• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI

SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

VIVI ANGRIANI

NIM. 11080040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)
(4)

Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman

dengan Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi

siswa kelas X SMA N 9 Padang

Oleh

Vivi Anggriani

1

, Silvia Marni

2

, Mila Kurnia Sari

3

1)

Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) Dosen Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia

STKIP PGRI Sumatera

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi tiga landasan.

Pertama

, siswa kurang

mampu menguasai konsep eksposisi

. Kedua,

siswa belum mampu menguasai

syarat-syarat eksposisi dan fungsi eksposisi.

Ketiga,

kurangnya pengetahuan dan

pemahaman siswa mengenai menulis paragraf eksposisi. Penelitian ini juga

bertujuan sebagai berikut.

Pertama,

untuk mendeskripsiksan kemampuan

membaca pemahaman siswa kelas XSMA N 9 Padang.

Kedua,

untuk

mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA N 9

Padang.

Ketiga,

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara membaca

pemahaman dengan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA

N 9 Padang.

(5)

Relantionship Ability Read Comprehencion With

Ability Writing Paragraph Eksposition

Student Class X SMA N 9 Padang

By

Vivi Anggriani

1

, Silvia Marni

2

, Mila Kurnia Sari

3

1)

Student of STKIP PGRI Sumatera Barat

2) Lecture Language Study Program and Literature Indonesia

of STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACK

Investigation this background three base . One, Studend less capable dominate

concept eksposition. Two, Student not yet capable dominate requirement

eksposition and function eksposition. Three, Less know ledge and comprehension

student about read paragrap eksposition. Investigation this also aim as following.

One, for descriptive ability read comprehension student class X SMA N 9 Padang.

Two, for descriptive ability writing paragrap eksposition student class X SMA N

9 Padang. Three, for knowing is there relationship ability read comprehension

with ability writing paragrap eksposition student class X SMA N 9 Padang.

(6)

A.

PENDAHULUAN

Untuk mendapatkan informasi dalam suatu bacaan, diperlukan pemahaman yang baik terhadap suatu bacaan. sehingga dalam membaca banyak teknik yang dilakukan. Salah satunya adalah membaca pemahaman. Membaca pemahaman adalah membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan suara (dalam Agustina 2008:15). Membaca yang dilakukan tanpa mngeuarkan suara, tetapi pembaca memahami apa yang telah dibaca.

Kemampuan menulis sangat penting diterapkan bagi siswa karena sangat diperlukan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Melalui menulis, siswa akan mampu mengungkapkan gagasan dan pikiranya. Keterampilan menuangkan gagasan dan pemikiran itu dihasilkan dalam berbagai tulisan atau karangan seperti eksposisi, narasi, urgumentasi, deskripsi, dan persuasi. Karangan eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.

Kemampuan membaca sangat erat hubungannya dengan kemampuan menulis. Membaca memiliki peranan yang penting karena merupakan sumber yang utama dalam membuat sebuah tulisan. Apabila seseorang telah mempunyai kemampuan membaca yang baik, secara tidak langsung orang tersebut mempunyai keterampilan menulis, meskipun belum dapat ditentukan kemampuan tersebut. Jadi, siswa itu sudah memiliki kemampuan dalam membaca, maka siswa akan berusaha meluangkan waktu untuk membaca dan lebih memahami lagi makna yang terdapat didalam bacaan serta menyampaikan dalam bentuk tulisan.

Menulis dan membaca memiliki hubungan yang sangat erat. Kedua – duanya memiliki ciri yang sama, yaitu digunakan dalam komunikasi tidak langsung. Menulis bersifat produktif dan ekspresif. Sedangkan membaca bersifat apresiatif dan reseptif, dengan kata lain, menulis didasari oleh keterampilan membaca. Tarigan (2008:4) menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu cara membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan suara untuk mendapatkan informasi dan menangkap isi atau makna dari gagasan – gagasan yang terdapat dalam bacaan.

