• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FUNGSI DAN PERAN SEMANTIK KALIMAT TUNGGAL PADA HARIAN KOMPAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FUNGSI DAN PERAN SEMANTIK KALIMAT TUNGGAL PADA HARIAN KOMPAS"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FUNGSI DAN PERAN SEMANTIK KALIMAT TUNGGAL PADA HARIAN KOMPAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

SRY WAHYUNI R 10533760214

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

(2)

MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betepa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

(Thomas Alva Edison)

Tiadanya keyakinan yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan saya percaya pada diri saya sendiri.

PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang tuaku yang senantiasa memberikan dukungan, perhatian, kasih sayang dan doa restu demi keberhasilanku dalam menuntut ilmu. Untuk semua keluarga besar serta orang-orang terkasih yang di sekelilingku serta orang-orang yang selalu bertanya kapan wisuda? tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat senyum dan tawa kalian semua

(3)

ABSTRAK

Sry Wahyuni R. 2018. Analisis Fungsi dan Peran Semantik Kalimat Tunggal pada Harian Kompas. Skripsi. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing oleh Munirah dan Anin asnidar.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi kalimat tunggal dan peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yang digunakan adalah penyediaan data, yaitu berupa koran harian Kompas setelah itu melakukan pembacaan pada objek penelitian dan melakukan melakukan pengumpulan data dengan pencatatan. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah keseluruhan kalimat tunggal yang diisi fungsi dan peran semantik yang ditemukan dalam sumber data pada harian Kompas edisi April 2018. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu teknik baca, simak dan teknik catat pada fungsi dan peran kalimat tunggal. Teknik analisis data adalah mengidentifikasi data yaitu mengumpulkan data, mengelompokkan setiap kalimat tunggal, menganalisis setiap kalimat dan mendeskripsikan data yang diisi fungsi dan peran semantik dalam kalimat tunggal.

Hasil peneletian menunjukkan bahwa kalimat taktransitif, ekatransitif, dan kalimat pasif yang terdapat kalimat yang diisi oleh fungsi kalimat adalah terdapat kalimat taktransitif dengan pola kalimat S-P, dan S-P-K. fungsi kalimat ekatransitif dengan pola S-P-O, S-P-O-K, K-S-P-O, dan K-S-P-O-K. fungsi kalimat pasif pada data menunjukkan bahwa kalimat pasif berpola S-P-PEL, S-P-PEL-K dan S-P-K keberterimaan data tersebut bahwa bentuk predikat yang mendapat prefiks di-, ter-,dan ber-, yang menunjukkan bentuk kalimat pasif. Peran semantik pada data kalimat taktransitif, kalimat ekatransitif, kalimat pasif adalah berperan sebagai pelaku, perbuatan, sasaran, pengalam, peruntung, dan peran semantik keterangan penyerta, tempat, waktu, dan sumber.

(4)

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang patut terucap selain puji syukur kepada Allah Swt, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai yang direncanakan. Selawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah menggulung tikar-tikar kebatilan dan membentangkan tikar-tikar kebajikan seperti yang kita rasakan saat ini. Penulis sebagai pengikut Nabi Muhammad saw, patut mencontoh perilakunya dan beliau juga menjadi suri teladan bagi kita semua.

Sebagai hamba Allah yang tidak luput dari kelemahan dan kekurangan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan penyusunan skripsi ini selanjutnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sejak awal sampai selesainya skripsi ini cukup banyak hambatan, akan tetapi dengan kemauan dan ketekunan penulis serta berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan hatinya oleh Sang Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, dan bimbingan, sehingga segala hambatan dapat penulis atasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada mereka yang telah memberikan andilnya sampai skripsi ini dapat diwujudkan.

(5)

1. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Munirah, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Munirah, M.Pd., selaku pembimbing 1 dengan tulus dan ikhlas meluangkan waktunya, memberikan petunjuk, arahan dan motivasi kepada penulis sejak awal hingga selesainya skripsi ini

5. Anin Asnidar, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing 2 dengan ikhlas menyatakan kesediaan membimbing, meluangkan waktu, memberikan petunjuk, arahan, dan motivasi kepada penulis sejak awal hingga selesainya skripsi ini.

6. Ayahanda dan ibunda tercinta serta seluruh keluarga yang dengan penuh keihlasan dan kesungguhan hati yang memberikan bantuan moral dan spritualnya yang tak ternilai harganya.

7. Teman-teman seperjuanganku Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas B. Terima kasih atas persahabatan dan kasih sayang yang diberikan.

8. Sahabatku Inda chaerunnisa yang sudah bersama melewati hari-hari bersama penulis, terima kasih atas semuanya canda tawa yang memberikan penulis semangat baru saat mulai jenuh, inspirasi dalam menyelesaikan skripsi. 9. Serta kawan-kawan seperjuangan ku, Haslindah, Salma, Nurjuniana, Tuti,

(6)

10. Teman-teman P2K SMPS DDI Mattoanging, khususnya kamar 3, Indah, Iin Sarianti, Fathana Muchtar, Riski Annisa, yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan yang tiada henti.

Terlalu banyak yang berjasa dan turut andil kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan muat bila dicantumkan dalam ruang yang terbatas ini. Kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih yang teramat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Akhirnya tidak ada gading yang tidak retak, tidak ada ilmu yang memiliki kebenaran mutlak, tidak ada kekuatan dan kesempurnaan, semuanya hanya milik Allah Swt. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh keterbukaan. Semoga Allah Swt, membalas kasih sayang, cinta dan ketulusan yang telah dicurahkan kepada penulis, amin.

Makassar, Juli 2018

Penulis

(7)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii SURAT PERNYATAAN ... iv SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

... vi ABSTRAK ... vii KATA PENGANTAR ... viii DAFTAR ISI ... xi BAB I PENDAHULUAN

(8)

A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka ... 6

1. Penelitian yang Relevan ... 6

2. Kalimat ... 7

a. Kalimat Tunggal ... 11

b. Fungsi dan peran semantik kalimat ... 17

3. Surat Kabar... 26

B. Kerangka Pikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Data dan sumber data ... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ... 32

D. Teknik Analisis Data ... 34

(9)

A. Hasil penelitian ... 35 B. Pembahasan ... 64 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 67 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA ... 69

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu, dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat pemakai bahasa indonesia diharapkan menyadari hal penggunaan bahasa yang ditentukan. Dengan demekian, fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dapat bermanfaat secara positif, efisien, dan terwujud.

Masyarakat dan para ahli bahasa harus memberikan perhatian terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa indonesia. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahasa Indonesia adalah melakukan analisis tentang struktur kalimat bahasa Indonesia. Masyarakat dan ahli bahasa telah melakukan penelitian bahasa Indonesia baik secara teoritis maupun secara aplikasi. Akan tetapi, semua hasil penelitian yang telah dicapai bukanlah tanda berakhirnya suatu penelitian.hal tersebut dapat menjadi penelitian lanjutan dalam lingkup kajian yang sama. Demikian halnya dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran utuh (Alwi 2003:311). Kalimat merupakan salah satu unsur dalam kebahasaan yang terdiri atas beberapa satuan.

(11)

Satuan-satuan itu dapat berupa kata dan kelompok kata atau frasa. Kata atau kelompok kata sebagai satuan kalimat tidaklah dirangkai begitu saja, melainkan harus dirangkai sesuai dengan aturan pola yang telah ada.

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal ini berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, adalah satu atau merupakan kesatuan. Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan. Sebuah kalimat dikatakan lengkap jika sekurang-kurangnya mengandung dua unsur, yaitu unsur subjek dan unsur predikat. Unsur yang berupa objek tidak mutlak harus ada. Kehadiran objek dalam kalimat dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif dan kalimat aktif. Demikian juga halnya, pelengkap dan keterangan dalam sebuah kalimat merupakan unsur yang tidak selalu harus ada.

Setiap kata dalam kalimat mempunyai fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Suatu kata dalam konteks kalimat yang memiliki peran semantik tertentu, yaitu pelaku /aquatif, sasaran, pengalam, peruntung, atribut, dan peran semantik keterangan.

