• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian kompetitif dengan perilaku mengemudi agresif pada remaja di kota Yogyakarta. Pengambilan data pada dilakukan pada subjek di 2 tempat, yaitu di SMAN 2 Ngaglik, Sleman serta di lingkungan kampus Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Pengambilan data dilakukan di 2 tempat yaitu di SMA dan kampus karena rentang usia subjek dalam penelitian ini yaitu remaja usia 16-20 tahun, dimana usia tersebut mencakup subjek dengan status sebagai pelajar serta mahasiswa.

Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa kelas XI dan XII serta beberapa mahasiswa dengan total subjek sejumlah 40 orang. Pada tingkatan tersebut subjek berada pada usia 16-20 tahun.

2. Persiapan

a. Perijinan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan berbagai persiapan seperti mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dengan Nomor 469/Dek/70/Div.Um&RT/V/2015.

(2)

32

Surat izin tersebut digunakan peneliti sebagai pengantar kepada Kepala Sekolah SMAN 2 Ngaglik.

Berdasarkan surat pengantar tersebut, pihak sekolah berkenan memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan pengambilan data, baik ambil data uji coba (try out) maupun pengambilan data penelitian. Pihak sekolah juga memberikan surat keterangan sebagai bentuk bukti telah melakukan penelitian setelah pengambilan data selesai dilakukan yaitu surat dengan nomor 422/322/2015 pada tanggal 3 Agustus 2015 yang menyatakan bahwa peneliti telah melaksanakan penelitian di SMAN 2 Ngaglik dengan judul hubungan antara kepribadian kompetitif dengan perilaku mengemudi agresif pada remaja.

b. Persiapan Alat ukur

Persiapan penelitian dilakukan dengan mempersiapkan skala yang akan diuji cobakan. Skala yang telah disusun dan digandakan kemudian dibagikan kepada subjek dengan diberikan secara langsung. Alat ukur yang digunakan menggunakan skala kepribadian kompetitif dan skala mengemudi agresif. Dalam persiapan skala penelitian ini, peneliti mempersiapkan skala dari tata penulisan, tata bahasa, urutan pernyataan dan format yang efisien.

Alat ukur pertama dalam penelitian ini adalah untuk menyusun skala nilai kepribadian kompetitif dengan mencangkup aspek dari Ryckman, Kaczor, Gold (1990), yaitu kebutuhan untuk bersaing dan menang, serta meningkatkan nilai diri dengan manipulasi, agresifitas, dan eksploitasi.

(3)

33

Skala ini merupakan skala adaptasi yang terdapat 13 aitem favorable dan 13 aitem unfavorable. Alat ukur yang kedua adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui nilai perilaku mengemudi agresif dengan mencangkup 2 aspek dari Houston (2003) yaitu konflik dalam perilaku (conflict behavior) dan kecepatan (speeding).

Setelah penyebaran instrumen (skala) dikumpulkan dan direkapitulasi, kemudian peneliti melakukan analisis item dan uji reliabilitas instrumen. Indeks daya diskriminasi item berdasarkan correlation if item deleted, adapun reliabilitas instrumen menggunakan alpha (Cronbach). Analisis item menggunakan bantuan perangkat lunak program SPSS 16 for Windows. 1. Skala Kepribadian Kompetitif

Skala kepribadian kompetitif dalam penelitian ini berdasarkan skala yang dibuat oleh Ryckman, Kaczor, Gold (1990), yaitu kebutuhan untuk bersaing dan menang, serta meningkatkan nilai diri dengan manipulasi, agresifitas, dan eksploitasi. Skala ini terdiri dari 26 aitem yang terdiri dari 13 aitem favorable dan 13 aitem unfavorable. Aitem favorable merupakan aitem yang memihak atau mendukung pada atribut yang akan diukur, sedangkan aitem unfavorable merupakan aitem yang menentang atau menolak atribut yang akan diukur. Skor total diperoleh dari keseluruhan jumlah skor aitem pada skala ini, semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi kepribadian kompetitif dan sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan semakin rendah kepribadian kompetitif.

