• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PILATES EXERCISE TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN BOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PILATES EXERCISE TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN BOLA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN PILATES EXERCISE TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN BOLA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata I pada Jurusan Fisioterapi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

RODYTA RATNASARI J 120 151 081

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH PEMBERIAN PILATES EXERCISE TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN BOLA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Abstrak

Pada olahraga sepak bola dibutuhkan beberapa komponen yang menunjang kualitas dan prestasi pemainnya. Salah satunya adalah flexibilitas otot

Hamstring sehingga dapat mengurangi tingkat cidera pada pemainnya. Hal

tersebut dapat ditingkatkan dengan menggunakan latihan Pilates Exercise.Untuk mengetahui ada pengaruh pemberian Pilates Exercise terhadap fleksibilitas otot

hamstring pada pemain bola. Dapat meningkatkan flexibilitas otot Hamstring

pemain sepak bola dengan menggunakan Pilates Exercise. Jenis penelitian yang digunakan quasi eksperimen, dengan desain Two Group Pretest-Posttest Design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 22 sampel. Sampel diberikan perlakuan core stability exercise dengan metode pilates exercise untuk kelompok perlakuan dan core stability exercise untuk kelompok kontrol, di lakukan selama 4 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Analisis statistik menggunakan Wilcoxon test untuk uji pengaruh dan uji Mann -

Whitney Test untuk uji beda pengaruh. Alat ukur Sit and Reach Test untuk

flexibilitas otot dan Leg Dynamometer untuk MMT tungkai. Setelah dilakukan uji Wilcoxon Test ada pengaruh pemberian pilates exercise terhadap flexibilitas otot hamstring dengan p-value 0,03. Terdapat beda pengaruh antara pilates

exercise dengan core stability exercise terhadap flexibilitas otot hamstring

setelah dilakukan uji Mann - Whitney Test diperoleh p-value 0,000. Ada pengaruh pemberian Pilates Exercise terhadap fleksibilitas otot hamstring pada pemain bola.

Kata Kunci: Pemain Sepakbola, Fleksibilitas otot Hamstring, Pilates Exercise Abstract

In the sport of football takes several components that support the quality and achievements of its players. One is the Hamstring muscle flexibility so as to reduce the level of injury to the players. This can be improved by using Pilates exercise. To determine the effect of Pilates exercise to the flexibility of the hamstring muscle in a football player. Hamstring muscles to increase the flexibility of soccer players using the Pilates exercise. This type of study is a quasi-experimental research, design Two group pretest-posttest design. The number of samples in this study of 22 samples. Samples were given treatment Pilates exercise method for the treatment and core stability exercise for the control group, did during the 4-week frequency of exercise three times a week. Statistical analysis using the Wilcoxon test to test the influence and Mann - Whitney Test to test different influences. Measuring tools Sit and Reach Test for

(6)

flexibility in the muscles and limbs Leg Dynamometer for MMT. After Wilcoxon Test No effect of Pilates exercise of the flexibility of the hamstring muscles with a p-value of 0.03. There is a difference between the effect of core stability exercise with Pilates method of exercise with core stability exercise the flexibility of the hamstring muscles after Mann - Whitney Test p-value of 0.000 was obtained. There is the effect of the Pilates exercises to the flexibility of the hamstring muscle in a football player.

Keywords: Soccer Players, muscle Hamstring Flexibility, Pilates Exercise 1. PENDAHULUAN

Dalam Undang–Undang Nomor 3 Tahun 2005 disebutkan bahwa olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial (Mutohir dkk., 2011). Menurut Giriwijoyo (2013) olahraga adalah budaya manusia, artinya tidak dapat disebut ada kegiatan olahraga apabila tidak ada faktor manusia yang berperan secara ragawi/pribadi melakukan aktivitas olahraga itu. Ada banyak cabang olahraga di Indonesia, salah satunya yaitu cabang olahraga sepak bola. Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang umumnya terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing–masing beranggotakan 11 (sebelas) orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan.

