• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Karakteristik Bitumen Asbuton Butir Untuk Campuran Beraspal Panas - Furqon Affandi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Karakteristik Bitumen Asbuton Butir Untuk Campuran Beraspal Panas - Furqon Affandi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK BITUMEN ASBUTON BUTIR

KARAKTERISTIK BITUMEN ASBUTON BUTIR

UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

Furqon Affandi Furqon Affandi

Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Jl. A.H. Nasution 264 Bandung 40294 Jl. A.H. Nasution 264 Bandung 40294

furqon_a@yahoo.com furqon_a@yahoo.com

Diterima

Diterima :: 66 NopemberNopember 2008;2008; DisetujuiDisetujui :: 1919 NopemberNopember 20082008

 RINGKASAN  RINGKASAN

 Indonesia

 Indonesia saat saat ini ini masih masih melakukan melakukan import import asphalt asphalt dari dari beberapa beberapa negara negara lainlain guna memenuhi kebutuhan aspal bagi pembangunan dan pemeliharaan jalan guna memenuhi kebutuhan aspal bagi pembangunan dan pemeliharaan jalan setiap tahunnya. Sementara itu di pulau Buton, provinsi Sulawesi Tenggara setiap tahunnya. Sementara itu di pulau Buton, provinsi Sulawesi Tenggara terdapat aspal alam yang dikenal dengan asbuton yang sudah diproduksi sejak terdapat aspal alam yang dikenal dengan asbuton yang sudah diproduksi sejak tahun 1926. Produk asbuton sampai tahun 1987 berupa asbuton butir tahun 1926. Produk asbuton sampai tahun 1987 berupa asbuton butir konvensional dengan ukuran butir maksimum 12,5 mm, dimana kinerja perkerasan konvensional dengan ukuran butir maksimum 12,5 mm, dimana kinerja perkerasan  yang menggunakan

 yang menggunakan asbuton butir asbuton butir konvensioanal ini konvensioanal ini kurang memuaskan, kurang memuaskan, sehinggasehingga tahun 1987 produksi Asbuton praktis terhenti. Pada awal tahun 1990 sampai tahun 1987 produksi Asbuton praktis terhenti. Pada awal tahun 1990 sampai sekarang diproduksi lagi asbuton butir yang mempunyai ukuran butir maksimum sekarang diproduksi lagi asbuton butir yang mempunyai ukuran butir maksimum lebih kecil, dengan pengiriman yang dikemas dalam karung plastik tahan air, lebih kecil, dengan pengiriman yang dikemas dalam karung plastik tahan air, yangyang digunkan untuk campuran beraspal panas maupun dingin. Tulisan ini menguraikan digunkan untuk campuran beraspal panas maupun dingin. Tulisan ini menguraikan hasil pengka

hasil pengkajian di ljian di laboratorium aboratorium tentang karakttentang karakteristik bitumeristik bitumen en asbuton basbuton butirutir untuk campuran beraspal panas, ditinjau dari fungsinya bitumen asbuton butir untuk campuran beraspal panas, ditinjau dari fungsinya bitumen asbuton butir dalam campuran, bentuk keruntuhan benda

dalam campuran, bentuk keruntuhan benda uji campuran beraspal dengan asbutonuji campuran beraspal dengan asbuton butir dengan alat uji Marshall, analisa gradasi agregat akibat dari penambahan butir dengan alat uji Marshall, analisa gradasi agregat akibat dari penambahan asbuton butir dalam campuran dan analisa durability dengan metoda Cantabrian. asbuton butir dalam campuran dan analisa durability dengan metoda Cantabrian.  Hasil

 Hasil percobaan percobaan dan dan pengkajian pengkajian menunjukkan menunjukkan bitumen bitumen yang yang ada ada dalam dalam asbutonasbuton butir sangat sulit untuk memisahkan diri dari mineralnya, sehingga tidak bisa butir sangat sulit untuk memisahkan diri dari mineralnya, sehingga tidak bisa menyelimuti dan mengikat antar agregat yang ada. Dari percobaan kelarutan menyelimuti dan mengikat antar agregat yang ada. Dari percobaan kelarutan bitumen asbuton butir dengan minyak tanah yang dipanaskan pada 90ºC selama bitumen asbuton butir dengan minyak tanah yang dipanaskan pada 90ºC selama satu jam, hanya sekitar 55% bitumennya yang larut. Dengan demikian bitumen satu jam, hanya sekitar 55% bitumennya yang larut. Dengan demikian bitumen asbuton butir tersebut tidak bisa bekerja efektif pada campuran beraspal asbuton butir tersebut tidak bisa bekerja efektif pada campuran beraspal sebagaimana halnya aspal keras.Hal ini ditunjukkan oleh bentuk keruntuhan sebagaimana halnya aspal keras.Hal ini ditunjukkan oleh bentuk keruntuhan campuran beraspal dengan asbuton butir pada pengujian stabilitas dengan alat campuran beraspal dengan asbuton butir pada pengujian stabilitas dengan alat  Marshall

 Marshall yang yang terbelah terbelah menjadi menjadi dua dua bagian. bagian. Hal Hal ini ini mempengaruhi mempengaruhi kinerjakinerja campuran beraspal dan perkerasan tersebut dan perlu segera diatasi diantaranya campuran beraspal dan perkerasan tersebut dan perlu segera diatasi diantaranya melalui penggunaan produk asbuton ekstraksi, agar kinerja campuran beraspal melalui penggunaan produk asbuton ekstraksi, agar kinerja campuran beraspal dengan asbuton lebih baik serta pemanfaatan kekayaan alam berupa asbuton dengan asbuton lebih baik serta pemanfaatan kekayaan alam berupa asbuton lebih efektif.

lebih efektif.  Kata Kunci:

 Kata Kunci: Asbuton Asbuton butir, butir, Campuran Campuran beraspal, beraspal, Pengujian Pengujian Marshall, Marshall, Ekstraksi,Ekstraksi, Stabilitas

(2)

SUMMARY SUMMARY  Indonesia

 Indonesia has has imported imported asphalt asphalt from from other other countries countries to to meet meet the the need need for for roadroad construction and annual maintenance. Meanwhile in Buton Island, Southeast construction and annual maintenance. Meanwhile in Buton Island, Southeast Sulawesi Province, there is natural asphalt known as asbuton that has been Sulawesi Province, there is natural asphalt known as asbuton that has been  produced

 produced since since 1926. 1926. Asbuton Asbuton was was produced produced in in convensional convensional granular granular asbutonasbuton with maximum

with maximum granular sizgranular size of 12.5 mm e of 12.5 mm since 1987. since 1987. In that case, pIn that case, pavementavement  performance

 performance using using convensional convensional granular granular asbuton asbuton was was unsatisfactorunsatisfactory, y, itsits  production was practically ceased in 1987. In the early 1990 granular asbuton has  production was practically ceased in 1987. In the early 1990 granular asbuton has been reproduced in a smaller granular size, packed in the water proved plastic bag been reproduced in a smaller granular size, packed in the water proved plastic bag it was used either in the hot or cold asphalt mixes. This paper describes the it was used either in the hot or cold asphalt mixes. This paper describes the laboratory research result on the properties of granular asbuton for hot mix in laboratory research result on the properties of granular asbuton for hot mix in terms of the function of granular asbuton in the mixture. The failure of asphalt mix terms of the function of granular asbuton in the mixture. The failure of asphalt mix specimen with granular asbuton using Marshall test, the analysis of aggregate specimen with granular asbuton using Marshall test, the analysis of aggregate gradation resulted from granular asbuton addition in the mixture,

gradation resulted from granular asbuton addition in the mixture, material loosingmaterial loosing by Cantabrian Method were also xamined. The experiments show that the bitumen by Cantabrian Method were also xamined. The experiments show that the bitumen in granular asbuton is difficult to separate from its mineral so it cannot coat and in granular asbuton is difficult to separate from its mineral so it cannot coat and bind the aggregates. The solubility experiment of granular asbuton using kerosene bind the aggregates. The solubility experiment of granular asbuton using kerosene heated 90

heated 90ooC for one hour, only about 55% of bitumen was dissolved. Therefore,C for one hour, only about 55% of bitumen was dissolved. Therefore, asbuton bitumen is functionally ineffective in asphalt mixture as petroleum asbuton bitumen is functionally ineffective in asphalt mixture as petroleum bitumen. Consequently, it influences the performance of asphalt mix and bitumen. Consequently, it influences the performance of asphalt mix and  pavements.

 pavements. It is It is proved that proved that the bituminous mix the bituminous mix failure using granular failure using granular asbuton inasbuton in marshall test was

marshall test was splitted into two parsplitted into two parts. Considering the abots. Considering the above result, asbutonve result, asbuton extraction gra

extraction granular of anular of asbuton sbuton should be should be developed and developed and will be appwill be applied forlied for achieving bet

achieving better performanter performance of asphace of asphalt mix anlt mix and for d for effective utileffective utilization ofization of asbuton.

asbuton.  Key

 Key Words Words :: granular asbuton, bituminous mixes, Marshall test, extraction,granular asbuton, bituminous mixes, Marshall test, extraction, stability

stability

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Pada saat saat ini Indonesia Pada saat saat ini Indonesia masih melakukan impor aspal masih melakukan impor aspal minyak dalam jumlah yang cukup minyak dalam jumlah yang cukup banyak pertahunnya dari beberapa banyak pertahunnya dari beberapa negara lain guna memenuhi negara lain guna memenuhi

kebutuhan aspal dalam

kebutuhan aspal dalam

melaksanakan pembangunan serta melaksanakan pembangunan serta pemeliharaan jalan. Hal ini pemeliharaan jalan. Hal ini dikarenakan produksi aspal minyak dikarenakan produksi aspal minyak yang dihasilkan dari dalam negeri yang dihasilkan dari dalam negeri masih jauh dari jumlah yang masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan, yaitu hanya sekitar dibutuhkan, yaitu hanya sekitar

(3)

600.000 ton pertahunnya atau 600.000 ton pertahunnya atau sekitar 50% dari kebutuhan sekitar 50% dari kebutuhan nasional.

nasional.

