Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 1
BOTANI UMUM
Oleh :
DR. Drs. R.Soelistijono, MP
Dra. Dwi Susilo Utami, MP
Ir. Setie Harieni MP
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN
SURAKARTA
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 2
KATA PENGANTAR
Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Tim penulis dapat menyusun sebuah buku ajar yang berjudul Botani Umum. Dalam buku ajar
Botani Umum ini menguraikan soal morfologi luar atau morfologi dalam arti
sempit. Selain memuat pengetahuan tentang istilah-istilah (terminologi), susunan organ dalam (anatomi), sekaligus juga berisi tuntunan bagaimana cara mencandra tumbuhan (taksonomi).
Karena yang ditengahkan terutama bentuk dan susunan luar tubuh tumbuhan mengingat tubuhnya yang belum terdiferensiasi maka pada bab 1 hanya diuraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan yang berupa thalus, jadi menyangkut dua golongan yaitu Bryophyta dan Pteridophyta. Mengenai golongan yang lain yang sudah dapat dibedakan menjadi batang, daun, dan akar pembicaraannya lebih tepat dalam Bab 2 yaitu tentang Tumbuhan Berbiji yang dapat dibagi menjadi Gymnospermae dan Angiospermae.
Bab selanjutnya akan membahas batang (Bab 3), daun (Bab 4), bunga (Bab 5), dan akar (Bab 6). Klasifikasi tumbuhan akan dibicarakan dalam terakhir (Bab 7) yaitu tentang Sistimatika Tumbuhan.
Kami menyadari banyak sekali kekurangannya , namun kami berharap buku ini dapat sebagai pegangan bagi mahasiswa.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 3
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ……….. 2
Daftar Isi ………. 3
BAB I TUMBUHAN THALLUS ……….. 4
TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) ………. 4
TUMBUHAN PAKU (PTERYDOPHYTA) ………. 8
BAB II TUMBUHAN BERBIJI ……….. 12
TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA (GYMNOSPERMAE) ………. 12
TUMBUHAN BERBIJI TERTUTUP (ANGIOSPERMAE) ………. 18
BAB III BATANG (CAULIS) ………. 25
BAB IV DAUN (FOLIUM) ……… 33
BAB V BUNGA (FLOS) ……… 58
BAB VI AKAR (RADIX) ………. 92
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 4 BAB I. TUMBUHAN THALLUS.
Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan secara umum tentang ciri-ciri utama tumbuhan berthalus
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dasar pengelompokan tumbuhan berthalus 2. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta) 3. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri kelompok tumbuhan paku
(Pterydophyta)
Definisi dari tumbuhan berthalus adalah kelompok tumbuhan yang belum dapat dibedakan bagian organnya menjadi batang, daun, dan akar. Kelompok tumbuhan berthalus dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu tumbuhan lumut (Bryophyta) dan tumbuhan paku (Pterydophyta).
Sub Bab1. LUMUT (BRYOPHYTA)
Tumbuhan lumut adalah kelompok tumbuhan yang pertama beradaptasi di darat, Engler pada tahun 1892 menyatakan bahwa tumbuhan lumut tergolong kelompok Cryptogamae. Tumbuhan lumut, algae, dan tumbuhan paku digolongkan dalam tumbuhan tingkat rendah karena merupakan kelompok tumbuhan berspora. Tumbuhan lumut menunjukkan tingkat perkembangan yang lebih maju bila dibandingkan dengan algae karena :
1. Sebagian besar tumbuhan lumut hidup di darat yang lembab.
2. Tumbuhan lumut memiliki habitus seperti tumbuhan tingkat tinggi, dalam batangnya terdapat sekelompok sel-sel memanjang sebagai buluh pengangkut.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 5
4. Gametofit hidup bebas, tetapi sporofit tergantung pd gametofit dalam penyediaan unsur hara.
5. Gametangium dan sporangium multiseluler dan mempunyai dinding yang terdiri atas sel steril.
6. Setelah terjadi pembuahan, zigot berkembang menjadi embrio, sehingga lumut termasuk golongan Embryophyta.
Tumbuhan lumut tumbuh dalam habitat peralihan dari habitat air ke darat maka tumbuhan lumut disebut pula sebagai tumbuhan amfibi. Meskipun merupakan tumbuhan darat tetapi untuk terselenggaranya pembuahan masih tetap memerlukan air. Susunan tubuh sudah ada penyesuaian terhadap lingkungan hidup di darat, yaitu :
1. Mempunyai rizoid.
2. Terdapat sel-sel epidermis serta penebalan dinding sel sbg perlindungan terhadap kekeringan.
3. Terdapat porus pada permukaan talus sehingga mempermudah pengambilan CO2 untuk melaksanakan fotosintetis.
4. Spora berdinding tebal dan disebarkan oleh angin.
5. Terdapat ichen pengangkutan makanan yang masih sangat sederhana
Meskipun tumbuhan lumut ada yang telah memperlihatkan deferensiasi yang agak jauh tetapi karena akar yang sesungguhnya belum terdapat kecuali hanya rizoid maka lumut masih digolongkan dalam tumbuhan talus, belum kormus, atau merupakan peralihan antara talus ke kormus seperti pada golongan lumut daun.
Sifat umum
Tubuhnya masih berupa talus, warna hijau, mempunyai klorofil a dan b tetapi tidak ada variasi dalam bentuk plastidanya. Lumut yang masih ichens e tubuhnya berupa lembaran yang merayap, tatapi untuk yang lebih maju, talusnya menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Daun-daun (filoid) terdiri atas satu lapis sel dan mempunyai rusuk tengah. Di bagian tengah terutama dekat rusuk
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 6
tengah daun selalu terdiri atas lebih dari satu lapis sel, tetapi belum ada daging daun (mesofil). Terdapat pembagian pekerjaan dalam talusnya, ada seperti jaringan asimilasi dan jaringan penyimpan cadangan makanan. Mempunyai liang udara yang berfungsi seperti stoma. Dinding sel terdiri atas selulosa.
Perkembangbiakan terdiri atas anteridium (jantan) dan arkegonium (betina). Arkegonium berbentuk seperti botol, bagian yang lebar disebut perut dan yang sempit disebut leher, mempunyai dinding sel yang terdiri dari selapis sel. Anteridium berbentuk bulat atau seperti gada, mempunyai dinding sel yang terdiri dari selapis sel steril, di dalamnya terdapat spermatozoid. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk embrio lalu tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora yaitu sporogonium yang tetap menempel pada induknya.
Slikus hidup
Terdapat 2 fase, yaitu fase haploid (merupakan generasi seksual atau generasi gametofit) dan fase diploid (generasi aseksual atau sporofit). Gametofit adalah generasi pembentuk gamet, membentuk talus yang sederhana, merupakan tumbuhan yang hidup bebas. Sporofit adalah sporogonium, yaitu generasi yang menghasilkan spora, merupakan suatu badan yang dibedakan atas kaki, seta dan kapsul. Tumbuhan lumut dikatakan mempunyai generasi yang heteromorfik karena sporofit berbeda dengan gametofit. Sporofit menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama, disebut homospor atau isospor.
Spora tumbuh menjadi protonema, selanjutnya tumbuh tumbuhan lumut yang menghasilkan anteridium dan arkegonium. Apabila terjadi pembuahan terbentuklah zigot yang akan tumbuh menjadi embrio, selanjutnya akan berkembang menjadi sporogonium (selama hidupnya tetap tinggal pada gametofit). Di dalam sporogonium terjadi reduksi akhirnya terbentuk spora.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 7
Apabila lingkungan tidak memenuhi syarat, maka dapat terjadi penyimpangan dari siklus hidup yang normal, yaitu terjadi peristiwa :
Apogami : terbentuknya sporofit tanpa melalui persatuan gamet, misalnya sel telur yang tidak dibuahi tumbuh membentuk sporofit.