(4)

34 2. Skala Mengemudi Agresif

Skala mengemudi agresif yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teori Aggressive Driving Houston (2003), yaitu konflik dalam perilaku (conflict behavior) dan kecepatan (speeding). Skala inti terdiri dari 10 item, yang semuanya merupakan aitem favorable. Aitem favorable merupakan aitem yang memihak atau mendukung pada atribut yang akan diukur. Skor total diperoleh dari keseluruhan jumlah skor aitem pada skala ini, semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi perilaku mengemudi agresif dan sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan semakin rendah perilaku mengemudi agresif.

c. Uji Coba Alat Ukur

Uji coba ini dilakukan agar alat ukur tersebut layak digunakan karena memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Peneliti melakukan uji coba terhadap kedua alat ukur, yaitu skala kepribadian kompetitif (HCA) dan skala mengemudi agresif (ADBS) . Uji coba alat ukur dilakukan pada hari Kamis tanggal 28 Mei 2015 pukul 09.00-10.00 WIB. Subjek yang terlibat yaitu siswa dan siswi kelas XI dan XII SMAN 2 Ngaglik sejumlah 33 siswa. Secara teknik penyebaran skala pada uji coba dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu oleh guru BK. Selain itu, uji coba alat ukur juga dilakukan pada hari Jum‟at 29 Mei 2015 pukul 09.30-10.00 WIB. Subjek yang terlibat yaitu mahasiswa semester 2 dan 4 di kampus FPSB UII sejumlah 7 orang, sehingga total subjek dalam uji coba penelitian ini berjumlah 40 orang.

(5)

35

Berdasarkan perjanjian dengan bagian kurikulum dan guru BK, Kegiatan uji coba di SMAN 2 Ngaglik untuk kelas XI dilakukan ketika jam pelajaran Bimbingan Konseling. Pada hari itu guru BK mengajar di kelas XI IPA 1, sehingga peneliti dipersilakan melakukan proses pengambilan data uji coba di kelas XI IPA 1. Di dalam kelas, siswa diminta untuk mengisi angket yang dibagikan oleh peneliti. Penyebaran angket untuk siswa kelas XII dilakukan pada hari yang sama. Pada hari itu, siswa kelas XII datang ke sekolah untuk melakukan cap 3 jari ijazah, sehingga proses pengambilan data uji coba untuk siswa kelas XII dilakukan setelah mereka melakukan proses cap 3 jari.

Untuk penelitian dengan subjek mahasiswa semester 2 dan 4, peneliti meminta mahasiswa tersebut untuk mengisi angket ketika jam kuliah berakhir dan mahasiswa sudah keluar dari kelas. Dari hasil analisis aitem yang telah dilakukan maka akan didapatkan aitem yang layak untuk digunakan dalam alat ukur penelitian.

d. Hasil Uji Coba Alat Ukur 1. Uji Validitas

Validitas merupakan sejauh mana ketepatan dan kecermatan skala dalam memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan tujuan pengukuran dan sejauh mana skala tersebut mampu mengukur atribut yang dirancang untuk mengukurnya (Azwar, 2008). Dari hasil pengujian alat ukur yang telah dilakukan diketahui bahwa:

(6)

36 a. Skala kepribadian kompetitif

Skala kepribadian kompetitif terdiri dari 26 aitem. Hasil analisis menunjukaan bahwa terdapat 12 aitem yang gugur dari keseluruhan aitem. Sehingga total dari aitem yang valid berjumlah 14 aitem. Semua aitem pernyataan yang sahih mempunyai nilai korelasi berkisar antara 0.258 dan 0.678, distribusi aitem sahih dan gugur skala kepribadian kompetitif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Aitem Skala Kepribadian Kompetitif Setelah Uji Coba Aspek Butir Favorable Butir Unfavorable

Nomor Jumlah Nomor Jumlah

1. Kebutuhan untuk bersaing dan menang 1, 4, 7, 12, 21 5 3, 6, 13, 18, 20 5 2. Meningkatkan nilai diri dengan manipulasi, agresifitas, dan eksploitasi

8, 9, 11 3 24 1

Total 8 6

Dari tabel distribusi diatas, aitem pernyataan yang gugur dalam uji coba skala kepribadian kompetitif adalah aitem nomor 2, 5, 10, 14, 15, 16, 17, 19, 22, 23, 25, dan 26. Aitem-aitem tersebut kemudian dikeluarkan dari model dan ditabulasi kembali sehingga jumlah aitem yang dipakai dalam penelitian sebanyak 14 aitem.

