• Tidak ada hasil yang ditemukan

14. Australia SW. Hazardous Chemicals Requiring Health Monitoring. In: Commonwealth satg, editor: Rastogi SK, Satyanarayan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "14. Australia SW. Hazardous Chemicals Requiring Health Monitoring. In: Commonwealth satg, editor: Rastogi SK, Satyanarayan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

45

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Guidelines for poison control. WHO in collaboration with UNEP and ILO. Geneva: WHO, 1997:3-10.

2. Eyer P. The role of oximes in the management of organophosphorus pesticide poisoning. Toxicol Rev 2003;22:165-90.

3. Raini M. Toksikologi Pestisida dan Penanganan Akibat Keracunan Pestisida. Media Litbang Kesehatan 2007;XVII:10.

4. Panut D. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta: Agromedia Pustaka, 2008. 5. Sudarmo S. Pestisida. Yogyakarta: Kanisius, 2007.

6. Heide EAD. Cholinesterase Inhibitors: Including Pesticides and Chemical Warfare Nerve Agents, 2012:111.

7. Karia Ritesh M GTP. Comparative Study of Simple and Choice Visual Reaction Time on Medical Students of Bhavnagar Region. International Research Journal of Pharmacy 2012;3:334 - 335.

8. Steenland K, Jenkins B, Ames RG, O'Malley M, Chrislip D, Russo J. Chronic neurological sequelae to organophosphate pesticide poisoning. Am J Public Health 1994;84:731-6.

9. Gumay A. Pengaruh Paparan Kronis Pestisida Organofosfat terhadap Fungsi Neurokognitif pada Petani Kentang di Desa Kepakisan Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara. 2013.

10. Starks SE. High pesticide exposure events and central nervous system function among pesticide applicators in the Agricultural Health Study. Int Arch Occup Environ Health 2012;85:505-15.

11. J. Vidyasagar NK MSR, K. Rajnarayana, T. Surender, D. R. Krishna. Oxidative stress and antioxidant status in acute organophosphorous insecticide poisoning. Indian J Pharmacol 2004;36:76-79.

12. Ye M. Occupational pesticide exposures and respiratory health. Int J Environ Res Public Health 2013;10:6442-71.

(2)

14. Australia SW. Hazardous Chemicals Requiring Health Monitoring. In: Commonwealth satg, editor: www.swa.gov.au, 2013.

15. Rastogi SK, Satyanarayan PV, Ravishankar D, Tripathi S. A study on oxidative stress and antioxidant status of agricultural workers exposed to organophosphorus insecticides during spraying. Indian J Occup Environ Med 2009;13:131-4.

16. Dhananjayan V, Ravichandran B, Anitha N, Rajmohan HR. Assessment of acetylcholinesterase and butyrylcholinesterase activities in blood plasma of agriculture workers. Indian J Occup Environ Med 2012;16:127-30. 17. Wiener SW, Hoffman RS. Nerve agents: a comprehensive review. J

Intensive Care Med 2004;19:22-37.

18. Sutikno S. Dasar - Dasar Pestisida dan Dampak Penggunaannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

19. Kesehatan RD. Pengenalan pestisida. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, 2000. 20. Achmadi U. Aspek kesehatan kerja sektor informal. Jakarta: Depkes RI,

1991.

21. Greg RK. Spray drift of Pesticides. Lincoln: University of Nebraska, 2013. 22. Djojosumarto P. Teknik aplikasi pestisida pertanian. Yogyakarta:

Kanisius, 2008.

23. Wudianto R. Petunjuk penggunaan pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya, 2007.

24. Dirjen P2M dan PLP. Pengawasan tempat pengelolaan pestisida. Jakarta: Depkes RI, 1992.

25. Utami VD. Analisis Faktor Risiko Kejadian Keracunan Pestisida pada Petani Sayur di Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2010 Fakultas Ilmu Keolahragaan Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2010.

26. Natawigana H. Dasar-dasar perlindungan tanaman. Bandung: Triganda Karya, 1993.

(3)

47

27. Haris L. Faktor yang mempengaruhi tingkat keracunan pestisida pada tenaga kerja di tempat penjualan / pengedar pestisida. Surabaya: Tesis-Unair, 2002.

