Tujuan Instruksional Umum:
Mahasiswa memahami klasifikasi secara umum
Tujuan instruksional khusus:
1. Mengetahui sejarah klasifikasi 2. Mengetahui dasar-dasar klasifikasi 3. Mengetahui sistem binomial
Sistematika tumbuhan adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cara klasifikasi dan pemberian nama pada tumbuh-tumbuhan. Objek dari klasifikasi tumbuhan ialah mengelompokkan tumbuh-tumbuhan. Pengelompokan tersebut harus didasarkan pada persamaan sifat dan sedapat mungkin harus mempunyai hubungan kekeluargaan. Cabang Botani yang berkecimpung di dalam teknik klasifikasi ialah Taksonomi. Di dalam klasifikasi diperlukan juga pemberian nama (nomenklatur) pada tumbuhan. Pemberian nama pada tumbuh-tumbuhan. Pemberian nama pada tumbuh-tumbuhan tidak seperti pada manusia, kita tidak mungkin memberi nama satu per satu bagi setiap individu. Nama itu kita berikan pada sekelompok individu dari suatu macam tumbuhan.
Disamping nama umum (common name) tumbuhan juga mempunyai nama ilmiah (scientific nama atau botanical name) yang bersifat binomial, yang masing-masing mengandung nama genus dan nama species. Taksonomi tumbuhan dan Nomenklatur Tumbuhan keduanya menjadi Sistematika Tumbuhan.
Satuan yang digunakan untuk klasifikasi ialah species. Suatu species ialah sekelompok indivisu yang mempunyai persamaan sifat morofologis. Sebagai contoh semua individu tanaman kapri satu sama lain mempunyai persamaan umum dalam hal akar, batang, daun, bunga dsb. Individu-individu dalam suatu
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 99
species mungkin dapat dibedakan menjadi dua atau lebih varietas, ini tergantung pada ukuran, warna dan sifat-sifat lainnya yang lebih mendalam. Jadi dalam satu species tanaman kapri meungkin dapat dijumpai adanya suatu varietas dengan bunga putih dan lain varietas dengan bunga merah. Kadang-kadang species yang satu dengan lainnya mempunyai persamaan sifat morfologis, khususnya mengenai alat perkembang biakannya. Spesies-spesies yang mempunyai persamaan sifat tersebut dapat dikelompokkan kedalam suatu takson yang lebih tinggi tingkatannya yaitu ke dalam genus. Sebagai contoh bermacam-macam species jeruk berada dalam genus yang sama yaitu Citrus. Beberapa genera yang mempunyai persamaan dapat dikelompokkan ke dalam satu familia dan beberapa familia yang mempunyai persamaan dimasukan ke dalam satu ordo. Demikian setersunya beberapa ordo ke dalam klasis --- divisio dan akhirnya ke dalam Kingdom. Kadang-kadang awalan sub ditambahkan pada salah satu takson, sebagai contoh subdivisio, subklasis, subordo, subfamilia dsb. Dengan mengamati sifat-sifat tersebut, maka dibuat golongan-golongan tumbuhan yang dikenal dengan takson. Kita mengenal 24 taksa, mulai dari yang besar ke yang kecil adalah sbb : Divisio – Subdivisio – Klasis – Subklasis – Ordo – Subordo – Familia – Subfamilia – Tribus – Subtribus – Genus – Subgenus – Seksio – Subseksio – Series – Subseries – Species – Subspecies – Varietas – Subvarietas – forma biologika – Forma specialis – Individuum.