(7)

37 b. Skala Mengemudi Agresif

Skala mengemudi agresif terdiri dari 10 aitem yang dikembangkan dari 2 komponen mengemudi agresif. Hasil analisis aitem menunjukkan 7 aitem yang dapat dinyatakan valid dan 3 aitem yang gugur. Semua aitem yang valid mempunyai korelasi bekisar antara 0.291-0.604. distribusi aitem yang dapat digunakan dalam skala mengemudi agresif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Distribusi aitem skala mengemudi agresif setelah uji coba

Aspek Butir Favorable

Nomor Jumlah

1. Konflik dalam perilaku 3, 5, 6, 7, 4

2. Kecepatan 4, 8, 9 3

Total 7

Dari tabel distribusi di atas, diketahui bahwa terdapat 3 aitem pernyataan yang gugur yaitu aitem nomor 1,2, dan 10. Aitem-aitem tersebut kemudian dikeluarkan dari model dan ditabulasi kembali sehingga jumlah aitem yang dipakai dalam penelitian sebanyak 7 aitem.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu prosedur pengukuran. Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya stabilitas skor yang didapatkan. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki nilai reliabel jika instrumen tersebut dipakai 2 kali pengukuran

(8)

38

atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil pengukuran yang relatif konsisten (Azwar, 2008).

Koefisien relibilitas berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas yaitu 1,00 atau mendekati 1,00 maka semakin baik reliabilitas alat ukur yang digunakan. Sebaliknya, jika koefisien yang mendekati 0 berarti reliabilitas alat ukur tersebut semakin rendah.

Hasil uji reliabilitas skala kepribadian kompetitif diperoleh koefisien alpha (α) sebesar 0.819. Hasil uji reliabilitas skala mengemudi agresif diperoleh koefisisen alpha (α) sebesar 0.708. Nilai koefisien alpha kedua skala tersebut menunjukkan tingkat keandalan skala atau reliabel.

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Sebelum mengambil data penelitian di sekolah, peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah. Peneliti menemui pegawai bagian kurikulum dan guru BK di SMAN 2 Ngaglik untuk meminta izin dan mencari informasi terkait sekolah tersebut. Setelah mendapat persetujuan dari pihak sekolah, peneliti menetapkan tanggal diselenggarakannya penelitian.

Pengambilan data penelitian untuk subjek siswa SMA dilakukan selama 1 hari, yaitu pada hari Senin tanggal 3 Agustus 2015 pukul 11.00-11.30 WIB. Pengambilan data penelitian dilakukan di ruang kelas XI IPA 2. Proses persiapan pelaksanaan penelitian dibantu oleh guru BK. Peneliti memasuki kelas dan membagikan angket. Bersamaan dengan pembagian angket, peneliti memberikan

(9)

39

instruksi cara pengisian angket kepada siswa-siswa. Selama dalam pelaksanaan penelitian tidak ada masalah yang cukup berarti dan proses penelitian dapat berjalan dengan baik.

Peneliti juga melakukan pengambilan data di kampus Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada hari Selasa, tanggal 30 Juni 2015 pukul 14.00-15.00. Peneliti memberikan angket kepada subjek dan menjelaskan instruksi cara pengisian angket. Selama proses ini juga tidak ada masalah yang cukup berarti dan proses pengambilan data berjalan dengan baik.

C. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh peneliti dari pengambilan data pada hari Selasa tanggal 30 Juni 2015 dan hari Senin tanggal 3 Agustus 2015 direkapitulasi ke dalam bentuk tabel tabulasi data. Sebelum melakukan analisis dengan teknik analisis korelasi product moment Spearman rho, peneliti terlebih dahulu melakukan kategorisasi, uji normalitas sebaran data dan uji linieritas hubungan sebagai prasyarat analisis statistik non-parametrik.

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Gambaran umum mengenai subjek penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari skala yang disebarkan yaitu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan jumlah 80 subjek dengan rentang usia 16-20 tahun. Subjek

(10)

40

merupakan siswa-siswi SMAN 2 Ngaglik dan mahasiswa Universitas Islam Indonesia.

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data variabel pada penelitian ini peneliti mengelompokkan skor skala kepribadian kompetitif dan perilaku mengemudi agresif berdasarkan jawaban responden menjadi lima kategorisasi yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu kedalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan variabel yang diukur (Azwar, 2008).

Berdasarkan analisis deskriptif data penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

Deskripsi Statistik

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kepribadian

Kompetitif. 80 29.00 23.00 52.00 37.78 4.935 Mengemudi

Agresif. 80 21.00 7.00 28.00 16.70 4.557

Dari tabel diatas menunjukkan jumlah pengukuran yang dilakukan (N) sebesar 80 subjek dengan nilai minimum, maksimum, range, rata-rata (Mean) dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel diatas.