28. Abou-Donia MB. Organophosphorus ester-induced chronic neurotoxicity. Arch Environ Health 2003;58:484-97.

29. Dean HL. Reaction time correlations during eye-hand coordination: behavior and modeling. J Neurosci 2011;31:2399-412.

30. Ghuntla TP MH, Gokhale PA, Shah CJ A Comparative Study of Visual Reaction Time in Basketball Players and Healthy Controls. National Journal of Integrated Research in Medicine 2012;3:49 - 51.

31. Gandhi PH, Gokhale PA, Mehta HB, Shah CJ. A Comparative Study of Simple Auditory Reaction Time in Blind (Congenitally) and Sighted Subjects. Indian J Psychol Med 2013;35:273-7.

32. Kosinki R. A Literature Review on Reaction Time 2013.

33. Chandak P, Jayant Makwana. Ageing & Reaction time in Indian Population. People’s Journal of Scientific Research 2012;5:36 - 39.

34. Jose Shelton GPK. Comparison between Auditory and Visual Simple Reaction Times. Scientific Research 2010;1:30-32.

35. Karia RM. Effect Of Gender Difference On Visual Reaction Time : A Study On Medical Students Of Bhavnagar Region. IOSR Journal of Pharmacy 2012;2:452-454.

36. Supalak Khemthong UP, Trirat Uptampohtiwat, Ariya Khamya. Effect of Musical Training on Reaction Time: A Randomized Control Trial in Thai Elderly Individuals. SAGE 2012;4:16-21.

37. Dirjen P2M dan PLP Depkes RI. Pemeriksaan Cholinesterase Darah dengan Tintometer Kit. Jakarta, 1992.

38. Klaassen C. Casarett & Doull's Toxicology: The Basic Science of Poisons: The Basic Science of Poisons, Seventh Edition: McGraw-Hill Education, 2007.

39. Krieger R. Handbook of Pesticide Toxicology, Two-Volume Set: Principles and Agents: Elsevier Science, 2001.

(4)

40. Basyar MA. Hubungan antara Aktivitas Asetilkolinesterase Darah dengan Perubahan Denyut Jantung Saat Valsava Maneuver. Fakultas Kedokteran. Semarang: Universitas Diponegoro, 2013.

(5)

49 LAMPIRAN Lampiran 1. Ethical clearance

(6)

Lampiran 2. Informed consent

JUDUL PENELITIAN : HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DAN WAKTU REAKSI PETANI KENTANG DENGAN PAPARAN KRONIK PESTISIDA ORGANOFOSFAT

INSTANSI PELAKSANA : BAGIAN FISIOLOGI FK UNDIP Persetujuan setelah Penjelasan

(INFORMED CONSENT)

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap waktu reaksi pada petani yang mengalami keracunan kronis organofosfat.

Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik, pengukuran waktu reaksi, dan pengambilan sampel darah. Kemungkinan terjadinya komplikasi akibat penelitian ini sangat kecil oleh karena dilakukan tenaga terlatih.

Bapak/ Ibu/ Saudara bisa menolak apabila tidak setuju ikut serta dalam penelitian ini. Apabila setuju untuk menjadi subyek penelitian maka identitas Bapak/ Ibu/ Saudara akan kami rahasiakan. Seluruh biaya penelitian ditanggung oleh peneliti. Peneliti juga akan memberikan imbalan sesuai dengan kemampuan peneliti.

Penanggung jawab penelitian adalah dr. Saekhol, dosen Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Undip. Alamat kantor: Jl. Prof. Dr. Soedarto, Tembalang, Semarang, No. HP 081390510151

Terima kasih atas kerjasama Bapak/ Ibu/ Saudara.

Setelah mendengar dan memahami penjelasan peneltian, dengan ini saya menyatakan

SETUJU / TIDAK SETUJU Untuk menjadi subyek penelitian

Banjarnegara, ____________ Saksi

Nama Terang Nama Terang

(7)

51

Lampiran 3. Kuesioner

Nama pewawancara: ________________________________ PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS

ASETILKOLINESTERASE DARAH DAN WAKTU REAKSI PETANI KENTANG DENGAN PAPARAN KRONIK PESTISIDA

ORGANOFOSFAT (Isi atau lingkari nomor jawaban)

No Responden :

Nama :

Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Usia : ………. tahun Alamat : ……… ……… ……… ……… Lama tinggal di Kepakisan : ………. Tahun Petani : 1. Ya 2. Bukan Ladang/ sawah milik

sendiri

: 1. Ya 2. Bukan

Lama jadi petani : ………. Tahun Jenis pertanian

(kosongi jika bukan petani) : 1. Palawija/ sayuran 2. Kentang 3. Padi 4. Lainnya, sebutkan: ………. Pernah tinggal di tempat lain? : 1. Pernah, tinggal di ………. 2. Tidak pernah Pekerjaan sebelumnya : ………

Berapa lama : ………. Tahun

Menggunakan pestisida semprot?

