RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
TAHUN 2013 - 2018
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KABUPATEN BOGOR
1 Nomor :
Tanggal :
RENCANA STRATEGIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 - 2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD. Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Sementara itu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
Didalam ketentuan lainnya yaitu Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang AKuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dinyatakan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis local, nasional dan global dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi
2 Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dokumen Rencana Strategis dimaksud setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran) serta memuat kebijakan, program dan kegiatan.
Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2018 yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pemabangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018. RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan sebagai penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah.
Berdasarkan uraian diatas, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor menyususn dan menetapkan Renstra Disbudpar Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018. Selanjutnya Renstra Disbudpar yang telah ditetapkan harus menjadi pedoman dalam menyusun Renja Disbudpar yang merupakan dokumen perencanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan periode 5 (lima) tahunan.
1.2. LANDASAN HUKUM
Penyusunan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 didasarkan pada :
1.2.1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).
1.2.2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 4437).
3 1.2.3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.
1.2.4. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
1.2.5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).
1.2.6. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bogor.
1.2.7. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19).
1.2.8. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27) 1.2.9 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2003-2013
1.2.10. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan Perda Nomor 7 Tahun 2009 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
4
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor tahun 2014-2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bogor.
Tujuan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 untuk dijadikan landasan/ pedoman dalam penyusunan Renja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan Pembangunan Pariwisata, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dalam proses penyusunan Renstra juga melibatkan seluruh anggota organisasi dalam rapat-rapat internal serta melibatkan Stakeholders Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik internal maupun eksternal ini terutama untuk memberikan masukan-masukan dalam penyusun Renstra.
Sistematika penulisan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, dan
5 sitematika penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Organisasi, Tugas pokok dan fungsi, Sumber Daya
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kinerja
Pelayanan dan Tantangan dan Peluang
Pengembangan Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan
Fungsi Pelayanan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan RTRW dan Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tahun 2013-2018.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk periode tahun 2013-2018.
6
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA (DISBUDPAR)
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Disbudpar Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan pariwisata. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Disbudpar Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebudayaan dan pariwisata;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sekretaris dan bidang sebagai berikut :
2.1.1. SEKRETARIAT
Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan dinas. Sekretariat mempunyai fungsi :
a. pengoordinasikan penyusunan program dinas;
b. pengumpulan, pengolaan dan analisis data dinas;
c. pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian;
d. pengelolaan administrasi keuangan;
e. pengelolaan situs web dinas; dan
f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun
8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh :
1. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 3. Sub Bagian Keuangan.
Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan
penyusunan program dan pelaporan dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program dinas;
b. pengumpulan, pengolahan dan analisis data dinas; c. pembinaan hubungan masyarakat;
d. pelaksanaan pengelolaan situs web badan; dan
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan
kinerja dinas.
Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan
administrasi umum dan kepegawaian dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut : a. pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah
tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas; b. pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan; c. penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan
d. pengelolaan administrasi kepegawaian badan.
Sub bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan
9 administrasi keuangan dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. pengelolaan administrasi keuangan dinas;
b. pengelolaan administrasi penyusunan anggaran dinas;
c. pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban
administrasi keuangan badan.
2.1.2. BIDANG KEBUDAYAAN
Bidang Kebudayaan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan kebudayaan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan, pembinaan dan pengembangan kesenian daerah; b. Pengelolaan pembinaan dan pengembangan budaya;
c. Pengelolaan pembinaan komunitas budaya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi bidang
kebudayaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh :
1. Seksi Kesenian; 2. Seksi Kebudayaan;
3. Seksi Komunitas Budaya.
Masing-masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kebudayaan.
Seksi Kesenian mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kebudayaan dalam melaksanakan pengelolaan kesenian dan untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Kesenian mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pengelolaan kesenian daerah;
10 c. Pembinaan pengembangan mutu dan keunggulan kesenian
kesenian daerah;
d. Pembinaan pelestarian dan nilai-nilai kesenian daerah;
e. Pelayanan dan pengendalian administrasi usaha perfilaman dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan festival film dan pekan film;
f. Pembinaan pengembangan usaha kesenian;
Seksi Budaya mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pengelolaan kebudayaan dan untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengelolaan kebudayaan;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan kebudayaan;
c. Pembinaan umum dan teknis bidang garapan sejarah, nilai tradisi masyarakat, museum dan kepurbakalaan;
d. Pembinaan sejarah lokal dan nilai-nilai tradisi masyarakat;
e. Pembinaan pengembangan usaha berkaitan dengan
kebudayaan;
f. Pembinaan pengembangan kemitraan kepurbakalaan;
g. Pelayanan dan pengendalian administrasi membawa benda cagar budaya (BCB) ke luar daerah;
h. Pembinaan kesejarahan, nilai tradisi dan benda cagar budaya. Seksi Komunitas Budaya mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pengelolaan komunitas budaya dan untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengelolaan komunitas budaya;
11 b. Penyusunan petunjuk teknis komunitas budaya ;
c. Pembinaan, pengembangan mutu, dan pemasyarakatan komunitas budaya;
d. Penggalian potensi, pengkajian dan penelitian komunitas budaya;
e. Pembinaan dan pengembangan kelompok usaha komunitas budaya;
2.1.3. BIDANG JASA, OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA
Bidang Jasa, Obyek dan Daya Tarik Wisata mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan
pengelolaan jasa, obyek dan daya tarik wisata dan mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan jasa wisata;
b. Pengelolaan rekreasi dan hiburan umum; c. Pengelolaan obyek dan daya tarik wisata.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi bidang
kebudayaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh :
a. Seksi Jasa Wisata;
b. Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata; c. Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum.
Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud di atas dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
Seksi Jasa Wisata mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang dalam pengelolaan jasa wisata dan untuk
12 a. Pengumpulan, pengolahan dan analisa data pengelolaan jasa
wisata;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan jasa wisata; c. Pembinaan pengembangan usaha jasa wisata;
d. Pembinaan pengembangan mutu pelayanan dan
profesionalisme di bidang usaha jasa wisata;
e. Pelayanan dan pengendalian administrasi usaha pariwisata; f. Pembinaan pelayanan usaha jasa wisata.
Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam pengelolaan dan
pengembangan obyek dan daya tarik wisata dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisa data pengelolaan dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan obyek dan daya tarik wisata;
c. Pembinaan dan pengelolaan obyek dan daya tarik wisata; d. Pembinaan inventarisasi dan identifikasi obyek dan daya tarik
wisata;;
e. Pelayanan usaha obyek dan daya tarik wisata;
Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pengelolaan rekreasi dan hiburan umum dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisa data rekreasi dan hiburan umum;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengembangan usaha rekreasi dan hiburan umum;
13
2.1.4. BIDANG SARANA WISATA
Bidang Sarana Wisata mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan sarana wisata. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Sarana Wisata mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan akomodasi pariwisata;
b. Pengelolaan pembinaan restoran dan rumah makan; c. Pengelolaan aneka wisata.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Bidang Sarana Wisata dipimpin oleh Kepala Bidang dan dibantu oleh : a. Seksi Akomodasi;
b. Seksi Restoran dan Rumah Makan; c. Seksi Aneka Sarana Wisata;
Seksi Akomodasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pengelolaan pengembangan akomodasi pariwisata, dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengembangan akomodasi pariwisata;
b. Penyusunan petunjuk teknis akomodasi pariwisata; c. Pengelolaan pembinaan usaha akomodasi pariwisata;
d. Pembinaan peningkatan mutu pelayanan dan profesionalisme usaha akomodasi pariwisata;
e. Pelayanan usaha akomodasi pariwisata;
Seksi Restoran dan Rumah Makan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pengelolaan restoran dan rumah makan dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut mempunyai fungsi :
14 a. Pengumpulan, pengolahan serta analisis data pembinaan
restoran dan rumah makan;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan usaha restoran dan rumah makan;
c. Pembinaan pengelolaan restoran dan rumah makan;
d. Inventarisasi dan identifikasi usaha restoran dan rumah makan;
e. Pelayanan usaha restoran dan rumah makan;
Seksi Aneka Sarana Wisata mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pengelolaan usaha aneka sarana wisata dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan serta analisis data pembinaan aneka sarana wisata;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan pembinaan aneka sarana wisata;
c. Pengelolaan usaha aneka sarana wisata;
d. Inventarisasi dan identifikasi usaha aneka sarana wisata; e. Pelayanan usaha aneka sarana wisata;
2.1.5. BIDANG PROMOSI DAN PEMASARAN
Bidang Promosi dan Pemasaran mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan
pengembangan promosi pemasaran dan untuk
menyelenggarakan tugas tersebut mempunyai fungsi: a. Pengelolaan bahan promosi pariwisata;
b. Pengelolaan pembinaan event/peristiwa pariwisata;
15 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Bidang Promosi dan Pemasaran dipimpin oleh Kepala Bidang dan dibantu oleh :
a. Seksi Bahan Promosi;
b. Seksi Pameran, Event dan Peristiwa Pariwisata; c. Seksi Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga;
Seksi Bahan Promosi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pengelolaan bahan promosi. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Bahan Promosi mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan serta analisis data bahan promosi; b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan bahan promosi; c. Pembinaan pengelolaan bahan promosi;
d. Pembinaan potensi pariwisata yang akan dipromosikan; e. Penataan dan pengembangan bahan-bahan promosi;
Seksi Pameran, Event dan Peristiwa Pariwisata
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan pengelolaan promosi dan pemasaran
kebudayaan, seni dan pariwisata. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pameran, Event dan Peristiwa Pariwisata mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan serta analisis data promosi dan pemasaran kebudayaan, seni dan pariwisata;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan promosi dan pemasaran kebudayaan, seni dan pariwisata;
c. Pembinaan bidang pameran, event dan peristiwa pariwisata; d. Pembinaan kerjasama kebudayaan dan pariwisata dalam dan
luar negeri;
16 Seksi Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan pengelolaan kemitraan dan hubungan antar lembaga kebudayaan dan pariwisata. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan serta analisis data kemitraan dan hubungan antar lembaga kebudayaan dan pariwisata;
b. Penyusunan petunjuk teknis kemitraan dan hubungan antar lembaga;
c. Pembinaan kemitraan dan hubungan antar lembaga; d. Pengelolaan kemitraan dan hubungan antar lembaga;
e. Penataan dan pengembangan kemitraan dan hubungan antar lembaga;
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, Disbudpar merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Adapun susunan oragnisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Program dan Pelaporan;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Kebudayaan, membawahkan:
a. Seksi Kesenian; b. Seksi Kebudayaan;
c. Seksi Komunitas Budaya
4. Bidang Jasa, Obyek dan Daya Tarik Wisata membawahkan :
17 b. Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata;
c. Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum;
5. Bidang Sarana Wisata, membawahkan :
a. Seksi Akomodasi;
b. Seksi Restoran dan Rumah Makan;
c. Seksi Aneka Sarana Wisata;
6. Bidang Promosi dan Pemasaran, membawahkan :
a. Seksi Bahan Promosi;
b. Seksi Pameran, Event dan Peristiwa Pariwisata;
c. Seksi Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga;
Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1.
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Kepala Disbudpar Sekretariat Sub Bagian Program dan Pelaporan Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Bidang Kebudayaan Bidang Sarana Wisata
Bidang Jasa, Obyek dan Daya Tarik Wisata
Bidang Promosi dan Pemasaran Seksi Kesenian Seksi Kebudayaan Seksi Komunitas Budaya Seksi Restoran Seksi Akomodasi Seksi Aneka Sarana Wisata Seksi Jasa Wisata Seksi ODTW Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum Seksi Bahan Promosi Seksi Pmrn, Evnt dan Prstwa Par. Seksi Kemitraan dan HAL
18
2.2. SUMBER DAYA PADA DISBUDPAR
2.2.1. Kondisi Umum Pegawai
Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Disbudpar Kabupaten Bogor sebanyak 71 orang yang terdiri dari PNS, CPNS, Tenaga honorer dan tenaga keamanan. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) % 1. PNS 69 90.54 2. CPNS - - 3. KONTRAK/HONORER 1 4.05 4. PETUGAS KEAMANAN 4 5.40 JUMLAH 74 100
TABEL II.a. JUMLAH PEGAWAI DISBUDPAR KABUPATEN BOGOR
Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai Disbudpar masih ada yang belum diangkat menjadi pegawai negeri yaitu tenaga honorer dan petugas keamanan. Sehingga penulisan tentang kondisi pegawai dibawah ini difokuskan hanya pada PNS dan CPNS.sebanyak 69 orang.
a. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf
Sesuai dengan Perda nomor 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bogor, maka pengisian formasi jabatan struktural di Disbudpar terdiri dari
19 Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini :
N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang
) % 1. Eselon II 1 1.49 2. Eselon III 5 7.46 3. Eselon IV 15 22.38 4 Fungsional - 5 Staf 48 68.65 Jumlah 69 100
Tabel II.b. Jumlah pegawai Disbudpar yang menduduki Jabatan dan Staf Tahun 2014
a. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Pangkat
Dari 76 jumlah Pegawai yang ada di Disbudpar terdapat 28,9 % pegawai yang berstatus golongan II, 39,5 % pegawai yang berstatus golongan III, sedangkan golongan IV sebanyak 17,1 %. Namun masih ada pegawai yang berstatus golongan I yaitu 14,5 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut :
N0 Golongan Jumlah (orang
) % 1. IV 11 16,41 2. III 33 46,26 3. II 21 31,34 4 I 4 5,97 Jumlah 69 100.00
Tabel II.c. Jumlah Pegawai Disbudpar berdasarkan Pangkat/Golongan Tahun 2014
b. Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan
Apabilan dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai Disbudpar yang ada, maka status pendidikan dengan SLTA/SMK lebih mendominasi yaitu sebesar 32,8 %, sedangkan yang paling rendah yaitu tingkat SD sebesar 3,9 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.
20
N0 Pendidikan Jumlah (orang
) % 1. Strata-2 ( S2 ) 16 22,38 2. Strata-1 ( S1 ) 25 35,82 3. Sarjana Muda/ D3 4 5,97 4 SLTA/SMK 20 29,85 5 SLTP 4 5,97 6 SD - - Jumlah 69 100
Tabel II.d. Jumlah pegawai Disbudpar berdasarkan Pendidikan Tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga kerja di Disbudpar 64,17% tenaga dengan klasifikasi sarmud, sarjana dan magister. Hal ini sebenarnya sudah merupakan hal yang baik bahwa sumber daya manusia yang ada di Disbudpar umumnya tingkat perguruan tinggi.
c. Jumlah Pegawai berdasarkan jenis kesarjanaan
Apabila dilihat dari jenis kesarjanaan/disiplin ilmu, terdapat 30.7 % pegawai dengan tingkat strata-1 dengan 7 jenis disiplin ilmu, sedangkan kearsipan hanya 3.9 % dengan latar belakang sarjana muda. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut :
21
N0 KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU JUMLAH (orang ) A. SARJANA 1. Akutansi 1 2. Ekonomi 10 3. Sosial 2 4. Pariwisata 4 5. Antropologi 1 6. Hukum 2 7. Sastra 4 B. SARJANA MUDA 1. Kearsipan 3 C. KEJURUAN 2 D. UMUM 38 Jumlah 67
Tabel II.e. Jumlah pegawai Disbudpar berdasarkan kesarjanaan
Tabel diatas menunjukkan bahwa klasifikasi kedisipilnan ilmu pegawai yang ada di Disbudpar menunjukkan hal yang bervariasi, hal ini sangat dibutuhkan dalam memajukan Pariwisata di Kabupaten Bogor sebagai suatu Destinasi Wisata Unggulan.
2.2. Kondisi Umum Anggaran
Anggaran Belanja Daerah Disbudpar Kabupaten Bogor tahun 2012-2013 telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor, dan dituangkan lebih lanjut dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Besarnya anggaran belanja yang telah ditetapkan setiap tahunnya mengalami peningkatan, semula
22 pada tahun 2012 sebesar Rp. 12.890.588.000,- dan pada tahun 2013, menjadi Rp. 17.914.276.000,- atau naik sebesar 138,97 %. Demikian pula bila dilihat dari realisasi belanja, pada tahun 2012
sebesar Rp. 12.541.154.340 kemudian menjadi Rp.
16.871.561.129,- pada tahun 2013, atau naik sebesar 134,53 %. Perkembangan anggaran dan realisasi belanja daerah menurut kelompok belanja dari tahun 2009-2010, sebagai berikut :
TAHUN ANGGARAN ( RP .) REALISASI
2012 12.890.588.000 12.541.154.340
2013 17.914.276.000 16.871.561.129
23
2.3. Kondisi Umum Sarana Kerja
Sarana kerja yang ada di Disbudpar Kabupaten Bogor tergolong cukup memadai hal ini dapat terlihat dalam tabel dibawah ini :
NO URAIAN BANYAKNYA SATUAN
1 TANAH 2000 M2 2 GEDUNG 1 820 UNIT (2 LANTAI) M2 3 LISTRIK 2 JARINGAN 4 AIR 1 JARINGAN
5 TELPON 2 LINE (1 FAX)
6 AREA PARKIR 1 AREA
7 RUANG RAPAT 1 RUANG
8 KOPERASI 1 BUAH 9 KANTIN 1 BUAH 10 MUSHOLLA 1 BUAH 11 KENDARAAN RODA 4 7 UNIT 12 KENDARAAN RODA 2 6 UNIT
13 MEJA RAPAT 1 SET
14 AC 14 UNIT
15 KOMPUTER PC 16 UNIT
16 KOMPUTER
NOTEBOOK 2 UNIT
17 MEJA KERJA 56 UNIT
18 KURSI KERJA 31 UNIT
19 FILLING KABINET 30 UNIT
20 INFOKUS 4 UNIT
21 JARINGAN
INTERNET 1 JARINGAN
22 LEMARI ARSIP 6 UNIT
24
2.4. KINERJA PELAYANAN DISBUDPAR
Indikator Kinerja pelayanan Disbudpar sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu Faktor Urusan Kesejahteraan Masyarakat, Fokus Layanan Urusan Wajib, dan Fokus Layanan Urusan Pilihan yang didalamnya berkaitan dengan kebudayaan dan pariwisata. Hal ini dapat dilihat pada table 2.4.1.