Apospori : terbentunya gametofit tanpa melalui pembentukan spora, misalnya beberapa sel dari sporofit (mungkin bagian dinding sporogonium) dapat tumbuh dan berkembang menjadi gametofit.
Klasifikasi
Jussieu pada tahun 1836 semula menggunakan nama Mosses untuk kelompok tumbuhan lumut. Braun pada tahun 1864 memperkenalkan naman Bryophyta, tetapi yang dimaksudkan bukan hanya lumut saja, termasuk di dalamnya algae, fungi, ichens dan mosses. Yang pertama menempatkan kelompok tumbuhan lumut dalam Divisi Bryophyta adalah Schimper pada tahun 1879, kemudian Eichler pada tahun 1883 membagi Bryophyta menjadi 2 kelas yaitu Hepaticae dan Musci, selanjutnya oleh Engler pada tahun 1892 masing-masing kelas dibagi menjadi 3 bangsa yaitu Hepaticae dibagi menjadi Marchantiales, Jungermanniales, dan Anthocerotales sedangkan Musci dibagi menjadi Sphagnales, Andreaeales dan Bryales.
Howe pada tahun 1899) membagi Bryophyta menjadi 3 kelas, yaitu Hepaticae, Anthocerotae dan Musci. Perubahan berikutnya mengenai nama kelas oleh Rothmale pada tahun 1951, sesuai dengan peraturan dalam tatanama tumbuhan, yaitu Anthocerotae menjadi Anthoceropsida, tetapi yang terakhir oleh Proskauer pada tahun 1957 diganti lagi menjadi Anthocerotopsida. Selanjutnya nama-nama kelas tersebut masih tetap digunakan oleh para ahli botani modern, yaitu kelas Hepaticopsida (Hepaticae), Anthocerotopsida (Anthocerotae), dan Bryopsida (Musci).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 8
Klasifikasi Lumut didasarkan oleh adanya perbedaan bentuk susunan tubuh dan perkembangan gametangium serta sporogoniumnya (perbedaan pada struktur gametofit dan sporofit).
SUB BAB 2. PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU)
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisi – divisi yang telah dibicarakan sebelumnya, alat perkembang – biakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh sebab itu, sementara ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yng diberi nama Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi disebut dibawah nama Schizophyta, Thallophyta,Bryophyta, dan Pteridophyta.
Nama Cryptogamae diberikan atas dasar cara perkawinan (Alat–alat perkawinannya) yang tersembunyi (Cryptos – tersembunyi, gamos – kawin ), berbeda dengan Phanerogamae ( Tumbuhan biji ) yang cara perkawinannya tampak jelas.
Dari segi cara hidupnya ada jenis – jenis paku yang hidup teresterial (paku tanah), ada paku epifit, dan ada paku air. Dimasa yang silam (jutaan tahun yang lalu), hutan – hutan di bumi kita terutama tersusun atas warga tumbuhan paku yang berupa pohon – pohon yang tinggi besar, dan kita kenal sisa – sisanya sekarang sebagai batu bara. Jenis – jenis yang sekarang ada jumlahnya relative kecil (lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah warga divisi lainnya) dapat dianggap sebagai relic (peninggalan) suatu kelompok tumbuhan yang dimasa jayanya pernah pula merajai bumi kita ini, yaitu dalam zaman paku (Palaeozoicum).
Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta pun terdapat daur kehidupan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Gametofitnya
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 9
mempunyai beberapa perbedaan dengan gametofit lumut, walaupun sama – sama terdiri atas sel – sel yang haploid. Gametofit pada tumbuhan paku dinamakan protalium, dan protalium ini hanya berumur beberapa minggu saja. Besarnya paling banyak hanya beberapa cm saja, bentuknya menyerupai thallus hepaticae. Umumnya protalium itu berbentuk jantung, berwarna hijau dan melekat pada substratnya dengan rhizoid – rhizoid. Terdapat anteridium (biasanya pada bagian yang sempit) dan arkegonium (dekat dengan lekukan bagian yang melebar). Pembuahan hanya dapat berlangsung jika ada air. Baik anteridium maupun arkegonium terdapat pada sisi bawah protalium di antara rhizoid – rhizoidnya.
Sehabis pembuahan, dari zigot tumbuh keturunan yang diploid, yaitu sporofitnya. Pada tumbuhan paku sporofit ini sama sekali berbeda dengan sporofit lumut. Pada tumbuhan paku biasanya protalium lalu binasa, akan tetapi jika tidak terjadi pembuahan, protalium itu dapat bertahan sampai lama. Sporofit itulah yang pada Pteridophyta menjadi tumbuhan paku yang tubuhnya telah dapat dibedakan dalam akar, batang dan daun.
Adanya akar merupakan sifat yang karakteristik bagi Pteridophyta dan Spermatophyta, oleh sebab itu dunia tumbuhan sering juga dibedakan dalam dua golongan yaitu :
- Rhizophyta ( tumbuhan akar ) yang terdiri atas Pteridophyta dan Spermatophyta, dan
- Arhizophyta ( tumbuhan tak berakar ) yang terdiri atas Scizophyta, Thallophyta dan Bryophyta.
Menurut poros bujurnya, pada embrio tumbuhan paku telah dapat dibedakan dua kutub, atas dan bawah. Kutub atas akan berkembang membentuk tunas ( Batang beserta daun – daunnya ). Kutub bawah, yang letaknya berlawanan dengan ujung tunas dapat juga kita namakan kutub akar. Tetapi hanya pada Spermatophyta saja yang akarnya merupakan perkembangan lanjutan kutub akarnya. Pada Pteridophyta kutub akar tidak terus berkembang
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 10
membentuk akar. Akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh ke samping dari batang. Jadi embrio Pteridophyta tidak bipolar seperti pada Spermatophyta, tetapi unipolar, karena hanya satu kutub saja yang berkembang. Akar yang keluar pertama – tama itu tidak dominan, melainkan segera disusul oleh akar – akar lain yang semuanya muncul dari batang. Peristiwa pembentukan akar – akar dari batang yang semua tumbuh ke samping itu dinamakan homorizi, sedang pembentukan akar – akar yang benar – benar dari kutub akar seperti terdapat pada Spermatophyta itu dinamakan alorizi. Ketiga bagian utama tubuh Pteridophyta itu mempunyai titik tumbuh yang hanya terdiri atas satu sel inisial yang terletak di ujung.
