• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

31 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus

Penelitian ini dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/ 2014 pada tanggal 18 Maret 2014. Dalam proses pembelajaran kelas 5 pada mata pelajaran IPA, guru belum pernah menggunakan pendekatan pembelajaran Scientific dengan model pembelajaran Group Investigation. Dalam pembelajaran IPA, pada materi pesawat sederhana, pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru mendominasi kegiatan pembelajaran dengan ceramah, dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat hal yang dianggap penting saja. Akibatnya, siswa menjadi kurang aktif dan kurang memahami pelajaran.

Hasil belajar mencakup penilaian proses dan hasil. Penilaian proses didapatkan dari tes formatif. Hasil belajar diperoleh dari 50% tes formatif dan 50% unjuk kerja. Akan tetapi, penilaian yang dilakukan hanya dari tes formatif sehingga hasil belajar tidak ada yang mencapai KKM (< 90).

Pembelajaran yang dilakukan tidak lepas dari RPP yang digunakan oleh guru. Dalam setiap pertemuan, harusnya guru membuat RPP untuk menentukan langkah-langkah, media, model dan pendekatan apa saja yang harus digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Namun, pada kenyataannya guru tidak pernah melaksanakan seperti yang tercantum dalam RPP. Bahkan, guru tidak pernah membuat RPP sendiri. RPP yang digunakan adalah hasil dari KKG atau mendownload dari internet saja. Tentu aja hal ini tidak sesuai dengan keadaan kelas dan karakter peserta didik. guru belum mengimplementasikan RPP, karena RPP dibuat hanya untuk formalitas saja. Untuk menindaklanjuti masalah yang ada, maka diambil kesimpulan untuk menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan dapat memahami pelajaran, bukan hanya menghafal materi pelajaran. Untuk itulah digunakan pendekatan Scientific dengan model

(2)

prmbelajaran group investigation. Hasil belajar siswa dapat dilihat dalam grafik distribusi hasil belajar berikut

Sumber: Data Sekunder

Gambar 4.1

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Kelas V Pra Siklus

Grafik 4.1, menunjukkan skor maksimal 50 dan skor minimal 10, dengan pencapaian terbanyak pada skor 40. Untuk itulah, perlu dilakukan tindak lanjut berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan pendekatan Scientific dengan model pembelajara Group Investigation.

4.1.2 Deskripsi Siklus 1 Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan siklus 1 dengan KD Mendeskripsikan Proses Pembentukan Tanah Karena Proses Pelapukan dilakukan dalam dua kali pertemuan. Dalam pertemuan pertama, berdasarkan informasi yang diperoleh pada observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai materi yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan RPP dengan KD 3.4 Mengidentifikasikan perubahan pada alam, hubungannya dengan penggunaan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 10- 19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 ≥ 90 SKOR FREKUEN SI

(3)

sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar dengan, dengan indikator mengivestigasi proses pelapukan pada batuan, dengan tujuan sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Media yang digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah untuk mencari batuan yang telah lapuk dan yang belum lapuk, BSE IPA kelas 5, dan materi pendukung lainnya seperti kertas HVS, spidol, kapur. Selain itu instrument penilaian proses yang meliputi unjuk kerja siswa dalam berkelompok, melakukan investigasi, dan mengkomunikasikan hasil, serta lembar observasi implementasi RPP untuk mengetahui pelakssanaan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran.

Pertemuan kedua masih melanjutkan materi pertama, yaitu tentang KD 3.4 Mengidentifikasikan perubahan pada alam, hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar. Media yang digunakan adalah berbagai jenis tanah, seperti tanah liat, tanah humus dan tanah pasir, BSE IPA kelas 5, dan media penunjang lain seperti kertas HVS, alat tulis dan instrument penilaian unjuk kerja dan implementasi RPP untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Implementasi tindakan dan observasi

Pelaksanaan siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 28 Maret 2014 dan hari Rabu tanggal 2 April 2014.

Pertemuan pertama, kegiatan awal adalah apersepsi. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang batuan di sekitarnya. Dalam kegiatan inti, siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang. Kemudian siswa membaca tentang jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan, jenis dan sifat tanah. Kemudian, siswa menalar proses terjadinya tanah. Setelah menalar, siswa melakukan investigasi mengenai perbedaan batuan yang belum lapuk dan batuan yang telah lapuk, jenis dan

(4)

sifat tanah. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa melakuakan refleksi tentang kegiatan kerja kelompok yang telah dilakukan.