25 Dari tabel 2.4.1 diatas dapat dilihat bahwa pencapaian kinerja pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mencapai target sesuai dengan yang telah ditentukan. Hasil seperti ini dapat dicapai berkat kerja keras dan soliditas seluruh personil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Disamping itu, hasil ini juga dicapai berkat adanya taat azas terhadap pencapaian kinerja serta efektivitas penggunaan anggaran.
Hal yang paling menonjol dari pencapaian kinerja ini adalah
dalam peningkatan kunjungan wisatawan. Kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Bogor selalu melebihi target yang telah ditetapkan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
peningkatan kunjungan wisatawan ini antara lain
meningkatnya kegiatan promosi serta inovasi kegiatan promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Parwisata, semakin sinerginya pelaku usaha pariwisata dengan pemerintah daerah dalam hal promosi serta peningkatan pelayanan kepada wisatawan serta semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kegiatan kepariwisataan di lingkungan sekitarnya sehingga semakin menumbuhkan sikap di kalangan masyarakat untuk berupaya menjadi tuan rumah yang baik bagi para wisatawan.
Pencapaian kinerja tersebut ditunjang oleh anggaran dan realisasi pendanaan pada Disbudpar dapat dilihat pada tabel 2.4.2.
26 Dari tabel 2.4.2. diatas dapat dilihat bahwa rasio antara anggaran dengan realisasi anggaran berjalan dengan baik. Anggaran dapat diserap sesuai dengan yang telah ditetapkan dalan rencana kerja dinas. Bahkan secara umum biasa dilakukan efisiensi anggaran dimana sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.
2.5. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN PADA DISBUDPAR
Disbudpar dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pariwisata tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada Disbudpar Kabupaten Bogor. Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan menggunakan metode SWOT Analisis. Dalam analisis SWOT Lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Sedangkan Lingkungan eksternal meliputi Oppurtunity (Peluang) dan Threaths (ancaman). Adapun Masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut :
1. Lingkungan Internal a. Kekuatan (Strength)
1). Tersedianya dasar hukum sebagai landasan operasional
baik berupa perundang-undangan maupun peraturan daerah;
2). Tersedianya sumber daya manusia aparatur Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata yang cukup memadai;
3). Tersedianya sarana kerja yang memadai untuk menunjang
27
4). Terjalinnya hubungan kerja yang baik dengan stake holder
kepariwisataan dan kebudayaan;
5). Tersedianya jaringan internet untuk keperluan akses
informasi;
6). Tidak ada biaya dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat;
b. Kelemahan (Weakness)
1). Belum tersedianya arah kebijakan pariwisata daerah
(Riparda);
2). Masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan dalam bidang pariwisata dan kebudayaan;
3). Belum memiliki bank data kepariwisataan dan kebudayaan
yang lengkap;
4). Terbatasnya anggaran yang tersedia dibandingkan dengan
kebutuhan yang diperlukan;
5). Lemahnya koordinasi lintas sektoral (antar OPD) dalam
mendukung pembangunan pariwisata;
6). Belum menerapkan teknologi informasi yang utuh dalam
pengelolaan data kepariwisataan dan kebudayaan ;
2. Lingkungan Eksternal a. Peluang (Opportunity)
1). Pemandangan alam dan kesejukan khas pegunungan;
2). Potensi seni, budaya, objek wisata dan daya tarik wisata di
Kabupaten Bogor cukup besar;
3). Posisi geografis Kabupaten Bogor sangat strategis,
berdekatan dengan DKI Jakarta dan Bandara Internasional serta berada pada jalur lintasan antar kota di Jawa Barat;
4). Kondisi sosial masyarakat cukup mendukung;
5). Kondisi keamanan di Kabupaten Bogor cukup menunjang;
28
7). Tersedianya utilitas yang memadai (fasilitas RS, bank,
kantor pos, listrik, air bersih dll);
8). Perkembangan teknologi informasi untuk keperluan
promosi;
9). Tren perkembangan green tourism;
b. Ancaman (Threat)
1). Perkembangan pariwisata di daerah lain yang cukup
berkembang pesat;
2). Ketersediaan dan kualitas infrastruktur jalan yang kurang
memadai;
3). Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk
memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan;
4). Keberadaan PKL yang tidak tertata yang menimbulkan kesan
kumuh;
5). Masih adanya kesenjangan kualitas SDM dan pelaku usaha
pariwisata;
6). Penanganan sampah dan kebersihan lingkungan yang kurang
memadai ;
Dari hasil inventarisasi isu-isu strategis tersebut, dicoba untuk dilakukan analisa terhadap isu-isu strategis tersebut yang dapat dilihat pada table dibawah ini :
29 Tabel Ranking : 4 = Superior 3 = Diatas rata-rata 2 = Rata-rata 1 = Dibawah rata-rata/jelek 0.083333333 Internal Factor Analysis
No Strengths Bobot Ranking Nilai
1
Tersedianya dasar hukum sebagai landasan operasional baik berupa perundang-undangan maupun peraturan
daerah 0.15 4 0.60
2 Tersedianya sumber daya manusia aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang cukup memadai 0.18 4 0.72 3
Tersedianya sarana kerja yang memadai untuk
menunjang produktivitas kerja 0.05 4 0.20
4
Terjalinnya hubungan kerja yang baik dengan stake
holder kepariwisataan dan kebudayaan 0.10 4 0.40
5 Tersedianya jaringan internet untuk keperluan akses informasi 0.05 3 0.15
6 Tidak ada biaya dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat 0.07 3 0.21
Total
Strengths 0.6 2.28
No Weakness Bobot Ranking Nilai
1
Belum menerapkan teknologi informasi yang utuh
dalam pengelolaan data kepariwisataan dan kebudayaan 0.05 2 0.1
2 Masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang pariwisata dan kebudayaan 0.12 1 0.12