Tata nama takson menurut tingkatannya
1. Nama-nama takson di atas tingkat familia.
Nama-nama divisio, subdivisio, klasis dan subklasis sebaiknya diambil atau didasarkan pada ciri-ciri yang menujukkan sifat yang sebaik-baiknya. Nama kesatuan taksonomiitu hendaknya memakai akhiran yang berbeda-beda sebagai berikut :
Untuk : - Divisio - Mycota (jamur)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 100
- Subdivisio - Mycotina (jamur)
- phytina (tumbuhan lain)
- klasis - Mycetes (jamur)
- phyceae (ganggang)
- opsida (tumbuhan lain)
- Subklasis - Mycetidae (jamur)
- phycidae (ganggang)
- idae (tumbuhan lain)
Contoh : - Divisio : Tracheophyta
- Subdivisio : Ascomycotina - Klasis : Rhodophyceae
- Subklasis : Monocotyledonidae 2. Nama-nama Ordo dan Subordo
Nama-nama ordo dan subordo yang didasarkan pada pokok kata nama familia masing-masing dengan akhiran ales dan ineae. Nama-nama ordo dapat juga dibentuk berdasarkan pokok kata lain yang menujukkan sifat-sifatnya. Contoh ordo Rosales, ordo Malvales, subordo Bromeliineae.
3. Nama-nama Familia dan Subfamilia.
Nama-nama familia ialah kata sifat jamak yang dipakai sebagai kata benda. Nama tadi dibentuk dari pokok kata nama sah suatu genus yang termasuk dalam familia itu ditambah dengan akiran aceae. Sebagai contoh Cannaceae (dari Canna) Amaranthaceae (dari Amaranthus), Oxalidaceae (dari Oxalis). Ada nama familia yang sejak dulu dipakai dan dianggap berlaku oleh penerbitnya, yaitu Palmae, Gramineae, Guttiferae, Labiatae, Compositae, Umbelliferae, Cruciferae, Leguminosae dan Papilionaceae. Nama-nama subfamilia ialah kata sifat berbentuk jamak yang dipakai sebagai kata benda. Nama tadi dibentuk dari pokok kata nama sah suatu genus yang termasuk dalam subfamilia itu ditambah akhiran oideae. Contoh Rumicoideae (dari Rumex).
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 101
4. Nama-nama Tribus dan Subtribus
Nama-nama tribus dan subtribus seperti tersebut di atas, hanya akhiran yang dipakai masing-masing eae dan inae.
Contoh : Asclepiadeae (dari Asclepias) dan Anemoninae (dari Anemone) 5. Nama Genus
Nama suatu genus ialah kata benda tunggal atau suatu perkataan. Kata tersebut dapat berasal dari sumber apa saja.
Contoh : Nypa (dari Nipah), Durio (dari Durian) 6. Nama Species
Nama species merupakan suatu kombinasi ganda yang terdiri atas nama genus yang diikuti oleh suatu penunjuk species. Kalau suatu penunjuk species terdiri atas dua patah kata atau lebih maka kata-kata itu harus disatukan. Kata-kata untuk penunjuk species dapat diambil dari apa saja. Contoh : Oryza sativa, Tectona grandis, Hibiscus rosa-sinensis, Alisma plantago-aquatica
7. Nama-nama takson dibawah tingkat species.
Nama-nama takson dibawah tingkat species merupakan kombinasi antara nama species dan penunjuk takson di bawah species, dihubungkan dengan istilah-istilah yang menujukkan tingkatnya (subspecies, varietas, forma).
Contoh - Rubus rosaefolius sub sp. sumatranus - Ipomoea quamoclit var. pectinata - Allium cepa fa. ascalonicum
Cara klasifikasi ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan penggolongan hanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja. Sebagai contoh penggunaan habitus pertumbuhan sebagai salah satu sifat dasar di dalam penggolongan dan berdasarkan pada habitus tersebut alam tumbuh-tumbuhan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu herba, semak dan pohon.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 102
Berdasarkan pada pembagian ini maka Pisum sativum dan Zea mays yang masing-masing termasuk dalam familia Leguminosae dan Gramineae, diletakkan dalam kelompok yang sama yaitu kelompok herba. Sedangkan Pisum sativum dan Dalbergia sissoo yang kedua-duanya termasuk dalam familia Leguminosae, diletakkan dalam kelompok yang berbeda yaitu Pisum sativum dimasukan kedalam herba dan Dalbergia sissoo kedalam pohon-pohonan. Jadi di dalam sistem buatan seperti pada kedua comtoh diatas, tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan yang erat satu sama lain mungkin diletakkan pada kelompok yang terpisah dan sebaliknya tumbuh-tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin diletakkan bersama di dalam kelompok yang sama. Hal yang sedemikian inilah yang merupakan kelemahan utama dari sistem buatan.