Dalam taksonomi, Pteridophyta termasuk juga yang telah punah, dibedakan dalam beberapa kelas yaitu:
1. Kelas : Psilophytinae (Paku purba)
2. Kelas : Lycopodiinae (Paku rambat atau paku kawat) 3. Kelas : Equisetinae (Paku ekor kuda)
4. Kelas : Filicinae (Paku sejati)
Soal-soal:
1. Mengapa tumbuhan lumut (Bryophyta) digolongkan dalam tumbuhan tingkat rendah?
2. Tumbuhan lumut merupakan peralihan dari tumbuhan air (Algae) ke tumbuhan darat (Pterydophyta). Mengapa demikian?
3. Jelaskan siklus hidup dari tumbuhan lumut (Metagenesis) secara lengkap (bila perlu dapat digambar).
4. Mengapa tumbuhan paku (Pterydophyta) disebut sebagai tumbuhan kormus (Jelaskan dengan gambar).
5. Apa yang membedakan siklus hidup (Metagenesis) Bryophyta dengan Pterydophyta.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 11
- Tropofil - Annulus
- Sporofil - Gametofit
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 12 BAB 2. TUMBUHAN BERBIJI
Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan secara umum tentang ciri-ciri utama tumbuhan berbiji
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dasar pengelompokan tumbuhan berbiji
2. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri kelompok tumbuhan berbiji terbuka (Gymnopspermae)
3. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri kelompok tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
Secara umum tumbuhan berbiji memiliki perbedaan utama dengan tumbuhan berthallus pada kemampuan reproduksinya. Pada tumbuhan berbiji selain sudah bisa dibedakan bagian akar, batang, dan daunnya maka juga memiliki kemampuan reproduksi seksual yang lebih maju yaitu adanya biji yang merupakan hasil pembuahan putik oleh benang sari. Berdasarkan ada tidaknya pelindung biji (carpella), maka tumbuhan berbiji dibedakan menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Sub Bab 1. TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA (GYMNOSPERMAE)
Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani (Greek): gymnos (telanjang)
dan spermae (biji) sehingga disebut tumbuhan berbiji terbuka karena merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae, atau Magnoliophyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji terlihat langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun (strobilus) atau runjung. Pada tanaman melinjo misalnya, "pêntil"nya (yaitu bijinya) sejak dari "kroto" hingga melinjo masak dapat dilihat, sementara pada tusam biji terletak pada runjungnya.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 13
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
Pengelompokan
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi karena tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup) adalah keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji tertutup akan menyebabkan pemisahan yang parafiletik. Gymnospermae mencakup tiga divisi yang telah punah dan empat divisi yang masih bertahan, meliputi:
1. Bennetophyta, punah
2. Cordaitophyta, punah
3. Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang
Angiospermae.
4. Cycadophyta 5. Ginkgophyta
6. Gnetophyta
7. Coniferophyta
Jenis-jenis Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)
Tumbuhan berbiji terbuka tersebar luas di hutan-hutan dan pegunungan, berupa pohon berkayu yang tingginya dapat mencapai lebih dari 30 meter, salah satunya adalah pohon pinus. Pohon yang selalu hijau sepanjang masa, kini banyak ditanam di halaman rumah. Disebut tumbuhan berbiji terbuka karena
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 14
bijinya tidak dilindungi daun buah. Bunga sesungguhnya tidak ada, alat perkembangbiakan berupa badan yang disebut strobilus (runjung). Strobilus jantan merupakan kumpulan kantung-kantung sari yang berisi serbuk sari yang mengandung sel sperma. Strobilus betina mengandung bakal biji yang berisi sel telur. Bakal biji terbuka, langsung didatangi oleh serbuk sari yang terbawa angin. Batang utama lurus ke atas, berkayu, berkas pembuluh tersusun dalam satu lingkaran dan memiliki kambium. Umumnya batang memiliki saluran resin. Bentuk daun bermacam-macam, kaku, dan mengandung berkas pengangkut. Sistem akar tunggang, cabang-cabangnya menyebar di dalam tanah. Ada empat divisi gymnospermae yang dapat kita jumpai sampai saat ini, tiga di antaranya adalah divisi yang relatif kecil: Cycadophyta, Ginkgophyta, dan Gnetophyta. Divisi yang paling besar adalah Coniferophyta.
a. Ciri-ciri Cycadophyta
Cycadophyta terdiri dari sekitar 185 spesies. Batangnya Cycadophyta tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucuk batang yang memanjang. Habitus (perawakan) Cycadophyta menyerupai pohon palem. Beberapa jenis Cycadophyta memiliki pohon amat pendek, jenis yang lain dapat mencapai tinggi 9 meter, tetapi kebanyakan tingginya sekitar 2 meter. Semua anggota Cycadophyta berumah dua. Strobilus yang dihasilkan berukuran besar namun rata-rata reproduksinya rendah. Penyerbukan sering dibantu oleh serangga yang tertarik dengan aroma yang dihasilkan strobilus jantan dan betina.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 15
Tumbuhan Cycadophyta ini merupakan tumbuhan biji yang primitif, hidup di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia kita kenal pakis haji (Cycas rumphii) merupakan tanaman hias, akarnya bersimbiosis dengan ganggang biru (Anabaena) yang dapat mengikat nitrogen (Anabaena cycadae). Daunnya tersusun dalam roset batang, menyirip atau berbagi menyirip. Strobilus jantan dan betina terdapat di ujung batang pada pohon yang berbeda (berumah dua).
b. Ciri-ciri Ginkgophyta
Hanya satu jenis ginkgo yang masih hidup sampai saat ini, yaitu Ginkgo biloba yang berasal dari Cina. Pohonnya tinggi, daunnya bertangkai panjang dan berbentuk kipas dengan tulang daun yang bercabang-cabang, dan meranggas dalam musim gugur. Bijinya mempunyai kulit luar yang berdaging dan kulit dalam yang keras. Daunnya dapat dijadikan obat asma dan mengatur tekanan darah. Buahnya dapat dijadikan bahan ramuan untuk makanan tambahan (suplemen) yang berfungsi menjernihkan daya ingat. Tumbuhan asli daratan Cina ini merupakan tumbuhan purba yang berhasil bertahan hidup hingga saat ini. Tumbuhan ini dibudidayakan sebagai peneduh atau tanaman hias dan sebagai bahan obat-obatan. Orang Cina memanfaatkan tanaman Ginkgo sebagai obat bronchitis dan asma sejak ribuan tahun yang lalu. Ginkgo biloba berukuran besar, dapat mencapai tinggi 30 meter. Daunnya melebar seperti kipas dengan belahan yang seolah-olah membagi daun menjadi dua bagian. Ginkgo berumah dua, yaitu serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh dua tumbuhan. Biji yang dihasilkan sebesar kelereng, keras, berwarna kekuningan, dan berbau tidak enak.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 16 c. Ciri-ciri Gnetophyta
Di Indonesia dikenal tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon) yang merupakan anggota dari kelompok ini (Gambar 3). Daunnya tunggal, duduknya berhadapan. Batangnya berkayu tanpa saluran resin. Bunga majemuk berbentuk bulir, keluar dari ketiak daun. Buah dan daun muda melinjo dapat disayur, bijinya dibuat emping; dan serabut kulitnya untuk pembuatan jala. Ciri khas Gnetaceae adalah tumbuhan berumah dua, strobilus jantan dan betina tersusun berlingkar dalam bentuk bulir. Benang sari tersusun dalam spiral, jumlahnya banyak, dan terdapat di bawah lingkaran bakal biji yang mandul. Strobilus betina mempunyai bakal biji tersusun dalam lingkaran, bakal biji yang fertil dibungkus oleh dua lapis integumen. Kelompok tumbuhan Gnetophyta mempunyai strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun-daun berhadapan atau berlingkar, dan tidak mempunyai saluran resin. Gnetophyta terdiri dari dua kelas yaitu Ephedraceae dan Gnetaceae. Ephedraceae merupakan semak dengan tinggi sekitar 2 meter yang tumbuh tegak, menjalar, atau merambat dengan percabangan yang banyak. Contoh dari Ephedra sp. dan Welwitschia sp. kebanyakan hidup di daerah tropis dan subtropis di belahan bumi utara, umumnya ditanam sebagai tanaman hias. Gnetaceae mempunyai anggota satu genus saja yaitu Gnetum yang jenis-jenisnya banyak ditemukan di Indonesia.
