• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH-SITOKININ.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH-SITOKININ.doc"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FITOHORMON MAKALAH FITOHORMON PENGARUH KINETIN TERHADAP INISIASI DAN

PENGARUH KINETIN TERHADAP INISIASI DAN PERTUMBUHANPERTUMBUHAN TUNAS PADA PERBANYAKAN TANAMAN JARAK PAGAR  TUNAS PADA PERBANYAKAN TANAMAN JARAK PAGAR 

(( Jatropha curcas Jatropha curcas L.) SECARAL.) SECARA IN VITRO IN VITRO

Disusun

Disusun ol! ol! ""

#

#ii$$ii% % NNuu&&!!ii''!! **++,,,,--++//++----00

S

S11%%i i ##ii''iiss%%uu%%ii **++,,,,--++//++--++-

-T

T&&iioonnoo **++,,,,--++//++--++22

PRODI BIOLOGI PRODI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNI3ERSITAS NEGERI YOGYAKARTA UNI3ERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2-+0 2-+0

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. L%& Bl4n5

Terjadinya krisis energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM) yang disebabkan oleh meningkatnya harga BBM dunia telah membuat Indonesia perlu mencari sumber-sumber bahan bakar alternatif yang mungkin dikembangkan di Indonesia. emanfaatan minyak jarak pagar sebagai bahan bio-diesel merupakan alternatif yang ideal untuk mengurangi tekanan permintaan bahan bakar minyak  dan penghematan penggunaan cadangan de!isa. Menurut Trihusodo ("##$),secara agronomis, tanaman ini dapat beradaptasi dengan lahan maupun agroklimat di Indonesia, bahkan tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada kondisi kering (curah hujan %$## mm per tahun) dan pada lahan dengan kesuburan rendah di lahan marjinal dan lahan kritis.

erbanyakan tanaman jarak pagar dapat dilakukan secara generatif dan !egetatif (rosea, &'''). Metode perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji dan memungkinkan adanya perbanyakan secara cepat (arjanto dan atifah, &''#). *elemahan perbanyakan secara generatif adalah ketidakseragaman tanaman yang dihasilkan (+airbanks and ndersen, &''') dan mengurangi jumlah biji untuk produksi minyak. erbanyakan secara !egetatif  menghasilkan tanaman yang terjamin keseragaman sifatnya. erbanyakan !egetatif kon!ensional menghasilkan tanaman yang seragam tetapi memerlukan aktu yang cukup lama untuk menghasilkan bibit dalam jumlah banyak. Melalui  perbanyakan in !itro dapat dikembangkan tanaman dalam jumlah besar dan

aktu singkat secara berkesinambungan, serta bebas penyakit.

B. Tu6un

&. Mengetahui kemampuan tanaman jarak pagar untuk diperbanyak secara in vitro.

(3)

". Mengetahui pengaruh pemberian kinetin dan konsentrasi terbaik untuk   perbanyakan in vitro tanaman jarak pagar.

BAB II

(4)

itokinin adalah senyaa dengan struktur menyerupai adenine yang mempromosikan pembelahan sel dan memiliki fungsi yang sama lain untuk kinetin. *inetin adalah sitokinin, pertakali ditemukan dan dinamakan demikian karena kemampuan senyaa untuk mempromosikan sitokinesis (pembelahan sel). Bentuk  yang paling umum dari alami sitokinin dalam tanaman saat ini disebut eatin yang diisolasi dari jagung ( Zea mays) (rteca, &''/0 alisbury dan 1ose, &''").

itokinin telah ditemukan di hamper semua tumbuhan tingkat tinggi serta lumut., jamur, bakteri, dan juga t12 banyak prokariota dan eukariota. aat ini ada lebih dari "## sitokinin alami dan sintesis dikombinasikan. *onsentrasi sitokinin yang tertinggi di daerah maistematik dan daerah potensi pertumbuhan berkelanjutan seperti akar, daun muda, pembangunan buah-buahan, dan biji-bijian (alisbury dan 1ose, &''")

itokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. itokinin yang diproduksi di akar selanjutnya diangkut oleh 3ilem menuju sel-sel target pada batang (Intan, "##4). 5at pengatur tumbuh yang termasuk  golongan sitokinin yaitu kineatin, eatin, ribosil dan bensil aminopurin (B), "-i, Thidiauron (6endaryono dan 7ijayani, &''8 dalam hiddi9i, et al., "# &:).

