• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. gamblang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. gamblang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata “sastra” dapat ditemukan dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya sekadar istilah untuk menyebut fenomena yang sederhana dan gamblang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara sastra secara umum. Misalnya, berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa memper-timbangkan budaya, suku, maupun bangsa, sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sastra dapat disajikan dalam berbagai cara: langsung diucapkan, lewat radio, majalah, buku, dan sebagainya (Rahmanto, 1992: 9-10).

Sastra juga merupakan perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan menggambarkan media pemikiran yang tercurah melalui bahasa, bahasa yang bisa direpresentasikan dalam dalam bentuk tulisan, media lain bisa saja terbentuk gambar, melodi musik, lukisan ataupun karya lingkungan binaan atau arsitektur. Sastra menjadi bagian dari budaya masyarakat. Sastra yang memuat materi yang tinggi dipelihara secara turun temurun oleh para pujangga, banyak yang secara lisan karena media tulisan sangat terbatas, hanya daun lontar. Sedangkan menurut Moeliono, arti sastra adalah :

(2)

a. Bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari)

b. Karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya ( http://indonetasia.com/definisionline/?tag=pengertian-sastra).

Dahana, berkesimpulan bahwa istilah sastra telah mengalami penyempitan arti. Beliau mengemukakan bahwa kebanyakan kaum awam menganggap sastra hanyalah ilmu yang mengurusi kesusastraan saja. Padahal arti sastra itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan secara luas (http://yulian.firdaus.or.id/2004/11/26/apa-definisi-sastra/)

Lebih lanjut Rahmanto (1992 : 10), menegaskan bahwa kita dapat juga berbicara tentang sastra sebagai suatu yang erat hubungannya dengan ciri khusus bangsa maupun kelompok masyarakat tertentu. Contoh : sastra Amerika, sastra Arab, sastra Indonesia dan sebagainya. Dalam hal ini, sastra jelas mempunyai nilai kolektif yang mengatasi individu, sastrawan, maupun penikmatnya. Demikian juga kita dapat berbicara sastra dari sudut periode atau aturan tertentu, misalnya : sastra romantik, sastra surealis, sastra realisme, sastra kolonial, sastra modern, dan sebagainya. Bahkan baru-baru ini sedang marak dibicarakan mengenai sastra islami, yaitu sastra yang memiliki nilai-nilai religius atau bersifat islami.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka tidak terlalu berlebihan jika saat ini kita membicarakan lebih lanjut mengenai sastra islami itu sediri. Salah

(3)

satunya bahkan diangkat kedalam layar lebar dan ternyata meraih kesuksesan yang sangat luar biasa. Karya sastra tersebut adalah novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. Selanjutnya penulis menggunakan kata AAC. Secara sosiologis, tak pelak lagi telah menancapkan dirinya sebagai novel paling laris, paling banyak dibaca, dan luar biasa fenomenal. Dalam perjalanan sastra Indonesia, baru kali inilah sebuah novel meraup angka penjualan yang sangat mencengangkan. Jika novel itu kemudian di filmkan dan berhasil menyedot jumlah penonton yang juga mencengangkan, tentu saja sukses itu terutama tidak terlepas dari kehebohan yang diciptakan karya Habiburrahman itu (Mahayana, 2004).

Sastra Indonesia mengalami guncangan luar biasa usai novel AAC karya Habiburrahman El-Shirazy (2004) ”merajai” pasaran. Sejak itulah sastra islami ramai-ramai dibicarakan dalam horison sastra Indonesia. Kemudian secara sadar menempatkan AAC sebagai bagian dari karya sastra yang lahir dari koridor Islam. Kecintaan pembaca pada AAC telah menimbulkan kelatahan berkepanjangan yang kemudian masuk dalam jejaring pasar. Meski AAC bukanlah pelopor karya sastra yang kini dielu-elukan sebagai sastra Islami itu, tapi kehadirannya adalah goncangan besar yang menggairahkan fiksi berlatar islam (http://suketteki.wordpress.com/2009/04/30/logika-industri-sastra-islami)

Berkaitan dengan sastra islami yang sekarang sedang ramai dibicarakan. Novel Tasawuf Cinta Karya M. Hilmi As’ad juga termasuk kedalam salah satu contohnya. Walaupun novel ini belum dikenal secara luas

(4)

oleh pembaca tidak seperti novel Ayat-ayat Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy yang sudah tidak asing lagi dikalangan pembaca. Novel ini bercerita tentang sosok tokoh Marham secara ideologis mengusung citra pemuda muslim yang alim, sopan, ramah, suka memaafkan, dan membantu orang lain. Dia adalah sosok seorang pemuda muslim yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai islami dalam kehidupannya. Selain itu, ada pula tokoh yang bernama Tsamrotul Jannah (Rona). Dia adalah sosok seorang gadis muslim yang lemah lembut, rajin membantu dan beribadah, sopan, ramah, serta berbakti kepada orang tuanya. Dalam novel ini terdapat banyak nilai-nilai Islami yang dapat kita teladani.