Dalam hal ini, peneliti ingin menganalisis tentang fungsi dan peran semantik yang mengisi setiap struktur fungsional yang membangun sebuah kalimat tunggal. Peneliti memilih kalimat tunggal sebagai objek penelitian karena didasari beberapa hal. Pertama, penelitian pada fungsi dalam kalimat tunggal sebagai objek penelitian masih sangat kurang dibahas, khususnya masalah pada kalimat tunggal yang diisi oleh fungsi dan peran semantik pada harian Kompas. Kedua, karena peran semantik sebagai salah satu komponen dalam tataran kalimat sangat menentukan makna dalam

(12)

kalimat tunggal tersebut. Surat kabar yang diteliti adalah harian Kompas, pemilihan surat kabar ini tidak didasarkan memilih secara acak tetapi melalui pertimbangan untuk diteliti karena masih banyak kelengkapan kalimat yang terdapat pada harian Kompas.

Peneliti menyadari dan mengakui bahwa menganalisis kalimat yang berhubungan dengan sintaksis terutama masalah fungsi dan peran merupakan hal yang sangat penting. Walaupun hal ini telah dibahas oleh para peneliti bahasa namun tidaklah berarti permasalahan tuntas. Nurhidayah (2011) memilih judul kalimat transitif analisis kategori, fungsi dan peran pada harian Fajar.

Dalam skripsi tersebut hanya menganalisis kalimat ekatransitif dan dwitransitif. Penulis memilih harian Fajar sebagai sumber data dalam menganalisis kalimat transitif. Dengan dasar pemikiran itulah sehingga penulis mengangkat lagi permasalahan tersebut dengan judul analasis fungsi dan peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas.

Kompas adalah salah satu Surat Kabar Indonesia yang bertaraf nasional. Surat kabar merupakan salah satu media informasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat karena menyajikan berbagai peristiwa atau berita yang menarik untuk dibaca. Keberadaan surat kabar sebagai media massa merupakan perwujudan dari peranan maupun fungsinya dalam melayani kebutuhan manusia yang sudah demikian kompleks, dalam perjalanan sejarah, urusan jurnalistik, dan tulis menulis, surat kabar atau koran biasanya terbit setiap hari sehingga biasa disebut harian. Surat kabar lebih

(13)

banyak berisi berita kejadian aktual, ulasan berita, kolom opini, tajuk rencana, informasi lain yang bersifat penerangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penilitian ini adalah.

1. Bagaimanakah fungsi kalimat tunggal pada harian Kompas?

2. Bagaimanakah peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah.

1. Dapat mendeskripsikan fungsi kalimat tunggal pada harian Kompas.

2. Dapat mendeskripsikan peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat baik secara langsung bagi pengembangan ilmu, maupun bagi kepentingan praktis pengajaran bahasa Indonesia.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan dalam bidang sintaksis khususnya aspek kebahasaan. b. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti yang hendak mengadakan

(14)

c. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman baru sehingga dapat memperluas dan menambah wawasan bagi penulis sendiri.

b. Menambah pengetahuan bagi peminat bahasa Indonesia, khususnya di bidang sintaksis.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang analisis fungsi dan peran kalimat tunggal

(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Informasi diperoleh penulis selama ini, penelitian tentang kategori atau kata/frasa sebelumnya telah dibahas oleh Kaharuddin (1996: 31) menguraikan kata/frasa dalam klausa yang mengisi unsur fungsional yakni subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Unsur-unsur fungsional tersebut diikuti oleh kategori kata atau frasa seperti verbal, nomina, pronomina, adverbia, preposisi, konjungsi, dan demonstrativa. Namun, dalam beberapa bahasa tidak sembarang kategori atau kelas kata saja dapat mengisi fungsi karena bergantung dari struktur sintaksis yang ada dalam bahasa tersebut.

Penelitian tentang jenis kategori kata frasa dalam klausa dibahas pula oleh Nurhidayah (2011) dengan judul analisis “Analisi fungsi, Kategori dan Peran pada Harian Fajar”. Nurhidayah menguraikan sebagian kesimpulan mengenai penjelasan struktur kategori kata atau frasa dalam klausa pada bahasa Indonesia, yakni subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap. Dilanjutkan dengan kategori yang mengisi setiap unsur fungsional dalam klausa. Peneliti selanjutnya oleh Yunita Utami (2012) dengan judul analisis variasi kalimat tunggal dan majemuk dalam wajana iklan Bank pada surat kabar. Yunita menguraikan berdasarkan variasi pola kalimat tunggal dalam wacana iklan Bank berdasarkan kategori kata.

(16)

Skripsi yang dijadikan sebagai acuan di atas, peneliti juga menggunakan beberapapandangan dari pakar bahasa. (Putrayasa, 2010: 11) mengatakan bahwa klausa adalah satuan gramatikal berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Dan Tarigan (2009: 74) yang menyatakan bahwa kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat dan tidak melampaui batas fungsi dan memenuhi salah satu pola dasar kalimat inti itulah klausa. Dengan adanya kedua tulisan skripsi dan pendapat beberapa pakar yang telah disebutkan diatas, dapat menjadi bahan acuan sebagai penulis untuk menganalisis fungsi dan peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas.

2. Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadian perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainya. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, didalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, tanda seru sepadan dengan intonasi akhir sedangkan tanda baca lainnya sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, tanda seru melambangkan kesenyapan.(alwi, dkk. 2003: 311).

(17)

Wijayanti dkk (2013:53) mengemukakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulis yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat dapat diartikan sebagai satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, sertai disertai dengan intonasi final (Chaer,2009:44). Kalimat adalah satuan bahasa yang sudah memiliki pola dan pengertian yang lengkap(Asdam, 2013:70). Kalimat adalah kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap (Markhamah,2011:8).

Kridalaksana (2002: 43-44), satuan bahasa itu membentuk hierarkis, mulai dari kata, frasa, klausa, kalimat, gugus kalimat, paragraf, gugus paragraf, sampai wacana. Kalimat dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, memunyai intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Dapat dikatakan bahwa kalimat membicarakan hubungan antara klausa dengan klausa yang lain (Arifin dan Junaiyah, 2009: 54).

Kalimat merupakan gabungan dua kata atau lebih yang terdiri atas unsur subjek dan predikat, yang mengandung pengertian lengkap, dan bila dibalik susunanya tidak berubah maknanya (Putrayasa, 2014), sejalan dengan hal tersebut, Nordquist (2016) mengatakan bahwa bagian dasar dari sebuah kalimat adalah subjekdan predikat, dan tidak selalu diikuti objek.

Tarigan (2009:49) mengemukakan bahwa kalimat adalah kesatuan ketatabahasaan, suatu kontruksi tempat bangunan tersebut merupakan setiap ucapan dengan partikel-partikel penyambung dan pola-pola intonasi. KBBI (2009:743)

(18)

mengungkapkan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.

Kalimat merupakan hubungan dua buah kata atau lebih yang paling renggang. Karena renggangnya hubungan dua kata yang membangun suatu kalimat bisa dibalik susunannya tanpa membawa perubahan arti. Kalimat dapat dijelaskan sebagai satuan kata terkecil yang mengandung pengertian lengkap. Batasan tersebut dapat dibedakan atas dua bagian besar, yaitu:

1. Dari segi bentuk/struktur

Kalimat ialah satuan kata terkecil. Maksudnya, kalimat dapat dibangun minimal dengan dua buah kata.

2. Dari segi makna

Kalimat harus menggunakan pengertian yang lengkap. Suatu kesatuan kata terkecil yang mengandung pengertian yang lengkap apabila didalamnya sudah terdapat (S) dan predikat (P). satuan kata yang mengandung S dan P susunanya dapat dibalik tanpa mengubah artikesatuan tersebut. Perhatikanlah kesatuan kata tersebut. a. Sepatu / hitam

b. Sepatu / roda

Bila contoh (a) dibalik susunannya menjadi hitam / sepatu, artinya tidak berubah, sedangkan kalau contoh (b) dibalik susunannya menjadi: roda / sepatu, arti kesatuan kata yang yang kedua ini berubah, bahkan artinya hilang sama sekali. Dengan demikian, kesatuan kata pada contoh (a) disebut kalimat, karena bila dibalik

(19)

susunannya tidak berubah artinya. Ini berarti pula bahwa didalamnya sudah terdapat S dan P. sementara itu contoh (b) tidak dapat disebut kalimat, karena kalau dibalik susunannya akan berubah artinya. Selanjutnya, untuk mengenal bagian mana yang disebut subjek dan bagian mana yang disebut predikat, dapat dilakukan dengan cara menentukan bagian yang diterangkan dan bagian yang menerangkan. Bagian yang diterangkan dalam kalimat disebut subjek dan bagian yang menerangkan disebut predikat. Perhatikan contoh berikut.

a. Siswa itu // menghapus papan. b. Kakaknya // seorang dokter. c. Guru itu // cantik sekali .