Beberapa macam sitokinin merupakan sitokinin alami (misal ; kinetin, eatin) dan beberapa lainnya sitokinin sintetik yaitu B (/-benilaminopurin) dan "-i (Intan, "##4). itokinin yang sering digunakan dalam kultur jaringan adalah B dan *inetin (<eorge dan herrington, &'48 dalam 2urjanah, "##'). B adalah sitokinin yang sering digunakan karena paling efektif untuk merangsang pembentukan tunas, lebih stabil dan tahan terhadap oksidasi serta paling murah diantara sitokinin lainnya (Bhojani dan 1adan, &'4: dalam 2urjanah, "##').

Menurut Intan ("##4)0 dan Mahadi ("#&&), sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain;

(5)

a. Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.

 b. Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.

c. Mendorong pertumbuhan tunas samping, dominasi apikal dan perluasan daun. d. Menunda penuaan daun.

e. Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji (breaking dormancy) serta merangsang pertumbuhan embrio.

f. ada beberapa spesies tumbuhan, peningkatan pembukaan stomata. g. =tioplas diubah menjadi kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.

h. intesis pembentukan protein akan meningkat dengan pemberian sitokinin.

engaruh sitokinin dipengaruhi oleh konsentrasi auksin. danya meristem apikal, maka auksin menekan pertumbuhan tunas aksilar. Meristem apikal dibuang, konsentrasi sitokinin meningkat, merangsang pertumbuhan tunas aksilar. itokinin  berperan dalam menghambat pertumbuhan akar melalui peningkatan konsentrasi

etilen. itokinin menghambat pembentukan akar lateral melalui pengaruhnya pada sel periskel dan memblok program pengembangan pembentukan akar lateral (antoso, "#&:).

Berikut uraian mengenai mekanisme kerja sitokinin (rnita, "##4) ;

&. engaturan embelahan el dan ifferensiasi el

Bekerja bersama-sama dengan auksin, sitokinin menstimulasi pembelahan sel dan mempengaruhi lintasan differensiasi. =fek sitokinin terhadap pertumbuhan sel di dalam kultur jaringan, memberikan petunjuk tentang bagaimana jenis 5T ini berfungsi di dalam tumbuhan. *etika satu potongan jaringan parenkhim  batang dikulturkan tanpa memakai sitokinin, maka sel tersebut tumbuh menjadi  besar tetapi tidak membelah. itokinin secara mandiri tidak mempunyai efek, tetapi apabila sitokinin diberikan bersama-sama dengan auksin maka sel tersebut dapat membelah.

". engaturan ominansi pikal

itokinin, auksin, dan faktor lainnya berinteraksi dalam mengontrol dominansi apikal. 6ipotesis yang menerangkan regulasi hormonal pada dominansi apikal, yaitu penghambatan secara langsung, menyatakan baha sitokinin dan auksin bekerja secara antagonistis dalam mengatur pertumbuhan tunas aksilar. itokinin masuk melalui akar ke dalam sistem tajuk tanaman, akan

(6)

melaan kerja auksin, dengan mengisyaratkan tunas aksilar untuk mulai tumbuh. >adi rasio sitokinin dan auksin merupakan faktor kritis dalam mengontrol  pertumbuhan tunas aksilar.

:. =fek nti enuaan

itokinin dapat menahan penuaan beberapan organ tumbuhan dengan menghambat pemecahan protein, dengan menstimulasi 12 dan sintesis protein, dengan memobilisasi nutrien dari jaringan di sekitarnya. roses penuaan terjadi karena penguraian protein menjadi asam amino oleh enim protease, 12-ase dan 2-ase. danya sitokinin maka kerja enim-enim tersebut akan dihambat sehingga umur protein menjadi lebih panjang

alisburry and 1oss (&''$) dalam rnita ("##4) menyatakan sitokinin mampu memperlambat penuaan daun dengan cara mempertahankan keutuhan membran tonoplas. Bila tidak, protease dari !akuola akan merembes ke sitoplasma dan menghidrolisis protein larut serta membran kloroplas dan mitokondria. pabila daun yang dibuang dari suatu tumbuhan dicelupkan ke dalam larutan sitokinin, maka daun itu akan tetap hijau lebih lama daripada biasanya. itokinin juga memperlambat deteriorasi daun pada tumbuhan utuh.