Oleh karena itu, tidak berlebihan jika novel Tasawuf Cinta karya M. Hilmi As’ad ini juga ditempatkan sebagai salah satu novel (sastra) Islam yang layak dijadikan sebagai bahan bacaan. Karena novel ini selain menyuguhkan cerita cinta yang unik juga menampilkan nilai-nilai yang pantas kita contoh.

Alasan peneliti menganalisis novel Tasawuf Cinta karya M. Hilmi As’ad ialah karena setelah peneliti membaca novel ini, ternyata di dalamnya terdapat banyak sekali nilai-nilai islami. Nilai-nilai tersebut patut dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam kehidupan kita sebagai umat islam. Selain itu, novel-novel yang bertema keislaman atau religius, sekarang ini memang sedang banyak digemari oleh pembaca. Sebab, selain di dalamnya terdapat konflik tentang cinta beserta berbagai permasalahan yang menyertainya, dalam novel ini juga terdapat pesan moral keagamaan. Itulah salah satu kelebihan dari novel yang bertema religius, bila

(5)

dibandingkan dengan novel-novel pada umumnya. Bahkan sekarang ini banyak novel religius yang diangkat dalam layar lebar. Antusias dan tanggapan masyarakat pun cukup bagus, hal ini akan menyebabkan novel tersebut semakin dikenal oleh masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, peneliti menemukan satu permasalahan yaitu :

“Bagaimana nilai-nilai islami yang terdapat dalam novel Tasawuf Cinta Karya M. Hilmi As’ad ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah :

1. Peneliti ingin mengungkapkan nilai-nilai islami yang terepresentasikan oleh tokoh utama dalam novel Tasawuf Cinta karya M. Hilmi As’ad.

2. Mengungkapkan nilai-nilai islami yang terdapat dalam Tasawuf Cinta karya M. Hilmi As’ad.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Pemanfaatan secara teoritis memberikan makna masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu sastra. Pemanfaat secara praktis dapat memberikan masukan yang bermakna bagi pembaca, yaitu untuk

(6)

mengetahui nilai-nilai islami yang terdapat didalam novel Tasawaf Cinta karya M. Hilmi As’ad.

Manfaat lain bagi pengajaran sastra, yaitu untuk menambah khasanah dunia kesusastraan. Bagi peminat sastra, diharapkan memberikan gambaran tentang kehidupan manusia di dalam karya sastra yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan nyata, sehingga pada akhirnya dapat diambil tindakan yang bijaksana untuk mengatasi permasalahan hidup tersebut.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi yang berjudul “Nilai-nilai Islami dalam Novel Tasawuf Cinta, Karya M. Hilmi As’ad” ini disusun dalam sistematika sebagai berikut :

Bab I yaitu pendahuluan. Pendahuluan ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang landasan teoritis. Dalam landasan teoritis dikemukakan mengenai konsep nilai-nilai islami, yang meliputi Hubungan Manusia dengan Tuhan, Hubungan Manusia dengan Manusia, serta Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar.

Bab III yaitu metodologi penelitian. Dalam metodologi penelitian dikemukakan tentang objek penelitian, data dan sumber data, pendekatan penelitian, dan langkah kerja penelitian.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang berhubungan dengan nilai-nilai islami yang direpresentasikan oleh

(7)

tokoh-tokoh utama pada novel Tasawuf Cinta karya M. Hilmi As’ad, dan nilai-nilai islami yang direpresentasikan oleh novel Tasawuf Cinta karya M. Hilmi As’ad.

Referensi

Dokumen terkait

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah panel model regresi data dengan E-views 7.0 sofware.Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa variabel

Di bidang kimia berbasis bahan alam disajikan tiga artikel yaitu artikel kedelapan membahas tentang Pengaruh Diameter Partikel Terhadap Konsentrasi L-DOPA, kc, dan De

( spreadsheet ) Karena berbagai pendapat tersebut, dalam karya ilmiah berjudul “ Data Storage Engine Sebagai Media Penyimpanan Data Dalam Jaringan Lokal” dirancang satu sistem

Berdasarkan analisis masing-masing dimensi kualitas pelayanan pendaftaran tanah diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan kualitas pelayanan pendaftaran tanah yang

Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan cara membandingkan dengan data atau informasi yang didapat dari sumber lain, pada berbagai fase lapangan dengan menggunakan metode

Deskriptor diambil berdasar- kan jumlah panelis yang menyatakan bahwa suatu soal diperkirakan mampu dijawab benar oleh siswa minimal lebih dari separoh (1/2) dari

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun perguruan

Metanol dapat mengendapkan poli- dispersi polimer, tetapi dengan bertambah- nya kloroform yang digunakan, tampak dari konsentrasi polidispersi lebih kecil, polimer yang telah