Pertemuan kedua, kegiatan awal yang dilakukan adalah siswa menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan pada pertemuan sebelumnya tentang menginvestigasi batuan yang telah lapuk dan yang belum lapuk, serta jenis dan sifat tanah. Dalam kegiatan inti, siswa kembali ke dalam kelompok yag telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa melanjutkan kerja kelompok, yaitu menganalisis data yang mereka dapatkan, dan selanjutnya setiap kelompok membuat laporan dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang hasil presentasi megenai perbedaan batuan yang telah lapuk dan yang belum lapuk, dan evaluasi.

Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1, maka diadakan refleksi dalam bentuk diskusi dengan guru kelas, teman sejawat dan observer. Refleksi ini membahas tentang penggunaan pendekatan Scientific dengan model Group Investigation dalam pembelajaran IPA. Dari diskusi ini didapatkan bahwa dengan menggunakan pendekatan Scientific dengan model pembelajaran Group Investigation, kegiatan pembelajaran menggambarkan siswa yang aktif. Dalam kegiatan awal, guru sudah melaksanakan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti, guru sudah menjelaskan langkah-langkah investigasi dengan baik dan melakukan pendampingan pada setiap kelompok. Pada kegiatan akhir, guru sudah melakukan penarikan kesimpulan yang melibatkan siswa. Namun, masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki, yaitu pendampingan kepada siswa, pengaturan kelompok, pengaturan waktu, dan pengambilan kesimpulan yang sedikit melibatkan siswa.

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada siklus 1, maka dilakukan tes evaluasi untuk mendapatkan hasil belajar. Hasil belajar diambil dari 50% tes evaluasi

(5)

dan 50% penilaian unjuk kerja. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA pada siklus 1:

Tabel 4.1

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 1

SKOR FREKUENSI %

70-79 9 31,03

80-89 15 51,72

≥ 90 5 17,24

∑ 29 100

Sumber: Data Primer

Tabel 4.1 dapat dilihat hasil belajar siswa dengan pencapaian skor minimal 70 dan skor maksimal 100. Sebanyak 9 siswa memperoleh skor 70-79, 15 siswa memperoleh skor 80-89, dan 5 siswa memperoleh skor ≥ 90, dengan rata-rata 81,29. Tabel distribusi di atas dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut:

Sumber: Data Primer

Gambar 4.2

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus 1

Gambar 4.2, nampak bahwa siswa yang mencapai KKM (≥ 90) sebanyak 5 siswa, atau 17%, dan 24 siswa atau 83% siswa nilainya belum mencapai KKM. Grafik distribusi hasil belajar IPA siswa kelas 5 siklus 1 dapat digambarkan ke dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

0 2 4 6 8 10 12 14 16 70- 79 80-89 ≥ 90 skor frekuensi

(6)

Sumber: Data Primer

Gambar 4.3

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus 1

Grafik 4.3 di atas, pada siklus 1 sudah ada peningkatan hasil belajar. Namun, jumlah siswa yang dapat mencapai KKM perlu ditingkatkan. Untuk itulah, perlu adanya siklus 2.

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I untuk ditingkatkan pada siklus II adalah sebagai berikut:

Kekuatan:

1. Terdapat RPP, yang berisi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan scientific dengan model group investigation yang menuntun siswa untuk berpikir tingkat tinggi

2. Siswa menjadi lebih aktif

3. Terdapat apersepsi yang dapat membantu siswa untuk mengkaitkan antara materi pelajaran dengan dunia nyata.

4. Guru melakukan pendampingan terhadap siswa 5. Terdapat refleksi pada akhir kegiatan pembelajaran 6. Unjuk kerja siswa dinilai oleh guru

17%

83%

≥ 90

(7)

Kelemahan:

1. Guru masih tergesa-gesa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Dalam bagian tertentu, seperti siswa membaca teks sendiri, masih didominasi oleh guru yang berceramah