Untuk memenuhi kebutuhan Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan pembangunan dan pemeliharaan  jalan

 jalan tersebut, tersebut, tentunya tentunya perluperlu dilakukan pemanfaatan bahan – dilakukan pemanfaatan bahan – bahan

bahan lain ylain yang tersedang tersedia di ia di dalamdalam negeri, diantaranya ialah negeri, diantaranya ialah pemanfaatan aspal alam yang pemanfaatan aspal alam yang dikenal

dikenal dengan dengan asbuton asbuton (aspal(aspal batu Buton) yang terdapat di batu Buton) yang terdapat di provinsi Sulawesi Tenggara.

provinsi Sulawesi Tenggara.

Di luar negeri aspal alam ini Di luar negeri aspal alam ini sejak lama telah digunakan untuk sejak lama telah digunakan untuk keperluan pembangunan jalan keperluan pembangunan jalan seperti di Trinidad , di Perancis seperti di Trinidad , di Perancis dan Italy (O’Flaherty; 1988). Di dan Italy (O’Flaherty; 1988). Di

Indonesia asbuton yang

Indonesia asbuton yang

merupakan aspal alam yang merupakan aspal alam yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara terdapat dalam jumlah Tenggara terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Beberapa yang cukup besar. Beberapa sumber mengatakan bahwa deposit sumber mengatakan bahwa deposit  Asbuton

 Asbuton itu itu mencapai mencapai sekitar sekitar 200200  juta

 juta ton, ton, bahkan bahkan ada ada yangyang memperkirakan deposit nya itu memperkirakan deposit nya itu sampai 600 juta ton, yang telah sampai 600 juta ton, yang telah diexplorasi sejak tahun 1924 dan diexplorasi sejak tahun 1924 dan dimanfaatkan untuk konstruksi dimanfaatkan untuk konstruksi perkerasan jalan sejak tahun 1926 perkerasan jalan sejak tahun 1926 semasa pemerintahan Belanda. semasa pemerintahan Belanda.

Sampai tahun 1987 asbuton Sampai tahun 1987 asbuton butir konvensional, yaitu berupa butir konvensional, yaitu berupa butiran asbuton dengan ukulan butiran asbuton dengan ukulan butir maksimum 12,5 mm dan butir maksimum 12,5 mm dan dikirim dalam bentuk curah, dikirim dalam bentuk curah, pernah digunakan di Indonesia. pernah digunakan di Indonesia.

Penggunaan utamanya ialah untuk Penggunaan utamanya ialah untuk campuran beraspal dingin, dengan campuran beraspal dingin, dengan  jenis

 jenis campuran campuran yang yang disebutdisebut Lasbutag (Lapis asbuton agregat) Lasbutag (Lapis asbuton agregat) dan Latasbum (Lapis tipis asbuton dan Latasbum (Lapis tipis asbuton murni).

murni).

Sejak Tahun 1987 penggunaan Sejak Tahun 1987 penggunaan asbuton praktis terhenti, dikarenakan asbuton praktis terhenti, dikarenakan banyaknya ketidak berhasilan dari banyaknya ketidak berhasilan dari konstruksi perkerasan yang konstruksi perkerasan yang menggunakan asbuton ini. menggunakan asbuton ini. Ketidakberhasilan ini dikarenakan Ketidakberhasilan ini dikarenakan diantaranya oleh produksi asbuton diantaranya oleh produksi asbuton yang tidak seragam kualitasnya, yang tidak seragam kualitasnya, ukuran butir yang dipandang ukuran butir yang dipandang masih terlalu besar sehingga masih terlalu besar sehingga menyulitkan bahan pelunak untuk menyulitkan bahan pelunak untuk meremajakan aspal yang ada meremajakan aspal yang ada dalam asbuton, serta kadar air dalam asbuton, serta kadar air dalam asbuton yang masih tinggi dalam asbuton yang masih tinggi sebagai akibat pengiriman dalam sebagai akibat pengiriman dalam bentuk curah. Pada awal tahun bentuk curah. Pada awal tahun 1990-an, pengembangan dan 1990-an, pengembangan dan penelitian asbuton terus dilanjutkan, penelitian asbuton terus dilanjutkan, guna mendapatkan produk guna mendapatkan produk asbuton yang bisa menghasilkan asbuton yang bisa menghasilkan campuran beraspal panas yang campuran beraspal panas yang lebih baik dari sebelumnya. lebih baik dari sebelumnya. Beberapa produk yang dihasilkan Beberapa produk yang dihasilkan antara lain ialah asbuton halus, antara lain ialah asbuton halus, mikro asbuton, asbuton butir dan mikro asbuton, asbuton butir dan asbuton yang diekstrak sebagian. asbuton yang diekstrak sebagian. Produk produk tersebut dikirim Produk produk tersebut dikirim dalam kemasan karung plastik dalam kemasan karung plastik yang kedap air dengan kadar yang kedap air dengan kadar aspal yang lebih seragam, aspal yang lebih seragam, sehingga diharapkan kualitas sehingga diharapkan kualitas asbuton ini bisa memberikan asbuton ini bisa memberikan

(4)

campuran beraspal yang kualitasnya campuran beraspal yang kualitasnya lebih baik dari sebelumnya.

lebih baik dari sebelumnya.

Melihat keperluan bahan aspal Melihat keperluan bahan aspal serta program pembangunan jalan serta program pembangunan jalan di Indonesia, pemanfaatan asbuton di Indonesia, pemanfaatan asbuton ini perlu ditingkatkan terus, melaui ini perlu ditingkatkan terus, melaui penelitian dan pengembangan penelitian dan pengembangan produk asbuton maupun produk produk asbuton maupun produk

campuran beraspal agar

campuran beraspal agar

penggunaan asbuton ini betul penggunaan asbuton ini betul betul effektif dan efisien.

betul effektif dan efisien.

KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA  As

 Asbutbuton on dan dan perperkemkembanbangangannyanya  Asbuton

 Asbuton merupakan merupakan bahanbahan alam yang terjadi berjuta juta alam yang terjadi berjuta juta tahun yang lalu. Ada beberapa tahun yang lalu. Ada beberapa pendapat ahli geologi mengenai pendapat ahli geologi mengenai terbentuknya Asbuton di Pulau terbentuknya Asbuton di Pulau Buton ini. Sebagian besar para Buton ini. Sebagian besar para akhli geologi berpendapat bahwa akhli geologi berpendapat bahwa terjadinya asbuton berawal dari terjadinya asbuton berawal dari adanya minyak bumi yang adanya minyak bumi yang kemudian terdestilasi secara kemudian terdestilasi secara alamiah karena adanya intrusi alamiah karena adanya intrusi magma. Bagian - bagian yang magma. Bagian - bagian yang ringan dari minyak bumi telah ringan dari minyak bumi telah menguap, residu yang berupa menguap, residu yang berupa bitumen

bitumen terdesak terdesak mengisi mengisi lapisanlapisan batuan yang ada disekitarnya batuan yang ada disekitarnya melalui patahan dan rekahan melalui patahan dan rekahan (Qomar; 1996). Sebagaimana yang (Qomar; 1996). Sebagaimana yang kita

kita lihat lihat sekarang sekarang asbuton asbuton ituitu berupa lapisan lapisan yang terdiri berupa lapisan lapisan yang terdiri dari aspal dan butiran mineral dari aspal dan butiran mineral

yang sudah menyatu sekali. Bila yang sudah menyatu sekali. Bila lapisan itu digali kemudian didapat lapisan itu digali kemudian didapat bongkahan bongkahan asbuton maka bongkahan bongkahan asbuton maka asbuton itu tetap merupakan asbuton itu tetap merupakan kesatuan antara bitumen dan kesatuan antara bitumen dan butiran butiran mineral tersebut, butiran butiran mineral tersebut, bahkan bila dihancurkan sampai bahkan bila dihancurkan sampai ukuran yang kecil pun tetap ukuran yang kecil pun tetap bitumen dan butiran mineral bitumen dan butiran mineral tersebut masih tetap menyatu. tersebut masih tetap menyatu. Proporsi bitumen dan mineral Proporsi bitumen dan mineral pada asbuton ini berkisar sekitar pada asbuton ini berkisar sekitar 15% - 30% aspal dan mineral 15% - 30% aspal dan mineral sekitar 85% sampai 70%.

sekitar 85% sampai 70%.

Secara umum asbuton itu bisa Secara umum asbuton itu bisa dibedakan atas dua wilayah besar, dibedakan atas dua wilayah besar, yaitu dari Kabungka yang ditandai yaitu dari Kabungka yang ditandai dengan sifatnya yang cukup keras dengan sifatnya yang cukup keras dibandingkan dengan asbuton dibandingkan dengan asbuton yang berasal dari Lawele yang yang berasal dari Lawele yang mempounyai sifat yang lebih mempounyai sifat yang lebih lunak. Perbedaan ini disebabkan lunak. Perbedaan ini disebabkan oleh sifat bitumen yang oleh sifat bitumen yang dikandungnya, dimana bitumen dikandungnya, dimana bitumen yang ada pada deposit Kabungka yang ada pada deposit Kabungka mempunyai nilai penetrasi yang mempunyai nilai penetrasi yang keras < 10 dmm dibanding keras < 10 dmm dibanding dengan aspal yang berasal dari dengan aspal yang berasal dari Lawele dengan nilai penetrasinya Lawele dengan nilai penetrasinya bisa mencapai 30 dmm bahkan bisa mencapai 30 dmm bahkan lebih.

lebih.

 Asbuton

 Asbuton yang yang pertama pertama tamatama dipergunakan sejak jaman Belanda dipergunakan sejak jaman Belanda ialah Asbuton dari Kabungka, ialah Asbuton dari Kabungka, dikarenakan fasilitas jalan dan dikarenakan fasilitas jalan dan pelabuhan yang telah tersedia pelabuhan yang telah tersedia serta asbuton dari daerah tersebut serta asbuton dari daerah tersebut

(5)

lebih mudah dipecah dalam proses lebih mudah dipecah dalam proses produksinya.

produksinya.