Kalimat-kalimat tersebut terdiri atas dua frasa yang dibatasi oleh tanda // . yang ada didepan tanda // diberi nama frasa I dan yang ada dibelakan // diberi nama frasa //. Kedua frasa tersebut tersusun dengan penentuan fungsi sebagai berikut.

Frasa I : adalah frasa yang Diterangkan. Frasa II : adalah frasa yang Menerangkan.

Frasa yang diterangkan dan frasa yang menerangkan merupakan frasa utama dalam sebuah kalimat. Dalam studi tentang tata kalimat, frasa yang diterangkan disebut subjek dan frasa yang menerangkan disebut predikat.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan dan tulisan yang berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap. Penulis tidak mempunyai refrensi

(20)

yang konkret untuk mengemukakan ciri-ciri kalimat, tetapi berdasarkan berdasarkan definisi kalimat diatas dapat diuraikan ciri-ciri kalimat sebagai berikut.

a. Dapat berdiri sendiri.

b. Terdiri atas klausa (satu kata atau lebih) yang tidak terbatas. c. Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal.

d. Mengandung pikiran yang lengkap.

e. Mempunyai pola intonasi akhir. Dalam konveksi tulis, diawali dengan hurup kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.) untuk kalimat deklaratif, tanda tanya (?) untuk kalimat introgatif, dan tanda seru (!) untuk kalimat interjeksi.

a. Kalimat Tunggal

Arifin, dkk (2009:58) berpendapat bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu predikat. Aziz, dkk (2012:46) mengemukakan bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu subjek, satu predikat, satu objek. Alwi (2003:338) berpendapat bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat ini hanya mempunyai satu subjek dan satu predikat. Putrayasa (2012:1) mengemukakan bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa, kalimat yang terdiri atas satu unsur subjek dan satu unsur predikat sebagai konstituenya. Hal ini berarti bahwa konstituen unsur tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat adalah satu atau merupakan satu kesatuan.

(21)

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau kalimat yang mempunyai satu subjek, satu predikat, dan satu objek.

Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur yang diperlukan. Disamping itu, tidak mustahil adapula unsur manasuka seperti keterangan tempat, waktu, dan alat. Dengan demikian kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek, tetapi juga dapat panjang seperti terlihat pada contoh berikut:

1. Dia akan pergi.

2. Kami mahasiswa Undiksa.

3. Mereka akan membentuk kelompok belajar.

4. Guru Bahasa Indonesia kami akan dikirim ke luar negri. 5. Pekerjaanya mengawasi semua narapidana di sini. 6. Gerhana matahari total terjadi sekali selama 357 tahun.

7. Mereka menyaksikan gerhana matahari total di beberapa daerah. 8. Dengan bergembira para wisatawan asing itu datang ke Bali. 9. Perayaan Hari Nyepi Caka 1938 dilakukan dengan sangat khidmat. 10. Anaknya yang pertama sudah menamatkan program S-2 di Universitas

Brawijaya.

Kalimat tunggal dapat dibeda-bedakan berdasarkan kategori predikatnya, yaitu: 1) kalimat berpredikat verbal (kata kerja) , 2) kalimat berpredikat adjektiva (sifat atau keadaan), 3) kalimat berpredikat nomina (benda) , 4) kalimat berpredikat

(22)

numeral (bilangan), 5) kalimat berpredikat preposisional (kata depan). Berikut ini akan dibahas tentang kalimat tersebut.

a. Kalimat berpredikat verbal adalah kalimat yang predikatnya berunsur kata kerja. 1. Ibu mencuci

2. Adik sudah makan

3. Kepala desa memberikan pidato

4. Menteri memberlakukan kurikulum baru untuk pendidikan Indonesia

b. Kalimat berpredikat adjektiva adalah kalimat yang predikatnya berunsur kata sifat. 1. Pamannya sakit

2. Gedung itu sangat tinggi

3. Pemandangan alam di negeri kita indah-indah 4. Wisatawan asing senang dengan cuaca negeri kita

c. Kalimat berpredikat nominal adalah kalimat yang predikatnya berunsur kata benda. 1. Dia dosen

2. Arman adik saya

3. Buku itu cetakan bandung

4. Kotak ini adalah tempat nasikuning

d. Kalimat berpredikat numeral adalah kalimat yang predikatnya menggunakan kata bilangan.

1. Istrinya dua

(23)

3. Ternaknya banyak

4. Tabungannya hanya sedikit

e. Kalimat berpredikat preposional adalah kalimat yang predikatnya kata depan atau frasa preposional. Jenis kalimat ini sangat produktif dalam tuturan sehari. Dalam paparan ilmiah, baik lisan maupun tulisan,kalimat preposisional tergolong kalimat yang harus dihindari penggunaannya.

1. Ayah ke Surabaya 2. Pemuda itu dari Jakarta 3. Ibu di dalam kamar

4. Cirebon di antara Jakarta dan Semarang

Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya kata kerja. Kalimat yang berpredikat kata kerja ini dibedakan menjadi: (1) kalimat taktransitif, (2) kalimat ekatransitif, (3) kalimat dwitransitif, (4) kalimat pasif.

1. Kalimat Taktransitif

Alwi (2003:338) mengemukakan bahwa kalimat taktransitif adalah kalimat yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap hanya memilki dua fungsi wajib, yaitu subjek, predikat dan boleh dilengkapi dengan keteranagan. Kategori kta yang dapat mengisi fungsi predikat terbatas pada verba taktransitif. Seperti halnya kalimat tunggal lain, kalimat tunggalyang seperti keterengan tempat, waktu, cara dan alat.

a. Ibu camat sedang belanja b. Pak abdullah belum datang c. Padinya menguning

(24)

d. Nenek berjalan

e. Rombongan presiden mendarat (di tanah yang tidak datar)

Pada contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat dalam tipe kalimat itu ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks meng-. Dari segi semantisnya, verba di atas ada yang bermakna inheren proses (seperti menguning), dan yang bermakna inheren perbuatan (seperti belanja, datang). Karena predikat dalam kalimat tidak berobjek dan tidak berpelengkap itu adalah verba taktransitif, maka kalimat seperti ini dinamakan kalimat taktransitif.

2. Kalimat Ekatransitif

Putrayasa (2010:29) mengemukakan bahwa kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap atau mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat dan objek.

a. Ali sedang mencari pekerjaan b. Ibu akan membeli baju baru

c. Pemerintah akan memasok semua kebutuhan rakyat d. Presiden merestui pembentukan panitia pemelihan umum e. Nilai ebtanas murni menentukan nasib para siswa

Verba mencari dan membeli pada kalimat (1) dan (2) diatas adalah verba ekatrinsitif karena kedua verba ini memerlukan sebuah objek (pekerjaan dan baju baru). Dan verba predikat pada kalimat ditas masing adalah akan memasok,merestui, dan menetukan. Dalam kalimat aktif urutan kata dalamkalimat ekatransitif adalah

(25)

subjek,predikat,objek. Tentu saja ada unsur tak wajib, seperti keterangan tempat, waktu, dan alat, yang dapat ditambahkan pada kalimat ekatransitif.

3. Kalimat dwitransitif

Kalimat dwintransitif adalah verba yang dalam kalimat aktif dapat diikuti oleh dua nomina, satu sebagai subjek dan satunya lagi sebagai pelengkap. Putrayasa (2012:8) berpendapat bahwa kalimat dwitransitif adalah kalimat yang memiliki objek dan pelengkap.

a. Arman sedang mencarikan adik saya pekerjaan b. Ibu akan membelikan kakak baju baru

Pada contoh kalimat (1)dan (2) verba mencarikan dan membelikan adalah verba dwitransitif karena masing-masing memiliki objek (adik saya dan kakak) dan pelenkap (pekerjaan dan baju baru). Jadi kalimat (1) mengandung arti bahwa pekerjaan itu bukan untuk arman, tetapi untuk orang lain. Demikian pula kalimat (2) mengandung arti bahwa baju yang dibeli oleh ibu untuk orang lain.

4. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan (putrayasa, 2012:11). Kalimat pasif ini sering juga disebut kalimat tanggap, yaitu kalimat yang subjeknya merupakan hasil perbuatan.

a. Seorang asisten baru diangkat pak toba Seorang asisten diangkat oleh pak toba

b. Pameran itu akan dibuka ibu Gubernur Pameran itu akan dibuka oleh ibu Gubernur

(26)

Keberterimaan kalimat pada contoh diatas menunjukkan bahwa kehadiran bentuk oleh pada kalimat pasif bersifat manasuka. Akan tetapi, jika kalimat verba predikat tidak diikuti langsung oleh pelengkap, bentuk oleh wajib hadir.

b. Fungsi dan Peran Semantik Kalimat

Setiap bentuk kata atau frasa yang menjadi konstituen kalimat masing-masing mempunyai fungsi sintaksis serta peran semantik tertentu pula.

a. Fungsi Sintaksis Unsur-Unsur Kalimat

Fungsi di sini diberi pengertian hubungan saling ketergantungan antara unsur-unsur dari suatu perangkat sedemikian rupa sehingga perangkat itu merupakan keutuhan dan membentuk sebuah struktur (Kridalaksana, 2002). Fungsi itu bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, keterangan. Unsur-unsur tersebut terdapat dalam sebuah kalimat. Akan tetapi, kelima unsur tersebut memang tidak selalu bersama-sama ada dalam satu kalimat (Putrayasa, 2014).

Kadang-kadang sebuah kalimat terdiri atas subjek dan predikat (S – P), Subjek – Predikat- Objek (S - P - O), Subjek – Predikat – Keterangan (S – P – K ), Subjek – Predikat – Pelengkap (S – P – Pel), Subjek – Predikat – Objek – Keterangan (S – P – O – K ) atau Subjek – Predikat – Pelengkap – Keterangan (S – P – Pel – K). Untuk dapat mengetahui fungsi unsur kalimat, perlu dikenal ciri dari tiap-tiap fungsi sintaksis itu. Dibawah ini berturut-turut akan diuraikan fungsi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.

(27)

1) fungsi Subjek

Dalam KBBI (2009:743) dijelaskan bahwa subjek adalah bagian kalimat yang menjabat sebagai pokok pembicaraan atau pokok kalimat. Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal, atau sesuatu yang dianggap nomina. Wijayanti, dkk (2013:55) ciri-ciri subjek adalah:

a) Subjek dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan yang menggunakan apa

atau siapa dengan predikat sebagai tumpuan. 1. Harimau binatang liar.

Apa yang liar? Harimau 2. Anak itu belum makan.

Siapa yang belum makan? Anak itu b) Subjek disertai kata penunjuk itu

1. Gadis itu berhati mulia c) Subjek didahului kata bahwa.

1. Bahwa gadis itu berhati mulia. d) Subjek tidak didahului kata depan.

1. Bagi mahasiswa yang sudah membayar SPP dapat mengambil kartu aktif mahasiswa dibagian pendaftaran. (salah)

2. Mahasiswa yang sudahmembayar SPP dapat mengambil kartu aktif mahasiswa dibagian pendaftran. (benar)

(28)

2) Fungsi Predikat

Putrayasa (2010:65) mengatakan bahwa predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek itu. Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu. Wijayanti, dkk (2013:56) mengungkpakan ciri-ciri predikat, seperti berikut ini.

a) Predikat dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan mengapa dan bagaimana subjek.

1. Mustakim menyusun skripsi 2. Irfan baik-baik

b) Predikat dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan. Tidak diikuti bentuk verba dan adjektiva, sedangkan bukan diikuti oleh nomina.

1. Linda tidak menangis ketika terjatuh di depan rumah. 2. Chandra bukan mahasiswa melainkan dosen.

c) Predikat dapat didahului adalah, ialah, merupakan.

1. Kakak pertamanya adalah seoran dosen tamatan IKIP Singaraja 2. Sintaksis ialah cabang ilmu yang mempelajari tata kalimat. d) Predikat dapat didahului akan, sudah, sedang, selalu, atau hampir.

1. Saya akan selalu belajar lebih giat lagi.

(29)

3) Fungsi Objek

Alwi (2003:328) mengatakan bahwa objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Menurut Markhamah (2011:128) ciri-ciri objek sebagai berikut:

a) Objek terdapat dalam kontruksi aktif transitif. 1. Pak hartono memukul andi

b) Objek berada langsung di belakang predikat. 1. Andi mengunjungi pak rustam

c) Objek dapat menjadi subjek jika kalimatdi pasifkan 1. Pembantu membersihkan ruangan saya

S P O

2. Ruangan saya dibersihkan oleh pembantu S P P 4) Fungsi Pelengkap

Markhamah (2011:132) mengatakan bahwa pelengkap adalah kata atau frasa yang merupakan bagian klausa atau kalimat yang wajib hadir bersamaan dengan fungsi predikat. Alwi (2003:329) menjelaskan ciri-ciri dari pelengkap sebagai berikut. a) Pelengkap berwujud frasa nominal, frasa verba, frasa adjektival, frasa

preposisional atau kalimat.

Contohnya: Andi bermain bulu tangkis

b) Pelengkap berada langsung dibelakang predikat jika tidak ada objek dan dibelakang objek jika unsur itu hadir.

(30)

Contohnya: Ani bermain bola volly

c) Pelengkap tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat. Contohnya: Pencuri itu tertangkap polisi

d) Pelengkap tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, akan.

5) Fungsi Keterangan

Alwi (2003:330) keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. Pada umumnya, kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat manasuka. Menurut Wijayanti, dkk (2013:59) bahwa ciri-ciri kalimat adalah seperti berikut.

a. Dapat berpindah posisi di awal, tengah, atau akhir kalimat. 1. Mereka membunuh binatang buas itu di pinggir jalan 2. Di pinggir jalan mereka membunuh binatang buas itu

b. Dapat berupa keterangan tambahan, keterangan pewatas, atau keterangan aposisi. 1. Megawati, yang menjabat presiden RI pada tahun 2001 – 2004, adalah

putri Bung Karno. (kontruksi yang sebagai keterangan tambahan)

2. Megawati yang menjabat presiden RI pada 2001–2004, adalah putri Bung Karno. (kontruksi yang sebagai keterangan pewatas).

3. Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putri Bang Karno. (Presiden RI 2001-2004 sebagai keterangan aposisi).

(31)

Alwi (2003:33) mengemukakan bahwa jenis keterangan di bedakan berdasarkan maknanya di dalam kalimat. Ada keterangan tempat, keterangan waktu, keterangan tujuan, keterangan cara, keterangan penyerta, keterangan perbandingan atau kemiripan, keterangan sebab, keterangan kesalingan dan keterangan asal.

a) Keterangan tempat ditandai dengan preposisi seperti: di (di kamar), ke (ke kantor), dari (dari pasar), dalam (dalam lemari), pada (pada permukaan).

b) Keterangan waktu ditandai oleh: pada (pada hari ini), besok, sekarang, kini,

sebelum (sebelum pukul 12), sesudah (sesudah pukul10), sepanjang (sepanjang tahun), selama (selama 2 minggu) dan malam.

c) Keterangan alat berupa kata yang di tandai dengan preposisi dengan (dengan gunting)

d) Keterangan tujuan ditandai oleh agar atau supaya ( agar atau supaya kamu pintar), untuk (untuk kemerdekaan),bagi (bagi masa depanmu), demi(demi kekasihnya).

e) Keterangan cara ditandai oleh: dengan (dengan diam-diam), secara (secara hati-hati),dengan cara (dengan cara damai), dengan jalan (dengan jalan berunding) f) Keterangan penyerta ditandai oleh: dengan (dengan adiknya), bersama (bersama

orang tuanya), berserta (beserta saudaranya)

g) Keterangan perbandingan ditandai oleh: seperti (seperti angin), bagaikan bagaikan seorang dewi), laksana (laksana bintang dilangit)

h) Keterangan sebab ditandai oleh: karena (karena perempuan itu), sebab (sebab kecorobohannya)

(32)

i) Keterangan kesalingan adalah keterangan yang menyatakan bahwa suatu perbuatan dilakukan secara berbalasan. Keterangan kesalingan ditandai oleh kata satu sama lain, dan lain.

j) Keterangan akibat ditandai oleh: sehingga k) Keterangan alasan ditandai oleh: berdasarkan l) Keterangan asal ditandai oleh: dari

m) Keterangan perlawanan ditandai oleh: meskipun, walaupun n) Keterangan syarat ditandai oleh: kalau, jika

b. peran semantik unsur-unsur kalimat

Peran merupakan tataran terakhir struktur sintaksis setelah tataran fungsi dan kategori. Berbicara mengenai peran berarti mengacu pada kepada makna pengisi unsur fungsi dalam sebuah kalimat. Pada dasarnya tiap kalimat memerikan suatu peristiwa atau keadaan yang melibatkan satu persatu atau lebih, dengan peran semantis yang berbeda-beda (Alwi dkk,2003:334).

Peran semantik merupakan analisis mengenai kedudukan kata dalam kalimat yang berupa pelaku, perbuatan, pengalam, dan lain-lain. Analisis makna disebut analisis peran unsur-unsur kalimat. Markhmah (2011:164) mengemukakan bahwa makna adalah isi semantik unsur-unsur satuan gramatikal, baik berupa klausa maupun frasa.

(33)

a) Pelaku

Pelaku adalah peserta yang melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat. Peran pelaku itu merupakan peran semantis utama subjek kalimat aktif dan pelengkap pasif.

1. Anak itu sedang membaca koran. 2. Laptop saya dipinjam oleh Tina. b) Sasaran

Sasaran adalah peserta yang melakukan perbuatan yang dinyatakan verba predikat. Peran pelaku itu merupakan peran utama objek dan pelengkap.

1. Ibu mengirimkan anaknya uang. 2. Ayah membeli sepatu baru. c) Pengalam

pengalam adalah peserta yang mengalami keadaan atau peristiwa yang dinyatakan predikat. Peran pengalam merupakan unsur subjek yang predikatnya adjektiva atau verba taktransitif yang lebih menyatakan keadaan.

1. Ayah saya sakit hari ini. 2. Mereka kehujanan di jalan. d) Peruntung

Peruntung adalah peserta yang beruntung dan memperoleh manfaat dari keadaan, peristiwa atau perbuatan yang dinyatakan oleh predikat. Partisipan peruntung biasanya berfungsi sebagai objek, atau pelengkap, atausubjek verba jenis menerima atau mempunyai.

(34)

1. Ayah memberi uang kepada saya. 2. Dia menerima hadiah baju kemeja. e) Atribut

Dalam kalimat yang predikatnya nomina, predikat tersebut mempunyai peran atribut.

1. Orang itu dosen saya.

2. Dia menerima hadiah baju kemeja. f) Peran semantik keterangan

1) Peran semantik waktu

Contohnya: 1. Ani pindah bulan lalu

2. Bapaknya pergi ke bandung besok pagi. 3. Minggu lalu pengumuman itu dipasang. 2) Peran semantik tempat

Contohnya: 1. Ayah tinggal di Toraja

2. Para siswa itu mengotori ruang kelasnya 3. Pemadam kebakaran itu membuka maskernya 3) Peran semantik alat

Contohnya: 1. Kakak memotong rambut adik dengan gunting 2. Tentara kita bersenjatakan bambu runcing 3. Rumahnya berlantai tanah

(35)

4) Peran semantik sumber

Contohnya: 1. Cincin itu terbuat dari emas 2. Kue itu berbahan dari pisang 3. Surat Kabar

Surat kabar adalah salah satu media massa yang beredar di tengah masyarakat. Keberadaan surat kabar sebagai media massa merupakan perwujudan dari peranan maupun fungsinya dalam melayani kebutuhan manusia yang sudah demikian kompleks, dalam perjalanan sejarah, urusan jurnalistik, dan tulis menulis, surat kabar atau koran biasanya terbit setiap hari sehingga biasa disebut harian. Surat kabar lebih banyak berisi berita kejadian aktual, ulasan berita, kolom opini, tajuk rencana, informasi lain yang bersifat penerangan.

Surat kabar itu dibedakan menurut luas pembaca, misalnya Surat Kabar Internasional, Surat Kabar Nasional, Surat Kabar Daerah, dan Surat Kabar Kota. Adapun fungsi dan peran surat kabar sebagai berikut.

1. Peranan Umum Surat Kabar

Media massa mencakup media elektronik seperti televisi, radio, media cetak, seperti koran, majalah dan lain-lain. Dapat dipastikan bahwa media massa adalah alat komunikasi. Peranan media massa sebagai alat komunakasi bersifat impersonal. Karena pesan tidak langsung diterima, tetapi ditangani oleh suatu medium teknologis.

Surat kabar sebagai alat komunikasi mempunyai fungsi yakni menyebarluaskan, memperkenalkan, dan merangsang demi mencapai sasaran yang diinginkan. Menyebarluaskan diartikan untuk menyampaikan hasil-hasil yang baik

(36)

bagi masyarakat memperluaskan berarti suatu analisis, tujuan maupun kritik yang sifatnya berdaya guna di kalangan masyarakat. Merangsang pencaturan ide-ide maupun gagasan yang ada dalam masyarakat.

2. Fungsi Surat kabar

Media massa cukup unik, merupakan unsur paling memanusiakan karena dia menciptakan kembali aspek-aspek kondisi manusia dan menampilkan kembali dalam bentuk-bentuk yang dipelajari dan dijadikan milik bersama. Oleh karena itu surat kabar mempunyai fungsi kemasyarakatan, yakni sebagai sarana penerangan, pendidikan umum, kontrol sosial, dan hiburan. Selanjutnya penulis akan menguraikan secara singkat fungsi surat kabar antara lain.

a. Fungsi Penerangan

Surat kabar sebagai fungsi penerangan karena disamping menyampaikan berita-berita dan informasi juga menyampaikan pandangan, minat, dukungan dan sebagainya yang nantinya dihimbaukan ke khalayak ramai.

b. Fungsi Pendidikan

Pengetahuan dapat bertambah dengan membaca surat kabar dan setidaknya terjadi perubahan pola pikir dan perasaan kita. Inilah fungsi utama membaca surat kabar maupun bacaan lainnya yang mendidik.

c. Fungsi Kontrol Sosial

Persoalan manusia kian waktu sudah semakin kompleks. Manusia dihadapkan pada kenyataan-kenyataan yang ada disekitarnya. Untuk menjawab persoalan-persoalan itu sekaligus mengatasinya, dibutuhkan suatu pegangan. Surat kabar

(37)

sebagai media komunakasi dapat dijadikan pegangan yang mampu mengarahkan hal-hal yang baik sesuai dengan aturan yang berlaku. Surat kabar selain menyajikan informasi dan berita juga berusaha menangkap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Surat kabar menjadi salah satu sarana dalam usaha memanusiakan diri dan lingkungan. Apakah itu memperkaya wawasan tentang kehidupan, menggugah kecintaan terhadap lingkungan hidup, merangsang kreativitas dan semangat untuk selalu menyempurnakan diri. Membaca surat kabar dapat melihat suatu hala atau masalah dengan mencari dan memperhatikan kebijaksanaan. Selanjutnya surat kabar memberi pegangan yang pasti dalam perikehidupan atau perilaku di muka bumi ini. d. Fungsi Menyalurkan Aspirasi Masyarakat

Surat kabar tidak hanya membawa fakta-fakta, tetapi juga memberikan ide, gagasan, dan cita-cita. Media cetak cetak surat kabar terbuka terhadap bermacam-macam pikiran dari orang-orang atau kelompok-kelompok kreatif untuk kemudian disebarkan ke khalayak luas.

e. Fungsi Hiburan

Surat kabar bukan sekedar warung berita dan komentar,tetapi juga berisi berita-berita aktual, peristiwa-peristiwa dan sebagainya yang sesungguhnya merupakan hiburan masyarakat yang cukup murah dan efisien. Surat kabar ditata dengan bahasa yang apik dan menarik serta didukung oleh gambar-gambar yang menggugah selera. Namun, tetap sarat dengan nilai berita. Dibalik semua itu, surat kabar mengemban misi tertentu yang berhubungan dengan segala segi bidang kehidupan.

(38)

B. Kerangka Pikir

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Dalam kalimat tunggal ada kalimat berpredikat verbal berdasarkan kemungkinan kehadiran nomina atau frasa nominal objeknya, yaitu: (a) kalimat taktransitif, (b) kalimat ekatransitif, (c) kalimat dwitransitif, (d) dan kalimat pasif. Berdasarkan predikatnya kalimat dapat dibagi atas kalimat berpredikat verbal, yaitu: kalimat berpredikat adjektival, kalimat berpredikat nominal, kalimat berpredikat numeral, dan kalimat berpredikat preposisional.

Struktur sintaksis kalimat tunggal terdapat tataran fungsi dan tataran peran semantik sebagai pengisi makna. Tataran tersebut tidak dapat dipisahkan dalam membangun kegramatikalan sebuah kalimat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian menggunakan analisis deskripsi untuk menggambarkan pola struktur fungsional kalimat tunggal bahasa Indonesia, struktur fungsi dan peran semantik sebagai pengisi makna dalam bentuk kalimat tunggal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut ini.

(39)

Bagan kerangka pikir Kalimat tunggal Menurut predikatnya Kalimat Dwitransitif Kalimat Ekatransitif Kalimat Pasif Kalimat Taktransitif Kalimat Berpredikat Verbal Kalimat berpredikat nominal Kalimat Berpredikat Numerial Kalimat berpredikat adjektival Kalimat Berpredikat Prepossional Peran fungsi Temuan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan berdasarkan fakta yang ada, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa periihal bahasa yang sifatnya apa adanya. Selain itu penelitian deskriptif menandai pada hasil penelitian yang bersangkutan dengan sikap atau pandangan peneliti terhadap ada dan tidaknya penggunaan bahasa, tahap demi tahap (Sudaryanto, 1998: 62-63). Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu Analisis fungsi dan peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas.

Langkah-langkah dalam metode deskriptif yang digunakan adalah penyediaan data, yaitu data berupa koran harian Kompas edisi April tahun 2018. Setelah itu dilakukan pembacaan terhadap objek penelitian untuk menemukan data- data yang berupa fungsi dan peran kalimat tunggal. Setelah itu melakukan pengumpulan data dengan pencatatan. Setelah pencatatan dilakukan pengkategorisasian data sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan dilakukan analisis berdasarkan teori yang ada. Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan.

(41)

B. Data Dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini adalah kesuluruhan dalam kalimat tunggal yang diisi fungsi dan peran semantik yang ditemukan dalam sumber data pada harian Kompas.

2. Sumber Data

Dalam penulisan ini yang menjadi sumber data dalam harian Kompas edisi April 2018 pada berita utama.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data merupakan hal yang paling penting. Untuk itu, diperlukan data yang lengkap dan diperlukan metode pengumpulan data, yaitu metode pengumpulan data dan metode analisi data, adapun penulis gunakan dalam tahap pengumpulan dataadalah sebagai berikut:

1. Penelitian pustaka

Penelitian pustaka dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca / menelaah sejumlah literatur dan hasil penelitian yang berhubungan dengan fungsi dan peran kalimat tunggal harian Kompas dalam bahasa Indonesia. Penelitian pustaka ini penting dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh landasan teori yang digunakan dalam pembahasan tengtang fungsi dan peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas.

(42)

2. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer tentang fungsi dan peran semantik kalimat tunggal pada harian kompas dalam bahasa Indonesia.Untuk memperoleh data primer, digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik ini adalah suatu cara yang dilakukan dengan mencatat semua fakta tengtang fungsi dan peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas yang ditemukan melalui bacaan atau buku-buku (penelitian lapangan). Terutama untuk mencatat fungsi dan peran semantik kalimat tunggal. Untuk keperluan tersebut maka, disiapkan buku catatan khusus. Dalam buku inilah terdapat data berkaitan dengan fungsi dan peran semantik kalimat tunggal yang telah dicatat selanjutnya data tersebut dituliskan ciri/tipe atau aspek yang dijadikan pusat penelitian.

a) Teknik Observasi

penelitian dilapangan untuk mejaring data primer dari penelitian lapangan ini, penulis telah mendapatkan beberapa data dari sumber tertulis seperti pada beberapa surat kabar harian di kota Makassar.

Sejalan dengan hal itu, untuk mendapatkan data yang objektif dalam penulisan ini digunakan metode observasi. Observasi bukan hanya melihat, mengamati akan tetapi, observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatat dan pengkodean serangkaian perilkau dan suasana sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.

(43)

b) Teknik Catat

Teknik catat adalah mencatat dan mengamati semua data yang diperoleh atau yang telah ditemukan sebelumnya. Mencatat funsgi dan peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas.

c) Teknik dan Dokumentasi

Setelah menemukan fungsi dan peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas, data kemudian dimasukkan dalam kartu data yang disiapkan sebelumnya. Hal ini akan memudahkan penulis, apabila sewaktu-waktu membutuhkan kemabli data tersebut.

D. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif yang dimaksud yakni mendeskripsikan fungsi dan peran semantik kalimat tunggal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi data yaitu mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan fungsi dan peran semantik dalam kalimat tunggal.

2. Mengelompokkan setiap kalimat tunggal yang diisi oleh fungsi dan peran semantik dalam kalimat tunggal.

3. Menganalisis setiap kalimat yang diisi oleh fungsi dan peran semantik dalam kalimat tunggal

4. Mendeskripsikan data yaitu penulis memaparkan atau menjelaskan seperti apa fungsi dan peran semantik dalam kalimat tunggal.

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian hasil analisis data dibahas tentang identifikasi, klasifikasi data, deskripsi data dan kesimpulan data dibahas berikut ini.

1) Identifikasi Data

Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal dalam harian Kompas yang terbit pada April 2018. Ditemukan tiga puluh lima kalimat tunggal. Kalimat tunggal tersebut menjadi data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Kami mencari jalan lain. [Kompas, 2018:4] 2. Dia tidak mati. [Kompas, 2018:4]

3. Kau terlalu lelah. [Kompas, 2018:4]

4. Arsoyo mengatakan masih ada buaya. [Kompas, 2018:4]

5. Kita harus benar memberi perhatian dengan masalah listrik. [Kompas, 2018:4] 6. Presiden joko widodo saat memimpin rapat kabinet 18 april lalu. [Kompas,

2018:4]

7. Nurul didiskluasifikasi karena gagal melakukan tes penkan lalu. [Kompas, 2018:4]

(45)

9. Hanafi memberikan sinyal untuk PAN akan ikut mendukung prabowo. [Kompas, 2018:4]

10. Dia tidak akan bertahan dalam kepakatan itu pada mei ini. [Kompas, 2018:4] 11. Mereka bekerja dalam bingkai kemanusiaan dan peradaban. [Kompas, 2018:4] 12. Kami akan memantau dalam masa pedaftaran ittu. [Kompas, 2018:4]

13. Budi dan pekerjanya merintis kebun kelor. [Kompas, 2018:4]

14. BMKG telah memberikan informasi peringatan sehari sebelumnya. [Kompas, 2018:4]

15. Saya tinggal di jawa. [Kompas, 2018:4]

16. Kami mengembangkan buku dan penerbit di tanah air. [Kompas, 2018:4] 17. Majelis hakim menilai perbuatan Rinelda. [Kompas, 2018:4]

18. Kami akan terus mengupayakan dialog dengan aparat kepolisian. [Kompas, 2018:4]

19. Di tengah kebingungan ia menelpon polisi. [Kompas, 2018:4]

20. Selama ini kami mengandalkan dana dari donatur. [Kompas, 2018:4] 21. Kasus ini diperhatikan masyarakat banyak. [Kompas, 2018:4]

22. Negara ini terkikis kewibawaannya. [Kompas, 2018:4] Dia hanya menjalankan perintah atasan. [Kompas, 2018:4]

23. Anak balita harus mendapatkan vaksin. [Kompas, 2018:4] 24. Kami belum mendapatkan salinan putusan. [Kompas, 2018:4]

(46)

26. Kejaksaan atau KPK dapat melakukan penyidikan dan penuntutan. [Kompas, 2018:4]

27. Penulis ahmad fuadi mengeluarkan buku terbaru. [Kompas, 2018:4] 28. Rinelda turut membuka informasi. [Kompas, 2018:4]

29. Kondisi ini akan mempegaruhi kualitas pendidikan siswa. [Kompas, 2018:4] 30. Mereka juga membawa bantuan buku dari kementrian pendidikan dan

kebudayaan. [Kompas, 2018:4]

31. Kami akan membawa bukti lengkap ke PTN terkait. [Kompas, 2018:4]

32. Mendagri Tjahyo kumolo mengeluarkan surat edaran ke semua pemda. [Kompas, 2018:4]

33. Selama ini kami mengandalkan dana dari donatur. [Kompas, 2018:4]

34. Agung dihukum empat tahun penjara dengan denda Rp 200 juta. [Kompas, 2018:4]

35. Sembilan sekolah ini sudah berdiri selama puluhan tahun di jayapura. [Kompas, 2018:4]

Dalam harian Kompas edisi April 2018 kalimat tunggal sangat terbatas jumlahnya, yaitu ditemukan tiga puluh lima kalimat tunggal. Dari tiga puluh lima tersebut terbagi atas kalimat tunggal tak taktransitif, ekatransitif, dwitransitif, dan kalimat pasif.

Data inilah yang dianalisis berdasarkan fungsi dan peran semantik dalam

Kalimat. Data yang telah teridentifikasi tersebut diklasifikasikan terlebih dahulu Sebelum dianalisis satu persatu.

(47)

2) Klasifikasi Data

Data berupa kalimat tunggal yang ditemukan dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu kalimat tunggal taktransitif, ekatransitif, dwitransitif, dan kalimat pasif.

1. Kalimat Taktransitif

Kalimat taktransitif adalah kalimat yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap, hanya memiliki dua fungsi wajib, yaitu subjek, predikat, dan boleh dilengkapi keterangan. Dalam penelitian ini ditemukan lima kalimat taktransitif dalam harian Kompas seperti berikut ini.

1. Kami mencari jalan lain. 2. Dia tidak mati.

3. Kau terlalu lelah.

4. Dudi dan pekerjanya merintis kebun kelor. 5. Saya tinggal di jawa.

Data tersebut menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat taktransitif karena hanya memiliki dua fungsi yaitu sujekdan predikat, ada juga kalimat yang dilengkapi dengan unsur fungsi keterangan.

2. Kalimat Ekatransitif

Kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap atau mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Peneliti menemukan dua puluh satu kalimat tunggal ekatransitif dalam harian Kompas berikut ini.

(48)

1. Kita harus benar memberi perhatian dengan masalah listrik. 2. Kami akan memantau dalam masa pendaftaran itu.

3. Arsoyo mengatakan masih ada buaya di sungai.

4. Presiden joko widodo saat memimpin rapat kabinet 18 april lalu. 5. Dia hanya menjalankan perintah atasan.

6. Anak balita harus mendapatkan vaksin. 7. Kami belum mendapatkan salinan putusan.

8. Prajurit juga membantu pendidikan dan kesehatan.

9. Kejaksaan atau KPK dapat melakukan penyidikan dan penuntutan. 10. Penulis ahmad fuadi mengeluarkan buku terbaru.

11. Rinelda turut membuka informasi.

12. Nurul didiskluasifikasi karena gagal melakukan tes pekan lalu. 13. Nuraini khalid telah meraih sertifikat pendidik 3 tahun lalu. 14. Dia tidak akan bertahan dalam kepakatan itu pada mei ini. 15. Mereka bekerja dalam bingkai kemanusiaan dan peradabaan 16. Kami mengembangkan buku dan penerbit di tanah air. 17. Kondisi ini akan mempegaruhi kualitas pendidikan siswa.

18. Mereka juga membawa bantuan buku dari kementrian pendidikan dan kebudayaan.

19. Kami akan membawa bukti lengkap ke PTN terkait.

20. Mendagri Tjahyo kumolo mengeluarkan surat edaran ke semua pemda 21. Di tengah kebingungan ia menelpon polisi.

(49)

22. Selama ini kami mengandalkan dana dari donatur.

Verba pada data tersebut adalah verba ekatransitif karena verba tersebut hanya memerlukan sebuah objek. Objek dalam kalimat yang mengandung verba ekatransitif dapat diubah fungsinya sebagai subjek dalam kalimat pasif sehingga dinyatakan bahwa kalimat tersebut termasuk dalam kalimat ekatransitif.

c. Kalimat Dwitransitif

Kalimat dwitransitif adalah verba dalam kalimat aktif dapat diikuti oleh dua nomina, satu sebagai subjek dan satunya lagi sebagai pelengkap. Jadi, kalimat dwitransitif adalah kalimat yang memiliki objek dan pelengkap. Dalam penelitian ini tidak ditemukan data kalimat dwitransitif pada harian Kompas edisi April 2018. d. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan. Kalimat pasif ini sering disebut kalimat tanggap, yaitu kalimat yang subjeknya merupakan hasil suatu perbuatan. Dalam penelitian ini peneliti menemukan enam kalimat pasif yang akan dianalisis sebagai berikut ini.

1. Hanafi memberikan sinyal untuk PAN akan ikut mendukung prabowo. 2. Kasus ini diperhatikan masyarakat banyak.

3. BMKG telah memberikan informasi peringatan sehari sebelumnya. 4. Negara ini terkikis kewibawaanya.

5. Agung dihukum empat tahun penjara penjara dengan denda 200 juta. 6. Sembilan sekolah ini sudah berdiri selama puluhan tahun di jayapura.

(50)

Keberterimaan data tersebut menunjukkan bahwa bentuk predikat yang mendapat prefiks di-, ter-, dan ber- yang menunjukkan bentuk kalimat pasif. Jadi kalimat pasif yang subjeknya merupakan hasill perbuatan.

Dalam penelitian ini analisis fungsi kalimat tunggal pada harin Kompas terdapat empat bagian yaitu kalimat tunggal taktransitif, ekatransitif, dwitransitif, dan kalimat pasif. Sebagai berikut.

1. Analisis Fungsi Kalimat Taktransitif.

Alwi (2003:338) mengemukakan bahwa kalimat taktransitif adalah kalimat yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap hanya memilki dua fungsi wajib, yaitu subjek, predikat dan boleh dilengkapi dengan keteranagan. Kategori kata yang dapat mengisi fungsi predikat terbatas pada verba taktransitif. Seperti halnya kalimat tunggal lain, kalimat tunggal yang seperti keterengan tempat, waktu, cara dan alat.

Pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti. Data yang dapat diperoleh dari harian Kompas April 2018 akan dianalisi berdasarkan fungsi dan peran semantik kalimat tunggal. 1) Kami/ mencari jalan lain.

Fungsi : S P Peran : Pelaku Tindakan 2) Dia/ tidak mati.

Fungsi : S P

Peran : Pelaku Tindakan 3) Kau/ terlalu lelah.

Fungsi : S P Peran : pelaku Keadaan

(51)

4) Dudi dan pekerjanya/ merintis/ kebun kelor.

Fungsi : S P K

Peran : Pelaku Perbuatan Tempat 5) Saya/ tinggal/ di jawa

Fungsi : S P K

Peran : Pelaku Tindakan Tempat

Fungsi di sini diberi pengertian hubungan saling ketergantungan antara unsur-unsur dari suatu perangkat sedemikian rupa sehingga perangkat itu merupakan keutuhan dan membentuk sebuah struktur (Kridalaksana, 2002). Fungsi itu bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, keterangan. Unsur-unsur tersebut terdapat dalam sebuah kalimat. Akan tetapi, kelima unsur tersebut memang tidak selalu bersama-sama ada dalam satu kalimat (Putrayasa, 2014).

Kalimat [1] diisi oleh nomina Kami yang berfungsi sebagai subjek dan adjektival mencari jalan lain yang berfungsi sebagai predikat. Kalimat [2] diisi oleh kategori nomina Dia yang berfungsi sebagai subjek dan frasa verbal tidak mati yang berfungsi sebagai predikat. Kalimat [3] diisi oleh kategori nomina Kau yang berfungsi sebagai subjek, dan adjektival terlalu lelah yang berfungsi sebagai predikat. Kalimat [4] diisi oleh kategori nomina Dudi dan pekerjanya berfungsi sebagai subjek dan frasa verbal merintis berfungsi sebagai predikat, dan frasa preposisional kebun kelor yang berfungsi sebagai keterangan. [5] diisi oleh kategori nomina Saya

(52)

berfungsi sebagai subjek dan frasa verbal tinggal berfungsi sebagai predikat, dan frasa preposisional di Jawa yang berfungsi sebagai keterangan.

Kalimat [1] diisi oleh kategori frasa nomina Kami yang berfungsi sebagai subjek. Hal ini menunjukkan bahwa subjek merupakan bagian kalimat yang menjabat sebagai pokok pembicaraan atau pokok kalimat dan dapat diketahui dengan mengajukan pernyataan apa dan siapa. Kalimat yang diisi oleh kategori adjektival mencari jalan sebagai predikat. Hal ini menunjukkan bahwa predikat merupakan bagian yang memberi keterangan tentang sesuatuyang berdiri sendiri dan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan mengapa dan bagaimana.

Kalimat [2] diisi leh kategori nomina/pronomina Dia yang berfungsi sebagai subjek. Hal ini menunjukkan bagian kalimat yang menjabat sebagai pokok pembicaraan atau pokok kalimat dan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan apa dan siapa. Kalimat yang diisi oleh frasa verbal tidak mati berfungsi sebagai predikat. Hal ini menunjukkan bahwa predikat merupakan bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri dan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan mengapa dan bagaimana.

Kalimat [3] diisi leh kategori nomina Kau yang berfungsi sebagai subjek. Hal ini menunjukkan bagian kalimat yang menjabat sebagai pokok pembicaraan atau pokok kalimat dan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan apa dan siapa. Kalimat yang diisi oleh adjektival terlalu lelah berfungsi sebagai predikat. Hal ini menunjukkan bahwa predikat merupakan bagian yang memberi keterangan tentang

(53)

sesuatu yang berdiri sendiri dan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan mengapa dan bagaimana.

Kalimat [4] diisi kategori nomina Dudi dan pekerjanya yang berfungsi sebagai subjek. Hal ini menunjukkan bagian kalimat yang menjabat sebagai pokok pembicaraan atau pokok kalimat dan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan apa dan siapa. Kalimat yang diisi oleh frasa verbal merintis berfungsi sebagai predikat. Hal ini menunjukkan bahwa predikat merupakan bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri dan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan mengapa dan bagaimana. Kalimat yang diisi oleh frasa preposisional kebon kelor berfungsi sebagai keterangan. Hal ini ditandai dengan preposisi ke-.

Kalimat [5] diisi kategori nomina Saya yang berfungsi sebagai subjek. Hal ini menunjukkan bagian kalimat yang menjabat sebagai pokok pembicaraan atau pokok kalimat dan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan apa dan siapa. Kalimat yang diisi oleh frasa verbal tinggal berfungsi sebagai predikat.

Hal ini menunjukkan bahwa predikat merupakan bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri dan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan mengapa dan bagaimana. Kalimat yang diisi oleh frasa preposisional di Jawa berfungsi sebagai keterangan. Hal ini ditandai dengan preposisi ke-.

(54)

2. Analisis Fungsi Kalimat Ekatransitif

Putrayasa (2010:29) mengemukakan bahwa kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap atau mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat dan objek.

Data yang telah diperoleh dalam harian Kompas April 2018 akan dianalisis berdasarkan fungsi dan peran semantik kalimat.

1. Kita/ harus benar memberi perhatian/ dengan masalah listrik.

Fungsi : S P O

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran

2. Kami / akan memantau/ dalam masa pendaftaran itu. Fungsi : S P O

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran

3. Arsoyo/ mengatakan/ masih ada buaya/ di sungai. Fungsi : S P O Ket Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Tempat

4. Presiden joko widodo/ saat memimpin/ rapat kabinet/ 18 april lalu.

Fungsi : S P O Ket

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Waktu 5. Dia/ hanya menjalankan/ perintah atasan.

Fungsi : S P O

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran 6. Anak balita/ harus mendapatkan/ vaksin.

Fungsi : S P O

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran 7. Kami/ belum mendapatkan / salinan putusan.

Fungsi : S P O

(55)

8. Prajurit/ juga membantu/ pendidikan dan kesehatan

Fungsi : S P O

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran

9. Kejaksaan atau KPK/ dapat melakukan/ penyidikan dan penuntutan.

Fungsi : S P O

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran 10. Penulis ahmad fuadi/ mengeluarkan/ buku terbaru.

Fungsi : S P O

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran 11. Rinelda/ turut membuka/ informasi.

Fungsi : S P O

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran

12. Nurul/ didiskluasifikasi/ karena gagal melakukan tes/ pekan lalu.

Fungsi : S P O Ket

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Waktu 13. Nuraini khalid/ telah meraih/ sertifikat pendidik/ 3 tahun lalu.

Fungsi : S P O K

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Waktu 14. Dia/ tidak akan bertahan/ dalam kepakatan itu/ pada mei ini.

Fungsi : S P O K

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Waktu 15. Mereka/ bekerja/ dalam bingkai/ kemanusiaan dan peradabaan

Fungsi : S P O K

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Sumber 16. Kami/ mengembangkan/ buku dan penerbit/ di tanah air.

Fungsi : S P O K

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Tempat 17. Kondisi/ ini akan mempegaruhi/ kualitas pendidikan siswa.

Fungsi : S P O

(56)

18. Mereka/ juga membawa/ bantuan buku/ dari kementrian pendidikan dan kebudayaan.

Fungsi : S P O K

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Sumber 19. Kami/ akan membawa/ bukti lengkap/ ke PTN terkait.

Fungsi : S P O K

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Tempat

20. Mendagri Tjahyo kumolo/ mengeluarkan/ surat edaran/ ke semua pemda

Fungsi : S P O Ket

Peran : Pelaku Perbuatan Sasaran Tempat 21. Di tengah/ kebingungan/ ia/ menelpon polisi.

Fungsi : Ket S P O

Peran : Tempat Pelaku Perbuatan Sasaran 22. Selama ini/ kami/ mengandalkan/ dana/ dari donatur.

Fungsi : Ket S P O Ket Peran : Waktu Pelaku Perbuatan Sasaran Sumber

Kalimat [1] diisi oleh nomina Kita yang berfungsi sebagai subjek, diisi oleh Verba harus benar memberi perhatian yang berfungsi sebagai predikat, dan diisi frasa Nominal dengan masalah listrik yang berfungsi sebagai objek. Kalimat [2] diisi oleh nomina Kami yang berfungsi sebagai subjek, diisi oleh frasa Verbal akan memantau yang berfungsi sebagai predikat, dan diisi frasa Nominal dengan masalah listrik yang berfungsi sebagai objek.

Kalimat [3] diisi oleh nomina Arsoyo yang berfungsi sebagai subjek, diisi oleh Verbal mengatakan yang berfungsi sebagai predikat, dan diisi frasa Nominal masih ada buaya yang berfungsi sebagai objek, dan diisi oleh frasa preposisional di sungai yang berfungsi sebagai keterangan. Kalimat [4] diisi oleh nomina Presiden

Gambar

Tabel  2. Korpus data peran semantik kalimat tunggal pada harian Kompas

Referensi

Dokumen terkait

12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk mengakomodir diaspora dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, Indonesia dapat mencontoh praktik dari

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya bisa melakukan perbandingan dengan metode analisis lain sehingga dapat digali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

materials for the reading subject so that the students will have plenty resources in producing a well-composed argumentative writing and second, the lecturers of

Hasil penilaian validator yang menyatakan bahwa, materi dalam modul sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2013), dapat mendukung pemahaman konsep,

Adapun saran yang dapat diajukan agar pengembangan Buletin pembelajaran ini dapat lebih baik lagi adalah sebagai berikut: (1) Sebaiknya untuk penelitian lebih

Tingkat kesesuaian waktu pengiriman dengan kesepakatan awal Ordinal 13 Tingkat kemudahan persyaratan pelayanan Ordinal 14 Tingkat kesepakatan tentang persyaratan Ordinal 15

Abstrak , metode simpleks yang direvisi adalah suatu metode yang didesain untuk mencapai hal yang tepat sama seperti pada metode simpleks asli, akan tetapi dengan suatu

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan shortening dan GMS terhadap karakteristik fisik yang meliputi tingkat hardness, springiness,