• Tidak ada hasil yang ditemukan

Heike Kamerlingkh Onnes 1911 mekanikal kuantum efek Meissner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Heike Kamerlingkh Onnes 1911 mekanikal kuantum efek Meissner"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Ditemukan oleh Heike Kamerlingkh Onnes

pada tahun 1911.

Merupakan fenomena mekanikal kuantum

 menjelaskan deskripsi matematika dari

dual particle‐like dan wave‐like behaviour,

serta interaksi antara bahan dan energi.

Memiliki

karakteristik

efek

Meissner

penolakan medan magnetik yang cukup

lemah dari sebuah superkonduktor akan

mengubahnya

menjadi

sebuah

bahan

superkonduktor.

(3)

Secara umum, resistivitas listrik dari setiap konduktor

logam turun secara bertahap dengan berkurangnya temperatur.

Terkecuali untuk konduktor seperti tembaga dan perak.

Penurunan resistivitas dibatasi oleh faktor

ketidakmurnian (impurities) dan faktor lain.

Pada bahan superkonduktor, resistansi turun dengan

cepat ke nilai nol jika bahan tsb didinginkan di bawah temperatur kritisnya.

Arus listrik yang mengalir pada kabel superkonduktor

loop dapat terus mengalir selama beberapa saat (sampai 100.000 tahun tergantung geometri kabel dan temperatur) meskipun tanpa sumber arus.

(4)

Berdasarkan karakteristik fisika:

Tipe I  jika fasa transisi berorde 1

Tipe II  jika fasa transisi berorde 2

Berdasarkan penjelasan teori:

Konvensional  jika dijelaskan oleh teori BCS; 

teori yang menganggap bahwa superkonduktivitas

merupakan efek miksroskopis yang disebabkan

oleh kondensasi dari pasangan elektron menjadi

kondisi boston (boston‐like state)

(5)

Berdasarkan temperatur kritisnya:

 Temperatur tinggi  jika resistansi dapat diturunkan menjadi nol melalui proses pendinginan dengan nitrogen cair, temperatur kritis (TC) > 77 K

Temperatur rendah  jika pendinginan tidak membutuhkan nitrogen cair, TC ≤ 77 K

Berdasarkan materialnya:

 Unsur kimia  contoh: raksa dan timbal

 Campuran logam  contoh: niobium‐titanium, germanium‐ niobium

 Keramik  contoh: magnesium diboride

 superkonduktor organik  contoh: fullerenes, carbon nanotube (bahan yang terbuat dari karbon dalam bentuk bulat berlobang/donut, elips, tabung, dan slinder)

(6)

Bervariasi untuk setiap bahan, meliputi:

Kapasitas panas (heat capacity);

Temperatur kritis (critical temperature);

Area medan magnet kritis (critical field);

Kepadatan

arus

kritis

dimana

sifat

superkonduktivitas menjadi hilang (critical current

(7)

Cara mudah

mengukur resistansi

tempatkan pada sirkuit listrik seri dengan

sumber arus, kemudian ukut tegangan (V) 

yang melaluinya

Resistansi dhitung dengan hukum Ohm:

Jika tegangan (V) = 0, berarti resistansi (R) 

= 0  berarti bahan adalah superkonduktor

I V R

(8)

Pada

konduktor

normal

,

arus

listrik

digambarkan sebagai fluida elektron yang

berpindah melewati lempengan bahan yang

bersifat sangat ionik, terjadi perubahan arus

menjadi panas sehingga

energi menjadi terus

berkurang

(current is constantly being dissipated)

Pada bahan

superkonduktor

, fluida elektron

tidak dapat diuraikan menjadi elektron‐elektron

tunggal, tetapi tetap berpasangan yang disebut

sebagai Cooper pairs, pengaliran arus terlaksana

tanpa pengurangan energi

(without energy

(9)

Pada superkonduktor tipe II dan superkonduktor

temperatur tinggi, jika arus listrik dan medan

magnet diberikan, resistivitas bahan dalam

jumlah yang sangat kecil tetap ada pada

temperatur yang tidak terlalu jauh di bawah

transisi nominal superkonduksi

Jika digunakan untuk eksperimen yang sensisitif,

nilai resitansi ini harus diperhitungkan. Secara

umum, resistansi ini dapat diabaikan.

