• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

23

3.1. Kondisi Daerah Studi

Kabupaten Solok Selatan terletak di bagian selatan Propinsi Sumatera Barat pada posisi 0’43” – 1’43” Lintang Selatan 101’01” – 101’30” Bujur Timur dengan luas wilayah 3.346,20 km2. Rencana PLTM Lubuk Gadang terletak di Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Di rencana lokasi studi ini mengalir Batang Sangir yang berpotensi untuk dijadikan sumber pembangkit listrik tenaga air skala kecil (PLTM). Kondisi DAS (Daerah Aliran Sungai) berupa hutan yang sudah diolah oleh penduduk menjadi lahan pertanian dan perkebunan kayu manis, sungai ini memberikan debit aliran dan head yang cukup tinggi.

Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Nama sungai : Batang Sangir b. Desa : Teluak Aia Putiah

c. Kecamatan : Sangir

d. Kabupaten : Solok Selatan

e. Propinsi : Sumatera Barat

f. PLN Ranting : Muara Labuh

Tampak atas lokasi pembangunan PLTM Lubuk Gadang dapat dilihat pada peta berikut :

(2)

Gambar 3.1 Lokasi instalasi PLTM Lubuk Gadang

 

Sumber : Google Earth

Dari data Badan Meteorologi & Geofisika Batang Sangir-Sampu, diperoleh data debit Sungai Batang Sangir dari tahun 1989-2005. Jika diresumekan, rata-rata debit sungai dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Data debit rata-rata per bulan Sungai Batang Sangir

(3)

3.1.1. Analisis Flow Duration Curve (FDC)

Analisis FDC adalah sebuah teknik plot yang menunjukkan hubungan antara nilai dari sebuah besaran dengan frekuensi terjadinya. Dalam kasus ini, FDC menunjukkan persentasi frekuensi dari debit air yang melalui Sungai Batang Sangir. Kurva FDC penting sebagai faktor yang akan dimasukkan dalam simulasi dengan Powersim Studio.

Teknik membuat kurva FDC dapat dijelaskan secara urut sebagai berikut :

a. Urutkan n data rata-rata debit air Sungai Batang Sangir selama periode waktu tertentu mulai dari nilai tertinggi hingga terendah.

b. Tetapkan m nomor rangking yang unik, dimulai dari angka 1 untuk debit terbesar hingga angka m untuk data n.

c. Probabilitas dari debit air untuk setiap persentasi waktu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

(

)

+

=

1

100

n

M

x

P

………...(3.1)

P = probabilitas dari debit air M = posisi rangking dari data debit n = total data

Informasi penting yang diberikan oleh FDC adalah debit aliran yang melewati lokasi tertentu dan dalam rentang waktu tertentu akan bermanfaat untuk merancang struktur PLTM yang dibutuhkan. Sebagai contoh, struktur dapat dirancang untuk beroperasi dengan optimal pada rentang debit tertentu, misalnya antara 20 – 80% frekuensi waktu.

Analisis FDC dari data pada debit rata-rata Sungai Batang Sangir penulis jelaskan secara detil pada lampiran A, dan jika kita konversi dalam bentuk grafik, akan terlihat pada gambar di bawah :

(4)

Gambar 3.2 Profil FDC Sungai Batang Sangir

3.1.2. Kondisi Topografi Daerah Lubuk Gadang

Observasi kondisi topografi diperlukan untuk mengenali kondisi permukaan dari lokasi pembangunan PLTM. Dengan hasil observasi ini, kita dapat mengidentifikasi kebutuhan dan estimasi biaya untuk konstruksi PLTM, melakukan tindakan preventif terhadap kesalahan/musibah yang mungkin terjadi di masa depan, dan mendesain PLTM secara optimal agar bisa memberikan benefit optimal bagi stakeholders.

Hasil observasi dari proses adalah peta topografi. Peta ini menunjukkan elevesi dari permukaan tanah di setiap titik. Seperti dilihat pada gambar 15 di bawah, garis-garis kuning adalah garis kontur yang menghubungkan titik-titik dengan permukaan elevasi yang sama.

