• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR DIMODERASI KOMITMEN ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR DIMODERASI KOMITMEN ORGANISASI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR DIMODERASI KOMITMEN ORGANISASI

Ceacilia Srimindarti

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unisbank Semarang Email : ceaciliasrimindarti@gmail.com

Pancawati Hardiningsih

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unisbank Semarang Email : Pancawati_h@yahoo.com

Abstrak

Auditor sangat berperan dalam memberikan jaminan kewajaran laporan keuangan. Agar dapat memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan maka auditor harus selalu menjaga kinerjanya. Beberapa penelitian tentang akuntansi keperilakuan yang meneliti tentang kinerja auditor telah sering dilakukan namun masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan pada kenyataan tersebut maka tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh locus of control dan keahlian auditor terhadap kinerja auditor dengan moderasi komitmen organisasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP yang tersebar di Semarang. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan regresi dengan bantuan program SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control berpengaruh negative terhadap kinerja auditor, keahlian auditor berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, komitmen organisasi memoderasi pengaruh locus of control dan keahlian terhadap kinerja auditor.

Kata Kunci: locus of control, keahlian auditor, komitmen organisasi. kinerja auditor.

Abstract

Auditor has a great role in providing assurance about the fairness of financial statement. In order to provide the assurance to users of financial statement, the auditor must to maintain their performance. Some behavioral accounting research that examine the performance of auditor have be done but still showed inconsistent result. Based on this fact the purpose of this study is to examine the influence of locus of control and expertise of auditor to auditor’s performance with moderation organizational commitment.

The population in this study were auditor who work in Public Accounting Firm in Semarang. The sampe in this study use pusposive sampling method. The data were analyzed using regression with SPSS.

The result of this study found that locus of control has negative influence to performance of auditor, expertise of auditor has positive influence to auditor performance, organizational commitment moderate the influence of locus of control and expertise of auditor to auditor performance.

Keywords: locus of control, expertise of auditor, organizational commitment, auditor performance.

(2)

PENDAHULUAN

Auditor harus selalu mempertahankan kinerjanya agar kualitas audit tetap terjaga. Oleh karena itu auditor harus melakukan pekerjaan sesuai dengan standar profesional sehingga kepercayaan terhadap auditor bisa dipertahankan (McDaniel, 1990).

Sebagai seorang profesioanal, auditor harus tunduk pada etika profesi, sehingga dalam setiap penugasan tidak terdapat celah kemungkinan menerima sanksi. Untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya, seorang auditor dituntut bertindak sesuai dengan standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Penyimpangan terhadap standar ini akan mengakibatkan rendahnya kinerja bahkan bisa berakibat pada kegagalan audit.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja auditor adalah locus of control. Rotter (1966) menyatakan bahwa individu-individu mengembangkan ekspektasi-ekspektasi mengenai kesuksesan mereka bisa ditentukan oleh diri mereka sendiri atau dikendalikan oleh pihak diluar dirinya. Individu yang percaya bahwa hasil yang diperoleh lebih ditentukan oleh dirinya sendiri memiliki locus of control internal, sedangkan individu yang percaya bahwa sebagian besar hasil yang diperolehnya lebih ditentukan oleh pihak luar memiliki locus of control eksternal. Beberapa peneliti menemukan bahwa locus of control berpengaruh negative terhadap kinerja auditor (Irawati dkk. 2005; Wijayanti, 2009; Harini dkk, 2010; Srimindarti, 2010). Hasil berbeda menemukan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor (Donnelly et al., 2003).

Faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja auditor adalah keahlian auditor. Keahlian merupakan kinerja superior dalam tugas tertentu dengan menggunakan kemampuan sebagai ukuran operasional dalam auditing (Bonner dan Lewis, 1990). Ashton (1990) mendefinisi

keahlian sebagai kemampuan yang dituntut untuk melakukan tugas tertentu dengan sebaik-baiknya. Peneliti telah menemukan bahwa keahlian auditor berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Alim. dkk (2007) menemukan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas auditor. Hasil tersebut didukung oleh Indah (2010) dan Arifin (2010).

Komitmen organisasi merupakan faktor lain yang mempengaruhi kinerja auditor. Parker dan Kohlmeyer (2005) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan relatif individual terhadap suatu organisasi dan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu.