Pada waktu waktu yang lalu Pada waktu waktu yang lalu sampai tahun 1987 an, untuk sampai tahun 1987 an, untuk campuran beraspal dengan campuran beraspal dengan asbuton butir konvensional ini, asbuton butir konvensional ini, seperti Lasbutag dan Latasbum seperti Lasbutag dan Latasbum digunakan bahan peremaja antara digunakan bahan peremaja antara lain Minyak bakar atau

lain Minyak bakar atau Flux Oil Flux Oil  (Departemen Pekerjaan Umum; (Departemen Pekerjaan Umum;

(1),(2) (1),(2)

; 1983) yang dimaksudkan ; 1983) yang dimaksudkan

untuk melunakkan serta

untuk melunakkan serta

meremajakan sifat sifat aspal meremajakan sifat sifat aspal tersebut.

tersebut. Namun Namun hal hal ini ini sangatsangat sulit dicapai, dimana peremaja sulit dicapai, dimana peremaja berupa minyak bakar (

berupa minyak bakar (Bunker Oil Bunker Oil )) tidak bisa melepaskan bitumen dan tidak bisa melepaskan bitumen dan kemudian

kemudian menjaganya menjaganya agar agar tetaptetap lunak. Diperlukan waktu 254 hari lunak. Diperlukan waktu 254 hari bagi bahan peremaja jenis minyak bagi bahan peremaja jenis minyak bakar untuk bisa mencapai bakar untuk bisa mencapai bitumen asbuton dalam butiran, bitumen asbuton dalam butiran, dan sebagai konsekwensinya tidak dan sebagai konsekwensinya tidak tercapainya campuran beraspal tercapainya campuran beraspal yang baik (Akotto, 1996). Begitu yang baik (Akotto, 1996). Begitu  juga

 juga kesulitan kesulitan serupa serupa disampaikandisampaikan oleh Purwadi dalam laporan yang oleh Purwadi dalam laporan yang disampaikan oleh Akoto

disampaikan oleh Akoto , ,  sehingga  sehingga Purwadi menyarankan untuk Purwadi menyarankan untuk dipergunakan bahan peremaja dipergunakan bahan peremaja yang lebih encer lagi.

yang lebih encer lagi.

Berdasarkan pengalaman Berdasarkan pengalaman pengalaman pada tahun tahun pengalaman pada tahun tahun sebelumnya, pada awal tahun sebelumnya, pada awal tahun 1990-an, pengembangan produksi 1990-an, pengembangan produksi asbuton berjalan kembali, dan asbuton berjalan kembali, dan dihasilkan beberapa jenis produk dihasilkan beberapa jenis produk asbuton yang pada dasarnya asbuton yang pada dasarnya

terbagi dalam dua bagian besar. terbagi dalam dua bagian besar. Bagian yang pertama merupakan Bagian yang pertama merupakan produk asbuton butir, tetapi produk asbuton butir, tetapi dengan ukuran butir yang lebih dengan ukuran butir yang lebih kecil dari ukuran butir asbuton kecil dari ukuran butir asbuton konvensional, diantaranya ialah konvensional, diantaranya ialah asbuton halus, asbuton mikro asbuton halus, asbuton mikro dengan usuran butir maksimum dengan usuran butir maksimum nya

nya 4,75 4,75 mm, mm, 600 600 µm µm (James;(James; 1996), dan Buton Granular Asphalt 1996), dan Buton Granular Asphalt dengan ukuran butir maksimumnya dengan ukuran butir maksimumnya 2,36 mm (Departemen Pekerjaan 2,36 mm (Departemen Pekerjaan Umum

Umum(3)(3); 2005), yang dikirim; 2005), yang dikirim dalam kemasan plastik yang tahan dalam kemasan plastik yang tahan air, sehingga pengaruh air bisa air, sehingga pengaruh air bisa dihindari.

dihindari. Dengan Dengan ukuran ukuran butirbutir yang lebih kecil, diharapkan yang lebih kecil, diharapkan butiran asbuton akan lebih butiran asbuton akan lebih tersebar secara merata dalam tersebar secara merata dalam campuran beraspal serta bahan campuran beraspal serta bahan peremaja akan lebih mudah peremaja akan lebih mudah masuk dan melunakkan bitumen masuk dan melunakkan bitumen yang ada dalam asbuton dan yang ada dalam asbuton dan kemudian bisa meningkatkan kemudian bisa meningkatkan kinerja dari campuran beraspal kinerja dari campuran beraspal tersebut. Begitu juga halnya tersebut. Begitu juga halnya dengan pengiriman dalam kantong dengan pengiriman dalam kantong plastik tahan air,

plastik tahan air, agar bahanagar bahan

peremaja sewaktu akan

peremaja sewaktu akan

melunakkan

melunakkan aspal aspal yang yang ada ada padapada asbuton tidak terhalangi oleh asbuton tidak terhalangi oleh lapisan air yang ada, sehingga lapisan air yang ada, sehingga diharapkan bahan peremaja akan diharapkan bahan peremaja akan bekerja lebih efektif lagi.

bekerja lebih efektif lagi.

Jenis yang kedua dari produk Jenis yang kedua dari produk asbuton ini, ialah asbuton hasil asbuton ini, ialah asbuton hasil ekstraksi, dimana asbuton diproses ekstraksi, dimana asbuton diproses melalui pemisahan antara bitumen melalui pemisahan antara bitumen

(6)

dan mineralnya, yang selanjutnya dan mineralnya, yang selanjutnya sebagian dari kandungan mineral sebagian dari kandungan mineral ini dibuang, sehingga tinggal ini dibuang, sehingga tinggal asbuton yang masih mengandung asbuton yang masih mengandung mineral yang lebih sedikit dari mineral yang lebih sedikit dari aslinya.

aslinya. Produk Produk jenis jenis ini, ini, yangyang umum dihasilkan mempunyai umum dihasilkan mempunyai perbandingan antara aspal dan perbandingan antara aspal dan mineralnya sekitar 60% bitumen mineralnya sekitar 60% bitumen dan 40% mineral.

dan 40% mineral.

Campuran Beraspal Panas. Campuran Beraspal Panas.

Campuran beraspal panas Campuran beraspal panas merupakan campuran antara merupakan campuran antara agregat dengan gradasi tertentu agregat dengan gradasi tertentu yang dipanaskan terlebih dahulu yang dipanaskan terlebih dahulu dengan aspal pada kadar tertentu dengan aspal pada kadar tertentu yang juga dipanaskan pada suhu yang juga dipanaskan pada suhu tertentu, diaduk, dihampar dan tertentu, diaduk, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu dipadatkan pada suhu tertentu untuk

untuk mendapatkan mendapatkan perkerasanperkerasan yang baik.

yang baik.

Kadar aspal didapat dari Kadar aspal didapat dari percobaan Marshall, namun percobaan Marshall, namun sebagai pendekatan bisa sebagai pendekatan bisa digunakan rumus sebagai berikut digunakan rumus sebagai berikut (Asphalt Institute MS No 2; 1993). (Asphalt Institute MS No 2; 1993). P = 0,035 a + 0,045 b + K c + F P = 0,035 a + 0,045 b + K c + F ……… (1) ……… (1) Dimana Dimana

P = Perkiraan kadar aspal P = Perkiraan kadar aspal terhadap campuran , persen terhadap campuran , persen berat terhadap campuran berat terhadap campuran a = persen agregat tertahan a = persen agregat tertahan

saringan 2,36 mm saringan 2,36 mm

b = persen agregat lolos saringan b = persen agregat lolos saringan 2,36 mm dan tertahan 2,36 mm dan tertahan saringan 0,075 mm

saringan 0,075 mm c =

c = persen persen agregat agregat lolos lolos saringansaringan 0,075 mm

0,075 mm

K = 0,15 untuk agregat lolos K = 0,15 untuk agregat lolos saringan 0,075 mm antara saringan 0,075 mm antara 11 – 15 persen.

11 – 15 persen.

0,18 untuk agregat lolos 0,18 untuk agregat lolos saringan 0,075 mm antara 6 saringan 0,075 mm antara 6  – 10 persen

 – 10 persen

0,20 untuk agregat lolos 0,20 untuk agregat lolos saringan 0,075 mm kurang saringan 0,075 mm kurang dari 5 persen dari 5 persen F = 0 – 2,0 persen, didasarkan F = 0 – 2,0 persen, didasarkan pada tinggi rendahnya pada tinggi rendahnya penyerapan agregat. Dalam penyerapan agregat. Dalam keadaan data tidak ada bisa keadaan data tidak ada bisa dipergunakan nilai 0,7.

dipergunakan nilai 0,7.

Umumnya aspal yang

Umumnya aspal yang

dipergunakan untuk ini ialah aspal dipergunakan untuk ini ialah aspal minyak yang merupakan hasil minyak yang merupakan hasil residu dari proses penyulingan residu dari proses penyulingan minyak bumi. Aspal minyak ini minyak bumi. Aspal minyak ini akan menyelimuti seluruh butiran akan menyelimuti seluruh butiran agregat serta berfungsi sebagai agregat serta berfungsi sebagai perekat antar agregat sekaligus perekat antar agregat sekaligus mengisi rongga yang ada antar mengisi rongga yang ada antar agregat sehingga campuran akan agregat sehingga campuran akan lebih awet. Pemanasan aspal lebih awet. Pemanasan aspal tersebut dimaksudkan untuk tersebut dimaksudkan untuk memudahkan penyelimutan agregat memudahkan penyelimutan agregat oleh aspal serta memudahkan oleh aspal serta memudahkan pemadatan campuran beraspal di pemadatan campuran beraspal di lapangan, sehingga dikenal suhu lapangan, sehingga dikenal suhu pencampuran dan suhu pemadatan. pencampuran dan suhu pemadatan. Suhu pencampuran dan pemadatan Suhu pencampuran dan pemadatan

