• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN PASCASARJANA DANA ITS TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENELITIAN PASCASARJANA DANA ITS TAHUN 2020"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN PASCASARJANA

DANA ITS TAHUN 2020

ANALISIS SPATIAL DAN TEMPORAL PERUBAHAN LUASAN

MANGROVE TERHADAP RESIKO EROSI DI PANTAI

UTARA JAWA TIMUR DALAM MENDUKUNG PROGRAM

BUILDING WITH NATURE

TIM PENGUSUL:

Dr. Muhammad Zikra, ST, M.Sc / NIDN: 0025027701/Teknik Kelautan

Dr. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc / NIDN: 0021016905/Teknik Kelautan:

0027017406/Teknik Kelautan/FTK

DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2020

(2)
(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA DANA ITS TAHUN 2020

1. Judul Penelitian : ANALISIS SPATIAL DAN TEMPORAL LUASAN MANGROVE TERHADAP RESIKO EROSI DI PANTAI UTARA JAWA TIMUR DALAM MENDUKUNG PROGRAM BUILDING WITH NATURE Bidang Unggulan PT : Kelautan

2. Ketua Tim

a. Nama peneliti : Dr. Muhammad Zikra, ST, MSc

b. NIDN : 0025027701

d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala e. Program Studi

f. Nomor HP

: :

Jurusan Teknik Kelautan 081331052760

h. Alamat (email) : Gedung WA Kampus ITS (mzikro@oe.its.ac.id) 3. Jumlah Anggota : 1 orang

4. Jumlah mahasiswa yang terlibat

: 1 orang 5. Sumber dan jumlah dana

penelitian yang diusulkan

: -. Dana Lokal ITS 2019

-. Sumber Lain

: Rp. 50.000.000 Rp. -

Jumlah : Rp. 50.000.000

Kota Surabaya, 6 Maret 2020

Mengetahui: Ketua Tim Peneliti,

Kepala Lab. Pantai & Lingkungan Laut

Dr. Eng. Muhammad Zikra,ST, M.Sc Dr. Eng. Muhammad Zikra,ST, M.Sc NIP .19770225 200212 1 002 NIP .19770225 200212 1 002

Mengesahkan Menyetujui,

Direktur DRPM ITS Kepala Pusat Penelitian Sains Kelautan

Agus Muhammad Hatta,ST, M.Si, Ph.D Prof. I Ketut Aria Pria Utama, MSc, Ph.D NIP. 197809022003121002 NIP.196704061992031001

(4)

Table of Contents

HALAMAN PENGESAHAN ... 1

BAB I RINGKASAN ... 3

BAB II LATAR BELAKANG ... 4

2.1 Latar Belakang. ... 4 2.2 Perumusan Masalah ... 5 2.3 Tujuan ... 5 2.4 Urgensi ... 5 2.5 Relevansi ... 5 2.6 Target Luaran ... 9

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ... 10

3.1 Ekosistem Mangrove ... 10

3.2 Peranan dan Fungsi Mangrove ... 10

3.3 Wilayah Pesisir ... 11

3.4 Penginderaan Jauh ... 12

Landsat Operational Land Imager (OLI) ... 13

3.5 Digital Shoreline Analysis System ... 13

3.6 Coastal Erosion Risk Assessment (CERA) ... 14

3.7 Peta Jalan (Road Map) Penelitian ... 19

BAB IV METODE PENELITIAN ... 22

4.1 Metodologi ... 22

4.2 Analisis dan Hasil ... 24

4.3 Hasil Penelitian ... 25

4.4 Kesimpulan ... 25

4.5 Hasil Penelitian Sebelumnya (State of the Art) ... 25

4.6 Organisasi Tim ... 26

BAB V JADWAL DAN ANGGARAN BIAYA ... 27

5.1 Jadwal ... 27

5.2 Anggaran Biaya ... 27

BAB VI DAFTAR PUSTAKA ... 29

BAB VII LAMPIRAN ... 30

Lampiran 1. Sertifikat LBE ... 30

Lampiran 2. Biodata Ketua Dan Anggota Tim Peneliti ... 31

(5)

BAB I RINGKASAN

Proses alam yang berhubungan dengan daerah pantai berlangsung dalam variasi ruang (spatial) dan waktu (temporal), yaitu dalam periode waktu singkat (menit, jam) dan pada areal yang sempit ataupun luas. Daerah pantai merupakan lingkungan yang dinamis dimana prose erosi, sedimen transport dan sedimentasi memberi kontribusi terus-menerus terhadap perubahan fisik daerah pantai tersebut. Perubahan yang terjadi akibat proses-proses alam ini termasuk didalamnya akibat perubahan iklim global (global warming) dan intervensi atau aktivitas manusia. Identifikasi terhadap perubahan yang terjadi di daerah pantai perlu dilakukan untuk mengetahui dan mengantisipasi dampak negatif yang bisa terjadi terhadap aktivitas/keberadaan manusia di daerah pantai.

Peningkatan aktivitas manusia semakin meningkat disebabkan oleh bertambahnya jumlah industri dan pemukiman penduduk yang membutuhkan pembukaan lahan-lahan baru. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, maka kawasan hutan mangrove sebagai pelindung alami di wilayah pesisir pantai mulai banyak dialihfungsikan menjadi area pemukiman dan industri. Hal ini secara langsung dapat menimbulkan dampak ekologis yang mengancam kelestarian lingkungan pesisir karena hutan mangrove yang awalnya berfungsi sebagai habitat, juga dapat menghilangkan fungsi hutan mangrove sebagai pelindung pantai alami dalam mencegah serangan gelombang laut maupun melindungi pantai dari abrasi. Oleh karena identifikasi terhadap perubahan yang terjadi di pantai ini membutuhkan kegiatan pemantauan yang bersifat kontinu.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perubahan yang terjadi didaerah pantai terutama kawasan ekosistem mangrove akibat dari pengaruh fenomena perubahan iklim (kenaikan muka air laut, gelombang pasang) di sepanjang wilayah pantai utara Jawa Timur. Hal ini disebabkan masalah perubahan garis pantai akibat proses-proses alam termasuk didalamnya perubahan iklim dan aktivitas manusia merupakan masalah penting yang banyak terjadi di Indonesia, termasuk daerah pantai utara Jawa Timur salah satunya. Analisa ini difokuskan pada perubahan luasan kawasan ekosistem mangrove yang berfungsi sebagai pelindung pantai alami menggunakan data pengamatan citra satelit Lansat 7 dan 8. Dari hasil analisa ini diharapkan diketahui wilayah-wilayah pesisir di pantai utara Jawa Timur, Indonesia yang mengalami perubahan secara significant selama kurun 10 tahun lebih (2010-2019).

Dengan mengetahui kondisi ekosistem mangrove yang ada di pesisir pantai, maka diharapkan dapat diperoleh berbagai bentuk informasi dan data yang akurat dan mutahir dalam mendukung program ‘Building with Nature’ di pantai utara Jawa Timur. Selain itu informasi ini diharapkan berguna bagi masyarakat dan pemerintah dalam menentukan langkah-langkah kebijakan dan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan serta untuk mitigasi bencana yang mungkin terjadi diwilayah pesisir dan pantai.

(6)

BAB II LATAR BELAKANG 2.1 Latar Belakang.

Pantai Jawa Timur bagian utara memiliki banyak aktivitas pembangunan. Peningkatan aktivitas tersebut disebabkan dari bertambahnya jumlah industri dan pemukiman penduduk yang membutuhkan pembukaan lahan-lahan baru. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, maka kawasan hutan mangrove di wilayah pesisir pantai mulai banyak dialihfungsikan menjadi area pemukiman dan indutri. Hal ini secara langsung dapat menimbulkan dampak ekologis yang mengancam kelestarian lingkungan pesisir karena hutan mangrove yang awalnya berfungsi sebagai habitat, juga dapat menghilangkan fungsi hutan mangrove sebagai pelindung pantai alami dalam mencegah serangan gelombang laut, melindungi pantai dari abrasi maupun mencegah interusi air laut.

Gambar. Contoh kerusakan pantai di pantai utara Jawa Timur

Gambar: Perubahan penggunaan lahan selebar 2 km di sepanjang pantai utara

Jawa Timur, 2004.

(7)

besar mengalami perkembangan yang pesat dalam mendukung perekonomian masyarakat. Sedimentasi dan erosi juga menjadi masalah bagi masyarakat pesisir pantai utara Jawa Timur.

Kerusakan pantai yang diakibatkan oleh campur tangan manusia atau akibat proses alami dari pengaruh alam seperti hidro-oceanografi setempat (seperti arus, gelombang, angkutan sedimen) serta akibat hilangnya tumbuhan pantai sebagai pelindung alami seperti yang disebutkan diatas, perlu mendapat perhatian semua pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat yang tinggal di sekitar pantai tersebut. Perencanaan dan penentuan kebijakan pelaksanaan pembangunan di kawasan ini perlu dilengkapi dengan informasi dan data kondisi pantai yang mutakhir dan akurat

2.2 Perumusan Masalah

Dalam kerangka menjawab permasalahan diatas, studi penelitian untuk mengidentifikasi perubahan luas hutan mangrove di wilayah pantai utara Jawa Timur dirasa perlu, dengan tujuan untuk mengetahui dan mengantisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi di masa mendatang terhadap aktivitas atau keberadaan manusia di daerah pesisir pantai. Identifikasi perubahan yang terjadi di pantai ini membutuhkan kegiatan pemantauan yang bersifat kontinu dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan SIG, informasi tersebut bisa disajikan secara spasial dan temporal. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui luas hutan mangrove di wilayah pantau utara Jawa Timur pada selama periode 2010 sampai 2019

2.3 Tujuan

Berikut adalah tujuan penelitian yang disusun berdasarkan uraian rumusan masalah pada poin sebelumnya yang digunakan sebagai fokus utama pada penelitian ini yaitu: 1. Melakukan pemetaan kondisi hutan mangrove dengan analisa citra satelit

selama kurun waktu 10 tahun terakhir (2010 sampai 2018)

2. Menyusun peta kerentanan atau resiko erosi di pesisir pantai utara Jawa Timur berdasarkan kerapatan hutan Mangrove yang ada di daerah tersebut.

3. Memberikan informasi terkait penyebab kerusakan hutan mangrove yang terjadi serta memberikan alternatif pencegahan serta upaya perbaikan yang perlu dilakukan ke depannya

2.4 Urgensi

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan arti penting dalam mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dari berkurangnya hutan mangrove sebagai sistem perlindungan pantai alami terhadap serangan gelombang laut, mencegah erosi, mencegah interusi air laut maupun pengaruh global warming (sea level rise) pada wilayah pesisir. Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan masukan kepada

stakeholder terkait, khususnya untuk wilayah pantai utara Jawa Timur dalam

melakukan aktivitas pengembangan dan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah pantai

2.5 Relevansi

Misi ITS untuk menjadi perguruan tinggi dengan reputasi internasional dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, terutama yang menunjang industri dan kelautan yang

(8)

berwawasan lingkungan diwujudkan dengan pendirian Pusat Studi Kelautan ITS sejak 2004.

Berdasarkan buku panduan Hibah Penelitian Dana ITS Tahun 2020, kegiatan penelitian di Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Kelautan-Kebumian untuk Topik Pendukung Strategis difokuskan pada salah satu topik yaitu: Pemodelan Spatial untuk Wilayah Pesisir sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel dibawah ini.

(9)
(10)
(11)

2.6 Target Luaran

Sebagaimana dipersyaratkan dalam Panduan Hibah Penelitian Dana ITS, 2020, target luaran penelitian yang diusulkan ini adalah

1. Publikasi 1 (satu) makalah/paper pada jurnal internasional terindeks Scopus berkategori minimal Q2 (wajib).

2. Buku Tesis/Disertasi yang sudah selesai (wajib).

Berikut Jurnal Internasional yang menjadi sasaran publikasi hasil penelitian ini disajikan dalam Tabel 1:

Tabel 1Rencana Publikasi Hasil Penelitian

Tahun Nama Seminar / Jurnal Ilmiah Topik / Judul

2020 Coastal Engineering Journal (CEJ) atau

International Journal of Technology

Spatial and Temporal Analysis Mangrove Forest in East Java Coast

(12)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Ekosistem Mangrove

Hutan mangrove didefinisikan sebagai suatu kelompok tumbuhan yang terdiri atas berbagai macam jenis dari suku yang berbeda, tetapi mempunyai persamaan adaptasi morfologi dan fisiologi yang sama terhadap habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut (Sukardjo, 1999). Hutan mangrove juga dikenal sebagai sumberdaya alam yang sangat potensialdan biasanya tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah tropik, khususnya pada daerah pesisir yang relatif terlindung (Pramudji, 2000).

Ekosistem mangrove merupakan kawasan ekoton antara komunitas laut dengan pantai dan daratan, sehingga memiliki ciri-ciri tersendiri (Dahuri et al., 1996). Komunitas ini sangat berbeda dengan komunitas laut, namun tidak berbeda tajam dengan komunitas daratan dengan terbentuknya rawa-rawa air tawar sebagai zona antara. Tomlinson (1986) mengklasifikasikan vegetasi mangrove menjadi: mangrove mayor, mangrove minor dan tumbuhan asosiasi. Tumbuhan mangrove mayor (truemangrove) sepenuhnya berhabitat di kawasan pasang surut, dapat membentuk tegakan murni beradaptasi terhadap salinitas melalui peneumatofora, embryo vivipar, mekanisme filtrasi dan ekskresi garam, serta secara taksonomi berbeda dengan tumbuhan darat. Mangrove minor dibedakan oleh ketidakmampuannya membentuk tegakan murni, sedangkan tumbuhan asosiasi adalah tumbuhan yang toleran terhadap salinitas dan dapat berinteraksi dengan mangrove mayor. Hutan mangrove terbentuk karena adanya perlindungan dari ombak, masukan air tawar, sedimentasi, aliran air pasang surut, dan suhu yang hangat. Proses internal pada komunitas ini seperti fiksasi energi, produksi bahan organik dan daur hara sangat dipengaruhi proses eksternal seperti suplai air tawar dan pasang surut, suplai hara dan stabilitas sedimen. Faktor utama yang mempengaruhi komunitas ini adalah salinitas, tipe tanah, dan resistensi terhadap arus air dan gelombang laut

3.2 Peranan dan Fungsi Mangrove

Secara ekologis mangrove memiliki fungsi yang sangat penting dalam memainkan peranan sebagai mata rantai makanan di suatu perairan, yang dapat menumpang kehidupan berbagai jenis ikan, udang dan moluska. Mangrove tidak hanya menjadi sumber pangan bagi biota aquatik saja, namun juga memiliki kontribusi terhadap keseimbangan siklus biologi di suatu perairan. Selain itu, juga sangat penting dalam menyediakan tempat untuk bertelur, pemijahan serta tempat mencari makan berbagai macam ikan dan udang kecil, karena suplai makanannya tersedia dan terlindung dari ikan pemangsa. Ekosistem mangrove juga berperan sebagai habitat bagi jenis-jenis ikan, kepiting dan kerang-kerangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, (Pramudji, 2001).

(13)

Gambar. Ilustrasi fungsi dan peran mangrove

Dilihat dari aspek fisik, hutan mangrove mempunyai peranan sebagai pelindung kawasan pesisir dari hempasan angin, arus dan ombak dari laut, serta berperan juga sebagai tameng dari pengaruh banjir dari daratan. Tipe perakaran beberapa jenis tumbuhan mangrove (pneumatophore) tersebut juga mampu mengendapkan lumpur, sehingga memungkinkan terjadinya perluasan areal hutan mangrove. Disamping itu, perakaran jenis tumbuhan mangrove juga mampu berperan sebagai perangkap sedimen dan sekaligus mengendapkan sedimen, yang berarti pula dapat melindungi ekosistem padang lamun dan terumbu karang dari bahaya terkena lumpur. Hutan mangrove juga dapat berperan sebagai filter dari pengaruh laut maupun dari darat serta dapat mencegah terjadinya intrusi air laut ke darat. Kemampuan hutan mangrove juga diduga dapat berperan sebagai penghambat intrusi air laut ke daratan (Pramudji, 2000)

3.3 Wilayah Pesisir

Dalam penelitian tugas akhir ini, daerah yang menjadi fokus penelitian ialah daerah wilayah pesisir di Pantai Timur Surabaya. Dalam Undang-undang (UU) Nomor 27 tahun 2007 Republik Indonesia, dijelaskan bahwa wilayah pesisir ialah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Menurut Jan C. Post dan Carl G. Lundin (1996) dalam (Atmaja, 2007) wilayah pesisir memiliki karakteristik yaitu antara lain :

1. Wilayah pesisir merupakan wilayah dinamis dimana dapat terjadi perubahan biologi, kimiawi, dan geologi.

2. Ekosistemnya dapat digunakan sebagai tempat hidup bagi biota laut. 3. Terumbu karang, hutan bakau, pantai dan bukit pasir digunakan sebagai

perlindungan dari ancaman kerusakan secara alami.

Menurut (Supriharyono, 2000) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan lautan. Pertemuan dapat terjadi kearah darat maupun kearah laut. Apabila kearah darat maka wilayah pesisir meliputi bagian daratan yang kering dan juga yang terendam air dimana daratan tersebut dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sebaliknya apabila kearah laut, maka wilayah pesisir meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun pencemaran. Berdasarkan (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2004), wilayah pesisir adalah satu

(14)

kesatuan wilayah antara daratan dan lautan yang secara ekologis mempunyai hubungan keterkaitan yang didalamnya termasuk ekosistem pulau kecil serta perairan di antara satu kesatuan pulau-pulau kecil.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan wilayah pesisir merupakan wilayah bertemunya darat dan laut dengan karakteristik tertentu. Ada pengaruh dinamis seperti perubahan biologi, kimiawi, dan geologi serta dipengaruhi oleh angin, pasang-surut, perembesan air asin, sedimentasi, aliran air, dan lain sebagainya.

3.4 Penginderaan Jauh

Menurut Lillesland dan Kiefer (2007), penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.

Teknologi penginderaan jauh telah memberi kemudahan untuk pembangunan dan perencanaan wilayah Indonesia. Efektif digunakan di negara yang luas seperti Indonesia karena memberi solusi dalam hal inventarisasi dan pemantauan yang dapat memantau daerah terpencil tanpa kesulitan mengukur ataupun memotret dari ketinggian satelit yang beredar. Dengan penginderaan jauh, informasi obyek yang berada di permukaan bumi seperti, keberadaan pulau, penggunaan lahan, sumberdaya alam seperti mangrove, terumbu karang, dan padang lamun bisa diidentifikasi dengan mudah dah menghemat waktu, tenaga serta biaya (Shalihati, 2014).

(15)

Landsat Operational Land Imager (OLI)

Satelit Landsat merupakan satelit bumi yang telah lama beroperasi untuk melakukan perekaman semua objek yang ada di bumi. Landsat 8 merupakan satelit yang dikembangankan dari Landsat 7 ETM+, diluncurkan pada tanggal 11 Februari 2013 dan hasil datanya telah dipublikasikan sejak bulan Mei 2013. Membawa 2 sensor, yaitu

Operational Land Imager (OLI) yang mempunyai 1 kanal inframerah dekat dan 7

kanal tampak reflektif, akan meliput panjang gelombang yang direfleksikan oleh objek-objek pada permukaan Bumi, dengan resolusi spasial yang sama dengan Landsat pendahulunya yaitu 30 meter dan ThermalInfraredSensor (TIRS) yang ditetapkan sebagai pilihan (optional) pada misi LDCM (Landsat 8) yang dapat menghasilkan kontinuitas data untuk kanal-kanal inframerah termal yang tidak dicitrakan oleh OLI (NASA, 2016).

Menurut Campbell (2013), data Landsat merupkan salah satu data yang paling banyak dipakai dalam pemetaan, hal ini disebabkan Landsat mempunyai cakupan wilayah yang sangat luas, 180 x 80 km2 dengan resolusi spasial yang cukup baik (30 m). Dibandingkan dengan versi sebelumnya, Landsat 8 memiliki beberapa kelebihan khususnya terkait dengan spesifikasi band – band yang dimiliki maupun panjang rentang spektrum gelombang elektromagnetik yang ditangkap. Diketahui bahwa warna objek pada citra tersusun atas 3 warna dasar, yaitu Red, Green, dan Blue (RGB). Semakin banyaknya band sebagai penyusun RGB komposit, maka warna objek tentunya akan lebih bervariasi.

Landsat 8 membawa dua buah sensor staelit yaitu, OperationalLandImager (OLI) dan

ThermalInfraredSensor (TIRS). Landsat 8 OLI memiliki spektral band sempit yang

dapat meningkatkan kalibrasi dan sinyal untuk karakteristik noise, memiliki resolusi radiometrik yang tinggi dan geometri yang lebih tepat dibandingkan dengan Landsat 7 EnhanchedThematicMapper (ETM+). Kedua sensor Landsat 8 memiliki 15° bidang pandang dan data tersedia di sekitar 185 km × 180 km tempat yang didefinisikan dalam Sistem Referensi Seluruh Dunia atau Worldwide Reference System (WRS) dari path (groundtrackparalel) dan rows (lintang sejajar) koordinat (Roy, 2015). Data dari Tabel 1 merupakan spesifikasi sensor Landsat 8 OLI LCDM dengan Landsat 7 ETM+ : Landsat 8 memiliki kanal 1 (ultrablue) yang dapat menangkap panjang gelombang elektromagnetik lebih rendah daripada band yang sama pada Landsat 7, sehingga lebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut atau aerosol. Kanal ini unggul dalam membedakan konsentrasi aerosol di atmosfer dan mengidentifikasi karakteristik tampilan air laut pada kedalaman berbeda. Tabel 2 merupakan spesifikasi band dari citra Landsat 8:

3.5 Digital Shoreline Analysis System

Dalam analisa mengenai perubahan garis pantai pada daerah penelitian, digunakan tiga metode dalam pengaplikasian software DSAS. Tiga metode tersebut adalah antara lain :

(16)

a. SCE (Shoreline Change Envelope)

Metode ini menggunakan pendekatan perhitungan perubahan garis pantai dengan menghitung jarak terbesar antara semua garis pantai hasil digitasi selama sepuluh tahun pada daerah penelitian.

b. NSM (Net Shoreline Movement)

Analisa NSM menggunakan pendekatan perhitungan perubahan garis pantai dengan menghitung jarak antara garis pantai pada tahun penelitian. c. EPR (End Point Rate)

Perhitungan metode ini adalah membagi hasil analisa NSM dengan sepuluh tahun kurun waktu penelitian.

Gambar 2.10 Ilustrasi penggunaan DSAS (Putra, 2017)

3.6 Coastal Erosion Risk Assessment (CERA)

CERA merupakan sebuat plug-in tool yang dapat digunakan untuk menghitung kerentanan suatu daerah terhadap erosi yang terjadi. CERA merupakan tool yang berbasis sistem informasi geografi, maka dapat digunakan dalam software GIS terutama software open source seperti QGIS.

(17)

Gambar 2.11 Parameter CERA (Pedro Narra, 2017)

CERA akan membantu menghitung kerentanan yang terjadi disuatu wilayah dengan memasukan seluruh data parameter utama kerentanan yaitu jarak ke garis pantai, peta topografi, peta geologi, data geomorpologi, data aktifitas manusia, gelombang, pasang surut rata-rata, dll.

Parameter-parameter penilaian dan bobot dalam tools CERA adalah sebagai berikut :

Tabel 4.15 Klasifikasi Parameter Tingkat Kerentanan

Parameter Sangat Rendah (1) Rendah (2) Menengah (3) Tinggi (4) Sangat Tinggi (5) Jarak terhadap garis pantai (m) >1000 200-1000 50-200 20-50 < 20 Topografi (m) >30 20-30 10-20 5-10 <5

(18)

Parameter Sangat Rendah (1) Rendah (2) Menengah (3) Tinggi (4) Sangat Tinggi (5) Geologi Batuan beku Batuan metamorf Batuan sedimen Sedimen bertekstur kasar Sedimen bertekstur halus Geomorfolog i pegununga n Tebing berbatu Tebing tererosi yang memanjan g di tepi pantai Pantai wisata, dataran fluvio marin Bukit pasir, muara sungai, estuari Tutupan Lahan hutan Tanaman pertanian Lahan terbuka Permukima n pedesaan Permukima n perkotaan, kawasan industri Aksi antropogenik Intervensi stabilisasi garis pantai Intervens i tanpa reduksi sumber sedimen Intervensi dengan reduksi sumber sedimen Tanpa intervensi atapun reduksi sumber sedimen Tanpa intervensi, namun terdapat reduksi sumber sedimen Ketinggian signifikan gelombang maksimum (m) <3 3-5 5-6 6-6.9 >6.9 Jarak maksimum pasang air <1 1-2 2-4 4-6 >6

(19)

Parameter Sangat Rendah (1) Rendah (2) Menengah (3) Tinggi (4) Sangat Tinggi (5) Tingkat erosi/akresi pantai rata-rata (m/tahun) >0 (akresi) (-1) – 0 (erosi) (-3) – (-1) (erosi) (-5) – (-3) (erosi) < (-5) (erosi)

Sumber : (Pedro Narra, 2017)

Untuk bobot penilaian pada tools klasifikasi parameter konsekuensi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.16 Klasifikasi Parameter Tingkat Konsekuensi

Parameter Sangat Rendah (1) Rendah (2) Menengah (3) Tinggi (4) Sangat Tinggi (5) Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 500 500-1000 1000-2000 2000-4000 >4000 Tingkat Ekonomi (jumlah tenaga kerja) 0 0-10 10-30 30-50 >50 Ekologi Bukan kawasan perlindungan ekologi Kawasan pertanian strategis Kawasan konservasi ekologi Kawasan lindung ekologi Taman nasional Situs Bersejarah Bukan situs bersejarah Terdapat beberapa konstruksi bersejarah Terdapat konstruksi bersejarah dan aktivitas Konstruksi bersejarah tingkat regional Monumen nasional

(20)

Parameter Sangat Rendah (1) Rendah (2) Menengah (3) Tinggi (4) Sangat Tinggi (5) masyarakat didalamnya

Untuk bobot dalam penilaian parameter tingkat kerentanan adalah sebagai berikut :

Sumber : (Pedro Narra, 2017)

Gambar 4.27 Tampilan CERA di software QGIS 2.18

Matriks penilaian resiko adalah sebagai berikut :

Tabel 4.17 Matriks perilaian resiko erosi menggunakan CERA Konsekuensi I II III IV V Ker en tan an an I I I I II III II I I II III IV III I II III IV V

(21)

IV II III IV V V

V III IV V V V

Sumber : (Pedro Narra, 2017)

Tampilan plugin tools CERA yang digunakan pada software ArcGIS 10.5 adalah sebagai berikut :

Gambar 4.28 Tampilan Tampilan software CERA di ArcGIS 10.5

3.7 Peta Jalan (Road Map) Penelitian

Studi ini mengacu pada roadmap penelitian dari Laboratorium Pantai dan Lingkungan Laut, Departemen Teknik Kelautan ITS. Adapun peta jalan penelitian yang dimaksud disajikan pada gambar dan tabel berikut.

(22)

Wave boundary layer & sediment transport Coastal and estuary

process & protection Nearshore

hydrodynamics

Pemerintah Daerah :

Dinas, Bappeda Swasta PENELITIAN & PENGEMBANGAN

DUKUNGAN & SUMBERDAYA

Kementrian Kelautan & Perikanan Coastal & estuary

morphological change Peningkatan sarana Model Pemodelan Eksperimen Pemodelan gelombang Pemodelan arus Pemodelan Hidrodinamika Wave boundary layer &

turbulence model Pemodelan transpor sedimen

C O A S TA L E N G I N E E R I N G

MANAJEMEN WILAYAH PESISIR

Pengelolaan ICZM Pengelolaan Sumber Daya Alam

Pengelolaan Sosail & Ekonomi

(Pemberdayaan)

Pengelolaan Mitigasi Bencana

Manajemen MEASURE

Kajian langsung Studi banding Workshop, Pengumpulan informasi Pembahasan Model 1 (Daerah 1) Model 2 (Daerah 2) Model n (Daerah n) Kementrian RISTEK Kementrian DIKNAS Kementrian Perhubungan Reason Development

IMPLEMENTASI UU 27/2007 ANTARA PUSAT & DAERAH

(23)
(24)

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Metodologi

Kegiatan penelitian rencananya dilakukan dalam rentang waktu selama 10 bulan. Skema keseluruhan untuk metodologi penelitian ini diberikan dalam gambar dibawah berikut.

(25)

Gambar. Alur metodologi penelitian Gambar. Diagram alur pengolahan data citra

satelit

Pada kegiatan penelitian ini, langkah awal akan dilakukan studi literatur dan pengumpulan data. Pengumpulan data kondisi ekosistim mangrove melalui citra satelit difokuskan pada daerah pantai utara Pulau Jawa Timur selama periode pengamatan 2010 sampai 2019. Data tersebut diunduh dari melalui website NOAA. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan analisa citra satelit seperti ditunjukkan diagram alur diatas. Tahapan pengolahan data citra dijelaskan pada sub bab berikut:

Komposit Warna dan Pemotongan Citra Landsat

Tahap awal pengolahan citra satelit untuk ekosistem mangrove, diharuskan memilih beberapa kanal yang masuk dalam kriteria pemetaan ekosistem mangrove. Hal ini dikarenakan Landsat 8 mempunyai beberapa kanal dengan memiliki panjang gelombang dan spesifikasi yang berbeda pada tiap jenisnya. Menurut Pasaribu (2008), pembentukan citra komposit dimaksudkan untuk mendapat gambaran umum mengenai data yang akan diolah. Citra komposit penggabungan kanal (RGB) 5,6 4 untuk Landsat 7 dan Landsat 8. Tahap cropping merupakan proses pemotongan citra pada koordinat tertentu pada area citra tersebut berdasarkan wilayah penelitian. Pemotongan bagian dari citra digunakan dua koordinat, yaitu koordinat awal adalah awal koordinat bagi citra hasil pemotongan dan koordinat akhir merupakan titik koordinat akhir dari citra hasil pemotongan. Hasilnya

(26)

tertentu akan disimpan dalam citra yang baru (Informatika, 2014). Proses ini dilakukan setelah melakukan penggabungan kanal, apabila sudah tertampil pada layar display, perbesar pada daerah yang ingin diteliti ekosistem mangrovenya. Simpan gambar tersebut dengan format (.ers).

Object Based Image Segmentation

Object Based Image Segmentation adalah suatu alternatif pada metode berbasis piksel

dengan unit analisis dasar sebagai objek gambar. Tujuan dari metode adalah untuk mengatasi masalah dari artificialsquarecells menggunakan metode dinper-pixel dengan mengelompokkan sejumlah piksel ke dalam bentuk yang mewakilkan representasi dari objek terkait. Tujuan OBIS adalah untuk mengatasi kelas yang lebih kompleks yang didefinisikan oleh hubungan spasial dan hierarkis di dalam dan selama proses klasifikasi.OBIS biasanya disusun dari dua fase utama: (1) segmentasi gambar dan (2) klasifikasi dan ekstraksi fitur. Langkah yang paling mendasar adalah segmentasi gambar dan keakurasian klasifikasi serta ekstraksi fitur berbasis objek pada dasarnya tergantung pada kualitas segmentasi gambar. Segmentasi gambar didefinisikan sebagai metode untuk membagi gambar menjadi daerah homogeny (Hossain, 2019).

Normalized Difference Vegetation Index (NDVI)

Dalam membedakan objek vegetasi mangrove dengan vegetasi jenis lain (non-mangrove) digunakan analisis NDVI. Dengan transformasi NDVI vegetasi mangrove akan terlihat lebih kontras dengan proporsi tingkat kecerahan yang lebih tinggi (Prahasta, 2008). Ini dikarenakan dalam pemanfaatan NDVI menggunakan gelombang sinar inframerah dekat (NIR) dan gelombang merah (R), yang mana gelombang NIR sangat peka akan klorofil pada vegetasi.

Penajaman Citra Dengan Fusi Data Multisensor (Image Sharpening)

Cara-cara penajaman citra (image sharpening) digunakan secara automatik untuk menggabungkan (fusi) suatu citra warna, multi spektral, atau hyper spektral yang mempunyai resolusi spasial rendah dengan suatu citra tingkat keabuan yang mempunyai resolusi spasial tinggi dengan melakukan resampling terhadap ukuran elemen citra (pixel) resolusi spasial tinggi tersebut. Penajaman citra dengan menggunakan data citra Pankromatik (imagepansharpening) adalah dengan menggabungkan data citra multispektral (warna) yang mempunyai resolusi rendah dengan citra pankromatik (hitam-putih atau tingkat keabuan) yang mempunyai resolusi tinggi (Sitanggang, 2008). Selanjutnya, untuk memvalidasi hasil analisa pengolahan citra akan dilakukan survei lapangan ke beberapa Kabupaten/Kotamdya sepanjang Pantai Utara Jawa Timur

4.2 Analisis dan Hasil

Dalam mengolah data akan dilakukan analisa dengan berbagai metode dan software yang dapat membantu analisa tersut. Dalam kegiatan analisa kemajuan dan kemunduran wilayah penelitian akan dilakukan overlay. Analisa perubahan garis pantai menggunakan

software DSAS dengan 3 metode, yaitu Shoreline Change Enelope (SCE), Net Shoreline Movement (NSM), dan End Point Rate (EPR). Kemudian, analisa kerentanan erosi

(27)

4.3 Hasil Penelitian

Pada akhir penelitian ini penulis akan menampilkan peta perubahan garis pantai, peta luasan mangrove, dan peta kerentanan akibat erosi selama rentang waktu yang ditentukan.

4.4 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penulis akan melalukan penarikan kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini.

4.5 Hasil Penelitian Sebelumnya (State of the Art)

Berikut kegiatan penelitian terkait topik pemetaan kondisi lingkungan pantai dn laut yang telah dilakukan oleh pengusul sejak tahun 2012. Rekam jejak para pengusul dalam kegiatan penelitian diberikan dalam tabel berikut ini :

(28)

4.6 Organisasi Tim

Kegiatan penelitian ini akan melibatkan 1 mahasiswa Pasca Sarjana Teknologi Kelautan FTK-ITS sebagai pembantu peneliti dan satu orang administrasi. Tabel di bawah ini menunjukkan susunan organisasi tim peneliti beserta distribusi tanggung jawab masing-masing.

(29)

BAB V JADWAL DAN ANGGARAN BIAYA

5.1 Jadwal

Kegiatan penelitian dilakukan dalam tiga tahapan utama. Tahap ke-1 difokuskan pada studi literatur. Kegiatan pada tahap ini dilakukan sepenuhnya di Laboratorium Pantai dan Lingkungan Laut, Departemen Teknik Kelautan, FTK ITS. Pada tahap berikutnya fokus kegiatan untuk analisa citra satelit dan survey lapangan. Tahap terakhir adalah analisa dan kesimpulan serta pada tahap ini juga akan disusun laporan akhir dan draft publikasi. Tabel 4. di bawah ini menunjukkan jadwal kegiatan pada penelitian yang diusulkan.

Tabel 4. Jadwal Penelitian

No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyusunan Program Kerja &

Koordinasi Penelitian X X X X 2 Studi Literatur X X X 3 Pengumpulan data penelitian X X X

4 Persiapan analisa citra X

5 Survei lapangan X X X X

6 Analisa Data Citra X X X

7 Validasi dengan data

lapangan X

8 Analisa dan Pembahasan X X X X

9 Rapat rutin dan penyusunan

draft laporan X X X X

10 Kesimpulan dan Publikasi X X X X

11 Pembuatan Laporan Tahunan

Berdasarkan Logbook X X X X

5.2 Anggaran Biaya

Total biaya yang diusulkan dalam penelitian ini adalah Rp 50.000.000,00 (Lima Puluh JutaRupiah, dengan perincian pengeluaran sebagaimana diberikan berikut ini:

No Jenis Pengeluaran

Biaya yang Diusulkan (Rp x 1000) Tahun 1

1 Honor tim peneliti

2 Bahan habis pakai 12.500

3 Peralatan penunjang

4 Perjalanan 30.000

5 Lain-lain 7.500

(30)

1. Belanja Bahan

Harga

Satuan 21 22 23 PPn

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Biaya Komunikasi (pulsa) 1 paket 1.500.000 1.500.000

Alat-alat Tulis (spidol, balpoint dll) 1 paket 1.500.000 1.500.000 Biaya Konsumsi Rapat 14 ls 300.000 4.200.000 Kertas HVS 70 gr 10 rim 50.000 500.000 Biaya materai 6000 35 buah 7.000 245.000 Biaya materai 3000 15 buah 3.000 45.000 Cartridge 1 bulan 1.000.000 1.000.000 Biaya sewa camera 1 paket 1.000.000 1.000.000 Baterai Laptop 1 buah -Biaya Internet 5 bulan 300.000 1.500.000 Biaya pembuatan model 1 paket -Biaya vetak proposal dan pelaporan 2 paket 505.000 1.010.000 Sub Total 1 (Rp) 12.500.000

Harga

Satuan 21 22 23 PPn

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Biaya Uji Fisik

-Biaya Proofreading Manuscript 1 paket 7.500.000 7.500.000 Sub Total 2 (Rp) 7.500.000 3. Belanja Perjalanan Lainnya

Biaya

Satuan 21 22 23 PPn

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Biaya Survey Lapangan 3 kali 5.000.000 15.000.000

Biaya Seminar Nasional 1 kali 5.000.000 5.000.000 Biaya Jurnal Internasional (Q2) 1 ls 10.000.000 10.000.000 Sub Total 3 (Rp) 30.000.000 4. Belanja Honorarium Honor/ Jam 21 22 23 PPn (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Ketua Tim Nama : Dr. M. Zikra 100 JO - -NPWP : Alamat : Anggota 1

Nama : Dr. Hasan Ihkwani 100 JO - -NPWP :

Alamat : Pembantu Peneliti

Nama : Anita Kusuma Wardhani 240 JO -NPWP : Alamat : Pembantu Peneliti Nama : 150 JO -NPWP : Alamat : Satuan Total Pajak PPh

Item Honor Volume Total

Pajak PPh Satuan

Item Perjalanan Volume

Total Pajak PPh

Rekapitulasi Penggunaan Dana

Item Bahan Volume Total

Pajak PPh

Satuan Satuan

2. Belanja Barang Non Operasional Lainnya Item Barang Volume

(31)

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

1. Campbell J. 2013. Landsat 8 Set to Extend Long Run of Observing

2. Hossain, M.D., Chen, D. 2019. Segmentation for Object-Based Image Analysis (OBIA): A Review of Algorithms and Challenges from Remote Sensing Perspective. ISPRS Journal of Photogrammetry and Remote Sensing.

3. Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer.2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

4. NASA, 2016. Mission Updates. http://www.nasa.gov

5. Prahasta, Eddy. 2008. Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh dan Pengolahan data Citra Dijtal dengan Perangkat Lunak ER Mapper, Informatika Bandung.