Gambar 3. Melinjo (Gnetum gnemon)
d. Ciri-ciri Coniferophyta
Divisi ini memiliki jumlah sekitar 550 spesies. Divisi ini memiliki ciri, yaitu pada daunnya memiliki bentuk khas seperti jarum. Selain itu, divisi ini menghasilkan strobilus (cone). Anggota yang dominan pada divisio ini adalah pinus (Gambar 4). Proses reproduksi pada Coniferophyta dibantu oleh angin,
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 17
artinya pada saat sel kelamin jantan telah matang, sel kelamin tersebut akan tertiup oleh angin menuju sel kelamin betina untuk membuahi. Tumbuhan ini memiliki ciri khas, yaitu selalu hijau sepanjang tahun atau disebut juga tumbuhan evergreen. Tumbuhan yang tergolong divisi ini dapat berupa semak, perdu atau pohon dengan tajuk berbentuk kerucut (conus), maka disebut Coniferophyta. Divisi ini merupakan kelompok terbesar, yang beranggotakan pohon tertua dan tertinggi di muka bumi. Penyebarannya luas terutama di daerah beriklim sedang dan dingin. Coniferophyta menjadi sangat penting karena merupakan sumber bahan kertas, kayu lunak, bahan bangunan, bahan plastik, pernis, terpentin, damar, dan tinta cetak.
Gambar 4. Daur hidup Coniferophyta
Strobilus jantan menghasilkan serbuk sari yang mengandung sel sperma. Dengan bantuan angin, serbuk sari sampai ke bakal biji yang menempel pada sisik strobilus betina. Selanjutnya terbentuk buluh serbuk yang membawa sel sperma untuk bertemu dengan sel telur yang ada di dalam bakal biji. Setelah terjadi fertilisasi, terbentuklah biji yang bersayap tipis. Biji diterbangkan angin ke mana-mana, jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi kecambah, dan berkembang menjadi tumbuhan baru. Pinus banyak ditanam di Indonesia, misalnya Pinus merkusii di Sumatra (terutama di Aceh) banyak ditanam di
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 18
daerah-daerah pegunungan oleh dinas kehutanan untuk menghasilkan terpentin. Tumbuhan ini hampir selalu berumah satu, strobilus jantan terletak di ujung ranting dan strobilus betina lebih ke pangkal cabang. Strobilus betina terdiri atas banyak sisik yang tersusun dalam spiral. Bakal biji terletak di antara sisiksisik tersebut, setelah fertilisasi tumbuh menjadi biji bersayap tipis. Ranting pendek mirip pasak berdaun dua, berbentuk jarum. Selain pinus, damar (Agathis alba) banyak dijumpai di hutan Sumatra dan Kalimantan, getahnya dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai bahan campuran cat. Tumbuhan ini dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman hias, penghasil resin, sumber bahan bangunan, bahan baku kertas, batang korek api, dan lain-lain. Contoh: Pinus mercusii (pinus), Cupressus, Auraucaria, Agathis alba (damar), Abies balsama (balsam), Sequoia, Juniperus, dan Taxus.
Sub Bab 2. TUMBUHAN BERBIJI TERTUTUP (ANGIOSPERMAE)
Tumbuhan biji termasuk ke dalam divisi Spermatophyta. Alat reproduksi generatif berupa biji. Di dalam biji terdapat embrio. Tumbuhan biji sudah memiliki akar, batang dan daun sejati, disebut kormus (Gambar 5), sehingga tumbuhan biji disebut Cormophyta. Tumbuhan biji juga sudah memiliki berkas pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem sehingga disebut tumbuhan Tracheophyta.
Selain Cormophyta dan Tracheophyta, tumbuhan biji juga disebut tumbuhan berbunga (Antophyta). Bahkan disebut juga dengan Phanerogamae, yaitu tumbuhan dengan alat perkembangbiakan yang jelas terlihat dan disebut pula Embriophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang pembentukan embrionya melalui suatu pembuluh.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 19
Gambar 5. Tumbuhan kormus
Ciri-ciri dan contoh tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
Semua tumbuhan berbiji tertutup termasuk dalam divisi Magnoliophyta. Bakal biji tumbuhan Angiospermae terletak di dalam daun buah, sehingga tidak kelihatan dari luar. Tumbuhan yang sering anda temui saat ini sebagian besar termasuk dalam Angiospermae yang meliputi sekitar 235.000 spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang anda konsumsi juga berasal dari tumbuhan ini yang dapat berupa akar misalnya wortel, kangkung, bit, buah-buahan seperti apel, mangga, pisang, pepaya, serta biji-bijian dari kelompok tumbuhan Leguminosae dan Graminae.
Divisi Magnoliophyta dibagi menjadi dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yaitu Liliopsida (monokotil) dan Magnoliopsida (dikotil). Liliopsida meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan padi-padian, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akarnya bersifat spesifik. Sebagian besar Liliopsida memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh tersebar, bagian bunga bunga berjumlah 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar serabut. Ciri-ciri tumbuhan Magnoliopsida (dikotil) adalah memiliki 2 kotiledon pada biji, tulang daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, dan memiliki sistem perakaran tunggang.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 20 a. Magnoliopsida
Tumbuhan Magnoliopsida berakar tunggang dan tulang daunnya menyirip atau menjari. Batang bercabang-cabang, berkambium, tidak beruas-ruas, bagian bunga berjumlah 2, 4, 5, atau kelipatannya. Magnoliopsida merupakan tumbuhan dikotil yang memiliki biji berkeping dua. Beberapa familia dari Magnoliopsida adalah sebagai berikut.
1) Magnoliaceae
Magnoliaceae beranggotakan jenis-jenis yang relatif primitif, yang mampu bertahan hidup dari zaman dahulu. Beranggotakan sekitar 100 spesies dalam 10 genus. Beberapa jenis Magnoliaceae dipelihara sebagai tanaman hias, contoh Magnolia grandiflora (cempaka putih), Michelia champaca (cempaka kuning-jingga), Michelia figo, dan Liridendron.
2) Cruciferae
Tumbuhan familia Cruciferae beranggotakan sekitar 300 jenis yang tersebar luas di seluruh dunia, merupakan herba semusim, dua musim, atau tahunan. Cruciferae banyak ditanam sebagai tanaman hias, sayuran, dan obat. Contoh: Brassica oleracea (kubis), Brasica rugosa (sawi), Raphanus sativus (lobak), Iberis umbellate (tanaman hias), Nasturtium indicum (tempuyung untuk bahan obat), dan Nasturtium officinalis (selada air).
3) Compositae
Compositae merupakan familia terbesar dari tumbuhan bunga, yaitu memiliki sekitar 20.000 jenis yang kebanyakan berupa herba semusim atau tahunan. Cruciferae bunganya kecil dan sangat rapat, berkelompok membentuk kepala yang padat. Mungkin anda akan mengira sebagai bunga tunggal. Contoh Ageratum conyzoides (babandotan), Lactuca sativa (selada), Sonchus arvensis, Chrysanthemum (krisan), berbagai tanaman hias bunga seperti dahlia, aster, gerbera, dan Zinnia sp. (kembang kertas).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 21
4) Leguminosae
Familia Leguminosae merupakan salah satu familia yang terbesar, mencakup 500 genus dan lebih dari 12.000 jenis. Tumbuhan Leguminosae dapat berupa herba, semak, liana, dan pohon yang hidup di berbagi lingkungan. Ciri khas Leguminosae adalah mempunyai bunga yang berbentuk kupu-kupu dan buahnya berbentuk polong sehingga sering disebut tumbuhan polong-polongan. Umumnya Leguminosae ditanam sebagai sumber pangan, tanaman hias, sumber kayu, dan ada yang dimanfaatkan kandungan biji atau resinnya. Beberapa jenis hidup sebagai gulma. Contoh: Caesalpinia pulcherrima (kembang merak), Bauhinia purpurea, Calliandra brevipes (kaliandra), Casia alata, Leucanea glauca (kemlandingan), Parkia spesiosa (petai), Tamarindus indica (asam), Phaseolus radiatus (kacang hijau), Arachis hypogaea (kacang tanah), dan Glycine max (kedelai).
