• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

7 A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaaan terhadap obyek terjadi melalui panca indera manusia yakni pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia dipengaruhi melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: (Notoatmodjo, 2003).

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

(2)

yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lainnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis yang dimaksud adalah menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan

(3)

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003) :

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

Ada beberapa cara kuno untuk memperoleh pengetahuan yaitu : 1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-pimpinan masyarakat baik formal maupun informal, ahli

(4)

agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pibadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau disebut metodologi penelitian. Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini dikenal dengan penelitian ilmiah.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan:

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yaitu :

a. Faktor Internal

Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu :

(5)

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan menusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukan sumber kesenangan, tetapi merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu (Nursalam, 2003).

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, orang yang lebih dewasa dipercaya daripada

(6)

orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini dari pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam, 2003).

b. Faktor Eksternal

Ada beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu :

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Nursalam, 2003).

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. 5. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu (Arikunto, 2006) : a. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75% c. Kurang : Hasil presentase < 56%

(7)

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Kata remaja berasal dari bahasa Inggris “teenager” yakni manusia usia 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut

adolescense yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai

kematangan (Asrori dan Ali, 2010).

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini. Remaja adalah suatu masa ketika individu yang berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011).

Masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, masa remaja akhir 18-21 tahun (Monks, 2002).

(8)

Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolescence lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih, 2004).

2. Ciri-Ciri Umum Masa Remaja

Ada beberapa ciri-ciri umum pada masa remaja yaitu : a. Masa Yang Penting

Masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainnya. Baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang serta pentingnya bagi remaja karena adanya akibat fisik dan akibat psikologis.

b. Masa Transisi

Merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya, maksudnya apa yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang.

(9)

c. Masa Perubahan

Selama masa remaja perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang beragam, tetapi ada perubahan yang terjadi pada semua remaja.

d. Emosi Yang Tinggi

Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai sebagai konsekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku. Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut bertanggung jawab akan resikonya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya.

e. Masa Bermasalah

Setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah masa remaja termasuk masalah yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan karena pada masa remaja dia ingin mengatasi masalaha sendiri, dia sudah mandiri.

f. Masa Pencarian Identitas

Menyesuaikan diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja daripada individual. Bagi remaja, penyesuaian diri dengan kelompok pada tahun-tahun awal masa remaja adalah penting. Secara bertahap, mereka mulai

(10)

mengharapkan identitas diri dan tidak lagi merasa puas dengan adanya kesamaan dalam segala hal dengan teman-teman sebayanya.

g. Masa Kemunculan Ketakutan

Persepsi negatif terhadap remaja seperti tidak dapat dipercaya, cenderung merusak dan perilaku merusak, mengindikasikan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang dewasa. Demikian pula terhadap kehidupan remaja muda yang cenderung tidak simpatik dan takut bertanggung jawab.

h. Masa Yang Tidak Realistik

Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan keinginannya, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya. Apabila dalam hal cita-cita yang tidak realistik ini berakibat pada tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.

i. Masa Menuju Masa Dewasa

Saat usia kematangan kian dekat, para remaja mrasa gelisah untuk meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah disatu sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa disisi lainnya (Gunawan, 2011).

3. Kurun Waktu Masa Remaja

Masa remaja terdiri atas tiga subfase yang jelas, yaitu (Widyastuti, 2009) :

(11)

a. Masa remaja awal usia 11-14 tahun.

b. Masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun. c. Masa remaja akhir usia 18-20 tahun.

Masa remaja menjadi tiga bagian, yaitu (Monks, 2002) :

1) Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.

2) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun), masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku. Belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vaksional yang ingin dicapai. Selain itu, penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

3) Masa remaja akhir (19-22 tahun), masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan sense of personal identity.

(12)

Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.

4. Ciri-Ciri Perkembangan Remaja

Perkembangan remaja terlihat pada ciri-ciri sebagai berikut (Widyastuti, 2009) :

a. Perkembangan Biologis

Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktifitas hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder.

b. Perkembangan Psikologis

Teori psikososial tradisional menganggap bahwa kritis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain.

c. Perkembangan Kognitif

Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi.