erbanyakan tanaman jarak pagar dapat dilakukan secara generatif dan !egetatif (rosea, &'''). Metode perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji dan memungkinkan adanya perbanyakan secara cepat (arjanto dan atifah, &''#). *elemahan perbanyakan secara generatif adalah ketidakseragaman tanaman yang dihasilkan (+airbanks and ndersen, &''') dan mengurangi jumlah biji untuk produksi minyak. erbanyakan secara !egetatif  menghasilkan tanaman yang terjamin keseragaman sifatnya. Metode perbanyakan secara !egetatif yang laim diterapkan adalah stek cabang atau batang. erbanyakan !egetatif kon!ensional menghasilkan tanaman yang seragam tetapi memerlukan aktu yang cukup lama untuk menghasilkan bibit dalam jumlah banyak. ?ama  pembibitan melalui stek cabang atau batang memerlukan aktu dua sampai tiga bulan dan setiap stek cabang atau batang hanya menghasilkan satu tanaman deasa (6ariyadi, "##$). Melalui perbanyakan in !itro dapat dikembangkan tanaman dalam

(7)

 jumlah besar dan aktu singkat secara berkesinambungan, serta bebas penyakit (ierik, &'4@)

+aktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan in !itro antara lain ;

• Bahan tanamanAeksplan • Media tumbuh

• *ondisi lingkungan

• ubstansi organik, seperti at pengatur tumbuh (5T) dan !itamin (ierik, &'4@).

Tunas aksiler (a3illarry branch) adalah jenis eksplan yang paling tepat untuk   perbanyakan in !itro tanaman jarak pagar (ucher and 6oler, &'''). Media Murashige and koog (M) umum digunakan karena merupakan media yang paling tinggi tingkat keberhasilannya pada tanaman monokotil dan dikotil (i3on, &'4$). *inetin adalah salah satu jenis 5T sitokinin yang banyak digunakan untuk   perbanyakan tunas karena mempunyai kemampuan untuk merangsang terbentuknya

tunas dengan konsentrasi tinggi (lebih dari & ppm) tidak mudah rusak pada saat media disterilisasi (ierik, &'4@). emberian sitokinin (B, kinetin) untuk perbanyakan tunas telah dilakukan pada beberapa komoditas, meliputi; kerk lili dengan konsentrasi #,$ ppm (7inarsih dkk., &''4), melon dengan konsentrasi #,$ ppm (!i!i dan eanti, "##:), keladi tikus dengan konsentrasi #,$ ppm (Imelda, "##:), dan jagung dengan konsentrasi :,# ppm (<usmiatun, "##$).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. T71% 'n #4%u Pnli%in

enelitian dilaksanakan di ?aboratorium <enetika, rogram tudi emuliaan Tanaman, >urusan Budidaya ertanian, +akultas ertanian nsoed mulai bulan gustus sampai dengan esember "##/. Bahan yang digunakan

(8)

 berupa tunas aksilar panjang " cm. Cariabel yang diamati yaitu kedinian terbentuknya tunas,jumlah tunas per eksplan, dan tinggi tunas.

B. Rn8n5n P&8o9n

ercobaan disusun dalam 1ancangan cak *elompok ?engkap (1*?) dengan tiga kali ulangan. +aktor yang dicoba adalah penambahan kinetin pada media M, dengan perlakuan tujuh taraf konsentrasi kinetin ;

• M D #,## ppm • M D #,$# ppm • M D &,## ppm • M D &,$# ppm • M D ",## ppm • M D ",$# ppm • M D :,## ppm BAB I3

(9)

enggunaan bahan tanam berupa tunas aksiler dengan ukuran panjang lebih kurang " cm, diketahui mampu memberikan pertumbuhan yang memadai. enggunaan tunas aksiler sebagai eksplan yang efektif untuk tanaman jarak pagar ini sesuai dengan penelitian ucher and 6oler (&'''), yang menyebutkan baha tunas aksiler (a3illarry branch) adalah jenis eksplan yang paling tepat untuk perbanyakan in !itro tanaman jarak pagar. elain bagian tanaman, ukuran eksplan juga menentukan tingkat keberhasilan perbanyakan in !itro jarak pagar. ada pra-percobaan dari  penelitian ini, diketahui baha ukuran yang semakin besar menghasilkan  pertumbuhan tunas yang lebih optimal, akan tetapi mengakibatkan tingkat

kontaminasi yang lebih tinggi.