3. Pendampingan terhadap siswa belum merata 4. Pengaturan waktu yang kurang baik

5. Pengambilan kesimpulan yang belum sepenuhnya melibatkan siswa

4.1.3 Deskripsi Siklus 2 Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan siklus 2 dengan KD Mendeskripsikan Proses Pembentukan Tanah Karena Proses Pelapukan dilakukan dalam dua kali pertemuan. Dalam pertemuan pertama, berdasarkan informasi yang diperoleh pada observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai materi yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan RPP dengan KD 3.4 Mengidentifikasikan perubahan pada alam, hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar dengan, dengan indikator mengivestigasi pemanfaatan tanah dan kegiatan manusia yang mempengaruhi tanah dengan tujuan sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Media yang digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah untuk menginvestigasi pemanfaatan tanah dan kegiatan manusia yang mempengaruhi tanah, BSE IPA kelas 5, dan materi pendukung lainnya seperti kertas HVS, spidol, kapur. Selain itu instrument penilaian proses yang meliputi unjuk kerja siswa dalam berkelompok, melakukan investigasi, dan mengkomunikasikan hasil, serta lembar observasi implementasi RPP untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran.

Pada pertemuan kedua masih melanjutkan materi pertama, yaitu tentang KD 3.4 Mengidentifikasikan perubahan pada alam, hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan

(8)

lingkungan sekitar. Media yang digunakan adalah lingkungan sekitar, BSE IPA kelas 5, dan media penunjang lain seperti kertas HVS, alat tulis dan instrument penilaian unjuk kerja dan implementasi RPP untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Implementasi tindakan dan observasi

Pelaksanaan siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 4 April 2014 dan hari Rabu tanggal 9 April 2014.

Dalam pertemuan pertama, kegiatan awal adalah apersepsi. Dalam kegiatan apersepsi, siswa memperhatikan tentang contoh kerajinan tangan dari tanah berupa cobek. Dalam kegiatan inti, siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang. Kemudian siswa membaca tentang manfaat tanah dan kegiatan manusia yang mempengaruhi tanah. Selanjutnya, siswa menalar pemanfaatan tanah di sekitar lingkungan sekolah mereka, dan kegiatan manusia yang mempengaruhi tanah. Setelah menalar, melakukan investigasi mengenai pemanfaatan tanah di sekitar mereka dan kegiatan manusia yang mempengaruhi tanah. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan refleksi tentang kegiatan kerja kelompok yang telah dilakukan.

Dalam pertemuan kedua, kegiatan awal yang dilakukan adalah siswa menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan pada pertemuan sebelumnya tentang menginvestigasi tentang pemanfaatan tanah dan kegitan manusia yang dapat mempengaruhi tanah. Dalam kegiatan inti, siswa kembali ke dalam kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa melanjutkan kerja kelompok, yaitu menganalisis data yang mereka dapatkan, dan selanjutnya setiap kelompok membuat laporan dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang hasil presentasi megenai pemanfaatan tanah dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi tanah, dan evaluasi.

(9)

Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, maka diadakan refleksi dalam bentuk diskusi dengan guru kelas, teman sejawat dan observer. Refleksi ini membahas tentang penggunaan pendekatan Scientific dengan model Group Investigation dalam pembelajaran IPA. Dari diskusi ini didapatkan bahwa dengan menggunakan pendekatan Scientific dengan model pembelajaran Group Investigation, kegiatan pembelajaran menggambarkan siswa yang aktif. Dalam kegiatan awal, guru sudah melaksanakan apersepsi dengan memberikan contoh benda yang terbuat dari tanah dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti, guru sudah menjelaskan langkah-langkah investigasi dengan baik dan melakukan pendampingan pada setiap kelompok. Pada kegiatan akhir, guru sudah melakukan penarikan kesimpulan yang melibatkan siswa. Namun, masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki, yaitu pembagian tugas dalam kelompok yang belum merata, pengaturan waktu, dan pengambilan kesimpulan yang belum melibatkan siswa

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada siklus 1, maka dilakukan tes evaluasi untuk mendapatkan hasil belajar. Hasil belajar diambil dari 50% tes evaluasi dan 50% penilaian unjuk kerja. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA pada siklus 2:

Tabel 4.2

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 2

SKOR FREKUENSI %

70-79 6 20,68

80-89 9 31,03

≥ 90 14 48,27

∑ 29 100

Sumber: Data Primer

Dari tabel 4.2, dapat dilihat hasil belajar siswa. Pencapaian skor minimal adalah 70, dan skor maksimal 100. Sebanyak 6 siswa memperoleh skor 70-79, 9

(10)

siswa memperoleh skor 80-89, dan 14 siswa memperoleh skor ≥ 90, dengan rata-rata 91,55. Tabel distribusi tersebut dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut:

Sumber: Data Primer

Gambar 4.4

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus 2

Grafik 4.4 menggambarkan bahwa siswa yang mencapai KKM (≥ 90) sebanyak 14 siswa, atau 48%, dan 15 siswa atau 52% siswa nilainya belum mencapai KKM. Pencapaian skor terbanyak pada skor ≥ 90 yaitu sebanyak 14 siswa, dan pencapaian skor paling sedikit pada skor 70-79, yaitu sebanyak 6 siswa. Grafik distribusi hasil belajar IPA siswa kelas 5 siklus 1 dapat digambarkan ke dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

0 2 4 6 8 10 12 14 16 70-79 80-89 ≥ 90 SKOR FREKUEN SI

(11)

Sumber: Data Primer

Gambar 4.5

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus 2

Grafik 4.5 menggambarkan pada siklus 2 sudah ada peningkatan hasil belajar. Namun, jumlah siswa yang dapat mencapai KKM perlu ditingkatkan. Untuk itulah, perlu adanya siklus 2.

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus 2 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2 untuk ditingkatkan pada siklus 3 adalah sebagai berikut:

Kekuatan:

1. Terdapat RPP, yang berisi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan scientific dengan model group investigation yang menuntun siswa untuk berpikir tingkat tinggi

2. Siswa menjadi lebih aktif

3. Terdapat apersepsi yang dapat membantu siswa untuk mengkaitkan antara materi pelajaran dengan dunia nyata.

4. Guru melakukan pendampingan terhadap siswa 5. Terdapat refleksi pada akhir kegiatan pembelajaran 6. Unjuk kerja siswa dinilai oleh guru

48% 52%

< 90

(12)

Kelemahan:

1. Pembagian tugas oleh anggota kelompok yang belum merata. 2. Pendampingan terhadap siswa belum merata

3. Pengaturan waktu yang kurang baik

4. Pengambilan kesimpulan yang belum sepenuhnya melibatkan siswa

4.1.4 Deskripsi siklus 3 Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan siklus 3 dengan KD Mendeskripsikan Proses Pembentukan Tanah Karena Proses Pelapukan dilakukan dalam dua kali pertemuan. Dalam pertemuan pertama, berdasarkan informasi yang diperoleh pada observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai materi yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan RPP dengan KD 3.4 Mengidentifikasikan perubahan pada alam, hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar dengan, dengan indikator mengivestigasi struktur luar dan struktur dalam bumi dengan tujuan sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Media dan sumber yang digunakan adalah, BSE IPA kelas 5, materi dari internet, dan materi pendukung lainnya seperti kertas HVS, spidol, kapur. Selain itu instrument penilaian proses yang meliputi unjuk kerja siswa dalam berkelompok, melakukan investigasi, dan mengkomunikasikan hasil, serta lembar observasi implementasi RPP untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran.

Pertemuan kedua masih melanjutkan materi pertama, yaitu tentang KD 3.4 Mengidentifikasikan perubahan pada alam, hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar. Media yang digunakan adalah lingkungan sekitar, BSE IPA kelas 5, materi tambahan dari internet dan media penunjang lain seperti kertas HVS, alat tulis dan

(13)

instrument penilaian unjuk kerja dan implementasi RPP untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Implementasi tindakan dan observasi

Pelaksanaan siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 11 April 2014 dan hari Rabu tanggal 16 pril 2014.

Pertemuan pertama, kegiatan awal adalah apersepsi. Dalam kegiatan apersepsi, siswa menyimak cerita dari guru tentang terjadinya bumi dan alam semesta. Dalam kegiatan inti, siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang. Kemudian siswa membaca tentang struktur luar dan struktur dalam bumi. Selanjutnya, siswa menalar struktur luar dan struktur dalam bumi. Setelah menalar, melakukan investigasi mengenai bagian-bagian dan ciri-ciri struktur luar dan struktur dalam bumi. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan refleksi tentang kegiatan kerja kelompok yang telah dilakukan.