(13)

d. Perkembangan Moral

Anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau sudut pandang orang dewasa, sedangkan remaja, untuk memperoleh autonomi dari orang dewasa mereka harus menggantikan seperangkat moral dan nilai mereka sendiri. e. Perkembangan Spiritual

Remaja mampu memahami konsep abstrak dan menginterpretasikan analogi serta simbol-simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi dan berfikir secara logis.

f. Perkembangan Sosial

Remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap teman dekat dan teman sebaya.

C. Alat Reproduksi Wanita

Secara umum alat reproduksi wanita terbagi atas dua bagian yaitu terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin wanita terdiri dari bagian-bagian dibawah ini (Manuaba, 2009) :

(14)

1. Alat Kelamin Bagian Luar

Alat kelamin bagian luar terdiri dari beberapa bagian yaitu : a. Vagina (Saluran Senggama)

Vagina merupakan saluran muskulo-membranasea

(otot-selaput) yang menghubungan rahim dengan dunia luar, bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (oto dubur) sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Selaput vagina tidak mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut “rugae”. Dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding belakangnya 11 cm. Selaput vagina tidak mempunyai kelenjar sehingga cairan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atau lapisan dalam rahim. Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut porsio (leher rahim). Vagina (saluran senggama) mempunyai fungsi penting sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.

b. Rahim (Uterus)

Bentuk rahim seperti buah pir dengan berat sekitar 30 gram, terletak di panggul kecil di antara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung kemih. Bagian bawahnya disangga oleh ligamen yang kuat sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Lapisan otot rahim terdiri dari tiga lapis yang mempunyai kemampuan untuk

(15)

tumbuh kembang sehingga dapat memelihara dan mempertahankan kehamilan selama 9 bulan. Rahim juga merupakan jalan lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong janin lahir.

c. Tuba Fallopii

Tuba fallopii berasal dari ujung ligamentum, berjalan ke

arah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Tuba fallopii buka merupakan saluran lurus tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. Ujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae (rumbai-rumbai) sehingga dapat menangkap ovum (telur) saat terjadi pelepasan telur (ovulasi). Saluran telur ini merupakan saluran hasil konsepsi (hasil pembuahan) menuju rahim. Tuba fallopii merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas). Fungsi

tuba fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu

menjadi saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.

d. Indung Telur (Ovarium)

Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul dan digatungkan ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke

(16)

dinding panggul oleh ligamentum infundibulo-pelvikum.

Indung telur merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama sehingga mempunyai dampak kewanitaan dalam pengaturan proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri. Saat telur (ovum) dikeluarkan wanita disebut dalam masa subur. Masa

menopause semua telur menghilang.

e. Parametrium (Penyangga Rahim)

Parametrium merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indung telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya. Keseluruhan alat reproduksi wanita berada di rongga panggul. Wanita mempunyai bentuk dan ukuran rongga panggul (pelvis) yang berbeda satu sama lain. Perubahan ukuran panggul digunakan untuk mengukur umur kehamilan.

2. Alat Kelamin Bagian Dalam

Alat kelamin bagian dalam terdiri dari beberapa bagian yaitu : a. Mons Veneris

Mons veneris disebut juga gunung venus, menonjol bagian

(17)

b. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)

Labia mayora berasal dari mons veneris, bentuknya lonjong

menjurus ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar

labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan

kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung saraf sehingga sensitif saat berhubungan seks.

c. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)

Labia minora merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi

besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria.

d. Klitoris

Kitoris merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada

pria, mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitif saat berhubungan seks.

e. Vestibulum

Bagian kelamin ini dibasahi oleh kedua labia kanan-kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia

minora. Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang

senggama), saluran kencing, kelenjar bartolin, dan kelenjar

(18)

permainan pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis).

f. Himen (Selaput Dara)

Himen merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian

lubang vagina luar. Pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). Pada saat hubungan seks pertama himen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan himen merupakan tonjolan kecil yang disebut karunkule mirtiformis.

D. Vulva Hygiene

1. Definisi Vulva Hygiene

Vulva hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara

kebersihan organ kewanitaan bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah infeksi (Ayu, 2010).