Dari peta topografi skala 1:1000 di atas yang diperbesar, terlihat bahwa Sungai Batang Sangir dari hulu ke hilir dimulai dari arah selatan terus mengalir ke utara. Di lokasi yang menjadi area instalasi PLTM, tidak ditemukan terjunan. Hanya terdapat anak sungai yang bermuara di Sungai Batang Sangir. Anak Sungai tersebut adalah Sungai Teluk Air Putih. Di sebelah kanan Sungai Batang Sangir ditenukan lahan lokasi yang cukup datar untuk rencana Gedung Sentral/Power

(5)

Gambar 3.3 Peta topografi daerah Lubuk Gadang

Dari analisa terhadap peta topografi yang penulis lakukan, ada tiga alternatif

scheme yang dapat diimplementasikan dalam pembangunan PLTM, yaitu :

a. Alternatif 1 direncanakan dengan elevasi dasar bendung ± 595 m, dengan tinggi bendung 3 m, maka tinggi mercu berada pada elevasi ± 598 m. Saluran penghantar direncanakan sepanjang ± 1320 m, dengan pipa pesat sepanjang ± 675 m. Alternatif ini memiliki tinggi jatuh sebesar 43 m. b. Alternatif 2 direncanakan dengan elevasi dasar bendung ± 591 m dengan

tinggi bendung direncanakan 3 m di atas elevasi muka tanah sekitar, sehingga puncak mercu berada pada elevasi ± 594 m. Saluran penghantar direncanakan sepanjang ± 1000 m, dengan pipa pesat sepanjang ± 565 m. Alternatif ini memiliki tinggi jatuh sebesar 33m. Sebagai catatan, di lokasi ini kedalaman air sungai sangat dalam.

c. Alternatif 3 direncanakan dengan elevasi dasar bendung ± 595 m dengan tinggi bendung direncanakan 3 m, sehingga puncak mercu berada pada elevasi ± 598 m. Saluran penghantar direncanakan sepanjang ± 1320 m, dengan pipa pesat sepanjang ± 555 m. Alternatif ini memiliki tinggi jatuh sebesar 48 m.

Dari ketiga alternatif ini akan dianalisis untuk menentukan alternatif mana yang akan dipilih dengan parameter utama adalah biaya pembangkitan/kwh yang paling rendah.

(6)

3.2. Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem PLTM terdiri atas tiga submodel yang saling terkait, yaitu submodel pembangkit, submodel biaya, dan submodel finansial. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi ketiga submodel ini akan dijadikan variabel dan dibuat relasinya. Dengan analisis menggunakan simulasi akan terlihat perubahan nilai dari setiap variabel untuk debit air yang berbeda, sehingga nilai optimum dari setiap variabel ini dapat kita tentukan.

3.2.1. Submodel Pembangkit

Output yang ingin dilihat dari submodel ini adalah daya listrik yang bisa dihasilkan oleh generator. Perhitungan daya listrik untuk PLTM mengikuti persamaan :

kW

x

x

Q

x

h

x

g

x

P

ef T G

1000

η

η

ρ

=

………...…………(3.2) Dimana :

ρ = Massa jenis air = 1000 kg/m3 g = Percepatan gravitasi = 9,8 m/s2

hef = Tinggi jatuh efektif

Q = Debit air ηT = Effisiensi turbin

ηG = Effisiensi generator

Submodel pembangkit dengan menggunakan Powersim Studio dapat dilihat pada gambar di bawah :

(7)

Gambar 3.4 Submodel pembangkit

flow duration curve elevasi gedung sentral

elevasi bendung daya output tinggi jatuh gravitasi effisiensi generator effisiensi turbin faktor konstan

m assa jenis air

 