Kemampuan membaca pemahaman dengan menulis paragraf eksposisi pada hakikatnya memiliki hubungan yang saling berkaitan. Hal ini dinyatakan demikian, karena seseorang tidak

(7)

akan mampu menulis tulisan eksposisi dengan baik tanpa adanya kemampuan membaca serta memahami bacaan dengan baik. Tarigan (2008:4) menyatakan bahwa antara menulis dan membaca mempunyai hubungan yang erat. Bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya seseorang menginginkan agar tulisannya itu dibaca oleh orang lain. Dengan demikian pada dasarnya hubungan antara menulis dan membaca merupakan hubungan antara penulis dengan pembaca.

Banyak atau sedikitnya pengetahuan seseorang tentang membaca pemahaman, diperoleh dari bacaan yang sudah dimilikinya. Namun, seseorang tersebutbelum tentu ia mampu menuangkan ide, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, menulis berkaitan dengan membaca. Berdasarkan wawancara informal dengan salah seorang guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 9 Padang yaitu Sukarni Verioza S.Pd penulis memperoleh informasi ketidakmampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang, diantaranya sebab dan akibat antara lain. Pertama, tidak adanya penggunaan media di kelas. Kedua, sebagian siswa kurang menguasai konsep eksposisi. Ketiga, sebagian siswa banyak yang belum mampu menguasai syarat-syarat eksposisi. Keempat, kurangnya pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai menulis paragraf eksposisi.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Sesuai dengan tujuan penelitian, jenis penelitisn ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dengan desain korelasional. Menurut Arikunto (2006:12) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya. Selanjutnya penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan (Sugiono, 2010:8). Metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman dengan menulis paragrf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang.

(8)

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang. Populasi berjumlah 300 orang yang tersebar menjadi tujuh kelas karena jumlah populasi penelitian lebih dari 100 orang, maka perlu dilakukan pengambilan sampel apabila jumlah populasi lebih dari 100 orang maka perlu diadakan penyampelan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan persentase secara acak (proportional random sampling) yaitu pengambilan sample berdasarkan jumlah proporsi siswa perkelas.

Jika subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya. Akan tetapi, apabila subjeknya lebih dari 100 Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan pendapat Arikunto (2006:131-132) yang mengatakan apabila subjeknya lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Berdasarkan pendapat tersebut penelitian mengambil sampel 10% dari jumlah populasi setiap kelas.

Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel uji coba dan sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 1 Populasi dan Sampel

No Kelas Populasi Sampel uji coba Sampel Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X1O 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang Jumlah 300 30 30

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dua kali, untuk tes pertama (tes objektif) kepada siswa diberikan teks paragraf eksposisi untuk dibaca dan dipahami dengan waktu yang ditentukan, sekaligus dengan soal tes objektif dan lembar jawaban. Sesuai petunjuk soal, siswa diminta menyilangi huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban yang mereka anggap benar. Setelah semua siswa selesai, teks, soal,

(9)

dan lembar jawaban dikumpulkan kembali untuk selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data.

Tes menulis paragraf eksposisi dilaksanakan sehari sesudahnya. Sebelum menulis paragraf eksposisi siswa diberi arahan singkat tentang ciri-ciri paragraf eksposisi dan penilaian. Setelah semua siswa mengerti, mereka diminta menulis paragraf eksposisi sesuai dengan tema yang diberikan yaitu masakan dan minuman. Setelah selesai, tulisan siswa dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis bersama hasil tes objektif.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan penganalisisan data. Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut. Pertama, memeriksa hasil tes objektif membaca pemahaman yang sudah diberikan, kemudian membeikan skor. Untuk menentukan skor membaca pemahaman, digunakan format sebagai berikut.