3 Belum memiliki bank data kepariwisataan dan kebudayaan yang lengkap 0.05 2 0.1
4
Terbatasnya anggaran yang tersedia dibandingkan
dengan kebutuhan yang diperlukan 0.05 1 0.05
5
Lemahnya koordinasi lintas sektoral (antar OPD) dalam
mendukung pembangunan pariwisata 0.06 2 0.12
6
Belum tersedianya arah kebijakan pariwisata daerah
(Riparda) 0.07 1 0.07 Total Weakness 0.4 0.56 Total 1.0 2.84 X = 1.72
30 Tabel Ranking : 4 = Superior 3 = Diatas rata-rata 2 = Rata-rata 1 = Dibawah rata-rata/jelek 0.066666667
External Factor Analysis
No Opportunities Bobot Ranking Nilai
1 Pemandangan alam dan kesejukan khas pegunungan 0.12 4 0.48
2 Potensi seni, budaya, objek wisata dan daya tarik wisata di Kabupaten Bogor cukup besar 0.12 4 0.48 3 Posisi geografis yang berdekatan dengan DKI Jakarta dan bandara internasional Soekarno-Hatta 0.08 3 0.24
serta berada pada jalur lintasan antarkota di Jawa Barat 0
4 Kondisi sosial masyarakat yang cukup mendukung 0.05 3 0.15
5 Kondisi keamanan di Kabupaten Bogor cukup menunjang 0.04 3 0.12
6 Tren perjalanan wisata yang meningkat setiap tahunnya 0.06 3 0.18
7 Tersedianya utilitas yang memadai (fasilitas RS, bank, kantor pos, listrik, air bersih dll) 0.04 4 0.16
8 Perkembangan teknologi informasi untuk keperluan promosi 0.04 4 0.16
9 Tren perkembangan green tourism 0.05 4 0.2
0
Total
Opportunities 0.6 2.17
No Threats Bobot Ranking Nilai
1
Perkembangan pariwisata di daerah lain yang cukup
berkembang pesat 0.09 1 0.09
2
Ketersediaan dan kualitas infrastruktur jalan yang kurang
memadai 0.03 3 0.09
3
Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk
memberikan pelayanan yang baik kepada 0.06 2 0.12
wisatawan
4
Keberadaan PKL yang tidak tertata yang menimbulkan kesan
kumuh 0.08 1 0.08
5
Masih adanya kesenjangan kualitas SDM dan pelaku usaha
pariwisata 0.07 2 0.14
6 Penanganan sampah dan kebersihan lingkungan yang kurang memadai 0.07 2 0.14
0 Total Threats 0.4 0.66 Total 1 2.83 Y = 1.51
31 Dari hasil perhitungan factor-faktor internal dan eksternal dapat dipetakan posisi Kabupaten Bogor pada matrik XY sebagai berikut :
Y = 1.51 Opportunity X = 1.72 y Turnaround Agresif Weakness Strength x Defensif Diversifikasi Threat
32 Sedangkan dalam Matrik IE, posisi Kabupaten Bogor dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel Nilai EFAS
4.00 3.00 2.00 1.00
Growth Growth Retrenchment
- Konsentrasi
Integrasi - Konsentrasi Integrasi - Turnaround
Vertikal Horizontal
Tabel 3.00
Nilai Stability Growth and Stability Retrenchment
IFAS - Hati-hati - Konsentrasi Integrasi - Divestasi
Horizontal
- Tidak ada perubahan
profit strategi
2.00
Growth Growth Retrenchment
- Diversifikasi
konsentrik - Diversifikasi - Bangkrut
konglomerat - Likuidasi 1.00 IFAS = 2.84 EFAS = 2.83 Hendw@
33
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, pernasalahan tersebut antara lain :
1. Masih Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) Di Bidang Pariwisata
Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) baik kuantitas maupun kualitas yang diharapkan mempunyai daya saing tinggi ternyata masih jauh dari memadai. Terutama SDM di bidang pariwisata yang memiliki pemikiran stratejik dan visioner. Kondisi tersebut dapat menghambat kualitas dari segala aktivitas kegiatan pariwisata Kabupaten Bogor. Hal tersebut memberikan implikasi pada kualitas pariwisata Kabupaten Bogor itu sendiri, yang dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat dengan daerah-daerah lain. 2. Masih Rendahnya Daya Saing Unit Bisnis Kepariwisataan
Secara umum daya saing unit bisnis pariwisata Kabupaten Bogor masih kurang. Kelemahan tersebut menyangkut masalah manajemen produk, kurangnya sajian atraksi pariwisata dan budaya, sumber daya manusia, dan pemasaran. Hal ini memberikan implikasi pada lama tinggal (length of stay) dan pengeluaran wisatawan (tourist
expenditure) di Kabupaten Bogor. Dengan menyediakan
lebih banyak atraksi pariwisata dan budaya akan mendorong peningkatan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan.
3. Masih Rendahnya Aksesibilitas Menuju Ke Obyek Wisata Meskipun secara umum kondisi jalan maupun panjang jalan di Kabupaten relatif baik, akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa kualitas maupun kuantitas jalan menuju obyek wisata masih relatif rendah.
4. Masih Kurangnya Penanganan Kemacetan Lalu Lintas di Jalur Pariwisata
Meskipun secara umum kondisi jalan maupun panjang jalan di Kabupaten Bogor relatif baik, akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sering terjadi kemacetan di jalur wisata terutama di jalur Puncak. Problem kemacetan ini
34 akan mengakibatkan dampak yang kurang baik baik bagi wisatawan yang datang maupun bagi pelaku usaha di sekitar jalur tersebut.
Apabila tidak ditangani dengan serius dikhawatirkan kemacetan ini akan berdampak buruk bagi pengembangan pariwisata ke depan.
5. Masih Rendahnya Aksesibilitas Menuju Ke Obyek Wisata Meskipun secara umum kualitas jalan di Kabupaten Bogor sudah baik, akan tetapi masih banyak jalan-jalan menuju obyek wisata yang masih perlu ditingkatkan. Seperti misalnya jalan menuju ke kawasan wisata Gunung Salak Endah. Jalan menuju ke kawasan wisata ini relatif sempit sehingga jalan tersebut sukar untuk dilalui oleh mobil besar, seperti bis. Dikarenakan hal tersebut, di kawasan ini sering terjadi kemacetan yang tentunya akan mengurangi kenyamanan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisatanya.
6. Masih Terbatasnya Obyek Wisata Yang Sudah Tertata
Kesiapan obyek wisata sebagai produk pariwisata tentunya merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Disamping besarnya potensi obyek wisata yang ada di Kabupatyen Bogor, ternyata masih banyak potensi obyek wisata yang belum tertata. Dan yang sudah tertatapun masih belum maksimal dalam penyajiannya.
