• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhannya dalam rangka mewujudkan kesejahteraaan masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhannya dalam rangka mewujudkan kesejahteraaan masyarakat."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pelayanan publik merupakan isu yang sangat strategis karena menjadi arena interaksi antara pemerintah dan warganya, dimana warga rela membayar pajak dan memberikan mandat kepada pemerintah untuk menggunakan pajak tersebut guna melayani kebutuhannya dalam rangka mewujudkan kesejahteraaan masyarakat.

Hal tersebut menjadikan pemberian pelayanan publik yang berkualitas kepada masyarakat menjadi semakin penting untuk dilaksanakan. Kualitas layanan publik suatu lembaga negara tidak hanya berbicara mengenai kepuasan dan kebutuhan masyarakat, namun terkait juga dengan profesionalisme dan kinerja aparat yang bebas dari kolusi, korupsi, nepotisme dan maladministrasi. Dan hal ini menjadi perhatian dalam ilmi administrasi publik.

Dalam hal ini pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang besar sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara (wajib pajak) dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penangihannya.

Pajak daerah memiliki peran penting dalam meningkatkan penerimaan pendapatan daerah. Pemungutan pajak daerah oleh pemerintah daerah propinsi

(2)

maupun kabupaten/kota diatur oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis pajak daerah yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 dibagi menjadi dua bagian yaitu pajak Propinsi dan pajak Daerah. Dari sekian banyak pajak daerah, salah satu jenis pajak yang sumber pendapatannya cukup besar adalah pajak kendaraan bermotor. Seperti yang telah diatur dalam Undang-undang no 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat (12), tentang definisi pajak kendaraan bermotor.

Pertumbuhan penggunaan kendaraan bermotor di Jawa Barat khusunya Kota Bandung yang merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Barat yang memiliki jumlah kendaraan bermotor yang tinggi, pada tahun 2018 jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandung mencapai 1,8 juta unit dari 2,4 juta penduduk. Jumlah ini berarti dari 4 orang penduduk Kota Bandung, 3 orang yang memiliki kendaraan. (Bandung.merdeka).

Potensi pajak kendaraan bermotor di Jawa Barat khususnya Kota Bandung mencapai Rp 800-900 miliar. Potensi tersebut bisa dicapai jika para pemilik kendaraan bermotor memiliki kesadaran untuk membayar pajak tepat waktu. Namun pada kenyataannya Jumlah pemilik kendaraan bermotor yang belum melaksanakan kewajiban membayar pajak, masih cukup besar. Menurut data tahun 2017, sebanyak 451.312 kendaraan bermotor yang belum daftar ulang dan tidak daftar ulang.

(3)

Tahun 2017 bagi hasil pajak kendaraan bermotor yang diterima oleh Pemkot Bandung sekitar Rp 500 miliar. Itu berasal dari bagi hasil pajak kendaraan bermotor sebesar 60 persen untuk provinsi dan 40 persen untuk kabupaten/kota,” kata Ketua Tim Pendukung Keberhasilan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Kota Bandung sekaligus Asisten I Pemerintahan dan Kesra (27/4/2018). (humas.bandung.go.id)

Memahami arti penting penyediaan layanan publik dalam hal pemungutan pajak kendaraan bermotor yang berguna untuk membangun daerah, layanan yang berkualitas serta perbaikan mutu pelayanan merupakan suatu upaya untuk memacu potensi sosial ekonomi masyarakat, serta mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah yang semakin berkurang. Pelayanan publik yang diberikan pemerintah propinsi jawa barat merupakan isu yang sangat strategis karena menjadi arena interaksi antara pemerintah dan warganya, dimana warga rela membayar pajak dan memberikan mandat kepada pemerintah untuk menggunakan pajak tersebut guna melayani kebutuhannya dalam rangka mewujudkan kesejahteraaan masyarakat. Hal tersebut menjadikan pemeberian pelayanan piblik yang berualitas kepada masyarakat menjadi semakin penting untuk dilakukan.

