• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI PT. GUNUNG KECAPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI PT. GUNUNG KECAPI"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESIT

DI PT. GUNUNG KECAPI DESA LIUNGGUNUNG

KECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA

PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan I Program Studi Teknik Pertambangan Mineral

Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP”

oleh

HAMZAH NPM : 12051116

I NYOMAN WICKY MAHARDIKA NPM : 12051119

IKSAN HADYAN HILAL NPM : 12051120

YUDI GOENADI NPM : 12051130

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN MINERAL

POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN “AGP” BANDUNG

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I DI PT. GUNUNG KECAPI DESA LIUNGGUNUNG KECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA

PROVINSI JAWA BARAT

oleh

HAMZAH NPM : 12051116

I NYOMAN WICKY MAHARDIKA NPM : 12051119

IKSAN HADYAN HILAL NPM : 12051120

YUDI GOENADI NPM : 12051130

Bandung, Juni 2012 Menyetujui

Ir. Deti Rumbiyawati Ir. Sahruddin Sahminan

(3)

ii PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Laporan ini merupakan salah satu kegiatan akhir dalam Praktik Kerja Lapangan pada Program Studi Teknik Pertambangan Mineral Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP” Bandung. Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan dengan metode pengambilan data primer maupun sekunder serta wawancara dengan para pegawai di PT.Gunung Kecapi.

Penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada:

1. Bapak Ir. Yayat Nur Ahmad, ME., sebagai Direktur Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP”.

2. Bapak Ir. Sahruddin Sahminan, sebagai Pembantu Direktur I Bidang Akademik Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP” dan sebagai Dosen Pembimbing.

3. Bapak Ir. Djumara Wiradisastra, M,Si., sebagai Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Mineral Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP”

4. Ibu Ir. Deti Rumbiyawati, sebagai pembimbing lapangan

5. Seluruh staf dan dosen pengajar di lingkungan Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP”.

(4)

iii

6. Bapak Riyan yang telah memfasilitasi dan membantu kami. 7. Orang tua serta keluarga yang telah mendukung kami.

8. Teman-teman seangakatan dan sekelas di Program Studi Teknik Pertambangan Mineral yang telah mendukung jalannya Praktik Kerja Lapangan I.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini baik dalam pemaparan materi maupun dalam format penulisan laporan. Oleh karena itu dalam upaya penyempurnaan penulisan laporan yang akan datang penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Semoga laporan ini bermanfaat khususnya kepada penulis maupun para pembaca.

Bandung, Juni 2012

(5)

iv SARI

PT. Gunung Kecapi adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penambangan, pengolahan, dan pemasaran batu andesit. Berdasarkan Undang-Undang No. 4 tahun 2009 menyatakan bahwa pertambangan batu andesit termasuk di dalam golongan pertambangan mineral batuan. Lokasi penambangan terletak di Gunung Kerud, Desan Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupatan Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Produksi andesit yang dihasilkan per bulan adalah 17.249,5 m3. Penambangan batu andesit meliputi pengupasan lapisan penutup (overburden), pengeboran (drilling), peledakan (blasting), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), pengolahan, dan pemasaran.

Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi adalah sistem kuari dengan arah ke belakang. Kegiatan pengeboran dilakukan dengan menggunakan CRD(Crawler Rock Drill), untuk kegiatan peledakan menggunakan bahan peledak ANFO, power gel sebagai primer dan elektrik detonator sebagai pemicu dan pemuatan dilakukan dengan 3 unit excavator Caterpillar 320D. Pengolahan batu andesit menggunakan mesin peremuk (crushing plant) yaitu jaw crusher dan cone crusher. Produk yang dipasarkan antara lain: batu split 1-2, batu split 2-3, batu split 3-5, macadam 5-7, base coarse super, abu batu dan batu belah

(6)

v DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ... i PRAKATA ... ii SARI ... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2 1.3 Ruang Lingkup ... 3 1.4 Metode Penelitian ... 3

1.5 Waktu dan Pelaksanaan ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN UMUM ... 5

2.1 Profil PT. Gunung Kecapi ... 5

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah ... 6

2.2.1 Kesampaian Daerah ... 6

(7)

2.4 Kegiatan Eksplorasi ... 9

2.5 Sarana Penunjang ... 10

BAB III KEGIATAN PENAMBANGAN ... 12

3.1 Tahap Pengupasan Tanah Penutup ... 13

3.2 Tahap Pengeboran (Drilling) ... 13

3.2.1 Peralatan Pada Kegiatan Pengeboran ... 14

3.2.2 Persiapan Sebelum Melakukan Kegiatan Pengeboran ... 17

3.2.3 Tahapan Pengeboran ... 18

3.3 Tahap Peledakan (Blasting) ... 19

3.3.1 Peralatan dan Perlengkapan Kegiatan Peledakan... 19

3.3.2 Persiapan Kegiatan Peledakan ... 20

3.3.3 Tahapan Kegiatan Peledakan ... 20

3.4 Tahap Pemuatan (Loading) ... 21

3.4.1 Peralatan Kegiatan Pemuatan ... 21

3.4.2 Persiapan Kegiatan Pemuatan ... 22

3.4.3 Tahapan Pemuatan ... 22

3.5 Tahap Pengangkutan (Hauling) ... 23

3.5.1 Peralatan yang Digunakan Pada Pengangkutan ... 23

3.5.2 Persiapan Kegiatan Pengangkutan ... 24

3.5.3 Kegiatan Pengangkutan... 24

(8)

vii

3.6.1 Peralatan dalam Kegiatan Pengolahan ... 25

3.6.2 Persiapan Kegiatan Pengolahan ... 25

3.6.3 Tahapan Pengolahan ... 26

BAB IV HASIL PENGAMATAN ... 27

4.1 Jadwal Kerja di PT. Gunung Kecapi ... 27

4.2 Metode Penambangan ... 28

4.2 Pembongkaran ... 29

4.2.1 Kegiatan Pengeboran ... 30

4.2.1.2 Pola dan Arah Pengeboran ... 32

4.2.2.2 Desain Lubang Ledak ... 33

4.2.2 Kegiatan Peledakan ... 33 4.2.2.1 Geometri Peledakan ... 35 4.2.2.2 Rangkaian Peledakan ... 38 4.3 Kegiatan Pemuatan ... 38 4.4 Kegiatan Pengangkutan ... 39 4.5 Kegiatan Pengolahan ... 41

4.5.1 Peremukan Primer (Primary Crushing) ... 41

4.5.2 Peremukan Sekunder (Secondary Crushing) ... 42

4.5.3 Peremukan Tersier (Tertiary Crushing) ... 43

4.5.4 Hasil Pengolahan... 44

(9)

4.7 Lingkungan dan K3 ... 46

4.7.1 Dampak Kegiatan Penambangan ... 46

4.7.2 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) ... 48

4.8 Prasarana dan Sarana Penunjang Kegiatan di PT. Gunung Kecapi ... 50

4.8.1 Prasarana Penunjang Kegiatan ... 50

4.8.2 Sarana Penunjang Kegiatan ... 52

BAB V SIMPULAN ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(10)

ix DAFTAR TABEL

Tabel halaman

4.1 Jadwal kerja PT. Gunung Kecapi………... 27

4.2 Nama crusher dan produk yang dihasilkan……… 44

4.3 Daftar produk dan harga di PT. Gunung Kecapi………... 45

4.4 Perkiraan pendapatan dari penjualan perbulan……….. 46

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Peta kesampaian daerah ……..………... 6