(7)

tergantung pada grade aspal yang tergantung pada grade aspal yang dipergunakan, tetapi yang menjadi dipergunakan, tetapi yang menjadi pegangan ialah viskositas aspal pegangan ialah viskositas aspal tersebut, dimana suhu untuk tersebut, dimana suhu untuk pencampuran ialah suhu yang pencampuran ialah suhu yang memberikan viskositas aspal memberikan viskositas aspal antara 170 ± 20 centistokes antara 170 ± 20 centistokes kinematic (cst), sedangkan kinematic (cst), sedangkan viskositas untuk pemadatan antara viskositas untuk pemadatan antara 250 ± 30 cst. (Asphalt Institute, 250 ± 30 cst. (Asphalt Institute, MS No 2; 1993)

MS No 2; 1993)

Hal lain yang disyaratkan pada Hal lain yang disyaratkan pada aspal ialah kelekatanya terhadap aspal ialah kelekatanya terhadap agregat, dimana tidak boleh agregat, dimana tidak boleh kurang dari 95% (Spesifikasi kurang dari 95% (Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Umum Bidang Jalan dan Jembatan ,

, April April 2005) 2005) Kadar Kadar aspal aspal yangyang sesungguhnya dari campuran sesungguhnya dari campuran beraspal ditentukan berdasarkan beraspal ditentukan berdasarkan

metoda Marshall dengan

metoda Marshall dengan

memasukkan faktor faktor lain memasukkan faktor faktor lain seperti stabilitas, kelelehan (

seperti stabilitas, kelelehan (flow flow ),), rongga dalam campuran, rongga rongga dalam campuran, rongga terisi aspal. Agar aspal dalam terisi aspal. Agar aspal dalam campuran bekerja efektif, maka campuran bekerja efektif, maka disyaratkan penyerapan air disyaratkan penyerapan air terhadap agregat tidak lebih dari terhadap agregat tidak lebih dari 3% (Departemen Pekerjaan 3% (Departemen Pekerjaan Umum

Umum(3)(3);2005).;2005).  Agregat

 Agregat pada pada campurancampuran beraspal mempunyai statu gradasi beraspal mempunyai statu gradasi tertentu, dimana gradasi ini tertentu, dimana gradasi ini

menggambarkan pembagian

menggambarkan pembagian

ukuran butir sesuai yang diinginkan, ukuran butir sesuai yang diinginkan, tetapi

tetapi untuk untuk kepraktisakepraktisan n dandan

kemudahan pembagian ukuran kemudahan pembagian ukuran butir ini didasarkan pada butir ini didasarkan pada presentase berat suatu agregat presentase berat suatu agregat pada ukuran tertentu. Hal ini pada ukuran tertentu. Hal ini sudah umum dengan catatan sudah umum dengan catatan agregat tersebut mempunyai berat agregat tersebut mempunyai berat  jenis

 jenis yang yang seragam, seragam, tetapi tetapi bilabila berat jenis antara fraksi agregat berat jenis antara fraksi agregat satu dengan yang lainnya berbeda satu dengan yang lainnya berbeda lebih dari 0,2 maka pada gradasi lebih dari 0,2 maka pada gradasi tersebut harus dilakukan koreksi. tersebut harus dilakukan koreksi. (Asphalt Institute; MS No 2; (Asphalt Institute; MS No 2; 1993).

1993).

Pada saat ini salah satu jenis Pada saat ini salah satu jenis asbuton yang dipergunakan untuk asbuton yang dipergunakan untuk campuran beraspal ialah Asbuton campuran beraspal ialah Asbuton butir dengan ukuran butir butir dengan ukuran butir maksimum

maksimum 2,36 2,36 mm mm yang yang terbagiterbagi atas tiga tipe berdasarkan nilai atas tiga tipe berdasarkan nilai penetrasi dan kandungan penetrasi dan kandungan bitumennya, sebagaimana terlihat bitumennya, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.

pada Tabel 1.

Persyaratan gradasi gabungan Persyaratan gradasi gabungan dari agregat, mineral asbuton dari agregat, mineral asbuton serta bahan pengisi (bila serta bahan pengisi (bila diperlukan) diperlihatkan pada diperlukan) diperlihatkan pada Tabel 2. (Puslitbang Jalan dan Tabel 2. (Puslitbang Jalan dan Jembatan; 2007). Disini berarti Jembatan; 2007). Disini berarti bahwa mineral yang ada pada bahwa mineral yang ada pada butiran asbuton, bisa melepaskan butiran asbuton, bisa melepaskan diri dari aspal dan bercampur diri dari aspal dan bercampur dengan agregat, sebagaimana dengan agregat, sebagaimana halnya pada campuran beraspal halnya pada campuran beraspal panas tanpa asbuton.

(8)

Tabel 1. Tabel 1.

Sifat sifat asbuton butir yang disyaratkan Sifat sifat asbuton butir yang disyaratkan Pada Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Pada Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Sifat

Sifat - - sifat sifat asbuton asbuton butir butir TipeTipe 5/20 5/20 Tipe Tipe 15/20 15/20 Tipe Tipe 15/25 15/25 Kadar

Kadar bitumen bitumen Asbuton Asbuton 18 18 – – 22 22 18 18 – – 22 22 23 23 – – 2727 Ukuran butir asbuton

Ukuran butir asbuton -

- Lolos Lolos saringan saringan No No 8 8 ( ( 2,36 2,36 mm) mm) % % 100 100 100 100 100100 -

- Lolos Lolos saringan saringan no no 16 16 ( ( 1,18 1,18 mm) mm) % % Min Min 95 95 Min Min 95 95 Min Min 9595 Kadar

Kadar air air % % Maks Maks 2 2 Maks Maks 2 2 Maks Maks 22 Penetrasi

Penetrasi aspal aspal asbuton asbuton pada pada 25 25 °C, °C, 100 100 g, g, 5 5 dtk; dtk; 0,1 0,1 mm mm < < 10 10 10 10 – – 18 18 10 10 – – 1818 Tabel 2.

Tabel 2.

Gradasi Agregat Gabungan Asbuton Campuran Beraspal Panas Gradasi Agregat Gabungan Asbuton Campuran Beraspal Panas Ukuran

Ukuran ayakan ayakan % % Berat Berat LolosLolos (

( mm) mm) AC AC – – WC WC Asb Asb AC AC – – BC BC Asb Asb AC AC –Base –Base AsbAsb

37,5 100 37,5 100 25 25 100 100 90 90 – – 100100 19 19 100 100 90 90 – – 100 100 Maks Maks 9090 12,5 12,5 90 90 – – 100 100 Maks Maks 9090 9,5 9,5 Maks Maks 9090 4,75 4,75 2,36 2,36 28 28 – – 58 58 23 23 – – 49 49 19 19 – – 4545 1,18 1,18 0,60 0,60 0,075 0,075 4 4 – – 10 10 4 4 – – 8 8 3 3 – – 77 Daerah Larangan Daerah Larangan 4,75 4,75 - - - - 39,539,5 2,36 2,36 39,1 39,1 34,6 34,6 26,8 26,8 – – 30,830,8 1,18 1,18 25,6 25,6 – – 31,6 31,6 22,3 22,3 – – 28,3 28,3 18,1 18,1 – – 24,124,1 0,6 0,6 19,1 19,1 – – 23,1 23,1 16,7 16,7 – – 20,7 20,7 13,6 13,6 – – 17,617,6 0,3 0,3 15,5 15,5 13,7 13,7 11,411,4 PERCOBAAN LABORATORIUM PERCOBAAN LABORATORIUM Untuk mengetahui lebih rinci Untuk mengetahui lebih rinci dari konstribusi asbuton butir dari konstribusi asbuton butir untuk campuran beraspal panas untuk campuran beraspal panas dengan asbuton, maka dilakukan dengan asbuton, maka dilakukan beberapa percobaan yang beberapa percobaan yang menyangkut sifat asbuton butir menyangkut sifat asbuton butir dan bitumennya, pelarutan dan bitumennya, pelarutan asbuton butir dengan minyak asbuton butir dengan minyak

tanah, prilaku campuran lepas tanah, prilaku campuran lepas antara agregat dengan asbuton antara agregat dengan asbuton butir, kinerja campuran beraspal butir, kinerja campuran beraspal panas dengan seratus persen panas dengan seratus persen bahan pengikatnya dari bitumen bahan pengikatnya dari bitumen asbuton

asbuton butir, butir, bentuk bentuk keruntuhankeruntuhan campuran beraspal dengan campuran beraspal dengan asbuton butir, ketahanan terhadap asbuton butir, ketahanan terhadap pelepasan butir dengan metoda pelepasan butir dengan metoda Cantabrian. Percobaan tersebut Cantabrian. Percobaan tersebut

(9)

dilakukan juga pada campuran dilakukan juga pada campuran

beraspal panas dengan

beraspal panas dengan

menggunakan aspal keras pen 60. menggunakan aspal keras pen 60. Untuk keperluan tersebut, Untuk keperluan tersebut, telah digunakan asbuton butir telah digunakan asbuton butir yang mempunyai ukuran maksimum yang mempunyai ukuran maksimum 2,36 mm serta penetrasi 17 dmm 2,36 mm serta penetrasi 17 dmm dan kadar bitumen 25%.

dan kadar bitumen 25%.

Sifat asbuton butir yang Sifat asbuton butir yang digunakan pada percobaan ini, digunakan pada percobaan ini, sebagaimana ditunjukkan pada sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3.

Kinerja campuran agregat Kinerja campuran agregat dengan asbuton butir

dengan asbuton butir

Untuk mengetahui pengaruh Untuk mengetahui pengaruh aspal dari asbuton butir terhadap aspal dari asbuton butir terhadap campuran agregat, dilakukan campuran agregat, dilakukan pencampuran asbuton butir pencampuran asbuton butir dengan agregat yang mengacu dengan agregat yang mengacu pada campuran AC – wearing pada campuran AC – wearing seperti yang ditunjukkan pada seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. dimana jumlah asbuton Tabel 2. dimana jumlah asbuton butir sedemikian rupa sehingga butir sedemikian rupa sehingga kadar aspal dalam campuran kadar aspal dalam campuran sebesar 6%.

sebesar 6%.

Gradasi dari agregat terlihat pada Gradasi dari agregat terlihat pada Gambar

Gambar

Tabel 3. Tabel 3.