3.2.2. Submodel Biaya

Submodel ini terdiri atas biaya konstruksi dan elektrikal yang diperlukan dalam pembangunan PLTM. Untuk biaya konstruksi terdiri atas biaya-biaya :

a. Pekerjaan persiapan, terdiri atas ƒ Jalan proyek

ƒ Fasilitas konstruksi b. Pekerjaan sipil, terdiri atas

ƒ Bendung

ƒ Bangunan pengambilan ƒ Kolam pengendap pasir ƒ Saluran pembawa ƒ Bak penenang ƒ Pipa pesat ƒ Saluran pelimpah ƒ Gedung sentral ƒ Saluran pembuang c. Mekanikal-Elektrikal d. Pekerjaan (pintu) metal e. Jaringan 20 kV (26km)

(8)

f. Pembebasan tanah

g. Overheads & Engineering

Pemodelan untuk submodel biaya dijelaskan dengan gambar-gambar di bawah :

Gambar 3.5 Submodel bendung

tin

biaya beton bendung

total biaya bendung biaya beton perm 3

biaya penulangan biaya penulangan

perm 3

berat baja tulangan

biaya galian bendung biaya galian perm 3

volum e beton bendung

vol galian bendung

lebar m ercu tinggi bendung

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan biaya bendung ini adalah :

(

)

63 , 0 695 , 0 2 14 , 1

0274

,

0

1

,

16

)

(

69

,

8

c r d c d e

V

x

W

L

x

H

x

V

L

x

H

x

V

=

=

=

………...(3.3) Dimana : Ve = Volume galian (m3) Vc = Volume beton (m3)

Wr = Berat baja tulangan (ton)

Hd = Tinggi bendung (m)

(9)

Gambar 3.6 Submodel bangunan pengambil

flow duration curve

total biaya bangunan pengambil jari2 saluran

diam eter dalam saluran

volum e beton bang pengam bil volum e galian bang

pengam bil

biaya galian bang pengam bil

biaya galian bang pengam bil berat baja tulangan

bang pengam bil

biaya penulangan bang pengam bil

biaya beton bang pengam bil

biaya beton perm 3

biaya penulangan perm 3 biaya galian perm 3

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan bangunan pengambil air adalah :

(

)

c r c e

V

x

W

Q

x

R

x

V

Q

x

R

x

V

0145

,

0

)

(

147

171

47 , 0 666 , 0

=

=

=

………...(3.4) Dimana : Ve = Volume galian (m3) Vc = Volume beton (m3)

(10)

D = Diameter dalam saluran (m) R = Jari-jari saluran = D/2 (m) Q = Debit (m3/s)

Gambar 3.7 Submodel kolam pengendap pasir

flow duration curve

total biaya kolam pengendap pasir

volum e beton kolam pengendap pasir

volum e galian kolam pengendap pasir

biaya beton kolam pengendap pasir

biaya penulangan kolam pengendap

pasir

biaya galian kolam pengendap pasir

biaya galian kolam pengendap pasir biaya beton perm 3

biaya penulangan perm 3 biaya galian perm 3

berat baja tulangan kolam pengendap

pasir

   

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan kolam pengendap pasir adalah :

847 , 0 936 , 0 07 , 1

12

,

0

169

515

c r c e

V

x

W

Q

x

V

Q

x

V

=

=

=

………(3.5) Dimana : Ve = Volume galian (m3) Vc = Volume beton (m3)

Wr = Berat baja tulangan (ton)

(11)

Gambar 3.8 Submodel saluran pembawa

total biaya saluran pembawa

biaya batukali saluran pem bawa luas galian

luas batu kali

tebal dinding saluran lebar saluran terbuka tinggi saluran terbuka

panjang saluran terbuka saluran

pem bawa

biaya galian saluran pem bawa

biaya galian saluran pem bawa biaya batu kali perm 3 volum e galian saluran

pem bawa

biaya galian perm 3

volum e batukali saluran pem bawa

tebal fondasi

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan saluran pembawa adalah :

(

)

(

)

(

t

x

H

t

)

(

x

t

x

t

)

t

x

B

(

t

x

B

)

