahli Hidrologi / Fisik kimia Ahli Muda 5 Ketua Sub Tim Biologi dan

Sosekkesmas

Ahli Utama 6 Ahli Biologi Ahli Muda 7 Ahli Sosial Ekonomi Kes Mas Ahli Muda

II Tenaga Pendukung

1 Surveyor Teknisi

2 Operation Komputer Teknisi

3 Sekretaris Staff

4 Tenaga Keuangan Staff

5 Office

-4.3 Biaya Studi

Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan studi Amdal Bandara ... di Kabupaten ..., Propinsi ... dari dana ………. Tahun Anggaran 2012.

Pembiayaan studi AMDAL tersebut mencakup biaya untuk pengeluaran gaji/upah (honorarium tenaga ahli dan tenaga pendukung), pengumpulan data primer (survei lapangan) dan analisis laboratorium, pengumpulan dan pengolahan data sekunder, peralatan kantor, penggandaan dokumen Amdal, serta biaya untuk assistensi dan pembahasan penilaian teknis dokumen Amdal dengan instansi yang mengelola lingkungan hidup di tingkat Propinsi untuk dokumen Amdal Bandara ... serta untuk asistensi dan pembahasan penilaian teknis dokumen Amdal dengan instansi yang mengelola lingkungan hidup di tingkat Propinsi untuk dokumen Amdal Bandara ... di Kabupaten ..., Propinsi ...

(23)

4.4 Waktu pelaksanaan studi

Semua tahapan kegiatan penyusunan Amdal dalam jangka waktu 6 (enam) bulan kalender sejak ditanda tangani kontrak kerja.

No. Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 1 Rencana Kerja Detail/Laporan Pendahuluan

2 Survei Lapangan

3 Laporan kajian kegiatan dan Pengelolaan/ Pemantauan yang telah dilakukan

4 Draft Laporan Amdal

5 Laporan Final Amdal dan pengesahan

4.5 Kualifikasi Personil

Dalam menyelesaikan pekerjaan penyusunan Amdal, pelaksana kegiatan wajib melibatkan Tenaga Ahli Profesional yang handal sesuai dengan bidang dan pengalamannya masing-masing, sehingga tercapai tingkat efesiensi dan efektifitas yang tinggi. Tenaga Ahli harus dipimpin oleh Ketua Tim dan dituangkan dalam struktur organisasi.

Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk melakukan studi minimal adalah: No Posisi Dalam Tim Pendidikan

(Min) Pengalaman (Min) Sertifikat AMDAL) (Min) 1 Ketua Tim/ Ahli

Teknik Lingkungan S1 10 B

2 Ketua Sub Tim Fisika - Kimia

5 B

(24)

Kebandarudaraan mengerjakan studi sejenis) 4 Ahli Hidrologi / Fisik

kimia S1 3 A

5 Ketua Sub Tim Biologi

dan Sosekkesmas S1 5 B

6 Ahli Biologi S1 3 A

7 Ahli Sosial Ekonomi Kes Mas

S1 3 A

4.6 Jadual Penugasan Personil

Konsultan harus menyusun jadual penugasan dengan cermat disesuaikan dengan jadual setiap tahap kegiatan dan waktu tersedia sehingga seluruh sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal.

4.7 Pelaporan

Jenis–jenis laporan yang akan diserahkan oleh konsultan kepada Pemberi Tugas adalah :

No Jenis Laporan

1. Rencana Kerja Detail / Laporan Pendahuluan

2. Laporan Hasil Survey Lapangan dan Kajian Kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dan Kajian kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang telah dilakukan.

3. Draft laporan Amdal

4. Laporan Final Amdal dan pengesahan

a. Rencana kerja Detail

Diserahkan 7 (tujuh) hari setelah kesepakatan ditandatangani. Konsultan harus menyampaikan pemahaman terhadap TOR dan rencana kerja detail, yang berisikan tahapan semua kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk konsultasi dan verifikasi lapangan yang akan dilakukan. Digandakan sebanyak 2 eksemplar dan dipresentasikan di hadapan pemberi tugas.

(25)

b. Laporan Hasil Survei Lapangan dan Kajian Kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dan Kajian kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang telah dilakukan.

Laporan ini sangat penting untuk membantu konsultan penyusun Amdal agar bekerja lebih cepat dan mudah. Laporan ini harus diserahkan 1 (satu) bulan setelah kontrak ditanda tangani dan mendapat persetujuan dari pemberi tugas.

c. Draft Laporan Amdal

Laporan Amdal harus mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep. 30/MENLH/10/1999 tentang Panduan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan;

d. Laporan Final Amdal

Dibuat setelah draft laporan Amdal dinilai oleh instansi yang mengelola lingkungan hidup sampai dengan dikeluarkannya Surat Keputusan atas Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) oleh instansi yang berwenang.