5) Solanaceae
Familia Solanaceae beranggotakan sekitar 2.000 jenis, ada yang berupa pohon, perdu, dan herba. Bunganya berbentuk terompet, banyak di antaranya merupakan tanaman budidaya yang penting. Contoh: Solanum tuberosum (kentang), Lycopersicon esculentum (tomat), Capsicum frutescens (cabe), Nicotiana tabacum (tembakau), Datura fastuosa (kecubung), dan Atropa belladonna (akar dan daunnya bahan obat atropin.
6) Rosaceae
Rosaceae Terdiri dari sekitar 300 jenis. Struktur bunganya sangat beragam, memiliki kelopak dan mahkota berjumlah lima dengan banyak sekali benang sari. Semua bagian bunga menempel pada tepi tabung bunga. Banyak ditanam untuk menghasilkan buah dan sebagai tanaman hias. Contoh Rosa hybrida (mawar), Malus sylvestris (apel), Fragraria chilensis (arbei), Prunus armeniaca (apricot), Prunus persica (peach),
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 22
Prunus amyangdalus (almond), Pyrus communis (pir), dan berbagai jenis Rubus.
b. Liliopsida
Kelompok tumbuhan Liliopsida mempunyai akar serabut dan tulang daunnya sejajar atau melengkung. Batangnya tidak berkambium, tidak bercabang-cabang, tetapi beruas-ruas. Bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya. Semua Liliopsida merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki biji berkeping satu, mencakup sekitar 50.000 jenis yang dikelompokkan menjadi 40 famili. Beberapa jenis mempunyai habitus pohon, namun kebanyakan berupa herba semusim atau tahunan. Batangnya bercabang sedikit atau tidak sama sekali. Daunnya memiliki pelepah pada pangkalnya, kebanyakan berupa daun tunggal dengan tulang daun yang sejajar atau melengkung. Jaringan pembuluh tersusun dalam berkas yang tersebar dalam jaringan empulur. Batangnya tidak mempunyai kambium sehingga hanya terjadi pertumbuhan oleh jaringan primer. Bunga Liliopsida mempunyai bagian bunga dengan jumlah kelipatan 3.
1) Liliaceae
Liliaceae Terdiri dari sekitar 3.000 jenis. Bunga Liliaceae terdiri dari enam bagian hiasan bunga. Contohnya adalah Lilium longiflorum (bunga leli), Asparagus officinalis (asparagus), Gloriosa superba (kembang sungsang), Tulipa sylvestris (bunga tulip), Allium cepa (bawang merah), Allium sativum (bawang putih), dan Agave sisalana (tanaman sisal, menghasilkan serat).
2) Palmae
Terdapat ribuan jenis Palmae yang menjadi tanaman penting bagi umat manusia. Kebanyakan hidup Palmae berupa pohon di daerah tropis dan subtropis. Tumbuhan palma merupakan sumber makanan (contoh kelapa atau Cocos nucifera, kurma atau Phoenix), sumber kayu, serat untuk pakaian, daun untuk atap rumah, penghasil minyak, malam, tepung sagu, sebagai tanaman hias, dan lainnya.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 23
3) Gramineae
Gramineae Tercatat sekitar 7.000 jenis yang tersebar di seluruh bagian Bumi dan tumbuh di berbagai macam iklim dari daerah tropis hingga kutub. Banyak dari Gramineae yang berkayu (misalnya bambu), namun sebagian besar merupakan herba semusim atau tahunan. Daunnya sempit memanjang, pangkal daun membungkus batang, dan sering kali batangnya berongga dan beruas-ruas. Bunga Gramineae sangat kecil dan bergerombol dalam bulir.
4) Orchidaceae
Familia Orchidaceae sangat besar, meliputi sekitar 17.500 jenis yang sangat beragam, namun semuanya merupakan herba tahunan yang tersebar di daerah tropis dan subtropis. Ada yang tumbuh sebagai epifit dan ada yang hidup di tanah, beberapa jenis merupakan parasit karena tidak mempunyai klorofil. Banyak jenis tumbuhan Orchidaceae yang dibudidayakan sebagai pewangi (misalnya vanili), namun kebanyakan ditanam sebagai tanaman hias.
Beberapa perbedaan ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil
Dikotil Monokotil
Biji berkeping dua Biji berkeping satu
Bagian bunga berjumlah 2, 4, 5 atau kelipatannya
Bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya
Tulang daun menyirip atau menjari
Tulang daun sejajar atau melengkung
Batang berkambium, letak
berkas pembuluh teratur
Batang tidak berkambium,
letak berkas pembuluh
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 24
Soal-soal:
1. Sebutkan 4 divisi yang termasuk Gymnospermae, dan masing-masing beri contohnya.
2. Jelaskan dengan singkat siklus hidup Gymnospermae yang anda ketahui. 3. Sebutkan 6 kelompok tanaman yang termasuk Angiospermae, dan
masing-masing beri contohnya.
4. Jelaskan dengan singkat siklus hidup Angiospermae, dan apa yang dimaksud dengan pembuahan ganda?
5. Bedakan secara singkat antara struktur tanaman dikotil dan monokotil. 6. Apa yang dimaksud dengan :
- Strobilus - Kormofita - Kambium
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 25 BAB III. BATANG (CAULIS)
Tujuan Instruksional Umum:
Mahasiswa memahami bentuk luar batang secara keseluruhan Tujuan Instruksional Khusus
1. Mengetahui bentuk luar batang 2. Menjelaskan macam-macam batang
3. Menjelaskan macam-macam percabangan batang
Batang pada tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut :
a. batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair, misal pada bayam (Amaranthus spinosus L.), krokot (Portulaca oleracea L.)
b. batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat karena sebagian besar terdiri dari kayu. Terdapat pada pohon-pohon(arbores), misalnya mangga (Mangifera indica L.). dan semak (Frutices), misal sidaguri (Sida rhombifolia L.)
c. Batang rumput (Calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga, misal pada padi (Oryza sativa L.) dan rumput (Gramineae) pada umumnya.
d. batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misal mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grossus L.) dan tumbuhan sebangsa rumput teki (Cyperaceae) lainnya.
Macam-macam bentuk batang :
a. bulat (teres), misal pada padi (Oryza sativa L.), bambu (Bambusa sp.), pinang (Areca catechu L.)
b. bersegi (Angularis), dalam hal ini kemungkinan dapat :
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 26
- segiempat (quadrangularis), misal batang markisah (Passiflora
quadrangularis L.)
- Pipih dan biasanya melebar menyerupai daun, batang yang bersifat demikian dinamakan :
Filokladia, jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas,
misal pada jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.).
Kladodia, jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misal
pada sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill).