(10)

Behavior of heat capacity (cv, blue) and resistivity (ρ, green) at the superconducting phase transition

(11)

Superkonduktifitas pada material muncul ketika suhu T diturunkan dibawah suhu kritis Tc . Nilai suhu kritis ini bervariasi untuk tiap material. Pada bahan superkonduktor konvensional suhu kritis berkisar antara 20 K – 1 K. Suhu kritis beberapa superkonduktor konvensional diperlihatkan pada tabel berikut:

Bahan TC

Air Raksa 4.2 K

(12)

Gejala

superkonduktivitas

pada

Superkonduktor

konvensional ini dapat dijelaskan dengan konsep

pasangan elektron karena pertukaran fonon. Namun

pada beberapa superkonduktor dengan suhu kritis

tinggi, efek ini masih belum diketahui. Beberapa

bahan superkonduktor non konvensional dapat

bersifat superkonduksi pada suhu kritis yang tinggi,

misalnya: Kuprat (YBa

2

Cu

3

O

7

) yang memiliki suhu

kritis 92 dan merkuri – kuprat dengan suhu kritis 130 K

(13)

Pada suhu kritis (fasa transisi) ini, juga ditemukan gejala berhentinya superkonduksi ketika medan mangnetis eksternal yang lebih besar dari medan magnetis kritis bahan diberikan. Hal ini disebabkan karena energi bebas Gibbs meningkat sebesar pangat dua dari medan magnet. Sementara jika medan magnetis tidak diberikan maka energi bebas ini akan lebih rendah, sehngga pada kondisi tertentu superkonduksi akan terjadi. Kesimpulannya, semakin tinggi suhu dan semakin kuat medan magnetik akan mengurangi jumlah elektron pada pita superkonduksi sehingga pengaruh medan magnet eksternal dan arus akan mempengaruhi fasa transisi superkonduktor.

(14)

Anomali fisika lainnya yang terjadi pada fasa transisi adalah kapasitas panas elektronik yang proporsional dengan suhu pada kondisi normal, pada fasa transisi akan mengalami lonjakan diskontinu dan selanjutnya turun secara linear. Pada suhu yang rendah, nilainya akan berubah eksponensial sebanding dengan e‐/T, dengan konstanta  Fenomena

perubahan eksponensial ini menunjukkan terdapatnya celah energi. Kondisi ini menjadi perdebatan hingga dibuktikan melalui eksperimen turunnya suhu ketika medan magnet ditingkatkan melebihi medan magnet kritis bahan. Ini menunjukkan adanya panas laten dalam bahan superkonduktor pada fasa transisi. (Simulasi Monte Carlo)

(15)

Efek yang terjadi apabila bahan superkonduktor ditempatkan pada medan magnet eksternal yang lemah sebesar H dan didinginkan dibawah suhu transisinya, maka sebagian medan magnet tersebut akan ditolak, namun sebagian lainnya akan sedikit menembus superkonduktor yang dinyatakan dengan  Parameter kedalaman tembus magnet ini dinamakan kedalaman tembus London. Kedalaman tembus London berkurang secara eksponensial mendekati nol ketika semakin mendekati bagian dalam superkonduktor. Kedalaman tembus London pada bahan superkonduktor biasanya merupakan kelipatan 100 nm

(16)

Hingga tahun 1986, fisikawan meyakini superkonduktivitas hanya dapat terjadi pada suhu dibawah 30 K (teori BCS). Namun setelah ditemukannya superkonduktivitas pada bahan lanthanum – based cuprate perovskite pada suhu 35 K oleh Bednorz dan Muller (1987), mulailah dikembangkan bahan superkonduktivitas lainnya dengan suhu tinggi . Diantaranya dengan menggantikan lanthanum dengan yttrium (superkonduktor YBCO) yang bersifat superkonduksi pada suhu kritis 92 K. Pembuatan superkonduktor suhu tinggi sangat penting, karena memungkinkan penggunaan nitrogen cair sebagai bahan pendingin superkonduktor. Nitrogen cair memiliki titik didih 77 K dan dapat diproduksi dengan mudah dari udara, sehingga superkonduktor suhu tinggi bernilai komersil tinggi.