: 1. Ya 2. Tidak

(8)

Apabila menggunakan pestisida semprot, jenis pestisida yang digunakan : 1. Tunggal, sebutkan ………. 2. Campuran, sebutkan a. ………. ………cc b. ………. ………cc c. ………. ………cc Jenis pestisida yang

digunakan (urut dari yang paling banyak dipakai)

: No Merek Cara pakai (semprot/ siram/ tabor/ lainnya,

sebutkan) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Bila menyemprot Dosis pestisida semprot : ………. cc/hektar Bila menyemprot Cara melarutkan pestisida semprot : ………… cc pestisida dalam …………. cc pelarut Bila menyemprot

Alat semprot yang digunakan

: 1. Sprayer tangan

2. Sprayer manual (sprayer punggung) a. Knap sack (bentuk pipih – segi 4) b. Tekanan udara (tabung)

3. Sprayer mesin

(9)

53

Berapa jam sehari menyemprot?

(bila lebih dari 1X sehari jumlahkan jamnya)

Berapa hari menyemprot dalam seminggu? : ………. hari Waktu menyemprot

(Bisa lebih dari 1 jawaban, beri

centang untuk waktu yang paling sering)

: 1. Pagi 2. Siang 3. Sore

Bila hari panas menyemprot atau tidak?

: 1. Ya 2. Tidak

Alat pelindung diri yang dipakai saat menyemprot (bisa lebih dari 1 jawaban)

: 1. Topi/ penutup kepala 2. Kacamata

3. Masker wajah

4. Sarung tangan plastic/ karet 5. Baju lengan panjang

6. Celana panjang 7. Sepatu boot Cara menyemprot : 1. Sesuai arah angina

2. Berlawanan arah angina 3. Tidak tahu

Cara menyemprot : 1. Jalan lurus sambil menyemprot lurus 2. Jalan lurus sambil menyemprot kiri – kanan 3. Jalan tanpa arah menentu

Mencuci tangan setelah menyemprot

: 1. Ya 2. Tidak Apakah mencuci

tangan pakai sabun

: 1. Ya 2. Tidak Di mana mencuci tangan : 1. Sungai 2. Pancuran umum 3. Kamar mandi umum

4. Lainnya, sebutkan: ……… Pernahkan badan terkena tumpahan pestisida? : 1. Pernah 2. Tidak pernah

Bila pernah terkena tumpahan pestisida, tindakan yang

: 1. Mencuci dengan air

2. Mencuci dengan air dan sabun 3. Tidak melakukan apa-apa

(10)

dilakukan? 4. lainnya: ………. Adakah riwayat

keracunan pestisida

: 1. Ya, berapa kali ………. 2. Tidak

Bila ya, kapan? : ………. hari/ bulan/ tahun yang lalu Bila ada, apa

pengobatan yang didapatkan : 1. Dirawat di RS 2. Diobati di Puskesmas 3. Tidak berobat 4. Lainnya Apakah saat terkena

tumpahan, terdapat gejala berikut (bisa lebih dari 1 jawaban) : 1. Mengantuk 2. Sulit berkonsenstrasi 3. Bingung 4. Sulit bicara 5. Pusing berputar 6. Sakit kepala 7. Badan lemah

8. Penglihatan kabur/ gelap 9. Sesak napas

10. Dada sakit/ sesak 11. Muntah

12. Diare

13. Lainnya ……….

Apakah saat ini terdapat gejala berikut (bisa lebih dari 1 jawaban) : 1. Mengantuk 2. Sulit berkonsenstrasi 3. Bingung 4. Sulit bicara 5. Pusing berputar 6. Sakit kepala 7. Badan lemah