Sepak bola tidak hanya sekedar olahraga tetapi juga mempunyai tujuan salah satunya untuk memperoleh suatu prestasi. Prestasi dapat dicapai dengan latihan-latihan yang sudah terprogram dengan sistematis dan dilakukan secara terus-menerus serta perlu adanya metode latihan yang tepat. Selain itu, para pemain sepak bola juga harus mempunyai keterampilan dan fleksibiltas otot yang bagus sehingga para pemainnya mempunyai performance dan endurance yang optimal serta tidak mudah cidera. Kualitas keterampilan teknik dasar pemain sepak bola sangat mempengaruhi performance para pemainnya. Pada olahraga sepak bola sangat diperlukan fleksibilitas otot yang baik pada setiap pemainnya. Fleksibilitas adalah kemampuan suatu jaringan atau otot untuk memanjang semaksimal mungkin, sehingga tubuh dapat bergerak dengan lingkup gerak sendi yang penuh, tanpa disertai rasa nyeri (Wismanto, 2011). Ditinjau dari beberapa latihan yang bisa diterapkan untuk meningkatkan fleksibilitas otot penulis memilih untuk

(7)

memberikan bentuk latihan berupa pilates exercise. Pilates adalah salah satu bentuk latihan gerak tubuh (olahraga) yang dikembangkan oleh Joseph Pilates.

Pada penelitian ini penulis memilih pilates exercise untuk meningkatkan fleksibilitas otot karena selain dapat meningkatkan endurance, pilates juga dapat membuat otot menjadi flexible dan pada komponen faktor yang mempengaruhi kualitas teknik dasar pemain bola salah satunya adalah kelenturan (flexibility). Disini penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian latihan pilates

exercise dalam peningkatan fleksibilitas.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan Quasi

Experiment dengan desain penelitian “Two Groups Pre test and Post test design”.

Penelitian ini menggunakan dua kelompok. Kelompok perlakuan diberi pilates

exercise dan kelompok kontrol diberi core stability excercise. Adapun populasi data

penelitian ini adalah atlet/pemain PSCS Cilacap sebanyak 22 orang yang akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Waktu Penelitian dilakukan selama 1 bulan yang dimulai pada bulan Oktober 2016. Dilakukan 3x dalam seminggu dengan intensitas waktu 1jam setiap latihan. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dengan metode simple

random sampling.

Fleksibilitas adalah kemampuan suatu jaringan atau otot untuk mengulur dan kembali ke bentuk semula. Fleksibilitas hamstring yang baik ditunjukkan dengan kemampuan otot hamstring untuk berkontraksi secara concentric dan excentric secara maksimal. Fleksibilitas dapat ditingkatkan dengan latihan pilates. Pilates exercise adalah salah satu bentuk latihan yang didalamnya memberikan bentuk latihan dengan adanya peregangan/stretching dan penguatan/strengthening pada bagian core antar

pelvis, abdominal dan vertebra dengan tujuan untuk membantu menstabilkan posisi

tubuh baik diam ataupun bergerak (Bryde dan Lincoln, 2009). Fleksibilitas dapat diukur dengan menggunakan Sit and Reach Test dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan latihan dan dilaksanakan di stadion wijayakusuma pada pemain PSCS Cilacap. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pilates

(8)

exercise terhadap fleksibilitas otot hamstring digunakan uji Wilcoxon test karena data

tidak berdistribusi normal dengan nilai signifikan jika p<0,05 maka Ha diterima dan

p>0,05 maka Ha ditolak.Sedangkan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol digunakan uji Mann-Whitney test karena data tidak berdistribusi normal dengan nilai signifikan jika p<0,05 maka Ha diterima dan p>0,05 maka Ha ditolak.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Sit and Reach Test

Jenis Kelamin

Bagus sekali

Bagus Sedang Cukup Kurang

Pria + 21 + 17 + 11 + 5 - 2

Tabel 1 Nilai Sit and Reach Test Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Sit and Reach Test