Gambar 6. Alat-alat pembelit pada tumbuhan memanjat a. Cabang pembelit
b. Daun pembelit
c. Tangkai daun pembelit
Gambar 7. a. Tumbuhan membelit (Dioscorea oleata) b. Batang membelit ke kiri
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 27 Permukaan Batang
Kita dapat membedakan permukaan batang yang a. Licin (laevis), misal batang jagung (Zea mays L.)
b. Berusuk (costatus), jika permukaan terdapat rigi-rigi yang membujur, misal iler (Coleus scutellarioides Benth.)
c. Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misal pada Cereus peruvianus (L). Haw.
d. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misal pada ubi (Dioscorea alata L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L.)
e. Berambut (pilosus), misal pada tembakau (Nicotiana tabacum L). f. Berduri (spinosus), misal pada mawar (Rosa sp.)
g. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misal pada pepaya (Carica papaya L.) dan kelapa (Cocos nucifera L.)
h. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misal nangka (Artocarpus integra Merr.), keluwih (Artocarpus communis Forst.).
i. Memperlihatkan banyak lentisel, misal pada sengon (Albizzia stipulata Boiv.) j. Keadaaan-keadaan lain, misal lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti
terlihat pada jambu biji (Psidium guajava L.) dan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendron L.)
Arah tumbuh batang :
a. Tegak lurus(erectus), jika arahnya lurus keatas, misal papaya (Carica papaya L.)
b. Menggantung (dependens, pendulus), misal Zebrina pendula Schnitzl., Linaria cymbalaria, jenis anggrek (Orchidaceae).
c. Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok keatas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 28
d. Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku-buku keluar akar-akar, misal batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.), suket balungan (Panicum repens. L)
a b
c
e. Serong keatas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring tetapi bagian lainnya lalu membelok keatas, misal pada kacang tanah (Arachis hypogaea L)
f. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah, misal pada bunga matahari (Helianthus annuus L.)
g. Memanjat (scandens), jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang, misal dengan :
- Akar pelekat, contoh sirih (Piper betle L.)
- Akar pembelit, contoh panili (Vanilla planifolia Andr.).
- Cabang pembelit (sulur dahan), contoh anggur (Vitis vinifera L.)
- Daun pembelit atau sulur daun, contoh kembang sungsang (Gloriosa superba L.)
Gambar 8. Tumbuhan memanjat a. Dengan kait
b. Dengan ujung tangkai daun c. Dengan daun
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 29
- Tangkai pembelit, contoh pada kapri (Pisum sativum L.)
- Duri, contoh mawar (Rosa sp), bugenvil (Bougainvillea spectabilis Willd.) - Duri daun, contoh rotan (Calamus caesius Bl.)
- Kait, contoh gambir (Uncaria gambir Roxb.)
h. Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan lagi batang yang :
- Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis), misal pada kembang telang (Clitoria ternatea L.)
- Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis), misal gadung (Dioscorea hispida Dennst).
Cara percabangan pada batang dapat dibedakan menjadi 3 macam :
a. Monopodial, jika batang pokok selalu nampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya (ramus), misal pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.).
b. Simpodial, batang pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibanding dengan cabangnya, misal pada pohon sawo manila (Achras zapota L.)
c. Menggarpu atau dikotom, jika batang setiap kali menjadi 2 cabang yang sama besarnya, misal paku adam (Gleichenia linearis Clarke)
Pembagian cabang-cabang (ramus) pada tanaman dapat dibedakan seperti berikut :
a. Geragih (flagellum, stolo), yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh merayap dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Cabang yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam:
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 30
Monopodial Simpodial
Stolo di atas tanah Stolo di bawah tanah Gambar 9. Percabangan pada tanaman.
- Merayap di atas tanah, misal pada daun kaki kuda (Centela asiatica Urb.) dan arbe (Fragaria vesca L.)
- Merayap di dalam tanah, misal pada teki (Cyperus rotundus L.), kentang (Solanum tuberosum L.)
b. Wiwilan atau tunas air (Virgia singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang dan sering kali berasal dari cungkup yang tidur atau kuncup yang liar/ seringkali terdapat pada kopi (Coffe sp.) dan coklat (Theobroma cacao L.)
c. Sirung panjang (virgia), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun dan mempunyai ruas-ruas yang panjang. Pada cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, dari itu sering disebut pula cabang yang mandul (steril), misal pada pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vr.).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 31
d. Sirung pendek (virgula atau virgula sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah.
Cabang yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tanaman ini disebut pula cabang yang subur (fertil). Misal pada pinus (Pinus Merkussii Jungh. & De Vr.)
Arah tumbuh cabang dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Tegak (fastigiatus), jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya, misal wiwilan pada kopi (Coffea sp.)
b. Condong ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok membentuk
sudut ± 45O, misal pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.)
c. Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut
± 90O, misal pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn.).
d. Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, misal kopi robusta (Coffe robusta Lind)
e. Bergantung (pendulus), cabang yang tumbuh ke bawah misal cabang-cabang tertentu dari Salix sp.
Berdasarkan pada panjang pendeknya umur, maka tumbuh-tumbuhan dapat dibedakkan dalam :
a. Tanaman anual (annus), yaitu tumbuh-tumbuhan yang umurnya pendek, umumnya kurang dari satu tahun atau paling panjang dapat mencapai setahun, misal jagung (Zea mays L.), padi (Oryza sativa L.), kedelai (Soja max Piper), kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 32
b. Tanaman dua tahun (biennes), yaitu tanaman-tanaman yang untuk hidupnya, mulai dari tumbuh sampai menghasilkan biji dan kemudian mati memerlukan waktu dua tahun, misal biet (Beta vulgaris L.), digitalis (Digitalis purpurea L.) c. Tanaman tahunan atau tanaman keras (perennis), yaitu yang dapat mencapai
umur sampai bertahun-tahun belum juga mati bahkan ada yang dapat mencapai umur sampai ratusan tahun. Misal mangga (Mangifera indica L.), nangka (Artocarpus integra Merr.), alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv
Soal
1. Jelaskan fungsi batang
2. Jelaskan macama-macam permukaan pada batang 3. Sebut dan jelaskan arah tumbuh cabang
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 33 BAB IV. DAUN (FOLIUM)
Tujuan Instruksional Umum:
Mahasiswa memahami bentuk luar secara keseluruhan
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mengetahui macam-macam daun secara terperinci 2. Menjelaskan tata letak daun pada batang
3. Membuat bagan dan diagram tata letak daun
Daun pada tumbuhan yang lengkap mempunyai bagian berikut :
1. Upik daun pelepah daun (vagina) 2. Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian daun (lamina) Contohnya :
- pohon pisang (Mimosa paradiciaca L.) - pohon pinang (Areca catechu L.) - pohon bambu (Bambusa sp.)
Daun yang tidak lengkap, terdapat beberapa kemungkinan :
1. Daun bertangkai, hanya terdiri atas tangkai dan helaian misalnya : daun mangga (Mangifera indica L.)
2. Daun berupih atau daun berpelepah : terdiri atas upih daun dan helaian, misalnya : daun jagung (Zea mays L.), daun padi (Oryza sativa L.)
3. Daun duduk : hanya terdiri helaian saja yang langsung melekat pada batang, misalnya : daun berduri (Calotropis gigantea R. Br).
4. Daun hanya terdiri dari tangkai saja, merupakan suatu helaian daun semu misalnya : pada berbagai jenis pohon acasia.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 34
Daun pada tumbuhan sering mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap, antara lain berupa : Daun penumpu (stipula), berupa dua daun yang kecil yang terdapat dekat pangkal tangkai daun.
Menurut letaknya, daun penumpu dapat dibedakan :
a. Daun penumpu yang terdapat dikanan kiri pangkal tangkai daun disebut : daun penumpu bebas (stipula liberae), misal : kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
b. Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipula
adnatae), misal : Rosa sp.
c. Daun penumpu yang berlekatan jadi satu didalam ketiak daun (stipula axillaris atau stipula intra petiolaris).