Selain analisis deskriptif, didapati pula norma deskripsi data penelitian yang dapat memberikan informasi tambahan mengenai gambaran keadaan distribusi. Hasil data tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

(11)

41 Tabel 4.4

Kategori Norma Percentil

Percentil Kategorisasi X < P20 Sangat Rendah P20 ≤ X < P40 Rendah P40 ≤ X < P60 Sedang P60 ≤ X ≤ P80 Tinggi X > P80 Sangat Tinggi

Tabel diatas merupakan tabel kategori norma percentil yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.5

Rumus Kategorisasi Rumus Nilai Kepribadian Kompetitif

Kategorisasi Rumus Nilai

Mengemudi Agresif X < P34 Sangat Rendah X < P12,2 P34 ≤ X < P37 Rendah P12,2 ≤ X < P15,4 P37 ≤ X < P39,6 Sedang P15,4 ≤ X < P18 P39,6 ≤ X ≤ P42 Tinggi P18 ≤ X ≤ P20 X > P42 Sangat Tinggi X > P20

Tabel diatas merupakan rumus kategorisasi yang digunakan untuk mengetahui jumlah atau frekuensi dari masing-masing kategori.

Tabel 4.6

Norma Data Penelitian Nilai Kepribadian Kompetitif Kategorisasi Nilai Mengemudi Agresif % Frekuensi Frekuensi % 17,5% 14 Sangat Rendah 16 20% 21,25% 17 Rendah 16 20% 21,25% 17 Sedang 14 17,5% 23,75% 19 Tinggi 20 25% 16,25% 13 Sangat Tinggi 14 17,5% 100% 80 Total 80 100%

(12)

42

Berdasarkan hasil pengkategorisasian di atas maka dapat disimpulkan sebagian besar subjek yang diteliti memiliki nilai kepribadian kompetitif pada kategorisasi tinggi yaitu sebesar 19 frekuensi atau 23,75%. Pada nilai mengemudi agresif sebagian besar subjek termasuk pada kategori tinggi yaitu sebesar 20 frekuensi atau 25%.

3. Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisis data dengan menggunakan correlation product moment Spearman rho, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Hal tersebut dilakukan agar penarikan kesimpulan tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. a. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi sebaran data skor subjek pada suatu variabel yang dianalisis. Dalam uji normalitas kaidah uji signifikansi yang digunakan adalah jika p >0.05, maka tidak ada perbedaan sebaran skor subjek sampel penelitian dan sebaran skor subjek pada populasi dapat dikatakan normal.

Tabel 4.7 Uji Normalitas

Variabel KS-Z p Normalitas

Kepribadian Kompetitif 0,868 0.438 Normal Mengemudi Agresif 0,561 0.911 Normal

(13)

43

Hasil uji normalitas didapat dengan menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov test. Dari data tersebut didapat hasil sebaran skor kepribadian kompetitif KS-Z sebesar 0,868 dan skor p sebesar 0.438 (p>0.05) yang berarti menunjukkan sebaran normal. Sedangkan skor mengemudi agresif KS-Z yang didapat sebesar 0,561 dan skor p sebesar 0,911 (p>0.05) yang menunjukkan bahwa sebaran normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui bagaimana dua variabel yang akan dianalisis dengan statistik korelasional menunjukkan hubungan yang linier atau tidak (Priyatno, 2010).

Untuk menguji linieritas antara variabel kepribadian kompetitif dengan variabel mengemudi agresif maka peneliti menggunakan kaidah jika p<0.05 maka hubungan antara kedua variabel dapat dinyatakan linier dan jika p>0.05 maka hubungan antara kedua variabel tidak dapat dinyatakan linier atau tidak linier.

Tabel 4.8 Uji Linieritas Variabel F p Linieritas Kepribadian Kompetitif 3,233 0,077 Tidak Linier Mengemudi Agresif

Hasil uji linieritas hubungan antara variabel kepribadian kompetitif dengan variabel mengemudi agresif menunjukkan bahwa skor F sebesar 3,233 dan skor p sebesar 0.077 (p>0.05) yang berarti bahwa tidak ada

(14)

44

hubungan linier atau tidak membentuk garis lurus antara variabel kepribadian kompetitif dengan variabel mengemudi agresif.

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara kepribadian kompetitif dengan perilaku mengemudi agresif pada remaja. Hasil analisis correlation product moment Spearman rho menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah (r)=0.276 dengan p=0.007 (p<0.05) yang memiliki arti bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, yaitu ada hubungan positif antara kepribadian kompetitif dengan perilaku mengemudi agresif pada remaja. Artinya, semakin tinggi kepribadian kompetitif yang dimiliki oleh remaja, maka semakin tinggi perilaku mengemudi agresifnya.