Tabel 4. Format Penilaian Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi No Kode

Sampel

Aspek Yang Dinilai Skor

Menyampaikan informasi

Menggunakan kata yang baku

Menjawab pertanyaan apa, siap dan bagaimana Netral (tidak memihak dan tidak memaksan kehendak pembaca) 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Keterangan: 1. Memberikan Informasi

Skor 1 : diberikan apabila informasi yang diberikan belum memberikan kejelasan dan tidak terdapat kesesuaian antara pengertian dan informasi

Skor 2 : diberikan apabila informasi yang diberikan sudah memberikan kejelasan

Skor 3 : diberikan apabila informasi yang diberikan sudah memberikan kejelasan dan sesuai antara pengertian dan informasi.

(10)

Skor 1 : apabila diberikan apabila tulisan belum memberikan penjelasan dan belum mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana.

Skor 2 : apabila tulisan pertanyaan apa,mengapa, dan bagaimana sudah terjawab tapi jawabannya belum dijawab secara lengkap.

Skor 3 : diberikan apabila pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana sudah terjawab 3. Menggunakan Kata yang Baku

Skor 1 : diberikan apabila tulisan tidak dijelaskan secara lugas dan tidak menggunakan bahasa baku.

Skor 2 : diberikan apabila bahasa lugas dan baku kurang tepat.

Skor 3 : diberikan apabila diberikan apabila bahasa lugas dan baku sudah tepat. 4. Tidak memihak dan tidak memaksakan kehendak

F. HASIL PENELITIAN

Hasil analisis data menunjukkan kemampuan membaca pemaaman dengan kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA N 9 Padang diperoleh enam kesimpulan. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, hasil kemampuan membaca pemahaman dengan indikator menjawab pertanyaan berada pada kualifikasi buruk dengan skor (3,33). Kedua, indikator menentukan ide pokok berada kualifikasi buruk dengan skor (13,33). Ketiga, ringkasan bacaan pada kualifikasi kurang dengan skor 6,66. Keempat, indikator melengkapi paragaraf berada pada kualifikasi kurang dengan skor (30). Kelima, indikator penataan gagasan pada kualifikasi buruk dengan skor (6,66). Keenam, indikator isian rumpang berada pada kualifikasi kurang dengan skor (16,67). Kemampuan membaca pemahaman dari enam indikator dapat diskualifikasikan lebih dari cukup dengan skor (69,10),

Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang Secara Umum

No. Kode Sampel Jumlah Skor Nilai Kualifikasi

1 2 3 4 5

1 01 8 66,66 Lebih dari cukup

2 02 7 58,33 Cukup

3 03 10 83,33 Baik

4 04 8 66,66 Lebih dari cukup

5 05 8 66,66 Lebih dari cukup

6 06 10 83,33 Baik

7 07 10 83,33 Baik

8 08 7 58,33 Cukup

9 09 8 66,66 Lebih dari cukup

10 10 7 58,33 Cukup

(11)

12 12 8 66,66 Lebih dari cukup

13 13 8 66,66 Lebih dari cukup

14 14 6 50 Hampir cukup

15 15 8 66,66 Lebih dari cukup

16 16 7 58,33 Cukup

17 17 7 58,33 Cukup

18 18 7 58,33 Cukup

19 19 9 75 Lebih dari cukup

20 20 7 58,33 Cukup

21 21 8 66,66 Lebih dari cukup

22 22 7 58,33 Cukup 23 23 10 83,33 Baik 24 24 7 58,33 Cukup 25 25 10 83,33 Baik 26 26 10 83,33 Baik

27 27 9 75 Lebih dari cukup

28 28 10 83,33 Baik

29 29 10 83,33 Baik

30 30 8 66,66 Lebih dari cukup

Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang Secara Umum

No X F FX 1 83,33 9 749,97 2 75 2 150 3 66,66 9 599,94 4 58,33 9 524,97 5 50 1 50 Jumlah 333,32 30 ∑FX = 2074,88

. Pengklasifikasian Nilai Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang Secara Umum

No Kualifikasi Rentangan

Nilai Nilai Ubahan Frekuensi Persentase (%)

1 Sempurna 96 -100% 10 0 0

2 Baik Sekali 86 -95% 9 0 0

3 Baik 76 -85% 8 9 30

4 Lebih dari Cukup 66 -75% 7 11 36,67

5 Cukup 56 -65% 6 9 30 6 Hampir Cukup 46 -55% 5 1 3,33 7 Kurang 36 -45% 4 0 0 8 Kurang Sekali 26 -35% 3 0 0 9 Buruk 16 -25% 2 0 0 10 Buruk Sekali 0 -15% 1 0 0 Total 30 100

(12)

Untuk lebih jelasnya kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang dapat dilihat pada histogram berikut.

Gambar Secara Umum

G. PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan tiga hal yaitu (1) kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang, (2) kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang, dan (3) hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang.

1. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang

Berdasarkan hasil penganalisisan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu, baik (B), lebih dari cukup (LDC), cukup (C), dan hampir cukup (HC). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai rata-rata 69,10 yang berada pada taraf rentangan 66-75%. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa yang mempunyai kemampuan membaca pemahaman baik sebanyak 8 orang. Kelompok siswa dengan kemampuan membaca

0 2 4 6 8 10 12 Nilai 36,67% 30% Frekuensi K 30% 3,33%

(13)

pemahaman sedang sebanyak 21 orang. Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan membaca pemahaman kurang sebanyak 1 orang siswa. Standar ketuntasan belajar minimal belajar siswa (SKBM) kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 70. Jika SKBM tersebut dibandingkan dangan rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang tersebut masih berada pada taraf dibawah SKBM.

Dari enam indikator kemampuan membaca pemahaman yang diujikan, indikator yang paling dikuasai oleh siswa adalah indikator menentukan ringkasan bacaan dengan nilai rata-rata 78. Nilai tersebut berada pada kualifikasi baik. Dapat dikatakan bahwa siswa sudah mampu menentukan ringkasan bacaan sesuai dengan wacana yang diberikan.

Sementara itu, penguasaan siswa yang paling rendah terhadap indikator menentukan ide pokok dengan nilai rata-rata 56 berada pada kualifikasi cukup. Hal ini dikarenakan siswa kurang mampu memahami isi bacaan yang diberikan. Oleh karena itu, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang tersebut menunjukkan bahwa siswa perlu mengembangkan kemampuan membaca pemahamannya.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang masih berada di bawah standar ketuntasan belajar minimal siswa, yaitu berada di bawah 70. Oleh sebab itu, kemampuan membaca pemahaman siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Siswa juga diharapkan mampu menganalisis ,mengevaluasi, dan menghubungkan dengan pengalamannya masing-masing. Untuk itu, harus disadari bahwa membaca pemahaman merupakan salah satu kunci dalam menimba ilmu pengetahuan. Sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan Tarigan (1986:56) bahwa pada hakikatnya membaca pemahaman merupakan sebagai penafsiran atau penginterprestasian, pengalaman, menghubungkan informasi baru yang telah diketahui, menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan kognitif dan bahan-bahan bacaan. Hal yang lebih penting lagi, dengan adanya kemampuan dalam membaca pemahaman, kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa juga akan semakin meningkat.

(14)

2. Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang

Dari hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf eksposisi dikelompokkan tiga kualifikasi baik, lebih dari cukup, cukup, dan hampir cukup. Nilai rata-rata kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa adalah 69,16 dengan kualifikasi lebih dari cukup dan berada dalam rentangan nilai 66-75%. Dari tiga indikator kemampuan menulis paragraf eksposisi yang diujikan, indikator yang paling dikuasai oleh siswa adalah menjawab pertanyaan tentang apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana dengan rata-rata nilai 81,08 berada pada kualifikasi baik, merupakan ciri-ciri yang terpenting harus ada dalam sebuah paragraf ekspsosisi.

Sementara itu, penguasaan siswa yang paling rendah terhadap indikator kemampuan menulis paragraf eksposisi adalah menggunakan kata yang baku dengan nilai rata-rata 55,52 berada pada kualifikasi hampir cukup. Hal ini dikarenakan siswa kurang mampu menggunakan kata yang baku. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan kecenderungan siswa kurang memahami bagaimana penggunaan kata yang baku dalam sebuah tulisan. Untuk itu perlu banyak berlatih menulis paragraf eksposisi.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang masih berada di bawah standar ketuntasan belajar minimal siswa, yaitu berada di bawah 70. Oleh sebab itu, kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Menurut Keraf (1982 : 6) hal yang menjadi tolak ukur untuk menilai baik atau tidaknya hasil tulisan eksposisi siswa adalah sebagai berikut: Pertama, penulis harus mengetahui serba sedikit tentang subyek yang akan digarapnya, dengan demikian ia dapat memperluas pengetahuannya mengenai hal itu. Kedua, penulis harus mampu untuk menganalisa persoalan tersebut secara jelas dan konkrit.

3. Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisis Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang

Kemampuan menulis mempunyai hubungan yang erat dengan kemampuan membaca. Pada umumnya seseorang yang mempunyai kemampuan menulis yang tinggi biasanya juga mempunyai kemampuan membaca pemahaman yang tinggi. Begitu juga halnya dengan

(15)

kemampuan menulis eksposisi dan kemampuan membaca pemahaman. Siswa yang memiliki kemampuan eksposisi tergolong baik, pada umumnya, juga telah memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik pula.

Berdasarkan hasil pengkorelasian antara variabel kemampuan membaca pemahaman dengan variabel kemampuan menulis eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang, diperoleh nilai r sebesar 0,93. Setelah nilai r diperoleh, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus uji t. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah hubungan tersebut berarti pada taraf signifikansi tertentu. Setelah dianalisis, diperoleh nilai t hitung sebesar 13,38 lebih besar dari t table dengan derajat kebebasan 28 dan taraf signifikansi 0,05% yaitu sebesar 1,071. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang.

H. SIMPULAN DAN SARAN

Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kemampuan membaca Pemahaman dengan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA N 9 Padang. Tergolong lebih dari cukup ,berada pada rentangan 13,38%. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut. Diharapkan kepada siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis paragraf eksposisi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf eksposisi maka terlebih dahulu dtingkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 2006 Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. DepartemenPendidikan Nasional.2006. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta: Debdiknas. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Gambar

Tabel 1  Populasi dan Sampel
Tabel 4. Format Penilaian Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi  No  Kode
Gambar  Secara Umum

Referensi

Dokumen terkait

This research aimed to find out the types of code switching and code mixing which were used by the lecturers, teachers, and instructors in teaching grammar in the classroom,

Desain situasi didaktis yang terintegrasi dalam HLT ini diharapkan dapat membantu siswa maupun guru dalam menanamkan konsep bilangan negatif dan operasi bilangan bulat

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta : Multi Karya Mulia, 2007, h.48.. sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah

formal, dan informal yang mana salah satu bentuk pendidikan yang diakui Pemerintah di dalamnya adalah pendidikan pesantren atau madrasah diniyah (pasal 30). Lain halnya pada

Opini auditor baik going concern maupun unqualified dianggap sama saja, karena tidak memberikan sebuah informasi yang baru dan biasanya pada saat akhir tahun

Siswa tidak Sehubungan dengan pentingnya model problem solving ini, Sanjaya (2006:214) mengungkapkan dengan mengajarkan pemecahan masalah kepada siswa akan

Jika data yang dicari tidak sama dengan data yang berada pada posisi tengah vektor, tetapi lebih kecil dari data yang ada diposis tersebut, maka komputer

Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata Ekowisata yang berkelanjutan yang bertujuan untuk