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan

(4)

pemerintah dalam menyelengarakan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan layanan publik.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015, Samsat adalah serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, pembayaran pajak kendaran bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, dan pembayaran sumbangan wajib dan kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam kantor bersama Samsat. Serta mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor: 33 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Untuk Jenis Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Dan juga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Dalam rangka memenuhi tuntutan dan amanat konstitusi agar lebih mampu memberikan pelayanan yang lebih responsif, berorientasi kepada aspirasi masyarakat dan kepuasan pelanggan, Kantor Bersama Samsat (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) Daerah Provinsi Jawa Barat membuat terobosan-terobosan melalui Samsat Drive Thru, Samsat Outlet, Samsat Gerai, Samsat Corner, Samsat Outlet Bank Jabar, Samsat Keliling, Samsat NITE (Nampi Iuran Wajib Ti Wengi) dan E-Samsat.

Hal ini merupakan bentuk-bentuk unit pembantu pelayanan yang diharapkan dapat menjawab tantangan atas fenomena-fenomena yang dihadapi dan telah berlangsung lama di Kantor Bersama Samsat. Fenomena pelayanan publik yang melatarbelakangi lahirnya program ini, pertama masih ditemukannya kejadian

(5)

penyalahgunaan wewenang oleh petugas. Permasalahan meluasnya praktek percaloan baik yang dilakukan oleh oknum petugas maupun yang dilakukan oleh orang-orang lain di luar petugas, yang disebabkan oleh ketidakpastian biaya dan waktu pelayanan. Kedua semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap transparansi akuntabilitas dan pertanggung-jawaban publik melalui perkembangan revolusioner era digital, sudah banyak dimanfaatkan secara strategis oleh pemerintah daerah. Dan banyaknya jumlah kendaraan bermotor menyebabkan panjang dan lamanya proses pemabayaran pajak (antrian yang panjang) ketika melakukan pembayaran pajak.

Banyaknya jumlah kendaraan bermotor, memberikan tantangan yang nyata bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi wajib pajak pemilik kendaraan bermotor. Serta dengan terus meningkatnya jumlah pemilik kendaran bermotor untuk itu perlu adanya upaya peningkatan fasilitas demi memudahkan wajib pajak pemilik kedaraan bermotor untuk melakukan pembayaran pajak dengan cepat, tepat, dan efektif. Pertumbuhan kendaraan di Jawa Barat terus meningkat. Bahkan setiap tahunnya tak kurang dari 1,3 juta sepeda motor motor dan mobil dibeli oleh warga. Sayangnya hal itu tidak diiringi dengan ketaatan warga untuk membayar pajak. Rata-rata pertumbuhan jumlah kendaraan di Jabar mencapai 12 persen per tahun. Saat ini tercatat ada 19 juta kendaraan terdiri motor dan mobil di Jabar dengan jumlah Wajib Pajak (WP) sebanyak 13 juta orang. "Kendaraan bermotor itu ada 19 juta unit, WP-nya sekitar 13 jutaan. Dari situ pajak yang diperoleh Rp 11 triliun. Saat ini yang belum bayar sekitar 30 persen, mayoritasnya adalah pemilik motor," (Kabid Pendapatan I Bapenda Jabar).

(6)

Oleh karena itu, dalam rangka menjawab tantangan fenomena-fenomena di atas salah satu terobosan inovasi yang dilakukan oleh Kantor Bersama Samsat Daerah Provinsi Jawa Barat dengan melakukan inovasi berupa E-Samsat, di-launching pada tanggal 22 November 2014. Pusat pengelolaan informasi dan aplikasi pendapatan (PUSILA) dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 68 Tahun 2012 tentang Perubahan Pergub Nomor 113 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksa Teknis Dinas dan Badan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. PUSILA adalah satu unit yang berada di bawah struktur organisasi BAPENDA Jawa Barat. Berawal dari unit SIP (Sistem Informasi Pendapatan) yang melekat pada bidang Perencanaan Pembangunan, kini secara teknis PUSILA merupakan unit tersendiri yang dibentuk dan memiliki peranan sebagai pusat pengelolaan informasi dan aplikasi pendapatan