2. Manfaat Vulva Hygiene

Perawatan vagina memiliki beberapa manfaat, antara lain :

a. Menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman. b. Mencegah munculnya keputihan, bau tidak sedap dan

gatal-gatal.

(19)

3. Tujuan Vulva Hygiene

Ada beberapa tujuan dari vulva hygiene antara lain : a. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina.

b. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di luar vagina.

c. Mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal yaitu 3,5 sampai 4,5.

d. Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri dan protozoa. e. Mencegah timbulnya keputihan dan virus.

4. Cara Perawatan Vulva Hygiene

Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual. Cara memelihara organ intim tanpa kuman dilakukan sehari-hari dimulai bangun tidur dan mandi pagi. Alat reproduksi dapat terkena sejenis jamur atau kutu yang dapat menyebabkan rasa gatal atau tidak nyaman apabila tidak dirawat kebersihannya. Mencuci vagina dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, penggunaan pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam vagina dapat menyebabkan keputihan yang abnormal. Keputihan juga bisa timbul karena pengobatan abnormal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit menular seksual (Kusmiran Eni, 2011).

(20)

Beberapa cara merawat organ reproduksi remaja putri adalah sebagai berikut :

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh daerah kewanitaan.

b. Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karena dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatal. Gunakan pembersih kewanitaan yang menggunakan Ph balance 3,5 untuk menghindari iritasi.

c. Mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakaian sebab jika tidak dikeringkan kan menyebabkan celana dalam yang dipakai menjadi basah dan lembab. Selain tidak nyaman dipakai, celana basah dan lembab berpotensi mengundang bakteri dan jamur.

d. Tidak diperbolehkan menaburkan bedak pada vagina dan daerah di sekitarnya, karena kemungkinan bedak tersebut akan menggumpal di sela-sela lipatan vagina yang sulit terjangkau tangan untuk dibersihkan dan akan mengundang kuman.

e. Disediakan celana dalam ganti di dalam tas kemanapun pergi, hal ini menghindari kemungkinan celana dalam kita basah. f. Pakailah celana dalam dari bahan katun karena dapat menyerap

(21)

g. Menghindari pemakaian celana dalam dari satin ataupun bahan sintetik lainnya karena menyebabkan organ intim menjadi panas dan lembab.

h. Membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan menggunakan shower toilet. Semprotlah permukaan luar vagina dengan pelan dan menggosoknya dengan tangan.

i. Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari.

j. Penggunaan pantyliner sebaiknya digunakan antara dua sampai tiga jam. Penggunaan pantyliner setiap hari ternyata justru dapat mengakibatkan infeksi bakteri, jamur, serta jerawat atau bisul pada daerah genetalia. Ini terjadi karena pantyliner membuat daerah kewanitaan makin lembab. Meskipun lapisan atas pantyiner memiliki daya serap untuk menjaga higienitas daerah kewanitaan, akan tetapi bagian dasar dari pantyliner ini terbuat dari plastik, sehingga kulit tidak bisa bernafas lega karena kurangnya sirkulasi udara. Jadi sebaiknya jangan menggunakan pantyliner terlalu sering.

k. Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat, berbahan nilon, jeans dan kulit.

l. Saat cebok setelah BAB atau BAK, bilas dari arah depan ke belakang. Hal ini untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina.

(22)

m. Memotong atau mencukur rambut kemaluan sebelum panjang secara teratur.

n. Memakai handuk khusus untuk mengeringkan daerah kemaluan.

o. Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram dulu WC tersebut (di-flishing) terlebih dahulu baru kemudian kita gunakan.

p. Jangan garuk organ intim segatal apa pun. Membilas dengan air hangat juga tidak disarankan mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di sekitar Mrs. V bertambah merah dan membuat rasa gatal semakin menjadi-jadi. Lebih baik kompres vagina dengan air es sehingga pembuluh darah di wilayah organ intim tersebut menciut, warna merahnya berkurang, dan rasa gatal menghilang. Alternatif lain, basuh vagina dengan rebusan air sirih yang sudah didinginkan. Atau gunakan PK yang dicampur dengan air dingin. Takarannya 1 sendok teh untuk air satu ember ukuran sedang. Penggunaan PK dengan dosis tidak tepat bisa membakar kulit dan membuatnya kering berwarna kecoklatan.