4.8 Kewajiban Konsultan

a. Konsultan wajib menyusun laporan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

b. Konsultan wajib mengkonsultasikan hasil studi sesuai dengan tahapan laporan kepada Tim Teknis Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Dinas Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan, sebelum dibahas dengan intansi yang mengelola lingkungan hidup di tingkat Pusat dan Propinsi.

c. Konsultan wajib untuk mempresentasikan dan mensosialisasikan hasil studi pada intansi yang mengelola lingkungan hidup di tingkat Pusat dan Propinsi untuk mendapatkan surat rekomendasi kelayakan lingkungan.

(26)

4.9 Ketentuan Lainnya

a. Setiap anggota Studi Penyusunan Amdal operasional Bandara ... di Kabupaten ..., Propinsi ... harus membuat Surat Pernyataan Sanggup melaksanakan studi sampai disetujui di atas kertas bermaterai Rp. 6.000,- yang diketahui oleh Pimpinan Perusahaan/Konsultan; apabila pemenang dalam pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan surat pernyataan tersebut akan dikenakan sanksi pemotongan sesuai surat perjanjian pemborongan yang telah disetujui bersama.

b. Tim Studi Penyusunan (Lembaga/Perusahaan) wajib membuat secara profesional slide/transparan sheet atau foto-foto (berwarna) bagian-bagian laporan tersebut serta peta ukuran A3 untuk presentasi dan menyerahkan 2 (dua) set lengkap kepada Pemrakarsa;

c. Tim Studi Penyusun (Lembaga/Perusahaan) wajib mengadakan penjelasan umum (expose) dihadapan intansi yang mengelola lingkungan hidup di tingkat Propinsi. Dan menghadirkan pula wakil-wakil dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Pemerintah Daerah, pakar/ahli yang sesuai dengan materi yang perlu dibahas serta instansi-instansi terkait;

d. Tim Studi Penyusunan (Konsultan) baru dapat dianggap telah menyelesaikan Studi apabila Laporan Akhir Amdal yang disusun tersebut telah mendapat Persetujuan tertulis (Rekomendasi Kelayakan Lingkungan) dari intansi yang mengelola lingkungan hidup di tingkat Propinsi.

4.10 Kepustakaan

Dalam menyusun laporan, dikemukakan sumber referensi, sumber data dan informasi yang digunakan dengan mencantumkan penulis, penerbit dan tempat penerbitannya.

4.11 Lampiran-Lampiran

(27)

a. Surat Ijin rekomendasi yang telah didapat pemrakarsa;

b. Surat-surat tanda pengenal, surat keputusan, kualifikasi lingkungan hidup, pengalaman personil dan rujukan bagi para pelaksana dan peneliti serta penyusun Amdal;

c. Foto-foto (berwarna), slides atau transparan sheets yang dapat menunjukkan pengambilan data primer dan menggambarkan rona lingkungan awal (termasuk foto udara bila ada), usulan kegiatan dan sebagainya.

d. Diagram, peta, gambar, grafik serta tabel-tabel yang dapat menyokong semua uraian yang diuraikan secara jelas dengan ukuran yang selaras serta dapat mencantumkan sumbernya; e. Hal-hal yang dianggap perlu serta relevan untuk dimuat sebagai

lampiran.

4.12 Lain-Lain

Penulisan secara rinci tentang deskripsi kegiatan harus dicantumkan dalam laporan Penyusunan Amdal.

Petunjuk dan ketentuan-ketentuan lain yang belum tercakup dan merupakan tambahan/pelengkap, akan diberikan kepada Konsultan sebagai kelengkapan Studi Penyusunan Amdal tersebut apabila diperlukan.

Gambar

Tabel 4.1 Tim  Studi AMDAL Bandara

Referensi

Dokumen terkait

Off farm sudah berkembang Pengembangan inovasi teknologi 2 Teknologi budidaya belum maju Kelembagaan pelayanan terkait pertanian sudah mulai dibentuk Pemasaran produk sdh

Jadi, yang dimaksud dengan judul di atas adalah : daya yang timbul dari bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian tertentu, yang dilakukan oleh orang yang

Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus, jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah metode pengembangan sistem yang

Alat elektronika daya dapat mengkonversi tegangan searah (DC/direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC/alternating current). Sebuah inverter

Pencarian titik temu antara pemenuhan kewajiban internasional Indonesia sebagai negara anggota WTO dan peratifikasi TRIPs Agreeement dengan kepentingan dan kedaulatan nasional

утврђене средње вредности загађујућих материја у композитном двадесетчетворочасовном узорку ваздуха (један дан), гранична вредност Азотдиоксида 85

Bahwa PARA PEMOHON Nomor VII s/d VIII merupakan Pemohon-Pemohon individu Warga Negara Republik Indonesia yang merupakan korban dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia yang

Visual BASIC ( Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code ) merupakan Bahasa pemrograman Integrated Development Environment (IDE), yaitu bahasa pemrograman visual