Tujuan Instruksional Umum:
Mahasiswa memahami bentuk luar secara keseluruhan
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mengetahui macam-macam daun secara terperinci 2. Menjelaskan tata letak daun pada batang
3. Membuat bagan dan diagram tata letak daun
Daun pada tumbuhan yang lengkap mempunyai bagian berikut :
1. Upik daun pelepah daun (vagina) 2. Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian daun (lamina) Contohnya :
- pohon pisang (Mimosa paradiciaca L.) - pohon pinang (Areca catechu L.) - pohon bambu (Bambusa sp.)
Daun yang tidak lengkap, terdapat beberapa kemungkinan :
1. Daun bertangkai, hanya terdiri atas tangkai dan helaian misalnya : daun mangga (Mangifera indica L.)
2. Daun berupih atau daun berpelepah : terdiri atas upih daun dan helaian, misalnya : daun jagung (Zea mays L.), daun padi (Oryza sativa L.)
3. Daun duduk : hanya terdiri helaian saja yang langsung melekat pada batang, misalnya : daun berduri (Calotropis gigantea R. Br).
4. Daun hanya terdiri dari tangkai saja, merupakan suatu helaian daun semu misalnya : pada berbagai jenis pohon acasia.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 34
Daun pada tumbuhan sering mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap, antara lain berupa : Daun penumpu (stipula), berupa dua daun yang kecil yang terdapat dekat pangkal tangkai daun.
Menurut letaknya, daun penumpu dapat dibedakan :
a. Daun penumpu yang terdapat dikanan kiri pangkal tangkai daun disebut : daun penumpu bebas (stipula liberae), misal : kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
b. Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipula
adnatae), misal : Rosa sp.
c. Daun penumpu yang berlekatan jadi satu didalam ketiak daun (stipula axillaris atau stipula intra petiolaris).
Gambar 10. Daun lengkap
Gambar 11. Daun Tidak Lengkap
d. Daun penumpu yang berlekatan jadi satu dan berhadapan dengan tangkai daun, biasanya agak lebar melingkar batang.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 35
2. Selaput bumbung (Ocrea atau ochrea), berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas batang, Misal : Polygonum sp.
3. Lidah-lidah (ligula) berupa selaput kecil yang terdapat pada batas antara upik dan helaian. Misal : rumput (Gramineae.)
Upih daun atau pelepah daun (Vagina)
Terdapat pada golongan tumbuhan Monocotyledoneae saja misal Gramineae, Zingiberaceae, Palmae
Tangkai daun (Petiolus).
Macam-macam bentuk penampang melintang tangkai daun :
1. Bulat dan berongga, misal tangkai daun pepaya (Carica papaya L.) 2. Pipih dan tepinya melebar
3. Bersegi
4. Setengah lingkaran
Helaian Daun (lamina)
Helaian daun (lamina)tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang helaiannya berbeda-beda pula baik mengenai, bentuk ukuran maupun warnanya.
Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian ialah : 1. Bangunnya (Circumscriptio)
2. Ujungnya (apex) 3. Pangkalnya (basis)
4. Susunan tulangnya (nervatio atau venatio) 5. Tepinya (margo)
6. Daging daun (intervenium) 7. Sifat-sifat lain
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 36 1. Bangun daun (circumscriptio)
Untuk memperoleh iktisar yang ringkas mengenai bangun daun dan mengingat macam-macam bangun daun, maka diadakan penggolongan dari daun-daun berdasarkan letak dari bagiannya yang terlebar. Berdasarkan hal itu dapat dibedakan menjadi 4 golongan :
a. Bagian yang terlebar terdapat ditengah-tengah helaian daun
b. Bagian yang terlebar terdapat dibawah tengah-tengah helaian daun c. Bagian yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah helaian daun.
d. Tidak ada bagian yang terlebar, artinya helaian daun dari pangkal ke ujung dikatakan sama lebarnya.
* Bagian yang terlebar ditengah-tengah helaian daun
Jika demikian keadaannya, maka akan kita jumpai kemungkinan bangun seperti berikut ini :
a. Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang : lebar = 1 : 1. Bangun seperti ini dapat dijumpai pada terate besar (Nelumbium nelumbo Druce)
b. Jorong atau oval (ovalis) atau elips (Ellipticus), yaitu jika panjang : lebar = 1,5 : 1, misal pada daun nangka (Arthocarpus integra Merr) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
c. Bulat memanjang (oblongus), jika panjang : lebar = 2,5 : 1 misal daun karet (Ficus elastica Raxb.), srikaya (Annona squamosa L.) dan sirsat (Anona muricata L.)
d. Bangun Lanset (lanceolatus), jika panjang : lebar = 3,5 : 1 misal daun kamboja (Plumeria acuminata Ait), oleander (Nerium oleander L.)
Bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun ini masih dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu :
a. Pangkal daun tidak bertoreh, didapati bentuk sebagai berikut :
1. Bangun bulat telur (ovatus), misal daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), daun cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 37
2. Bangun segitiga (triangularis), yaitu bangun seperti segitiga sama kaki, misal daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.)
3. Bunga Delta (deltoideus), bangun segitiga yang ketiga sisinya sama, misal daun air mata pengantin (Antigonon leptosus Hook. Et Arn)
4. Bangun belah ketupat (rhomboideus), bangun segi empat yang sisinya tidak sama panjang, misal anak daun ketiga dari daun bangkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.).
Bangun jantung Bangun tombak Bangun anak panah
Bangun ginjal bertelinga
Gambar 12. Berbagai bangun daun.
b. Pangkal daun bertoreh atau bertekuk, termasuk bentuk-bentuk sebagai berikut :
1. Bangun jantung (cordatus), bangun seperti bulat telur tetapi pada pangkal daunnya terdapat suatu lekukan, misal daun waru (Hibiscus tiliaceus L.).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 38
2. Bangung ginjal (reniformis), daun pendek lebar dengan ujung yang tumpul atau membulat dan pangkal yang berlekuk dangkal, misal daun pegangan atau daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.)
3. Bangun anak panah (sagittatus), ujung tajam dan pangkal dengan ukuran yang tajam pula, misal daun eceng (Sagittaria sagittifolia L.) 4. Bangun tombak (hastatus), seperti bangun anak panah, tetapi bagian
pangkal daun mendatar, misal daun wewehan (Monochoria hastata Solms)
5. Bertelinga (auriculatus), seperti bangun tombak, tetapi pangkal daun dikanan kiri tangkai membulat, misal daun delgihu (Sonchus asper Will.)
* Bagian yang terlebar diatas tengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daun yang dapat kita jumpai adalah :
a. Bangun bulat telur terbalik (obovatus), seperti bulat telur tetapi bagian yang lebar terdapat dekat ujung daun, misal daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)
b. Bangun sepatel atau bangun sudip atau solet (spathulatus) seperti bangun bulat telur terbalik tetapi bagian bawahnya memanjang, misal daun tapak liman (Elephantopus scaber L).
c. Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus) misal anak daun semanggi (Marcilea crenata Presl.)
d. Bangun jantung terbalik (obcordatus), misal daun sidarguri (Sida retusa L.), daun semanggi gunung (Oxalis corniculata L)
* Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama besar, dibedakan dalam :
a. Bangun garis (linearis), penampang melintang pipih dan daun amat panjang, misal daun dari bermacam-macam rumput (Gramineae)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 39
b. Bangun pita (ligulatus), serupa dengan bangun garis tetapi lebih panjang lagi, misal daun tebu (Saccharum officinarum L.), daun jagung (Zea mays L.) c. Bangun pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengah dan tipis kedua tepinya, misal daun nanas seberang (Agave sisalana Perr., Agave cantala Roxb.).
Bulat telur terbalik segitiga terbalik
Jantung terbalik sudip/solet
Gambar 13. Bentuk-bentuk daun dengan bagian yang terlebar di atas tengah-tengah
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 40
Bangun garis bangun pita
Bangun pedang bangun paku/dabus
Bangun jarum
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 41
d. Bangun paku atau dabus (subulatus), bentuk daun hampir seperti silinder, ujung runcing, seluruh helaian runcing, misal daun (Araucaria cuninghamii Ait.)
e. Bangun jarum (acerosus) serupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang, misal daun pinus (Pinus merkusii Jungh & De Vr.)