q. Bersihkan vagina setiap buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Air yang digunakan untuk membasuh harus bersih, yakni air mengalir yang langsung dari keran. Penelitian menguak air dalam bak / ember di toilet-toilet umum

(23)

mengandung 70% jamur candida albicans. Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jenis jamur yang sama. Kebersihan vagina juga berkaitan erat dengan trik pembasuhannya. Yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) dan bukan dari anus ke arah vagina. Cara yang disebut terakhir itu hanya akan membuat bakteri yang bersarang di daerah anus masuk ke liang vagina dan mengakibatkan gatal-gatal. Setelah dibasuh, keringkan Mrs. V dengan handuk lembut agar tidak basah. r. Sebaiknya pilih pembalut yang berbahan lembut, dapat

menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang membuat alergi (misalnya parfum atau gel), dan merekat dengan baik pada pakaian dalam.

Adapun cara pemeliharaan organ reproduksi remaja perempuan adalah sebagai berikut (Kusmiran Eni, 2011) :

a. Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina. b. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat. c. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat.

d. Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan. 5. Perawatan Saat Menstruasi

Perawatan pada saat menstruasi juga perlu dilakukan karena pada saat menstruasi pembuluh dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Kebersihan harus sangat dijaga karena kuman mudah sekali

(24)

masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari enam jam atau harus ganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh darah menstruasi (Kusmiran Eni, 2011).

6. Efek perawatan yang salah pada alat reproduksi eksternal mengatakan bahwa efek samping dari kesalahan dalam merawat alat reproduksi eksternal yaitu :

a. Jika ada pembersih atau sabun berbahan daun sirih digunakan dalam waktu lama, akan menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.

b. Produk pembersih wanita yang mengandung bahan povidone iodine mempunyai efek samping dermatitis kontak sampai reaksi alergi yang berat.

(25)

E. Kerangka Teori

ttttttt

Bagan 2.1 : Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2003 Faktor Prediposisi b. Tingkat Pendidikan c. Pekerjaan d. Umur e. Lingkungan f. Sosial Budaya Faktor Pendukung:

a. Sarana dan Prasarana b. Media Massa

Faktor Pendorong: a. Sikap dan Perilaku

Petugas Kesehatan b. Dukungan Keluarga Pengetahuan Remaja Putri Tentang Vulva Hygiene a. Pengetahuan

(26)

F. Kerangka Konsep

G. Hipotesis

Ada perbedaan tingkat pengetahuan remaja putri tentang vulva

hygiene sebelum dilakukan penyuluhan tentang vulva hygiene dan

sesudah dilakukan penyuluhan tentang vulva hygiene di SMA Negeri 9 Semarang.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Penyuluhan Tentang Vulva Hygiene Pengetahuan Remaja Putri Tentang Vulva Hygiene

Referensi

Dokumen terkait

The Change of Perceptions on Some Aspects of Life Resulted from the Conflicts Seen in Tamara Goodwin in Aherns’ The Book of Tomorrow : A Study of Personality

Analisis data Hasil penelitian tersebut dengan menggunakan SPSS versi 16 menggunakan analisa Paired T Tes didapatkan hasil adanya pengaruh penjelasan tentang SPO

Berdasarkan pada data hasil penelitian yang dilakukan di BATAN Yogyakarta dapat ditentukan besarnya kalor (Q) yang masuk ke dalam penukar panas (heat exchanger) tipe

Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel

Dipilihnya asesmen otentik, karena mata kuliah ini berbasis pengetahuan, konsep, dan keterampilan (skill). Keterampilan ini tepatnya diases dengan asesmen yang

Pengelolaan data pada penyewaan lapangan futsal menjadi lebih mudah dan cepat dengan adanya tombol Tambah, Hapus, Edit, dan Simpan serta adanya tabel yang

2) Adanya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3) Pemberlakuan kurikulum Tahun 2006 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Distribusi tingkat fungsi kognitif pada lansia sebelum diberi senam otak ( pre test ) pada kelompok perlakuan mayoritas yaitu sebanyak 12 lansia (80%) mempunyai tingkat