A

B

x

H

x

B

x

H

A

L

x

A

V

L

x

A

V

Q

x

BH

batukali galian batukali bk galian e 3 2 1 1 1 379 , 0

)

(

2

1

2

2

2

1

2

)

(

09

,

1

+

+

+

=

+

=

=

=

=

…...…...(3.6) Dimana : Ve = Volume galian (m3) Vbk = Volume batukali (m3) Q = Debit (m3/s)

L = Panjang saluran terbuka (m) B = Lebar saluran terbuka (m) H = Tinggi saluran terbuka (m) t = Tebal batu kali (m)

t1 = Tebal dinding saluran (m)

t2 = Tebal lantai muka (m)

(12)

Gambar 3.9 Submodel bak penenang

flow duration curve

total biaya bak penenang

berat baja tulangan bak penenang

biaya beton bak penenang volum e beton bak

penenang volum e galian bak

penenang

biaya galian bak penenang

biaya penulangan bak penenang

biaya beton perm 3

biaya penulangan perm 3 biaya galian perm 3

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan bak penenang adalah :

c r c e

V

x

W

Q

x

V

Q

x

V

051

,

0

197

808

716 , 0 697 , 0

=

=

=

………(3.7) Dimana : Ve = Volume galian (m3) Vc = Volume beton (m3)

Wr = Berat baja tulangan (ton)

(13)

Gambar 3.10 Submodel pipa pesat

total biaya pipa pesat diam eter dalam pipa

panjang pipa pesat

biaya beton pipa pesat

biaya penulangan pipa pesat berat baja tulangan

pipa pesat

biaya galian pipa pesat

biaya galian pipa pesat volum e galian pipa

pesat

volum e beton pipa pesat

biaya beton perm 3

biaya penulangan perm 3 biaya galian perm 3

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan pipa pesat adalah :

c r c e

V

x

W

L

x

Dm

x

V

L

x

Dm

x

V

018

,

0

14

,

2

9

,

10

68 , 1 33 , 1

=

=

=

……….….(3.8) Dimana : Ve = Volume galian (m3) Vc = Volume beton (m3)

Wr = Berat baja tulangan (ton)

(14)

Gambar 3.11 Submodel saluran pelimpah

total biaya saluran pelimpah

volum e galian saluran pelim pah

biaya galian saluran pelim pah

biaya galian saluran pelim pah diam eter dalam

saluran

biaya penulangan saluran pelim pah biaya beton saluran

pelim pah berat baja tulangan

saluran pelim pah

volum e beton saluran pelim pah

biaya beton perm 3

biaya penulangan perm 3

biaya galian perm 3

Persamaan yang digunakan dalam saluran pelimpah adalah :

c r c e

V

x

W

D

x

V

D

x

V

029

,

0

78

,

2

87

,

9

70 , 1 69 , 1

=

=

=

………..(3.9) Dimana : Ve = Volume galian (m3) Vc = Volume beton (m3)

Wr = Berat baja tulangan (ton)

(15)

Gambar 3.12 Submodel gedung sentral

flow duration curve

biaya beton gedung sentral

total biaya powerhouse berat baja tulangan

gedung sentral

volum e beton gedung sentral volum e galian gedung

sentral head_efektif

jum lah unit

biaya penulangan gedung sentral biaya galian gedung

sentral

biaya galian gedung sentral biaya beton perm 3

biaya penulangan perm 3 biaya galian perm 3

Persamaan yang digunakan dalam gedung sentral adalah :

05 , 1 795 , 0 2 1 3 2 727 , 0 2 1 3 2

046

,

0

)

(

1

,

28

)

(

8

,

97

c r e c e e

V

x

W

n

x

H

x

Q

x

V

n

x

H

x

Q

x

V

=

=

=

………..………..(3.10) Dimana : Ve = Volume galian (m3) Vc = Volume beton (m3)

Wr = Berat baja tulangan (ton)