Sejauh ini, penelitian mengenai kinerja auditor seringkali dilakukan pada auditor internal. Penelitian ini mencoba untuk melakukan penelitian pada auditor yang bekerja di KAP di Semarang.

TELAAH PUSTAKA Teori Atribusi

Teori atribusi pertama kali dikembangkan oleh Fritz Heider (1958). Teori ini berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (Internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, dan kekuatan eksternal (external forces) yaitu faktor – faktor yang berasal dari luar. Teori ini menyatakan mengenai bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri (Luthans, 1998 dalam Setiawan dan Ghozali, 2005). Penyebab seseorang memilih suatu perilaku bisa berasal dari internal (dispositional attributtions) dan eksternal (situational attributtions). Penyebab internal cenderung mengarah pada aspek perilaku individual, sesuatu yang telah ada dalam diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan, dan motivasi. Sedangkan penyebab eksternal lebih mengarah pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku seseorang, seperti kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat.

(3)

Berdasarkan teori tersebut, maka baik tidaknya kinerja seorang auditor dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal dari auditor.

Locus of Control

Locus of Control merupakan suatu konsep yang dikembangkan oleh Rotter pada tahun 1966. Rotter menyatakan bahwa individu-individu mengembangkan ekspektasi-ekspektasi mengenai kesuksesan mereka dalam situasi tertentu akan tergantung pada perilaku personal mereka atau dikendalikan oleh pihak diluar dirinya (Donnelly et al., 2003). Individu-individu yang cenderung menghubungkan hasil dengan usaha mereka sendiri atau individu yang percaya bahwa kejadian-kejadian berada di bawah pengendalaian mereka mengacu pada locus of control internal. Sementara individu dengan locus of control eksternal percaya bahwa mereka tidak dapat mengendalikan kejadian-kejadian atau hasil yang mereka capai (Spector, 1982).

Dalam lingkup auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik telah ada peneliti yang menghubungkan locus of control auditor dengan perilaku mereka di tempat kerja. Frucot dan Shearon (1991) menginvestigasi hubungan locus of control dan partisipasi anggaran. Hyatt dan Prawitt (2001) menghubungkan locus of control dengan kinerja. Donnelly et al. (2003); Irawati (2005); Maryanti (2005); dan Srimindarti (2010) mengaitkan locus of control dengan penerimaan perilaku audit disfungsional, komitmen organisasi, kinerja auditor dan turnover intention. Malone dan Robert (1995) menghubungkan locus of control dengan perilaku mengurangi kualitas audit.

Keahlian Auditor

Literatur psikologi memberikan dua simpulan umum tentang keahlian. Pertama, pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan khusus merupakan faktor-faktor esensial yang mempengaruhi keahlian. Kedua, keahlian yang mumpuni

meningkat melalui pengalaman kerja yang bertahun-tahun (Ashton, 1990). Keahlian merupakan kinerja superior dalam tugas tertentu dengan menggunakan kemampuan sebagai ukuran operasional dalam auditing (Bonner dan Lewis, 1990). Ashton, (1990) mendefinisi keahlian sebagai kemampuan yang dituntut untuk melakukan tugas tertentu dengan sebaik-baiknya.

Penelitian di bidang auditing telah secara implisit atau eksplisit mengadopsi simpulan dari literatur psikologi sebagai asumsi fundamental dalam usaha untuk menguji pengaruh keahlian dalam bidang auditing. Sementara itu Bonner dan Lewis (1990) menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi keahlian auditor dengan menggunakan peran berbagai pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki auditor.

Keahlian seorang auditor tercermin dari sertifikasi berbagai ketrampilan yang dimiliki untuk melakukan pekerjaan audit di berbagai bidang. Hal ini disebabkan karena untuk mengaudit bidang audit tertentu memerlukan keahlian yang sesuai, oleh karena itu seorang auditor dituntut untuk melakukan tugas dengan tingkat keahlian yang memadai dalam setiap kasus yang dihadapi (Otley dan Pierce, 1978). Auditor juga dituntut harus selalu mengikuti pendidikan secara terus menerus agar dapat mengikuti perkembangan jaman (Arens dan Loebbecke, 1993).

Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional telah diidentifikasi sebagai suatu faktor kritis dalam memahami dan menjelaskan hubungan perilaku kerja para karyawan dalam organisasi. Parker dan Kohlmeyer (2005) mendefinisi komitmen organisasi sebagai kekuatan relatif identifikasi individual terhadap suatu organisasi dan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. Tiga faktor yang terkait dalam organisasi yaitu: (1) kepercayaan yang pasti dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi; (2) keinginan untuk berusaha sekuat tenaga demi organisasi;

(4)

(3) dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

Dalam lingkup auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik telah terdapat peneliti yang menghubungkan komitmen organisasi dengan perilaku mereka di tempat kerja. Donnelly et al. (2003) menginvestigasi komitmen organisasi dengan keinginan untuk keluar dan kinerja. Hasilnya menemukan komitmen organisasi auditor terbukti berpengaruh negatif dengan keinginan untuk keluar dari perusahaan dan menemukan hubungan positif dengan kinerja auditor. Srimindarti (2010) mengaitkan komitmen organisasi dengan turnover intention dan penerimaan perilaku audit disfungsional. Irawati dkk (2005) dengan responden auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta meneliti pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pribadi auditor. Maryanti (2005) dengan responden auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di pulau Jawa menfhubungkan komitmen organisasi auditor dengan penerimaan perilaku audit disfungsional.

Kinerja Auditor

Kinerja auditor menunjukkan kemampuan seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaan sesuai standar audit yang telah ditetapkan. Kinerja auditor dievaluasi dalam setiap penugasan dan dilaporkan dalam laporan evaluasi penugasan perorangan yang dimiliki perusahaan (Arens dan Loebecke, 1993). Kinerja auditor diukur dari berbagai dimensi. Dimensi-dimensi tersebut meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, dan pemilihan staff (Donnelly et al., 2003).

Dalam lingkup auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik telah ditemukan peneliti yang menghubungkan kinerja auditor dengan perilaku mereka di tempat kerja. Donnelly et al. (2003) menginvestigasi kinerja auditor dengan keinginan untuk keluar dan penerimaan perilaku audit disfungsional. Hasil penelitian tersebut menemukan kinerja

auditor dipengauhi oleh locus of control, komitmen organisasi dan keinginan untuk keluar dari perusahaan. Irawati dkk (2005) menghubungkan kinerja auditor dengan penerimaan perilaku audit disfungsional. Maryanti (2005); mengaitkan kinerja auditor dengan turnover intention dan penerimaan perilaku audit disfungsional. Srimindarti (2010) mengaitkan kinerja auditor dengan locus of control, penerimaan perilaku audit disfungsional dan keahlian auditor.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Locus of Control terhadap Kinerja Auditor

Locus of control atau pusat kendali yang menunjukkan sejauhmana individu meyakini bahwa dia dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi dirinya. Individu yang memiliki pusat kendali internal tinggi meyakini bahwa perilaku dan tindakannya, meskipun tidak secara total, mempengaruhi berbagai peristiwa dalam hidupnya. Individu dengan pusat kendali eksternal yang tinggi meyakini bahwa kesempatan, nasib, atau orang lain merupakan faktor penentu utama bagi berbagai hal yang terjadi pada dirinya (Setiawan dan Ghozali, 2006).

Para peneliti telah mengidentifikasi bahwa locus of control internal sangat berkaitan dengan kinerja individual. Individu dengan locus of control internal cenderung melakukan usaha yang lebih keras ketika mereka percaya bahwa usaha mereka memiliki tujuan tertentu (Spector, 1982). Selain itu individu dengan locus of control internal memiliki keterampilan yang lebih dalam memecahkan masalah dan dapat menggunakan informasi secara lebih baik (Phares, 1968) sehingga mereka cenderung memiliki kinerja yang lebih baik. Berdasarkan pada paparan di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Locus of control berpengaruh negative terhadap kinerja auditor

(5)

Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap Kinerja Auditor

Keahlian merupakan modal utama bagi seorang profesional untuk melaksanakan perkerjaan. Keahlian dilihat berdasarkan seberapa luas pengetahuan auditor yang diperlukan dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawab auditor tersebut. Seorang individu tidak akan dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan tujuan organisasi tempat mereka bekerja tanpa memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika individu dibebani tugas tertentu maka individu akan berusaha mengerjakan tugas tersebut sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

Variabel keahlian merupakan variabel yang paling mungkin mempengaruhi kinerja. Sesuai dengan penelitian dalam psikologi kognitif, seseorang yang memiliki keahlian akan lebih baik dalam mengorganisasi informasi di memori, menjelaskan pola dasar data secara lebih baik, dan lebih baik pula dalam menyesuaikan stimulus terhadap kategori yang relevan (Koonce dan Mercer, 2005). Oleh karena kemampuan yang dimiliki, seorang ahli dapat melakukan tugas secara lebih baik sehingga mereka bisa menunjukkan kinerja yang lebih baik, dan lebih efisien. Berdasar paparan tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Auditor dimoderasi Komitmen Organisasi

Seorang auditor dengan locus of control internal memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mempelajari sesuatu dibandingkan individu dengan locus of control eksternal. (Spector, 1982). Kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Komitmen organisasi menunjukkan sejauhmana individu memihak pada suatu organisasi tertentu

dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Komitmen auditor terhadap organisasi dapat dijadikan sebagai suatu dorongan untuk bekerja lebih baik dalam usaha meningkatkan kinerja. Dengan demikian komitmen organisasi akan memperkuat pengaruh locus of control terhadap kinerja. Berdasarkan paparan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3: Komitmen organisasi memoderasi

pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor.

Pengaruh keahlian auditor terhadap kinerja auditor dimoderasi komitmen organisasi

Keahlian merupakan modal utama bagi seorang profesional untuk melaksanakan perkerjaan. Keahlian auditor dapat dilihat berdasarkan sertifikasi yang dimiliki berkaitan dengan profesinya. Auditor yang memiliki keahlian akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Komitmen organisasi menunjukkan sejauhmana individu memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Auditor yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan melaksanakan tugas dengan baik meskipun dalam situasi yang menekan. Berdasarkan paparan di atas maka komitmen organisasi dapat memperkuat pengaruh keahlian auditor terhadap kinerja. Atas dasar uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Komitmen organisasi memoderasi pengaruh keahlian auditor terhadap kinerja

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP di Semarang. Informasi mengenai Jumlah KAP di Semarang diperoleh dari jumlah KAP yang tercatat pada Directory Kantor Akuntan Indonesia (IAI) Kompartemen Akuntan

(6)

Publik. Pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria yang digunakan berdasarkan pertimbangan (judgment) yaitu: (1) Auditor yang bekerja di KAP Semarang; (2) Auditor yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing; (3) Auditor yang mempunyai pengalaman kerja

minimal satu tahun. Alasan yang mendasari kriteria ini adalah karena ketika auditor belum memiliki masa kerja satu tahun maka konsistensi kinerjanya belum bisa dideteksi dengan baik.

Jumlah kuesioner yang dikirimkan dan yang dapat digunakan dalam penelitian ditampilkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Kuesioner yang Kembali

No Nama KAP Kuesioner

Dikirim

Kuesioner Kembali

1 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 19 6

2 Arie Rachim 18 3

3 Drs. Bayudi Watu & Rekan 19 8

4 Drs. Benny Gunawan 20 4

5 Darsono & Budi Cahyo Santoso 23 5 6 Erwan, Sugandhi & Jajat Marjat 22 3 7 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 25 9 8 Drs. Hananta Budianto & Rekan 22 3

9 Drs. Idjang Soetikno 22 4

10 Leonard, Mulia & Richard 23 8

11 Nugrah Arya & Rekan 24 4

12 Ruchendi, Mardjito & Rushadi 17 3

13 Drs. Soekamto 19 4

14 Drs. Sugeng Pamudji 19 7

15 Dra. Suhartati & Rekan 21 3

16 Tarmizi Achmad 24 5

17 Yulianti 19 3

Jumlah 377 82

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,1997). Sumber data dalam penelitian ini yaitu auditor yang bekerja pada KAP di Semarang. Adapun auditor yang bekerja pada KAP di Semarang yang terpilih sebagai responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu sudah bekerja di KAP yang sama minimal satu tahun.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada para auditor yang bekerja pada KAP di Semarang yang terdaftar pada Directory IAI 2014. Proses distribusi kuesioner, peneliti dibantu oleh seorang kontak person yang secara langsung mengirimkan kuesioner kepada masing-masing KAP di Semarang. Pengambilan dilakukan 3 (tiga) minggu setelah tanggal pengiriman kuesioner. Sebelum kontak person mengambil kuesioner, penelitia terlebih dahulu menelpon tiap KAP untuk memastikan kuesioner yang dibagikan kepada

(7)

responden telah diisi sesuai dengan kriteria responden dan sudah bisa diambil.

Definisi Konsep, dan Definisi

Operasional serta Pengukuran Variabel

Locus of control

Locus of Control merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang karakter seorang individu Rotter (1966). Variable ini diukur dengan menggunakan pertanyaan dari Spector (1988). Tiap responden diminta untuk mengidentifikasi hubungan antara ganjaran atau hasil dengan faktor yang menyebabkannya. Instrumen ini terdiri dari enam belas pertanyaan. Teknik pengukuran menggunakan skala Likert point 1 – 7. Skor locus of control yang lebih tinggi menggambarkan kepribadian eksternal, sedangkan skor yang lebih rendah menggambarkan kepribadian internal.

Keahlian Auditor

Keahlian seorang auditor tercermin dari sertifikasi berbagai ketrampilan yang dimiliki untuk melakukan pekerjaan audit di berbagai bidang. Sertifikasi tersebut meliputi sertifikasi audit sektor publik, sertifikasi penilaian, dan sertifikasi audit perbankkan. Untuk mengaudit bidang audit tertentu memerlukan keahlian yang sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh auditor. Variable Keahlian Auditor diukur dengan menggunakan pertanyaan yang dikembangkan dari Chao, Georgia (1994). Instrument ini terdiri dari lima pertanyaan, teknik pengukuran menggunakan skala Likert point 1 – 7. Skor yang lebih tinggi menggambarkan keahlian yang tinggi, sedangkan skor yang rendah menggambarkan keahlian yang rendah.

Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi didefinisi sebagai kekuatan individu dan keterlibatan individu dalam organisasi tertentu. Hal ini merupakan kondisi psikologi atau orientasi karyawan terhadap organisasi, dimana karyawan bersedia mengeluarkan energi ekstra demi kepentingan perusahaan

(Robbins, 2009). Variable Komitmen Organisasi diukur dengan menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Mowday et al., (1979). Instrumen ini terdiri dari sembilan pertanyaan. Teknik pengukuran menggunakan skala Likert point 1 – 7. Skor yang lebih tinggi menggambarkan Komitmen Organisasi yang tinggi.

Kinerja Auditor

Kinerja individual auditor menunjukkan kemampuan seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaan sesuai standar audit yang telah ditetapkan. Kinerja auditor dievaluasi dalam setiap penugasan dan dilaporkan dalam laporan evaluasi penugasan perorangan yang dimiliki perusahaan (Arens dan Loebecke, 1993). Evaluasi kinerja mengukur keberhasilan seorang auditor dalam melaksanakan penugasan audit. Kinerja auditor diukur dari berbagai dimensi.

Variable Kinerja Personal diukur dengan menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney et al., (1965). Setiap responden diminta untuk mengevaluasi kinerja yang terbagi dalam enam dimensi kinerja yaitu: perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, representasi, dan pengaturan staff. Skor kinerja personal di bawah rata-rata menggambarkan kinerja yang rendah, sedangkan skor di atas rata-rata menggambarkan kinerja yang tinggi.

Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji model dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda.

Pengujian Validitas

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan Analisis Faktor Konfirmatori. Uji dilakukan dengan melihat KMO untuk menentukan kecukupan sampel sedangkan validitas setiap indikator dilihat dari loading factor

(8)

(λ). Kecukupan sampel terpenuhi jika nila KMO lebih besar dari 0,5. Indikator dikatakan valid jika nilai loading factor lebih dari 0,4. Hasil uji validitas ditunjukkan dalam Tabel 2. Berdasarkan pada hasil olahan uji validitas pada Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel memenuhi kecukupan sampel dan semua indikator variabel yang dipakai dalam penelitian ini valid.

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian yang berupa kuesioner dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha. Instrument dikatakan reliabel bila nilai cronbach alpha lebih dari 0,7. Hasil pengolahan reliabilitas dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 3. Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel karena nilai cronbach alphanya lebih dari 0,7.

Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data residual dalam penelitian terdistibusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas ditunjukkan dalam Tabel 4. Sesuai dengan hasil uji normalitas yang ditunjukkan dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa data residual dalam penelitian ini terdistribusi secara normal karena nila asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dilanjutkan ke uji berikutnya.

Metode Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Pengujian yang dilakukan meliputi uji model dan uji hipotesis. Adapun model penelitian sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

Variabel Jumlah item

Validitas Keterangan KMO Loading faktor

Locus of control (Loc) 16 0.975 0,428 – 0,933 Valid Keahlian auditor (Ka) 5 0,548 0,576 – 0,808 Valid Komitmen organisasi (Ko) 9 0,921 0,697 – 0,867 Valid Kinerja auditor (Kin) 7 0,892 0,547 – 0,863 Valid

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Locus of control (Loc) .965 Reliabel

Keahlian auditor (Ka) .718 Reliabel

Komitmen organisasi (Ko) .928 Reliabel

Kinerja auditor (Kin) .893 Reliabel

KIN = b₁.Loc + b₂.Ka + b₃.Locko + b₄.Kako + e

(9)

Tabel 4. Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 236

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .71433007 Most Extreme Differences Absolute .112 Positive .089 Negative -.112 Kolmogorov-Smirnov Z 1.725

Asymp. Sig. (2-tailed) .405

a. Test distribution is Normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Model

Uji model dalam penelitian ini meliputi uji F dan uji koefisien determinasi. Uji F digunakan untuk mengetahui apakan model penelitian fit dengan data sedangkan uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variable independen. Hasil uji model dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 5.

Berdasarkan pada hasil olahan pada Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini fit dengan data. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig yang lebih kecil dari 0,05.

Berikutnya akan ditampilkan hasil uji koefisien determinasi seperti pada Tabel 6. Dari Tabel 6 hasil uji koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa variabilitas kinerja auditor dapat dijelaskan oleh Locus of control, Keahlian auditor, interaksi locus of control dan komitmen organisasi serta interaksi keahlian auditor dan komitmen organisasi sebesar 74%, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Uji Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis penelitian ditampilkan dalam Tabel 7.

Tabel 5. Hasil Uji F

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 11.771 4 2.943 5.669 .000a

Residual 119.913 231 .519 Total 131.683 235

a. Predictors: (Constant), Loc, Ka, Locko,Kako, b. Dependent Variable: Kin

(10)

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .299a .890 .740 .720488203031337

a. Predictors: (Constant), Loc, Ka, Locko, Kako,

Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.197 .276 18.816 .000 Loc -.289 -.174 -.486 -1.660 .098 Ka .706 .269 .479 2.621 .009 Locko .039 .030 .381 1.274 .004 Kako .134 .043 .689 3.136 .002

a. Dependent Variable: Kin

Pengaruh Locus of Control terhadap Kinerja Auditor

Berdasarkan pada hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa locus of control berpengaruh terhadap kinerja auditor pada tingkat signifikansi 10%. Hasil ini dapat dilihat dari tabel 7 yang menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.098, Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa locus of control berpengaruh negative terhadap kinerja auditor diterima. Auditor yang memiliki locus of control internal memiliki keterampilan yang lebih dalam memecahkan masalah dan dapat menggunakan informasi secara lebih baik sehingga mereka cenderung memiliki kinerja yang lebih baik. Hasil ini mendukung teori atribusi yang menyatakan bahwa penyebab seseorang melakukan tindakan tertentu bisa bersumber dari faktor internal atau faktor eksternal. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sumber perilaku auditor bersumber dari faktor internal.

Pengaruh Keahlian Auditor terhadap Kinerja

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa keahlian auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor diterima pada taraf signifikansi 5%. Hasil ini dapat dilihat dari tabel 7 yang menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.009. Auditor yang memiliki keahlian tidak akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan organisasi sehingga kinerjanya akan tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa perilaku auditor bersumber dari faktor internal. Hasil penelitian ini mendukung teori atribusi yang menyatakan bahwa sumber perilaku auditor dapat berasal dari faktor internal atau faktor eksternal.

Komitmen Organisasi memoderasi

pengaruh locus of control terhadap Kinerja Auditor

Berdasarkan pada hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa komitmen organisasi memoderasi berpengaruh locus

(11)

of control terhadap kinerja auditor. Hasil ini dapat dilihat dari Tabel 7 yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.004. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa komitmen organisasi memoderasi pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor diterima. Auditor yang memiliki locus of control internal dan didukung dengan komitmen organisasi yang tinggi akan berakibat pada semakin meningkatnya kinerja auditor. Temuan dalam penelitian ini mendukung teori atribusi yang menyatakan bahwa sumber perilaku auditor dapat berasal dari faktor internal atau faktor eksternal.

Komitmen Organisasi memoderasi

pengaruh keahlian auditor terhadap Kinerja Auditor

Hipotesis keempat menyatakan bahwa komitmen organisasi memoderasi pengaruh keahlian auditor terhadap kinerja auditor diterima. Berdasarkan pada hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa hipotesis ini signifikan pada taraf 5%. Auditor yang memiliki keahlian tinggi dan didukung dengan komitmen organisasi yang kuat akan semakin meningkatkan kinerja auditor. Temuan penelitian ini mendukung teori atribusi yang menyatakan bahwa sumber perilaku auditor dapat berasal dari faktor internal atau faktor eksternal. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa perilaku auditor bersumber dari faktor internal.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada paparan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Locus of control berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor

2. Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

3. Komitmen organisasi memoderasi pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor

4. Komitmen organisasi memoderasi pengaruh keahlian auditor terhadap kinerja auditor.

Keterbatasan

Auditor yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini sebagian besar auditor yunior dan memiliki masa kerja satu tahun. Dengan adanya keterbatasan ini maka hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi.

Saran

Berdasarkan keterbatasan yang telah diuraikan dalam penjelasan sebelumnya maka bagi peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan auditor senior untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian sehingga dapat memberi gambaran yang lebih utuh tentang kinerja auditor.

DAFTAR PUSTAKA

Arens and Loebbecke (2006). Auditing, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentise- Hall.

Ashton, R (1990), “A discriptive study of information processing in accounting”, Journal of Accounting Research, 19. 42-61 Campbell, D, (1976), Work Motivation,

London, Sage Publication.

Donnelly, d. P., J. J. Quirin, dan D. O’Bryan. 2003. Auditor acceptance of dysfunctional audit behavior: An explanatory model using auditors’ personal characteristics. Behavioral Research in Accounting. 15: 87-110.

Gable, M. , dan F. Dangello. 1994. Locus of control, Machiavellianism, and managerial job performance. The Journal of Psychology 128: 599-608.

(12)

Ghozali, I. 2009. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ikatan akuntan Indonesia, (2001), Standar Profesional Akuntan Publik, IAI, Jakarta, Penerbit Salemba Empat. Irawati, Y., T. A. Petronila, Mukhlasin.

2005. Hubungan karakteristik personal auditor terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. SNA VIII Solo.

Ketchand, Alice A., dan J. R. Strawser. 1998. The existence of multiple measures of organizational commitmen and experience-related dfferences in a public accounting setting. Behavioral Research in Accounting 10: 109-137.

Luthans, F., D. Baack, dan S. Carroll. 1987. Organizational comitmentL Analysis of Antecedents. Human Relations 40(4): 219-236.

Malone, C. F., dan R. W. Roberts. 1996. Factors associated with the incidence of reduced audit quality behaviors. Auditing: A Journal of Practice & Theory 15 (2): 49-64. Margheim, L., dan K. Pany. 1986. Quality

control, premature signoff and underreporting of time: Some empirical findings. Auditing: A Journal of Practice & Teory 7: 50-63.

Maryanti, P. 2005. Analisis penerimaan auditor atas dysfunctional audit

behavior: pendekatan

karakteristik personal auditor (Studi empiris pada kantor akuntan publik di Jawa). TESIS Universitas Diponegoro. Tidak dipublikasikan.

McDaniel, L. S. 1990. The effects of time pressure and audit program structure on audit performance. Journal of Accounting Research 28: 267-285.

Mowday, R., L. Porter, and R. Dubin, (1979), “The Measurement of Organizational Commitment”, Journal of Vocational Behavioral, 14: 224-227.

Otley, D. W., dan B. Pierce. 1995. The control problem in public accounting firms An empirical study of impact of leadership style. Accounting, Organizations and Society 20: 405-420.

Rhode, J. G., (1978), “Survey on the influence of selected aspects of the auditor’s work environment on professional performance of certified public accountants”, New York.

Robbins, S. P. 2011. Perilaku Organisasi. Indek kelompok Gramedia, Jakarta.

Setiawan, I. A., dan I. Ghozali, 2006, Akuntansi Keperilakuan Konsep dan Kajian Empiris Perilaku Akuntan, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Sososutikno, C. 2003. Hubungan tekanan anggaran waktu dengan perilaku disfungsional serta pengaruhnya terhadap kualitas audit. SNA VI Surabaya.

(13)

Srimindarti, C. (2010), Penerimaan Perilaku Audit Disfungsional Berdasarkan Pada Faktor Internal Individu Auditor, Universitas Diponegoro, Program Doktor Ilmu Ekonomi, Semarang, Tidak dipublikasikan.

Trisnaningsih, 2007, Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya KepemimpinanDan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor, SNA X Makassar.

Weiner, B, (1989), Theories of Human motivation, Hillsdale, New Jersey, Lawrence Erlbaum Associate.

(14)

CURICULUM VITAE I. DATA PRIBADI PENULIS PERTAMA:

1. Nama : Dr. Ceacilia Srimindarti, MSi. 2. Tempat, Tanggal Lahir : Bantul, 10 Agustus 1968. 3. Jenis Kelamin : Perempuan.

4. Agama : Katholik.

5. Alamat Tempat Tinggal : Bogoran RT. 05, Trirenggo, Bantul 55714. Telp. HP. 081390949650.

6. Pendidikan Tinggi : S-1 Akuntansi IKIP Sanata Dharma.

S-1 Akuntansi STIE Cendekia Karya Utama S-2 MSi (Magister of Science) UGM.

S-3 Akuntansi Universitas Diponegoro 7. PENGHARGAAN DI SEMINAR DAN SIMPOSIUM

a. Pengaruh Keahlian Auditor, Locus of Control, dan Komitmen Organisasi Terhadap Penerimaan Perilaku Audit Disfungsional (Ditinjau dari Expectancy Theory dan Goal Setting Theory), Simposium Riset Ekonomi V, di UPN VETERAN SURABAYA, Tahun 2011 (Pemakalah Terbaik).

b. Penerimaan Auditor terhadap Under-reporting Time dengan Kinerja sebagai Variabel Intervening, Seminar Nasional Akuntansi dan Bisnis di UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG, tahun 2012 (Pemakalah Terbaik)

c. Peran Indikator Kekayaan Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI, Seminar Nasional FEKON di UNIVERSITAS TERBUKA, tahun 2013 (Pemakalah Terbaik).

d. The Role Of Organizational Commitment On Individual Characteristics That Influence Of Auditor Acceptance Of Dysfunctional Audit Behavior, Kuala Lumpur International Business, Economic and Law 5 (KLIBEL 5) tahun 2014, (The Best Paper).

II. DATA PRIBADI PENULIS KEDUA:

1. Nama : Pancawati Hardiningsih, SE, Ak, CA, MSi. 2. Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 13 April 1965.

3. Jenis Kelamin : Perempuan.

4. Agama : Islam.

5. Alamat Tempat Tinggal : Jl. Sapen 2B, Ungaran Telp. HP. 081225424449.

6. Pendidikan Tinggi : S-1 Akuntansi Universitas Diponegoro.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya yang perlu dilakukan untuk mendukung strategi meliputi (1) Peningkatan kualitas SDM di bidang jasa dan perdagangan, (2) Pengembangan produk baru berbahan dasar

Diagnosa banding apendisitis akut bergantung pada 4 faktor mayor: lokasi anatomis dari apendiks yang meradang, tahapan dari proses (tanpa atau dengan komplikasi), usia, dan

Karena setiap karakter dari sandi adalah himpunan bagian dari Character set, maka jumlah karakter yang mungkin untuk menjadi sebuah karakter di sandi adalah

menunjukan bahwa iklim sekolah dan efikasi diri bersama-sama memberikan konstribusi yang cukup signifikan terhadap motivasi kerja guru, dimana semakin tinggi iklim

Penelitian lain yang dilakukan oleh Khalek (2006) yang berjudul Happiness, Health, and Religiusity: Significant Relations. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sarjana

Modal sosial, menunjuk pada jaringan sosial yang dimiliki pelaku (individu atau kelompok) dalam hubungan dengan pihak lain yang memiliki kuasa dan.. Modal simbolik,

Berkaitan dengan hal tersebut, banyak pendapat yang berkembang mengenai kepemimpinan pendidikan yang dilakukan oleh kaum perempuan dalam wacana pemikiran Islam klasik dan sangat

Dengan melihat bahwa acara “Opera Van Java” merupakan salah satu acara yang digemar remaja dan acara ini berformat komedi dan selalu menggunakan properti dalam setiap leluconnya,