Tabel 4.9 Uji Korelasi Variabel R p Keterangan Kepribadian Kompetitif 0.276 0,076 0.007 signifikan Mengemudi Agresif 5. Analisis Tambahan

Analisis tambahan dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi informasi dalam penelitian ini. Analisis tambahan yang dilakukan peneliti adalah menguji ada atau tidaknya perbedaan perilaku mengemudi agresif pada responden laki-laki dan perempuan dan menguji ada atau tidaknya perbedaan kepribadian kompetitif pada responden laki-laki dan perempuan. Analisis tambahan ini dilakukan dengan menggunakan independent sample t-test. Berdasarkan hasil yang didapatkan, diketahui bahwa tidak ada perbedaan

(15)

45

perilaku mengemudi agresif antara laki-laki dan perempuan atau homogen. Hal ini diketahui dari hasil analisis dengan nilai signifikansi sebesar 0,523. Sebab signifikansi yang bernilai diatas 0,05 memiliki arti bahwa data tersebut homogen atau tidak ditemukan adanya perbedaan. Berdasarkan hasil analisis tambahan, pada kepribadian kompetitif juga memberikan hasil bahwa tidak ada perbedaan kepribadian kompetitif antara laki-laki dan perempuan atau homogen. Hal ini diketahui dari hasil analisis dengan nilai signifikansi sebesar 0,961 (>0,05). Dari hasil uji korelasi juga didapatkan hasil sumbangan efektif kepribadian kompetitif terhadap mengemudi agresif yaitu sebesar 7,6 %.

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu ada hubungan yang positif antara kepribadian kompetitif dengan perilaku mengemudi agresif pada remaja. Hal tersebut telah ditunjukkan melalui uji hipotesis yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu skor koefisien korelasi (r) sebesar 0.276 dengan nilai p sebesar 0.007 (p<0.05). Dengan skor tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi kepribadian kompetitif yang dimiliki remaja maka semakin tinggi perilaku mengemudi agresifnya.

Hal tersebut dapat diterangkan pula oleh Blanchard, 2000 (dalam Gurda, 2012) ketika melakukan pengukuran psikometris pada Larson’s Driver Stress Profile, dimana salah satu faktor yang memprediksi perilaku agresif saat mengemudi yaitu karena persaingan atau kompetisi. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu kemarahan, ketidaksabaran, dan hukuman. Selama

(16)

46

mengemudi didasarkan pada prinsip-prinsip kerjasama dalam interaksi sosial, terlibat dalam perilaku yang kompetitif ketika mengemudi dapat menyebabkan pola mengemudi yang dianggap agresif.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Houston (2003) ketika melakukan pembuatan alat ukur Aggressive Driving Behavior Scale (ADBS). Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa perilaku mengemudi agresif berkorelasi positif dengan permusuhan, pemikiran agresif ketika mengemudi, dan salah satunya yaitu dengan kepribadian kompetitif. Dalam hal mengemudi, seseorang yang memiliki kepribadian kompetitif akan meningkatkan kecepatan kendaraannya dengan tujuan agar kendaraan lain tidak dapat mendahuluinya karena seseorang yang memiliki kepribadian kompetitif cenderung menganggap orang atau pengendara lain sebagai pesaingnya. Selain itu, seseorang yang memiliki kepribadian kompetitif akan selalu berusaha meningkatkan nilai diri yang dimilikinya dengan melakukan manipulasi, agresifitas, dan eksploitasi. Dalam mengemudi, mereka cenderung melakukan perilaku-perilaku yang berguna untuk meningkatkan nilai diri yang dimiliki kepada orang lain yaitu dengan sengaja menekan rem ketika mobil lain mengikuti terlalu dekat, membuat gerak-gerik kasar terhadap pengemudi lain ketika mereka melakukan sesuatu yang tidak kita sukai, membunyikan klakson ketika pengemudi lain melakukan sesuatu yang tidak pantas atau dengan mempercepat ketika mobil lain mencoba untuk menyalip.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mengemudi agresif menurut Tasca (2000) yaitu karena usia dan jenis kelamin, anonimitas, faktor sosial, gaya hidup, tingkah laku, faktor lingkungan, dan kepribadian. Grey, dkk. (1989)

(17)

47

melaporkan bahwa faktor kepribadian telah diidentifikasi berhubungan dengan kecelakaan kendaraan yaitu karena agresi tingkat tinggi dan permusuhan, kurang kepedulian terhadap orang lain, sikap pengemudi yang tidak baik, mengemudi untuk pelepasan emosional, impulsif, dan mengambil resiko, serta salah satunya karena daya saing atau kompetisi (dalam Tasca, 2000).