Kelompok Pre Post

Jumlah Persentase Jumlah Presentase

Bagus sekali 7 63,3 % 7 63,6 %

Bagus 3 27,2 % 4 36,3 %

Cukup 1 9,0 % 0 0 %

Sedang 0 0 % 0 0 %

Kurang 0 0% 0 0 %

Tabel 2 Nilai Sit and Reach Test Kelompok Perlakuan

Kelompok Pre Post

Jumlah Persentase Jumlah Presentase

Bagus sekali 4 36,3 % 2 18,1 %

Bagus 5 45,4 % 5 45,4 %

Cukup 1 9,0 % 3 27,2 %

Sedang 1 9,0 % 1 9,0 %

Kurang 0 0% 0 0 %

Tabel 3 Nilai Sit and Reach Test Kelompok Kontrol

Jumlah responden penelitian sebanyak 22 orang responden dan semuanya berjenis kelamin laki-laki. Pada kelompok 1 hasil pre test untuk kelompok bagus sekali sebanyak 7 orang (63,6%), kelompok bagus sebanyak 3 orang (27,2%), kelompok sedang sebanyak 1 orang (9,0%), sedangkan untuk kelompok cukup dan kurang tidak ada (0%). Hasil post test untuk kelompok bagus sekali sebanyak 7 orang (63,6%), kelompok bagus sebanyak 4 orang (36,3%), sedangkan untuk kelompok sedang, cukup dan kurang tidak ada (0%).

(9)

Pada kelompok 2 hasil pre test untuk kelompok bagus sekali sebanyak 4 orang (36,3%), kelompok bagus sebanyak 5 orang (45,4%), kelompok sedang sebanyak 1 orang (9,0%), kelompok cukup 1 orang (9,0%) sedangkan untuk kelompok kurang tidak ada (0%). Hasil post test untuk kelompok bagus sekali sebanyak 2 orang (18,1%), kelompok bagus sebanyak 5 orang (45,4%), kelompok sedang sebanyak 3 orang (27,2%), kelompok cukup 1 orang (9,0%) sedangkan untuk kelompok kurang tidak ada (0%).

3.2 Analisis Data

Uji

P-Value

Kesimpulan

Kelompok perlakuan Kelompok kontrol

Pre-Post

testSAR 0,03 0,024 Ha diterima

Tabel 4 Hasil Uji Wilcoxon Test Kelompok perlakuan dan Kelompok kontrol

Berdasarkan tabel 4 melalui uji wilcoxon test dapat diketahui pengaruh pilates

exercise terhadap fleksibilitas otot hamstring pada kelompok perlakuan diperoleh p-value sebesar 0,03 dimana jika p < 0,05 maka ha diterima dan untuk kelompok

kontrol diperoleh p-value sebesar 0,024 dimana jika p < 0,05 maka ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pilates exercise memiliki pengaruh terhadap fleksibilitas otot hamstring berdasarkan sit and reach test.

Uji P-Value Kesimpulan

Pre-Post testSAR 0,000 Ha diterima

Tabel 5 Hasil uji Mann-Whitney Test Kelompok perlakuan dan Kelompok kontrol Berdasarkan tabel 5 dengan menggunakan uji mann-whitney test pada kelompok 1 dan kelompok 2 didapatkan p-value sebesar 0,000 dimana p < 0,05 maka ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring berdasarkan sit

and reach test.

3.3 Pembahasan

Latihan pilates dilakukan selama 4 minggu dengan dosis latihan 3x seminggu dan intensitas waktunya 1jam/sesi. Pada pemain bola fleksibiltas otot hamstring sangat diperlukan karena pada permainan sepak bola itu sendiri terdapat

(10)

gerakan-gerakan yang menggunakan otot hamstring baik pada saat menendang bola maupun pada saat berlari. Pada saat menendang bola, pemain bola akan melakukan gerakan flexi hip dan extensi knee serta pada saat berlari otot aka bekerja secara

excentric. Pada penelitian sebelumnya, ditemukan jelas bahwa latihan pilates telah

meningkatkan fleksibilitas hamstringserta hasilnya menunjukkan bahwa latihan

pilates dapat berhasil dimasukkan dalam program pelatihan fleksibilitas untuk

meningkatkan fleksibilitas hamstring sepakbola (Chinnavan dkk., 2015). Pada saat akan terjadi peningkatan kerjasama atau koordinasi intermuscular antara grup otot yang berbeda sehingga terjadi peningkatan efisiensi gerakan koordinasi yang terjadi pada 2 – 3 minggu pertama setelah latihan rutin. Kemudian dihasilkan berupa meningkatnya kerjasama serabut otot untuk memproduksi tenaga perubahan ini terjadi selama 4-6 minggu latihan (Kartiyana, 2015). Latihan pilates memiliki fokus pada latihan strengthening dan stretching pada otot–otot penegak tubuh pada punggung, perut dan pantat untuk membangun penyangga tubuh yang kuat saat digunakan menggerakkan seluruh tubuh (Hoffman, 2006). Latihan pilates yang berfokus pada penguluran (stretching) dapat meningkatan fleksibilitas otot. Adapun gerakan pilates yang dipakai saat penelitian yaitu chest lift, neck pull, spine

stretch forward, single straight-leg stretch (hamstring pull), rest position, one leg circle (leg circle), one leg stretch (single leg stretch), dan saw. Dari delapan

gerakan tersebut terdapat unsur strenthening dan stretching, dimana latihan tersebut dilakukan secara aktif.chest lift, pada gerakan ini hanya terdapat unsur

strengthening saja, yang berfungsi untuk menguatakan otot–otot daerah perut serta

sebagai awal gerakan pilates pada penelitian ini. Neck pull, spine stretch forward,

single straight – leg stretch (hamstring pull), one leg circle (leg circle), one leg stretch (single leg stretch)dan saw, gerakan ini terdapat unsur stretching dimana

pada saat gerakan tersebut akan terjadi penguluran otot hamstring secara aktif. Jika suatu otot terulur dengan intensitas waktu yang sangat cepat makan muscle spindle berkontraksi untuk menghantarkan rangsangan serabut afferent primer yang menimbulkan ketegangan otot meningkat, sedangkan jika otot terulur secara perlahan maka Golgi Tendon Organ (GTO) menyebabkan sarkomer memanjang. Adanya kontraksi isotonik akan membantu menggerakkan stretching reseptor dari

(11)

11

5

muscle spindle untuk mengulur panjang otot secara maksimal dengan cepat. GTO

akan menghambat terjadinya ketegangan otot bila otot sudah terulur secara maksimal sehingga otot dapat dengan mudah dipanjangkan. Ini sebabnya mengapa dengan penguluran otot dapat meningkatkan fleksibilitas pada otot tersebut. Adanya 2 unsur tersebut, strengtheningdan stretching, otot menjadi lebih flexible sehingga tidak mudah cidera (Wismanto, 2011).

Perbedaan hasil yang didapatkan dari kedua kelompok, antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dikarenakan kelompok perlakuan mendapatkan latihan pilates excercise, dimana pada latihan tersebut terdapat latihan strengthening dan stretching yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas pada otot, sedangkan pada kelompok kontrol hanya diberikan latihan core stability excercise saja dan hanya berupa gerakan plank dan side plank dimana didalam gerakan tersebut hanya terdapat latihan untuk strengthening sehingga tidak berpengaruh terhadap fleksibilitas otot. Hal ini berkaitan dengan pemberian latihan pada kelompok kontrol dimana peningkatan dinilai berdasarkan adanya perunahan dalam hubungan antara panjang dan hubungan (Chinnavan, 2015).

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya, yaitu Keterbatasan waktu karena pada saat penelitian juga sedang berlangsung Liga sehingga peneliti tidak dapat memaksimalkan waktu yang ada serta objek peneliti yaitu para pemain professional yang sudah terlatih sehingga perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan karena otot-otot para atlet tersebut sudah bagus dan sudah terlatih.

4. PENUTUP

Kesimpulan dari hasil penelitian adalah pilates exercise memiliki pengaruh yang positif terhadap fleksibilitas otot hamstring pada pemain sepak bola. Serta beberapa saran yang dapat penulis sampaikan untuk responden agar selalu meningkatkan latihan untuk fleksibilitas otot tidak hanya untuk endurance saja karena otot yang fleksibilitasnya tinggi dapat mengurangi cidera, sedangkan untuk rekan-rekan fisioterapis agar dapat meningkatkan pengetahuan sehingga penanganan cidera dapat tertangani dengan tepat dan benar terutama pada

6 7

(12)

12

penanganan cidera untuk atlet yang sedang bertanding sehingga atlet tersebut masih dapat melanjutkan pertandingan sampai selesai.

PERSANTUNAN

Puji syukur kepada Allah SWT yang selama ini telah menuntunku dan memberikan jalan untuk menuju akhir yang indah, memberiku kesehatan sehingga Dyta dapat menyeleseaikan Skripsi ini tepat waktu.Papah mamah Dyta tercinta “Akp. Edy Sukartono dan Tri Baroroh P” yang selalu kasih dukungan, doa yang tiada hentinya, nasehat, dan kasih sayang yang tidak akan pernah tergantikan sampai akhir hayat. Maaf kalo Dyta suka mengeluh suka nyusahin papah mamah. Adik Dyta tersayang “Kharisma Intan C”. Makasih ya udah bantuin aku, mau nemenin aku ke lapangan. Buat kamu “Candra Wahyudianto” makasih buat support, doa, dan bawelnya.Tim PSCS, baik pemain, pelatih, terapis, dan management PSCS banyak – banyak terimakasih untuk bantuannya, kerjasamanya, support dan doanya. Pembimbing skripsi yang selalu sabar Bapak Wijianto S,St.Ft, M.Or, terimakasih sudah sabar membimbing saya pak. Temen – temen susah seneng bareng – bareng, Vivi, Hana, dan Agil, makasih sudah selalu ada dari awal hingga akhir kuliah. Temen – temen angkatan “Fisioterapi Transfer 2015 UMS” terimakasih sudah menjadi teman yang baik selama kuliah semoga kelak tidak saling melupakan. Buat semua dosen-dosen FIK UMS terimakasih sudah membimbing. Terimakasih sahabat yang di “Bandung dan Cilacap” karena kalian selalu tau caranya buat aku ketawa. Dan segenap keluarga besar Dyta yang slalu kasih support dan doa (kel.Cilacap, Kel. Magelang, dan Kel. Gianyar). Terimakasih buat temen-temen kos “Jelita”.

DAFTAR PUSTAKA

Brydendan Lincoln. 2009. Stability Ball Exercise. Stability Ball Ecourse. http://www.fitnesstrainingforlife.comdiakses 30 Mei 2016

Chinnavan, E., Gopaladhas, S., danKaikondan, P. 2015. Effectiveness Of Pilates In Improving Hamstring Flexibility Of Football Players, Bangladesh Journal Of

(13)

Giriwijoyo, S. Dan Sidik,D. Z. 2013.Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hoffman, J. 2006. Norms for Fitness, Performance, and Health; Human Kinetic, United

State of America, hal. 41, 106-107.

Kartiyana, T. 2015. PerbedaanPengaruhLatihan Pilates Dengan LatihanCore Stability TerhadapKeseimbanganDitinjau Dari Jenis Kelamin.Tesis.

Mutohir, T. C., Muhyi, M., dan Fenanlampir, A. 2011. Berkarakter dengan

Berolahraga Berolahraga dengan Berkarakter. Surabaya: Sport Media.

Wismanto. 2011. PelatihanMetode Active Isolated Streching Lebih Efektif Daripada Contract Relax Stretching Dalam Meningkatkan Flexibilitas Otot Hamstring

Gambar

Tabel 1 Nilai Sit and Reach Test  Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Sit and Reach Test

Referensi

Dokumen terkait

When you start typing a JavaScript command in the command line, then Firebug shows you a list of code suggestions as shown in the following screenshot:...

No.6 Tahun 2014 tentang Desa, bahwa Camat atau yang disebut dengan nama lain mempunyai tugas, kewenangan dan kewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan

Berdasarkan penelitian tentang variasi kesesuaian klinis pada dimensi lengkung dan bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah antara berbagai tipe wajah terdapat perbedaan

Kalau dibandingkan faktor yang mempengaruhi validitas bukti dalam pemeriksaan pajak dengan faktor yang mempengaruhi reliabilitas bukti dalam

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh komunitas TMC Group dalam memasarkan produknya, mengetahui

Di dalam skripsi ini penulis menguraikan bagaimana pemikiran tokoh Sutan Sjahrir dan Peran Sutan Sjahrir dalam dinamika perpolitikan Indonesia, Sutan Sjahrir memiliki sebuah

Maksud dari penulisan projek akhir II ini antara lain guna membuat prototype alat ukur ketinggian tempat dari permukaan air laut berdasarkan tekanan udara dari berbagai macam

makanan kecil tersebut di warung itu. Jadi warga belajar dapat saling menguntungkan satu sama lain. Namun tidak hanya pada pembuatan makanan kecil saja ada juga beberapa