Tujuan Instruksional Umum:
Mahasiswa memahami bentuk bunga secara keseluruhan
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mengetahui bentuk luar bunga 2. Menjelaskan macam-macam bunga
3. Menjelaskan macam-macam duduk dan letaknya pada tanaman
Menurut letak dan susunan bagian-bagiannya bunga dibedakan :
a. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam spiral (acyclis), misal bunga cempaka (Michelia champaca L.)
b. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran lingkaran (cyclis), misal bunga terong (Solanum melongena L.), bakung (Hymenocallis littoralis Salisb.)
c. Bunga yang sebagian dari bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran dan sebagian lain terpencar atau duduk dalam spiral (hemicyclis), misal bunga sirsat (Annona muricata L)
Jumlah bunga dan duduknya pada suatu tanaman
a. Berdasarkan jumlahnya bunga pada suatu tanaman, dibedakan :
1. Tanaman berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu tanaman yang hanya menghasilkan satu bunga saja, misal pada coklat (Zephyranthus rosea Lindl.)
2. Tanaman berbunga banyak (planta multiflora) yaitu jika pada suatu tanaman dapat menghasilkan banyak bunga.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 59
1. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misal bunga coklat, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz).
2. Bunga ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misal pada kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L).
c. Menurut duduknya pada suatu tanaman dapat dibedakan :
1. Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misal pada kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
2. Berkumpul membentuk suatu rangkaian (anthotaxis, infloressentia, bunga majemuk) dengan susunan yang bermacam-macam, misal pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
Bunga Majemuk (anthotaxis, infloressentia)
Bagian-bagian dari bunga majemuk :
a. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang :
1. Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangkai dapat bercabang-cabang atau tidak.
2. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang dari ibu tangkai yang mendukung bunganya.
3. Dasar bunga (reseptaculum), yaitu ujung dari tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
b. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun :
1. Daun pelindung (bractea), yaitu bagian serupa daun dari ketiaknya muncul cabang ibu tangkai atau tangkai bunga.
2. Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga.
3. Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar yang sering kali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum berkembang,
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 60
misal pada bunga kelapa (Cocos nucifera L.), iles-iles (Amorphophallus variabilis Bl.)
4. Daun-daun pembalut (bractea involucralis, inulucrum), yaitu sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, misal pada bunga matahari (Helianthus annuus L.)
5. Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak, misal pada bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), kapas (Gossypium sp.)
6. Daun kelopak (sepala)
7. Daun mahkota atau tajuk (petala)
8. Daun tenda bunga (tepala), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya.
9. Benangsari (stamen) 10. Daun buah (carpella)
Berdasarkan pada sifat-sifatnya bunga majemuk dibedakan dalam 3 golongan : a. Bunga majemuk tak terbatas (infloressentia rasemosa, botyioides atau
sentripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus,
dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan akropetal serta bunga-bunganya mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tidak mendukung suatu bunga nampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak terbatas, lagi pula jika dilihat dari atas nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar dari pinggir menuju ke pusat maka bunga majemuk demikian ini dinamakan infloressentia sentripetala. Terdapat misal pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz), mangga (Mangifera indica L.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 61
b. Bunga Majemuk terbatas (infloressentia cymosa,inflorescentia centrituga,
definita), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya, selalu ditutup
dengan satu bunga. Ibu tangkai dapat pula bercabang dan cabang-cabang tadi selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar lebih dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi jari tengah ke pinggir, oleh karena itu dinamakan infloressensia sentrifuga. c. Bunga majemuk campuran (infloressentia mixta), yaitu bunga majemuk yang
memperlihatkan sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak terbatas.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 62
Untai Bongkol Bulir
Tongkol Payung Tandan
Cawan
Gambar 25. Bunga majemuk tak terbatas
Bunga majemuk seperti tersebut masing-masing dapat dibedakan lagi dalam beberapa macam :
a. Bunga majemuk tak terbatas (infloressentia racemosa, botrioides,
sentripetala), dibedakan seperti berikut :
I. Ibu tangkai tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung dapat pula ibu tangkainya.
1. Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya. Dapat pula dikatakan ibu tangkai bercabang dan
cabang-Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 63
cabangnya masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya, misal pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
2. Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misal bunga jarong (Stachytarpheta jumaicansis Vahl.)
3. Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah), misal pada sirih (Piper betle L)
4. Tongkol (spadika), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal dan seringkali berdaging, misal pada iles-iles (Amorphophallus varaibillis Bl.), jagung (Zea mays L.) tetapi hanya bunga betina.
5. Bunga payung (umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak terbatas yang ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya dari ujungnya. Masing-masing cabang mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya dan karena pangkal daun sama tinggi letaknya, maka nampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun pembelit. Terdapat pada familia Umbelliferae, misal daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.), adas (Foeniculum vulgare Mill.)
Pada suatu bunga payung cabang-cabang dari ibu tangkai masing-masing dapat mengulangi cara percabangan dari ibu tangkainya hingga terjadi bunga payung yang bertingkat yang disebut bunga payung majemuk, misal pada wortel (Daucus carota L.)
6. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata sehingga mencapai bentuk seperti cawan (ada pula kalanya tidak begitu lebar dan rata sehingga bentuk cawan tidak begitu nyata) dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya. Pada pangkal dari bunga majemuk yang demikian biasanya terdapat daun-daun pembalut (involucrum). Pada bunga cawan dapat dijumpai dua macam bunga, yaitu :
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 64
- Bunga pita, bunga yang mandul yang terdapat sepanjang tempat cawan, dari itu dinamakan pula bunga pinggir (flos marginalis) dan seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita, dari itu dinamakan pula bunga pita (flos ligulatus).
- Bunga tabung, yaitu bunga-bunga yang terdapat diatas cawannya sendiri (flos disci), seringkali kecil dan bentuk tabung, dari itu dinamakan bunga tabung. Bunga ini yang mempunyai kedua macam alat kelamin (benang dan putik) dan dapat menghasilkan buah. Terdapat pada bunga matahari (Helianthus annus L.)
7. Bunga bongkol (capitucum), menyerupai bunga cawan tapi tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola. Terdapat pada familia Mimosaceae misal lamtoro (Leucaena glauca Benth.), petani (Parkis speciosa Hassk.), sikejut (Mimosa pudica L.).
Malai Rata Payung Majemuk
Bulir Majemuk Bongkol Majemuk
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 65
8. Bunga periuk (hypanthodium), dibedakan dalam 2 bentuk
- Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti bantalan, sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk bulat atau silinder. Misal pada keluwih (Arthocarphus communis Forst.), nangka (Arthocarphus integra Merr.).
- Ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan mempunyai periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi dan sama sekali tidak tampak dari luar, misal pada lo (Ficus glomerata Roxb), awar-awar (Ficus septica Burm) dan sebangsa lo (Ficus sp.) umumnya
II. Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya. Dalam golongan ini dapat disebut :
1. Malai (panicula), ibu tangkai mengadakan percabangan yang monopodial, demikian pula cabang-cabangnya sehingga suatu malai dapat disamakan dengan suatu tandan majemuk. Sebagai keseluruhan seringkali memperlihatkan bentuk sebagai kerucut atau limas, misal pada bunga mangga (Mangifera indica L.).
2. Malai rata (corymbus ramosus), ibu tangkai mengadakan percabangan, demikian pula seterusnya cabangnya, tetapi cabang-cabangnya tadi mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melekung, misal bunga soka (Ixora grandiflotra Zoll. et Mor.), kirinyu(Sambucus javanica Bl.).
3. Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu suatu bunga payung yang bersusun, dapat pula dikatakan sebagai bunga payung yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil (umbellula). Pada pangkal
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 66
percabangan yang pertama terdapat daun-daun pembalut (involucrum), demikian pula pada pangkal bercabangan berikutnya, hanya daun-daun lebih kecil (involucellum). Terdapat pada adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan wortel (Daucus carota L.).
Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian dengan susuna seperti tongkol pula, misal pada kelapa (Cocos nucifera L.), palma (Palmae), umumnya. Suatu tongkol majemuk sebelum mekar dan biasanya diselubungi oleh seludang yang besar, tebal dan kuat. Bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir, misalnya bunga jagung (Zea mays L) yang jantan dan bunga dari berbagai macam rumput (Gramineae).
b. Bunga majemuk berbatas (inlorescentia cymosa, sentrifuga)
1. Anak payung menggarpu (dichasium), pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga, dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya, misal bunga melati (Jasminum sambac Ait.).
2. Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan cabang-cabangnya bercabang lagi, tetapi setiap kali bercabang hanya berbentuk suatu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti kekiri dan kekanan. Terdapat pada bunga buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
Pada beberapa macam tumbuhan yang tergolong familia Euphorbiaceae, misal kayu merah (Euphorbia pulcherrima Willd.), patikan (Euphorbia hirta L.), terdapat bunga majemuk dengan susuna istimewa yaitu suatu bunga betina dikelilingi oleh lima bunga bercabang seling, masing-masing terdiri dari empat bunga jantan. Bunga yang demikian disebut sianthium.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 67
3. Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang tetapi setiap kali bercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk kekiri atau kekanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk sudut sebesar 90, sehingga jika kita mengikuti arah percabangan kita akan mengadakan gerakan seperti sekerup atau spiral, misal bunga kenari (Canarium commune L.)
4. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan rletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakan bentuk seperti sabit, misal pada tumbuhan dari familia Juncaceae.
5. Bunga Kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling semua percabangan terletak pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginya, misal pada familia Iridaceae.
4. Bunga Majemuk campuran (Inflorescentia mixta), yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas. Bunga johar (Cassia siamea Lamk.) misalnya, ibu tangkai mengadakan percabangan seperti pada suatu malai, tetapi cabang-cabangnya bersifat seperti malai rata. Bunga soka (Ixora paludosa Kurz.), seluruhnya merupakan suatu malai rata, tetapi bagian-bagiannya berupa anak payung menggarpu. Bunga kenari (Canarium commune L.) mempunyai susunan seperti malai, tetapi ujungnya berupa sekerup.
Gambar 27. a. Anak payung menggarpu b. Anak payung menggarpu majemuk c. Anak payung menggarpu majemuk d. Bunga bercabang seling
e. Bunga bercabang seling f. Cyathium
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 68
Lain-lain bunga majemuk.
1. Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster), pada bunga ini namanya seperti ibu tangkainya berbuku-buku dan pada buku-bukunya terdapat sejumlah bunga yang tersusun berkarang (melingkari buku-buku tadi), tetapi sesungguhnya ada beberapa cabang pada tempat di ibu tangkai yang sama tinggi dan cabang-cabang itu masing-masing merupakan suatu anak payung, misal pada remujung (Orthosiphon stamineus Benth.) dan pada familia Labitaae umumnya.
2. Lembing (anthela), jika cabang-cabang dari ibu tangkai yang sebelah bawah jauh lebih panjang daripada ibu tangkai dan cabang-cabang yang diatasnya, misal pada Juncus dan Luzula.
3. Tukal (glomerulus), suatu bunga majemuk yang biasanya bersifat simeus, terdiri dari kelompokan bunga-bunga kecil tidak bertangkai yang tersusun rapat pada cabang-cabang dari bunga majemuknya, misal pada rami (Boehmeria nivea Gaud)
4. Berkas (fasciculus), suatu bunga majemuk yang bersifat simeus dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih besar dari bunga pada tukal, mempunyai tangkai yang tidak sama panjang, seringkali dengan warna yang menarik, misal pada jadam (Rhoeo discolor Hance)
Bagian-bagian bunga :
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
a. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian dari bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau.
b. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung dari tangkai bunga yang seringkali melebar.
c. Perhiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan dari daun yang masih nampak berbentuk lembaran dengan
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 69
tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya perhiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian :
1. Kelopak bunga (calyx), yaitu bagian dari perhiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya. Calyx terdiri dari daun-daun kelopak (sepala). 2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian perhiasan bunga
yang merupakan lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi dan warna dari bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri dari daun mahkota (petala)
d. Alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga metamorfose dari daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri dari sejumlah benang sari (stamen).
e. Alat kelamin betina (gynaecium), pada bunga biasanya merupakan bagian yang disebut putik (pistilum). Putik terdiri dari metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella).
Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tanpa tangkai dan dasar bunga), maka bunga dapat dibedakan dalam :
a. Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus), yang dapat terdiri dari : 1 lingkaran daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan 1 lingkaran daun-daun buah.
Bunga yang mempunyai 4 lingkaran dikatakan bersifat tetrasiklis dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam 5 lingkaran dikatakan bersifat pentasiklis. b. Bunga tidak lengkap atau tidak sempurna (flos incompletus) jika salah satu
dari bagian perhiasan bunga atau salah satu alat kelaminnya tidak ada.
Jika bunga tidak mempunyai perhiasan bunga, maka bunga disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu alat kelamin saja, dinamakan berkelamin tunggal (unisexalis).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 70
Bunga mempunyai tenda bunga (perigonium), yaitu jika kelopak dan mahkotanya sama bentuk dan rupanya, seringkali dianggap sebagai bunga yang tidak lengkap pula.
Kelamin bunga
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga dibedakan :
a. Bunga banci atau berkelamin dua (Hermaphroditus) atau bunga sempurna atau bunga lengkap, yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Ditunjukkan dengan tanda ♀.
b. Bunga berkelamin tunggal (Unisexalis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam :
1. Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari saja, misal bunga jagung yang terdapat dibagian atas tanaman. Bunga jantan seringkali ditunjukkan dengan tanda ♂.
2. Bunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang hanya mempunyai putik saja, misal bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina ditunjukkan dengan tanda ♀.
c. Bunga mandul atau bunga tidak berkelamin, jika pada bunga, tidak terdapat benang sari maupun putik, misal bunga pinggir (bunga pita) pada bunga matahari (Helianthus annuus L)
Bertalian dengan kelamin bunga yang terdapat pada suatu tanaman dibedakan tanaman yang :
a. Berumah satu (monoecus), yaitu tanaman yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu batang tanaman), misal bunga jagung (Zea mays L.), mentimun (Cucumis sativus L.), jarak (Ricinus communis L.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 71
b. Berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, artinya ada tanaman yang hanya mendukung bunga betina saja dan ada tanaman yang hanya mendukung bunga jantan saja, misalnya salak (Zalacca edulis Reinw.).
c. Poligam (Polygamus), jika pada suatu tanaman terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama, misal pepaya (Carica papaya L.). ada kemungkinan kombinasi letak lainnya yang tergolong dalam poligami ini misal: - Gynodioecus, jika pada suatu tanaman hanya terdapat bunga betina saja, sedang pada tanaman lain bunga banci, misal pada berbagai macam tanaman yang berbunga bibir (Labiatae)
- Androdioecus, pada tanaman yang satu hanya terdapat bunga jantan saja, sedang pada tanaman lain terdapat bunga banci, misal: Dryas octopetala. - Monoeco-polygamus, jika pada suatu tanaman terdapat bunga-bunga
jantan, betina dan banci bersama-sama, misal pada papaya (Carica papaya L.)
- Gynomonoecus, jika pada suatu tanaman terdapat bunga betina dan bunga banci bersama-sama.
- Andromonoecus, jika pada suatu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga banci bersama-sama.
- Trioecus atau trioeco polygamus, jika bunga jantan, bunga betina dan bunga banci masing-masing terdapat terpisah pada tanaman yang berlainan.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 72 Simetri pada bunga
Berdasarkan pada sifat simetrinya, maka bunga dapat dibedakan dalam :
a. Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat suatu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misal bunga tasbih (Canna hybrida Hort). b. setangkup tunggal (monosimetris atau zigomorf), jika pada bunga hanya
dapat dibuat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini ditunjukkan dengan tanda anak panah ( ↑ ). c. setangkup menurut dua bidang atau setangkup ganda (bilateral simetri atau
disimetris), yaitu bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup
menurut dua bidang simetris yang tegak lurus atau sama lain, misal bunga lebak (Raphanus sativus L.) dan bunga tumbuhan lain yang sekeluarga (Cruciferae).
d. Beraturan atau bersimetri banyak (polisimetri, regularis, aktinomorf), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang aimetri untuk membagi bunga itu dalam dua bagian yang setangkup. Sifat ini ditunjukkan dengan tanda bintang ( * ).
Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
Bentuk dasar bunga.
Macam bentuk dasar bunga :
a. rata, semua bagian bunga duduk sama tinggi diatas dasar bunga, bakal buah duduknya menumpang (superus).
b. Menyerupai kerucut, putik berada ditengah-tengah duduknya paling tinggi, duduk bakal buah menumpang (superus).
c. Seperti cawan, daun-daun kelopak dan tajuk bunga duduknya ditepi, putik ditengah bagian dasar bunga yang lebih rendah letaknya daripada tempat duduknya kelopak dan tajuk bunga, putik mempunyai bakal buah yang bebas pinggirnya tidak melekat pada dasar bunga, bakal buah menumpang (superus).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 73
d. Bentuk mangkuk, kelopak dan tajuk bunga letaknya lebih tinggi dariu putik, bakal buah letaknya dibagian dasar bunga yang legok dan sebagian dari pinggir bakal buah berlekatan dengan dasar bunga, bakal buah setengah tenggelam (semi inferus).
e. Seperti piala atau mangkuk yang menyempit ke atas, bakal buah seluruhnya berlekatan dengan dasar bunga, duduk perhiasan bunga lebih tinggi daripada putik, duduk bakal buah tenggelam (inferus).
Berdasarkan bentuk dasar bunga atau duduknya bagian-bagian bunga, maka bunga dapat dibedakan dalam 3 golongan, yaitu :
a. Hipogin (hypogynus), jika perhiasan bunga tertanam pada bagian dasar bunga yang lebih rendah dari tempat duduknya putik, misal bunga Johar (Cassia siamea Lmk.).
b. Perigin (Perigynus), jika letak perhiasan bunga sama tinggi atau sedikit lebih tinggi dari duduknya putik, misal bunga bungur (Lagestroemia speciosa Pers.). c. Epigin (epigynus), misal pada dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala
dengan bakal buah yang tenggelam, seakan-akan perhiasan bunga duduk dibagian atas dari bakal buah, misal pada bunga daun kaki kuda (Centella asiatica Urban.).
Kelopak (Calyx)
Daun-daun perhiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada perhiasan bunga yang sebelah dalam dan bagian ini disebut kelopak (calyx). Kelopak tersusun dari bagian-bagian yang dinamakan daun kelopak(sepala)
Pada tumbuhan yang tergolong familia Malvaceae di luar lingkaran kelopak bunga, bunganya masih mempunyai daun-daun yang menyerupai kelopak yang disebut kelopsk tambahan (epicalyx). Pada bunga daun-daun kelopak satu sama lain dapat :
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 74
a. berlekatan (gamosepalus), biasanya pada kelopak yang berlekatan hanya bagian bawah saja daun-daun kelopaknya, bagian atasnya yang berupa pancung-pancungnya tetap bebas. Berdasarkan banyak sedikitnya bagian yang berlekatan atau panjang pendeknya pancung-pancung dibagian atas kelopak, dibedakan dalam 3 macam kelopak :
1. Berbagi (partitus), jika hanya bagian kecil saja dari daun-daun yang berlekatan, pancung-pancungnya panjang, lebih dari separo panjang kelopak.
2. Bercangap (fissus), jika bagian yang berlekatan kira-kira meliputi separo panjangnya kelopak.
3. Berlekuk (lobatus), jika bagian yang berlekatan melebihi separo panjang kelopak.
b. Lepas atau bebas (polisepalus), jika daun-daun kelopak benar-benar terpisah, sama sekali tidak berlekatan.
Melihat simetrinya, maka bentuk kelopak yang bermacam-macam itu dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu yang :
a. Beraturan (regularis, aktinomorf), jika kelopak dengan berapa cara dapat dibagi menjadi dua bagian yang setangkup (simetris). Kelopak yang beraturan meliputi kelopak-kelopak yang berbentuk : bintang, tabung, terompet,