2.2 Situasi kuari di PT. Gunung Kecapi………... 7

3.1 Diagram alir kegiatan penambangan hingga pemasaran………... 12

3.2 CRD 01 & CRD 02 merk Furukawa………... 14

3.3 Kompresor Ingersoll-Rand ………... 15

3.4 Kompresor merk Airman……….... 16

3.5 Batang bor pada kegiatan pengeboran……… 16

3.6 Mata bor yang digunakan dalam kegiatan pengeboran……….. 17

3.7 Peralatan, perlengkapan, dan bahan peledak pada kegiatan peledakan….. 19

3.8 Excavator merk caterpillar tipe 320D digunakan untuk mengeruk hasil ledakan…... 21

3.9 Excavator merk caterpillar tipe 320D pada kegitan pemuatan…………... 22

3.10 Dumptruck dalam kegiatan pengangkutan………... 23

3.11 Gambar crushing plant, con crusher, jaw crusher, dan vibrating screen.... 25

4.1 Metode benching yang digunakan di PT. Gunung Kecapi………. 28

4.2 Sketsa jenjang di PT. Gunung Kecapi………... 29

4.3 CRD yang digunakan di PT. Gunung Kecapi………. 30

4.4 Kompresor yang digunakan untuk kegiatan pengeboran……… 30

(12)

xi

4.6 Pola pengeboran di PT. Gunung Kecapi………. 32

4.7 Desain lubang ledak……… 33

4.8 Bahan peledak ANFO………. 34

4.9 Detonator dan power gel………. 34

4.10 Pemeriksaan hambatan menggunakan blaster’s ohm meter………... 35

4.11 Geometri peledakan……… 36

4.12 Rangkaian peledakan……….. 38

4.13 Alat muat yang digunakan di PT. Gunung Kecapi...……….. 39

4.14 Dumptruck Komatsu HD-180………. 40

4.15 Kondisi jalan angkut ...………. 41

4.16 Peremukan Primer dengan hopper dan jaw crusher……… 42

4.17 Cone crusher Otsuka 1500 pada Peremukan Sekunder……….. 43

4.18 Vibrating screen yang digunakan untuk Peremukan Tersier…………. 43

4.19 Tempat penampungan dan pengisian BBM……… 50

4.20 Sarana perkantoran………. 52

4.21 Gudang bahan peledak dan perlengkapan peledakan……… 53

4.22 Pos keamanan………. 53

4.23 Bengkel alat-alat berat……… 54

4.24 Kolam penampungan air dan lumpur……… 54

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A Kegiatan yang Dipengaruhi Oleh Faktor Cuaca... 59 B Spesifikasi Beberapa Alat Berat... 60

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan konsumen terhadap pembangunan yang sangat pesat baik pembangunan jalan raya, gedung-gedung, perumahan maupun lapangan terbang dan untuk keperluan lainnya, yang tentunya dalam hal ini akan terjadi peningkatan akan permintaan bahan-bahan baku penunjang yang salah satu diantaranya adalah material utama batu andesit serta tanah galian yang nantinya diproses kembali menjadi batu split, batu macadam, abu batu, basecoarse, batu belah.

Dilihat pada kebutuhan tersebut, maka PT. Gunung Kecapi yang berlokasi di Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, yang selaku sebagai perusahan yang bergerak di bidang pertambangan batu andesit khususnya tambang batuan di Indonesia sehingga sangat mendukung usaha-usaha pertambangan, khususnya kebutuhan konsumen untuk pembangunan.

Dilihat pada peningkatan arus permintaan akan material, guna mendukung proyek pembangunan. Sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah produksi batu andesit yang dihasilkan, dengan meningkatnya kegiatan pembangunan nasional, maka akan meningkat pula kebutuhan material bangunan, seperti batu andesit, maka untuk tujuan ini pula seluruh aktivitas penambangan harus tersusun secara rapi dan tepat.

(15)

Dilihat pada luas materi yang menyangkut kegiatan penambangan yang diusahakan oleh perusahan ini, menjadikan penyusun dalam kegiatan pengamatan dilapangan, maupun dalam pembahasan hasil pengamatan hanya akan dititik beratkan pada aktivitas penambangan.

Dengan demikian diharapkan akan tercapai hasil yang lebih baik, serta peningkatan mutu operasional dalam kegiatan penambangan.

Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP” sebagai lembaga pendidikan, diharapkan mampu melahirkan mahsiswa/ calon tenaga kerja yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan menerima perkembangan dalam bentuk nyata demi kemajuan industri pertambangan. Oleh karena itu, Praktik Kerja Lapangan I (PKL I) merupakan salah satu cara untuk dapat mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan dengan dasar-dasar yang telah di terima selama perkuliahan dan diharapkan akan membuka pola pikir mahasiswa.

Program Studi Teknik Pertambangan Mineral, Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP” menyikapi persoalan tersebut dengan mewajibkan mahasiswa untuk melaksanakan dan menyelesaikan PKL I.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan PKL I ini adalah untuk mengetahui kegiatan

pertambangan yang dilakukan di PT. Gunung Kecapi. PKL I ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa tingkat 1 agar pembelajaran secara teori di kampus dapat diimplementasikan kedalam dunia kerja di masa yang akan datang.

(16)

3

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang dibahas dalam tulisan ini adalah kegiatan penambangan andesit secara umum di PT. Gunung Kecapi. Ruang lingkup tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sejarah singkat perusahaan

b. Letak Geologis serta iklim di sekitar area tambang c. Proses Penambangan

d. Proses pengolahan e. Proses pemasaran

f. K3 dan dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan

1.4 Metode Penelitian

Secara garis besar metode penelitian yang digunakan pada PKL I ini dibagi atas 3 tahapan, yaitu :

a. Pengumpulan data sekunder/studi pustaka yang diambil dari beberapa sumber antara lain buku, literatur,dan internet.

b. Peninjauan dan praktik secara langsung di lapangan untuk mendapatkan data primer.

c. Melalui wawancara dan diskusi dengan para pegawai PT. Gunung Kecapi di area pertambangan batu andesit.

1.5 Waktu dan Pelaksanaan

PKL I ini dilaksakan mulai tanggal 4 Juni 2012 hingga tanggal 18 Juni 2012 di PT. Gunung Kecapi, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.

(17)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan yang digunakan dalam membahas dan mengolah data penulisan laporan PKL I ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pada bab ini dikemukakan latar belakang, tujuan pelaksanan PKL I,

Ruang lingkup, Metode penelitian, Waktu dan pelaksanaan dan Sistematika penulisan

BAB II Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan umum yang terdiri atas

Sejarah PT. Gunung Kecapi, Kesampaian daerah, Lokasi kegiatan, keadaan geologi lokal, ganesa batuan andesit di daerah Plered, dan kegiatan prapenambangan

BAB III Pada bab ini penulis membahas tentang landasan teori yang terdiri atas skema pertambangan, proses penambangan yang meliputi pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan dan pengolahan

BAB IV Pada bab ini penulis membahas hasil pangamatan aktivitas

pertambangan di wilayah PT. Gunung Kecapi mulai dari pengeboran, peledakan, pemuatan, pengangkutan hingga proses pemasaran.

BAB V Pada bab ini penulis menyampaikan kesimpulan dan saran dari

(18)

5 BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Profil PT. Gunung Kecapi

PT. Gunung Kecapi didirikan berdasarkan perjanjian kerjasama tertanggal 04 Juni 1991 no. 12 yang dibuat Notaris Gina Riswara Koswara, SH. Selanjutnya ditingkatkan menjadi akte no. 1 tertanggal 01 Februari 2007.

PT. Gunung Kecapi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang memproduksi berbagai jenis dan ukuran batu andesit untuk kebutuhan konstruksi. PT. Gunung Kecapi telah beroperasi selama 20 tahun. Perizinan yang telah dimiliki oleh perseroan adalah sebagai berikut :

a. Keputusan Bupati Purwakarta tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Batu Andesit Kepada PT. Gunung Kecapi Nomor: 541.3/Kep.547-DESDM/2009

b. Tanda Daftar Perusahaan Nomor 09.05.1.51.21383

c. Surat Izin Usaha Perdagangan Besar (SIUP) Nomor : 01527/1.824.271 d. Nomor Pokok Wajib Pajak Nomor : 01.585.456.5.029.000

e. Pembelian dan Penggunaan Bahan Peledak (P2) Nomor : SI/4721/08/2011 f. Pemilikan, Penguasaan, dan Penyimpanan Bahan Peledak (P3) Nomor :

SI/1004/111/2010

(19)

6

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.2.1 Kesampaian Daerah

Lokasi penambangan yang dilakukan oleh PT. Gunung kecapi berada di Desa Liunggunung, secara administratif lokasi ini berada di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Untuk mencapai lokasi penambangan di PT. Gunung Kecapi dapat menggunakan 2 jalur yaitu jalur tol untuk kendaraan roda 4 dan jalur lama untuk kendaraan roda 2 dan 4. Kondisi jalan tol maupun jalan lama cukup baik namun pada 2 km sebelum lokasi penambangan jalan yang dilalui rusak berdebu jika cuaca panas dan berlumpur ketika hujan.

Rute yang dipakai jika melalui jalan tol yaitu: Masuk Tol Purbaleunyi lalu keluar di km 82 arah Purwakarta dan Ciganea. Setelah exit ambil arah kanan menuju Plered setelah ±8 km disebelah kanan terdapat tanda petunjuk PT. Gunung Kecapi. Lokasi penambangan berada ±1 km dari tanda tersebut.

