LAPORAN
Melaksanakan survei lapangan dan pertemuan pemangku kepentingan dalam mengembangkan model Pengelolaan Hutan Desa Kepayang Berkelanjutan di Kabupaten MUBA.
Palembang, Februari 2017
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Desa di Desa Kepayang
Kecamatan Bayung Lincir MUSI BANYUASIN
Halaman Judul
Report Sub Kegiatan A.2.1.1.
Conduct field survey and stakeholder meeting in developing a model of Sustainable Management of Village Forest Kepayang in MUBA District.
PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN
DESA DI DESA KEPAYANG KECAMATAN BAYUNG
LINCIR MUSI BANYUASIN
Disusun Oleh :
Tim Penyusun Rencana Pengelolaan Hutan Desa (RPHD) Desa Kepayang Bayung Lincir
Koordinator /Konsultan Tim : BEJOE DEWANGGA
Anggota Tim SIGID WIDAGDO YUSRI ARAFAT
Laporan :
Hutan Kita Institute (HaKI)
OFFICE Jl. YUDO NO H8 RT 31 Kel Lorok Pakjo Palembang 30137 Telp : +62(711)5732460
Program : FA
Photo Cover : Copyright Hutan Kita Institute 2017 Photo oleh : Yusri Arafat dan Bejoe Dewangga
Ringkasan Eksekutif
Desa Kepayang sebelumnya merupakan dusun satu Desa Muara Merang dimana merupakan hasil pemekaran desa pada tanggal 13 November 2006, desa ini merupakan desa pantai yang berada dipingiran bantaran Sungai Lalan pada tanah dataran rendah dengan luas dengan Wilayah lebih kurang 54,210 Hektar. Desa Kepayang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan Kepayang terdiri dari 3 dusun dan 10 Rukun Tetangga (RT), dusun I dan III terdiri dari 3 RT, dan dusun II terdiri dari 4 RT. Antara dusun I dan dusun II tidak dipisahkan jarak (berdampingan) sedangkan dusun III dipisahkan sungai Lalan (berseberangan). Hutan Desa di desa kepayang merupakan salah satu Hutan Desa yang berada di Kabupaten Musi Banyuasin, keberadaan Hutan Desa tersebut sejak tahun 2013. Dalam proses penataan Hutan desa yang telah mendapat izin PAK dari kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta izin usaha Pengelolaan Hutan Desa (IUPHD) pada tahun 2015. Dalam perkembangannya Hutan Desa di desa Kepayang setelah mendapatkan izin proses penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Pengelolaan Hutan Desa. Setelah berjalan dalam kurun waktu 4 tahun pasca di keluarkan izin PAK dan Izin Pengelolaan Hutan Desa di Desa Kepayang, dalam pelaksanaan kegiatan mengalami kendala, hal ini di karena masyarakat sulit mendapatkan informasi dan tata kelola lahan Hutan Desa yang ada. Untuk memulai kegiatan dalam bisnis pengelolaan hutan desa di Desa Kepayang sesuai dengan potensi yang ada, maka perlunya data pekembangan Hutan Desa dengan menggali potensi sumberdaya hutan di desa Kepayang sebagai bahan accuan untuk penyusunan rencana bisnis melalui perencanaan pengelolaan Hutan (renstra), kesesuaian atau bisnis apa yang dapat di kembangkan dalam pengelolaan hutan di desa tersebut. Izin-izin yang telah di dapat di Hutan Desa Kepayang membutuhkan proses yang begitu panjang dengan selang waktu 2 tahun dari setiap izin dikeluarkan. Hal ini di berdasarkan Peraturan menteri yang lama. Untuk melakukan sinkronisasi Rencana Kerja Hutan Desa (RKHD) berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan nomor P. 16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 tentang
Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat(RKU-IUPHTR). Untuk memberikan pemahaman dan perkembangan pengelolaan Hutan Desa di desa Kepayang, Hutan Kita Institute memberikan dan memfasilitasi LPHD dan masyarakat yang mengelola Hutan sebagai berikut : 1) Tujuan dari kegiatan ini adalah, Melakukan pendataan perkembangan Hutan
Desa kepayang yang ada, sebagai masukan untuk revisi Rencana Kerja Hutan desa (RKHD) berdasarkan berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan nomor P. 16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 tentang Pendoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Desa (RPHD),Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (RKU-IUPHKm), dan Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat(RKU-IUPHTR). Disisi lain kegiatan ini menjadikan konsulidasi pengurus LPHD, masyarakat dan perangkat desa yang baru, hal ini sangat di perlukan untuk membangun desa melalui pengembangan Hutan Desa yang ada di Desa Kepayang kecamatan Bayung Lincir Musi banyuasin.
2) Mengurai permasalahan yang ada dalam kepengurusan Hutan Desa selama ini, yang belum terselesaikan. Disisi lain pasca pemilihan Kepala desa mengalami stagnan pada pengurus LPHD sehingga belum adanya perencanaan yang akan dilakukan oleh pengurus LPHD.
3) Peserta kegiatan ini berjumlah 20 orang dari unsur perangkat Desa yaitu Kepala Desa, Kaur desa, BPD Desa, Pengurus LPHD dan masyarakat Desa Kepayang.
4) Penggalian perkembangan Hutan Desa yang ada di desa Kepayang Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten Musi Banyuasin pasca di keluarkannya Izin dari Kementerian PAK (Penetapan Areal Kerja) thun 2013 dan izin dari gubernur Sumatera Selatan HPHD (Hak Pengelolaan Hutan Desa) tahun 2015. Penggalian ini di fasilitasi oleh Sigid Widagdo untuk update perkembangan Hutan Desa saat ini, dengan menampilkan dan menyampaikan Rencana Kerja Hutan Desa (RKHD) yang telah di susun pada tahun 2015. Update perkembangan ini di maksudkan sebagai pendoman dalam revisi RKHD untuk 10 tahun kedepan dan Rencana kerja Tahunan Hutan Desa di Desa Kepayang
5) Perubahan bentang alam yang ada di areal hutan desa pasca kebakaran hutan pada tahun 2015 di desa Kepayang, hal ini perlu dilakukan penataan ulang dalam tata kelola areal Hutan Desa berdasarkan peruntukkannya.
6) Mengurai permasalahan dan kendala selama ini dalam proses pengelolaan hutan desa yang ada di desa Kepayang. Hal ini dari beberapa kegiatan yang ada tidak berhasil seperti melakukan penanaman jenis tanaman agroforestry, melakukan rencana penanaman ubi racun, dan penanaman jenis lainnya. Kegagalan dalam proses pengelolaan selama ini dari bantuan pihak ketiga di akibatkan sebagai berikut :
1. dalam proses perencanaan kegiatan yang tidak transfaran, sehingga banyak masyarakat tidak mengetahui kegiatan tersebut
2. kegiatan tidak dilakukan perencanaan secara matang,apa yang dibutuhkan dalam pengelolaan dan penanaman serta jenis apa tanaman local yang dapat hidup di areal hutan desa di desa Kepayang
3. pasca penanaman masyarakat tidak melakukan perawatan dengan baik, sehingga di tanaman kemudian di tinggal begitu saja
7) penyusunan ulang atau revisi RKHD berdasarkan Permen P..83/MENLHK/SETJEN/KUM.0/X/2016 tentang Perhutanan Sosial dan Perdijen Nomor. P.16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 tata cara dalam penyusunan Rencana Kelola Hutan Desa (RKHD), banyaknya masukan yang di berikan oleh masyarakat seperti:
1. Tentang Tapal batas wilayah areal kerja
2. Jenis tanaman lokal yang cocok untuk areal Hutan Desa
3. Perlunya adanya peraturan desa sebagai pedoman dalam pengelolaan hutan desa
4. Perlunya pemetaan ulang untuk memastikan jumlah luas areal hutan desa yang ada
5. Melakukan pendataan masyarakat yang telah membuka areal hutan desa untuk melakukan komitmen bersama dalam pemanfaatan areal hutan desa berdasarkan RKHD dan peraturan desa tentang tata kelola lahan areal hutan desa di desa Kepayang.
Daftar Isi
Halaman
Lembaran Judul...i
Halaman Judul ...ii
Ringkasan Eksekutif... iii
Daftar Isi...vi
Daftar Tabel... viii
Daftar Gambar...ix
Daftar Grafik:... x
BAB. 1 PENDAHULUAN...10
1.1. Latar Belakang Masalah... 10
1.2. Tujuan:...11
BAB. 2 METODOLOGI...12
2.1. Waktu dan Tempat...12
2.2. Metode Kegiatan...12
2.3. Peralatan...12
2.4. Pelaksana Kegiatan...12
2.6. Jadwal Agenda Kegiatan... 13
BAB. 3 HASIL KEGIATAN...15
3.1. Proses Kegiatan...15
3.1.1. Pembukaan...15
3.1.2. Pemaparan Materi...16
3.2. Penggalian data Potensi Hutan Desa... 20
3.2.1. Gambar Umum Hutan Desa...20
3.2.1.1. Letak Lokasi Hutan Desa...20
3.2.1.2. Jenis Tanah dan Kondisi Topografi...20
3.2.1.3. Kondisi Tutupan Lahan... 23
3.2.2. Kondisi Sosial Ekonomi... 25
3.2.2.1. Sejarah Desa Kepayang... 25
3.2.2.2. Kependudukan dan Sarana Prasarana...26
3.2.2.3. Sarana Prasarana...27
3.2.2.4. Kondisi Ekonomi... 28
3.2.3. Potensi Kawasanb...30
3.2.3.2. Potensi Areal Kerja Hutan Desa... 31
3.2.4. Konservasi,Perlindungan Dan Pengamanan Hutan... 37
3.2.4.1. Konservasi... 37
3.2.5. Pemanfaatan Dan Pemungutan Hasil Hutan Kayu Dan Hasil Hutan Bukan Kayu...42
3.2.5.1 Pengembangan Usaha Hasil Hutan Kayu... 42
3.2.5.2. Pengembangan Usaha Hasil Hutan Bukan Kayu...45
3.2.7. Pengembangan Usaha Jasa Lingkungan...57
3.2.8. Pengembangan Kelembagaan...60
BAB. 4 PENUTUP... 65
4.1. Kesimpulan... 65
4.2. Kendala... 65
Daftar Tabel
Tabel 1. Agenda Kegiatan Penyusunan RPHD Desa Kepayang... 5
Tabel 2. Jenis Tanah Desa Kepayang... 12
Tabel 2. Data Topografi Hutan Desa... 13
Tabel 3. Kondisi Tutupan Lahan di Hutan Pada Hutan Desa Kepayang...14
Tabel 4. Data Penduduk Per-Dusun di Desa Kepayang...17
Tabel 5. Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kepayang...18
Tabel 6. Sarana dan Prasarana... 19
Tabel 7. Penataan Areal Zona, Blok Luas Areal dan tutupan Lahan...21
Tabel 8.Tally sheet Potensi Kayu... 21
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Invetarisasi Potensi Kayu... 22
Tabel 10. Tally Sheet Potensi Non Kayu...25
Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Invenstigasi Potensi Non Kayu... 26
Tabel 12. Jenis Tanaman Konservasi... 30
Tabel 13. Perlindungan dan Pengamanan Hutan ...32
Tabel 14. Rencana Tanam Hasil Hutan Kayu di Zona Pemanfaatan...35
Tabel 15. Rencana Tanam Hasil Hutan Bukan Kayu di Zona Pemanfaatan... 38
Tabel 16. Proses Pengelolaan hasil Hutan Bukan Kayu... 40
Tabel 17. Pemanfaatan Kawasan Hutan... 38
Tabel 18. Jenis Usaha Penyerapan dan/atau Penyimpanan Karbonenis Usaha Penyerapan dan/atau Penyimpanan Karbon... 40
Tabel 19. Jenis Usaha Eko Wisata jalur Hutan ...49
Tabel 20 Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan ... 52
Tabel 21. Rencana Study Banding LPHD... 53
Daftar Gambar
Gambar 1. Pemaparan Peta Areal Hutan Desa... 9
Gambar 2. Peta Tanah Desa Kepayang... 12
Gambar 3. Peta Topografi Hutan Desa Kepayang Kec. Bayung Lencir... 13
Daftar Grafik
Grafik 1. Komposisi Penduduk Desa Kepayang berdasarkan Dusun...18 grafik 2. Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga Desa Kepayang /Tahun... 20
BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Desa Kepayang sebelumnya merupakan dusun satu Desa Muara Merang dimana merupakan hasil pemekaran desa pada tanggal 13 November 2006, desa ini merupakan desa pantai yang berada dipingiran bantaran Sungai Lalan pada tanah dataran rendah dengan luas dengan Wilayah lebih kurang 54,210 Hektar. Desa Kepayang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan Kepayang terdiri dari 3 dusun dan 10 Rukun Tetangga (RT), dusun I dan III terdiri dari 3 RT, dan dusun II terdiri dari 4 RT. Antara dusun I dan dusun II tidak dipisahkan jarak (berdampingan) sedangkan dusun III dipisahkan sungai Lalan (berseberangan).
Hutan Desa di desa kepayang merupakan salah satu Hutan Desa yang berada di Kabupaten Musi Banyuasin, keberadaan Hutan Desa tersebut sejak tahun 2013. Dalam proses penataan Hutan desa yang telah mendapat izin PAK dari kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta izin usaha Pengelolaan Hutan Desa (IUPHD) pada tahun 2015. Dalam perkembangannya Hutan Desa di desa Kepayang setelah mendapatkan izin proses penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Pengelolaan Hutan Desa. Setelah berjalan dalam kurun waktu 4 tahun pasca di keluarkan izin PAK dan Izin Pengelolaan Hutan Desa di Desa Kepayang, dalam pelaksanaan kegiatan mengalami kendala, hal ini di karena masyarakat sulit mendapatkan informasi dan tata kelola lahan Hutan Desa yang ada.
Untuk memulai kegiatan dalam bisnis pengelolaan hutan desa di Desa Kepayang sesuai dengan potensi yang ada, maka perlunya data pekembangan Hutan Desa dengan menggali potensi sumberdaya hutan di desa Kepayang sebagai bahan accuan untuk penyusunan rencana bisnis melalui perencanaan pengelolaan Hutan (renstra), kesesuaian atau bisnis apa yang dapat di
kembangkan dalam pengelolaan hutan di desa tersebut. Untuk melakukan sinkronisasi Rencana Kerja Hutan Desa (RKHD) berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan nomor P. 16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 tentang Pendoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Desa (RPHD),Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (RKU-IUPHKm), dan Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat(RKU-IUPHTR). Untuk memberikan pemahaman dan perkembangan pengelolaan Hutan Desa di desa Kepayang, Hutan Kita Institute memberikan dan memfasilitasi LPHD dan masyarakat yang mengelola Hutan sebagai berikut :
1.2. Tujuan:
1. Melakukan Pendampingan LPHD dalam penyusunan Revisi Rencana Kelola Hutan Desa (RKHD)
2. Melakukan Konsulidasi Pengurus LPHD Hutan Desa di desa Kepayang. 1.3. Capaian:
1. Adanya masukan dan perkembangan Hutan Desa sebagai draf Dokumen Rencana Kelola Hutan Desa yang terbaru
2. Adanya Rencana tindaklanjut dalam musyawarah desa dalam penyusunan RKHD dan peraturan desa dalam tata kelola Hutan Desa Surat keputusan.
BAB. 2 METODOLOGI 2.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilakukan selama 5 (Lima) Hari terhitung sejak tanggal 11-15 Februari 2017, di Desa Kepayang Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten Musi Banyuasin.
2.2. Metode Kegiatan
Metode dalam Kegiatan ini menggunakan Participatory Rural Apraisal (PRA) untuk menggali data yang ada antara lain sebagai berikut ;
- Diskusi melalui Sharing informasi dengan LPHD atau Perangkat desa keberadaan Hutan Kita Institute dalam kegiatan di Desa Kepayang
- Penggalian data dengan mengambarkan sketsa peta areal kerja Hutan Desa dan Pemukiman yang berada di sekitar Areal tersebut
- penggalian data potensi desa dan potensi areal yang bisa di kembangkan dalam pengelolaan Hutan dengan metode Transek
- Penggalian data dengan melakukan pengambilan titik koordinat 2.3. Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain - Kamera
- GPS - Infokus
- Plano dan ATK 2.4. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan ini adalah ; - Bejoe Dewangga
- Sigit Widagdo - Yusril Arafat
2.5. Peserta
Dalam kegiatan sosialisasi dan penggalian data perkembangan Hutan Desa di desa kepayang Kecamatan Bayung Lincir Musi Banyuasin di hadiri sekuarng-kurangan 20 orang dari unsur perangkat desa (kepala desa + Kaur), tokoh masyarakat, Pengurus LPHD, dan masyarakat Desa.
2.6. Jadwal Agenda Kegiatan
WAKTU AGENDA KETERANGAN
Hari Senin (12 Februari 2017)
09.00 – 19.00 wib Berangkat dari Palembang - Kepayang Tim Hari Selasa (13 Februari 2017)
09.00 – 19.00 wib Registrasi Peserta Panitia
09.30 – 09.45 wib Pembukaan Acara Panitia
09.45 – 10.30 wib SAMBUTAN Kepala Desa Kepayang Sulmin
10.30 – 11.00 wib Coffe Break Panitia
11.00 – 12.00 wib Paparan Materi tentang Permen P. 83/kpts-II/KLHK/2016 tentang Perhutanan Sosial dan Perdirjen P. 16 tentang RPHD
Fasilitator /tim
12.00 – 13.00 wib Diskusi Fasilitator /tim
13.00 - 13.30 wib ISHOMA Panitia
13.30 – 15.00 wib Pembagian Kelompok
1. Tentang Konservasi,Perlindungan dan Pengamanan Hutan
2. Pemanfaatan dan Pemungutan hasil hutan kayu dan non kayu
3. Pemanfaatan Kawasan 4. Pemanfaatan jasa lingkungan
5. Pengembangan Kelembagaan Hutan Desa
Fasilitator dan tim
Tabel .1 Agenda Kegiatan penyusunan RPHD
15.15 – 17.00 Pleno hasil diskusi Kelompok Fasilitator dan tim
Hari Rabu ( 15 Februari 2017)
09.00 – 10.15 wib Review Kegiatan Panitia
10.15 – 10.30 wib Coffe Break Panitia
10.30 – 12.00 wib Lanjutan Pleno Fasilitator
12.00 - 12.30 wib Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Fasilitator
BAB. 3 HASIL KEGIATAN 3.1. Proses Kegiatan
3.1.1. Pembukaan
Kegiatan ini di awali dibuka oleh Kepala desa Kepayang Bpk Sulmin dengan ada beberapa point penting dalam pembukaan yaitu
1. Memohon kepada Hutan Kita Institute untuk mendamping kami dalam pengelolaan Hutan Desa yang ada di desa Kepayang ini.
2. Memohon kepada Hutan Kita Institute untuk memberikan pemahaman dan penyelesaian serta menguatkan kepengurusan Hutan Desa sehingga Hutan desa dapat di kelola dengan baik
3. Mohon di jelaskan di detail persoalan Hutan Desa Hak dan kewajiban untuk tata kelolannya.
Selanjutnya penyampaian maksud dan tujuan Hutan Kita Institute oleh tim yang di wakili oleh Bejoe Dewangga dengan memberikan gambaran umum tentang Hutan Desa dan peraturan Perhutanan Sosial serta peraturan yang mengatur penyusunan Rencana Kerja Hutan Desa, dalam penyampaian ini ada beberapa point penting yaitu :
1. memfasilitasi dalam memberikan gambaran pengelolaan Hutan Desa di desa Kepayang dan perencanaan kelola hutan desa selama dalam kurun 10 tahun dan tahunan
2. melakukan update perkembangan Hutan selama ini sebagai dasar untuk melakukan perbaikan Rencana Pengelolaan Hutan Desa (RPHD) berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan nomor P. 16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 tentang Pendoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Desa (RPHD),Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (RKU-IUPHKm), dan Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat(RKU-IUPHTR).
3. Berharap masukan dari pengurus LPHD, Perangkat Desa dan masyarakat Desa Kepayang dalam mengembangkan Hutan Desa yang ada
4. Berharap adanya perkembangan terkini yang telah di lakukan pengurus LPHD sebagai bahan untuk evaluasi hambatan dan perkembangan kegiatan LPHD desa kepayang dengan pihak ketiga.
3.1.2. Pemaparan Materi
Materi pertama di sampaikan oleh Bejoe Dewangga tentang apa itu RPHD, RKT dan Rencana Bisnis untuk Hutan Desa di desa Kepayang dalam kurun waktu 10 tahun dan tahunan, dalam penyampaiannya ada beberapa point penting yaitu :
1. RPHD berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan nomor P. 16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 tentang Pendoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Desa (RPHD),Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (RKU-IUPHKm), dan Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat(RKU-IUPHTR). Untuk menyusun rencana pengelolaan selama 1-10 tahun, sedangkan draf RKHD yang ada pada Hutan Desa Kepayang mengacu pada peraturan yang lama, sehingga lebih rumit dan susah di pahami oleh masyarakat apa yang akan di lakukan sesuai perencanaan
2. Dalam bab pembahasan RPHD tidak jauh beda dengan peraturan yang lama akan tetapi di peraturan yang baru ini lebih sederhana dan mudah di pahami oleh pengurus LPHD dan masyarakat yang mengelola di areal hutan desa
3. Penataan Hutan Desa Kepayang melalui pemetaan dapat dilakukan dengan alat drone untuk lebih detail batas wilayah, areal kebun, dan areal konservasi wilayah, hal ini update perkembangan pasca kebakaran hutan tahun 2015 banyaknya perubahan bentang alam di areal Hutan Desa Kepayang
4. Bantaran sungai yang dapat di kelola berdasarkan peraturan kisaran 50-100 meter, sehingga dibibir sungai tidak dapat kelola langsung.
5. Didalam areal Hutan Desa tidak boleh ditanami oleh tanaman sawit,pengelolaan dilakukan dengan penyusunan rencana kelola hutan desa untuk 10 tahun dan rencana kelola untuk tahunan
6. Draf RKHD yang ada disusun oleh tim sebelum izin-izin Hutan Desa keluar, sehingga perlu adanya revisi penyesuaian kondisi terkini dari draf yang ada .
7. Draf RKHD dan RKT sebagai dasar untuk melakukan bisnis kedepan Hutan Desa dari luas wilayah kelola memcapai 3.200 hektar dari luas 5000 hektar berdasrkan izin KLHK dan izin Gubernur provinsi Sumatera Selatan.
Setelah pemaparan Oleh Bejoe Dewangga, kemudian pemaparan selanjutnya oleh Sigid Widagdo tentang perkembangan Hutan Desa dan Program-program hutan desa kedepan sebagai acuan RKHD dan RKT bahan evaluasi titik lemah dari seluruh kegiatan yang ada. dari penjelasan ini ada beberapa point tentang Hutan Desa yang sangat penting yaitu :
1. Peraturan Menteri yang terbaru ini merupakan mengabungkan beberapa Pengelolaan hutan berbasis masyarakat (PHBM) salah satunya Hutan Desa
2. Di beberapa pasal menjelaskan bahwa pengajuan hutan desa tidaklah rumit serumit pada perauran terdahulu, karena di desa kepayang ini mendapat izin PAK 2 tahun dari pengajuan dan izin HPHD 2 tahun dari keluarnya izin PAK kementerian, sedangkan di peraturan yang terbaru tidak selama ini dalam permohonan pengajuan ini pengelolaan hutan dea 3. Sebenarnya di Desa Kepayang sudah jelas selesai semuanya yang ada
sekarang tata kelola lahan Hutan desa tersebut, walaupun pernah di lakukan penyusunan RKHD dan RKT di desa kepayang ini.
4. Pada pasal hak dan kewajiban pemegang HPHD,ada aturan yang harus di ikut dalam pengelolaan Hutan desa tersebut, tidak merubah fungsi hutan dan aturan dalam penanaman jenis tanamannya
5. Dalam penyusunan RKHD dan RKT berdasarkan peraturan baru lebih mudah dan tidak rumit yang lama, namun karena RKHD dan RKT Hutan desa kepayang telah disusun kemungkinan kita melakukan update ulang perkembangan yang ada di Hutan Desa Kepayang dengan melihat peta yang ada
Gambar 1. Pemaparan Peta areal Hutan Desa Kepayang
6. Mengurai permasalahan yang ada di Hutan desa yang ada seperti :
a. Kelembagaan LPHD yang bertanggung Jawab terhadap berkembangnya Hutan Desa di desa Kepayang
b. Perencanaan tata kelola Hutan Desa berdasarkan jenis tanaman lokal, sehingga dapat berkembangbiak dengan baik tanaman tersebut
c. Model pertanian terpadu antara pemanfaatan lahan areal hutan dengan dengan melakukan budidaya ternak dan budidaya ikan
d. Kendala selama ini yang di hadapi oleh LPHD desa Kepayang dalam tata kelola lahan di Hutan Desa
Diskusi setelah beberapa paparan tentang Peraturan Menteri P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016, hasil kegiatan selama 2 hari 20-21 Januari 2017 untuk Hutan Desa di desa Kepayang Rencana Tindak Lanjut yaitu : 1. Musyarawah desa yang akan di hadir seluruh perangkat desa dan LPHD Kepayang untuk rekonsulidasi kepengurusan LPHD yang akan di laksanakan pada akhir januari kisaran tanggal 23-30 Januari 2017
2. Rencana penyusunan Rencana Kelola Hutan Desa (RKHD), Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Penyusunan Bisnis di Hutan Desa akan di lakukan pada bulan Februari 2017 bekisaran tanggal 1-7 Februari 2017 pasca dilantiknya perangkat Desa Kepayang yang baru.
3. LPHD dan perangkat dessa akan melakukan sosialisasi P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 kepada seluruh anggota LPHD dan masyarakat yang telah mengelola lahan di areal PAK Hutan dessa Kepayang.
3.2. Penggalian data Potensi Hutan Desa 3.2.1. Gambar Umum Hutan Desa
3.2.1.1. Letak Lokasi Hutan Desa
Areal kerja Hutan Desa Kepayang sesuai dengan SK Nomor: SK.54/Menhut-II/2013 tanggal 23 Agustus 2013 memiliki luas luas 5.170 hektar. Secara administratif Hutan Desa Kepayang berada di Desa Kepayang, Kecamatan Bayung Lincir, Kabupaten Musi Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Dengan batas-batasnya:
- Sebelah Utara : berbatasan dengan Hutan Tanaman Industri PT. Rimba Hutani Mas
- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Hutan Produksi Lalan dan PT. Wahana Lestari Makmur Sukses
- Sebelah Barat : berbatasan dengan PT. Wahana Lestari Makmur Sukses dan PT. Global Alam Lestari
- Sebelah Timur : berbatasan dengan PT. Tripupa Jaya
Jarak Desa Kepayang ke Ibukota Kecamatan Bayung Lencir ± 98 km, jarak ke Ibukota Kabupaten (Sekayu) adalah ± 205 km dan jarak ke ibukota Provinsi (Palembang) adalah ± 230 km. Sedangkan untuk mencapai Areal Kerja Hutan Desa Kepayang hanya melalui jalur Sungai Lalan, Sungai Kepayang, dan Sungai Nuaran yang membutuhkan waktu ± 2 jam perjalanan dengan menggunakan perahu ketek dari pusat Desa Kepayang.
3.2.1.2. Jenis Tanah dan Kondisi Topografi
peta dan data jenis tanah Hutan Desa Kepayang, analisa dan survay jenis tanah tahun 2010 bahwa di areal Hutan Desa Kepayang secara umum terdapat tiga jenis tanah.
Tabel 2. Jenis Tanah Hutan Desa Kepayang
No Jenis Tanah Luas (Ha)
1 Histosols 3.833,93
2 Inceptisols 1.182,56
3 Ultisols 153,51
Total 5.170,00
Sumber : Analisa data Jenis Tanah (WBH, 2010)
Gambar 2. Peta Tanah Desa Kepayang Kec. Bayung Lencir
Topografi Hutan Desa Kepayang secara umum relative datar dan memiliki ketinggian sekitar 0 - 40,5 meter dari permukaan laut (dpl). Pembagian kategori topografi dibagi menjadi empat kategori dengan ketinggian 1,5 Mdpl sampai dengan 40,5 Mdpl. Dengan pembagian tersebut dapat di lihat pada tabel dan peta di bawah ini.
Tabel 3. Data Topografi Hutan Desa No Ketinggian Tempat (Mdpl) Luas (Ha) 1 1,5 - 10,5 2.045,74 2 10,5 - 20,5 2.741,03 3 20,5 - 30,5 358,46 4 30,5 - 40,5 24,77 Total 5.170,00
Sumber : Analisa data SRTM 90M Lembar 58/13 (WBH, 2014)
3.2.1.3. Kondisi Tutupan Lahan
Berdasarkan hasil Interpretasi Citra Satelit Landsat 8 Path/Row 124/61 Tanggal 17 Januari 2015 (WBH, Maret 2015) dan Studi Karbon Hutan Desa Kepayang (LPHD Kepayang & WBH, April 2012), maka areal kerja Hutan Desa Kepayang seluas 5.170 hektar dapat dibagi menjadi 7 kategori tutupan lahan, yaitu ;
1. Belukar
2. Hutan Bekas Tebangan 3. Hutan Kerapatan Rendah 4. Karet Campuran
5. Padang Pakis 6. Semak 7. Kanal
Tabel 4. Kondisi Tutupan Lahan di Hutan pada Hutan Desa Kepayang
NO TUTUPAN HUTAN LUAS (Hektar) PERSENTA SE (%) 1 Belukar 1.140,00 22,05
2 Hutan Bekas Tebangan 530,00 10,25
3 Hutan Kerapatan Rendah 2.005,00 38,78
4 Kanal Besar 4,00 0,08
5 Karet Campuran 670,00 12,96
6 Padang Pakis 136,00 2,63
7 Semak 685,00 13,25
5.170,00 100,00
Sumber : Interpretasi Citra Satelit Landsat 8 Path/Row 124/61 Tanggal 17 Januari 2015 (WBH, Maret 2015).
3.2.2. Kondisi Sosial Ekonomi
3.2.2.1. Sejarah Desa Kepayang
Desa kepayang, sebelum masuknya izin Hak Pengusaha Hutan (HPH) pada tahun 1979, merupakan kawasan hutan yang masih perawan dengan ketinggian pohon sampai dengan 50 meter dan diameter mencapai 40-an centimeter, terutama untuk jensi pohon Meranti, Ramin, Merawan, Jelutung dan Tenam, dengan kerapatan mencapai seribuan batang per kilometer persegi.
Maraknya masyarakat yang berdatangan ke daerah tersebut semenjak dimulainnya aktifitas pengambilan kayu pada masa HPH tahun 1979-an. Desa Kepayang menjadi tempat persinggahan bagi pengelolah HPH yang berakses di sungai Kepayang.
Pemukiman di Kepayang ini terus berkembang dengan banyaknya mantan pegawai HPH yang menetap dan para pendatang baru yang sengaja untuk mencari penghidupan dari kayu pada kawasan HP di sekitar desa. Setelah masa HPH habis pada tahun 1999, para pendatang baru itu menetap di Kepayang. Pendatang tersebut berasal dari beberapa daerah di Sumatera Selatan, seperti dari kabupaten Ogan Komering Ilir, Palembang, Sekayu, Banyuasin, dan Muara Enim, serta sebagian kecil dari daerah lain seperti Jambi, Medan, dan Bugis.
Setalah HPH berakhir sampai dengan tahun 1999, perkembangan Desa Kepayang telah mulai diramaikan dengan pemukiman. Masyarakat pun telah terbiasa mendapat penghasilan dari kayu, dan tumbuhnya pabrik pengelolaan kayu di sekitar, maka penebangan liarpun terjadi di kawasan eks HPH tersebut. Sejarah Desa Kepayang tidak dapat lepas dari sejarah Desa Muara Merang. Karena Desa Kepayang pada awalnya merupakan dusun II desa Muara Merang yang menjadi desa pada bulan November 2006. Seperti Desa Muara Merang, sejarah
berada dipingiran bantaran Sungai Lalan memiliki luas wilayah 54,210 hektar dengan batas wilayah sebelah utara dengan Kabupaten Banyuasin, sebelah batar dan selatan dengan Desa Muara Merang, dan sebelah Timur dengan Desa Karang Agung.
Jarak desa Kepayang ke Ibukota Kecamatan Bayung Lencir ± 98 km, jarak ke Ibukota Kabupaten (Sekayu) adalah ± 205 km dan jarak ke ibukota Provinsi (Palembang) adalah ± 230 km.
3.2.2.2. Kependudukan dan Sarana Prasarana
Desa Kepayang merupakan desa yang memiliki pertumbuhan penduduk terbilang pesat. Dari saat pemekaran pada Tahun 2006 sampai dengan tahun 2013 pendataan ini dilakukan telah berpenduduk 2957 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 1457 Jiwa dan penduduk perempuan 1500 Jiwa, dengan jumlah kepala keluarga kurang lebih 796 KK.
Desa Kepayang ketika dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Musi Banyuasin memiliki jumlah mata pilih tetap sebanyak 1.544 orang, dengan rincian 789 merupakan mata pilih laki-laki dan sebanyak 755 mata pilih perempuan. Penduduk desa Kepayang bermukim di tiga pemukiman dusun, yang ketiganya terpusat di bantaran sungai Lalan. Namun ada beberapa pemukiman penduduk yang tersebar di hulu sungai Kepayang dan lokasi-lokasi perkebunan pada bantaran Sungai Lalan yang cukup jauh jaraknya dengan pusat pemukiman dusun I, II, dan III.
Table 5. Data Penduduk Per-Dusun Desa Kepayang
NO NAMA DUSUN JUMLAH
KK JUMLAH JIWA 1 DUSUN I 311 1246 2 DUSUN II 283 1028 3 DUSUN III 202 693 TOTAL 796 2.957
Grafik 1. Komposisi Penduduk Desa Kepayang berdasarkan Dusun
Tabel 6. Data Kependudukan Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kepayang
NO JENIS KELAMIN JIWA PERSEN
(%)
1 LAKI-LAKI 1.350 47,4
2 PEREMPUAN 1.500 55,6
TOTAL 2.850 100
Sumber : Dokumen Arsip Desa Kepayang, 11 Maret 2017
3.2.2.3. Sarana Prasarana
Desa Kepayang memiliki sarana prasarana umum seperti ; pasar, sarana pendidikan, kesehatan, peribadahan, dan sarana prasarana umum lainnya. Sarana pendidikan yang ada di Desa Kepayang meliputi: 1 unit bangunan Sekolah Dasar (SD) dan Taman Pendidikan Alqur’an (TPA). Sedangkan sarana prasarana kesehatan hanya ada satu Poliklinik Desa di dusun II, dua praktek Bidan Desa dan satu praktek Mantri.
Pusat kegiatan ekonomi desa Kepayang seperti industri rumah tangga, pertukangan, pedagang bahan pokok, dan pasar kalangan berada dan terfokus di daerah permukiman dusun I dan II. Sarana prasarana ekonomi lainnya
Tabel 7. Sarana Prasarana di Desa Kepayang NO Sarana Jumlah (unit) 1 Masjid / Musholah 6 2 SD / Sederajat 1 3 TPA 1 4 Poliklinik Desa 1
5 Praktek Bidan Desa 1
6 Posyandu 1
7 Pasar / Kalangan 1
8 Pelabuhan Desa 3
9 Industri Rumah Tangga
-10 MCK Umum 1
11 Toko Bahan Pokok 49
12 Pertukangan (lemari/ketek) 3
13 Bengkel 1
14 Koperasi 2
15 Peternakan
-16 Paud (Pendidikan Anak Usia Dini) 1
Sumber data : Bayung Lencir Dalam Angka 2009/2010 dan Hasil Wawancara
3.2.2.4. Kondisi Ekonomi
Masyarakat Desa Kepayang pada umunya memiliki mata sebagai buruh harian perkebunan sawit yang berada di sekitar desa dan di bidang pertanian (karet, sawit, jeruk, palawija). Mata pencarian lainnya masyarakat desa Kepayang di sektor perikanan sebagai nelayan tradisional, serta ada juga yang menggantungkan hidup dari hutan sebagai penebang kayu, buruh sawmill, membuat arang dan kerajinan kayu. Serta mata pencarian lainnya seperti pedagang, peternak, pegawai dan sebagainya.
Komposisi terbesar jenis pekerjaan masyarakat desa Kepayang adalah Buruh Perkebunan yang mencapai kisaran 50,3 persen. Penebang kayu dan pekerja sawmill yang mencapai 25,7 persen, dan pedagang, petani kebun serta membuat arang.
Dengan tingkat pendidikan yang rendah, masyarakat sebagai buruh perkebunan tentu menempati posisi rendah. Mereka kebanyakan bekerja sebagai buruh harian. Hal tersebut menggambarkan pendapatan masyarakat desa yang minim. Untuk menutupi kebutuhan ekonomi, masyarakat desa Kepayang pada umumnya memiliki pekerjaan lebih dari satu bidang, baik yang dilakukan oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Secara umum tingkat pendapatan masyarakat desa Kepayang diperkirakan berpenghasilan di bawah 6 juta/tahun sebesar 16 persen, berpenghasilan antara 6 - 12 juta/tahun sekitar 46 persen dan 38 persen berpenghasilan lebih dari 12 juta/tahun.
3.2.3. Potensi Kawasanb
3.2.3.1. Penataan Areal Kerja Hutan Desa
Berdasarkan kondisi biofisik Areal Kerja Hutan Desa di atas, bahwa secara umum luas Hutan Desa Kepayang 4.930 ha, dimana areal ini dibagi menjadi dua zona yaitu; zona Budidaya seluas ± 3.400 hektar dan zona Perlindungan seluas ± 1.700 hektar. Lembaga pengelolaan Hutan Desa telah menata Areal Kerja Hutan Desa ini, dimana zona budidaya seluas 3.400 Ha. Adapun pembagian zonasi ini mengacu pada peraturan terkait, seperti Peraturan Pemerintah (PP) No.71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.
Tabel 8. Penataan areal zona, blok luas areal dan tutupan lahan Nama Zona Luas Blok
(Ha) Luas Areal (Ha) Tutupan Lahan Zona Pemanfaatan
3.399,60 957,29 Hutan Kerapatan Rendah 302,80 Hutan Bekas Tebangan
919,35 Belukar
87,34 Padang Pakis
504,61 Semak
628,19 Karet Campuran
Zona Lindung 1.700,40 1.060 Hutan Kerapatan Rendah
230 Hutan Bekas Tebangan
220 Belukar
40 Padang Pakis
175 Semak
42 Karet Campuran
3.2.3.2. Potensi Areal Kerja Hutan Desa
Berdasarkan hasil survei potensi kayu dan non-kayu yang telah dilakukan oleh Lembaga pengelola Hutan Desa yang didampingi oleh Hutan Kita Institute (HaKI) dengan mengambil sampel plot pada masing-masing petak dari satu blok (blok yang disampel dianggap mewakili blok yang lain), pada tabel berikut ini akan dijelaskan secara umum hasil inventarisasi tersebut.
Tabel 9.Tally sheet Potensi Kayu
Zona Blok Petak Jenis Vegetasi (dominan)
Volume/ha Keterangan Pemanfaatan
( 3.400 ha)
Karet Campuran - Petak tanaman karet milik penduduk lokal dan penduduk di luar Desa Kapeyang. Umur tanaman karet saat ini rata-rata 6-8 tahun
Semak dan potensi kayu tegakan sudah sangat jarang seperti: medang dan mahang, jenis-jenis seperti meranti sudah jarang ditemukan Potensi kayu tegakan 20-30 dengan volume 26 m3/ha Petak semak disebabkan oleh penebangan liar dan bekas kebakaran hutan Belukar dan potensi keragaman kayu tegakan sangat jarang Potensi tegakan > 30, ± 5m3/ha Belukar disebabkan oleh penebangan, pembukaan lahan dan kebakaran hutan. Hal
Zona Blok Petak Jenis Vegetasi (dominan) Volume/ha Keterangan Mahang dan sebagian yang ditemukan seperti Petaling, Medang perkebunan karet yang ditinggal oleh pemiliknya sehingga membentuk belukar Hutan Kerapatan Rendah (Medang, Punak, Rengas, Meranti, petaling, pisang-pisang) Potensi kayu tegakan > 30 up, ± 30 m3/ha Perwujudan Hutan kerapatan rendah ini diakibatkan oleh penebangan liar dan bekas terbakar Hutan Bekas Tebangan, keragaman kayu masih terlihat dengan jenis Medang, Gerunggang, arang-arang, pisang-pisang dan Meranti Potensi tegakan kayu > 30 up, ± 20 m3/ha
Tutupan ini terjadi karena adanya
penebangan liar yang tinggi sehingga terjadi penurunan kualitas.
Padang Pakis - Padang pakis
merupakan areal bekas terbakar yang intensitas kebakaranya cukup tinggi Perlindungan ( 1.700 Ha) Hutan Kerapatan Rendah (Medang, Jelutung, Perepat, Gerunggang, Meranti, Mahang) Potensi kayu tegakan > 30 up, ± 30 m3/ha
Zona Blok Petak Jenis Vegetasi (dominan) Volume/ha Keterangan Hutan Bekas Tebangan (Rengas, Arang-arang, Petaling, Mahang) Potensi kayu . 30 up, ± 20 m3/ha
Semak Potensi kayu
tegakan 20-30 dengan volume ±20 m3/ha Semak diakibatkan karena ada
penebangan liar dan intensitas kebakaran yang cukup tinggi Belukar (mahang) Potensi kayu
tegakan >30 Up dengan volume ±10 m3/ha Belukar disebabkan adanya penebangan dan pembukaan lahan yang cukup tinggi dan lahan
ditinggalkan
Padang Pakis - Terbentuknya padang
pakis karena eks lahan HPH dan menyebakan terjadi kebakaran yang menahun
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Invetarisasi Potensi Kayu
Zona Blok Kategori
Petak
Total Luas Volume (Ha) 30-up
Total Volume (m3)
Pemanfaatan Belukar 915 Potensi kayu
tegakan > 30 up 5 m3/ha 4.575 m3 Hutan Bekas Tebangan 305 Potensi kayu tegakan > 30 up 20 m3/ha 6.100 Hutan Kerapatan Rendah 950 Potensi kayu tegakan > 30 30 m3/ha 28.500 Semak - - -Padang Pakis - -
-Perlindungan Lindung Hutan Bekas
Tebangan 230 Ha 20 4.600 Hutan Kerapatan Rendah 1.060 Ha 30 31.800 Semak 175 Ha -Belukar 220 Ha 10 2.200 Kanal Besar 3 ha -Padang Pakis 40 ha
-Tabel 11. Tally Sheet Potensi Non Kayu
Zona Blok Kategori
Petak Jenis tutupan Volume Keterangan Pemanfaatan Karet Campuran Getah karet ± 500 kg/ha/bulan Jumlah lahan yang sudah siap panen ± 15% lahan Kebun karet dalam hutan desa Semak - -Belukar - -Hutan Bekas Tebangan - -Hutan Kerapatan Rendah - -Padang Pakis - -Perlindungan Hutan Kerapatan Rendah Rotan 10 batang Ha Hutan bekas tebangan -Semak -Belukar -Padang Pakis
-Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Potensi Non – Kayu
Zona Blok Kategori
Petak Total Luas (ha) Volume/Ha Total Volume (m3) Pemanfaatan A, B, C Karet Campuran 1.530 ha Getah Karet ± 500 kg/ha/bulan 15 % dari luas total rencana lahan karet 234 ha saat ini menghasilkan 117 ton Perlindungan Lindung Hutan
Kerapatan Rendah 1.290 ha Rotan 10 batang/ha 12.900 batang Hutan bekas tebangan - -
-3.2.4. Konservasi,Perlindungan Dan Pengamanan Hutan
3.2.4.1. Konservasi
Pengembangan usaha hasil hutan kayu akan direncanakan oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa adalah khusus pada zona konservasi dengan pemanfaatan luasnya ± 1.700 hektar. Dengan jenis tutupan hutan kerapatan rendah, belukar, hutan bekas terbakar, padang pakir dan semak. Sebelum terjadi kebakaran hutan pada tahun 2015 vegetasi yang dominan di areal konvervasi gambut dalam antara 3-6 meter adalah Medang, Jeutung, prepat, gerunggang, meranti dan mahang. Untuk mengembalikan kondisi konservasi di areal gambut dalam wilayah hutan desa kepayang Kecamatan Bayung Lincir Musi Banyuasin, maka perencanaan penanaman tanaman pokok yang akan dikembangkan di areal konservasi di areal hutan desa jenis tanaman adalah tanaman Kayu Jabon dan Jelutung. Tanaman pokok kayu Jabon yang ditanam dengan ukuran 4 x 3 meter akan memiliki jumlah ± 800 batang dengan luasan 1.450 hektar akan membutuhkan ± 1.160.000 batang.
Pada tahap awal 5 (lima) tahun pertama direncanakan untuk penanaman 250.000 batang jabon, Jelutung 250.000 batang sehingga tahap pertama untuk tanaman unggulan 500.000 batang. Dan selanjutnya pada tahap kedua tahun Ke 5-10 bibit jabon dan jelutung masing masing 650.000 batang.
Selain rencana penanaman tanaman unggulan daerah juga akan diprioritaskan tanaman khas kayu kehutanan seperti : Kayu Pulai, Meranti, Petaling. Untuk areal yang terdapat tanaman sawit secara perlahan akan ditanam tanamanan kayu dipinggiran lahan setelah daur tanaman sawit selesai lokasi lahan tersebut akan kembali fungsi hutan untuk 250 hektar.
Rencana pemanenan hasil hutan kayu pada tanaman pokok untuk Jabon diperkirakan dilakukan umur 5-6 (lima sampai enam) tahun. Sedangkan untuk tanaman khas hutan ( Pulai, Gerunggang dan punak serta meranti) dilakukan pemanenan disaat umur pohon 6-10 tahun.
Tabel 13. Jenis Tanaman untuk Konservasi
Luas Areal zona Konservasi : 1.700 Ha Tanaman unggulan Jabon dan Jelutung : 1.450 Ha
Tanaman Kayu Khas Hutan : 250 Ha
Tanaman Obat-obatan : 10 Ha
Areal NO Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan
1 Jenis Tanaman Kayu
A. Tanaman Jelutung ± 5000 Batang Pohon
Jelutung di tanam ±Pohon200.000JelutungBatangdi tanam
± 325.000 batang pohon Jelutung di tanam
530.000 batang Luas areal yang di tanam 1.450 hektar
B. Jabon ± 5000 Batang Pohon
Jabon di tanam ±Pohon Jabon di tanam200.000 Batang ± 325.000 batangpohon Jabon di tanam 530.000 batang Luas arealyang di tanam 1.450 hektar
C. Pulai ± 5000 Batang Pohon
Pulai di tanam ± 50.000 Batang PohonPulai di tanam ±pohon Pulai di tanam50.000 batang 150.000 batang Luas arealyang di tanam 250 hektar
D. Gerunggung ± 5000 Batang Pohon
Gerunngung di tanam ± 50.000 Batang PohonGerunggung di tanam ±pohon Gerunggung di50.000 batang tanam
150.000 batang Luas areal yang di tanam 250 hektar
E. Punai ± 5000 Batang Pohon
Punai di tanam ± 50.000 Batang PohonPunai di tanam ±pohon50.000Punaiubatangdi tanam
150.000 batang Luas areal yang di tanam 250 hektar
F. Meranti ± 5000 Batang Pohon
Meranti di tanam ± 50.000 Batang Pohonmeranti di tanam ±pohon50.000Meranti dibatang tanam
`150.000 batang Luas areal yang di tanam 250 hektar
2 Tanaman Obat-obatan atau
apotik hidup
A. Jahe 500 batang di tanam 1000 Batang di Tanam 1500 Batang di Tanam Luas areal yang akan di
Zo na K on se rv as i
tanam 10 hektar
C. Lengkuas 500 batang di tanam 1000 Batang di Tanam 1500 Batang di Tanam Luas areal yang akan di tanam 10 hektar
D. Kencur 500 batang di tanam 1000 Batang di Tanam 1500 Batang di Tanam Luas areal yang akan di tanam 10 hektar
3.2.4.2. Perlindungan Dan Pegamanan Hutan
Rencana perlindungan dan pengamanan hutan dari bahaya kebakaran hutan akan tetap mengacu pada SK Menhut No. 523/Kpts-II/1993 tentang pedoman perlindungan hutan di areal pengusahaan hutan. Beberapa kegiatan perlindungan hutan dari bahaya kebakaran dan berbagai gangguan terhadap hutan, akan dilakukan sebagai berikut:
Pembentukan regu pengamanan hutan Peningkatan sumber daya manusia Melakukan patroli dan penjagaan
Pembangunan menara pengawasan kebakaran
Pembuatan dan pemasangan rambu-rambu pencegahan kebakaran Pendekatan sosial dan meningkatkan kesadaran konservasi
Disamping rencana persiapan personil dan organisasinya juga perlengkapan sarana dan prasarana pendukung akan menjadi perhatian penting didalam menjalankan pendekatan-pemdekatan diatas. Sehingga berbagai potensi gangguan terhadap areal Hutan Desa (kebakaran hutan, perburuan satwa liar, penebangan liar, dan konversi lahan) akan dapat ditanggulangi secara maksimal.
Tabel 14. Perlindungan dan Pengamanan Hutan
NO Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan 1. Patroli Kebakaran Hutan Patroli kebakaran hutan di lakukan 12 kali dalam satu tahun Patroli kebakaran hutan di lakukan 60 kali dalam satu tahun Patroli kebakaran hutan di lakukan 60 kali dalam satu tahun Patroli kebakaran hutan di lakukan di areal Hutan Desa
2. Patroli illegal logging Patroli kebakaran hutan di lakukan 12 kali dalam satu Patroli kebakaran hutan di lakukan 60 kali dalam satu
Patroli kebakaran hutan di lakukan 60 kali dalam satu Patroli kebakaran hutan di lakukan di areal Hutan Desa oleh satgas kebakaran
3.2.5. Pemanfaatan Dan Pemungutan Hasil Hutan Kayu Dan Hasil Hutan Bukan Kayu
3.2.5.1 Pengembangan Usaha Hasil Hutan Kayu
Pengembangan usaha hasil hutan kayu dan akan direncanakan oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa adalah khusus pada zona pemanfaatan yang luasnya ± 3.400 hektar. Bentuk pengembangan usaha hasil hutan kayu yang direncanakan ini adalah sesuai dengan pengaturan ruangnya dibagi menjadi:
- Areal untuk tanaman pokok seluas 3.200 hektar - Areal tanaman unggulan dareah seluas 150 hektar - Areal untuk sarana dan prasarana seluas 150 hektar
Rencana penanaman tanaman pokok yang akan dikembangkan maupun yang sudah ada adalah jenis tanaman Karet dan Tanaman Kayu Jabon dan Jelutung, yang masing-masing luasannya adalah 1.530 hektar dan 1.450 hektar dan Jelutung 95 hektar.
Tanaman pokok kayu Jabon dan jeelutung yang ditanam dengan ukuran 4 x 3 meter akan memiliki jumlah ± 800 batang perhektar dengan luasan 150 hektar akan membutuhkan ± 120.000 batang. Pada tahap awal 5 (lima) tahun pertama direncanakan untuk penanaman 600.000 batang jabon dan jelutung. Dan selanjutnya pada tahun kedua 5 (lima) tahun berikutnya akan ditanam 600.000 batang Jabon dan jelutung pada areal zona Pemanfaatan.
Dari luas 3.400 hektar areal zona pemanfaatan yang di rencana tanaman unggulan kayu dan tanaman karet mencapai 1.200 hektar, tersisa 1.200 hektar yang akan rencanakan penanaman jenis kayu khas kehutanan seperti : Kayu Pulai, Meranti, Petaling dan tanaman kayu yang menghasilkan sepertidurian, cempedak, manggis, rambutan, mangga, nangka, jengkol, petai, jelutung, jabon, pinang dan kueni. Untuk areal yang terdapat tanaman sawit secara perlahan akan ditanam tanamanan kayu dipinggiran lahan setelah daur tanaman sawit selesai lokasi lahan tersebut akan kembali fungsi hutan.
Rencana pemanenan hasil hutan kayu pada tanaman pokok untuk Jabon diperkirakan dilakukan umur 5-6 (lima sampai enam) tahun. Sedangkan untuk tanaman khas hutan ( Pulai, Gerunggang dan punak serta meranti) dilakukan
pemanenan disaat umur pohon 6-10 tahun. Sedangkan tanaman pokok karet direncanakan akan memperpanjang masa daur panennya menjadi 20 tahun.
Tabel kelompok 15. Rencana Tanam Hasil Hutan Kayu di Zona Pemanfaatan Luas Areal zona Pemanfaatan : 3.400 Ha
Tanaman unggulan Jabon dan Jelutung : 300 Ha Tanaman Kayu Khas Hutan : 1.200 Ha
Areal NO Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan
1 Jenis Tanaman Kayu
A. Tanaman Jelutung ± 5000 Batang Pohon
Jelutung di tanam ± 15.000 Batang PohonJelutung di tanam ± 100.000 batangpohon Jelutung di tanam
120.000 batang Luas areal yang di tanam 300 hektar zona pemanfaatan
B. Jabon ± 5000 Batang Pohon
Jabon di tanam ± 15.000 Batang PohonJabon di tanam ± 100.000 batangpohon Jabon di tanam 120.000 batang Luas arealyang di tanam 300 hektar zona pemanfaatan
C. Pulai ± 40.000 Batang Pohon
Pulai di tanam ±Pohon Pulai di tanam100.000 Batang ± 150.000 batangpohon Pulai di tanam 240.000 batang Luas arealyang di tanam 1.200 hektar zona pemanfaatan
D. Gerunggung ± 40.000 Batang Pohon
Pulai di tanam ±Pohon Pulai di tanam100.000 Batang ± 150.000 batangpohon Pulai di tanam 240.000 batang Luas arealyang di tanam 1.200 hektar zona pemanfaatan
E. Punai ± 40.000 Batang Pohon
Punai di tanam ±Pohon Punai di tanam100.000 Batang ± 150.000 batangpohon Punai di tanam 240.000 batang Luas arealyang di tanam 1.200 hektar zona pemanfaatan
F. Meranti ± 40.000 Batang Pohon
meranti di tanam ±Pohon meranti di tanam100.000 Batang ± 150.000 batangpohon meranti di tanam
240.000 batang Luas areal yang di tanam 1.200 hektar zona pemanfaatan
3.2.5.2. Pengembangan Usaha Hasil Hutan Bukan Kayu
Pengembangan usaha hasil hutan bukan kayu yang akan dikembangkan oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Kepayang adalah jenis Rotan, dan Getah Karet serta tanaman buah-buahan di areal zona pemanfaatan.
Potensi rotan yang sudah ada dan tersebar di baik zona perlindungan maupun di zona budidaya yang rata – rata per hektarnya 6-8 batang, pada lima tahun pertama akan tetap dipelihara terutama yang berada di zona Budidaya dan ditambah dengan tanaman yang baru yang rata-ratanya ± 1.500 batang pada setiap tahun. Pola penanamannya yang dilakukan dengan anakan alam yang lokasinya di zona lindung yang dilokasi yang sesuai rotan bisa tumbuh dengan subur. Pemanenan akan dimulai pada usia rotan 5 tahun dengan jumlah sesuai dengan tingkat kematangan dari rotan tersebut.
Pada kawasan di zona pemanfaatan salah satu Hasil usaha bukan Kayu bagi Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) yang potensial adalah getah karet. Khusus tanaman pokok karet akan melakukan pemeliharaan tanaman karet yang sudah ada dengan luasan 630 hektar dan menambah luasan ± 900 hektar dengan jarak tanam 4 x 3 meter, sehingga tanaman dalam satu hektar bisa tertanam ± 500 batang karet. Pada periode lima tahun pertama, disamping memilihara tanaman yang telah ada juga akan merencanakan tanaman karet 200.000 batang untuk tanaman baru dan pada 5 tahun berikutnya akan ditanam 250.000 batang.
Selain tanaman karet dan rotan pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu pun direncanakan penanaman jenis tanaman buah dan obat -obatan di areal zona pemanfaatan dengan luas areal mencapai 1.200 hektar. Hasil Pemantauan dilapangan pada tahun 2015 sedikitnya 234 Ha kebun karet. Setidak pada tahun ini ada ± 94.000 batang karet yang telah menghasilkan karena pada saat ini umur karet > 6 Tahun.
dalam periode 5(lima) tahun pertama sekitar 1.000 ton, sedangkan periode lima tahun selanjutnya akan terus meningkat sampai daur pertama (± 20 tahun) tanaman kayu karet dilakukan penebangan.
Tabel 16. Rencana Tanam Hasil Hutan bukan kayu di Zona Pemanfaatan Luas Areal zona Pemanfaatan : 3.400 Ha
Tanaman unggulan : 900 Ha Tanaman unggulan buah : 1.200 Ha
NO Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan
1 Tanaman Perkebunan
A. Karet ± 500 Batang Pohon karet
di tanam ± 150.000 Batang Pohonkareat di tanam ± 250.000 batang pohonKaret di tanam Luas areal yang di tanam 900hektar
B. Mangga 1000 batang pohon
Mangga di tanam 2500 batang pohon Mangga ditanam 3000Mangga di tanambatang pohon Luas areal yang di tanam 1.200hektar C. Durian 1000 batang pohon Durian
di tanam 2500 batang pohon Durian ditanam 3000 batang pohon Duriandi tanam Luas areal yang di tanam 1.200hektar
D. Rambutan 1000 batang pohon
Rambutan di tanam 2500 batang pohon Rambutandi tanam 3000Rambutan di tanambatang pohon Luas areal yang di tanam 1.200hektar
E. Cempedak 1000 batang pohon
Cempedak di tanam 2500 batang pohon Cempedakdi tanam 3000Cempedak di tanambatang pohon Luas areal yang di tanam 1.200hektar
F. Nangka 1000 batang pohon
Nangka di tanam 2500 batang pohon Nangka ditanam 3000 batang pohon Nangkadi tanam Luas areal yang di tanam 1.200hektar
G. Kecapi 1000 batang pohon
Kecapi di tanam 2500 batang pohon Kecapi ditanam 3000 batang pohon Kecapidi tanam Luas areal yang di tanam 1.200hektar
H. Manggis 1000 batang pohon
Manggis di tanam 2500 batang pohon Manggis ditanam 3000Manggis di tanambatang pohon Luas areal yang di tanam 1.200hektar
I. Jengkol 1000 batang pohon
Jengkol di tanam 2500 batang pohon Jengkol ditanam 3000 batang pohon Jengkoldi tanam Luas areal yang di tanam 1.200hektar J. Petai 1000 batang pohon Petai
di tanam 2500 batang pohon Petai ditanam 3000 batang pohon Petai ditanam Luas areal yang di tanam 1.200hektar K. Jambu Biji 1000 batang pohon Jambu 2500 batang pohon Jambu Biji 3000 batang pohon Jambu Luas areal yang di tanam 1.200
2 Tanaman Obat-obatan atau apotik hidup
B. Jahe 500 batang di tanam 1000 Batang di Tanam 1500 Batang di Tanam Luas areal yang akan di tanam 10 hektar
B. Kunyit 500 batang di tanam 1000 Batang di Tanam 1500 Batang di Tanam Luas areal yang akan di tanam 10 hektar
C. Lengkuas 500 batang di tanam 1000 Batang di Tanam 1500 Batang di Tanam Luas areal yang akan di tanam 10 hektar
D. Kencur 500 batang di tanam 1000 Batang di Tanam 1500 Batang di Tanam Luas areal yang akan di tanam 10 hektar
Tabel 17. Proses Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu ( HHBK) Luas Areal zona Pemanfaatan : 3.400 Ha
Tanaman unggulan : 900 Ha
Tanaman unggulan buah : 1.200 Ha N
O Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan
1 Pembibitan Persiapan Kebutuhan
pembibitan 1. Lokasi pembibitan 0,5 hektar 2. Peralatan pembibitan (Mesin pompa air, terpal plastik, polybag, waring, ember penyiraman, dll) 3. Bibit tanaman (durian, cempedak, manggis, rambutan, mangga, nangka, jengkol, petai, jelutung, jabon, pinang, kueni dan rotan)
2. Jagung 10 karung 5kg seluas 2,5 hektar 3. Cabe 10 bungkus 4. Semangka bungkus 5. Jahe merah 6. dll 1. Penebasan 2. Masang pacang tanam (pengajiran) 3. Pembuatan lobang tanaman 4. Penaman bibit 5. Pembongkoran dan penimbunan di bawah tanaman 6. Penaman palawija tetap di tanam
3 Pemeliharaan dan perawatan
tanaman Pemeliharaan danperawatan tanaman di
lakukan dengan cara: 1. Penebasan (penebasan di lakukan 3 kali dalam 1 tahun) 2. Penyemprotan (penyemprotan di lakukan 3 kali dalam 1 tahun) 3. Pemupukan di lakukan 3 kali dalam 1 tahun)
4. Penyiangan (penyiangan di lakukan 1 kali dalam 1 tahun)
4 Pengelolahan dan pemasaran Panen tanaman palawija
di kelolah oleh lumbung desa
Panen tanaman Hasil Hutan Kayu
1. Jabon 1000 batang 2. Rotan 1000
rumpun Panen Tanaman Hasil Hutan Bukan Kayu
1. Madu Hutan 2. Bengkuang bahan tikar 3. Buah Durian 4. Buah Cempedak 5. Buah Manggis 6. Buah Rambutan 7. Buah Mangga 8. Buah Nangka 9. Buah Jengkol 10. Buah Petai 11. Buah Pinang 12. Buah Kueni
HHBK di kelolah oleh Koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
3.2.6. Pemanfaatan Kawasan Hutan
Berdasarkan kondisi biofisik kawasan hutan dalam Areal Kerja Hutan Desa di desa Kepayang Kewcamatan Bayung Lincir Musi Banyuasin, bahwa secara umum luas Hutan Desa Kepayang 4.930 ha, dimana areal ini dibagi menjadi dua zona yaitu; zona Budidaya seluas ± 3.400 hektar dan zona Perlindungan seluas ± 1.700 hektar.
Adapun pembagian zonasi ini mengacu pada peraturan terkait, seperti Peraturan Pemerintah (PP) No.71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Pemanfaatan kawasan yang ada di hutan desa rencana dengan pola pertanian terpadu, agroforestry dan tanaman kayu khas hutan.Bentuk pengembangan dan pemanfaatan kawasan hutan di areal hutan desa yang direncanakan ini adalah sesuai dengan pengaturan ruangnya dibagi menjadi:
- Areal untuk tanaman pokok seluas 3.200 hektar - Areal tanaman unggulan dareah seluas 150 hektar - Areal untuk sarana dan prasarana seluas 150 hektar
Dari rencana penanaman terdiri dari jenis tanaman Tanamaman obat dan tanaman apotik hidup, Tanaman Hias, Tanaman Jamur, Agroforesty, budidaya pakan ternak, lemah madu, Silvo Fasture (rumput kacang-kacangan), dan Silvo Fishery (ternak ikan).
Tabel 18. Pemanfaatan Kawasan Hutan
Luas Kawasan zona Konservasi : 1.700 Ha N
O Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan
1 Tanamaman obat dan tanaman apotik hidup a. Tanaman Jahe Tanaman Jahe di tanam
sebanyak 200 batang di zona pemanfaatan
Jahe di tanam sebanyak 500 batang di zona pemanfaatan
Jahe di tanam sebanyak 1000 batang di zona pemanfaatan
Tanaman di Tanam di zona Pemanfaatan 1000 batang dari luas 3.400 ha
b. Tanaman Pasak
Bumi Tanaman Pasak Bumi ditanam sebanyak 1000 batang di zona pemanfaatan
Tanaman Pasak Bumi di tanam sebanyak 2.500 batang di zona
pemanfaatan
Tanaman Pasak Bumi di tanam sebanyak 2.500 batang di zona pemanfaatan
Tanaman di Tanam di zona Pemanfaatan 6.000 batang dari luas 3.400 ha
c. Tanaman jeruk
nipis Tanaman jeruk nipis ditanam sebanyak 5000 batang di zona pemanfaatan
Tanaman jeruk nipis di tanam sebanyak 10.000 batang di zona
pemanfaatan
Tanaman jeruk nipis di tanam sebanyak 15.000 batang di zona pemanfaatan
Tanaman di Tanam di zona Pemanfaatan 30.000 batang dari luas 3.400 ha d. Tanaman
mengkudu Tanaman mengkudu ditanam sebanyak 2000 batang di zona pemanfaatan Tanaman mengkudu di tanam sebanyak 3000 batang di zona pemanfaatan Tanaman mengkudu di tanam sebanyak 5000 batang di zona pemanfaatan
Tanaman di Tanaman di zona Pemanfaatan 10.000 batang dari luas 3.400 ha 2 Tanaman Hias
a. Angrek Tanaman anggrek di tanam sebanyak 500 batang di zona pemanfaatan
Tanaman anggrek di tanam sebanyak 500 batang di zona pemanfaatan
Tanaman anggrek di tanam sebanyak 1000 batang di zona pemanfaatan
Tanaman di Tanam di zona Konservasi 2.000 batang dari luas 1.700 ha
b. Pakis Gajah Tanaman pakis gajah di
di zona pemanfaatan batang di zona
pemanfaatan zona pemanfaatan batang dari luas 1.700ha 3 Tanaman Jamur Tanaman jamur di tanam
seluas 10X10 Meter di lahan zona pemanfaatan
Tanaman jamur di tanam seluas 25X25 Meter di lahan zona pemanfaatan
Tanaman jamur di tanam seluas 50X50 Meter di lahan zona pemanfaatan
Tanaman di Tanam di zona Konservasi 2.000 batang dari luas 1.700 ha
4 Lebah madu Lebah madu di panen
sebanyak 50 liter di zona konservasi
Lebah madu di panen sebanyak 250 liter di zona konservasi
5 Budidaya pakan ternak
a. Kumpai Tanaman Kumpai di tanam
sepanjang Sungai Nuaran Tanaman Kumpai ditanam sepanjang Sungai Nuaran
Tanaman Kumpai di tanam sepanjang Sungai Nuaran b. Rumput
kacang-kacangan Rumput kacang-kacangan ditanam ¼ hektar di zona pemanfaatan Rumput kacang-kacangan di tanam ½ hektar di zona pemanfaatan Rumput kacang-kacangan di tanam 1 hektar di zona pemanfaatan
6 Agroforestry
a. Tanaman karet
dan kopi Tumpangsari tanaman karetdan kopi seluas 1 hektar di zona pemanfaatan
Tumpangsari tanaman karet dan kopi seluas 5 hektar di zona
pemanfaatan
Tumpangsari tanaman karet dan kopi seluas 10 hektar di zona pemanfaatan
b. Tanaman karet
dan kakau Tumpangsari tanaman karetdan kakau seluas 1 hektar di zona pemanfaatan
Tumpangsari tanaman karet dan kakau seluas 5 hektar di zona
Tumpangsari tanaman karet dan kakau seluas 10 hektar di zona pemanfaatan
(rumput
kacang-kacangan) tanam seluas 1 hektar di zonapemanfaatan kacangan di tanamseluas 2 hektar di zona pemanfaatan
di tanam seluas 5 hektar di zona pemanfaatan
8 Silvo Fishery (ternak
3.2.7. Pengembangan Usaha Jasa Lingkungan
3.2.7.1 Penyerapan dan Penyimpanan Karbon
Usaha yang dikembangkan oleh pihak LPHD (Lembaga Pengelola Hutan Desa) untuk jasa lingkungan berupa penyerapan karbon, usaha ini direncanakan pada areal seluruh zona lindung Hutan Desa dengan luas 1.700 Ha. Usaha kegiatan ini mempunyai manfaat dalam mempertahankan potensi kayu yang ada dan kondisinya masih baik, dan juga akan dapat menjaga kerusakan lahan gambut yang ada di semua lokasi zona perlindungan ini.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan penyerapan karbon, maka akan dilakukan kegiatan; perlindungan hutan dari aktivitas penebangan liar, kebakaran dan konversi lahan, pengayaan tanaman pada lahan-lahan kritis (bekas terbakar dan bekas tebangan), penutupan kanal untuk mengembalikan fungsi hidrologi. Disamping itu, akan dilakukan perhitungan potensi karbon secara detail (baseline), kampanye dan membangun jaringan pasar karbon (carbon trading), dan penjualan karbon.
Tabel 19. Jenis Usaha Penyerapan dan/atau Penyimpanan Karbon Zona : Lindung Luas : 1.700 hektar Blok Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan L i n d u n g
Perlindungan hutan dari kebakaran,
penebangan, dan pembukaan lahan Pengayaan tanaman pada lahan semak belukar/kritis
Penutupan/penebatan kanal liar untuk rehabilitasi hidrologi
karbon Kampanye dan membangun jaringan pasar karbon Penjualan Karbon (Carbon Trading) 3.2.7.2. Usaha Eko Wisata
Usaha yang dikembangkan oleh pihak LPHD (Lembaga Pengelola Hutan Desa) untuk jasa lingkungan selain penyerapan karbon, yang dapat di kembangkan adalah Ekowisata. usaha ini direncanakan pada areal seluruh zona lindung Hutan Desa dengan luas 1.700 Ha.
Usaha kegiatan ini mempunyai manfaat untuk memperkenalkan hutan gambut yang tersisa di sumatera selatan dengan mengembangkan tanaman endimik hutan gambut di Hutan Desa di Desa Kepayang. Selain itu ekowisata ini juga sebagi bentuk perlindungan hutan gambut dari aktivitas penebangan liar, kebakaran dan konversi lahan, pengayaan tanaman pada lahan-lahan kritis (bekas terbakar dan bekas tebangan), penutupan kanal untuk mengembalikan fungsi hidrologi.
Tabel 20 Jenis Usaha Eko Wisata jalur Hutan Zona : Lindung
Luas : 1.700 hektar
NO Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan Eko Wisata 1. Survey Tempat objek Eko Wisata 2. Penetapan lokasi pembersihan Penanaman tanaman hias dan di pasarkan 1. Bunga Anggrek 2. Bunga Mawar Perawatan 1. Penyiraman tanaman bunga 2. Pembersihan gulma tanaman bunga Perawatan tanaman dan penjagaan
Pembangun an fasilitas 3. Pondok untuk berteduh 4. Dermaga 5. Kantin Pagar 6. Jembatan
3.2.8. Pengembangan Kelembagaan 3.2.8.1 Strategi Kelembagaan
Dalam pengelolaan Hutan Desa peran dalam kelembagaan pengelola hutan desa sangat menentukan berlangsungnya rencana pengelolaan hutan desa. Lembaga Desa secara partisipatif melakukan penilaian terhadap kapasitas Lembaga Desa, seperti organisasi dan strukturnya, aturan main dalam kelompok termasuk potensi aturan-aturan tradisional, berfungsinya aturan main dan aturan-aturan tradisional serta kemampuan individu dalam organisasi. Lembaga Desa juga menetapkan target-target pengembangan kelembagaannya selama jangka waktu ijin baik dalam jangka pendek maupun jangka panjangnya.
Lembaga Pengelola Hutan Desa Desa menentukan upaya-upaya apa yang akan dilakukan, seperti pengembangan struktur organisasi lembaga desa sesuai dengan rencana kerja hutan desa, menetapkan aturan internal Lembaga Desa, membuat rencana pendampingan minimal selama 3 tahun, pembentukan Badan Usaha Milik Desa atau koperasi, serta menjalin kerjasama atau bermitra dengan pihak-pihak lain dan upaya lainnya.
Strategi kelola kelembagaan merupakan strategi pemberdayaan masyarakat yang dirumuskan dengan memfokuskan tipologi social masyarakat di dalam kawasan dan sekitar hutan dan tipologi otoritas pengelola hutan desa. Dalam pengelolaan Hutan desa peran dalam kelembagaan pengelola hutan desa sangat menentukan berlangsungnya rencana pengelolaan hutan desa.
Strategi Kelola Kelembagan Hutan Desa meliputi:
1. Pemahaman pokok ketentuan dan aturan kelembagaan pengelolaan Hutan Desa
2. Pengembangan Kelembagaan kemasyarakat seperti; pengembangan struktur organisasi lembaga desa sesuai dengan rencana kerja hutan desa
Prinsip-prinsip Kelola Kelembagaan hutan desa dan Penguatan organisasi 1. Memperkuat nilai-nilai lokal yang selaras dengan nilai-nilai ekonomi
modern
2. Memperkuat aturan lokal dengan mensinergiskan dengan hukum positif yang dapat digunakan untuk menghasilkan tata-kelola sumberdaya hutan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
3. Memperkuat pengorganisasian usaha masyarakat di dalam hutan desa dan sekitar hutan desa selaras dengan dinamika birokrasi rasional dan pengelolaan sumberdaya Hutan
3.2.8.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Fasilitasi Pendidikan dan pelatihan dalam rangka kelola peningkatan Sumberdaya manusia dilakukan dengan proses pendampingan. Hal-hal yang didorong dalam proses fasilitasi dan pendampingan dalam rangka peningkatan SDM adalah:
Tabel 21. Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
NO Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan 1 Pelatihan a. Organisasi Pelatihan fungsi dan tugas LPHD Manajemen keuangan Manajemen hukum Manajemen LPHD b. Pembibitan 25 orang pelatihan pembibitan 15 orang pelatihan pembibitan 15 orang pelatihan pembibitan 10 orang pelatihan pembibitan c. Kelompok perempuan 25 orang pelatihan kelompok perempuan 10 orang pelatihan kelompok perempuan 10 orang pelatihan kelompok perempuan 10 orang pelatihan kelompok perempuan d. KMPA 8 orang pelatihan KMPA 7 orang pelatihan KMPA 4 orang pelatihan KMPA 4 orang pelatihan KMPA
BUMDES pelatihan koperasi/BUM DES pelatihan koperasi/BUMD ES pelatihan koperasi/BUMD ES pelatihan koperasi/BU MDES f. IPTEK 4 orang pelatihan IPTEK 4 orang pelatihan IPTEK 4 orang pelatihan IPTEK 4 orang pelatihan IPTEK 3.2.8.3. Studi Banding
Dalam peningkatan pengetahuan masyarakat pengelola Hutan Desa di Desa Kepayang Bayung Lincir Musi Banyuasin, maka perlu adanya pembelajaran pengelolaan Hutan Desa yang telah berhasil dalam tata kelola hutan Desa. Pemaham atau pengetahuan ini dapat melalui study banding keluar desa dengan sesuai dengan rencana
Tabel 22. Rencana Study Banding LPHD
NO Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan 1. Demplot Agroforestry 8 orang LPHD study banding ke tempat lokasi agroforestry yang sudah sukses 10 orang LPHD study banding ke tempat lokasi agroforestry yang sudah sukses 10 orang LPHD study banding ke tempat lokasi agroforestry yang sudah sukses 10 orang LPHD study banding ke tempat lokasi agroforestry yang sudah sukses Pengurus Koperasi /BUMDES 3 orang pengurus koperasi/BUMD ES study banding ke tempat lokasi agroforestry yang sudah sukses 5 orang pengurus koperasi /BUMDES study banding ke tempat lokasi agroforestry yang sudah sukses 6 orang pengurus koperasi/ BUMDES study banding ke tempat lokasi agroforestry yang sudah sukses 6 orang pengurus koperasi /BUMDES study banding ke tempat lokasi agroforestry yang sudah
sukses Manegemen LPHD 10 orang study banding ke LPHD yang sudah sukses di Provinsi Jawa Barat 10 orang magang ke LHD yang sudah sukses di Provinsi Jawa Barat 8 orang magang ke LHD yang sudah sukses di Provinsi Jawa Barat 8 orang magang ke LHD yang sudah sukses di Provinsi Jawa Barat 3.2.8.4. Magang
Peningkatan Kapasitas pengurus LPHD Desa Kepayang dalam pengelolaan tata kelola hutan untuk pengembangan potensi hasil hutan kayu maupun hasil hutan bukan kayu diperlukan pemahaman dan pengetahuan sesuai struktur tanah gambut maupun struktur tanah mineral yang ada di areal Hutan Desa. Pemahaman dan pengetahui ini dapat melalui belajar atau magang di perusahaan pengelola Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu di Sumatera Selatan maupun di luar provinsi Sumatera Selatan.
Tabel 23. Rencana Magang LPHD
NO Kegiatan 0 s/d 1 Tahun 1 s/d 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Keterangan 1 Belajar Agroferestry 15 orang belajar agroforestry di PT. RHM 10 orang belajar agroforestry di PT. RHM 5 orang belajar agroforestry di PT. RHM 5 orang belajar agroforestry di PT. RHM di fasilitasi oleh Perusahaan
2 Ilmu pertanian 5 orang belajar ilmu peranian di IPB Bogor 5 orang belajar ilmu peranian di IPB Bogor 5 orang belajar ilmu peranian di IPB Bogor 5 orang belajar ilmu peranian di IPB Bogor di fasilitasi oleh Desa 3 Komoditas hasil LHD 3 orang magang di pabrik atau di perusahaan 5 orang magang di pabrik atau di perusahaan 6 orang magang di pabrik atau di perusahaan 6 orang magang di pabrik atau di perusahaan di Fasilitasi oleh LPHD 4 Pengelolahan LHD 4 orang magang di tempat LHD yang sudah sukses 4 orang magang di tempat LHD yang sudah sukses 6 orang magang di tempat LHD yang sudah sukses 6 orang magang di tempat LHD yang sudah sukses di fasilitasi oleh LPHD 5 KLHK 6 orang magang di KLHK 6 orang magang di KLHK 6 orang magang di KLHK orang magang di KLHK di Fasilitasi oleh LPHD
BAB. 4 PENUTUP 4.1. Kesimpulan
dari kegiatan selama 2 hari ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : 1. bahwa masyarakat masih binggung untuk memulai pengelolaan hutan desa
yang ada saat ini walaupun izin telah keluar semuanya
2. pengurus yang tidak interaktif dalam pengelolaan hutan desa yang ada di desa kepayang, karena pasca pemilihan kepala dessa
3. perlu adanya dampingan intensif terhadap kelembagaan Hutan Desa untuk tata kelola lahan dengan melakukan penyusunan RKHD , RKT dan Bisnis di Hutan Desa
4. adanya mis komunikasi antara kepala dessa yang lama dengan kepala dessa yang baru soal areal Hutan dessa yang ada
4.2. Kendala
Dalam penyelesaian Hutan Des adi dessa Kepayang saat ini masih mengalami kendala, hal ini di karenakan pengurus LPHD yang mempunyai wewenang dalam melakukan pengembangan Hutan Desa belum ada aktivitas dan pengelolaan. Disisi lain kepala desa yang ada (baru) masih belum memahami konteks Hutan Desa, sehingga untuk melakukan segala hal yang berkaitan dengan hutan desa masih bergantung kepada Kepala Desa yang lama.
4.3. Rekomendasi
Dari hasil kegiatan ini ada beberapa rekomendasi untuk intesif kegiatan Hutan Desa secara swadaya masyarakat maupun di dampingi oleh Hutan Kita Institute yaitu :
1. Dalam waktu dekat akan perlu mediasi antara Kepala Desa yang lama dan yang baru berkaitan pemahaman Hutan Desa berdasarkan P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 .
2. Perlu di lakukan pendampingan secara intensif dalam pengelolaan Hutan Desa di Kepayang Bayung Lincir Musi Banyuasin.
Perlu adanya tata kelola areal Hutan Desa sesuai dengan rencana bisnis hutan desa yang ada.