Pertemuan kedua, kegiatan awal yang dilakukan adalah siswa menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan pada pertemuan sebelumnya tentang menginvestigasi bagian-bagian dan ciri-ciri struktur luar dan struktur dalam bumi. Dalam kegiatan inti, siswa kembali ke dalam kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa melanjutkan kerja kelompok, yaitu menganalisis data yang mereka dapatkan, dan selanjutnya setiap kelompok membuat laporan dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang hasil presentasi megenai bagian-bagian dan ciri-ciri struktur luar dan struktur dalam bumi.

Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 3, maka diadakan refleksi dalam bentuk diskusi dengan guru kelas, teman sejawat dan observer. Refleksi ini membahas tentang penggunaan pendekatan Scientific dengan model Group Investigation dalam pembelajaran IPA. Dari diskusi ini didapatkan bahwa

(14)

dengan menggunakan pendekatan Scientific dengan model pembelajaran Group Investigation, kegiatan pembelajaran menggambarkan siswa yang aktif. Dalam kegiatan awal, guru sudah melaksanakan apersepsi dengan memberikan contoh benda yang terbuat dari tanah dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti, guru sudah menjelaskan langkah-langkah investigasi dengan baik dan melakukan pendampingan pada setiap kelompok. Pada kegiatan akhir, guru sudah melakukan penarikan kesimpulan yang melibatkan siswa. Namun, masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki, yaitu pendampingan terhadap siswa dan pemanfaatan waktu yang kurang baik.

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada siklus 3, maka dilakukan tes evaluasi untuk mendapatkan hasil belajar. Hasil belajar diambil dari 50% tes evaluasi dan 50% penilaian unjuk kerja. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA pada siklus 2:

Tabel 4.3

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 3

SKOR FREKUENSI %

80-89 4 14

≥ 90 25 86

∑ 29 100

Sumber: Data Primer

Tabel 4.3 dapat dilihat hasil belajar siswa dengan pencapaian skor minimal 80, dan skor maksimal 100. Sebanyak 4 siswa memperoleh skor 80-89, dan 25 siswa memperoleh skor ≥ 90, dengan rata-rata 92,93. Tabel distribusi di atas dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut:

(15)

Sumber: Data Primer

Gambar 4.6

Grafik Distribusi Basil belajar IPA Siswa Kelas V Siklus 3

Grafik 4.6 nampak bahwa siswa yang mencapai KKM (≥ 90) sebanyak 25 siswa, atau 86%, dan 4 siswa atau 14% siswa nilainya belum mencapai KKM. Grafik distribusi hasil belajar IPA siswa kelas 5 siklus 1 dapat digambarkan ke dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

Sumber: Data Primer

Gambar 4.7

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus 3 0 5 10 15 20 25 30 80-89 ≥ 90 SKOR FREKUEN SI 86% 14% < 90 ≥ 90

(16)

Dari grafik 4.7, pada siklus 3 jumlah siswa yang memenuhi KKM sudah sesuai dengan yang diharapkan, yaitu ≥ 80%. Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus 3 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

Kekuatan:

1. Terdapat RPP, yang berisi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan scientific dengan model group investigation yang menuntun siswa untuk berpikir tingkat tinggi

2. Siswa menjadi lebih aktif

3. Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik.

4. Terdapat apersepsi yang dapat membantu siswa untuk mengkaitkan antara materi pelajaran dengan dunia nyata.

5. Guru melakukan pendampingan terhadap siswa 6. Terdapat refleksi pada akhir kegiatan pembelajaran 7. Pengambilan kesimpulan yang sudah melibatkan siswa 8. Unjuk kerja siswa dinilai oleh guru

Kelemahan:

1. Pendampingan terhadap siswa belum merata 2. Pengaturan waktu yang kurang baik

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan siklus 1

Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah memperbaiki hasil belajar siswa. Hasil belajar dalam Taksonomi Bloom mencakup ranah akognitif, afektif dan psikomotor. Untuk itulah, bukan hanya tes evaluasi yang dinilai, tetapi unjuk kerja juga masuk dalaam penilaian. Sehingga skor akhir diambil darri 50% tes evaluasi dan 50% unjuk kerja. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas 5 SDN Tingkir Tengah 01 Saalatiga terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan pendekatan Scientific dengan model