(17)

Beberapa penemuan penting berhasil menciptakan superkonduktor suhu tinggi dari beberapa bahan yang lazim digunakan diantaranya:  Tahun 1993 ditemukan superkonduktor bahan keramik yang

terdiri atas thallium, merkuri, tembaga, barium, kalsium dan oksigen (HgBa2Ca2Cu3O8+5) merupakan superkonduktor dengan suhu tertinggi (Tc = 138 K)

Tahun 2008 ditemukan superkonduktor dengan bahan dasar campuran besi oleh Hideo Hosono, Tokyo Institute of Technology, terdiri atas lanthanum oxygen fluorine iron arsenide (LaO1‐ xFxFeAs) yang bersifat super konduksi pada suhu 26 K. Penggantian lanthanum pada LaO1‐xFxFeAs dengan samrium menghasilkan superkonduktor yang bekerja pada suhu 55 K.

(18)

Struktur superkonduktor dengan suhu kritis Tc menyerupai struktur perovskit (CaTiO3) yang terdistorsi, berupa struktur perovskit multi layer dengan oksigen yang kurang. Salah satu contohnya adalah bidang CuO2 berlapis banyak dengan superkonduksi yang muncul diantara lapisan ini. Makin banyak lapisan CuO2+ makin tinggi Tc. Struktur ini anisotropis pada konduksi normal dan superkonduksi, arus dibawa oleh hole yang diinduksikan pada bagian oksigen dalam lapisan CuO2. Konduksi listrik yang dihasilkan sangat anisotropis, dengan konduktivitas lebih tinggi pada lapisan CuO2. Secara umum, suhu kritis tergantung dari komposisi kimia, sutitusi kation dan kandungan oksigen. Lapisan ini dikenal sebagai superstripes. Dalam realisasinya, superkonduktor dapat berupa struktur atom berlapis yang terdiri dari lapisan atom superkonduktor, saluran, titik yang dipisahkan lapisan ruang, sehngga diperoleh superkonduktivitas lapis banyak dan celah banyak.

(19)
(20)

YBCO merupakan superkonduktor pertama yang ditemukan memiliki Tc > 77 K ( diatas titik didih nitrogen cair). YBCO terdiri atas yttrium barium copper oxide (YBa2Cu3O7‐x), perbandingan mol yttrium barium dan copper dalam superkonduktor YBa2Cu3O7 adalah 1:2:3. Sehingga, superkonduktor ini disebut juga superkonduktor 123.

Unit sel YBa2Cu3O7 terdiri atas tiga elemen pseudokubik perovskit. Tiap unit sel perovskit terdiri atas satu atom Y atau Ba dibagian tengah, Ba didasar, Y ditengah, dan Ba diatas. Dengan demikian, Y dan Ba tersusun dalam urutan tumpukan [Ba–Y–Ba] sepanjang sumbu c. Keempat sudut unit sel diisi oleh Cu, dengan dua ikatan koordinasi berbeda, Cu(1) dan Cu(2) dengan oksigen. Areal kristal oksigen yang terbentuk ada 4, yaitu O(1), O(2), O(3) and O(4). Koordinasi polyhedra Y dan Ba dengan oksigen saling berbeda.

(21)

Kelipatan tiga dari unit sel perovskit menghasilkan 9 atom oksigen, sementara YBa2Cu3O7 memiliki 7 atom oksigen, sehingga disebut struktur perovskit yang kekurangan oksigen. Strutur ini memiliki tumpukan dengan lapisan berbeda terdiri atas: (CuO)(BaO)(CuO2)(Y)(CuO2)(BaO)(CuO). Satu fitur kunci pada unit sel YBa2Cu3O7‐x (YBCO) adalah terdapatnya dua lapisan CuO2. Fungsi bidang Y adalah sebagai ruang antara dua bidang CuO2. Dalam YBCO, rantai Cu–O chains berperan penting dalam superkonduktivitas. Tc maksimum mendekati 92 K jika x ≈ 0.15 dan struktur berupa kristal orthorhombic. Superkonduktivitas hilang saat x ≈ 0.6, dan struktur YBCO berubah dari orthorhombic ke tetragonal.