Gambar 10. Daun lengkap
Gambar 11. Daun Tidak Lengkap
d. Daun penumpu yang berlekatan jadi satu dan berhadapan dengan tangkai daun, biasanya agak lebar melingkar batang.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 35
2. Selaput bumbung (Ocrea atau ochrea), berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas batang, Misal : Polygonum sp.
3. Lidah-lidah (ligula) berupa selaput kecil yang terdapat pada batas antara upik dan helaian. Misal : rumput (Gramineae.)
Upih daun atau pelepah daun (Vagina)
Terdapat pada golongan tumbuhan Monocotyledoneae saja misal Gramineae, Zingiberaceae, Palmae
Tangkai daun (Petiolus).
Macam-macam bentuk penampang melintang tangkai daun :
1. Bulat dan berongga, misal tangkai daun pepaya (Carica papaya L.) 2. Pipih dan tepinya melebar
3. Bersegi
4. Setengah lingkaran
Helaian Daun (lamina)
Helaian daun (lamina)tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang helaiannya berbeda-beda pula baik mengenai, bentuk ukuran maupun warnanya.
Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian ialah : 1. Bangunnya (Circumscriptio)
2. Ujungnya (apex) 3. Pangkalnya (basis)
4. Susunan tulangnya (nervatio atau venatio) 5. Tepinya (margo)
6. Daging daun (intervenium) 7. Sifat-sifat lain
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 36 1. Bangun daun (circumscriptio)
Untuk memperoleh iktisar yang ringkas mengenai bangun daun dan mengingat macam-macam bangun daun, maka diadakan penggolongan dari daun-daun berdasarkan letak dari bagiannya yang terlebar. Berdasarkan hal itu dapat dibedakan menjadi 4 golongan :
a. Bagian yang terlebar terdapat ditengah-tengah helaian daun
b. Bagian yang terlebar terdapat dibawah tengah-tengah helaian daun c. Bagian yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah helaian daun.
d. Tidak ada bagian yang terlebar, artinya helaian daun dari pangkal ke ujung dikatakan sama lebarnya.
* Bagian yang terlebar ditengah-tengah helaian daun
Jika demikian keadaannya, maka akan kita jumpai kemungkinan bangun seperti berikut ini :
a. Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang : lebar = 1 : 1. Bangun seperti ini dapat dijumpai pada terate besar (Nelumbium nelumbo Druce)
b. Jorong atau oval (ovalis) atau elips (Ellipticus), yaitu jika panjang : lebar = 1,5 : 1, misal pada daun nangka (Arthocarpus integra Merr) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
c. Bulat memanjang (oblongus), jika panjang : lebar = 2,5 : 1 misal daun karet (Ficus elastica Raxb.), srikaya (Annona squamosa L.) dan sirsat (Anona muricata L.)
d. Bangun Lanset (lanceolatus), jika panjang : lebar = 3,5 : 1 misal daun kamboja (Plumeria acuminata Ait), oleander (Nerium oleander L.)
Bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun ini masih dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu :
a. Pangkal daun tidak bertoreh, didapati bentuk sebagai berikut :
1. Bangun bulat telur (ovatus), misal daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), daun cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 37
2. Bangun segitiga (triangularis), yaitu bangun seperti segitiga sama kaki, misal daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.)
3. Bunga Delta (deltoideus), bangun segitiga yang ketiga sisinya sama, misal daun air mata pengantin (Antigonon leptosus Hook. Et Arn)
4. Bangun belah ketupat (rhomboideus), bangun segi empat yang sisinya tidak sama panjang, misal anak daun ketiga dari daun bangkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.).
Bangun jantung Bangun tombak Bangun anak panah
Bangun ginjal bertelinga
Gambar 12. Berbagai bangun daun.
b. Pangkal daun bertoreh atau bertekuk, termasuk bentuk-bentuk sebagai berikut :
1. Bangun jantung (cordatus), bangun seperti bulat telur tetapi pada pangkal daunnya terdapat suatu lekukan, misal daun waru (Hibiscus tiliaceus L.).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 38
2. Bangung ginjal (reniformis), daun pendek lebar dengan ujung yang tumpul atau membulat dan pangkal yang berlekuk dangkal, misal daun pegangan atau daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.)
3. Bangun anak panah (sagittatus), ujung tajam dan pangkal dengan ukuran yang tajam pula, misal daun eceng (Sagittaria sagittifolia L.) 4. Bangun tombak (hastatus), seperti bangun anak panah, tetapi bagian
pangkal daun mendatar, misal daun wewehan (Monochoria hastata Solms)
5. Bertelinga (auriculatus), seperti bangun tombak, tetapi pangkal daun dikanan kiri tangkai membulat, misal daun delgihu (Sonchus asper Will.)
* Bagian yang terlebar diatas tengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daun yang dapat kita jumpai adalah :
a. Bangun bulat telur terbalik (obovatus), seperti bulat telur tetapi bagian yang lebar terdapat dekat ujung daun, misal daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)
b. Bangun sepatel atau bangun sudip atau solet (spathulatus) seperti bangun bulat telur terbalik tetapi bagian bawahnya memanjang, misal daun tapak liman (Elephantopus scaber L).
c. Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus) misal anak daun semanggi (Marcilea crenata Presl.)
d. Bangun jantung terbalik (obcordatus), misal daun sidarguri (Sida retusa L.), daun semanggi gunung (Oxalis corniculata L)
* Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama besar, dibedakan dalam :
a. Bangun garis (linearis), penampang melintang pipih dan daun amat panjang, misal daun dari bermacam-macam rumput (Gramineae)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 39
b. Bangun pita (ligulatus), serupa dengan bangun garis tetapi lebih panjang lagi, misal daun tebu (Saccharum officinarum L.), daun jagung (Zea mays L.) c. Bangun pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengah dan tipis kedua tepinya, misal daun nanas seberang (Agave sisalana Perr., Agave cantala Roxb.).
Bulat telur terbalik segitiga terbalik
Jantung terbalik sudip/solet
Gambar 13. Bentuk-bentuk daun dengan bagian yang terlebar di atas tengah-tengah
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 40
Bangun garis bangun pita
Bangun pedang bangun paku/dabus
Bangun jarum
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 41
d. Bangun paku atau dabus (subulatus), bentuk daun hampir seperti silinder, ujung runcing, seluruh helaian runcing, misal daun (Araucaria cuninghamii Ait.)
e. Bangun jarum (acerosus) serupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang, misal daun pinus (Pinus merkusii Jungh & De Vr.)