emberian kinetin maupun B yang mengandung sitokinin, diketahui mampu meningkatkan pertumbuhan tunas pada perbanyakan beberapa jenis tanaman secara in-!itro. ada percobaan ini, dicoba pemberian tujuh taraf konsentrasi kinetin pada media M yaitu #,## ppm, #,$# ppm, &,## ppm, &,$# ppm, ",## ppm, ",$# ppm dan :,## ppm untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif bagi pertumbuhan tunas

*eragaman respon eksplan terhadap pemberian tujuh taraf kinetin terlihat nyata  pada !ariabel kedinian pembentukan tunas dan tinggi tunas, serta sangat nyata pada

(10)

!ariabel jumlah tunas per eksplan (Tabel &). Berdasarkan penampilan beberapa !ariabel yang diamati, yaitu kedinian pembentukan tunas, jumlah tunas per eksplan, dan tinggi tunas, diketahui baha pemberian kinetin dengan kisaran konsentrasi di atas &,## ppm pada media M memberikan pengaruh yang terbaik.

engamatan terhadap kedinian pembentukan tunas yang dihitung dari hari  pertama setelah penanaman terjadi pembentukan tunas baru, menunjukkan baha  perbedaan pengaruh kinetin terhadap pembentukan tunas baru terlihat pada konsentrasi &,$# ppm (Tabel "). emberian #,$# ppm dan &,## ppm belum memperlihatkan perbedaan pengaruh dalam perangsangan tumbuhnya tunas jika dibandingkan dengan kontrol (media tanpa kinetin).

emberian konsentrasi kinetin &,$#E :,## ppm pada media, menghasilkan  pembentukan tunas lebih cepat dibandingkan dengan tumbuhnya tunas pada eksplan yang diberi taraf konsentrasi kinetin yang lebih rendah. 1ata-rata tunas tumbuh pada hari ke-&: setelah penanaman. 6al tersebut sesuai dengan pendapat ierik (&'4@) yang menyebutkan baha kinetin merupakan salah satu jenis 5T sitokinin yang  banyak digunakan untuk perbanyakan tunas karena mempunyai kemampuan untuk 

merangsang terbentuknya tunas dengan konsentrasi tinggi (lebih dari &ppm), dan tidak mudah rusak pada saat media disterilisasi. Terbentuknya tunas pada eksplan  paling dini dalam percobaan ini diperoleh pada media dengan penambahan ",## ppm

(11)

erbedaan pengaruh pemberian kinetin terhadap jumlah tunas yang tumbuh  pada eksplan terlihat pada konsentrasi &,$# ppm, dan sangat nyata pada konsentrasi ",## ppm (Tabel :). emberian kinetin kurang dari &,$# ppm maupun lebih dari ",##  ppm tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

>umlah tunas merupakan salah satu karakter yang memiliki peran penting dalam  perbanyakan tanaman secara in !itro, karena menjadi dasar bagi jumlah planlet yang

akan dihasilkan. >umlah planlet yang dihasilkan pada akhir perbanyakan ditentukan oleh jumlah tunas yang tumbuh pada eksplan. emberian kinetin dengan konsentrasi &,$# ppm dan ",## ppm pada percobaan ini memberikan pengaruh terbaik bagi  jumlah tunas yang muncul. *onsentrasi kinetin pada kedua taraf tersebut diduga sesuai dengan kebutuhan jarak pagar untuk melakukan perbanyakan diri.

(12)

*emampuan kinetin dalam merangsang pembentukan tunas juga dilaporkan oleh ujatha dan Mukta ("##$), yaitu baha penggunaan kinetin pada kisaran & hingga "  ppm mampu menginisiasi munculnya tunas.

Tunas tertinggi (sangat nyata) diperoleh pada media dengan taraf konsentrasi kinetin ",## ppm dan nyata pada konsentrasi :,## ppm. emberian kinetin kurang dari ",## ppm belum memberikan perbedaan pengaruh terhadap tinggi tunas pada eksplan yang ditanam. Meskipun belum menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata, peningkatan konsentrasi kinetin pada percobaan ini mampu memberikan  peningkatan yang relatif sebanding terhadap tinggi tunas. 6al tersebut sesuai dengan temuan ujatha and Mukta ("##$) baha tinggi tunas meningkat seiring dengan  peningkatan pemberian kinetin.

BAB 3

(13)

A. Ksi71uln

Berdasarkan penampilan eksplan pada ketiga !ariabel yang diamati, dapat disimpulkan baha ;

&. Tanaman jarak pagar (>atropha curcas ?.) dapat diperbanyak secara in !itro. ". enambahan konsentrasi kinetin dengan kisaran &,$# sampai dengan ",## ppm

 pada media M pada percobaan ini mampu menginisiasi dan menghasilkan  pertumbuhan tunas yang paling optimal. enggunaan taraf yang lebih rendah, diketahui tidak memberikan peningkatan pertumbuhan tunas yang berbeda nyata, demikian pula dengan taraf yang lebih tinggi (kecuali pada !ariabel tinggi tunas oleh pemberian :,## ppm).

(14)

rnita, 1. "##4.  Pengaruh Konsentrasi Sitokinin dan Takaran Pupuk Organik  Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pule Pandak (Rauvolfia serpentina (.!  "enth.  #$ Kur%!. kripsi. +akultas ertanian. ni!ersitas ebelas Maret.

urakarta.b

!i!i, . dan . eanti. "##:. Teknologi produksi bibit melon dengan teknik in vitro. >urnal 6ortikultura, @("); $$-/8

arjanto dan . atifah. &''#.  pengetahuan dasar biologi bunga dan teknik   penyerbukan silang buatan. .T. <ramedia, >akarta. &$/p.

i3on, 1.. &'4$. lant cell culture; a practical approach. I1? ress =ngland. p. 8-/.

Intan, 1, , . "##4. Peranan dan &ungsi fitohormon "agi Pertumbuhan Tanaman.  'akalah. +akultas ertanian. ni!ersitas ajajaran. 8: hal.

Mahadi, I. "#&&. Pematahan ormansi "i)i kenerak (*oniothalamus umbrosusu!  'enggunakan hormon +,- dan "/P Se0ara 'ikropropagasi. Sagu. Maret

"#&&. Col.&# 2o.&;"#-":.

ierik, 1.?.M. &'4@. 1n vitro 0ulture of higher plants. Martinus 2ijhoff ublishers. p. "&-"$0 &4/-&44.

rosea. &'''. 'edi0inal and Poisonous Plants 2. pp. +344+5. 1n6 .S. de Padua, 7.  "unyapraphatsara and R.H.'.8. emmens (#ds!, Plant Resour0es of South  #ast /sia 7o 2+(2!. Backhuys ublishers, ?eiden.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh investor sentiment , umur perusahaan, dan kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan yang melakukan initial

Religius melalui Pembiasaan Siswa di SMPN 2 Ngantru Tulungagung. Banyak hal yang dilakukan guru-guru di SMPN 2 Ngantru dalam menanamkan nilai religius siswa melalui

Sementara tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan proses pembelajaran membaca puisi melalui teknkik pemodelan berkelompok, (2) mendeskripsikan pengaruhnya

Masalah utama Kanesia 7 adalah mutu benih yang kurang baik, pada pertanaman yang dijumpai selama perjalanan dan komunikasi dengan petani maupun peneliti UNHAS diperoleh

Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 diaturlah suatu Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang tujuan dari SMK3 ini

Berdasarkan perhitungan t-tes dengan taraf signifikansi 5% diperoleh t hitung = 2,27, sedangkan t tabel =1,68 Karena t hitung &gt; t tabel sehingga dapat

Pada penelitian ini dilakukan implementasikan platform ManageIQ pada Openstack dan terintegrasi dengan user LDAP menggunakan FreeIPA, serta dengan menggunakan ManageIQ

Tinggi rendahnya lama penyalaan sampai menjadi abu disebabkan karena ukuran partikel dari serbuk limbah arang serbuk gergajian kayu yang lebih halus sehingga