Sifat bitumen asbuton butir Sifat bitumen asbuton butir Sifat

Sifat asbuton asbuton butir butir Nilai Nilai SatuanSatuan Penetrasi

Penetrasi 17 17 DmmDmm

Kadar

Kadar bitumen bitumen 25 25 %%

Berat

Berat Jenis Jenis 1,93 1,93

--Gambar 1.

Gambar 1. Gradasi agregat campuranGradasi agregat campuran Gr

Gradaadassi Spei Spessifikasi ifikasi AC AC - - WWeearingaring

0.0 0.0 10.0 10.0 20.0 20.0 30.0 30.0 40.0 40.0 50.0 50.0 60.0 60.0 70.0 70.0 80.0 80.0 90.0 90.0 100.0 100.0 Ukuran Saringan (mm) Ukuran Saringan (mm)    P    P  r  r  o  o  s  s   e   e   n   n    L    L  o  o    l    l  o  o  s  s    (    ( 19,0 19,0 12,7 12,7 9, 9,55 4,75 4,75 2,36 2,36 0, 0,66 0, 0,33 0,075 0,075    P    P  r  r  o  o   s   s   e   e   n   n    L    L  o  o    l    l  o  o  s  s    (    (    %    %    )    )

(10)

Kadar aspal yang digunakan Kadar aspal yang digunakan didasarkan pada kadar aspal didasarkan pada kadar aspal perkiraan berdasarkan rumus (1) perkiraan berdasarkan rumus (1) diatas, sehingga didapat kadar diatas, sehingga didapat kadar aspal sebesar 5,9 % yang aspal sebesar 5,9 % yang dibulatkan menjadi 6%.

dibulatkan menjadi 6%.

Jumlah agregat yang

Jumlah agregat yang

digunakan pada pencampuran ini digunakan pada pencampuran ini sebesar 1200 gram, sehingga sebesar 1200 gram, sehingga untuk mencapai kadar aspal untuk mencapai kadar aspal sebesar 6% yang semuanya sebesar 6% yang semuanya didapat dari bitumen asbuton didapat dari bitumen asbuton butir, maka berat asbuton butir butir, maka berat asbuton butir yang ditambahkan sebesar 75.4 yang ditambahkan sebesar 75.4 gram.

gram.

Dari hasil pencampuran secara Dari hasil pencampuran secara panas, dimana agregat dipanaskan panas, dimana agregat dipanaskan sampai 160 ºC, dan kemudian sampai 160 ºC, dan kemudian asbuton dicampurkan dengan asbuton dicampurkan dengan agregat panas tersebut, sambil agregat panas tersebut, sambil diaduk sampai 5 menit dan diaduk sampai 5 menit dan temperatur dijaga pada 150ºC, temperatur dijaga pada 150ºC, terlihat asbuton butir tersebut terlihat asbuton butir tersebut tidak

tidak mencair mencair apalagi apalagi menyelimutimenyelimuti agregat yang ada. Butiran agregat yang ada. Butiran -butiran agregat setelah butiran agregat setelah pengadukan masih tampak tidak pengadukan masih tampak tidak terselimuti. Hal ini menunjukkan terselimuti. Hal ini menunjukkan bahwa asbuton butir tidak bahwa asbuton butir tidak memberikan kontribusi terhadap memberikan kontribusi terhadap pelekatan dengan agregat pada pelekatan dengan agregat pada campuran.

campuran.

Selanjutnya campuran tersebut Selanjutnya campuran tersebut dibentuk menjadi gundukan kecil dibentuk menjadi gundukan kecil dan dibiarkan dalam wadah yang dan dibiarkan dalam wadah yang datar serta dipukul pukul dengan datar serta dipukul pukul dengan

sekop pengaduk agar

sekop pengaduk agar

permukaanya rata dan tidak cepat permukaanya rata dan tidak cepat luruh. Setelah 24 jam dibiarkan luruh. Setelah 24 jam dibiarkan seperti itu, campuran dengan seperti itu, campuran dengan asbuton butir ini digaruk sedikit asbuton butir ini digaruk sedikit saja dengan sekop pengaduk saja dengan sekop pengaduk menjadi lepas kembali karena menjadi lepas kembali karena tidak ada ikatan antara butir tidak ada ikatan antara butir agregat dengan butir agregat agregat dengan butir agregat lainnya. Begitu juga sewaktu lainnya. Begitu juga sewaktu agregat dituangkan dari wadah agregat dituangkan dari wadah tadi

tadi ke ke tempat tempat lainnya, lainnya, campurancampuran tersebut dengan mudah mengalir, tersebut dengan mudah mengalir, seperti terlihat pada Gambar 2. seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2.

Gambar 2. Keadaan campuran Keadaan campuran agregat dengan asbuton butir yang agregat dengan asbuton butir yang

tetap lepas tetap lepas

(11)

Pembuatan jenis campuran yang Pembuatan jenis campuran yang

sama dilakukan dengan

sama dilakukan dengan

menggunakan aspal minyak pen menggunakan aspal minyak pen 60, dimana terlihat semua agregat 60, dimana terlihat semua agregat terselimuti aspal dan setelah terselimuti aspal dan setelah dibiarkan dalam wadah selama 24 dibiarkan dalam wadah selama 24  jam,

 jam, campuran campuran tersebuttersebut mempunyai ikatan yang kuat antar mempunyai ikatan yang kuat antar agregatnya sehingga sewaktu agregatnya sehingga sewaktu hendak dituangkan ke tempat lain, hendak dituangkan ke tempat lain, campuran tetap ditempatnya campuran tetap ditempatnya menjadi satu kesatuan seperti. menjadi satu kesatuan seperti. Hal ini diperlihatkan pada Gambar Hal ini diperlihatkan pada Gambar 3.

3.

Gambar 3.

Gambar 3. Keadaan campuran Keadaan campuran agregat dengan aspal keras, yang agregat dengan aspal keras, yang

tampak terikat tampak terikat

Ini menunjukkan hal yang sangat Ini menunjukkan hal yang sangat penting, karena bitumen pada penting, karena bitumen pada asbuton butir tidak bisa berfungsi asbuton butir tidak bisa berfungsi sebagai pengganti fungsi aspal sebagai pengganti fungsi aspal minyak.

minyak.

Pelarutan bitumen asbuton Pelarutan bitumen asbuton butir dengan minyak tanah butir dengan minyak tanah

Untuk melihat tingkat Untuk melihat tingkat kemudahan atau kesulitan kemudahan atau kesulitan  “pengeluaran”

 “pengeluaran” bitumen bitumen yang yang adaada dalam butiran asbuton, dilakukan dalam butiran asbuton, dilakukan percobaan “pelarutan ”, dimana percobaan “pelarutan ”, dimana asbuton

asbuton butir butir sebanyak sebanyak 500 500 gramgram yang dimasukkan dalam Bekker yang dimasukkan dalam Bekker glass berdiameter 10 cm, glass berdiameter 10 cm, ditambah minyak tanah sehingga ditambah minyak tanah sehingga semua asbuton butir terendam semua asbuton butir terendam oleh

oleh minyak minyak tanah tanah tersebut tersebut dandan permukaan minyak tanah setinggi permukaan minyak tanah setinggi lebih kurang 5 cm dari permukaan lebih kurang 5 cm dari permukaan asbuton butir. Kemudian asbuton asbuton butir. Kemudian asbuton butir dan minyak tanah itu diaduk butir dan minyak tanah itu diaduk dan

dan dipanaskan dipanaskan pada pada temperaturtemperatur 90 °C selama 1 ( satu ) jam, serta 90 °C selama 1 ( satu ) jam, serta selanjutnya adukan asbuton butir selanjutnya adukan asbuton butir dan minyak tanah tersebut dan minyak tanah tersebut dituangkan ke baker glass lain dituangkan ke baker glass lain yang dilengkapi dengan kertas yang dilengkapi dengan kertas saring, seperti terlihat pada saring, seperti terlihat pada Gambar 4. Dari percobaan Gambar 4. Dari percobaan tersebut, ternyata hanya sekitar tersebut, ternyata hanya sekitar 55% bitumen yang ada dalam 55% bitumen yang ada dalam asbuton larut dengan minyak asbuton larut dengan minyak tanah. Hal ini menunjukkan tanah. Hal ini menunjukkan sulitnya aspal yang ada dalam sulitnya aspal yang ada dalam asbuton keluar dari butiran asbuton keluar dari butiran tersebut walaupun sudah di tersebut walaupun sudah di  “larutkan

 “larutkan ” ” dengan dengan cara cara tersebuttersebut diatas. Hal ini menunjukkan pula diatas. Hal ini menunjukkan pula bahwa aspal yang ada dalam bahwa aspal yang ada dalam asabuton sangat sulit dimobilisir asabuton sangat sulit dimobilisir keluar dari butiran mineralnya. keluar dari butiran mineralnya.

(12)

Gambar 4.

Gambar 4. Pengujian kelarutan Pengujian kelarutan bitumen dari asbuton butir bitumen dari asbuton butir

Koreksi gradasi sebagai Koreksi gradasi sebagai pengaruh perbedaan berat pengaruh perbedaan berat  jenis agregat

 jenis agregat

Dikarenakan adanya mineral Dikarenakan adanya mineral pada asbuton butir, maka selama pada asbuton butir, maka selama ini asbuton butir diperhitungkan ini asbuton butir diperhitungkan pada gradasi agregat campuran, pada gradasi agregat campuran, sehingga pengaruh adanya sehingga pengaruh adanya mineral asbuton butir ini akan mineral asbuton butir ini akan merubah bentuk gradasi agregat merubah bentuk gradasi agregat

campuran sebagai mana

campuran sebagai mana

diperlihatkan pada Gambar 5. diperlihatkan pada Gambar 5. Selanjutnya dikarenakan berat Selanjutnya dikarenakan berat  jenis

 jenis mineral mineral asbuton asbuton sekitar sekitar 1,91,9 yang jauh lebih kecil dari nilai yang jauh lebih kecil dari nilai berat jenis agregat pada berat jenis agregat pada umumnya yaitu sekitar 2,6 dan umumnya yaitu sekitar 2,6 dan mineral tidak bisa lepas dari mineral tidak bisa lepas dari asbuton butirnya sendiri, maka asbuton butirnya sendiri, maka gradasi campuran beraspal gradasi campuran beraspal dengan asbuton butir mengalami dengan asbuton butir mengalami perubahan dan koreksi sebagai perubahan dan koreksi sebagai mana terlihat pada Gambar 6. mana terlihat pada Gambar 6.