(22)
(23)

Metode paling sederhana untuk membuat superkonduktor Tc tinggi adalah reaksi termokimia solid – state meliputi: pencampuran, kalsinasi (pemanasan pada suhu tinggi dibawah titik lebur untuk menghasilkan oksida) dan sinterasi (pemanasan pada suhu tinggi dibawah titik lebur untuk memadatkan partikel campuran). Bubuk pencetus yang tepat, biasanya berupa okisda dan karbonat dicampur dalam jumlah yang tepat pada ball mill. Proses reaksi kimia larutan seperti metode copresipitasi (penangkapan partikel oleh larutan), pendinginan pada kondisi vakum (freeze‐drying) dan sol‐gel (pembentukan gel dari larutan) dapat dijadikan alternatif untuk menghasilkan campuran yang homogen. Bubuk ini kemudian dikalsinasi pada temperatur 8000C – 9500C selama beberapa jam. Bubuk ini kemudian

didinginkan, digiling dan dikalsinasi kembali. Proses ini dilakukan berulangkali hingga diperoleh campuran bahan yang homogen. Setelah homogen, bubuk ini kemudian dipadatkan dalam bentuk butiran dan disinterasi. Lingkungan pensinterasian seperti suhu, waktu pengerasan, laju atmosfer dan pendinginan sangat mempengaruhi dalam pembuatan bahan suoerkonduktor Tc tinggi yang sangat baik.

(24)

Magnet superkonduktor

adalah bahan elektromagnet

yang

sangat

kuat.

Bahan

ini

digunakan

sebagai

spektrometer massa dan magnet pengendali sinar pada

akselerator partikel. Juga digunakan dalam pemisahan

magnet.

Pada tahun 1950 dan 1960 digunakan untuk membuat

komputer digital eksperimental menggunakan switch

cryotron

. Sekarang sudah digunakan untuk membuat

rangkaian digital berdasarkan teknologi

rapid single flux

quantum

dan

RF and microwave filters

pada BTS

jaringan selular.

(25)

 Digunakan sebagai building blocks SQUIDs (superconducting quantum interference devices), magnetometers paling sensitif. SQUIDs digunakan pada mikroskop scanning SQUID dan

magnetoencephalography. Perubahan resistansi yang cukup besar pada fase transisi ke superkonduktor dapat digunakan untuk membuat termometer pada micro-calorimeter photon detectors

cryogenic.

 Dengan makin berkembangnya pembuatan superkonduktor suhu tinggi, aplikasi dimasa depan sangat menjanjikan, seperti misalnya: smart grid, saluran transmisi, transformers, penyimpan

daya, motor penggerak kereta supercepat (vactrains atau maglev

trains), perangkat magnetik mengambang, fault current limiters, nanoscopic material seperti: buckyballs, nanotubes, composite materials dan pendingin magnetik superkonduktor.

(26)

Gambar

Gambar unit selYBCO

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada peran penting laporan keuangan sebagai sumber informasi yang bisa di analisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan maka dalam penelitian ini akan mengambil

Pada sektor pertanian, agribisnis hortikultura terutama yang meliputi komoditas sayuran dan buah-buahan berpeluang besar mengalami dampak liberalisasi karena tiga hal yaitu: (a)

The purpose of this study is to find out the types of preposition errors made by the third semester English Department students of Widya Mandala Catholic University Surabaya in their

Eliot and Ezra Pound, who turned to Europe’s past and present in search of what Eliot would also come to call “world culture.” Mandelstam’s di- lemma and his compensatory vision

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) profitabilitas berpengaruh tidak signifikan teradap struktur modal, (2) tingkat pertumbuhan berpengaruh tidak signifikan

1) Motivasi Instrinsik yaitu tujuan yang ingin dicapai terkandung dalam perbuatan belajar. Dalam belajar telah terkandung tujuan menambah pelajaran, misalnya

penggunaan CD interaktif sebagai media pembelajaran juga memiliki kelebihan diantaranya pembelajaran lebih menarik, objek/konsep yang bersifat abstrak dapat

● Artikel dalam Buku dengan urutan penulisan: Penulis artikel, tahun, judul artikel (harus ditulis miring), nama editor, judul buku (harus ditulis miring), volume (jika ada),