7. Masih Rendahnya Koordinasi Dan Persamaan Persepsi Diantara OPD Terkait
Koordinasi merupakan hal yang penting didalam upaya mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Dengan kordinasi yang baik akan didapat kesamaan persepsi dan gerak langkah dalam menghadapi berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan. Diakui bahwa sektor pariwisata merupakan end user terhadap sarana dan prasarana yang ada. Sedangkan kewenangan penanganan sarana dan prasarana ada di di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN
WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan
35 mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan, sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, bahwa Visi Kabupaten Bogor adalah “TERWUJUDNYA
KABUPATEN BOGOR SEBAGAI KABUPATEN TERMAJU DI INDONESIA “
1. Pernyataan Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah, sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
Pernyataan misi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, Misi Kabupaten Bogor adalah:
36
Misi Pertama :
Meningkatkan kesolehan sosial dan kesejahteraan masyarakat;
Misi Kedua :
Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumber daya alam dan pariwisata;
Misi Ketiga :
Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan;
Misi Keempat :
Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas
penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan
Misi Kelima :
Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah dan kerja sama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sesuai tugasnya yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah, dan dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebudayaan dan pariwisata;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata; dan
37 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Ditinjau dari sisi tugas pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata, secara umum tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terkait dengan pencapaian visi dan seluruh misi Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah, namun secara khusus, tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berkontribusi langsung dalam mendukung pencapaian misi ke 2 yaitu Meningkatkan perekonomian daerah yang berdaya saing dengan titik-berat pada revitalisasi pertanian.
3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROVINSI
Dalam Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat diuraikan bahwa dinamika lingkungan strategis, baik nasional maupun global, permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks. Arus besar globalisasi membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas distribusi barang dan jasa yang berdampak pada munculnya isu-isu yang berdimensi lintas bidang. Dalam konteks ketatanegaraan, arus globalisasi juga mendorong akselerasi proses demokratisasi dan desentralisasi yang melahirkan situasi paradoksal, antara semakin membaiknya kebebasan sipil (civil liberty) dengan terbatasnya kapasitas kelembagaan politik dan kapasitas tata kelola pemerintahan (governance) sehingga akuntabilitas layanan publik belum sepenuhnya sesuai harapan. Percepatan arus informasi dan modal juga berdampak pada meningkatnya pemanfaatan berbagai sumber daya alam yang memunculkan isu perubahan iklim (climate
change), ketegangan lintas-batas antarnegara, percepatan
penyebaran wabah penyakit, dan terorisme, serta masalah tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Berbagai masalah tersebut juga mencerminkan rumitnya tantangan yang harus dihadapi bangsa dan negara Indonesia.
38 Hal ini menuntut peningkatan peran dan kapasitas seluruh instansi pemerintah, termasuk Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang diberi tugas dalam pembangunan pariwisata dan kebudayaan, untuk mengatasi permasalahan dan tantangan tersebut. Peran Kementerian PPN/Bappenas sangat signifikan dikarenakan budaya merupakan salah satu pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara sedangkan sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang relatif tahan terhadap krisis global serta merupakan salah satu sektor yang diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pemasukan negara selain migas. Untuk itu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dituntut memiliki kemampuan untuk dapat menstimulus pembangunan pariwisata dan budaya sehingga dapat mencapai target dan tujuan pembangunan nasional sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “Masyarakat Indonesia Adil dan Makmur”.
Dalam Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 – 2014 disebutkan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembangunan pariwisata dan budaya adalah : (a)
Meningkatkan kesadaran, apresiasi, kreativitas dan
pemahaman masyarakat terhadap nilai dan keragaman
budaya, (b) Meningkatkan kualitas perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya, (c) Mengembangkan kepariwisataan yang mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap terhadap perekonomian nasional dan masyarakat, (d) Meningkatkan kapasitas sumber daya pembangunan kebudayaan dan pariwisata, dan (e) Mewujudkan pengelolaan tugas dan fungsi Kementerian kebudayaan dan kepariwisataan yang bersih dan berwibawa Pembangunan di Jawa Barat pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2008-2013 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi
39 perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Posisi Jawa Barat yang strategis dan berdekatan dengan ibukota negara, mendorong Jawa Barat berperan sebagai agent of
development (agen pembangunan) bagi pertumbuhan nasional.
Berbagai isu global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Jawa Barat antara lain kemiskinan, penataan ruang dan
lingkungan hidup, pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan, terbatasnya kesempatan kerja, mitigasi
bencana serta kesenjangan sosial. Dalam mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh rakyat dan aspek politis.
Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi pertanian dan kelautan, perluasan kesempatan lapangan kerja, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis, perdagangan, jasa dan industri pengolahan yang berdaya saing, rehabilitasi dan konservasi lingkungan serta penataan struktur pemerintah daerah yang menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat.
Sejalan dengan kebijakan nasional dan provinsi tersebut, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD
Pemerintah Kabupaten Bogor 2009-2013), prioritas
pembangunan Kabupaten Bogor diarahkan pada :
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama pendidikan dan kesehatan maupun aspek lainnya yang mengutamakan manusia dalam pembangunan.
2. Revitalisasi pertanian dan pembangunan perdesaan melalui pembangunan maupun pengembangan agribisnis, agro-industri serta koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah. 3. Peningkatan investasi dan penciptaan peluang kerja.
40 4. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur serta pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian daerah. 5. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dan
pemerintahan yang bersih.
6. Peningkatan kesolehan sosial masyarakat dan/atau
pembangunan sosial keagamaan untuk mencapai harkat dan martabat kemanusiaan yang tinggi atau tingkat peradaban masyarakat yang tinggi.
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan : (a) terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui pemberian Building
Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang memiliki
nilai konservasi;(b) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah, melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak
dapat mengganggu fungsi kawasan; (c) tercapainya
pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong
perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat
khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi dari desa ke kota dengan pengembangan desa– desa potensial; (d) pembangunan dan pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk oleh sistem jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan internal daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur
41 (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata ruang yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota.