Layanan ini melingkupi pembayaran pajak kendaraan bermotor, Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan serta Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor pengesahan STNK Tahunan. Kebijakan E-Samsat ini merupakan salah satu terobosan yang melengkapi terobosan lainya seperti melalui Samsat Drive Thru, Samsat Outlet, Samsat Gerai, Samsat Corner, Samsat Outlet Bank Jabar, Samsat Keliling, Samsat NITE (Nampi Iuran wajib Ti wEngi) dan E-Samsat. Sejak bulan November tahun 2014 Kantor Bersama Samsat mulai mengimplementasikan program E-Samsat.

E-Samsat sebagai pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

(7)

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan adminitratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik, hal ini tertuang dalam pasal (1) UU no 25 tahun 2009, tentang pelayanan publik. Sehingga pemerintah menjamin pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan melindungi setiap warga negara dari penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Dalam penelitian awal yang penulis lakukan, proses pembayaran pajak kendaraan di kantor Samsat cukup memakan waktu yang lama, karena panjangnya antrian. Dengan diluncurkannya Inovasi Pelayanan Publik berupa E-Samsat, diharapkan proses ini tidak akan terjadi lagi. Seluruh pembayaran dapat dilakukan via ATM Bank BJB dan bank yang bekerjasama dalam program E-Samsat, di seluruh Indonesia. Namun, berbeda dengan pembayaran pajak 1 tahunan, untuk pembayaran pajak 5 tahunan, warga tetap harus datang ke konter Samsat terdekat hanya untuk menukarkan struk bukti pembayaran untuk kemudian ditukarkan dengan pelat nomor baru.

Harapan dan tujuan dari program E-Samsat ini adalah: 1. Menghindari praktik percaloan.

Membayar pajak kendaraan bermotor memang paling cepat jika Anda menggunakan percaloan yang ada, namun cara ini kebanyakan justru merugikan Anda dan merupakan cara yang illegal. Dengan adanya E-Samsat pajak diharapkan tidak ada lagi praktek percaloan yang terjadi.

(8)

Saat ini ada banyak sekali kasus korupsi yang melibatkan banyak nama-nama besar, dan untuk menghindari bahkan menghilangkan praktek korupksi dari penerimaan pembayaran pajak, dibuatlah sistem pelayanan dan fasilitas e-eamsat Jabar yang diharapkan bisa meningkatkan upacara menghilangkan korupsi dari proses penerimaan pajak negara.

3. Memberikan kemudahan dan kenyamanaan untuk wajib pajak, serta ketepatan dalam perhitungan pajak yang akan dibayarkan.

Kemudahan adalah harapan utama seseorang saat ingin membayarkan pajak, jika lebih mudah tentunya wajib pajak tidak akan sungkan untuk membayar pajak kendaraan bermotornya. E-Samsat Jabar berupaya untuk memberikan kemudahan juga kenyamanan untuk para wajib pajak yang ingin membayar pajak mereka. Karena pembayaran pajak bermotor dengan sistem E-Samsat Jabar ini dapat dilakukan di 80 ribu jaringan ATM bank yang telah bekerja sama di Indonesia.

Dengan adanya layanan ini, pembayaran pajak tahunan kendaraan bermotor berpelat Jawa Barat cukup dilakukan melalui ATM Bank yang bekerjasama dengan bapenda jabar. E-Samsat merupakan terobosan sesuai dengan program pemerintah yang mencanangkan skema pembayaran elektronik. Dengan diberlakukannya layanan E-Samsat ini diharapkan dapat membantu pemerintah meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Warga Negara Indonesia yang memiliki kendaraan berpelat Jawa Barat, baru dapat melaksanakan pembayaran setelah melakukan SMS ke 0811-211-9211, dengan meregistrasi nomor chasis kendaraan, NIK dalam KTP, dan alamat email sesuai alur sebagai berikut:

(9)

Bagan 1. 1 Alur mekanisme sistem E-Samsat

Sumber: BAPENDA Jabar,2019

Alur diatas memperlihatkan proses yang harus dilakukan oleh wajin pajak dalam menggunakan E-Samsat, dari registrasi sampai dengan penukaran bukti pembayaran yang harus ditukarkan.