Naatanen and Summala (Shinar, 2005) mengatakan bahwa motif utama yang berkaitan dengan kecepatan dan keselamatan juga dipengaruhi oleh motivasi tambahan seperti aggressiveness, sensation seeking, dan competitiveness. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ali (2010), mengemudi dalam kondisi tidak aman dan liar merupakan contoh dari tindakan mengemudi agresif yang dapat dikaitkan dengan faktor personal pengemudi yaitu kemampuan, pengetahuan, keterampilan, stres, dan motivasi. Mengemudi dalam kondisi tidak aman dan liar yang dimaksud yaitu tidak memperhatikan keselamatan dan kecepatan kendaraan.

Horney, 1936 (Ryckman, Hammer, Kazor dan Gold, 1990) menyebutkan dua aspek dalam kepribadian kompetitif yaitu kebutuhan untuk bersaing dan menang, serta meningkatkan nilai diri dengan manipulasi, agresifitas dan eksploitasi. Individu dengan kepribadian kompetitif yang tinggi akan berusaha untuk bersaing dan selalu memenangkan sesuatu serta berusaha menghindari kekalahan. Mereka menjadikan hal tersebut sebagai suatu kebutuhan yaitu untuk meningkatkan tingkat keberhargaan diri dalam diri mereka. Ketika mengemudi, mereka melihat pengemudi lain sebagai pesaing dan berusaha untuk menghindari kekalalahan dengan cara apapun untuk meningkatkan keberhargaan diri mereka.

(18)

48

Upaya untuk menghindari kekalahan tersebut tidak jarang dilakukan dengan tindakan-tindakan yang bersifat agresif, manipulatif ataupun eksploitasi.

Dalam melakukan penelitian ini, masih terdapat beberapa kekurangan yaitu dalam penentuan kriteria subjek penelitian, dimana subjek penelitian bersifat umum atau tidak dikhususkan kepada remaja yang memiliki perilaku mengemudi agresif saja. Selain itu juga terdapat social desirability dari kalimat alat ukur yang berisi pernyataan-pernyataan yang menunjuk pada kondisi subjek, sehingga terdapat kecenderungan subjek untuk memenuhi harapan-harapan sosial dalam mengisi skala dan dapat mempengaruhi hasil penelitian. Kedua kekurangan tersebut menyebabkan cukup banyak aitem yang gugur saat tryout.

Gambar

Tabel  diatas  merupakan  tabel  kategori  norma  percentil  yang  digunakan  dalam penelitian ini
Tabel 4.7  Uji Normalitas
Tabel 4.8  Uji Linieritas  Variabel  F  p  Linieritas  Kepribadian Kompetitif  3,233  0,077  Tidak Linier  Mengemudi Agresif
Tabel 4.9  Uji Korelasi  Variabel  R  r²  p  Keterangan  Kepribadian Kompetitif  0.276  0,076  0.007  signifikan  Mengemudi Agresif  5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis kepentingan kelima opsi strategi terkait pembatas potensi stock SDI dalam mendukung kondisi sumberdaya dan lingkungan yang baik... Hasil analisis kepentingan

Jasa Pemasaran TBS dan Angkutan Perolehan SHU pada jasa pemasaran TBS dan angkutan diperoleh dari pendapatan tanaman kelapa sawit yang dimiliki oleh anggota KUD

3) Peserta didik mengamati, melihat, mendengar tentang materi taktik dan strategi permainan (pola menyerang dan bertahan) salah satu permainan bola besar melalui permainan

Program-program dan kerja sama yang dibuat oleh Matahari Department Store merupakan bentuk dari relationship oriented promotion untuk menciptakan loyalitas konsumen

Klasifikasi adalah suatu proses untuk mengelompokkan sejumlah data ke dalam kelas-kelas tertentu yang sudah diberikan berdasarkan kesamaan sifat dan pola yang terdapat dalam

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran

Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu, untuk mengetahui eksistensi grup musik Gurindam Lamo dalam melestarikan seni tradisi tari balanse madam dan musik gamad di Kota

jelaskan bahwa berkurangnya jumlah buah karena pengaruh genangan disebabkan karena berkurangnya total bahan kering tanaman sebagai akibat rendahnya efisiensi peng- gunaan