8. Penglihatan kabur/ gelap 9. Sesak napas

10. Dada sakit/ sesak 11. Muntah 12. Diare 13. Lainnya ………. Pestisida disimpan di mana : 1. Di dalam rumah 2. Di gudang rumah

3. Di penyimpangan di ladang/ sawah 4. Lainnya ………. Penyakit yang

pernah atau sedang

: 1. Penyakit saraf (stroke, epilepsi, trauma kepala, dan lain-lain)

(11)

55

diderita 2. Sakit kuning/ sakit lever (hati) 3. Sakit paru

4. Sakit ginjal

5. Sakit kencing manis 6. Tumor/ kanker

7. Lainnya ………. Adakah gejala

berikut

: 1. Kejang

2. Kelemahan gerak anggota badan 3. Buta

4. Bicara pelo

5. Kulit, kuku, mata kuning 6. Perut bengkak

7. Kaki bengkak

8. Badan lemas sering kesemutan

9. Lainnya ………. Apakah minum

alkohol

: 1. Ya

2. Dulu ya, sekarang tidak

Terakhir minum ………. bulan/ tahun yang lalu

3. Tidak pernah Apakah pernah atau

sedang minum obat berikut

1. Fisostigmin 2. Prostigmin 3. Neostigmin

(12)

Lampiran 4. Hasil analisis statistik

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Usia 37 20.0 44.0 32.757 5.8992 Valid N (listwise) 37 Descriptives Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Tinggi Badan (cm) 37 148.0 181.0 159.338 6.6385 Berat Badan (kg) 37 43.0 78.5 58.992 7.3048 Indeks Massa Tubuh 37 18.6 28.5 23.217 2.3279 Valid N (listwise) 37 Frequencies Frequency Table Dosis Pestisida

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak memenuhi syarat 35 94.6 94.6 94.6 Memenuhi Syarat 2 5.4 5.4 100.0 Total 37 100.0 100.0 Frekuensi Penyemprotan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Lebih dari 1 x seminggu 36 97.3 97.3 97.3 Seminggu 1 x 1 2.7 2.7 100.0 Total 37 100.0 100.0

(13)

57

Lama Kerja per Hari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <= 8 jam per

hari

37 100.0 100.0 100.0

Alat Pelindung Diri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak lengkap 37 100.0 100.0 100.0 Descriptives Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Masa Kerja 37 4.0 28.0 15.324 6.9444 Valid N (listwise) 37 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Hemoglobin 37 13.6 17.2 15.362 .8902 Valid N (listwise) 37 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AChE (%) 37 62.5 100.0 81.757 10.8632 Valid N

(listwise)

(14)

Frequencies

Kategori Keracunan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Keracunan Ringan 20 54.1 54.1 54.1 Normal 17 45.9 45.9 100.0 Total 37 100.0 100.0

Gambar 7. Diagram lingkaran presentase keracunan pestisida organofosfat

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Waktu Reaksi 37 340.0 540.0 389.437 45.2313 Valid N

(listwise)

(15)

59

Explore

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Usia .097 37 .200* .982 37 .811

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Masa Kerja .103 37 .200* .951 37 .104 *. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Hemoglobin .105 37 .200* .983 37 .837 *. This is a lower bound of the true significance.

(16)

Explore Descriptives Statistic Std. Error Waktu Reaksi Mean 389.437 7.4360 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 374.356 Upper Bound 404.518 5% Trimmed Mean 384.329 Median 380.000 Variance 2045.874 Std. Deviation 45.2313 Minimum 340.0 Maximum 540.0 Range 200.0 Interquartile Range 43.3 Skewness 1.925 .388 Kurtosis 3.991 .759 AChE (%) Mean 81.757 1.7859 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 78.135 Upper Bound 85.379 5% Trimmed Mean 81.813 Median 75.000 Variance 118.009 Std. Deviation 10.8632 Minimum 62.5 Maximum 100.0 Range 37.5 Interquartile Range 12.5 Skewness .271 .388 Kurtosis -.617 .759

(17)

61

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

AChE (%) .274 37 .000 .858 37 .000

Waktu Reaksi

.195 37 .001 .798 37 .000

a. Lilliefors Significance Correction Nonparametric Correlations Correlations AChE (%) Waktu Reaksi Spearman's rho AChE (%) Correlation Coefficient 1.000 -.470** Sig. (2-tailed) . .003 N 37 37 Waktu Reaksi Correlation Coefficient -.470** 1.000 Sig. (2-tailed) .003 . N 37 37