Di dalam klasifikasi sistem alami penggolongan didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat morofologis yang penting. Sistem alami lebih maju dari pada sistem buatan, sebab menurut sistem inihanya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokkan ke dalam kelompok yang sama.
SEJARAH KLASIFIKASI
Semula orang-orang tertarik pada tumbuh-tumbuhan karena
kegunaannya, misal sebagai tanaman pangan, tumbuhan khasiat obat dan lain sebagainya. Dengan tidak disengaja tulisan-tulisan mengenai tumbuh-tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomis tersebut telah memberikan sumbangan yang berharga di dalam klasifikasi tumbuh-tumbuhan.
Karya-karya kuno
Kira-kira tahun 300 tahun sebelum masehi ARISTOTELES dan muridnya
THEOPHRASTUS membagi dunia tumbuhan menjadi tiga kelompok, yaitu herba, semak dan pohon. Theophrastus dikenal sebagai Bapak Botani, mendiskripiskan sebanyak ± 450 species tanaman.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 103
DIOSCORIDES menulis buku “Materia Medica” pada abad pertama sesudah
masehi.
PLINY (Romania) pada saat yang bersamaan menulis 9 buku tentang
tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat.
Beberapa abad setelah penulis-penulis kuno, lama tidak muncul tulisan-tulisan
lagi dan sesudah abad ke 16 dimulailah dengan periode herba.
Periode herba
Periode herba dimulai dari abad 16 dan berakhir pada abad 17. Selama periode ini ahli-ahli botani Eropa yang banyak mengadakan penulisan tentang tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan yang ditulis pada umumnya adalah tumbuhan kasiat obat yang kebanyakan terdiri dari herba.
Ahli-ahli herba pada saat itu adalah :
BOCK (1530) menulis buku “Materia Medica”membuat illustrasi herba.
BRUNFELS (1530) membuat illustrasi herba.
FUCHS (1542) menyusun klasifikasi tumbuhan berdasarkan alphabetik yang
dilengkapi denga glossary mengenai istilah-istilah teknis (istilah-istilah yang dipakai)
TURNER (1551) menulis buku herba dalam bahasa Inggris
De I’OBEL (1581) membuat illustrasi herba dengan baik.
ANDREA CHAESALPINI (italia), ahli fisika dan herbalist menulis buku dalam 16
jilid dan membagi alam tumbuhan menjadi 15 klasis yang didasarkan pada buah dan bijinya.
KASPAR BAUHIN, ahli botani Swiss. Tahun 1623 menulis buku “Pinax” yang
memuat 6000 species tumbuhan. Klasifikasi yang dibuatnya lebih banyak didasarkan pada persamaan struktur dan belum mengenal sifat-sifat dari bunga. Ia menganggap semak dan pohon merupakan tumbuhan khusus, juga ia belum sepenuhnya menggunakan klasifikasi yang binomial.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 104
Pada akhir abad 17 dan pertengahan abad 18 beberapa ahli botani memulai dengan dasar-dasar klasifikasi sistem modern. Diantara mereka, yaitu :
JOHN RAY, ahli botani Inggris, di dalam bukunya “Historia Plantarum”
(1968-1704) mengemukakan pentingnya embrio yang berkeping satu dan dua di dalam klasifikasi dan ini perlu diingat merupakan dasar utama di dalam klasifikasi sistem alami. Tetapi tidak ubahnya seperti angkatan kuno, ia membuat kesalahan-kesalahan yaitu pada pemisahan herba dan pohon-pohonan. Ia membagi Monokotil dan Dikotil dalam beberapa klasis, beberapa diantaranya menjadi familia yang sekarang kita kenal. Penggolongan menurutnya adalah sebagai berikut :
I. Herbae : A. Imperfectae (tidak berbunga) B. Perfectae (berbunga)
- Dicotyledoneae (dengan 2 keping biji) - Monocotyledoneae (dengan atu keping biji) II. Arbores : A. Monocotyledoneae
B. Dicotyledoneae
CAMERARIUS (1665-1721), orang Jerman, memperkenalkan polen untuk
fertilisasi, pembentukan biji dan seksualitas pada tumbuhan berbunga.