Selanjutnya dalam RTRW juga telah ditetapkan kebijakan pengembangan struktur ruang; dan kebijakan pengembangan pola ruang.Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi : (a) peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; (b) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Daerah. Selanjutnya kebijakan pengembangan pola ruang meliputi : (a) kebijakan pengembangan kawasan lindung, dalam rangka pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup; (b) kebijakan pengembangan kawasan budi daya, dalam rangka perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya; dan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; (c) kebijakan pengembangan kawasan strategis, yang meliputi : pengembangan kawasan strategis Puncak sebagai kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan pariwisata melalui pembatasan
pemanfaatan ruang yang lebih selektif dan efisien;
pengembangan kawasan strategis industri sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui penataan dan pemanfaatan ruang serta pembangunan jaringan infrastruktur yang mendorong perkembangan kawasan; pengembangan kawasan strategis pertambangan sebagai kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan sumber daya alam melalui konservasi bahan galian; dan pengembangan
42 kawasan strategis lintas administrasi kabupaten sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui sinkronisasi sistem jaringan.
Lebih lanjut dikemukakan strategi untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang wilayah meliputi : (a) strategi
pengembangan struktur ruang wilayah; (b) strategi
pengembangan kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan; (c) strategi pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan; (d) strategi pengembangan sistem prasarana wilayah; (e) strategi pengembangan pola ruang wilayah; (f) strategi penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumberdaya alam lainnya.
Selanjutnya dijelaskan Rencana Kawasan pariwisata yang meliputi :
a. kawasan wisata alam; b. kawasan budaya; dan
c. kawasan wisata minat khusus.
Pemanfaatan kawasan wisata alam meliputi :
a. Taman Safari Indonesia, Wisata Agro Gunung Mas, Telaga Warna, Panorama Alam Riung Gunung, dan Curug Cilember di Kecamatan Cisarua;
b. Wanawisata Bodogol dan Taman Rekreasi Lido di Kecamatan Caringin;
c. Curug Nangka di Kecamatan Tamansari;
d. Kawah Ratu, Curug Cigamea, Curug Seribu, Curug Ngumpet, Air Panas Gunung Salak Endah, Air Panas
Ciasmara, Air Panas Gunungsari, Bumi Perkemahan Gunung Bunder, Bumi Perkemahan Pancasila, Telaga Ciputri, dan Panorama Alam Ciasihan di Kecamatan Pamijahan;
e. Air Panas Jugalajaya, Air Panas Kembang Kuning, Situ Cikadondong, Situ Jantungeun, Situ Wedana, dan Curug Bandung di Kecamatan Jasinga;
43 g. Arung Jeram Cianten di Kecamatan Leuwiliang;
h. Situ Rancabungur di Kecamatan Rancabungur;
i. Situ Tonjong dan Situ Kemuning di Kecamatan Bojong Gede; j. Gua Gudawang di Kecamatan Cigudeg;
k. Situ Cikaret dan Situ Ciriung di Kecamatan Cibinong;
l. Air Panas Bojong Koneng, Wahana Wisata Gunung Pancar dan Kawah Hitam di Kecamatan Babakanmadang;
m. Air Panas di Kecamatan Ciseeng;
n. Situ Gunung Putri dan Taman Rekreasi Gunung Putri Indah di Kecamatan Gunung Putri;
o. Taman Buah Mekarsari di Kecamatan Cileungsi; dan p. Penangkaran Rusa Giri Jaya di Kecamatan Tanjungsari. Kawasan budaya meliputi:
a. Desa Wisata, Tapak Kaki Gajah, dan Situs Megalit di Kecamatan Ciampea;
b. Prasasti Muara di Kecamatan Rumpin;
c. Tapak Kaki Purnawarman dan Prasasti Batu Tulis Ciaruteun di Kecamatan Cibungbulang;
d. Kampung Adat di Kecamatan Sukajaya;
e. Prasasti Batu Tulis Pasir Awi, Taman Budaya, Arca Wisnu, dan Arca Domas di Kecamatan Sukamakmur.
f. Taman Budaya di Kecamatan Cisarua; Kawasan wisata minat khusus meliputi:
a. Taman Safari Indonesia dan Wisata Agro Gunung Mas di Kecamatan Cisarua;
b. Goa Gudawang di Kecamatan Cigudeg; dan c. Taman Buah Mekarsari di Kecamatan Cileungsi.
Rencana Tata Ruang Wilayah ini diharapkan menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
pembangunan di berbagai sektor/bidang, serta
mengakomodasikan pembagian peran dengan kabupaten/kota dan bersifat saling melengkapi serta selaras serta sebagai matra spasial bagi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
44 (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta rencana pembangunan lainnya.
Jika ditelaah rencananya, maka terlihat adanya keseimbangan
rencana struktur ruang antar wilayah baik dalam
pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan; sistem pusat permukiman perkotaan; dan sistem prasarana wilayah. Namun dalam implementasinya berbeda, sehingga masih terdapat berbagai isu strategis yang perlu ditangani secara sistematis dalam kaitan dengan penataan ruang ini. Pertama adalah masih terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang di kabupaten Bogor. Hal ini ditunjukkan oleh adanya ketimpangan pembangunan wilayah di Kabupaten Bogor antara Kabupaten Bogor Bagian Barat dengan bagian Kabupaten Bogor lainnya termasuk didalamnya dalam pembangunan kepariwisataan. Isu ketimpangan ini harus direspon secara cepat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. RTRW harus dijadikan acuan utama dalam menetapkan lokasi pembangunan sehingga ketimpangan pembangunan wilayah yang terjadi dapat dikurangi secara bertahap. Selanjutnya pemahaman pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terhadap RTRW dan perkembangan wilayah juga perlu ditingkatkan.
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Arah dan strategi kebijakan pengembangan pariwisata dan budaya akan sangat dipengaruhi nilai-nilai strategis dan kondisi lingkungan strategis internal dan lingkungan strategis eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Analisa terhadap lingkungan strategis internal maupun eksternal yang mempunyai pengaruh terhadap pengembangan pariwisata dan budaya perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan langkah yang tepat dalam rangka
45 melaksanakan upaya-upaya pengembangan pariwisata dan budaya sesuai keadaan potensi pariwisata dan budaya di Kabupaten Bogor.