(17)

pembelajaran group investigation. Hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat dalam tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 1

SKOR FREKUENSI %

70-79 9 31,03

80-89 15 51,72

≥ 90 5 17,24

∑ 29 100

Sumber: Data Primer

Tindakan penelitian pada siklus I siswa yang mencapai KKM (≥90) baru 5 siswa atau 17%. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.5

Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus dan Siklus 1

SKOR PRA SIKLUS % SIKLUS 1 %

< 90 29 100 24 83

≥ 90 0 0 5 17

∑ 29 100 29 100

Sumber: Data Primer

Pra siklus belum ada siswa yang mencapai KKM. Dalam siklus1, dengan menerapkan pendekatan Scientific dengan model pembelajaran group investigation, jumlah siswa yang dapat mencapai KKM 5 siswa sehingga dalam siklus 1 ini mengalami peningkatan sebanyak 17%. Untuk lebih jelasnya, perbandingan pra siklus dengan siklus 1 dapat dilihat dalam diagram batang sebagai berikut:

(18)

Sumber: Data Primer

Gambar 4.8

Perbandingan Ketuntasan Pra Siklus dan Siklus 1

Perolehan skor hasil belajar pada siklus 1 ini belum optimal. Karena masih ada kekurangan dalam siklus 1, diantaranya adalah guru tidak mennyampaikan kompetensi/tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru masih mendominasi pembelajaran, guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, pengambilan kesimpulan yang kurang melibatkan siswa, dan pembagian tugas dalam kelompok yang kurang jelas, sehingga suasana kelas agak gaduh.

4.2.2 Pembahasan Siklus 2

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas 5 SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan pendekatan Scientific dengan model pembelajaran group investigation. Pada tindakan penelitian pada siklus 2 siswa yang mencapai KKM (≥90) 14 siswa. Perbandingan distribusi frekuensi hasil belajar IPA pada siklus 2 dapat dilihat dalam tabel berikut:

0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 < 90 ≥ 90

PRA SIKLUS SIKLUS 1

FREKUEN

(19)

Tabel 4.6

Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 2

SKOR FREKUENSI SIKLUS 1 SIKLUS 2 70-79 9 6 80-89 15 9 ≥ 90 5 14 ∑ 29 29

Sumber: data primer

Tabel 4.6, dapat dilihat hasil belajar siswa yang mencapai KKM meningkat dari 5 siswa menjadi 14 siswa. Perbandingan hasil belajar siklus 2 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus- Siklus 2

SKOR PRA SIKLUS % SIKLUS 1 % Siklus 2 %

< 90 29 100 24 83 15 52

≥ 90 0 0 5 17 14 48

∑ 29 100 29 100 29 100

Sumber: Data Primer

Tabel 4.7 terdapat peningkatan pada siklus 2 sebanyak 48%. Untuk lebih jelasnya, peningkatan hasil belajar siklus 2 dapat dilihat dalam diagram berikut:

(20)

Sumber: Data Primer

Gambar 4.9

Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2

Diagram 4.9 menggambarkan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat. Perolehan skor hasil belajar pada siklus 2 ini belum optimal. Karena masih ada kekurangan dalam siklus 2, diantaranya adalah pembagian tugas anggota kelompok yang belum merata, guru belum melakukan pendampingan secara merata, sehingga siswa terkesan gaduh, pengaturan waktu yang belum efektif, dan guru belum banyak melibatkan siswa dalam pengambilan kesimpulan.

4.2.3 Pembahasan Siklus 3

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas 5 SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan pendekatan Scientific dengan model pembelajaran group investigation. Pada tindakan penelitian pada siklus 3 siswa yang mencapai KKM (≥90) 25 siswa. Perbandingan distribusi frekuensi hasil belajar IPA pada siklus 3 dapat dilihat dalam tabel berikut:

0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 < 90 ≥ 90

PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

FREKUEN

(21)

Tabel 4.8

Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 3

SKOR FREKUENSI

SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3

70-79 9 6 0

80-89 15 9 4

≥ 90 5 14 25

∑ 29 29 29

Sumber: Data Primer

Dari tabel 4.8, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan, yaitu sejumlah 25 siswa. Peningkatan distribusi frekuensi IPA siklus 1-siklus 3 dapat dilihat dalam grafik linear berikut ini:

Sumber: Data primer

Gambar 4.10

Grafik Peningkatan Distribusi Hasil Belajar IPA

Gambar 4.10, dapat dilihat bahwa pencapaian KKM dari siklus 1- siklus 3 terus menunjukkan peningkatan. Perbandingan hasil belajar siklus 3 dapat dilihat dalam tabel berikut: 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 FRE K UE N SI 70-79 80-89 ≥ 90 SIKLUS

(22)

Tabel 4.9

Perbandingan Hasil Belajar IPA Siklus 1- Siklus 3

SKOR PRA SIKLUS % Siklus 1 % Siklus 2 % Siklus 3 %

< 90 29 100 24 83 15 52 4 14

≥ 90 0 0 5 17 14 48 25 86

∑ 29 100 29 100 29 100 29 100

Sumber: Data Primer

Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pencapaian KKM pada siklus 3 meningkat menjadi 86%. Peningkatan hasil belajar IPA siklus 3 dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Sumber: Data primer

Gambar 4.11

Peningkatan Hasil Belajar IPA Siklus 3

Diagram 4.10 menggambarkan jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat. Hasil belajar pada siklus 3 sudah sesuai dengan yang diharapkan, yaitu angka pencapaian KKM lebih dari 80%. Perbaikan pada siklus 2 ssudah diperbaiki, antara lain guru sudah melakukan oendampingan secara merata, dan pembagian tugas dalam setiap anggota kelompok sudah merata. Namun, ada sedikit kekurangan, yaitu

0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 < 90 ≥ 90 FREKUEN SI

(23)

pengaturan waktu yang kurang efektif, sehingga melebihi alokasi waktu yang ditentukan.

Dalam penelitian yang dilakukan, siswa yang mencapai KKM adalah 86% atau sebanyak 25 siswa. Sedangkan yang belum mencapai KKM 14% atau 4 siswa. Pencapaian KKM tidak bisa 100%, karena 1 siswa adalah anak berkebutuhan khusus (ABK), 2 siswa adalah siswa yang tinggal kelas, dan 1 siswa tidak pernah masuk kelas, sehingga siswa tersebut tidak bisa mengikuti pelajaran seperti siswa yang lain. Dengan demikian, hipotesis tindakan dengan menggunakan pendekatan Scientific dengan model Group Investigation pada mata pelajaran IPA kelas 5 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus 1
Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus 2
Tabel 4.6, dapat dilihat hasil belajar siswa yang mencapai KKM meningkat  dari 5 siswa menjadi 14 siswa
Tabel  4.9  dapat  dilihat  bahwa  pencapaian  KKM  pada  siklus  3  meningkat  menjadi  86%

Referensi

Dokumen terkait

Food bar adalah campuran bahan pangan (blended food) yang diperkaya dengan nutrisi, kemudian dibentuk menjadi bentuk padat dan kompak (a food bar form). Tujuan

5) melaporkan hasil pelaksanaan wasrik yang menjadi tugas dan kewajibannya kepada Irjen TNI; dan.. 6) Irops dibantu oleh empat orang Inspektur Utama yang

Berdasarkan simpulan tersebut maka saran yang dapat diberikan adalah kepada para investor Berdasarkan simpulan tersebut maka saran yang dapat diberikan adalah kepada para investor

Salah satu perusahaan pada industri AMDK yang memanfaatkan pangsa pasar tersebut adalah PT Syahid Global International yang baru mulai beroperasi pada pertengahan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan bermain lompat kanguru pada materi lompat jauh dengan menggunakan media botol aqua dan pralon sebagai

Pandangan nasionalisme mengenai cinta terhadap tanah air memiliki perspektif bahwa negara itu adalah jiwa dan kehormatan yang harus selalu dijaga bagi penduduk

Memenuhi kebutuhan yang diinginkan pelanggan melalui fitur-fitur yang telah dirancang pada website seperti fitur login dengan menggunakan username dan password untuk

Words painting merupakan istilah atau teknik komposisi yang digunakan untuk mengerksperikan kata dalam syair lagu dengan perlakuan melodi atau pola ritme tertentu.. Sebagian