TOURNEFORT (1656 – 1708) memperkenalkan pentingnya mahkota bunga
(corolla) dalam klasifikasi. Disamping itu ia sangat teliti dalam memberikan batasan-batasan pada beberapa genera dan oleh karena itu ia dikenal sebagai pencipta dasar-dasar genera.
CARLOUS LINNAEUS, botanist terkenal Swedia dan dikenal sebagai Bapak
Sistematika Tumbuhan. Ia mencipta buku “Systema Naturae” yang ditulis pada tahun 1735. Sistem klasifikasinya didasarkan pada siaft-sifat stamen (benang sari) dan carpela (daun buah) dan karena itu klasifikasinya sering disebut seksual system. Menurutnya alam tumbuhan dibagi menjadi 24 klasis, dimana yang 23 klasis termasuk dalam Phanerogamia dan yang satu klasis lagi dalam Cryptogamia. Pembagian Phanerogamia kedalam 23 klasis didasarkan
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 105
pada jumlah stamen (no 1 – 13), panjang stamen (no 14, 15), letak stamen (no 16 – 19), perlekatan stamen (no 20) dan distribusi bunga uniseksual (no 21 – 23). Kesemua klasis itu adalah sebagai berikut :
1. Monandria : stamen 1 2. Diandria : stamen 2 3. Triandria : stamen 3 4. Tetrandria : stamen 4 5. Pentandria : stamen 5 6. Hexandria : stamen 6 7. Heptandria : stamen 7 8. Octandria : stamen 8 9. Enneandria : stamen 9 10. Decandria : stamen 10 11. Dodecandria : stamen 11
12. Icosandria : stamen lebih dari 12, duduk pada kelopak bunga (calyx)
13. Polyandria : stamen lebih dari 12, duduk pada dasar bunga (reseptakulum)
14. Didynamia : stamen panjang 2
15. Tetradynamia : stamen panjang 4 16. Monadelphia : stamen dalam 1 tukal
17. Diadelphia : stamen dalam 2 tukal
18. Polydelphia : stamen dalam beberapa tukal
19. Synegenesia : stamen dengan kepala sari yang menyatu
20. Gynandria : stamen berlekatan dengan putik
21. Monoecia : tumbuhan berumah satu
22. Dioecia : tumbuhan berumah dua
23. Polygamia : tumbuhan poligami
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 106
Linnaeus menulis semua species dan genera yang dijumpainya di dalam bukunya “Species Plamtarum” (1753) dan “Genera Plantarum” (edisi kelima 1754) dan dengan motto “God created, Linnaeus arranged”. Yang lebih pentimg lagi ialah nomenklatur sistem binomialnya yang ditulis dalam bukunya “Species Plantarum” (1753). Berdasarkan pada sistem ini tumbuh-tumbuhan mempunyai nama yang terdiri dari dua kata, yaitu kata pertama yang menujukkan nama genus dan diikuti oleh kata kedua yang menujukkan speciesnya atau merupakan epitheton specificumnya.