Gambar 5.

Gambar 5. Gradasi agregat campuran dengan anggapan mineral  Gradasi agregat campuran dengan anggapan mineral asbuton butirasbuton butir bisa terpisah dari butiran asbuton

bisa terpisah dari butiran asbuton

Gra

Gradasi dasi SpesSpes ifikasi. ifikasi. AC AC - - WWeearingaring Dengan Adanya Mineral Asbuton Dengan Adanya Mineral Asbuton

0.0 0.0 10.0 10.0 20.0 20.0 30.0 30.0 40.0 40.0 50.0 50.0 60.0 60.0 70.0 70.0 80.0 80.0 90.0 90.0 100.0 100.0 Ukuran Sa

Ukuran Saringaringan (mn (mm)m)

   P    P  r  r  o  o  s  s   e   e   n   n    L    L  o  o    l    l  o  o  s  s    (    ( 19,0 19,0 12,7 12,7 9, 9,55 4,75 4,75 2,36 2,36 0, 0,66 0, 0,33 0,075 0,075    P    P  r  r  o  o   s   s   e   e   n   n    L    L  o  o    l    l  o  o  s  s    (    (    %    %    )    )

(13)

Gambar 6.

Gambar 6. Gradasi campuran agregat dengan asbuton butir. Gradasi campuran agregat dengan asbuton butir.

Terlihat dari Gambar 1, Gambar 5 Terlihat dari Gambar 1, Gambar 5 dan

dan Gambar Gambar 6 6 terlihat terlihat adanyaadanya perubahan gradasi yang cukup perubahan gradasi yang cukup berarti sekiranya mineral asbuton berarti sekiranya mineral asbuton dianggap sebagai agregat lepas dianggap sebagai agregat lepas dan bila asbuton butir digunakan dan bila asbuton butir digunakan untuk menghitung gradasi untuk menghitung gradasi campuran dengan

campuran dengan memperhitungkamemperhitungkann perbedaan berat jenisnya.

perbedaan berat jenisnya.

Bentuk keruntuhan campuran Bentuk keruntuhan campuran beraspal dengan alat Marshall beraspal dengan alat Marshall Untuk mengetahui bentuk Untuk mengetahui bentuk keruntuhan pada campuran keruntuhan pada campuran beraspal dengan asbuton butir, beraspal dengan asbuton butir, dilakukan pengujian kuat tekan dilakukan pengujian kuat tekan atau stabilitas benda uji dari atau stabilitas benda uji dari campuran beraspal dengan campuran beraspal dengan menggunakan metoda Marshall. menggunakan metoda Marshall. Pembuatan benda uji dilakukan Pembuatan benda uji dilakukan pada dua jenis campuran, yaitu pada dua jenis campuran, yaitu

pertama pada campuran beraspal pertama pada campuran beraspal dengan

dengan asbuton asbuton butir butir dimanadimana bahan pengikatnya seratus persen bahan pengikatnya seratus persen didapat dari bitumen yang ada didapat dari bitumen yang ada dalam asbuton butir yang dalam asbuton butir yang ditambahkan, sedemikian rupa ditambahkan, sedemikian rupa sehingga kadar aspalnya mencapai sehingga kadar aspalnya mencapai 6%. Begitu juga pada campuran 6%. Begitu juga pada campuran lainnya dilakukan hal yang serupa, lainnya dilakukan hal yang serupa, dimana kadar aspalnya sama dimana kadar aspalnya sama dengan yang pertama yaitu 6%, dengan yang pertama yaitu 6%, tetapi aspal yang dipergunakan tetapi aspal yang dipergunakan ialah aspal keras.

ialah aspal keras.

Dari percobaan tersebut, Dari percobaan tersebut, terlihat beberapa hal yang terlihat beberapa hal yang menunjukkan perbedaan yang menunjukkan perbedaan yang sangat berarti :

sangat berarti :

Pertama, benda uji hasil Pertama, benda uji hasil pemadatan dengan alat pemadat pemadatan dengan alat pemadat Marshall pada campuran dengan Marshall pada campuran dengan menggunakan seratus persen menggunakan seratus persen bahan pengikat dari asbuton butir, bahan pengikat dari asbuton butir,

Gr

Gradaadassi i AgreAgregat Camgat Campurpuran an DeDengan ngan MeMempmpeerhitungkanrhitungkan Koreks

Koreks i Dari Dari Bi Butirutiran Asbutonan Asbuton

0.0 0.0 10.0 10.0 20.0 20.0 30.0 30.0 40.0 40.0 50.0 50.0 60.0 60.0 70.0 70.0 80.0 80.0 90.0 90.0 100.0 100.0 Ukuran Sa

Ukuran Saringaringan (mn (mmm))

   P    P  r  r  o  o  s  s   e   e   n   n    L    L  o  o    l    l  o  o  s  s    (    ( 19,0 19,0 12,7 12,7 9 9,5,5 4,75 4,75 2,36 2,36 0 0,6,6 0 0,3,3 0,075 0,075    P    P  r  r  o  o   s   s   e   e   n   n    L    L  o  o    l    l  o  o  s  s    (    (    %    %    )    )

(14)

memperlihatkan kurangnya memperlihatkan kurangnya lekatan yang terjadi, ditandai lekatan yang terjadi, ditandai dengan banyaknya bagian bagian dengan banyaknya bagian bagian campuran tersebut yang lepas, campuran tersebut yang lepas, sedangkan pada campuran sedangkan pada campuran dengan bahan pengikat aspal dengan bahan pengikat aspal minyak hal tersebut tidak terjadi, minyak hal tersebut tidak terjadi, sebagai mana terlihat pada sebagai mana terlihat pada Gambar 7. Hal ini sekali lagi Gambar 7. Hal ini sekali lagi menunjukkan tidak adanya ikatan menunjukkan tidak adanya ikatan yang baik dari bitumen yang ada yang baik dari bitumen yang ada dalam asbuton, dikarenakan dalam asbuton, dikarenakan bitumennya masih terikat dengan bitumennya masih terikat dengan butiranya sendiri.

butiranya sendiri.

Kedua, setelah dilakukan Kedua, setelah dilakukan pengujian kekuatan stabilitas dari pengujian kekuatan stabilitas dari benda uji, bentuk kehancuran dari benda uji, bentuk kehancuran dari benda uji setelah mengalami benda uji setelah mengalami beban maksimum, benda uji beban maksimum, benda uji sedikit menjadi agak lonjong tanpa sedikit menjadi agak lonjong tanpa diikuti belahnya benda uji tersebut diikuti belahnya benda uji tersebut menjadi dua bagian. Pada benda menjadi dua bagian. Pada benda uji dengan bahan pengikat uji dengan bahan pengikat asbuton butir, bentuk kehancuran asbuton butir, bentuk kehancuran benda uji tersebut ialah benda uji benda uji tersebut ialah benda uji terpisah menjadi dua bagian, terpisah menjadi dua bagian, sebagaimana terlihat pada sebagaimana terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8.

Gambar 7.

Gambar 7. Lepasnya campuran Lepasnya campuran setelah pemadatan Marshall setelah pemadatan Marshall

Gambar 8.

Gambar 8. Bentuk kehancuran Bentuk kehancuran benda uji setelah pengujian Marshall benda uji setelah pengujian Marshall

Ketahanan terhadap

Ketahanan terhadap

pelepasan butir dengan

pelepasan butir dengan

metoda Cantabrian metoda Cantabrian

Untuk melihat ketahanan dari Untuk melihat ketahanan dari campuran

campuran terhadap terhadap pelepasanpelepasan butir,

butir, dilakukan dilakukan pengujian pengujian dengandengan metoda Cantabrian, dimana benda metoda Cantabrian, dimana benda uji dimasukkan kedalam alat uji dimasukkan kedalam alat pengujian abrasi untuk agregat pengujian abrasi untuk agregat (Loss Angeles Abrasian Machine), (Loss Angeles Abrasian Machine), tetapi tidak disertai bola – bola tetapi tidak disertai bola – bola besi. Selanjutnya mesin diputar besi. Selanjutnya mesin diputar sebanyak 500 putaran dan diamati sebanyak 500 putaran dan diamati setiap 50 putaran, dengan setiap 50 putaran, dengan mencatat presentase dari berat mencatat presentase dari berat bagian yang lepas terhadap berat bagian yang lepas terhadap berat awal sebelum pengujian dilakukan. awal sebelum pengujian dilakukan. Hasil pengujian Cantabrian dari Hasil pengujian Cantabrian dari benda uji dengan menggunakan benda uji dengan menggunakan asbuton butir dan aspal minyak, asbuton butir dan aspal minyak, memperlihatkan bagian yang lepas memperlihatkan bagian yang lepas dari campuran dengan asbuton dari campuran dengan asbuton butir jauh lebih tinggi butir jauh lebih tinggi dibandingkan dengan campuran dibandingkan dengan campuran yang menggunakan aspal minyak, yang menggunakan aspal minyak, yaitu pada campuran dengan yaitu pada campuran dengan

(15)

asbuton mencapai 48,5%

asbuton mencapai 48,5%

sedangkan pada campuran sedangkan pada campuran dengan aspal minyak hanya dengan aspal minyak hanya sekitar 11 %. Hasil pengujian ini sekitar 11 %. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 9 dan dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Gambar 10.

Gambar 9.

Gambar 9. Bentuk benda uji sebelum Bentuk benda uji sebelum dan setelah pengujian Cantanbro dan setelah pengujian Cantanbro

Gambar 10.

Gambar 10. Pelepasan butir antara Pelepasan butir antara campuran dengan asbuton butir dan campuran dengan asbuton butir dan

aspal keras aspal keras

 ANALISA DAN PEM

 ANALISA DAN PEMBAHASANBAHASAN Pencampuran antara agregat Pencampuran antara agregat dengan asbuton butir seperti yang dengan asbuton butir seperti yang diuraikan diatas, tidak diuraikan diatas, tidak menghasilkan permukaan agregat menghasilkan permukaan agregat

yang tidak terselimuti oleh yang tidak terselimuti oleh bitumen yang ada dalam asbuton, bitumen yang ada dalam asbuton, hal ini menunjukkan bitumen hal ini menunjukkan bitumen dalam asbuton tidak bisa keluar dalam asbuton tidak bisa keluar dari butirannya sendiri yang dari butirannya sendiri yang mengandung mineral. Ada dua hal mengandung mineral. Ada dua hal yang menjadi perhatian dari yang menjadi perhatian dari keadaan ini, yaitu disamping keadaan ini, yaitu disamping bitumen yang ada pada asbuton bitumen yang ada pada asbuton tidak bisa berfungsi sebagaimana tidak bisa berfungsi sebagaimana harusnya yaitu sebagai bahan harusnya yaitu sebagai bahan perekat dan pelumas sewaktu perekat dan pelumas sewaktu pemadatan, juga mineral asbuton pemadatan, juga mineral asbuton tidak bisa lepas dari butiran tidak bisa lepas dari butiran tersebut. Hal ini terlihat juga tersebut. Hal ini terlihat juga

sewaktu campuran sudah

sewaktu campuran sudah

dibiarkan 24 jam, campuran dibiarkan 24 jam, campuran dengan asbuton butir dengan dengan asbuton butir dengan mudah lepas kembali, sedangkan mudah lepas kembali, sedangkan yang dengan aspal minyak cukup yang dengan aspal minyak cukup terikat dengan baik. Begitu juga terikat dengan baik. Begitu juga sewaktu pembuatan benda uji sewaktu pembuatan benda uji Marshall, masih adanya material Marshall, masih adanya material pada campuran dengan asbuton pada campuran dengan asbuton butir yang lepas dari benda uji butir yang lepas dari benda uji tersebut. Hal ini juga terlihat dari tersebut. Hal ini juga terlihat dari percobaan “kelarutan” yang percobaan “kelarutan” yang dilakukan dengan minyak tanah dilakukan dengan minyak tanah sebagai mana kami uraikan diatas, sebagai mana kami uraikan diatas, dimana hanya sekitar 55% dimana hanya sekitar 55% bitumen yang larut pada bitumen yang larut pada percobaan tersebut, itupun setelah percobaan tersebut, itupun setelah mengalami pemanasan dan mengalami pemanasan dan pengadukan

pengadukan selama selama 90 me90 menit. Hnit. Halal ini sejalan dengan apa yang ini sejalan dengan apa yang dilakukan

dilakukan oleh oleh Zamhari Zamhari sebagaisebagai mana dilaporkan oleh Akoto, mana dilaporkan oleh Akoto, sewaktu melakukan percobaan sewaktu melakukan percobaan Pelepasan Butir Campuran Asbuton dan

Pelepasan Butir Campuran Asbuton dan  Aspal Keras  Aspal Keras 0.00 0.00 10.00 10.00 20.00 20.00 30.00 30.00 40.00 40.00 50.00 50.00 60.00 60.00 0 0 11000 0 22000 0 33000 0 44000 0 55000 0 660000 Putaran Putaran    P    P  r  r   o   o   s   s   e   e   n   n    L    L  e  e   p   p   a   a   s   s    AsbutonAsbuton  Aspa  Aspal Keral Kerass

(16)

 “pelarutan”.

 “pelarutan”. Ini Ini menunjukkanmenunjukkan betapa

betapa sulitnya sulitnya bitumen bitumen yang yang adaada dalam asbuton bisa keluar dan dalam asbuton bisa keluar dan melepaskan diri dari butirannya melepaskan diri dari butirannya sewaktu dicampur dengan agregat sewaktu dicampur dengan agregat walaupun ditambah sebagian walaupun ditambah sebagian aspal minyak pada suatu aspal minyak pada suatu campuran

campuran beraspal. beraspal. Apalagi Apalagi bilabila pencampuran dilakukan di Unit pencampuran dilakukan di Unit Pencampur Aspal (

Pencampur Aspal ( Asphalt  Asphalt MixingMixing Plant ; AMP 

Plant ; AMP ) dimana waktu) dimana waktu pencampuran hanya sekitar 40 pencampuran hanya sekitar 40 detik.

detik.

Dengan demikian berdasarkan Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut diatas, maka hasil tersebut diatas, maka perhitungan gradasi agregat perhitungan gradasi agregat campuran dengan

campuran dengan memperhitungkamemperhitungkann gradasi dari mineral asbuton gradasi dari mineral asbuton dirasa kurang tepat. Dikarenakan dirasa kurang tepat. Dikarenakan aspal pada asbuton butir dan aspal pada asbuton butir dan mineralnya tidak bisa lepas, maka mineralnya tidak bisa lepas, maka perhitungan gradasi agregat perhitungan gradasi agregat campuran harus dilakukan atas campuran harus dilakukan atas gradasi asbuton butir tersebut, gradasi asbuton butir tersebut, dengan melakukan koreksi dengan melakukan koreksi terhadap gradasi yang dibuat, terhadap gradasi yang dibuat, dikarenakan berat jenis butiran dikarenakan berat jenis butiran asbuton hanya sekitar 1,9 yang asbuton hanya sekitar 1,9 yang  jauh

 jauh lebih lebih kecil kecil dari dari berat berat jenisjenis agregat pada umumnya sekitar agregat pada umumnya sekitar 2,6.

2,6.

Terlihat pada percobaan ini, Terlihat pada percobaan ini, bahwa gradasi akan mengalami bahwa gradasi akan mengalami perubahan yang berarti bila perubahan yang berarti bila gradasi campuran didasarkan pada gradasi campuran didasarkan pada mineral asbuton yang bisa lepas mineral asbuton yang bisa lepas dari bitumen dan bila mineral dari bitumen dan bila mineral

asbuton tidak bisa lepas dari asbuton tidak bisa lepas dari bitumennya.

bitumennya.

Dikarenakan gradasi mengalami Dikarenakan gradasi mengalami koreksi yang disebabkan oleh koreksi yang disebabkan oleh berat jenis yang berbeda, maka berat jenis yang berbeda, maka hal ini meyebabkan pula luas hal ini meyebabkan pula luas permukaan agregat termasuk permukaan agregat termasuk butiran asbuton akan menjadi butiran asbuton akan menjadi lebih besar, selanjutnya ini lebih besar, selanjutnya ini menunjukkan ketebalan lapisan menunjukkan ketebalan lapisan film aspal akan menjadi lebih tipis film aspal akan menjadi lebih tipis untuk statu kadar aspal tertentu, untuk statu kadar aspal tertentu, dan sebagai akibatnya akan dan sebagai akibatnya akan menjadikan

menjadikan campuran campuran beraspalberaspal rentang terhadap oksidasi dan rentang terhadap oksidasi dan keawetan.

keawetan.

Dari bentuk kehancuran yang Dari bentuk kehancuran yang terjadi pada percobaan Marshall, terjadi pada percobaan Marshall, terlihat campuran dengan asbuton terlihat campuran dengan asbuton butir menunjukkan kurangnya butir menunjukkan kurangnya ikatan antar agregat dari bitumen ikatan antar agregat dari bitumen yang ada, yang ditunjukkan oleh yang ada, yang ditunjukkan oleh belahnya benda uji menjadi dua belahnya benda uji menjadi dua bagian.

bagian.

Hasil pada percobaan

Hasil pada percobaan

Cantabrian menunjukkan bahwa Cantabrian menunjukkan bahwa campuran dengan asbuton campuran dengan asbuton mempunyai ketahanan terhadap mempunyai ketahanan terhadap keawetan yang lebih rendah keawetan yang lebih rendah dibandingkan campuran beraspal dibandingkan campuran beraspal dengan aspal minyak. Sekali lagi dengan aspal minyak. Sekali lagi hal ini dikarenakan aspal pada hal ini dikarenakan aspal pada asbuton belum bisa bekerja asbuton belum bisa bekerja seperti aspal minyak.

seperti aspal minyak.

Berdasarkan uraian diatas, Berdasarkan uraian diatas, persoalan utamanya ialah persoalan utamanya ialah bagaimana menghasilkan produk bagaimana menghasilkan produk asbuton sehingga aspal dan asbuton sehingga aspal dan

(17)

mineralnya menjadi terpisah, dan mineralnya menjadi terpisah, dan aspal dari asbuton ini yang aspal dari asbuton ini yang dimanfaatkan untuk campuran dimanfaatkan untuk campuran beraspal. Saat ini tengah beraspal. Saat ini tengah dikembangkan jenis produk dikembangkan jenis produk asbuton yang menghasilkan aspal asbuton yang menghasilkan aspal saja dari asbuton tersebut, dengan saja dari asbuton tersebut, dengan tingkat kandungan aspalnya yang tingkat kandungan aspalnya yang larut > 99%, atau hanya larut > 99%, atau hanya mengandung kadar mineral yang mengandung kadar mineral yang lebih kecil dari 1% yang disebut lebih kecil dari 1% yang disebut dengan asbuton murni. Hal ini dengan asbuton murni. Hal ini sesuai dengan salah satu sesuai dengan salah satu persyaratan aspal minyak, dimana persyaratan aspal minyak, dimana kelarutan aspal minyak untuk kelarutan aspal minyak untuk perkerasan jalan minimum 99%. perkerasan jalan minimum 99%. Selanjutnya aspal dari jenis Selanjutnya aspal dari jenis produksi ini disesuaikan produksi ini disesuaikan tingkatannya dengan kebutuhan tingkatannya dengan kebutuhan suatau jenis perkerasan dan iklim suatau jenis perkerasan dan iklim dimana bahan tersebut akan dimana bahan tersebut akan digunakan, misalnya dicampur digunakan, misalnya dicampur dengan aspal minyak dengan dengan aspal minyak dengan perbandingan tertentu, mengingat perbandingan tertentu, mengingat sifat aspal dari asbuton ini sifat aspal dari asbuton ini bervariasi.

bervariasi.

Langkah kearah ini sebenarnya Langkah kearah ini sebenarnya telah ada yang melakukan, dimana telah ada yang melakukan, dimana asbuton “dilarutkan” dan asbuton “dilarutkan” dan selanjutnya sebagian mineralnya selanjutnya sebagian mineralnya dikurangi, tetapi kandungannya dikurangi, tetapi kandungannya masih cukup tinggi sekitar 40%. masih cukup tinggi sekitar 40%. Dari hal tersebut diatas, asbuton Dari hal tersebut diatas, asbuton sebagai kekayaan alam kita sudah sebagai kekayaan alam kita sudah selayaknya dan seharusnya selayaknya dan seharusnya dimanfaatkan dengan menggunakan dimanfaatkan dengan menggunakan teknologi yang tepat. Dengan teknologi yang tepat. Dengan demikian bitumen yang berada demikian bitumen yang berada

dalam campuran berasal bisa dalam campuran berasal bisa bekerja secara maksimum bekerja secara maksimum sebagaimana

sebagaimana harusnya harusnya dalamdalam suatu campuran beraspal.

suatu campuran beraspal.

Di tinjau dari pemanfaatan Di tinjau dari pemanfaatan kekayaan alam, asbuton yang kekayaan alam, asbuton yang merupakan kekayaan alam yang merupakan kekayaan alam yang tidak bisa diperbaharui lagi, akan tidak bisa diperbaharui lagi, akan

menjadi lebih efektif

menjadi lebih efektif

pemanfaatannya. pemanfaatannya.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kesimpulan

--  Asbuton sebagai kekayaan alam Asbuton sebagai kekayaan alam Indonesia, sudah seharusnya Indonesia, sudah seharusnya dan selayaknya dimanfaatkan dan selayaknya dimanfaatkan untuk konstruksi perkerasan untuk konstruksi perkerasan  jalan

 jalan seperti seperti yang yang dilakukandilakukan saat ini, apalagi kita masih saat ini, apalagi kita masih kekurangan aspal untuk kekurangan aspal untuk pembangunan dan pemeliharaan pembangunan dan pemeliharaan  jalan.

 jalan.

-- Bitumen dari butiran asbutonBitumen dari butiran asbuton butir sangat sulit terpisah dari butir sangat sulit terpisah dari mineralnya, apalagi kalau mineralnya, apalagi kalau hanya diharapkan dari proses hanya diharapkan dari proses pencampuran dengan aspal pencampuran dengan aspal minyak pada suatu campuran minyak pada suatu campuran beraspal.

beraspal.

-- Dilihat dari bentuk keruntuhanDilihat dari bentuk keruntuhan campuran beraspal yang campuran beraspal yang menggunakan butiran asbuton, menggunakan butiran asbuton, maka kecenderunganya seolah maka kecenderunganya seolah olah campuran menjadi getas. olah campuran menjadi getas.

(18)

-- Bitumen Bitumen yang yang ada ada dalamdalam asbuton butir tidak dapat asbuton butir tidak dapat dianggap sebagai substitusi dianggap sebagai substitusi aspal minyak dalam statu aspal minyak dalam statu campuran beraspal.

campuran beraspal.

-- Berat Berat jenis jenis yang yang berbedaberbeda antara asbuton butir dan antara asbuton butir dan agregat, menyebabkan gradasi agregat, menyebabkan gradasi campuran akan berubah campuran akan berubah dengan sangat berarti.

dengan sangat berarti.

-- Ketahanan campuran denganKetahanan campuran dengan asbuton batir terhadap asbuton batir terhadap pelepasan butir, lebih rendah pelepasan butir, lebih rendah dari campuran dengan aspal dari campuran dengan aspal minyak.

minyak.

-- Penggunaan Penggunaan asbuton asbuton lenturlentur masih belum efektif dalam masih belum efektif dalam suatu campuran beraspal, suatu campuran beraspal, karena aspal yang terdapat karena aspal yang terdapat dalam asbuton belum bisa dalam asbuton belum bisa bekerja secara maksimum. bekerja secara maksimum. Saran

Saran

Perlu

Perlu segera segera diupayakandiupayakan pemanfaatan asbuton, melalui pemanfaatan asbuton, melalui teknologi pengolahan ekstraksi, teknologi pengolahan ekstraksi, sehingga aspal dari asbuton pada sehingga aspal dari asbuton pada suatu campuran beraspal akan suatu campuran beraspal akan bekerja efektif dan juga agar bekerja efektif dan juga agar pemanfaatan bahan asbuton pemanfaatan bahan asbuton menjadi efisien.

menjadi efisien. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA  Affandi,

 Affandi, Furqon, Furqon, 2006,2006, HasilHasil Pemurnian Asbuton Lawele Pemurnian Asbuton Lawele

sebagai bahan pada

sebagai bahan pada

campuran beraspal untuk campuran beraspal untuk  perkerasan

 perkerasan jalan jalan , , JurnalJurnal Jalan – Jembatan, Volume Jalan – Jembatan, Volume 23 No 3, November 2006. 23 No 3, November 2006.  Affandi,

 Affandi, Furqon Furqon dan dan Ruswandi,Ruswandi, Unang, 2006,

Unang, 2006,  Asbuton  Asbuton MurniMurni sebagai alternatif pengganti sebagai alternatif pengganti

aspal minyak untuk

aspal minyak untuk

 perkerasan

 perkerasan jalan jalan , Konferensi, Konferensi Regional Teknik Jalan ke 9 Regional Teknik Jalan ke 9 (KRTJ -9) Makasar Juli 2006. (KRTJ -9) Makasar Juli 2006.  Akoto, Baffour,

 Akoto, Baffour, 1996,1996, Some of theSome of the factors which influence the factors which influence the field ferformance of natural field ferformance of natural asphalt 

asphalt , , One daOne day y seminar seminar onon asbuton technology ; asbuton technology ; Proceeding – Volume 1; Proceeding – Volume 1; Ujung Pandang 26 Ujung Pandang 26thth September, 1996. September, 1996.  Asphalt Institute

 Asphalt Institute Manual Series Manual Series NoNo 2,

2, Mix Design Method forMix Design Method for  Asphaltic Concrete and

 Asphaltic Concrete and OtherOther Hot – Mix Types; 1993 

Hot – Mix Types; 1993 .. Departemen Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum (1)(1),,

1983, Direktorat Jenderal Bina 1983, Direktorat Jenderal Bina Marga,

Marga, Petunjuk pelaksanaanPetunjuk pelaksanaan lapis asbuton agregat lapis asbuton agregat (Lasbutag) 

(Lasbutag)  No 09/PT/B/1983 No 09/PT/B/1983 ,, Jakarta.

Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum (2)(2),,

1983, Direktorat Jenderal 1983, Direktorat Jenderal Bina Marga,

Bina Marga, PetunjukPetunjuk  pelaksanaan

 pelaksanaan lapis lapis tipistipis asbuton murni (Latasbum) asbuton murni (Latasbum) No 11/PT/B/1983 

(19)

Departemen Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum (3)(3),,

2005,

2005, Spesifikasi Spesifikasi UmumUmum Bidang Jalan dan Jembatan  Bidang Jalan dan Jembatan ,, 2005, Jakarta.

2005, Jakarta. James, 1996,

James, 1996, The use of AsbutonThe use of Asbuton in road construction

in road construction ; One; One day seminar on asbuton day seminar on asbuton technology ; Proceeding – technology ; Proceeding –  Volume

 Volume 1; 1; Ujung Ujung PandangPandang 26

26thth September, 1996. September, 1996. O’Flaherty, CA,

O’Flaherty, CA, HighwayHighway Engineering, volume 2, Third Engineering, volume 2, Third Edition; 1988 

Edition; 1988 ..

Puslitbang Jalan dan Jembatan Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Direktorat Jenderal dengan Direktorat Jenderal Bina

Bina Marga, Marga, 2007,2007, ModulModul

Traing of Trainer, Traing of Trainer, Pendampingan Teknis Pendampingan Teknis Pemanfaatan Asbuton; Pemanfaatan Asbuton; Formula Campuran Kerja Formula Campuran Kerja  Asbuton

 Asbuton Campuran Campuran BeraspalBeraspal Panas 

Panas , , Februari Februari 2007,2007, Jakarta. Jakarta. Qomar, Samsyul, 1996, Qomar, Samsyul, 1996, Penambangan dan Penambangan dan  pengolahan

 pengolahan asbuton asbuton ; One; One day seminar on asbuton day seminar on asbuton technology ; Proceeding – technology ; Proceeding –  Volume

 Volume 1; 1; Ujung Ujung PandangPandang 26

Gambar

Gambar 4. Pengujian kelarutan  Pengujian kelarutan bitumen dari asbuton butirbitumen dari asbuton butir

Referensi

Dokumen terkait

Praktikum Ekologi Tumbuhan yang berjudul Lower Crop Community (LCC) ini bertujuan untuk mengetahui distribusi, nilai penting, kontribusi masing-masing spesies, mengetahui pengaruh

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Team Climate dengan Kinerja karyawan. Semakin tinggi

Air tersedia untuk tanaman yang berada di antara kapasitas lapang dan titik layu dipengaruhi oleh daya serap akar tanaman yang menyerap air yang tersimpan pada

Meningkatnya kualitas hidup pasien kanker merupakan indikator keberhasilan pelayanan paliatif. Kualitas hidup pasien kanker diukur dengan Modifikasi dari Skala Mc

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Ukuran Pemerintah Daerah berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah, Belanja Modal tidak

1 HPK1: Rumah sakit bertanggung jawab untuk memberikan proses yang mendukung hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan.. 2 HPK2: Rumah sakit mendukung hak pasien dan

Saya yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa telah mendapatkan informasi tentang rencana penelitian dan bersedia menjadi peserta atau responden penelitian

Oleh karena itu, permainan tradisional masih perlu dikembangkan di zaman yang semakin maju ini, karena dapat menjadi alternatif untuk mengenalkan keberagaman budaya yang