Q = Debit (m3/s) He = Head efektif (m)

(16)

Gambar 3.13 Submodel saluran pembuang

flow duration curve

total biaya saluran pembuang

biaya galian saluran

pem buang biaya penulangan

saluran pem buang tebal_beton

BH_factor

lebar saluran terbuka tinggi saluran terbuka

volum e galian saluran pem buang

panjang saluran terbuka saluran

pem buang

biaya beton saluran pem buang

biaya beton saluran pem buang

biaya beton perm 3

biaya penulangan perm 3 biaya galian perm 3

berat baja tulangan saluran pem buang volum e beton saluran

pem buang

Persamaan yang digunakan dalam gedung sentral adalah :

( )

L

x

L

V

x

W

L

x

BH

x

V

Q

x

BH

c r e 888 , 0 2 04 , 1 379 , 0

577

,

0

22

,

6

09

,

1

=

=

=

……….……….(3.11) Dimana : Ve = Volume galian (m3) Vc = Volume beton (m3)

Wr = Berat baja tulangan (ton)

Q = Debit (m3/s)

L = Panjang saluran terbuka (m) H = Tinggi saluran terbuka t = Tebal beton (m)

(17)

Gambar 3.14 Submodel pintu, pipa & saringan

flow duration curve flow duration curve

berat pintu kolam pengendap pasir

biaya saringan bangunan pengambil

berat saringan kolam pengendap pasir

biaya pintu kolam pengendap

panjang saluran pelimpah

biaya pipa saluran pelimpah

berat pipa saluran pelimpah

biaya pipa penstock

biaya pipa perton

biaya pipa perton berat pipa pipa pesat

berat permeter pipa

biaya saringan kolam pengendap pasir

jari2 saluran

berat saringan bangunan pengam bil berat pintu bangunan

pengambil

biaya saringan perton

biaya saringan perton

biaya pintu bangunan pengambil

biaya pintu bendungan

biaya pintu perton

biaya pintu perton

biaya pintu perton

berat pintu bendungan debit banjir rencana

diam eter dalam saluran panjang pipa pesat

Persamaan yang digunakan dalam pembuatan pintu, pipa & saringan adalah adalah :

(18)

a. Pintu pengambil bendung 692 , 0

145

,

0

f g

x

Q

W

=

………(3.12)

Dimana : Wg = Berat pintu (ton)

Qf = Debit banjir rencana = 269,42 m3/s

b. Pintu & saringan bangunan pengambilan

(

)

(

)

0,582 533 , 0

701

,

0

27

,

1

Q

x

R

x

W

Q

x

R

x

W

s g

=

=

……….(3.13) Dimana : Wg = Berat pintu (ton)

Ws = Berat saringan (ton)

R = Jari-jari saluran (m) Q = Debit (m3/s)

c. Pintu & saringan kolam pengendap pasir

785 , 0 613 , 0

879

,

0

910

,

0

Q

x

W

Q

x

W

s g

=

=

……….(3.13) Dimana : Wg = Berat pintu (ton)

Ws = Berat saringan (ton)

Q = Debit (m3/s) d. Pipa pesat

L

x

W

W

p p '

=

………(3.13)

Dimana : Wp = Berat pipa (ton)

Wp’ = Berat pipa per meter = 2 ton

L = Panjang pipa pesat e. Saluran pelimpah

L

x

D

x

W

p

=

0

,

165

1,25 ………(3.14) Dimana : Wp = Berat saluran (ton)

D = Diameter dalam saluran (m) L = Panjang saluran pelimpah (m)

(19)

Dari pemodelan di atas, maka dapat kite resumekan bahwa total biaya pembangunan sipil sipil dan total biaya pembangunan pintu, pipa & saringan adalah penjumlahan dari setiap biaya elemen-elemen penyusunnya. Dalam bentuk model dapat dilihat sbb :