2 Ujung Daun (apex folii) :
Bentuk-bentuk ujung daun yang sering kita jumpai adalah :
a. Runcing (acutus), misal ujung daun oleander (Nerium oleander L) b. Tumpul (obtusus), misal ujung daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub) c. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan dari kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing, misal ujung daun sirsat (Annona muricata L.)
d. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak berbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam busur, misal terdapat pada ujung daun kaki kuda (Centtlella asiatica Urb.), ujung daun teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).
e. Rompang (truncatus), ujung daun nampak sebagai garis yang rata, misal ujung daun anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.)
f. Terbelah (retusus), ujung daun memperlihatkan sesuatu lekukan, kadang amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.), kadang-kadang kelihatan jelas jika diadakan pemeriksaan yang teliti, misal ujung daun bayam (Amarathus hybridus L.)
g. Berduri (mucronatus), jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing keras merupakan suatu duri, misal ujung daun nanas seberang (Agave sp)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 42 3. Pangkal daun (basis folii) :
Gambar 15. Pangkal daun Pangkal daun dapat dibedakan dalam :
a. Yang tepi daunnya dibagian itu tidak bertemu, tetap terpisah oleh pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun, maka pangkal daun dapat :
1. Runcing (acutus), misal terdapat pada daun bangun bulat memanjang, lanset, belah ketupat dll.
2. Meruncing (acuminatus), terdapat pada daun bangun bulat telur terbalik atau bangun sudip.
3. Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat telur dan jorong 4. Membulat (retundatus), pada daun bangun bulat, jorong dan bulat telur 5. Rompang atau rata (truncatus), pada daun bangun segitiga, delta dan
tombak
6. Berlekuk (emarginatus), pada daun bangun jantung, ginjal dan anak panah.
b. Yang tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain :
1. pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama dari batang sesuai dengan letak daun pada batang tadi, misal terdapat pada daun bangun perisai.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 43
2. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak daunnya, sehingga pangkal daun nampak seperti tertembus oleh batangnya (perfoliatus)
4. Susunan tulang-tulang daun (nervatio atau venatio)
Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam :
a. Ibu tulang (costa) yaitu tulang yang terbesar, merupakan terusan dari tangkai daun dan terdapat ditengah-tengah membujur daun.
b. Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yaitu tulang-tulang yang lebih dari ubu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi atau cabang-cabangnya dari tulang-tulang ini.
c. Urat-urat daun (vena) yang sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula, tetapi yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang lebih besar membentuk susunan yang seperti jala, kisi, atau lainnya.
* Berdasarkan susunan tulangnya kita membedakan daun menjadi 4 golongan :
a. Daun yang bertulang menyirip (penninervis), daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung daun dan merupakan terusan dari tangkai daun. Dari ibu tangkai ini kesamping keluar tulang-tulang cabang, sehingga mempunyai susunan seperti sirip-sirip pada ikan dan karena itu dinamakan daun yang bertulang menyirip. Umum terdapat pada Dicotyledoneae, misal daun mangga (Mangifera indica L.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 44
Menyirip Menjari
Melengkung Sejajar
Gambar 16. Pembagian tulang daun.
b. Daun yang bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari tangan. Terdapat pada Dicotyledoneae, misal pada papaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp.) dan lain-lain.
c. Daun yang bertulang melengkung (cervinervis), daun ini mempunyai beberapa tulang yang besar, satu yang paling besar terdapat ditengah, sedang lainnya mengikuti jalannya tepi daun, jadi semula memencar kemudian kembali menuju kesatu arah yaitu keujung daun, hingga selain tulang yang ditengah semua tulang-tulangnya kelihatan melengkung. Terdapat pada Monocotyledoneae, misal genjer (Limnocharis flava Buch.), gadung (Dioscorea hispida Dennst).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 45
d. Daun yang bertulang sejajar (rectinervis), biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita, dimana ada satu tulang ditengah yang besar membujur daun sedang tulang-tulang lainnya lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi, dan karena itu disebut daun bertulang sejajar. Terdapat pada Monocotyledoneae, misal semua macam rumput (Gramineae), teki (Cyperaceae) dll.
5. Tepi daun (margo folii)
Tepi daun dibedakan dalam :
a. Rata (integer), misal daun mangga (Mangifera indica L.) b. Bertoreh (divisus), dibedakan lagi dalam :
1. Toreh tidak mempengaruhi bangun asli dari daun yang bersangkutan. Toreh-toreh ini biasanya tidak seberapa dalam, letaknya toreh tidak bergantung dari jalannya tulang-tulang daun, karena itu sering disebut pula toreh yang merdeka. Dalam hubungannya dengan jenis toreh ini digunakan istilah ‘sinus’ untuk torehannya sendiri dan ‘angulus’ untuk bagian tepi daun yang menonjol keluar.
2. Toreh daun dapat mempengaruhi bangun asli dari daun yang bersangkutan, yaitu toreh-toreh biasanya dalam dan letaknya bergantung dari jalannya tulang, biasanya letak toreh tadi diantara dua tulang daun cabang.
Tepi daun dengan toreh yang merdeka.
Yang sering kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan :
a. Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus atau angulus sama tajamnya, misal daun lantana (Lantana camara L.)
b. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus), yaitu tepi daun seperti pada bergerigi, tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 46
c. Bergerigi (dentatus), jika sinus tumpul, sedang angulusnya tajam, misal daun beluntas (Pluchea indica Less)
d. Ber-ringgit (crenatus), kebalikan bergigi, jadi sinusnya tajam dan angulusnya yang tumpul, misal daun cocor bebek, (Kalanchoe pinnata Pers.)
e. Berombak (repandus), jika sinue dan angulusnya sama tumpulnya, misal daun air mata pengantin (Antigonon leptosus Hook. Et Arn) Tepi Daun
Gambar 17. Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya. Berdasarkan dalamnya toreh-toreh, tepi daun dapat dibedakan :
a. Berlekuk (lobatus), jika dalamnya toreh kurang dari setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat dikanan kirinya.
b. Bercangap (fissus), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai tengah-tengah panjang tulang-tulang daun di kanan kirinya.
c. Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah panjangnya tulang-tulang daun dikanan kirinya.
Didalam menyebut tepi daun yang bertoreh dalam dan besar, maka selalu dikombinasikan dengan susunan tulang daun yang bersangkutan, sehingga dapat dibedakan daun-daun dengan tepi sebagai berikut : a. Berlekuk menjari (palmatilobus), tepi berlekuk, susunan tulang
menjari, misal daun jarak pagar (Jatropha curcas L), kapas (Gossypium sp.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 47
b. Bercangap menjari (palmatipartitus), jika ternyata bercangap sedang susunan tulangnya menjari, misal daun jarak (Ricinus communis L.)
c. Berbagi menjari (palmatipartitus), jika tepi berbagi, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari, misal daun ketela pohon (Manihot utilissima Phol)
d. Berlekuk menyirip (pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan tulang yang menyirip, misal daun terong (Solanum melongena L.)
e. Bercangap menyirip (pinnatifidus), tepi bercangap, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menyirip, misal daun keluwih (Artocarpus communis Forst)
Gambar 18. a. Berlekuk menyirip b. Bercangap menyirip c. Berbagai menyirip d. Berlekuk menjari e. Bercangap menjari
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 48
f. Berbagi menyirip (pinnatipartitus), tepi berbagi dengan susuna tulang yang menyirip, misal daun kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.)
Permukaan Daun
Dibedakan dalam permukaan daun yang :
a. Licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan : 1. Mengkilat (nitidus), sisi atas daun kopi (Coffea robusta Lindl.) 2. Suram (opacus), misal daun ketela rambat (Ipomoea batatas
Poir.)
3. Berselaput lilin (pruinosus), misal sisi bawah daun pisang (Musa paradisiaca L.), daun tasbih (Canna hybrida Hort.)
b. Gundul (glaber), misal daun jambu air (Eugenia aquea Burm.) c. Kasap (skaber), misal daun jati (Tectona grandis L.)
d. Berkerut (rugosus), misal daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.), jambu biji (Psidium guajava L.)
e. Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut, tetapi kerutannya lebih besar, misal daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)
f. Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan jarang-jarang, misal daun tembakau (Nicotiana tabacum G. Don.)
g. Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu sedemikian rupa sehingga jika diraba terasa seperti laken atau bludru.
h. Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar, misal daun gadung (Dioscorea hispida Dennst.)
i. Bersisik (lepidus), misal sisi bawah daun durian (Durio zibethinus Murr.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 49 6. Daging Daun (lntervenium)
Tebal tipisnya helaian daun pada hakekatnya juga bergantung dari tebal tipisnya daging daun.
Bertalian dengan sifat ini maka dibedakan daun yang :
a. Tipis seperti selaput (membranaceus), misal daun paku selaput (Hymenophylum australe Willd).
b. Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tapi cukup kuat, misal daun pisang (Musa paradisiaca L.)
c. Tipis lunak (herbaceus), misal daun slada air (Nasturtium officinale R. Br.) d. Seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup keras, misal daun
kelapa (Cocos nucifera L.)
e. Seperti kulit atau belulang (coriaceus), yaitu jika daun tebal dan kaku, misal daun nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
f. Berdaging (carnosus), yaitu jika daun tebal dan berair, misal daun lidah buaya (Aloe sp.)
Warna Daun
Sifat-sifat lain pada daun yang perlu pula untuk diperhatikan adalah warna daun. Pada umumnya daun berwarna hijau, tetapi tidak jarang daun mempunyai warna yang lain, misal :
- Merah, daun bunga buntut bajing (Acalypha wilkesiana M.Arg)
- Hijau bercampur atau tertutup warna merah, bermacam-macam daun puring (Codiaeum variegatum Bl.)
- Hijau dengan bintik-bintik atau noda-noda kuning, juga pada puring (Codiaeum variegatum Bl.)
- Hijau tua, daun nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 50
Daun Majemuk (Folium Compositum)
Bagian-bagian daun majemuk :
a. Ibu tangkai daun (petiolus communis), yaitu bagian dari daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daunnya, yang disini masing-masing dinamakan anak daun (foliolum).
b. Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang dari ibu tangkai yang mendukung anak daun.
c. Anak daun (foliolum), bagian ini sesungguhnya ialah taju-taju atau pancung dari helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah.
Menurut susunan dari anak daun pada ibu tangkai daun majemuk dapat dibedakan dalam :
a. Daun majemuk menyirip (pinnatus), yaitu daun majemuk yang anak-anak daunnya terdapat dikanan kiri dari ibu tulang daun, jadi tersusun seperti sirip ikan.
b. Daun majemuk menjari (palmatus) atau (digitatus), yaitu daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memancar pada ujung dari ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan.
c. Daun majemuk bangun kaki (pedatus), daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari tetapi dua anak daunnya yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada anak tangkai daun yang disampingnya, misal terdapat pada Arisaena filiforme (Arecaceae).
d. Daun majemuk campuran (digitatopinatus), yaitu suatu daun majemuk rangkap, dimana cabang-cabang ibu tulang memancar seperti jari dan terdapat pada ujung dari ibu tulang daun, sedang pada cabang-cabang ibu tulang ini terdapat anak-anak daunnya yang tersusun menyirip. Jadi daun majemuk campuran adalah campuran susunan yang menjari dan menyirip, misal daun si kejut (Mimosa pudica L.)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 51
Daun majemuk menyirip Daun Majemuk Menjari
Daun Majemuk Bangun Kaki Daun Majemuk Campuran Gambar 19. Susunan anak daun pada tangkai daun majemuk
Daun Majemuk Menyirip (pinnatus)
Daun majemuk menyirip (pinnatus), dibedakan dalam beberapa macam : a. daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliatus).
Tanpa pemeriksaan yang teliti daun ini tentu akan disebut sebagai daun tunggal, tetapi disini tangkai daun memperlihatkan suatu persendian (articulatio), jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Dan sesungguhnya juga pada daun ini terdapat lebih dari satu helaian daun, hanya saja yang lain-lainnya telah lenyap dan tinggal satu anak daun saja. Daun yang demikian ini bisa kita dapati pada bermacam-macam pohon jeruk, misal jeruk besar (Citrus maxima Merr.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia Sw.).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 52
b. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus). Biasanya disini terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan dikanan kiri ibu tulang, dari itu jumlah anak daunnya biasanya lalu menjadi genap. Akan tetapi daun majemuk menyirip genap mungkin mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Misal daun asam (Tamarindus indica L.) jumlah anak daunnya genap dan daun leci (Litchi chinensis Sonn.), jumlah anak daunnya gasal.
c. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus), juga disini yang menjadi pedoman adalah ada atau tidaknya satu anak daun yang menutup ujung jari ibu tangkainya. Sebagai kebalikan dari daun majemuk menyirip genap yang dapat mempunyai jumlah anak daun yang gasal, maka daun majemuk menyirip gasal dapat pula mempunyai jumlah anak daun yang genap disamping jumlah anak daun yang gasal. Sebagai contoh daun pacar cina (Aglaia odorata Lour.), daun majemuk menyirip gasal dengan jumlah anak daun yang gasal atau dapat pula dengan jumlah anak daun yang genap.
a b
Gambar 20. : a. Daun majemuk menyirip gasal b. Daun majemuk menyirip ganda
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 53
Selain dari itu dapat pula suatu daun majemuk menyirip dibedakan lagi menurut duduknya anak-anak daun pada ibu tangkai dan juga menurut besar kecilnya anak-anak daun yang terdapat pada satu ibu tangkai sehingga kita dapati pula : a. Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan, yaitu
jika duduknya anak daun pada ibu tangkai, berhadap-hadapan.
b. Menyirip berseling, jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling. c. Menyirip berganti-ganti (interrupte pinnatus), yaitu jika anak-anak daun pada
ibu tangkai berganti-ganti pasangan anak daun yang lebar dengan pasangan anak daun yang sempit misal pada daun tomat (Solanum lycopersicum L.) Daun menyirip rangkap dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat berapa dari ibu tangkainya. Dengan demikian daun majemuk menyirip rangkap dapat dibedakan dalam :
a. Majemuk menyirip rangkap dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai.
b. Majemuk menyirip rangkap tiga (tripinnatus), jika anak-anak daun duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai.
c. Majemuk menyirip rangkap empat, dan sebagainya.
Daun majemuk menjari (digitatus atau palmatus)
Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat dibedakan sebagai berikut :
a. beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun, misal daun nam-nam (Cynometra cauliflora L.)
b. Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun misal pada pohon para (Hevea brasiliensis Muell.)
c. Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun, misal daun maman (Gynandropsis penthaphylla D.C.).
d. Beranak daun tujuh (septemfoliolatus), jika ada tujuh anak daun pada ujung dari ibu tangkainya, misal daun randu (Ceiba pentandra Gaertn.).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 54
Gambar 21. Daun majemuk menjari a. Beranak daun 1 b. Beranak daun 2 c. Beranak daun 3
d. Beranak daun 3 berganda 2 e. Beranak daun 5
f. Beranak daun banyak
TATA LETAK DAUN PADA BATANG (PHYLLOTAXIS ATAU DISPOSITIO FOLIORUM)
Bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun disebut buku-buku batang (nodus), sedang bagian batang antara dua buku-buku dinamakan ruas (internodium). Aturan mengenai letaknya daun inilah yang disebut tata letak daun, untuk tumbuhan yang sejenis (semua tanaman singkong dimana saja tumbuhnya), akan kita dapati tata letak daun yang sama. Oleh sebab itu tata