2 Ujung Daun (apex folii) :
Bentuk-bentuk ujung daun yang sering kita jumpai adalah :
a. Runcing (acutus), misal ujung daun oleander (Nerium oleander L) b. Tumpul (obtusus), misal ujung daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub) c. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan dari kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing, misal ujung daun sirsat (Annona muricata L.)
d. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak berbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam busur, misal terdapat pada ujung daun kaki kuda (Centtlella asiatica Urb.), ujung daun teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).
e. Rompang (truncatus), ujung daun nampak sebagai garis yang rata, misal ujung daun anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.)
f. Terbelah (retusus), ujung daun memperlihatkan sesuatu lekukan, kadang amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.), kadang-kadang kelihatan jelas jika diadakan pemeriksaan yang teliti, misal ujung daun bayam (Amarathus hybridus L.)
g. Berduri (mucronatus), jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing keras merupakan suatu duri, misal ujung daun nanas seberang (Agave sp)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 42 3. Pangkal daun (basis folii) :
Gambar 15. Pangkal daun Pangkal daun dapat dibedakan dalam :
a. Yang tepi daunnya dibagian itu tidak bertemu, tetap terpisah oleh pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun, maka pangkal daun dapat :
1. Runcing (acutus), misal terdapat pada daun bangun bulat memanjang, lanset, belah ketupat dll.
2. Meruncing (acuminatus), terdapat pada daun bangun bulat telur terbalik atau bangun sudip.
3. Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat telur dan jorong 4. Membulat (retundatus), pada daun bangun bulat, jorong dan bulat telur 5. Rompang atau rata (truncatus), pada daun bangun segitiga, delta dan
tombak
6. Berlekuk (emarginatus), pada daun bangun jantung, ginjal dan anak panah.
b. Yang tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain :
1. pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama dari batang sesuai dengan letak daun pada batang tadi, misal terdapat pada daun bangun perisai.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 43
2. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak daunnya, sehingga pangkal daun nampak seperti tertembus oleh batangnya (perfoliatus)
4. Susunan tulang-tulang daun (nervatio atau venatio)
Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam :
a. Ibu tulang (costa) yaitu tulang yang terbesar, merupakan terusan dari tangkai daun dan terdapat ditengah-tengah membujur daun.
b. Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yaitu tulang-tulang yang lebih dari ubu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi atau cabang-cabangnya dari tulang-tulang ini.
c. Urat-urat daun (vena) yang sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula, tetapi yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang lebih besar membentuk susunan yang seperti jala, kisi, atau lainnya.
* Berdasarkan susunan tulangnya kita membedakan daun menjadi 4 golongan :
a. Daun yang bertulang menyirip (penninervis), daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung daun dan merupakan terusan dari tangkai daun. Dari ibu tangkai ini kesamping keluar tulang-tulang cabang, sehingga mempunyai susunan seperti sirip-sirip pada ikan dan karena itu dinamakan daun yang bertulang menyirip. Umum terdapat pada Dicotyledoneae, misal daun mangga (Mangifera indica L.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 44
Menyirip Menjari
Melengkung Sejajar
Gambar 16. Pembagian tulang daun.
b. Daun yang bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari tangan. Terdapat pada Dicotyledoneae, misal pada papaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp.) dan lain-lain.
c. Daun yang bertulang melengkung (cervinervis), daun ini mempunyai beberapa tulang yang besar, satu yang paling besar terdapat ditengah, sedang lainnya mengikuti jalannya tepi daun, jadi semula memencar kemudian kembali menuju kesatu arah yaitu keujung daun, hingga selain tulang yang ditengah semua tulang-tulangnya kelihatan melengkung. Terdapat pada Monocotyledoneae, misal genjer (Limnocharis flava Buch.), gadung (Dioscorea hispida Dennst).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 45
d. Daun yang bertulang sejajar (rectinervis), biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita, dimana ada satu tulang ditengah yang besar membujur daun sedang tulang-tulang lainnya lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi, dan karena itu disebut daun bertulang sejajar. Terdapat pada Monocotyledoneae, misal semua macam rumput (Gramineae), teki (Cyperaceae) dll.
5. Tepi daun (margo folii)
Tepi daun dibedakan dalam :
a. Rata (integer), misal daun mangga (Mangifera indica L.) b. Bertoreh (divisus), dibedakan lagi dalam :
1. Toreh tidak mempengaruhi bangun asli dari daun yang bersangkutan. Toreh-toreh ini biasanya tidak seberapa dalam, letaknya toreh tidak bergantung dari jalannya tulang-tulang daun, karena itu sering disebut pula toreh yang merdeka. Dalam hubungannya dengan jenis toreh ini digunakan istilah ‘sinus’ untuk torehannya sendiri dan ‘angulus’ untuk bagian tepi daun yang menonjol keluar.
2. Toreh daun dapat mempengaruhi bangun asli dari daun yang bersangkutan, yaitu toreh-toreh biasanya dalam dan letaknya bergantung dari jalannya tulang, biasanya letak toreh tadi diantara dua tulang daun cabang.
Tepi daun dengan toreh yang merdeka.
Yang sering kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan :
a. Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus atau angulus sama tajamnya, misal daun lantana (Lantana camara L.)
b. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus), yaitu tepi daun seperti pada bergerigi, tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 46
c. Bergerigi (dentatus), jika sinus tumpul, sedang angulusnya tajam, misal daun beluntas (Pluchea indica Less)
d. Ber-ringgit (crenatus), kebalikan bergigi, jadi sinusnya tajam dan angulusnya yang tumpul, misal daun cocor bebek, (Kalanchoe pinnata Pers.)
e. Berombak (repandus), jika sinue dan angulusnya sama tumpulnya, misal daun air mata pengantin (Antigonon leptosus Hook. Et Arn) Tepi Daun
Gambar 17. Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya. Berdasarkan dalamnya toreh-toreh, tepi daun dapat dibedakan :
a. Berlekuk (lobatus), jika dalamnya toreh kurang dari setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat dikanan kirinya.
b. Bercangap (fissus), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai tengah-tengah panjang tulang-tulang daun di kanan kirinya.
c. Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah panjangnya tulang-tulang daun dikanan kirinya.
Didalam menyebut tepi daun yang bertoreh dalam dan besar, maka selalu dikombinasikan dengan susunan tulang daun yang bersangkutan, sehingga dapat dibedakan daun-daun dengan tepi sebagai berikut : a. Berlekuk menjari (palmatilobus), tepi berlekuk, susunan tulang
menjari, misal daun jarak pagar (Jatropha curcas L), kapas (Gossypium sp.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 47
b. Bercangap menjari (palmatipartitus), jika ternyata bercangap sedang susunan tulangnya menjari, misal daun jarak (Ricinus communis L.)
c. Berbagi menjari (palmatipartitus), jika tepi berbagi, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari, misal daun ketela pohon (Manihot utilissima Phol)
d. Berlekuk menyirip (pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan tulang yang menyirip, misal daun terong (Solanum melongena L.)
e. Bercangap menyirip (pinnatifidus), tepi bercangap, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menyirip, misal daun keluwih (Artocarpus communis Forst)
Gambar 18. a. Berlekuk menyirip b. Bercangap menyirip c. Berbagai menyirip d. Berlekuk menjari e. Bercangap menjari
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 48
f. Berbagi menyirip (pinnatipartitus), tepi berbagi dengan susuna tulang yang menyirip, misal daun kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.)
Permukaan Daun
Dibedakan dalam permukaan daun yang :
a. Licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan : 1. Mengkilat (nitidus), sisi atas daun kopi (Coffea robusta Lindl.) 2. Suram (opacus), misal daun ketela rambat (Ipomoea batatas
Poir.)
3. Berselaput lilin (pruinosus), misal sisi bawah daun pisang (Musa paradisiaca L.), daun tasbih (Canna hybrida Hort.)
b. Gundul (glaber), misal daun jambu air (Eugenia aquea Burm.) c. Kasap (skaber), misal daun jati (Tectona grandis L.)
d. Berkerut (rugosus), misal daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.), jambu biji (Psidium guajava L.)
e. Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut, tetapi kerutannya lebih besar, misal daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)
f. Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan jarang-jarang, misal daun tembakau (Nicotiana tabacum G. Don.)
g. Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu sedemikian rupa sehingga jika diraba terasa seperti laken atau bludru.
h. Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar, misal daun gadung (Dioscorea hispida Dennst.)
i. Bersisik (lepidus), misal sisi bawah daun durian (Durio zibethinus Murr.)