A.L. de JUSSIEU. Ahli sitematika Perancis A.B. de Jussieu dan kemenakannya A.L.de Jussieu, menciptakan klasifikasi yang lebih baik dari pada seksual sistem Linnaeus. A.L.de Jussieu mempublikasikan bukunya “Genera Plantarum” pada tahun 1789. A.J.de Jussieu membagi alam tumbuhan menjadi 15 klasis, yang didasarkan pada jumlah cotyledon (keping biji) dan letak daun mahkota (petala) dan benang sari (stamen) terhadap bakal buah, klasis-klasis tersebut dibagi lagi menjadi 100 ordo dan sebagian besar dari ordo-ordo tersebut masih dikenal sebagai familia-familia dalam klasifikasi kita sekarang. A.L.de Jussieu dikenal sebagai pencipta dasar-dasar klasifikasi sistem alami. Pembagian menurutnya ialah sebagai berikut :
- Acotyledones ... klasis I
-
Stamina hypogyna ... klasis II Monocotyledones Stamina perigyna ... klasis III
Stamina epigyna ... klasis IV
- Dicotyledoneae
Apetalae
Monopetalae
Corolla hypogina ... klasis VIII Corolla perigyna ... klasis IX Corella epigina
Stamina epygina ... klasis V Stamina perigyna ... klasis VI Stamina hypogina ... klasis VII
- antheris connatis ... kl. X - antheris distinctis ... kl. XI Polypetalae
Stamina epygina ... klasis XII Stamina hypogyna ... klasis XIII Stamina parigyna ... klasis XIV Diclines irregulares ... klasis XV
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 107
A.P. de CANDOLLE. Ahli taksonomi Perancis yang terkenal juga. Sistem
klasifikasinya lebih ditekankan pada sifat-sifat fisiologisnya. Klasifikasi yang dibuatnya (1819) merupakan pendalaman dan modifikasi dari sistem de Jussieu. Di dalam klasifikasinya ia menggunakan sifat-sifat seperti yang digunakan oleh de Jussieu, di dalam susunannya ia menambahkan berkas pengangkutan sebagai suatu sifat yang sangat penting.
ROBERT BROWN, morfologis Inggris, merupakan orang pertama yang
menaruh perhatian untuk menggambar buah dan biji yang telanjang dari Coniferae dan Cycadaceae, dan mengelompokan Gymnospermae sebagai suatu kelompok yang berbeda dari Angiospermae.
JOHN LINDLEY, Prof. Inggris yang mendirikan KEW Botanical Garden. Ia
menciptakan suatu sistem klasifikasi (1830) yang didasarkan pada sistem de Candolle, tetapi tidak seperti Brown ia memisahkan Gymnospermae dari Dicotyledoneae. Th. 1846 ia merevisi klasifikasinya. Lindley banyak mengadakan kritik-kritik khususnya di Jerman.
STEVEN ENDLICHER, ahli sistematika Austria, sistem klasifikasinya didasarkan
pada karya Candolle dan dipublikasikan dalam bukunya “Genera Plantarum” (1836 – 1840). Di atas tingkatan Thallophyta ia mengemukakan pentingnya pertumbuhan memanjang dan kesamping (menebal). Berdasarkan pada ini, penggabungan Gymnospermae dan Angiospermae menjadi suatu kelompok merupakan kesalahan yang besar.
Tahun 1859 Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya. Dengan
munculnya teori tersebur mengakibatkan banyak ahli sistematik terdorong untuk menciptakan klasifikasi sistem alami, yang didasarkan pada hubungan filogenetik dari tumbuh-tumbuhan. Untuk keperluan itu mereka hanya mementingkan sifat-sifat morofologi saja yaitu lebih mementingkan alat berkembang biak daripada vegetatifnya. Mereka banyak dibantu oleh sifat-sifat penting morfologi dan embriologi yang dibuat oleh Brown, Lindley dan Endlicher. Juga pada masa tersebut Hofmeister sudah memulai mengadakan
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 108
penelitian dengan menggunakan mikroskop. Sekarang tibalah pada karya-karya setelah Charles Darwin.
Sistem BENTHAM dan HOOKER. Keduanya ahli sistematik erkenal di Inggris,
kerja part timer di KEW BOTANICAL GARDEN, publikasinya “Genera
Plantarum” (1862 – 1883). Karya mereka lebih menekankan pada keadaan
petala bebas yang merupakan lawan dari petala menjadi satu. Mereka membagi Angiospermae kedalam Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae, tetapi meletakkan Gymnospermae diantara keduanya dan menaruh ketiganya kedalam kategori klasis. Dicotyledoneae dibagi lagi kedalam 3 subklasis : 1. Polypetalae, sepala dan petala ada, petala bebas
2. Gamopetalae, sepala dan petala ada, petala bersatu
3. Monochlamydae, salah satu perianthium tidak ada, jika ada tidak dapat dibedakan kedalam sepala dan petala.
Pembagian lebih lanjut kedalam serie, kohor, ordo, genus dan species. Kohornya sesuai dengan ordo dan ordonya sesuai dengan familia yang kita pakai sekarang. Klasifikasi tumbuhan menurut Bentham dan Hooker :
- Serie Thalamiflorae (bunga hipoginus, tanpa cakram/diskus
- Serie Inferae (bakal buah tenggelam) Phanerogamia Dicotyledones Gymnospermae (3 ordo) Monocotyledones (7 series)
Polypetalae Gamopetalae Monochlamydae
(8 series)
- Serie Disciflorae (bunga hipoginus atau periginus, pada dasar bunga terdapat semacam
peninggian/bantalan yang berbentuk cakram yang mempunyai kelenjar madu) - Serie Calyciflorae
(bunga periginus atau epiginus)
- Serie Heteromerae (bakal buah umumnya menumpang, daun buah lebih dari 2)
- Serie Bicarpelatae (bakal buah umumnya menumpang, daun buah berjumlah 2
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 109
Familia-familia Ranunculaceae, Papaveraceae, Cruciferae, Caryophyllaceae dan Malvaceae termasuk dalam Serie Thalamiflorae.
Familia-familia Rutaceae dan Rhamnaceae termasuk dalam Serie Disciflorae. Familia-familia Leguminosae, Rosaceae, Myrtaceae, Cucurbitaceae dan Umbelliferae termasuk Serie Calyciflorae.
Familia Composite termasuk dalam Serie Inferae.
Familia-familia Asclepiadaceae, Convolvulaceae, Solanaceae dan Labiatae termasuk dalam Serie Bicarpelatae.
Familia-familia Chenopodiaceae, Euphorbiaceae dan Salicaceae termasuk dalam Subklasis Monochlamydeae.
Sistem EICHLER. Pada tahun 1883 A.W. Eichler membuat klasifikasi tumbuhan.
Ia membetulkan kesalah-kesalahan yang dibuat oleh Bentham dan Hooker, yaitu dengan memindahkan Gymnospermae yang ditaruh diantara Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae, dan menempatkan terpisah dari Angiospermae. Sistem ini disusun seperti sistem yang dibuat oleh Engler. Klasifikasi dari Eichler adalah sebagai berikut :
A. Cryptogamae 1. Divisio : Thallophyta 1. Klasis : Algae 2. Klasis : Fungi 2. Divisio : Bryophyta 1. Kelompok : Hepaticae 2. Kelompok : Musci 3. Divisio : Pteridophyta 1. Klasis : Equisetineae 2. Klasis : Lycopodineae 3. Klasis : Filicineae
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 110 B. Phanerogamae 1. Divisio : Gymnospermae 2. Divisio : Angiospermae 1. Klasis : Monocotyledoneae 2. Klasis : Dicotyledoneae - Subklasis : Choripetalae - Subklasis : Sympetalae
Sistem ENGLER. Adolf Engler adalah ahli sistematik Jerman, pencipta
klasifikasi sistem filogenetik yang paling terkenal. Klasifikasinya diterbitkan pertama kali pada tahun 1892 dan dipakai sebagi petunjuk di Kebun Breslau. Kemajuan-kemajuan yang pesat nampak dalam bukunya “Die Naturlichen
Pflanzenfamilien”, terbit dalam beberapa volume disertai dengan gambar dan
mulai terbit dalam tahun 1895. Sistem ini terutama didasarkan pada sistem Eichler. Berdasarkan pada sistem ini Spermatophyta (Embryophyta
siphonogama) dibagi dalam Gymnospermae dan Angiospermae.
Angiospermae dibagi menjadi 2 klasis yaitu Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae. Dicotyledoneae masih dibagi lagi kedalam 2 subklasis :
1. Archichlamydae, perianthium salah satu tidak ada, jika ada sukar dibedakan menjadi sepala dan petala, petala jika ada bebas.
2. Metachlamydae atau Sympetalae, sepala dan petala ada, petala berlekatan Jadi Archichlamydae pada sistem ini merupakan penggabungan dari Monochlamydae dan Polypetalae pada sistem Bentham dan Hooker, sedangkan Metachlamydae sesuai dengan Gamopetalae dari sistem Bentham dan Hooker.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 111
Pembagian menurut Engler adalah sebagai berikut :
Sistem BESSEY. Charles E. Bessey adalah ahli sistematik Amerika,
memperkenalkan klasifikasinya yang merupakan modifikasi (perubahan) dari sistem Bentham dan Hooker. Disamping perubahan-perubahan tersebut, juga membetulkan kesalahan-kesalahan Betham dan Hooker yaitu dengan memisahkan Gymnospermae dan Angiospermae. Klasifikasinya mengenai Angiospermae dipublikasikan pada tahun 1915 dan ia mengemukakan sifat-sifat morfologi merupakan indikator filogenetik.
Sistem HALLIER. Klasifikasinya (1906) banyak persamaannya dengan sistem
dari Bessey dan memberikan kritik pada sistem Engler.
Sistem WETTSTEIN, publikasinya “Handbuch der Systematischen Botanik”
terbit tahun 1924. Sistemnya banyak persamaannya dengan sistem Engler. Ia menyatakan Amentiferae lebih primitif daripada Ranalos. Dicotyledoneae diletakkan sebelum Monocotyledoneae. Liliaceae lebih primitif daripada Gramineae.
CARL MEZ. Sistem klasifikasinya didasarkan pada serum analisis dari bunga
dan sistemnya mirip sistem Bessey.
Sistem HUTCHINSON, membuat klasifikasi filogenetik dari Angiospermae yang
ditulis dalam buku “The Families of Flowering Plants”. Volume I tentang
Dicotyledoneae, terbit dalam tahun 1926. Volume II tentang
Embryophyta siphonogama (Spermatophyta) Gymnospermae Angiospermae Monocotyledoneae (11 ordo) Dicotyledoneae Archichlamydae (30 ordo) Metachlamydae (11 ordo)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text] Page 112
Monocotyledoneae, terbit dalam tahun 1934. Dicotyledoneae lebih primitif daripada Monocotyledoneae.
PEMBAGIAN ALAM TUMBUHAN
Alam tumbuhan yang diperkirakan meliputi 300.000 species tumbuhan itu dalam klasifikasinya dibagi menjadi 5 divisio, yaitu :
1. Schizophyta atau tumbuhan belah, ± 35.000 species tumbuhan 2. Thallophyta atau tumbuhan talus, ± 60.000 species tumbuhan 3. Bryophyta atau tumbuhan lumut, ± 25.000 species tumbuhan 4. Ptoridophyta atau tumbuhan paku, ± 10.000 species tumbuhan 5. Spermatophyta atau tumbuhan biji, ± 170.000 species tumbuhan
Kelima divisio ini masing-masing masih dibagi lagi dalam takson yang lebih rendah tingakatannya, yaitu klasis, ordo familia, genus dan species.
Soal-soal:
1. Mengapa perlu dipelajari sejarah klasifikasi pada tumbuhan?
2. Jelaskan pembagian klasifikasi yang sederhana menurut Aristoteles. 3. Jelaskan system binomial dari Carollus Linnaeus.
4. Jelaskan pembagian menurut Charles Darwin berdasar teori evolusinya. 5. Jelaskan pembagian klasifikasi menurut Engler.