Gambar 3.15 Submodel total biaya pekerjaan sipil

total biaya pekerjaan sipil total biaya saluran

pelim pah total biaya bangunan

pengam bil

total biaya bak penenang

total biaya saluran pem bawa total biaya kolam

pengendap pasir

total biaya saluran pem buang total biaya

powerhouse

total biaya pipa pesat total biaya bendung

Gambar 3.16 Submodel total biaya pekerjaan pintu, pipa & saringan

total biaya pengerjaan pintu&

pipa biaya saringan

bangunan pengambil

biaya pintu kolam pengendap

biaya pipa saluran

pelim pah biaya pipa penstock biaya saringan kolam

pengendap pasir

biaya pintu bangunan pengam bil

biaya pintu bendungan

(20)

Total biaya keseluruhan pembangunan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro dapat dimodelkan sebagai berikut :

Gambar 3.17 Total biaya pembangunan PLTM Lubuk Gadang

biaya pembangkitan per kwh

energi dihasilkan per tahun

total biaya pembangunan

biaya m ekanikal elektrikal total biaya pekerjaan

sipil

biaya transm isi

faktor pengali

biaya pem bangunan jalan perm 2 luas area

pembangunan jalan

biaya jalan proyek luas area proyek

biaya pem bebasan lahan perm2

biaya transm isi perkm

panjang transm isi

biaya_langsung

biaya tak terduga biaya overheads

engineering

biaya fasilitas konstruksi biaya pem bebasan

lahan

daya output

Persamaan yang dipakai dalam submodel total biaya pembangunan PLTM :

Biaya langsung = Biaya transmisi + Biaya pembebasan lahan +Biaya mekanikal elektrikal + Biaya fasilitas konstruksi + Biaya pekerjaan sipil + Biaya jalan proyek

Biaya pembebasan lahan = Biaya pembebasan perm2 x Luas area proyek. Biaya transmisi = Biaya transmisi perkm x Panjang transmisi

Biaya jalan proyek = Biaya pembangunan jalan perm2 x Luas area jalan Biaya fasilitas konstruksi =Ttotal biaya pekerjaan sipil x 0,05

(21)

Total biaya pembangunan = Biaya overheads engineering + Biaya langsung + Biaya tak terduga

Biaya overheads engineering = Biaya langsung x 0,015

Gambar

Tabel 3.1 Data debit rata-rata per bulan Sungai Batang Sangir
Gambar 3.2 Profil FDC Sungai Batang Sangir
Gambar 3.3 Peta topografi daerah Lubuk Gadang
Gambar 3.4 Submodel pembangkit
+7

Referensi

Dokumen terkait

UNTUK DIT ANDA TANGAN BERLAKU APABILA TELAH DIT ANDA TANGAN I.. secara online yang dijabarkan lebih lanjut oleh Tim Pokja Data Kemensos.. Lampiran 2. Surat Keterangan

 pemeliharaan berkala jembatan]   Pemenuhan Indikator Ketidakrataan Perkerasan Jalan diberlakukan sejak berakhirnya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan masing-masing

Pada dasarnya peningkatan Daya ini diakibatkan dari penurunan viskositas dari bahan bakar setelah dipanaskan, bahan bakar dengan viskositas rendah akan mudah dalam

Dengan adanya teknologi yang dapat memanfaatkan cahaya tampak (visible light) sebagai media komunikasi, seseorang tidak harus lagi membeli sebuah access point untuk menerima

o Tarik garis yang sejajar dengan sumbu X pada grafik untuk nilai kekeruhan 2 NTU dan 5 NTU ( akan didapat 2 titik singgung ). o Dari masing-masing titik singgung tarik garis

Pemetaan Kantor Pemerintah ini dapat dijadikan alat yang membantu pengguna dalam pencarian lokasi dan penunjuk jalan menuju Kantor Pemerintahdengan menggunakan perangkat

[r]

Hasil penelitian pada Stasiun I diperoleh nilai kelimpahan individu sebesar 589 ind./m 2 , indeks keanekaragaman jenis sebesar 1,14, dan indeks keseragaman sebesar