Rute yang dipakai jika melalui jalan lama yaitu: Cimahi – Padalarang – Cikalong - Cikalong Wetan – Plered – Lokasi Penambangan. Dapat dilihat dari Gambar 2.1

2.2.2 Lokasi

Lokasi daerah penambangan berada di blok Gunung Kerud, Desa Liunggung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (Lihat Gambar 2.2). Luas area penambangan yang dikelola oleh PT. Gunung Kecapi saat ini adalah 15 Ha dengan total cadangan 10.767.00 m3.

(20)

7

Sumber: www.googlemaps.com = lokasi penelitian

Gambar 2.1

(21)

8

Sumber: google earth 2009

Gambar 2.2

Situasi Kuari di PT. Gunung Kecapi

2.3 Geologi Lokal dan Ganesa Batuan

Berdasarkan hasil pemetaan geologi permukaan, terdapat dua jenis batuan yaitu: intrusi dan tanah penutup yang terdiri dari pasir lempungan, batu pasir dan lapukan andesit. Singkapan batuan andesit ini terlihat di sebelah timur sedangkan untuk bagian di sebelah barat tidak dijumpai adanya singkapan batu andesit.

Dari singkapan batu andesit yang ada, tidak dijumpai adanya struktur kekar (joint) dan sesar, yang ada hanyalah perubahan cuaca dan temperatur panas ke dinging yang mengakibatkan terjadinya pemuaian dan penyusutan secara drastis pada batuan tersebut sehingga batuan induk andesit pecah menjadi beberapa bagian yang disebut bolder.

(22)

9

Daerah ini berada pada ketinggian antara level 460 dpl sampai dengan 240 dpl yang merupakan tanah berjenis lempung coklat dan hasil pelapukan dari batu andesit.

Secara lokal Gunung Kerud terdiri dari batuan andesit dan tanah penutup yang terdiri dari lempung pasiran dan lapukan batuan andesit tersingkap yang dapat dilihat dari sebelah timur. Adapun ketebalan rata-rata dari lapisan pucuk sekitar 0,5 meter dan tanah penutup antara 5-10 meter, dengan rata-rata sekitar 7 meter.

Batuan andesit yang terdapat di lokasi Gunung Kerud merupakan suatu intrusi magma yang berasal dari inti bumi yang menerobos kepermukaan sehingga keberadaan batuan andesit menerus hingga kebawah mengarah ke inti bumi. Dengan demikian dapat diperkirakan pada level 270 yang tidak tercapai oleh pengeboran inti masih terdapat batu andesit.

2.4 Kegiatan Eksplorasi

Pada tahun 2009 PT. Gunung Kecapi telah melaksanakan kegiatan eksplorasi di lokasi Blok Gunung Kerud yang terletak di Kampung Bandung Herang, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta dengan luas daerah eksplorasi sekitar 15 Ha sesuai dengan surat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi No. 541.3/Kep.547DESDM/2009. Daerah ini berdekatan dengan lokasi pasca pertambangan Blok Gunung Kecapi yang terletak sebelah barat dengan jarak sekitar 1 km.

Setelah melakukan peninjauan umum, perusahaan melakukan penyelidikan lanjutan dengan 2 metode. Metode yang digunakan adalah metode Geolistrik dan Pengeboran inti, kegiatan ini dilakukan selama 3 bulan, dimulai pada bulan

(23)

10

November 2009 hingga Januari 2010. Secara terperinci tahapan penyelidikan dapat dilihat sebagai berikut :

a. Pengukuran Geolistrik : bulan November 2009

b. Pengeboran inti : bulan Desember 2009 – Januari 2010

c. Interpretasi, Pengolahan data dan laporan : bulan Januari – Februari 2010

2.5 Sarana Penunjang

Dalam menunjang seluruh kegiatan penambangan di suatu perusahaan maka dibutuhkan sarana penunjang. Sarana penunjang yang dimiliki oleh PT. Gunung Kecapi antara lain:

a. Akses jalan masuk dari cilalawi/jalan Kabupaten ke lokasi PT. Gunung Kecapi kurang lebih 3 km dengan lebar 7-10 m kondisi jalan cukup bagus diperkeras batu.

b. Jalan tambang sepanjang 1000-1500 meter dengan lebar 10-12 meter dengan kondisi cukup bagus diperkeras batu.

c. Sarana Perkantoran d. Mes /karyawan e. Pos Satpam f. Alat Komunikasi g. Gudang Bahan Peledak h. Perbengkelan

i. Kendaraan Lapangan

j. Kolam Penampungan air dan lumpur k. Instalasi Listrik

(24)

11

l. Sarana P3K lengkap dengan peralatannya

m. Sarana Kesehatan: Rumah Sakit Bayu Asih dan Aqma (Mitra kerja dengan perusahaan)

(25)

12 BAB III

KEGIATAN PENAMBANGAN

Secara garis besar kegiatan penambangan yang dilakukan PT. Gunung Kecapi dapat dilihat pada gambar diagram alir di bawah ini:

Gambar 3.1

Diagram alir kegiatan penambangan hingga pemasaran

Batu andesit merupakan salah satu jenis pertambangan mineral batuan. Dengan menggunakan sistem penambangan Kuari. PT. Gunung Kecapi melaksanakan tahap-tahap penambangan yang dimulai dari pembongkaran hingga pemasaran yang meliputi: a. Tahap pengupasan b. Tahap pengeboran QUARRY PENGUPASAN TANAH PENUTUP PENGUPASAN BATUAN LAPUK PENGEBORAN PELEDAKAN PEMUATAN

(26)

13 c. Tahap peledakan

d. Tahap pengolahan e. Tahap pemasaran.

3.1 Tahap Pengupasan Tanah Penutup

Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer lalu tanah tersebut didorong dan dikumpulkan di suatu tempat yang nantinya akan diangkut ke tempat penyimpanan tanah penutup yang telah disediakan untuk dipergunakan kembali dalam persiapan reklamasi

Material tanah penutup yang disimpan itu bersifat berai maka pengaturan tanah penutup tersebut ditata dan dapat disimpan dengan bentuk menyerupai perbukitaan dengan mengatur kemiringan yang disesuaikan sebesar sudut gesek dari material tumbuhan sehingga tidak akan longsor secara gravitasi dan dapat dilakukan penanaman untuk mencegah erosi serta dibuatkan saluran drainase-nya

3.2 Tahap Pengeboran (Drilling)

Lubang ledak merupakan tempat penyimpanan bahan peledak, tujuan pembuatan lubang ledak yaitu :

a. Sebagi media untuk meletakan bahan peledak agar hasil kegiatan pada peledakan yang dihasilkan dapat memecahkan batuan yang tidak dapat dibongkar dengan alat berat.

(27)

14

b. Bentuk lubang ledak yang berbentuk tabung memungkinkan gelombang longitudinal yang dihasilkan diarahkan ke segala arah dengan kekuatan yang sama.

3.2.1 Peralatan Pada Kegiatan Pengeboran a. Alat bor

Alat bor dengan jenis yang sering dipakai perusahaan tambang di daerah Plered yaitu CRD(Crawler Rock Drill). PT. Gunung Kecapi memiliki 2 unit CRD yang beroperasi yaitu:

1. CRD 01 merk Furukawa (a) 2. CRD 02 merk Furukawa (b)

Gambar 3.2

a. Mesin Bor CRD 01 dan b. Mesin Bor CRD 02 merk Furukawa

Kemampuan dari kedua alat ini hampir sama dan mempunyai prinsip kerja yang sama, kemampuan kedua alat ini adalah sebagai berikut :

1. Digerakkan oleh angin/udara bertekanan tinggi (bantuan kompresor)

(28)

15

2. Kedua alat ini menggunakan batang bor dengan panjang 10 meter yang dibagi atas 4 bagian batang bor yang masing-masing mempunyai panjang 2,5 meter. 3. Kedalaman lubang bor yang dihasilkan adalah 10 meter.

4. Lubang bor yang dihasilkan untuk satu hari adalah 15-20 lubang bor tergantung dari cuaca dan kekerasan batuan yang dibor.

5. Jumlah tenaga kerja pada kegiatan pengeboran adalah 7 orang.

6. Jenis gaya yang digunakan adalah rotary drill yaitu memecahkan batuan dengan cara memutar alat bor ke batuan yang akan dibuat lubang

b. Kompresor

Kompresor adalah suatu alat yang dipakai untuk mengubah udara bertekanan rendah/udara luar, menjadi udara bertekanan tinggi. Sumber tenaga penggerak mesin bor peledakan adalah dengan menggunakan tenaga angin yang dihasilkan dari kompresor.

PT Gunung Kecapi menggunakan 2 jenis kompresor, yaitu: 1. Kompresor Ingersoll-Rand (lihat Gambar 3.3)

2. Kompresor 02 merk Airman (lihat Gambar 3.4)

Gambar 3.3 Kompresor Ingersoll-Rand

(29)

16

Gambar 3.4

Kompresor 02 merk Airman

c. Batang Bor

Batang bor yang digunakan memiliki panjang 2,5 meter (7,5 ft).

Gambar 3.5

Batang bor pada kegiatan pengeboran d. Mata Bor

(30)

17

Gambar 3.6

Mata Bor yang digunakan dalam kegiatan pengeboran

3.2.2 Persiapan Sebelum Melakukan Kegiatan Pengeboran

Sebelum melakukan kegiatan pengeboran, dilakukan kegiatan persiapan. Kegiatan persiapan tersebut antara lain:

a. Mempersiapkan alat bor dengan kelengkapannya

Mempersiapkan peralatan pengeboran dan pemeriksaan kelainan komponen alat misalnya mesin bor CRD, disiapkan dan dicoba, mengontrol komponen alat bor seperti batang bor, mata bor, kunci-kunci, minyak pelumasnya dicek dan “check list” peralatan diisi. Sedangkan pada kompresor diperiksa kelainannya, selang udara dari kompresor diperiksa kelainannya, bahan bakarnya dicek.

b. Pemindahan peralatan pengeboran dan kelengkapannya dari gudang ke lokasi pengeboran/lapangan. Ada dua persiapan yang harus kita lakukan adalah :

(31)

18

1. Pengecekan kelengkapan peralatan pengeboran.

2. Pengawasan pemindahan peralatan pengeboran dan kelengkapannya dari gudang ke lapangan.

c. Penerapan rencana pengeboran yaitu dilakukan dengan memeriksa titik lokasi pengeboran/lokasi yang akan dibor yang sudah ditandai sebelumnya. d. Penyiapan tempat kerja pengeboran dengan cara area clearing yaitu

mebersihkan daerah sekitar kegiatan pengeboran dari pepohonan dan tanah penutup, tanah penutup/kotoran dibuang ketempat tertentu dan permukaan tanah lokasi pengeboran diratakan.

3.2.3 Tahapan Pengeboran

Tahapan pengeboran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Kompresor dihidupkan dan dipanaskan lalu kemudian selang udara yang berasal dari kompresor disambungkan ke CRD. Kompresor ini berguna untuk menggerakan alat pengeboran CRD, mengeluarkan cutting dari lubang bor, dan mendinginkan mata bor. Udara yang masuk kedalam CRD diatur agar cutting yang dihasilkan tidak terlalu banyak namun kecepatan pengeboran sesuai dengan yang diharapkan. Setalah itu operator mulai mempersiapkan mesin bor CRD untuk kegiatan pengeboran dengan mengecek semua komponen agar pengeboran berjalan baik.bor diarahkan sesuai dengan keadaan bidang lubang ledak. Selanjutnya batang mata bor diarahkan ke batuan yang akan dibor. Batang bor yang dipakai memiliki panjang maksimal 2,5 meter sehingga untuk mencapai kedalaman 10 meter diperlukan 4 batang bor yang disambungkan. Setelah mencapai kedalaman yang ditentukan batang bor diangkat dan dilepas satu persatu.

(32)

19

3.3 Tahap Peledakan (Blasting)

Kegiatan peledakan bertujuan untuk memperkecil batuan yang menjadi bahan produksi atau memecah batuan yang tidak dapat dibongkar oleh alat berat.

3.3.1 Peralatan dan Perlengkapan Kegiatan Peledakan

Gambar 3.7

Peralatan, Perlengkapan, dan Bahan peledak pada kegiatan peledakan

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan peledakan : a. Blasting Machine (BM) merk Kobla b. Blaster’s Ohm Meter merk REO

Perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan peledakan : c. Detonator merk Dahana

d. Power Gel merk Dayagel (Dahana) e. Connecting wire dan lead wire

a

b

c

d

f

g

Blasting machine Blaster’s ohm meter detonator

(33)

20

Bahan peledak yang digunakan pada kegiatan peledakan: f. AN merk Dahana

g. Bahan bakar minyak jenis solar (FO)

3.3.2 Persiapan Kegiatan Peledakan

Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan peledakan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa hambatan tiap baris dan tiap kolom b. Memasang rambu untuk batas area berbahaya

c. Melakukan clearing area peledakan dari batuan bebas atau batuan gantung yang berpotensi flying rock sebelum peledakan dimulai

3.3.3 Tahapan Kegiatan Peledakan

Tahapan kegiatan peledakan dimulai dari membawa peralatan, perlengkapan dan bahan peledak dari gudang bahan peledak. kegiatan selanjutnya memasukan detonator ke dalam power gel setelah itu siapkan lalu campurkan Amonium Nitrat dan Fuel Oil dengan persentase perbandingan AN 94,5% dan FO 5,5%. Masukan power gel yang telah berisi detonator ke dalam lubang setelah itu masukan campuran ANFO. Tutup lubang ledak dengan stemming dan sambungkan rangkaian connecting wire tiap detonator dan periksa hambatan rangkaian menggunakan blaster’s ohm meter. Setelah dinyatakan sesuai connecting wire disambung pada lead wire periksa kembali hambatan jika sesuai dan dinyatakan aman sambungkan pada blasting machine. Kegiatan peledakan siap dilakukan

(34)

21

3.4 Tahap Pemuatan (Loading)

Pemuatan adalah suatu kegiatan untuk memuat batuan-batuan yang berasal dari kegiatan pedakan untuk selanjutnya dilakukan kegiatan pengangkutan. Pada kegiatan ini excavator (backhoe) mempunyai peran yang sangat penting karena pemuatan yang dilakukan di PT. Gunung Kecapi seluruhnya dilakukan oleh alat berat tersebut.

Sebelum pemuatan dilakukan penurunan material hasil ledakan yang masih berada di jenjang bagian atas menggunakan 2 buah excavator merk Caterpillar type 320 D (lihat Gambar 3.12)

Gambar 3.8

Excavator merk Caterpillar tipe 320 D digunakan untuk mengeruk hasil peledakan

3.4.1 Peralatan Kegiatan Pemuatan

Peralatan dalam kegiatan pemuatan di PT. Gunung Kecapi yang digunakan yaitu Excavator/Backhoe merk Caterpillar tipe 320 D (lihat Gambar 3.9)

(35)

22

Gambar 3.9

Excavator merk Caterpillar tipe 320D pada kegiatan pemuatan

3.4.2 Persiapan Kegiatan Pemuatan

Sebelum melakukan kegiatan pemuatan perlu persiapan terlebih dahulu. Persiapan tersebut agar alat berat yang digunakan dalam kegiatan ini tidak mengalami masalah sehingga target pemuatan perhari dapat tercapai.

Persiapan meliputi:

a. Pengecekan excavator baik mesin, bahan bakar, panel kemudi, bucket, rantai roda, dll.

b. Pemanasan mesin excavator

3.4.3 Tahapan Pemuatan

Setelah dilakukan kegiatan peldekan, material batuan yang masih berada di atas jenjang akan dijatuhkan ke bawah dengan menggunakan 2 alat excavator merk Caterpillar tipe 320D. Material batuan yang sudah berada dibawah dimuat ke Dump Truck menggunakan sebuah excavator seperti Gambar 3.9.

(36)

23

3.5 Tahap Pengangkutan (Hauling)

Pengangkutan atau hauling adalah kegiatan untuk mengangkut tanah penutup atau material hasil peledakan ke crushing plant. PT. Gunung Kecapi dalam kegiatan ini menggunakan 5 unit alat angkut dump truck.

3.5.1 Peralatan yang Digunakan Pada Pengangkutan

Peralatan yang digunakan oleh PT. Gunung Kecapi dalam kegiatan pengangkutan ini adalah dump truck merk Komatsu tipe HD180. Dump truck ini mempunyai berat tanpa muat 16 ton dan berat dengan muatan 34 ton. Besaran derajat maksimal yang dapat dicapai oleh dump adalah 65° (lihat Gambar 3.10).

Gambar 3.10

(37)

24

3.5.2 Persiapan Kegiatan Pengangkutan

Persiapan yang dilakukan pada kegiatan ini antara lain:

a. Memeriksa kondisi dump truck yang akan digunakan mulai dari mesin, bahan bakar, aki, dan tekanan ban agar tidak terjadi masalah pada kegiatan pengangkutan.

b. Memanaskan mesin dump truck

c. Persiapan fisik bagi operator dump truck

3.5.3 Kegiatan Pengangkutan

Setelah material dimuat oleh excavator ke dump truck . Dump truck langsung mengangkut material dari front peledakan ke front pengolahan (crushing plant). Jarak yang ditempuh oleh dump truck ±1,5 km.

3.6 Tahap Pengolahan

Pengolahan adalah tahap dimana material yang berukuran besar/bongkahan besar yang diangkut dari tambang (run of mine) ke tempat peremukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh ukuran material batuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan (pasar) atau sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk proses berikutnya. Pada tahap peremukan ini berfungsi untuk memproses bahan baku yang diperoleh dari hasil penambangan yang berupa batu andesit yang diolah menjadi produk siap dipakai dalam pemasaran, lebih dikenal dengan sebutan material bangunan.

Dari kegiatan ini batuan yang diangkut oleh dump truk ditumpahkan kedalam alat peremuk (Crushing Plant), untuk memperoleh hasil dari batuan yang diinginkan, keadaan ini dilakukan dengan pengolahan menggunakan crusher.

(38)

25

3.6.1 Peralatan dalam Kegiatan Pengolahan

Kegiatan pengolahan di PT. Gunung Kecapi menggunakan tiga unit crushing plant merek Sandbow tipe VE 600 x 900, cone crusher merek Otsuka tipe 1500, jaw crusher, dan vibrating screen seperti pada Gambar 3.11

Gambar 3.11

Gambar crushing plant, cone crusher, jaw crusher dan vibrating screen

3.6.2 Persiapan Kegiatan Pengolahan

Persiapan sebelum melaksanakan kegiatan pengolahan dilakukan dengan: 1) Mengecek seluruh unit crusher mulai dari belt conveyor, motor penggerak,

roda conveyor, alat pengayak (screening), dll.

2) Menambahkan pelumas pada setiap bagian yang bergerak. 3) Memanaskan seluruh unit crusher

Crushing plant

Cone crusher

(39)

26

3.6.3 Tahapan Pengolahan

Pada kegiatan pengolahan yang pertama dilakukan adalah memasukan material yang akan diolah kedalam crushing plant. Material akan melewati peremukan primer oleh jaw crusher lalu hasilnya akan melewati peremukan sekunder di cone crusher terakhir hasil material dari peremukan sekunder diayak menggunakan vibrating screen barulah produk pengolahan keluar dengan menggunakan conveyor.

(40)

27 BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Jadwal Kerja di PT. Gunung Kecapi

PT. Gunung Kecapi mempunyai jam operasional yang dimulai pada jam 07.00-15.00 dan jam lembur pada 15.00-17.00 dengan rincian sebagai berikut

Tabel 4.1

Jadwal Kerja PT. Gunung Kecapi

No Kegiatan

Hari dan Waktu Kerja Senin-Kamis, Sabtu dan

Minggu Jumat

Jam kerja Menit Jam kerja Menit

1 Masuk Kerja 07.00 - 07.00 - 2 Persiapan Kerja 07.00-07.30 30 07.00-07.30 30 3 Kerja Produktif I 07.30-12.00 270 07.30-11.00 210 4 Istirahat 12.00-13.00 60 11.00-13.00 120 5 KerjaProduktif II 13.00-15.00 120 13.00-15.00 120 6 Lembur 15.00-17.00 120 15.00-17.00 120 7 Pulang 17.00 - 17.00 -

Jam Kerja yang tersedia 540 480

(41)

a. Jam Kerja yang tersedia = Persiapan kerja+Kerja produktif I+Kerja Produktif II+Lembur

b. Jam Kerja Produktif = Persiapan kerja+Kerja produktif I+Kerja

Produktif II

Berdasarkan Tabel 4.1, jam kerja pada hari Jumat ternyata lebih singkat dibanginkan hari kerja lainnya

4.2 Metode Penambangan

Metode penambangan yang digunakan di PT. Gunung Kecapi adalah metode kuari dengan arah penambangan ke belakang. Dalam metode ini terdapat bench/jenjang yang memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Menghindari longsor.

b. Meminimalisir lumpur yang mengalir ke pemukiman, sawah ataupun jalan. c. Memudahkan kegiatan pembongkaran

d. Menjaga keselamatan pekerja kegiatan pembongkaran baik yang berada di atas maupun di bawah

Gambar 4.1

(42)

29

Gambar 4.2

Sketsa jenjang di PT. Gunung Kecapi (tanpa skala)

Dapat dilihat pada Gambar 4.2 setiap jenjang memiliki lebar 15 meter dengan tinggi 9 meter. Untuk mempermudah kegiatan pembongkaran setiap jenjang dibagi menjadi 2 sebagai jalan excavator selebar 7-8 meter. Selain mempermudah proses pembongkaran, bentuk jenjang diatas dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Maksud dari sistem kuari ke arah belakang yang dilakukan di PT. Gunung Kecapi adalah jenjang x pada Gambar 4.2 akan diturunkan sejajar jenjang w dengan bantuan peledakan dan excavator. Setelah jenjang w dan jenjang x sejajar penurunan dilanjutkan pada jenjang y dengan cara yang sama ke arah belakang.

4.2 Pembongkaran

Tahap pembongkaran di PT. Gunung Kecapi dibagi atas dua kegiatan yaitu: 15 meter

15 meter

7-8 meter

Letak kegiatan pengeboran dan peledakan w x y z 7-8 meter 9 meter z

(43)

1. Pengeboran 2. Peledakan

4.2.1 Kegiatan Pengeboran

Pengeboran bertujuan untuk membuat lubang ledak. Lubang bor yang dihasilkan di PT. Gunung Kecapi dengan menggunakan 2 mesin bor Crawler Rock Drill (CRD) merk furukawa (lihat Gambar 4.3) dengan bantuan 2 kompresor (lihat Gambar 4.4) dan menggunakan empat buah batang bor sepanjang 2,5 meter (7,5 ft) yang menghasilkan kedalaman lubang bor dengan kedalaman 10 meter

Gambar 4.3

CRD yang digunakan di PT. Gunung Kecapi

Gambar 4.4

(44)

31

Hal yang pertama dilakukan adalah meletakan 2 buah kompresor di tempat yang aman dan tidak mengganggu kegiatan lain di area pengeboran. Mesin kompresor dipanaskan 30 menit dan di atur tekanan udaranya sesuai dengan tekanan udara yang diperlukan CRD. Kompresor dan CRD dioperasikan oleh 3 orang. 2 orang sebagai operator dan 1 orang pengawas bila terjadi masalah pada saat pengeboran berlangsung. Pengeboran dilakukan dengan mengarahkan rel tegak lurus 90º (lihat gambar 4.5).

Gambar 4.5

Pengeboran menggunakan CRD dengan rel tegak lurus terhadap bidang

dengan bidang pengeboran dilanjutkan dengan pemasangan batang bermata bor pada rel CRD dengan memutar rel searah jarum jam untuk mengunci batang bor pada sambungan rel. jika sudah dinyatakan aman dan siap, batang bor diturunkan dan mulai melubangi bidang yang menjadi lubang ledak. Setelah batang bor mencapai kedalaman maksimal operator melepaskan sambungan batang bor dengan memutar

90˚

(45)

rel CRD melawan arah jarum jam, rel diangkat lalu batang bor yang akan ditambah disambungkan ke rel dan batang bermata bor yang berada dilubang. Hal ini dilakukan terus menerus hingga kedalaman 10 meter. Dalam sehari kegiatan pengeboran dapat menghasilkan 20-30 lubang ledak.

Pengeboran lubang ledak yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi dilakukan sesuai keadaan serta waktu yang telah ditentukan. Faktor utama yang mempengaruhi kegiatan pengeboran antara lain:

a. Cuaca

b. Kekerasan batuan c. Keahlian operator d. Kemiringan bidang

e. Kemampuan alat (CRD dan Kompresor)

Pengeboran dilakukan hingga jumlah lubang ledak berkisar antara 45-60 lubang.

4.2.1.2 Pola dan Arah Pengeboran

Pola yang digunakan di PT. Gunung Kecapi adalah segitiga (triangular) dengan arah pengeboran vertical tegak lurus dengan bidang ledak (lihat Gambar 4.6)

Gambar 4.6

(46)

33

4.2.2.2 Desain Lubang Ledak

Desain lubang ledak yang dipakai oleh PT. Gunung Kecapi memiliki desain lubang ledak yang sama pada tiap lubangnya. Desain ini telah ditentukan oleh pihak perusahaan karena desain yang dipergunakan dinilai efektif dan efeisien. Desain lubang yang dipakai dapat dilihat pada gambar berikut.

4.2.2 Kegiatan Peledakan

Kegiatan Peledakan yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi bertujuan untuk membongkar dan memperkecil batuan yang digunakan untuk bahan produksi. PT. Gunung Kecapi dalam kegiatan ini memakai bahan peledak ANFO. Bahan peledak ANFO dipilih karena dinilai ekeftif dan efisien dalam kegiatan peledakan.

Gambar 4.7

(47)

Gambar 4.8 Bahan Peledak ANFO

Pada kegiatan yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi dimulai dari pengiriman bahan peledak dari gudang bahan peledak yang berjarak ±1,5 km dari tempat peledakan. Setelah bahan peledak dikirim pekerja mulai memasukan detonator jenis delay ke dalam power gel. Detonator ini sebelumnya telah disambung dengan connecting wire.

Gambar 4.9 Detonator dan Power Gel

selanjutnya pekerja mulai mencampurkan ammonium nitrat dan bahan bakar jenis solar. Pencampuran ini dilakukan sesuai kondisi dan situasi di lapangan. Setelah pencampuran selesai, ANFO siap dimasukan ke dalam lubang ledak yang telah

Ammonium Nitrat Solar

(48)

35

dimasukan detonator dan power gel, setiap lubang diisi dengan 1 karung ANFO dengan berat 25 kg. Berat total ANFO yang digunakan pada kegiatan peledakan 1500-1750 kg bergantung pada jumlah lubang ledak. Tiap lubang menggunakan 2 power gel agar batuan yang dihasilkan lebih kecil. Setelah Detonator dan ANFO dimasukan, tutup dengan material sebagai stemming. Selanjutnya connecting wire tiap lubang ledak rangkai secara seri disetiap baris dan tiap baris dirangkai secara paralel. Connecting wire diperiksa hambatannya menggunakan blaster’s ohm meter agar hambatan pada tiap lubang dan baris sama, hal ini dimaksudkan agar ledakan dapat berjalan baik.

Gambar 4.10

Pemeriksaan hambatan listrik menggunakan blaster’s ohm meter

Setelah dinyatakan hambatan sesuai maka connecting wire, lead wire dan blasting machine disambungkan. Jika area sudah dinyatakan aman maka peledakan baru akan dilakukan.

4.2.2.1 Geometri Peledakan

Dari pengamatan yang dilakukan, geometri peledakan yang dipakai oleh PT. Gunung Kecapi adalah sebagai berikut :

(49)

Keterangan : B= burden H= tinggi lubang ledak

S= spasi PC= powder column

T= stemming J= subdrilling

K= tinggi jenjang

Dengan diameter bor 2,5 inch, jumlah lubang ledak 60 dan berat bahan peledak tiap lubang 25 kg, maka perhitungan yang dilakukan seperti berikut ini :

Diameter mata bor (d) = 2,5 inch

Burden (B)

=

=

= 6,25 ft (1,90 m) Stemming (T) = 0,7 x B = 0,7 x 6,25 = 4,375 ft (1,33 m) Subdrilling (J) = 0,3 x B Gambar 4.11 Geometri peledakan K = 9,52 m T = 1, 33 m J= 0,57 m S = 2,28 m H = 10,09 m PC = 8,76 m B = 1,90 m freeface Kb x d 12 30 x 2,5 12

(50)

37 = 0,3 x 6,25 = 1,875 ft (0,57 m) Spasi (S) = 1,2 x B = 1,2 x 6,25 = 7,5 ft (2,28 m) Tinggi jenjang (K) = 5 x B = 5 x 6,25 = 31,25 ft (9, 52 m)

Tinggi lubang bor (H) = K + J

= 31,25 + 1,875 = 33,125 ft ( 10,09 m)

Powder column (PC) = H – T

= 33,125 – 4,375 = 28,75 ft (8,76 m)

Volume batuan yang dihasilkan = (m-1)S x nB x K

m= kolom= 15 n= baris= 4 = (15-1).2,28m x 4.1,9m x 9,52m = 2309,47584 m3 Blasting Ratio =

=

=

= 1,3965056 ⁄ Specific Drilling =

=

=

= 0,262137403 ⁄

(51)

4.2.2.2 Rangkaian Peledakan

Free face

Gambar 4.12 Rangkaian peledakan

Rangkaian yang digunakan pada peledakan ini adalah rangkaian seri-paralel, yaitu rangkaian seri untuk setiap baris dan paralel untuk menghubungkan tiap barisnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi hambatan (Ω). Rangkaian ini memudahkan juru ledak untuk memeriksa lubang ledak yang berpotensi misfire.

4.3 Kegiatan Pemuatan

Kegiatan pemuatan ini bertujuan untuk memuat hasil pembongkaran kealat angkut dengan menggunakan 3 alat muat jenis excavator tipe #20D merk Caterpillar dengan kapasitas bucket hingga 0,8 m3 (lihat Gambar 4.13). sebelum kegiatan pemuatan dilakukan seluruh alat muat dipanaskan mesinnya terlebih dahulu selama 30 menit. + -

(52)

39

Gambar 4.13

Alat muat yang digunakan di PT. Gunung Kecapi

Pemuatan dapat berhenti jika cuaca di kuari gerimis/hujan dengan intensitas kecil dikarenakan alat angkut yang digunakan sebagai tujuan pemuatan tidak dapat beroperasi.

4.4 Kegiatan Pengangkutan

Kegiatan pengangkutan merupakan tahap lanjutan setelah proses pemuatan material kedalam alat angkut. Dalam kegiatan ini PT. Gunung Kecapi mengoperasikan lima alat angkut secara bergantian. Sebelum kegiatan pengangkutan dilakukan biasanya mesin alat angkut dipanaskan terlebih dahulu selama 30 menit. Alat angkut yang beroperasi di PT. Gunung Kecapi memiliki merk dan tipe yang sama yaitu dump truck Komatsu tipe HD-180 dengan kapasitas 8 m3.

(53)

Gambar 4.14

Dump truck Komatsu HD-180

Jalur pengangkutan yang ditempuh dump truck dari tempat pemuatan sampai tempat pengolahan ± 1,5 km. Setiap harinya seorang operator dump truck dapat melakukan kegiatan pengangkutan sebanyak 15-20 kali. Hal ini bergantung kepada kondisi cuaca, kondisi dump truck, dan kemahiran operator.

Pada kegiatan pengamatan ini, masalah yang sering muncul dalam kegiatan pengangkutan antara lain:

a. Jalan yang terjal dan licin setelah hujan.

b. Kondisi dump truck yang bermasalah misalnya ban kempes, mesin bermasalah, accu bermasalah, dll.

(54)

41

Gambar 4.15 Kondisi jalan angkut

4.5 Kegiatan Pengolahan

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengangkutan. Kegiatan pengolahan merupakan tahap akhir kegiatan penambangan. Hasil dari kegiatan ini adalah produk yang dapat dijual langsung kepada pembeli. Kegiatan ini terdiri atas 3 tahap, yaitu : Peremukan Primer (primary crushing), Peremukan Sekunder (secondary crushing), dan Peremukan Tersier (tertiary crushing). PT. Gunung Kecapi memiliki 4 crushing plant yang menghasilkan berbagai produk.

4.5.1 Peremukan Primer (Primary Crushing)

Peremukan primer dilakukan oleh jaw crusher. Kegiatan ini bertujuan untuk perkecil batuan yang berasal dari proses pembongkaran. Sebelum masuk ke dalam jaw crusher terlebih dahulu batuan masuk ke hopper. Peremukan primer menghasilkan batuan dengan ukuran 6-8.

(55)

Gambar 4.16

Hopper dan Jaw crusher sebagai alat peremukan primer

4.5.2 Peremukan Sekunder (Secondary Crushing)

Peremukan sekunder merupakan kelanjutan dari Peremukan primer. Peremukan primer bertujuan untuk menghasilkan batuan yang lebih kecil disesuai kan dengan kebutuhan pasar. Peremukan sekunder menghasilkan batuan yang akan dipergunakan pada kegiatan Peremukan tersier ataupun dijual langsung ke pembeli. Peremukan sekunder menggunakan alat cone crusher merk Otsuka 1500 (lihat Gambar 4.18 ).

Hopper Jaw Crusher

(56)

43

Gambar 4.17

Cone crusher Otsuka 1500 pada Peremukan Sekunder

4.5.3 Peremukan Tersier (Tertiary Crushing)

Peremukan Tersier merupakan pengolahan tahap akhir yang menghasilkan berbagai produk batuan yang sudah diperkecil seperti: batu split 1-2, base coarse dan abu batu. Peremukan Tersier mengunakan alat vibrating screen untuk mengayak hasil Peremukan Sekunder. Semua tingkat pengolahan ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang ada.

Gambar 4.18

Vibrating screen yang digunakan untuk Peremukan Tersier

(57)

4.5.4 Hasil Pengolahan

PT .Gunung Kecapi memiliki 3 unit crusher dan menghasilkan beberapa produk. (lihat Tabel 4.2)

Tabel 4.2

Nama crusher dan produk yang dihasilkan

No Nama crusher Produk yang dihasilkan

1

Crusher satu bawah

 Makadam 5-7  Base coarse Super  Abu batu

2

Crusher dua bawah  Makadam 5-7

 Base coarse Super

3 Crusher tiga

Tiga atas

 Base coarse tiga atas (diolah kembali di crusher tiga bawah)  Abu batu Tiga bawah  Batu Split 1-2  Batu Split 2-3  Batu Split 3-5  Abu batu 4.6 Kegiatan Pemasaran

Komoditi pertambangan mineral batuan memiliki sifat khusus dalam hal pemasaran yaitu terkait antara lokasi tambang dengan konsumen akhir oleh karena itu pemasaran produk dikhususkan untuk konsumen di sekitar lokasi tambang atau ditujukan bagi konsumen di Kabupaten Purwakarta, Bekasi, Karawang, dan DKI Jakarta. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi nasional maka permintaan pembangunan fisik pun meningkat.

(58)

45

Di daerah ini terdapat banyak toko material bangunan dan proyek perumahan, di samping itu di kabupaten atau kota banyak prasarana jalan yang rusak serta pembangunan jalan tol, jalan by pass, jalan lingkar, jalan alternatif, saluran drainase dan pekerjaan konstruksi lainnya. Pembangunan fisik ersebut dipastikan banyak memerlukan bahan galian terutama batu andesit dari ukuran besar hingga terkecil seperti abu batu.

Konsumen datang langsung ke PT. Gunung Kecapi untuk membeli produk yang dihasilkan PT. Gunung Kecapi. Produk yang dipasarkan adalah produk yang berkualitas namun dari segi harga, perusahaan ini menerapkan strategi harga yang kompetitif. Sumber pendapatan kegiatan penambangan di PT. Gunung Kecapi dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu target produksi dan harga jual bebas ke pasar dengan berbagai jenis produk. Berikut adalah tabel daftar produk dan harga yang dipasarkan PT. Gunung Kecapi (Tabel 4.3). . Perkiraan pendapatan dari penjualan perbulan dengan produksi perbulan maksimal dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.3

Daftar produk dan harga di PT. Gunung Kecapi

No Produk Harga

1 Batu Split ukuran 1-2 Rp 98.000,00/m3

2 Batu Split ukuran 2-3 Rp 90.000,00/ m3

3 Batu Split ukuran 3-5 Rp 85.000,00/ m3

4 Makadam 5-7 Rp 80.000,00/ m3

5 Base coarse Super Rp 75.000,00/ m3

6 Abu Batu Rp 70.000,00/ m3

(59)

Tabel 4.4

Perkiraan pendapatan dari penjualan perbulan Jenis Produk Produksi

Perbulan (m3) Harga Satuan (Rp/m3) Pendapatan Perbulan (Rp) Split 1-2 (15%) 2.587,5 98.000 253.575.000 Split 2-3 (15%) 2.587,5 90.000 231.875.000 Split 3-5 (15%) 2.587,5 85.000 219.937.500 Abu batu (10%) 1.725,0 70.000 120.750.000 Macadam 5-7 (20%) 3.450,0 80.000 276.000.000 BC super (20%) 3.450,0 75.000 258.750.000 Batu Belah (5%) 862,0 50.000 43.125.000 Jumlah 17.249,5 1.404.012.500 4.7 Lingkungan dan K3

Kegiatan penambangan berkaitan erat dengan lingkungan sekitar. Kegiatan tersebut berpengaruh terhadap perubahan lingkungan yang langsung berdampak terhadap lingkungan alam sekitar maupun sosial masyarakat.

4.7.1 Dampak Kegiatan Penambangan a. Dampak terhadap lingkungan alam

Dampak penambangan dan pengolahan yang diperkirakan akan terjadi tehadap lingkungan antara lain

1. Perubahan Topografi

Perubahan topografi setelah adanya penambangan berupa: a) Hilangnya sebagian tubuh bukit

(60)

47

2. Perubahan stabilitas lahan

a) Kemungkinan terjadi longsor pada bidang retakan

b) Erosi dapat terjadi karena hilangnya tumbuhan penutup dan dapat mengakibatkan longsor pada tebing yang tidak stabil 3. Perubahan hidrologis dan hidro-orologis

a) Peningkatan erosi permukaan karena hilangnya penahan lapisan air hujan

b) Meningkatnya pelumpuran terutama pada musim hujan 4. Perubahan kualitas udara

a) Meningkatnya debu pada kegiatan penambangan dan pengolahan terutama pada musim kemarau

b) Meningkatnya kebisingan oleh kegiatan mesin-mesin

penambangan, peledakan, pengolahan, dan pengangkutan. b. Dampak terhadap sosial masyarakat

Dampak penambangan, pengolahan, dan pengangkutan hasil tambang terhadap lingkungan sosial masyarakat adalah:

1. Gangguan debu dan kebisingan

2. Kerusakan jalan yang dilalui mobil truk konsumen 3. Peningkatan kepadatan lalu lintas di jalan Cilalawi

Kegiatan penambangan akan berpengaruh terhadap perubahan sosial budaya di daerah sekitar lokasi penambangan. Sebagai kontribusi nyata yang dilakukan oleh perushaan terhadap perubahan sosial budaya tersebut diantaranya adalah bidang ekonomi dan pengembangan infrastruktur.

(61)

Dalam bidang ekonomi, dengan berdirinya perusahaan ini maka tercipta suatu lapangan pekerjaan untuk penduduk setempat di longkungan penambangan yang memacok sebagian besar karyawan, baik itu karyawan tetap dan tidak tetap adalah penduduk daerah sekitar. Sedangkan dalam hal pengembangan infrastruktur, perusahaan telah melakukan bantuan-bantuan berupa dan dan terial untuk pembangunan tempat-tempat ibadah dan membuat sarana yang dipergunakan penduduk setempat, membuat sumur bor air bersih khususnya di daerah Desa Bandung Herang dan Pamoyanan, serta perbaikan jalan sepanjang jalan menuju Cilalawi.

4.7.2 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

a. Upaya untuk menjaga kesehatan kerja dilakukan dengan upaya pencegahan dan pengobatan. Upaya pencegahan dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan, membagikan alat proteksi diri dan melakukan pengawasan di dalam penggunaannya. Untuk pengobatan bagi karyawan yang terjangkit gangguan kesehatan dan menderita sakit, pihak perusahaan menyediaakan klinik P3 di lokasi tambang dan klinik di luar yang ditunjuk oleh perusahaan (klinik Budi Bhakti dan Aqma) dan para pekerja mendapat jaminan kesehatan dari perusahaan serta diprogramkan untuk mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja.

b. Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan di setiap unit kerja dengan menerapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) antara lain: unit kuari,unit pengolahan, unit perbengkelan, unit tenaga penggerak, unit

(62)

49

perkantoran dan perumahan, unit lingkungan gudang bahan peledak dll. Maka untuk itu diperlukan pengamanan sebagai berikut :

1. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) seperti safety belt, ear plug, safety shoes, dust masker, helm pengaman, kacamata pengaman (di unit tertentu)

2. Melengkapi mesin-mesin pada daerah berpotensi bahaya dengan alat pelindung yang memadai.

3. Melengkapi peralatan yang digerakan listrik dengan emergency break. 4. Usaha menyirami debu dengan penyiraman air (sprayer)

5. Menetapkan SOP (Standard Operation Procedure) untuk setiap pekerjaan seperti pengoperasian alat berat, pengoperasian crusher, pengoperasian belt conveyor, pengoperasian generator set, aktivitas pengeboran dan pelaksanaan peledakan yang baik dan benar.

6. Memasang tanda peringatan pada daerah yang berpotensi bahaya.

7. Ketinggian jenjang maksimum 9 meter disesuaikan dengan kemamouan alat bor dan jangkauan dari alat gali excavator.

8. Penambangan dilakukan secara sistematis dan bertahap yang dimulai dari elevasi paling tinggi sehingga front kerja lebih baik dan aman.

9. Inspeksi keperalatan dan lokasi yang memiliki potensi bahaya oleh kepala teknik tambang atau petugas yang ditunjuk.

(63)

4.8 Prasarana dan Sarana Penunjang Kegiatan di PT. Gunung Kecapi

4.8.1 Prasarana Penunjang Kegiatan

Kegiatan penambangan tentunya harus di dukung oleh prasarana yang menunjang agar kegiatan penambangan dapat berjalan dengan baik.

Prasarana yang dimiliki PT. Gunung kecapi antara lain:

Gambar 4.19

Tempat penampungan dan pengisian BBM a. Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan PT. Gunung Kecapi adalah Bahan bakar minyak jenis solar. Solar yang digunakan adalah solar industri. Bahan bakar digunakan untuk pengoperasian alat berat, crusher, kompressor, dan pembangkit listrik (genset).

Untuk menunjang segala kegiatan penambangan, pengolahan dan kebutuhan listrik, PT. Gunung Kecapi memerlukan ± 3000 liter solar per hari atau sekitar 1.095.000 liter per tahun.

b. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang dipakai untuk menunjang kegiatan penambangan dan pengolahan adalah 93 orang termasuk tenaga kerja tetap dan tidak tetap.

(64)

51

Tenaga kerja dilingkungan PT. Gunung Kecapi diutamakan berasal dari daerah sekitar lokasi proyek sejauh kondisinya memungkinkan.

Tabel 4.5

Jumlah karyawan PT. Gunung Kecapi

No Jabatan Jumlah

(orang)

1 Pengawas Operasional dan Teknik 1

2 Kepala Teknik 1

3 Wakil Kepala Teknik 1

4 Kepala Gudang 1

5 Juru Ledak 1

6 Operator Excavator 5

7 Operator Wheel Loader 2

8 Operator Hauling Dump Truck 7

9 Operator bulldozer 1

10 Operator crusher 6

11 Operator drilling 2

12 Kepala Mekanik 2

13 Mekanik Alat Berat 4

14 Mekanik Drilling 1

15 Operator + Mekanik Genset 2

16 Bagian Administrasi 4

17 Keamanan 13

18 Helper Lokal 39

Total Jumlah Karyawan 93

(65)

4.8.2 Sarana Penunjang Kegiatan

Dalam menunjang segala kegiatan penambangan di suatu perusahaan maka dibutuhkan sarana penunjang.

Sarana penunjang yang dimiliki PT. Gunung Kecapi antara lain:

a. Akses jalan masuk dari Cilalawi/ Jalan Kabupaten ke lokasi PT. Gunung Kecapi ± 3 km dengan lebar 7-10 m, kondisi jalan cukup bagus dan diperkeras batu.

b. Jalan tambang ± 1-1,5 km dengan lebar 10-12m, kondisi cukup bagus dan diperkeras batu.

c. Sarana perkantoran

Gambar 4.20 Sarana perkantoran

d. Alat komunikasi

Untuk berkomunikasi di lingkungan tambang PT. Gunung Kecapi, yang digunakan adalah handy talkie.

e. Gudang bahan peledak

Gudang bahan peledak berlokasi terpisah dan jauh dari segala kegiatan pernambangan. Gudang bahan peledak didesain dengan tanggul-tanggul yang

(66)

53

memisahkan antara gudang bahan peledak dan gudang perlengkapan peledakan.

Gambar 4.21

Gudang bahan peledak dan perlengkapan peledakan f. Pos keamanan

Gambar 4.22 Pos keamanan

(67)

g. Perbengkelan

Gambar 4.23 Bengkel alat-alat berat

h. Kolam penampungan air dan lumpur

Gambar 4.24

Kolam penampungan air dan lumpur

i. Instalasi listrik

Untuk memenuhi kebutuhan listrik, PT. Gunung Kecapi mengoperasikan 4 buah genset 900 KVA sebagai pembangkit listrik.

(68)

55

Gambar 4.25 Ruang pembangkit listrik

j. Sarana P3K lengkap dengan peralatannya

k. Sarana kesehatan : Rumah sakit Bayu Asih dan klinik AQMA (mitra kerja dengan perusahaan)

(69)

56 BAB V SIMPULAN

Dari kegiatan PKL I yang berlangsung di PT. Gunung Kecapi, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi dimulai dari pengupasan tanah penutup, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran.

2. Kegiatan pengupasan tanah penutup dilakukan dengan crawler dozer komatsu D85ESS-2A.

3. Kegiatan pembongkaran dilakukan dengan pengeboran dan peledakan. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan crawler rock drill (CRD) furukawa PCR 200 dan kompresor ingersol rand dan airman. Peledakan dilakukan dengan menggunakan bahan peledak jenis ANFO dengan detonator elektrik dan dirangkai seri-paralel dengan blasting machine kobla BI-200. 4. Kegiatan pemuatan dilakukan dengan excavator Caterpillar 320D.

5. Kegiatan pengangkutan dilakukan dengan dump truck Komatsu HD-180. 6. Kegiatan pengolahan dilakukan secara tiga tahap menggunakan jaw crusher,

cone crusher, dan vibrating screen. Produk yang dihasilkan pada kegiatan ini adalah split 1-2, split 2-3, split 3-5, macadam 5-7, base coarse super, abu batu, dan batu belah.

(70)

57

7. Kegiatan pemasaran menggunakan strategi konsumen produk datang dan membeli langsung produk PT. Gunung Kecapi. Setiap harinya PT. Gunung

Kecapi dan memasarkan 1200 m3 produk.

8. Kegiatan K3 dan lingkungan di PT. Gunung Kecapi dilakukan dengan secara baik dan sistematis sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setiap kegiatan yang dilakukan, didasari oleh Standard Operation Procedure (SOP).

(71)

58

DAFTAR PUSTAKA

Sahminan, Sahruddin. 2012. Teknik Pelaporan. Diktat Kuliah. Bandung: Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP”.

PT. Gunung Kecapi. 2011. “Laporan Kemajuan Tambang PT. Gunung Kecapi”. PT. Gunung Kecapi. 2010. “Laporan Kegiatan Eksplorasi dengan Cara Pengukuran

Geolistrik dan Pengeboran Inti di Lokasi Gunung Kerud, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta”.

Referensi

Dokumen terkait

Pada prinsipnya PLTU merupakan suatu system konversi energy baik berupa energy kimia yang terkandung dalam bahan bakar fosil maupun energy panas dari

Ruang Lingkup pembahasan penelitian ini dititikberatkan pada hal-hal yang telah dijadikan sebagai objek permasalahan dalam penelitian ini, yaitu berkisar pada pengaturan

Sekarang ini, setelah sempat menyaksikan pengalaman-peng- alaman negara industri maju, para peninjau dapat mengatakan bahwa pembatasannya Goethe dalam pengembangan kemanusiaan

Ia merupakan salah satu bentuk kritis terhadap penelitian komunikasi massa yang mengkonseptualisasikan proses komunikasi dalam bentuk sirkuit sirkulasi atau panah berupa

dimaksud dengan tradisi Selamatan Suroan ialah suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak dahulu dalam suatu kelompok untuk menyambut bulan Muharram atau Suro yang dilakukan

Metode tidak langsung: dengan metode ini laba rugi atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan ( deferral ) atau akrual

Pada jenjang ini peningkatan pengendalian / kontrol masyarakat telah mewujud dengan terbentuknya suatu institusi atau organisasi yang otonom secara legal untuk

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: (1) HO : tidak berpengaruh nyata karakteristik individu terhadap persepsi masyarakat dalam hal diversifikasi pangan; (2) HO: tidak