(18)

Graph

Gambar 8. Diagram sebar hubungan antara aktivitas asetilkolinesterase darah dan waktu reaksi Regression Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. 95.0% Confidence Interval for B B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound 1 (Constant) 339.44 6 139.796 2.428 .021 54.691 624.201 AChE (%) -1.475 .649 -.354 -2.274 .030 -2.797 -.154 Usia 2.125 2.109 .277 1.007 .321 -2.172 6.421 Masa Kerja -.249 1.774 -.038 -.140 .889 -3.862 3.364 Hemoglobin 6.823 7.927 .134 .861 .396 -9.324 22.969 a. Dependent Variable: Waktu Reaksi

(19)

63 NPar Tests Mann-Whitney Test Test Statisticsa Waktu Reaksi Mann-Whitney U 27.500 Wilcoxon W 30.500 Z -.505

Asymp. Sig. (2-tailed) .614 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)]

.631b

a. Grouping Variable: Dosis Pestisida b. Not corrected for ties.

Test Statisticsa Waktu Reaksi Mann-Whitney U 10.000 Wilcoxon W 11.000 Z -.751

Asymp. Sig. (2-tailed) .453 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)]

.595b

a. Grouping Variable: Frekuensi Penyemprotan

(20)

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

Gambar 9. Penandatanganan informed consent oleh responden

(21)

65

Gambar 11. Pengukuran waktu reaksi

(22)

Lampiran 6. Biodata mahasiswa

Identitas

Nama : Ajeng Indraswari Fiananda

NIM : 22010110130142

Tempat/tanggal lahir : Semarang, 2 Februari 1992 Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Tirto Agung Timur IV No. 12, Banyumanik, Semarang Nomor telepon : (024) 7475789

Nomor HP : 085640796002

Email : fianandaa@yahoo.com

Riwayat Pendidikan Formal

1. SD : SD Islam Al Azhar 14 Semarang Lulus tahun : 2004 2. SMP : SMP Islam Al Azhar 14 Semarang Lulus tahun : 2007 3. SMA : SMA Negeri 3 Semarang Lulus tahun : 2010 4. S1 : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Masuk tahun: 2010

Gambar

Gambar 7. Diagram lingkaran presentase keracunan pestisida organofosfat  Descriptives
Gambar 8. Diagram sebar hubungan antara aktivitas asetilkolinesterase darah dan  waktu reaksi  Regression  Coefficients a Model  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig
Gambar 9. Penandatanganan informed consent oleh responden
Gambar 11. Pengukuran waktu reaksi

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas fungsi Distribusi mempunyai peranan penting dalam perusahaan, untuk itu perlu faktor-faktor yang dalam proses bisnis distrubsi semen perlu dikelola

Transmisi daya untuk penggerak kereta sumber ion dirancang dapat menggerakkan kereta dengan kecepatan yang relatip pelan yaitu kurang lebih 10 mm/menit, dengan tujuan agar

picks kami untuk sektor perbankan. Realisasi anggaran infrastruktur pemerintah sempat lambat pada periode 1H15 namun mengalami akselerasi hingga mencapai 70% dari anggaran

Pada Tabel 1 terlihat bahwa kesukaan panelis terhadap warna bakso yang dihasilkan adalah netral (skor nilai 3) untuk bakso komersial (B) dan bakso dari daging beku (C),

Penelitian ini dilakukan untuk membuat sediaan topikal meloxicam dengan rute transdermal dalam bentuk sistem nanoemulsi dengan fase minyak VCO yang diharapkan dapat

Hasil uji disolusi menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan antara dispersi padat dan campuran fisik dengan pembanding ketoprofen baku dalam meningkatkan

Gambar 8 Bobot Segar per Tanaman, Bobot Segar Tanaman per Luasan Akibat Perlakuan Biourin Sapi, Kompos Kotoran Sapi dan N Anorganik pada Tanaman Selada KESIMPULAN Kombinasi perlakuan

Sebagai tugas Dinas sosial dan tenaga kerja yang melaksanakan sebagai urusan rumah tangga daerah di bidang sosial dan tenaga kerja dalam rangka kewenangan