1. Lingkungan Strategis Internal
Dalam rangka mewujudkan Kabupaten Bogor sebagai daerah tujuan wisata yang berwawasan lingkungan perlu upaya-upaya pengembangan potensi pariwisata dan budaya agar meningkatkan daya tarik wisata Kabupaten Bogor guna meningkatkan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan. Sehubungan hal tersebut guna menentukan langkah-langkah san strategis pelaksanaan pengembangan potensi pariwisata dan budaya secara tepat perlu dilakukan identifikasi dan analisa terhadap lingkungan strategis internal sehingga dapat diketahui faktor-faktor kekuatan dan faktor-faktor kelemahannya.
a. Kekuatan (Strength)
1). Tersedianya dasar hukum sebagai landasan operasional
baik berupa perundang-undangan maupun peraturan daerah;
2). Tersedianya sumber daya manusia aparatur Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata yang cukup memadai;
3). Tersedianya sarana kerja yang memadai untuk
menunjang produktivitas kerja;
4). Terjalinnya hubungan kerja yang baik dengan stake
holder kepariwisataan dan kebudayaan;
5). Tersedianya jaringan internet untuk keperluan akses
informasi;
6). Tidak ada biaya dalam melakukan pelayanan kepada
46
b. Kelemahan (Weakness)
1). Belum menerapkan teknologi informasi yang utuh
dalam pengelolaan data kepariwisataan dan
kebudayaan;
2). Masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan dalam bidang pariwisata dan kebudayaan;
3). Belum memiliki bank data kepariwisataan dan
kebudayaan yang lengkap;
4). Terbatasnya anggaran yang tersedia dibandingkan
dengan kebutuhan yang diperlukan;
5). Lemahnya koordinasi lintas sektoral (antar OPD) dalam
mendukung pembangunan pariwisata;
6). Belum tersedianya arah kebijakan pariwisata daerah
(Riparda)
2. Lingkungan Strategis Eksernal
Untuk mengantisipasi permasalahan dan ancaman dari luar yang menghambat pengembangan pariwisata dan budaya perlu dilakukan identifikasi dan analisa terhadap lingkungan strategis eksternal sehingga dapat diketahui faktor-faktor ancaman dan peluangnya.
a. Peluang (Opportunity)
1). Pemandangan alam dan kesejukan khas pegunungan;
2). Potensi seni, budaya, objek wisata dan daya tarik
wisata di Kabupaten Bogor cukup besar;
3). Posisi geografis yang berdekatan dengan DKI Jakarta
dan bandara internasional Soekarno-Hatta serta berada pada jalur lintasan antarkota di Jawa Barat;
4). Kondisi sosial masyarakat yang cukup mendukung;
5). Kondisi keamanan di Kabupaten Bogor cukup
47
6). Tren perjalanan wisata yang meningkat setiap
tahunnya;
7). Tersedianya utilitas yang memadai (fasilitas RS, bank,
kantor pos, listrik, air bersih dll);
8). Perkembangan teknologi informasi untuk keperluan
promosi;
9). Tren perkembangan green tourism
b. Ancaman (Threat)
1). Perkembangan pariwisata di daerah lain yang cukup
berkembang pesat;
2). Ketersediaan dan kualitas infrastruktur jalan yang
kurang memadai;
3). Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk
memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan;
4). Keberadaan PKL yang tidak tertata yang menimbulkan
kesan kumuh;
5). Masih adanya kesenjangan kualitas SDM dan pelaku
usaha pariwisata;
6). Penanganan sampah dan kebersihan lingkungan yang
kurang memadai;
Strategi S-O
1). Mempertahankan dan meningkatkan wisatawan asal
Jabodetabek dan sekitarnya sebagai pasar utama yang sudah ada;
2). Menata dan mengembangkan potensi wisata alam dalam
rangka meningkatkan daya tariknya;
3). Mengembangkan potensi seni dan budaya sebagai atraksi
wisata seni/budaya dan obyek wisata budaya guna menunjang peningkatan daya tarik wisata;
48
4). Meningkatkan pembinaan dan peran serta masyarakat
dalam menunjang kegiatan kepariwisataan terutama masyarakat di sekitar obyek wisata/kawasan wisata;
5). Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata dan
budaya dengan memanfaatkan berbagai media dan sarana promosi;
6). Meningkatkan pelayanan terhadap tamu/wisatawan;
7). Mendorong usaha pariwisata yang berbasis lingkungan
(green tourism);
8). Mendorong pengembangan Desa Wisata.
Strategi W-O
1). Menyusun Riparda;
2). Melakukan pemetaan profil wisatawan yang berkunjung ke
Kabupaten Bogor;
3). Meningkatkan koordinasi pembangunan pariwisata antar
Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor, dengan pemerintah provinsi maupun dengan pemerintah pusat;
4). Mendorong ketersediaan pegawai Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata yang memiliki kompetensi dalam bidang budaya dan pariwisata;
Strategi S-T
1). Mendorong pengembangan infrastuktur jalan yang
memadai dan berkualitas sehingga dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada wisatawan;
2). Mendorong terciptanya masyarakat sadar wisata dan
penerapan sapta pesona dalam kehidupan masyarakat;
3). Melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan pariwisata
49
4). Meningkatkan upaya dan kerja sama dengan biro-biro
perjalanan wisata di DKI Jakarta dan Bogor dalam penyediaan paket-paket perjalanan wisata ke obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten Bogor;
5). Melakukan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia maupun usaha-usaha yang bergerak di bidang pariwisata;
Strategi W-T
1). Melakukan koordinasi dalam upaya penataan pedagang
kaki lima (PKL);
2). Merencanakan dan mengusulkan anggaran
program/kegiatan pengembangan pariwisata dan
50
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 VISI DAN MISI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
4.1.1. Visi dan Misi Kabupaten Bogor
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Visi Kabupaten Bogor adalah
“TERWUJUDNYA KABUPATEN BOGOR SEBAGAI KABUPATEN TERMAJU DI INDONESIA “
Sedangkan misi Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesolehan sosial dan kesejahteraan
masyarakat;
2. Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumber daya alam dan pariwisata;
3. Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan;