• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE. Penelitian di desa Hargotirto khususnya di dusun Sekendal, Sebatang,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN DAN METODE. Penelitian di desa Hargotirto khususnya di dusun Sekendal, Sebatang,"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE

1 Lokasi Penelitian

Penelitian di desa Hargotirto khususnya di dusun Sekendal, Sebatang, Menguri d m Nganti. Desa ini rnerupakan wilayah Kecamatan Kokap I1

Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (Gambar 1). Luas desa Hargotirto adalah 14.713.370 HA yang terdiri dari 70 RT, 30 RW dan 14 dusun.

Desa Hargotirto mempakan bagian dari wilayah perbukitan Menoreh yang berada di perbatasan Kabupaten Kdonprogo, Daerah Istirnewa Yogyakarta dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Punvorejo, Propinsi Jawa Tengah.

Hampir seluruh wilayah desa Hargotirto bempa daerah yang berbukit- bukit yang banyak dialiri sungai-sungi kecil dengan kondisi tanah berupa tanah liat dan berbatuan.

Jumlah penduduk pada tahun 2000 sebanyak 8358 jiwa dengan mata pencaharian pada umumnya sebagai petani (86 YO) yaitu petani salak, kopi, cokelat dan petani pembuat gula merah, sisanya (14 %) sebagai pegawai negeri, pedagang, dan wiraswasta

2 Habitat yang diteliti

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 20 Maret sampai 20 Agustus 2001. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, maka habitat ditentukan berdasarkan keadaan tempatnya yang berbeda. Dari kriteria itu didapatkan tiga kelompok habitat yang berbeda yakni habitat sungai, sumber mata air dan genangan air hujan. Khusus habitat genangan air hujan tidak

(2)

PETA JA\'JA . . ... T E N G A H

:..

.-- 1.- - I :- . AT-^# I * ~ < e l s ~ . a i ~ y a ~ i : \ . . .

. .

. . . . . .. . ... . . ... : Batas Kabupaten

-

-

- -

-

-

+

-

: Batas Kecamatan - - - . - - - - - = : Batas Desa : Batas Dusun

$

1

: Daerah yang diteliti i \

L f

I

C a ~ n b a l - 1 Peta desa Hal-gotirto Kecalnatan Kokap I1 Kabupaten Kulonprogo, Daeratl Isti~newa Yogyakarta

(3)

dilakukan penelitian karena jurnlah larva dan habitatnya sedikit sekali dan sifatnya hanya sementara (Gambar 2 dan 3). Penelitian yang dilaksanakan baik pada habitat sungai maupun habitat yang ada pada sumber mata air tepatnya di empat dusun yakni dusun Sekendal, Sebatang, Menguri, dan Nganti. Penelitian habitat yang terdapat dl sungai dilakukan di sungai Menguri dan Sungai Sekendal. Pemilihan empat dusun tersebut berdasarkan angka kasus malaria tertinggi di desa Hargotirto, sedangkan pemilihan dua sungai tersebut berdasarkan dari pengamatan pendahuluan yang menyimpulkan bahwa pada kedua sungai tersebut mempunyai tingkat kepadatan larva yang cukup tinggi dibandingkan dengan sungai yang lain.

Untuk pengambilan parameter yang akan diukur maka setiap jenis kelompok habitat (sungai dan mata air) ditentukan masing masing sebanyak 12 habitat, kemudian dilakukan pengukuran parameter dua kali dalam sebulan, khusus untuk parameter plankton dilakukan sebulan sekali.

3 Pengarnbilan sampel jentiMawa secara tidak langsung

Penangkapan nyamuk dilakukan secara tak langsung menggunakan perangkap yang disebut "emergence traps". Pemasangan perangkap dilakukan selama tiga hari sebelum tanggal 5 dan 20 tiap bulan, sedangkan penangkapan nyamuk yang terperangkap dilakukan tiap hari selama tiga hari dari tanggal 5 dan 20 tiap bulan. Emergence traps yang digunakan adalah modifikasi dari "Styrofoam traps" (Aubin et al. 1973 dalam Service 1976) dan "Esspit traps"

(Saliternik 1960 dalam Service 1976). Struktur perangkap terdiri atas dua bagian yaitu bagian atas clan bagian bawah (Gambar 4). Bagian bawah perangkap berbentuk piramid dengan luas dasarnya 50 x 50 cm dan tingginya 40 cm.

(4)

Garnbar

2

Habitat

di

sungai

(5)

Gambar 4 Struktur perangkap nyamuk yang dipergunakan dalam penelitian Keterangan :

1 . Bagian atas perangkap 2. Bagian bawah perangkap

A. Tarnpak samping B . Tampak atas

(6)

Kerangka perangkap terbuat

dari

besi

beton

dengan dinding

menggunakan

kain

berwarna hitam.

Pemukaan

atas

bagian

bawah

luasnya

20

x

20

cm

yang

ditengawa dibuat

lubang

lingkaran

dengan

diameter

sembilan cm.

Bagian

atas

perangkap

-

berbentuk

silinder

dengan

diameter

sembiian

cm

dan

tin&

15

cm

yang

terbuat

dari

plastik.

Pada

penelitian

ini

menggunah

botol

plastik

b e k ~

minuman

yang

telab

dipotong

menjadi

dua.

Pada

permukaan

botol

yang

terbuka

dipasang

plastik

transparan

yang

telah

dibuat

menjadi

bentuk

piramid

dengan permukaan

bulat.

Pennukaan bagian

bawah

sama

diamatemya

dengan

botol plastik

yaitu

sembiian cm,

dan

bagian

atas

dari plastik

transparan

diberi

lubang

dengan diameter

dua cm.

Pada

dinding botol

juga

diberi

lubang

dengan d i i t e r

tiga

cm

dan ditutup dengan

kain

kasa gunaaya

untuk

pengambiian

nyamuk

yang

tertangkap.

Pemasangan

perangkap

dilakukan

tepat

di

atas

tempat

perindukan

yang

telah

ditentukan

(Gambar

5).

(7)

Nyalnuk yang terperangkap dipindahkan k e d a l a ~ n gelas plastik yang telah diberi penutup kain kasa dengan menggunakan aspirator. Kernudian nyamuk dimatikan dengan kloroforln, selanjutnya diidentifikasi di bawah mikroskop dengan rnenggunakan buku petunjuk O'Connor d a n Supanto (1979), Ramalingam (1974) dan Reid (1968).

4 Pengamatan habitat larva A Aliran air

Pengukuran aliran air yang terdapat pada habitat dilakukan secara kualitatif, y a i t ~ i untuk mengetahui apakah air yang terdapat pada habitat tersebut ~ n e n g a l i r atau tidak.

B Dasar Habitat

Pengamatan dasar habitat dilakukan dengan cara memperhatikan secara langsung materi yang terdapat pada dasar habitat.

C Naungan

Pengalnatan dilakukan dengan cara melihat apakah cahaya matahari dapat menernbus langsung kedalam habitat atau tidak dapat menembus langsung karena ada naungan disekitar habitat tersebut (Gambar 6 dan 7).

D Curah Hujan

Data curah hujan diproleh dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari data laporan bulanan dari Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Kulonprogo tahun 2000 d a n 2001 (Laporan SMG Kab. Kulonprogo 2001). Untuk mencari nilai indeks curah hujan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Indeks Curah Jumlah Curah Hujan per bulan x Hari Hujan per bulan Hujan Bulanan =

(8)

Gambar

6

Habitat

yang

ada

naungannya

(9)

E

Snhu

air

Suhu

air

diukur

dengau menggurdmn termometa batang dengan

kisaran

suhu O°C

r

100°C dengan cara dicelupkan

&lam air selama 5

menit. Pengambilan

parameter suhu dilakukan pa& pukulO8.00

-

- 10.00.

F

Tingkat

kekeruhan

Tigkat keke~han diukur bersamaan waktunya dengan pengambilan

parameter lainnya. Pengukuran

dilakukan

dengan alat turbidity

meter dengan

kisaran

skala

0

-

500 NTU. Caranya pengukunm kekeruhan dengan mengambii

air yang terdapat pada habitat,

lalu

dituangkan kedalam

alat

turbidity meter yang

berbentuk seperti tabung. Tingkat kekeruhan air

tersebut yang dapat terbaca pada

sisi samping alat (Gambar 8).

(10)

G pH air

Pengukuran pH air dilakukan bersama-sama saat pengambilan contoh lainnya Alat yang digunakan pH meter dengan kisaran 0 - 14. Alat dihidupkan dan dicelupkan ke dalam air selama 5 menit

H P a ~ ~ n a dan Flora a Fauna

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan ciduk air. Sampel air kemudian dimasukkan kedalam jaring plankton dengan ukuran jaring 4 0 pm. Bagian atas dari jaring plankton berdiameter 25 cm. Pada bagian bawah jaring plankton dipasang botol dengan ukuran 35 ml yang b e f i n g s i untuk menampung sisa air yang disaring (Gambar 9).

Sampel air yang disaring untuk tiap kali pengukuran sebanyak 600 ml kemudian dimasukkan kedalam saringan plankton. Sebagian besar air akan keluar kembali melalui dinding dinding saringan, sehingga air yang tertampung tinggal 35 ml pada botol yang terdapat di ujung saringan. Sampel air yang telah disaring tersebut lalu dipindahkan kedalam botol plastik yang telah diberi kode. Sampel air tersebut ditetesi dengan Larutan Lugol's iodine sebagai pengawet. Larutan tersebut terdiri atas kristal 52 (5 gr) dan kristal Kj kristal (0,2 gr) yang dihaluskan dengan

mortir, kernudian ditambah sedikit sedikit akuades sampai 100 ml.

Pemeriksaan jenis dan kepadatan plankton dilakukan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 1PB. Identifikasi jenis plankton dilakukan dengan menggunakan buku petunjuk Needham dan Needham (1962), sedangkan untuk pemeriksaan kepadatan plankton dengan menggunakan metode pencacahan plankton Sedgwick Rafter Cell (American Publich Health Association 1976).

(11)

cara menciduk fauna yang ada di dalam habitat. Identifikasi dengan menggunakan buku Needhain dan Needham ( 1 962) dan WHO (1970).

b Flora

Pengamatan flora dilakukan terhadap tumbuhan air yang bersifat fitoplankton. Cara pengukuran fitoplankton sama dengan zooplankton yaitu dengan menggunakan saringan plankton 40 pm, demikian juga cara identifikasinya.

Tempat pegangan awat untuk menahan

Jaring plankton jaring plankton

Botol ( 35 ml )

(12)

5

~ n a i i d s

data

Kepadatan populasi nyamuk pada penelitian

ini

adalah jumlah rata rata

nyamuk

An. macttlatus dan An. balabacensis yang tertangkap per permgkap

setiap

hari.

-

Uji analisis keragaman digunakan untuk menganalisa keterkaitan antarg

dasar habitat, jenis species dan tingkat kedalaman habitat terhadap rata rata

kepadatan nyamuk

Anopheles. Model aditif

linier untuk rancangan kelompok

lengkap teracak dapat dituliskan seperti di bawah ini:

Y,, =

p

+K,

+Pj

apabila hasil uji analisis keragaman menunjukan beda nyata

maka

dilanjutkan

dengan uji beda nyata terkecil (BNT).

(13)

Uji t digunakan untuk melihat perbedaan kepadatan rata rata nyamuk yang berada pada habitat yang terkena sinar matahari langsung dan tidak langsung, dan pada habitat yang mengaIir dan tidak mengalir.

Uji reyresi ini diyunakan untuk rnenganalisa hubungan indeks curah hujan dengan kepadatan rata rata nyamuk Anoyheles.

Gambar

Gambar  4  Struktur  perangkap nyamuk yang dipergunakan dalam penelitian  Keterangan  :
Gambar 5  Perangkap nyamuk yang dipasang
Gambar  6  Habitat yang  ada  naungannya
Gambar 8  Kegiatan  pengukuran tingkat kekeruhan  air
+3

Referensi

Dokumen terkait

1) Pada awal tatap muka, guru mengabsen siswa, memotivasi siswa serta mengajak siswa untuk memperhatikan pelajaran yang akan diberikan, setelah itu barulah

Least Significant Difference (LSD). Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam penelitian ini akan menguji

Berdasarkan penampilan beberapa !ariabel yang diamati, yaitu kedinian pembentukan tunas, jumlah tunas per eksplan, dan tinggi tunas, diketahui baha pemberian kinetin dengan

Kedua; dari ke tiga hotel yang diteliti lalu dianalisis oleh penulis maka kota Jambi menunjukkan kriteria kurang layak dijadikan tempat pengamatan hilal, diuji

Learning (Virtual-Class), Diskusi Kelompok, Tugas 2 4 Mahasiswa mengimplementa sikan Dependent dan Independent Clase Clausa - Dependent Clause - Independent clause -

Struktur kalimat-kalimat Kalimat sederhana di dalam bahasa Pantar Barat terdiri dari satu atau lebih dari satu kata kerja ditambah dengan kata pronomina yang menunjukkan peran-peran

Hal diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Pramudia (2006) dalam jurnal yang menyatakan bahwa, tujuan dari kegiatan orientasi peserta didik baru antara lain agar

Karena yang menjadi sorotan dalam penelitian ini adalah pemetaan budaya organisasi di Bank Jateng maka definisi operasional dari pemetaan budaya organisasi adalah menentukan