Berdasarkan paparan Kasubdit Regident Polda Jabar kajian hukum atas aspek legalitas program E-Samsat bahwa proses pembayaran melalui jaringan elektronik ATM maupun jaringan Kantor Pelayanan Samsat telah sesuai fungsi identifikasi Polri dan dinyatakan valid melalui sistem. Oleh karena itu, maka registrasi dianggap telah

(10)

sah dan dibuktikan dalam bentuk struk dengan bertuliskan “bahwa struk sebagai pengganti SKPD dan pengesahan Ranmor”. Dan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dalam Pasal 5 bahwa Informasi dan dokumentasi elektronik dan hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah sesuai dengan azaz kepastian hukum. Berdasarkan landasan tersebut aspek legalitas terkait dengan struk sebagai bukti pembayaran pajak adalah sah dan memiliki kekuatan hukum yang sama dengan SKPD yang diterbitkan oleh Samsat. Karena pada dasarnya SKPD adalah suatu bukti atau kwitansi pembayaran pajak yang sah, maka dengan demikian struk pembayaran pajak kendaraan melalui ATM memiliki kekuatan hukum yang tetap sebagai bukti untuk mendukung legalitas pembayaran.

Namun, pada kenyataannya realisasi E-Samsat tidak berjalan sebagaimana mestinya, hal ini ditinjau dari pengamatan yang penulis lakukan saat berada di (Badan Pendapatan Daerah) BAPENDA Jawa Barat, dan observasi awal di lapangan, penulis menemukan beberapa indikasi masalah diantaranya,

1. Pengorganisasian dan sarana prasarana masih belum memadai, dilihat dari keluhan masyarakat pada website Bapenda yang berkaitan dengan Identifikasi Nomor Induk Kependudukan dalam melakukan proses pengiriman penetapan data masih ditemukan kendala dan permasalahan atas identifikasi pada server Samsat. Dapat dilihat dari banyaknya pengaduan dalam website BAPENDA Jabar.

(11)

Gambar 1. 1 Keluhan masyarakat pada website BAPENDA Jabar

Sumber: Website BAPENDA Jabar,2019

Pada alur proses ini muncul kembali kendala lainnya yaitu sebagai besar calon pengguna layanan enggan untuk melakukan perubahan, dikarenakan proses ini memakasa calon pengguna layanan untuk melakukan sejumlah aktifitas dan melakukan antrian.

(12)

2. Sosialisasi yang dilakukan oleh Bapenda masih kurang, ini dilihat dari yang telah dilakukan yaitu TURBA (turun ke bawah) dan juga dilakukan secara paparan di dalam ruangan tertentu serta memasang iklan dibeberapa titik. Dalam wawancara singkat penulis pada pengguna E-Samsat penulis menyimpulkan masyarakat tidak mendapatkan informasi secara menyeluruh dan tuntas, hal itu masih menjadi kendala yang dihadapi dalam program E-Samsat, hal ini menyebabkan masyarkat enggan untuk melakukan transaksi dengan E-Samsat. Dan penjelasan yang diberikan aparat yang bertugas masih banyak membingungkan masyarakat. Untuk itu dalam implementasinya sangatlah penting adanya persamaan cara pandang dan kejelasan dalam menafsirkan perencanaan program yang mengikat ke dalam suatu petunjuk arahan, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis yang jelas yang dapat dipahami oleh semua pihak.

3. Pada penerapannya masih ditemukan tumpang tindih dalam SOP berkaitan dengan sosialisasi, dan juga SOP petunjuk teknis dan jadwal kegiatan yang kurang terkoordinir, yang terdapat pada tim Pembina Samsat yang harusnya terintegrasi dengan baik. Seperti yang penulis temukan pada penelitian awal dalam wawancara singkat kepada pengguna E-Samsat, masyarakat yang ingin melakukan penukaran struk pembayaran sebagai pengganti Stnk yang harusnya memerlukan waktu kurang dari 20 menit dan tanpa antrian yang panjang, tapi penulis menemukan masih memakan waktu yang lama bahkan ada yang harus menunggu 3 sampai 4 jam.

(13)

4. Masih banyak ditemukan pihak yang memanfaatkan situasi demi keuntungan pribadi (calo) dalam pembayaran pajak, pada saat penulis melakukan wawancara kepada masyarakat yang berada dan kantor Samsat dan bapenda jabar penulis banyak menemukan calo pajak yang sedang melakukan praktik percaloan dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor.

Berdasarkan jurnal yang penulis baca membicarakan tentang implementasi kebijakan E-Samsat di Jawa barat yang ditulis oleh Wiwit Hertiarani, inspektorat pengawasan kepolisian daerah Jawa barat, masih terdapat permasalahan mengenai implementasi kebijakan E-Samsat.

Berdasarkan indikasi masalah yang telah penulis sampaikan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian: “Implementai Program E-Samsat di Jawa Barat”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: “Bagaimana Impelementasi Program E-Samsat di Jawa Barat?”

(14)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

1. Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menempuh sidang sarjana pada Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran.

2. Untuk dipertahankan pada saat sidang sarjana pada Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah peneliti kemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk menganalisis bagaimana proses implementasi program E-Samsat Jawa Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademik

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan Administrasi Publik termasuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan Penerapan program E-Samsat di Jawa Barat.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran perbandingan teori yang dipelajari pada saat perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

(15)

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memenuhi syarat dalam menempuh sidang sarjana pada Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bahan kajian dan pemikiran serta masukan bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat, Bapenda Jabar serta pihak lain yang terkait yang mempunyai perhatian terhadap permasalahan di dalam program E-Samsat Jabar.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak yang akan melakukan penelitian khususnya penelitian yang mengenai implementasi kebijakan.

Gambar

Gambar 1. 1 Keluhan masyarakat pada website BAPENDA Jabar

Referensi

Dokumen terkait

Dimana torsi yang terjadi pada mekanisme engkol luncur kali ini adalah gaya-gaya komponen horizontal F CX dan vertikal F CY pada titik C.. dikalikan panjang dari poros engkol

Tujuan dengan diadakannya kegiatan KKN-PPM ini, adalah memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan pencemaran limbah jerami dan sekam padi yaitu pemberdayaan masyarakat

Dalam rangka mendukung Bulan Mutu Nasional, DISPARBUD Jabar bekerjasama dengan Komite Ekonomi Kreatif Jawa Barat (KREASI Jabar) akan menyelenggarakan kegiatan

Perancangan pada penelitian ini merupakan perancangan game, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan dengan model Game Design Document. Menurut Adams terdapat

Analisis mikroanatomi jaringan insang dan hati pada kerang hijau, rajungan, dan beronang lingkis dari Kepulauan Seribu menunjukkan struktur yang normal dan sampel dari Teluk

Secara politik dari sejarah perjalanan bangsa pernah ada alternatif lain yang ditawarkan misal: Islam, untuk menjadi dasar dan ideologi negara, ternyata semua gagal tidak

Secara umum SAP mengakui aset sebesar nilai wajar (fair value) sedangkan SAK mengakui aset sebesar harga perolehan (historical cost). Untuk liabilitas, perbedaan

Bermula dari rasa kecewa ketika mendatangi sebuah kafe yang diulas oleh sebuah akun foodstagram, akhirnya membuat Cical dan Augi sebagai pemilik akun memutuskan