6. Pramudji, 2000. Dampak Perilaku Manusia PADA Ekosistem Hutan Mangrove di Indonesia. Oseana, Vol.XXV, No.2, 13-20.

7. Pramudji, 2001. Ekosistem Hutan angrove dan Peranannya sebagai Habitat Berbagai Fauna Aquatik. Oseana, Vol.XXVI, No.4, 13-23.

8. Roy, D.P., V. Kovalskyy., H.K. Zhang., E.F. Vermote., L. Yan., S.S Kumar., A. Egorov. 2015. Characteristic of Landsat-7 to Landsat-8 Reflective Wavelength and Normalized Difference Vegetation Index Continuity. Remote Sensing of Environment. Elsevier.

9. Shalihati, S.F. 2014. Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam Pembangunan Sektor Kelautan serta Pengembangan Sistem Pertahanan Negara Maritim. Geoedukasi Volume III Nomer 2. 115 – 126.

10. Sitanggang, Gokmaria, 2008. Teknik dan Metode Fusi (Pansharpening) Data Alos (Avnir-2 dan Prism) untuk Identifikasi Penutup Lahan/Tanaman Petanian Sawah. LAPAN. Jakarta

11. Sukardjo, S. 1996. Gambaran umum ekologi mangrove di Indonesia Lokakarya Strategi Nasional Pengelolaan Hutan Mangrove di Indonesia. Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi lahan, Departemen Kehutanan, Jakarta: 26 hal.

12. Tomlinson, P.B. 1986. The botany of mangrove. Cambridge University Press. Cambridge, London, New York, New Rochelle, Melbourne, Sydney: p. 413.

(32)

BAB VII LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat LBE

(33)

Lampiran 2. Biodata Ketua Dan Anggota Tim Peneliti 1. Ketua Tim Peneliti

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Muhammad Zikra, ST., M.Sc L/P 2. Jabatan Fungsional Lektor Kepala

3. Jabatan Struktural Kepala Laboratorium Rekayasa dan Dasar Laut 4. NIP/NIK/No. identitas lainnya 19770225002121002

5. NIDN 0025027701

6. Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 25Februari 1977

7. Alamat Rumah Dharmawangsa Barat 39, Surabaya 8. Nomor Telepon/Fax/HP 081 3310 52760

9. Alamat Kantor Jurusan Teknik Kelautan– FTK Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 10. Nomor Telepon/Fax 031-5928105

11. Alamat e-mail mzikro@oe.its.ac.id

12. Lulusan yg telah dihasilkan S1= 20 orang ; S2= 4 orang; S3= orang; 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Struktur Pelindung Pantai (S1)

2. Pemograman Komputer (S1)

3. Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jarak Jauh (S1, S2) B. Riwayat Pendidikan Program: S1 S2 S3 Nama Perguruan Tinggi Institut Teknologi Sepuluh Nopember UNESCO IHE Institute for Water Education,

Netherlands

Kyushu University, Japan

Bidang Ilmu Teknik Sipil Coastal Engineering &Port Development Maritime Engineering Tahun Masuk-Lulus 1995-2001 2006-2008 2009-2012 Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi Perancangan Bangunana Struktur Bertulang dengan Metode Dual System Application of Wavenumber Estimation Model using Video Observation to estimate Bathymetry Development Video Image Analysis to estimate Bathymetry and Directional Wave Spectra

Nama Pembimbing / Promotor

Ir. Faimun, P.hD Prof. Dano Roelvink

(34)

C. Pengalaman Penelitian

(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi) No Tahun

Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2018

Kajian Penyusunan Profil Sedimen Pantai (Coastal Cell) di Pantai Utara Jawa Timur Akibat Dampak Pengaruh Global Warming (KETUA)

Hikom DIKTI

126

2 2018

STUDI VARIASI IKLIM GELOMBANG LAUT DI PERAIRAN INDONESIA SELAMA KURUN WAKTU 25 TAHUN BERDASARKAN DATA ERA-INTERIM(KETUA)

ITS LBE 50

31 2017

Kajian Penyusunan Profil Sedimen Pantai (Coastal Cell) di Pantai Utara Jawa Timur Akibat Dampak Pengaruh Global Warming (KETUA)

Hikom DIKTI

115

4 2017

Studi Pemetaan Angin dan Gelombang Laut Akibat Global Warming Di Wilayah Perairan Indonesia Guna Mendukung Pengembangan Energi Terbarukan Yang Ramah Lingkungan (KETUA)

DIKTI 115

5 2017

Analisa Kekuatan Struktur Untuk Offshore

Aquaculture untuk Perairan Dalam

di Indonesia (Ketua)

ITS 100

6 2016

Pemanfaatan Data angin Untuk Pemodelan Hindcasting dan Forecasting Gelombang Akibat Pengaruh Global Warming (Ketua)

Dikti 130

7 2015

Pemanfaatan Data angin Untuk Pemodelan Hindcasting dan Forecasting Gelombang Akibat Pengaruh Global Warming - Tahun ke-2 (Ketua)

Dikti 100

8 2014

Pemanfaatan Data angin Untuk Pemodelan Hindcasting dan Forecasting Gelombang Akibat Pengaruh Global Warming (Ketua)

Dikti 100

9 2014

Porong River and Coastal Morphological Change Modelling and Its Problems After the Lapindo Mudflow Disaster (Anggota) – Tahun Kedua

Dikti 75

10 2013 Proyeksi Distribusi Tinggi Gelombang Laut Akibat Pengaruh Perubahan Iklim Dunia (Peneliti Utama)

BOPTN ITS

30

11 2013 Porong River and Coastal Morphological Change Modelling and Its Problems After the

(35)

No Tahun

Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2018

Kajian Penyusunan Profil Sedimen Pantai (Coastal Cell) di Pantai Utara Jawa Timur Akibat Dampak Pengaruh Global Warming (KETUA)

Hikom DIKTI

126

2 2018

STUDI VARIASI IKLIM GELOMBANG LAUT DI PERAIRAN INDONESIA SELAMA KURUN WAKTU 25 TAHUN BERDASARKAN DATA ERA-INTERIM(KETUA)

ITS LBE 50

31 2017

Kajian Penyusunan Profil Sedimen Pantai (Coastal Cell) di Pantai Utara Jawa Timur Akibat Dampak Pengaruh Global Warming (KETUA)

Hikom DIKTI

115

4 2017

Studi Pemetaan Angin dan Gelombang Laut Akibat Global Warming Di Wilayah Perairan Indonesia Guna Mendukung Pengembangan Energi Terbarukan Yang Ramah Lingkungan (KETUA)

DIKTI 115

5 2017

Analisa Kekuatan Struktur Untuk Offshore

Aquaculture untuk Perairan Dalam

di Indonesia (Ketua)

ITS 100

6 2016

Pemanfaatan Data angin Untuk Pemodelan Hindcasting dan Forecasting Gelombang Akibat Pengaruh Global Warming (Ketua)

Dikti 130

7 2015

Pemanfaatan Data angin Untuk Pemodelan Hindcasting dan Forecasting Gelombang Akibat Pengaruh Global Warming - Tahun ke-2 (Ketua)

Dikti 100

Lapindo Mudflow Disaster (Anggota) – Tahun Pertama

6 2009 Pemodelan Numerik Aliran Boundary Layer dan Transportasi Sedimen untuk Gelombang Soliter (Anggota)

Dana SPI ITS

30

7 2006 Estimasi Kedalaman Gerusan Kelompok Tiang Pancang pada Pilar Jembatan di Perairan Selat Madura (Peneliti Utama)

DIPA ITS 30

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

No Tahun

Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan Sumber Jml

(36)

1 2018

Kajian Pengembangan Wilayah Pesisir Akibat Rencana Pembangunan Smleter di Baluran, Situbondo

BOPTN ITS 50

2 2017

Pelati han Program Monitoring Pantai melalui Kegiatan Coral Transplantation DalamRangka Pelestarian Lingkungan Laut

BOPTN ITS 20

3 2016 Kegiatan Coastal Monitoring Program dalam mengantisipasi Pemanasan Global(Ketua)

BOPTN ITS 16 jt

4 2014 Feasibility Study Reklamasi Kota Bontang(Anggota)

BAPPEDA Bontang

-

5 2009 Pekerjaan Penyediaan Jasa Studi Sedimentasi pada Approach Bridge of Suramadu Bridge

Project.(Anggota)

Consortium Indonesia Contractor

-

(37)

No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Vol / No Nama Jurnal 1 2017 M. Zikra and Suntoyo, Coastal

Sediment Cells for North Coast of East Java, Indonesia

Vol. 8, No.8

International journal of Civil Engineering and

Technology 2 2017 M. Zikra, Ikhwani, Syahroni and

Silvianita, Wave Energy Assessment in Indonesia Seas Based on Era-Interim Reanalysis

Vol. 8, No.6

International journal of Civil Engineering and

Technology

3 2017 Muhammad ZIKRA: IMPACTS OF

GLOBAL CLIMATE CHANGE ON

INDONESIA OCEANENVIRONMENT Vol. 4 No.5 Global Journal of Engineering Science and Research Management 4 2016 Muhammad Zikra, Putika Ashfar

and Mukhtasor, :ANALYSIS OF WAVE CLIMATE VARIATIONS

BASED ON ERA-INTERIM

REANALYSIS DATA FROM 1980 TO 2014 TO SUPPORT WAVE ENERGY ASSESSMENT IN INDONESIA Vol. 11 No.2 ARPN Journal ofEngineering and Applied Sciences

5 2015 Muhammad Zikra, Noriaki Hashimoto, Kodama Mitsuyasu, Kriyo Sambodho,: Monthly Variations of Global Wave Climate due to Global Warming

Vol. 74 No.5

Jurnal Teknologi

6 2014 Muhammad Zikra, Noriaki Hashimoto, Kodama Mitsuyasu, : Transformation of Directional Wave Spreading in the Surf Zone UsingVideo

Image Data

Vol.4 Journal of Ocean, Mechanicaland

Aerospace

No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Vol / No Nama Jurnal 7 2012 Zikra, Hashimoto, Yamashiro and

Suzuki.: Analysis of Directional Wave Spectra in Shallow Water Areas Using Video Image Data

Vol. 54 No. 3

Coastal Engineering Journal

8 2011 Zikra, Hashimoto, Yamashiro and

Suzuki.: Analysis of Wave Spectra for Shallow Water Waves Using Video Images Technique Vol. 67 No. 2 Annual Journal of Civil Engineering in the Ocean

(38)

No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Vol / No Nama Jurnal 9 2010 Zikra, Hashimoto, Yamashiro and

Suzuki.: Bathymetry Inversion Using Video Image in Shallow Water

Vol. 26 Annual Journal of Civil Engineering in the Ocean

10 2008 Zikra.: Nearshore Bathymetry

Estimation using Video Coastal Monitoring System

Vol. 19 No. 4

IPTEKThe Journal for Technology and Science

F. Pengalaman Penulisan Buku

No .

Tahun Judul Buku Jumlah

Hal

Penerbit

1 2012 Modul Ajar : Struktur Pelindung Pantai, Penulis: Muhammad Zikra

70

G. Short Course & Workshop attended

1. Workshop on Implementation Curriculum-base Competence, P3AI Institute Technology Sepuluh Nopember, Surabaya, 19-20 August 2008

2. Introductory Course DELFT3D, Delft Hydraulic, Delft, Netherlands, November 26-30, 2007

3. The International Dredging Short Course, International Association Dredging Company (IADC), Delft, Netherlands, 18-22 June 2007

4. Integrated Coastal Zone Management (ICZM) Short Course, Unesco-IHE Institute for Water Education, Delft, , 12-23 April 2007

5. Short Course Technical Assistance Learning Method, FTK-ITS, Surabaya, 7-8 Desember 2004

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitan.

.

Surabaya, 25 Januari 2020 Hormat kami,

(39)

2. Biodata Anggota Tim Peneliti

Nama : Dr. Ir. Hasan Ikhwani, MSc

Nomor Serdos : 091105014840072

NIP : 19690121 199301 1 002

NIDN : 0021016905

Tempat dan Tanggal Lahir : Sragen, 21 Januari 1969 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Golongan / Pangkat : IV-B / Pembina Tingkat I Jabatan Fungsional Akademik : Lektor Kepala

Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Alamat : Kampus ITS Sukolilo, Surabaya

Telp./Faks. : 031-5948757

(40)

Telp./Faks. : 031-5991113

Alamat e-mail : hikhwani@gmail.com, hikhwani@oe.its.ac.id

Riwayat Pendidikan :

1992 : S-1 Teknik Kelautan ITS, Surabaya.

1996 : S-2 (M.Sc), Marine Resource Development and Protection, Institute of Offshore Engineering, Heriot-Watt University, Edinburgh, UK.

2015 : S-3 (Dr), Coastal Management Syariah, UINSA Surabaya

Riwayat Pekerjaan/Pengalaman :

1993 – sekarang : Dosen Tetap Jurusan Teknik Kelautan, FT Kelautan ITS 1996 - 1997 : Kepala Ruang Baca Fakultas Teknologi Kelautan ITS 1998-2004 : Koordinator Bidang Keahlian Teknik dan Manajemen Pantai, Program Pasca Sarjana Teknologi Kelautan ITS 2004-2007 : Koordinator Program Pascasarjana, Jurusan Teknik

Kelautan, PPSTK ITS 2007- 2011 : Pembantu Dekan III FTK-ITS

2015-sekarang : Kaprodi S1 Teknik Kelautan FTK-ITS

Pengalaman Pengabdian pada Masyarakat :

1. Sebagai Narasumber dalam pengabdian kepada masyarakat kegiatan Focus Group Diklat Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Kerjasama antara Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI) Cabang Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur, 2016

2. Sebagai Narasumber dalam "Focus Group Discussion (FGD) tentang Penataan kabel pipa dan bangunan laut", KKP-RI, 2016

3. Tim Ahli Kegiatan Jasa Konsultasi Kajian Mengatasi Sedimentasi Canal Unloading Jetty dan Water Intake PLTU Labuan, 2015

4. Ketua Tim Kajian Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, 2015.

5. Anggota Tim Pengelolaan Pengembangan Kepulaun Sumenep, Bapeda Sumenep-HAPPI Jatim, 2010

6. Anggota Tim Pengembangan Decision Support System Proses Tumpahan Minyak, kerjasama ITS-Departemen Kelautan dan Perikanan 2004.

7. Angota Tim Pelaksana Pekerjaaan Penyediaan Studi Sedimentasi pada ”Approach Bridge of Suramadu Bridge Project” tahun 2005

8. Anggota Tim Study Kelayakan Pengembangan Energi Ketenagalistrikan di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2006.

9. Memberikan Pelatihan Motivasi pada Kinerja Guru dan Karyawan SMP MTA Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Tahun 2008

Presentasi Dalam Seminar Ilmiah :

NAMA SEMINAR PENYAJI JUDUL KETERANGAN

Seminar Nasional ke-2 Pengelolaan

Hasan Ikhwani Analisis Potensi Sumberdaya di Wilayah Pesisir Pulau Gili

Kampus UGM, Yogyakarta, 12

(41)

Daerah Aliran Sungai Batusangkar International Conference-1, Integration and Interconection of Sciences

Hasan Ikhwani The National Education System Based on Qur'an Approach

IAIN Batusangkar, 15-16 Oktober 2015-16 Konferensi Nasional (KONAS) IX, Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil

Hasan

Ikhwani, Yani Nurita P, Levani Disi A., Ach. Ronie S.

Perencanaan Revetment dan Groin Sebagai Upaya Penanganan Erosi Pantai di Wilayah Pesisir Camplong, Kabupaten Sampang, Madura.

Surabaya, 19-22 Nopember 2014 1st International Conference, DHI Water & Environment Suntoyo, Liyani, Hasan Ikhwani, Muhammad Zikra Morphological Change Modelling of Porong River Estuary after the Lapindo Mudflow Disaster Grand Kemang Hotel, Jakarta, 10-11 Pebruari 2014 Konferensi Nasional (KONAS) IX, Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil

Rencana Zonasi Rinci Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Gresik di Kecamatan Ujung Pangkah Surabaya, 19-22 Nopember 2014 Seminar Nasional IX Teknik Sipil 2013 Hasan Ikhwani, Erdina Arianti, Irawati, Firra Hasita Perencanaan Detached Breakwater di Pulau Gili Ketapang, Sebagai Upaya Mempermudah Sandar Perahu Nelayan

Prodi Pascarjana Teknik Sipil ITS, 6 Pebruari 2013 Seminar Nasional Pascasarjana XIV 2011 Hasan Ikhwani, Arwi Yudhi Koswara

Kajian Kebijakan Pengelolaan Pulau Kecil (Pulau Gili Ketapang) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur

Kampus MMT ITS Cokro, 23 Juli 2011 Seminar Nasional Pascasarjana VIII 2008 Ichsan Budianto M. Mustain Hasan Ikhwani Optimalisasi Pengembangan Peruntukan Lahan Dalam Pemanfaatan Potensi Pulau Sempu, Kabupaten Malang

Surabaya, 13 Agustus 2008 Seminar Nasional Pascasarjana VIII 2008 Andriyono Muktasor Hasan Ikhwani

Studi Hubungan Konsentrasi Nutrien dan Indeks Klorofil-A Studi Kasus Muara Sungai Porong Surabaya, 13 Agustus 2008 Seminar Nasional Manajemen Teknologi III 2006 Febi Andriyanto Muktashor Hasan Ikhwani

Studi Penentuan Luasan Kawasan Mangrove Berbasis Analisa Pengendalian Pencemaran di Pantai Timur Surabaya

Surabaya, 4 Pebruari 2006

(42)

Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan V Hasan Ikhwani, Murdjito, Lilik Hamidotut

Studi Perancangan Pipa Bawah Laut Milik PT Perusahaan Gas Negara Untuk Daerah Transmisi Labuhan Maringgai-Muara Bekasi Kampus ITS Surabaya, 24 Nopember 2005 Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan V M. Mustain, Hasan Ikhwani,Endah Kristiarini

Analisa Peranan Bakau Pada Model Matematik Proses Erosi Pantai

Kampus ITS Surabaya, 24 Nopember 2005 Seminar Nasional

Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan IV M. Mustain, Hasan Ikhwani, Isak Lilipory

Analisa Perubahan Garis Pantai di Sekitar Bandara Pattimura Ambon

Kampus ITS Surabaya 7 Oktober 2004

Publikasi Dalam Jurnal Ilmiah :

NAMA JURNAL PENULIS JUDUL KETERANGAN

Applied Mechanics and Materials Suntoyo, M. M. Wijaya, Silvianita, Hasan Ikhwani

Effect of Tidal Current and Wave-Current Interaction on the Sediment Transport and Morphological Change in the Channel Water Intake

Volume 862, 16-20, January 2017

Perocedia Earth and Planetray Science Suntoyo, Hasan Ikhwani, M. Zikra, Noveria Ayu Sukmsari, Gita Anggraini, Hitoshi Tanaka, Makoto Umeda, dan Suichi Kure

Modelling of the COD, TSS, Phosphate and Nitrate Distribution Due to the Sidoardjo Mud Flow into Porong River Estuary

Volume 14, 1-228, 2015 Majalah Ilmiah Kelautan NEPTUNUS Hasan Ikhwani, Arwi Yudhi K

Pengelolaan Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dengan Menggunakan Alalytical Hierarcy Process (AHP)” Volume XVIII Edisi 2, Juli 2012 Jurnal Teknologi Kelautan (terakreditasi) Hasan Ikhwani, D.M. Rosyid, Dwi Wahyu Semedi

Perancangan Pipa Bawah Laut Dengan Metode Optimasi Non Linier

Volume 10, No 1, Januari 2006 Majalah Ilmiah Kelautan NEPTUNUS (terakreditasi)

Hasan Ikhwani Analisa Buckling pada Perancangan Pipa Bawah Laut di Perairan Tuban

Vol. 11 No 3, Mei 2005

Jurnal MARINE Hasan Ikhwani, Yeyes Mulyadi, Titin Lutfianah

Studi Penanggulangan Korosi Eksternal Pada Struktur Pipa Yang Terletak Pada Daerah Pasang Surut (Intertidal Zone)

Vol. 2 No 1 Juli 2005

(43)

Suntoyo, Hasan Ikhwani,

Muhammad Taufik

Aplikasi Pemodelan Evolusi Morfologi Delta, Mudflats Dan Estuari Untuk Pengelolaan Keanekaragaman Sumber Daya Hayati (Ekosistem) Berkelanjutan Kota Surabaya

Dikti, 2015

Suntoyo, Hasan Ikhwani, Silvianita

Pengembangan Model Turbulent Boundary Layer, Transportasi Sedimen dan Perubahan Morfologi Pantai untuk Aplikasi Pengelolaan Pesisir Pantai

Dikti, 2015

Hasan Ikhwani Studi Pengaruh Sudut Kemiringan dasar Laut Terhadap Perancangan Pipa Bawah Laut.

Hibah Penelitian DIPA ITS, 2006 Hasan Ikhwani Studi Perhitungan Berat Minimum Yang

Disyaratkan Stabilitas Pada Perancangan Pipa Bawah Laut di Selat Madura

Hibah Penelitian Segitiga Biru, 2005

Penghargaan :

1. Pengabdian 10 tahun oleh Presiden RI, 2008. 2. Dosen teladan FTK peringkat II tahun 2005.

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.

Surabaya, 4 Maret 2020 Dosen Ybs,

ttd

Dr. Ir. Hasan Ikhwani, MSc

Lampiran 4. Surat kesediaan anggota tim penelitian

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

ANGGOTA TIM PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dr. Ir. Hasan Ihkwani, M.Sc

NIDN : 0021016905

(44)

Dengan ini menyatakan bersedia untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai anngota tim penelitian:

Judul Penelitian :Analisis Spatial dan Temporal Luasan Magrove di Wilayah Pantai Utara Jawa Timur Sebagai Pelindung Pantai Alami Dalam Mendukung Building With Nature Ketua Tim Peneliti : Dr. Muhammad Zikra, ST, M.Sc

Dengan tugas membantu Ketua Peneliti menganalisa hasil pemodelan.

Surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.

Surabaya, 5 Maret 2020 Yang membuat pernyataan,

(Dr. Hasan Ihkwani) NIP.19690121 199301 1 002

Gambar

Gambar . Contoh analisa tutupan mangrove di wilayah Surabaya
Gambar 2.10 Ilustrasi penggunaan DSAS (Putra, 2017)
Gambar 2.11 Parameter CERA (Pedro Narra, 2017)
Tabel 4.16 Klasifikasi Parameter Tingkat Konsekuensi
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1) Dalam dunia pendidikan aliran materialisme hanya berpusat pada guru dan tidak memberikan kebebasan kepada siswanya, baginya guru yang memiliki kekuasan untuk merancang dan

Dasar : Surat Keputusan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kesejahteran dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggran 2011 Nomor 118/PAN- DINKESOS/VIII/2011

Kinerja instansi pemerintahan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintahan sebagai penjabaran dari visi dan misi yang

Selain itu penyusunan profil kesehatan tahun 2014 menyajikan data kesehatan yang terpilah menurut jenis kelamin, dengan tersedianya data kesehatan yang responsive gender

Jika diambil dari darah perifer maka pasien diberi CGSF (Colony Growth Stimulating Factor) yang akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi danmelepaskan banyak sel

(15) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota Senat yang berasal dari wakil dosen dari setiap fakultas sebagaimana

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari total 30 penderita nyeri asam urat sebelum dilakukan tindakan kompres hangat memakai jahe di desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten