• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI, KETELADAN PIMPINAN DAN KETEGASAN ATURAN TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SD KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI, KETELADAN PIMPINAN DAN KETEGASAN ATURAN TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SD KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPENSASI, KETELADAN PIMPINAN DAN KETEGASAN ATURAN TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SD

KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

TESIS

Oleh :

SAHABUDDIN

Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.064.17

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul: ”PENGARUH KOMPENSASI, KETELADANAN PIMPINAN DAN KETEGASAN ATURAN TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SD KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA”

Tesis ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam jenjang perkuliahan di pascasarjana khususnya di universitas muhammadiyah Makassar.

Selesainya penyusunan tesis ini adalah berkat bantuan dari beberapa pihak. Terkhusus Kepada Orang Tua Tercinta yang telah memberikan kasih sayang dukungan dan doa. penulis Juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta yang telah memberikan segenap cinta dan dukungannya untuk penulis selama studi

2. Dr. Syarifuddin Cn. Sida, M.Pd dan Dr.Idawati, M.Pd.,Dosen pembimbing yang telah membimbing selama penyusunan tesis.

3. Sulfasyah, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D.,Ketua Jurusan Program Studi Magister Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan kepada kami.

4. Dr.Darwis Muhdina, M.Ag., Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

5. Prof. Dr. H. Ambo Asse.,M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana Magister Pendidikan Dasar yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala saran dan kritikan membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Bontomarannu, 2020 Penulis

Sahabuddin

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL:::::::::::::::::::::. i HALAMAN PENGESAHAN:::::::::::::::::. ii ABSTRAK::::::::::::::::::::::::.. iii KATA PENGANTAR::::::::::::::::::::. iv DAFTAR ISI:::::::::::::::::::::::: vii DAFTAR TABEL:::::::::::::::::::::: ix DAFTAR GAMBAR::::::::::::::::::::: xi DAFTAR LAMPIRAN:::::::::::::::::::: xii BAB I PENDAHULUAN::::::::::::::::::: 1

A. Latar Belakang:::::::::::::::::::.. 1 B. Rumusan Masalah:::::::::::::::::: 6 C. Tujuan Penelitian::::::::::::::::::.. 6 D. Manfaat Penelitian:::::::::::::::::: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA::::::::::::::::. 8 A. Disiplin Kerja::::::::::::::::::::. 8 B. Kompensasi::::::::::::::::::::.. 17 C. Kepemimpinan Kepala Sekolah::::::::::::. 24 1. Keteladan Pimpinan:::::::::::::::... 27 2. Ketegasan Aturan::::::::::::::::... 32 D. Pengertian Guru::::::::::::::::::: 34 E. Disiplin Kerja Guru:::::::::::::::::: 36

(11)

F. Kerangka Pikir:::::::::::::::::::.. 40 G. Hipotesis::::::::::::::::::::::. 42 BAB III METODE PENELITIAN:::::::::::::::.. 43 A. Desain dan Jenis Penelitian:::::::::::::: 43 B. Tempat dan Waktu Penelitian:::::::::::::. 44 C. Populasi dan Sampel::::::::::::::::: 44 D. Instrumen Penelitian:::::::::::::::::. 46 E. Teknik Pengambilan Data::::::::::::::: 47 F. Defenisi Operasional:::::::::::::::::. 48 G. Teknik Analisis Data:::::::::::::::::. 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN:::::::. 52 A. Gambaran Umum SD Kecamatan Bontomarannu::::.. 52 B. Hasil Penelitian:::::::::::::::::::.. 56 C. Pembahasan::::::::::::::::::::.. 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN:::::::::::::: 79 A. Kesimpulan:::::::::::::::::::::. 79 B. Saran:::::::::::::::::::::::... 80 DAFTAR PUSTAKA::::::::::::::::::::.. 81 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian:::::::::::::::: 44 Tabel 3.2 Sampel Penelitian::::::::::::::::. 45 Tabel 4.1 Jumlah Murid SD Kecamatan Bontomarannu::::.. 52 Tabel 4.2Jumlah Guru SD Kecamatan Bontomarannu:::::. 53 Tabel 4.3 Kepala Sekolah Berdasarkan Jenis Kelamin::::: 54 Tabel 4.4 Kepala Sekolah Berdasarkan Golongan::::::: 54 Tabel 4.5 Kepala Sekolah Berdasarkan Tingkat Pendidikan::... 55 Tabel 4.6 Kepala Sekolah Berdasarkan Masa Kerja::::::. 55 Tabel 4.7 Variabel Kompensasi (X1.1)::::::::::::. 56 Tabel 4.8 Variabel Kompensasi (X1.2)::::::::::::. 57 Tabel 4.9 Variabel Kompensasi (X1.3)::::::::::::. 57 Tabel 4.10 Variabel Kompensasi (X1.4):::::::::::: 58 Tabel 4.11 Variabel Kompensasi (X1.5):::::::::::: 58 Tabel 4.12 Variabel Keteladanan Pimpinan (X2.1)::::::... 59 Tabel 4.13 Variabel Keteladanan Pimpinan (X2.2):::::::. 60 Tabel 4.14 Variabel Keteladanan Pimpinan (X2.3):::::::. 60 Tabel 4.15 Variabel Keteladanan Pimpinan (X2.4):::::::. 61 Tabel 4.16 Variabel Keteladanan Pimpinan (X2.5):::::::. 61 Tabel 4.17 Variabel Ketegasan Aturan (X3.1):::::::::.. 62 Tabel 4.18 Variabel Ketegasan Aturan (X3.2):::::::::.. 63 Tabel 4.19 Variabel Ketegasan Aturan (X3.3):::::::::.. 63

(13)

Tabel 4.20 Variabel Ketegasan Aturan (X3.4):::::::::. 64 Tabel 4.21 Variabel Ketegasan Aturan (X3.5):::::::::.. 64 Tabel 4.22 Variabel Disiplin Kerja (Y1)::::::::::::.. 65 Tabel 4.23 Variabel Disiplin Kerja (Y2)::::::::::::.. 66 Tabel 4.24 Variabel Disiplin Kerja (Y3)::::::::::::.. 66 Tabel 4.25 Variabel Disiplin Kerja (Y4)::::::::::::.. 67 Tabel 4.26 Variabel Disiplin Kerja (Y5)::::::::::::.. 67 Tabel 4.27 Analasis Regresi Linear Berganda ::::::::: 68 Tabel 4.28 Uji F :::::::::::::::::::::: 70 Tabel 4.29 Koefesian Determinasi:::::::::::::: 72

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir::::::::::::::::.... 41 Gambar 3.1 Desain Penelitian:::::::::::::::.. 43

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 yang diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dinyatakan bahwa “Tujuan hukuman disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin

Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka menciptakan peserta didik yang memilki kemampuan secara religius sehingga Pendidikan perlu dirancang dengan perencanaan yang baik, menjadikan suasan belajar yang menyenangkan, sesuai dengan Undang-Undang No 20 Tahun 2003. untuk mewujudkan Pendidikan yang baik maka tugas dan fungsi seorang guru disatuan Pendidikan harus mencerminkan kedisiplinan dalam melaksanakan tufoksinya sebagai seorang guru.

Kesuksesan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seorang guru dipengaruhi oleh tingkat kapabilitas dan dedikasi kerja dengan tetap konsisten terhadap disiplin kerja sehingga menghasilkan kinerja yang baik. Dalam rangka meningkatkan disiplin kerja guru maka perlu adanya peraturan yang memuat pokok-pokok kewajiban dan sanksi hukuman apabila melanggar.

Tindakan disiplin dalam bekerja merupakan proses menjadikan seseorang dalam hal ini guru untuk berbuat dan melakukan segala

(16)

kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Sikap disiplin kerja yang dimiliki oleh seorang guru sangatlah penting bagi suatu lembaga dalam rangka mewujudkan tujuan instansi tersebut. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnnya tujuan instansi, para anggota organisasi, dan masyarakat. Jadi, kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuannya.

Guru yang disiplin dan patuh terhadap norma-norma yang berlaku dalam suatu instansi dapat meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja pegawai yang bersangkutan.

Menurut Simamora (2004), pernasalahan yang sangat subtansial dalam implementasi kedisiplinan antara lain: (1) absensi (keterlambatan dan bolos), (2) ketidakpatuhan terhadap aturan, (3) perlambatan kerja, (4) penyalahgunaan fasilitas kantor, dan (5) defisiensi produktivitas.

Dampak yang dapat ditimbulkan dari ketidakdisiplinan sangat besar sehingga perlu ada kerjasama segenap seluruh warga sekolah untuk bekerja secara bersama, walaupun pada dasarnya pelanggaran disiplin kerja yang dilakukan guru tidak mutlak merupakan sifat, karakter atau watak seorang guru, tetapi pada umumnya karena tidak terpenuhinya/tidak sesuai antara harapan dan kenyataan yang didapatkan. Hal lain yang mendasar yang dapat mempengaruhi disiplin

(17)

kerja karena kebutuhan fisigologis yang tidak terpenuhi seperti gaji, kepemimpinan dan konflik batin.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwarti (2013) mengenai pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai menyimpulkan bahwa kompensasi memberikan pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai.

Kemudian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harlie (2010) mengenai pengaruh disiplin kerja terhadap pegawai negeri sipil menyimpulkan bahwa variabel disiplin kerja memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil dan variabel disiplin kerja memiliki kolerasi paling parsial tertinggi terhadap kinerja Pegawai.

Memang jika dilihat secara riil, faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan tugas sehari-hari termasuk guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Seorang guru yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan menjalankan tugas dengan baik, di mana guru yang mempunyai kedisiplinan akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan kesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasichah (2016) mengenai pengaruh kompensasi dan disiplin kerja menyimpulkan bahwa kompensasi memilki pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja

Permasalahan yang berkaitan dengan disiplin guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa antara lain masih adanya

(18)

guru yang sering terlambat datang ke sekolah, pulang sebelum waktunya, dan tidak patuh terhadap aturan tata tertib sekolah. Oleh karena itu sikap dan tindakan kurang disiplin dari para guru harus menjadi fokus perhatian seorang pemimpin karena dapat berdampak negatif seperti: 1) dapat menjadi pemicu bagi guru lain untuk kurang disiplin, 2) dapat menghambat pekerjaan kantor, 3) merugikan perkembangan karir, 4) dapat menimbulkan kecemburuan/konflik kerja dan 5) dapat merusak citra organisasi. Serta pemberian penghargaan berupa kompensasi kepada guru belum sepenuhnya dilakukan oleh para kepala sekolah utamanya bagi guru yang berprestasi, berkinerja baik serta memiliki sikap disiplin yang baik hal ini terlihat dari banyaknya guru yang tingkat disiplin kerjanya menurun diakibatkan karena kurangnya penghargaan dari kepala sekolah.

Sebagian kepala sekolah SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa belum mampu menunjukkan dirinya bahwa ia paham dengan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, mampu memberi pengertian dan meyakinkan guru gurunya dengan ide ide kreatif, inovatif, realistis yang dapat menantang mereka untuk membuktikan kemampuan dirinya berkaitan dengan apa, mengapa dan bagaimana melaksanakan tugas-tugasnya demi hasil yang maksimal

Kepala Sekolah SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa belum sepenuhnya mempunyai kemampuan manajerial yang baik, mampu berpikir strategis, mampu menganalisa masalah dengan cepat untuk mengambil keputusan pada kondisi-kondisi situasional, memberikan

(19)

motivasi yang tinggi sehingga dapat membangkitkan semangat, kemauan kedisiplinan sehingga kepala sekolah mampu menjadi teladan bagi guru gurunya karena keteladanan kepala sekolah secara tidak langsung akan berdampak terhadap kedisiplinan dan kinerja seorang guru.

Kepemimpinan kepala sekolah SD di Kecamatan bontomarannu yang berkaitan dengan ketaatan terhadap aturan dan tata tertib sekolah masih sering terabaikan hal terlihat dengan adanya guru yang belum sepenuhnya mengerjakan administrasi sekolah walaupun sudah tercamtum dalam aturan sekolah bahwa setiap guru wajib melaksanakan tupoksinya salah satunya adalah membuat administrasi pembelajaran demi terlaksanya tujuan Pendidikan yang berkarakter.

Melihat dari uraian tersebut maka penelitian ini akan mengkaji tentang “Pengaruh Kompensasi, Keteladanan Pimpinan dan Ketegasan Aturan terhadap disiplin kerja Guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa?

2. Apakah ada pengaru Keteladanan Pimpinan terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa?

(20)

3. Apakah ada pengaru Ketegasan aturan terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa?

4. Apakah ada pengaruh kompensasi, keteladanan kepemimpinan dan ketegasan aturan secara bersama-sama terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis 1. Pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa

2. Pengaruh Keteladanan Pimpinan terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa

3. Pengaruh Ketegasan aturan terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa

4. Pengaruh kompensasi, keteladanan kepemimpinan dan ketegasan aturan secara bersama-sama terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah: Sebagai bahan masukan bagi seluruh sekolah SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan usaha peningkatan disiplin kerja guru dengan mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja.

(21)

2. Bagi akademisi : Sebagai bahan referensi atau kepustakaan bagi mereka yang membutuhkan informasi dalam bidang sumber daya manusia (guru) khususnya mengenai disiplin kerja.

3. Bagi peneliti: Sebagai acuan dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (guru).

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Perbuatan disiplin merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang guru dalam suatu instansi atau sekolah untuk mewujudkan tujuan Pendidikan yang lebih baik demi terwujudnya Pendidikan yang bermutu dan berkulalitas. sikap disiplin merupakan cerminan kesadaran dan kepatuhan seseorang untuk mentaati suatu peraturan yang berlaku berdasarkan norma social yang secara ikhlas mentaati peraturan dan secara ikhlas menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang Guru, Hasibuan (2006:193). Kesediaan dalam melaksanakan tanggung jawab merupakan bentuk kedisiplinan yang dilakukan oleh seseorang supaya tercipta kondisi yang kondusif sebagai tujuan dari terwujudnya terwujudnya cita-cita Bersama dalam hal ini tujuan Pendidikan yang berkualitas.

Sedangkan menurut Putra, 2005 hlm 244 mengemukakan bahwa “ Prilaku disiplin merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka melaksanakan aturan yang telah ditentukan atau yang diharapkan oleh suatu isntansi atau sekolah dalam melakukan suatu pekerjaan, dengan tujuan supaya pelaksanaan tufoksi seoarang guru dapat terlaksana dengan baik tanpa melakukan perbuatan yang menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan.

(23)

Berdasarkan uraiang tersebut dapat memberikan gambaran bahwasanya disiplin kerja adalah kesadaran seseorang dalam menaati peraturan Lembaga atau instansi dan norma-norma social yang ada baik yang dilakukan secara tertulis maupun tidak tertulis dengan tujuan supaya seorang guru dapat melaksanakan tufoksinya dengan tertib dan lancer. Termasuk kegiatan kegiatan yang dapat merusak citra seorang guru apalagi yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.

Disipllin dalam Bekerja atau disiplin kerja dapat didefenisikan sebagai tindakan untuk menghormati dan menghargai serta patuh dan taat kepada aturan yang telah ditetapkan, serta bersedia menerima sanksi apabila melakukan pelanggaran indisipliner terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dalam hal ini Guru, Sastrohadiwiryo, 2002 hlm 291.

Sedangkan menurut Saydam, 2005 hlm 284 bahwa “ kesediaan dalam menjalankan tanggung jawab dan kerelaan seseorang utamanya Guru dilingkungan sekitarnya merupakan tindakan disiplin.

Tindakan disiplin dalam instansi atau sekolah membuat guru dengan mudah dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang diberikan kepadanyan dengan baik. Guru yang disiplin dan patuh terhadpa peraturan dapat meningkatkan kualitas Pendidikan dan prestasi kerja guru yang bersangkutan. Jadi kedisiplinan guru

(24)

dapat tercermin dari prestasi kerja dan kualitasn yang dihasilkan mulai dari cara mengajar, kehadiran tepat waktu serta ketaatan terhadap peratura lainnya. Disiplin dalam membuat administrasi pembelajaran yang dibebankan kepadanya tanpa paksaan dan secara sadar mematuhi pedoman dan tata tertib sekolah.

Disiplin kerja memberikan gambaran bahwa keadaan yang memberikan motivasi atau dorongan kepada guru untuk melakukan aktivitas dan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Siagian, 2004 hlm 305, tindakan motivasi atau dorongan para guru untuk memenuhi tuntutan tanggung jawab dalam Lembaga atau isntansi dalam hal ini sekolah merupkan prilaku disiplin. Dengan kata lain disiplin guru adalah bentuk motivasi dalam upaya memperbaiki dan membuat sikap dan pengetahuan serta prilaku guru supaya guru tersebut secara ikhlas melakukan pekerjaannya dengan baik serta meningkatkan prestasi kerjanya.

Kegiatan disiplin dalam lingkup sekolah atau instansi sangat diperlukan untiuk memberikan motivasi kepada guru-guru dalam rangka mewujudkan terciptanya komunikasi seorang kepala sekolah dengan gurunya agar guru bersedia untuk memperbaiki prilaku dalam menjalankan peraturan dan norma-norma yang berlaku merupakan prilaku yang menceriminkan disiplin kerja, Rivai,2004 hlm 444).

(25)

Ada 3 dimensi dalam mewujudkan kedisiplinan dalam melalukan pekerjaan dilingkungan sekolah yaitu:

1. Sikap merupakan prilaku yang tercermin dalam dalam diri masing-masing seoarang guru yang secara ikhlas melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Norma merupakan keinginan dalam mematuhi dan memahami secara penuh tata tertib atau peraturan yang telah berlaku sebagai pedoman dalam melakukan tindakan yang sesuai dengan sikap dan tanggung jawabnya.

3. Tanggung jawab merupakan beban seseorang dalam melaksanakan amanah yang diberikan kepadanya.

Displin kerja guru memerlukan komunikasi, utamanya yang sifatnya spesifik bagi seorang guru yang melakukan tindakan indisipliner, penegakan disiplin dilakukan oleh pimpinan dalam hal ini kepala sekolah. Kesadaran merupakan tindakan dan sikap dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

Seorang guru dianggap memiliki sikap disiplin kerja apabila guru yang bersangkutan memilki sikap konsisten, konsekuen, taat, bertanggung jawab terhadap tugas dan amanah yang diberikan kepadanya.

2. Tujuan Disiplin Kerja.

Tujuan disiplin kerja supaya tercipta situasi yang baik serta menyenangkan dalam melakukan pekerjaan. Apabila seorang guru

(26)

Dapat mematuhi peraturan yang berlaku disekolah maka bisa dikatakan bahwa hal ini dapat menjadi modal utama dalam menciptakan kualitas Pendidikan yang bermutu untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Mematuhi aturan dan tata tertib berarti memberikan sumbangsi yang positif terhadap Pendidikan yang maju dan berkualitas.

Tujuan Pendidikan displin yang dikemukakan oleh siswanto, 2002 hlm 292, “ Bahwa tujuan disiplin ada dua kategori yaitu tujuan yang sifatnya ditujukan secara khusus dan tujuan yang sifatnya secara umum, tujuan yang sifanya secara umum adalah untuk .keberlangsungan suatu instansi sesuai dengan tujuan isntansi tersebut. Sedangkan tujuan disiplin secara khusus dapat dikategiorika sebagai berikut:

1.) Supaya para guru dapat menaati peraturan yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan yang telah ditentukan berdasarkan undang-undang baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

2.) Dalam melakukan pekerjaan sebagai seorang guru, sekiranya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dengan memberikan pembeljaran yang maksimal kepada peserta didik sesuai dengan beban mengajar yang diberikan kepadanya.

3.) Diharapkan mampu menggunakan fasilitas baik sarana maupuan prasarana dengan sebaik baiknya serta menjaga sarana dan prasarana tersebut dengan baik.

4.) Mampu melakukan tindakan dan mencerminkan prillaku serta sikap yang sesuai dengan norma dan aturan yang telah ditetapkan.

(27)

5.) Guru dapat menghasilkan kualitas Pendidikan yang bermutu sesuai dengan harapan para pimpinan baik baik dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau jangka waktu yang Panjang.

3. Bentuk- Bentuk disiplin Kerja

Ada 4 dimensi kegiatn yang menyangkut tentang disiplin kerja, Rivai,2004 hlm 444 yaitu:

1.) Menghukum orang yang dianggap melakukan kesalahan atau disiplin retributive ( retributive discipline)

2.) Memberikan bantuan kepada guru untuk melakukan koreksi atau nesehat terhadap tindakan yang kurang tepat atau disiplin korektif (Corretive discipline)

3.) Melindungi segala bentuk hak individu seorang guru selam melakukan tindakan tindakan yang indisipliner atau (individual rights perpective) 4.) Fokus kepada prilaku disiplin yang melakukan secara berlebihan

terhadap dampak -dampaknya atau (utilitarian perspective)

Melakukan pembinaan kedisiplinan guru dapat dilakukan berdasarkan peraturan-peraturan yang memuat tentang aturan disiplin itu sendiri, ada dua tipe pembinaan disiplin yang dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan -ketentuan, Prabu, 2000 hlm 129 yaitu:

1.) Disiplin preventif:

Upaya untuk memberikan motivasi kepada guru atau pegawai untuk mengikuti dan mematuhi aturan kerja yang telah ditentukan oleh Lembaga atau instansi dalam hal ini sekolah, tujuan yang paling

(28)

mendasar yaitu momotivasi agar guru atau pegawai melakukan tindakan disiplin guru dan dilakukan secara ikhlas.

2.) Disiplin korektif.

Suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan motivasi kepada guru atau pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan memberikan motivasi serta arahan supaya tetap patuh dan taat pada peraturan sesuai dengan aturan kerja yang berlaku.

Sedangkan menurut Handoko, 2000 hlm 208 mengemukakan bahwa ada tiga dimensi disiplin dalam bekerja yaitu:

1.) Disiplin preventif.

Tindakan yang mendorong seoarang guru atau pegawai untuk mematuhi aturan dan standar pekerjaa, sehingga tidak terjadi ketimpangan atau penyelewengan. Tujuannya untuk peningkatan disiplin diri sendiri diantara sesame pegawai atau guru.

2.) Disiplin Korektif.

Tindakan yang dilakukan dalam mencegah pelanggaran terhadap peraturan yang telah ditetapkan dan tidak terjadi lebih lanjut. Tindakan ini dapat berupa hukuman atau sanksi yang berupa sanksi skorsing atau peringatan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Memperbaiki pelanggaran yang telah dilakukan

b. Menghindari pegawai melakukan pelanggaran yang sama. c. Menjaga konsistensi dan efektifitas kerja.

(29)

3.) Disiplin progrseif.

Tindakan pemberian sanksi atau hukuman yang lebih tegas kepada pegawai yang melakukan tindakan indisipliner dengan pelanggaran yang sama atau berulang. Tujua dari tindakan ini adalah memberikan kesempatan kedua kalinya untuk memperbaiki diri sebelum diberikan sanksi yang lebih berat, berikut beberapa contoh yang dapat ditunjutkan yaitu:

a. Teguran dilakukan secara lisan b. Melakukan teguran secara tertulis

c. Memberikan skorsing kurang lebih 3 hari d. Memberikan skorsing satu minggu atau lebih e. Penurunan pangkat

f. Melakukan pemecatan.

Sikap disiplin kerja dapat dilaksanakan dan ditegakkan kalua aturan yang secara tertulis memiliki sanksi yang tegas. Sanksi atau hukuman tidak hanya dalam bentuk dokumen atau kertas akan tetapi dilaksanakan dengan sepenuhnya dan dipraktekan dalam pekerjaan sehari -hari . apabila ada pagawai yang melakukan pelanggaran maka sebagai pimpinan dalam hal ini kepala sekolah harus memiliki ketegasan dalam melakukan tindak pendisiplinan sesuai dengan bentu pelanggaran yang telah diperbuat. Keberanian dan ketegasa pimpinan dapat memberikan efek yang positit terhadap penegakan disiplin kerja seorang guru atau pegawai.

(30)

Tindakan kedisiplinan yang dilakukan oleh pimpinan dapat memberikan pengaruh kepada guru atau pegawai, mereka merasa terlindungi dan merasa diperhatikan oleh pimpinannya.

Suwanto, 2006 hlm 378. Ada empat bentuk kegiatan disiplin yang dapat dilakukan yaitu:

1.) Aturan kompor Panas

Bahwa tindakan yang dilakukan untuk menciptakan prilaku disiplin hendaknya memilki ciri yang serupa dengan sanksi yang diterima seseorang yaitu : memberikan peringatan dengan segera kepada yang melakukan indisipliner, konsisten dan tidak berubah ubah, peringatan dengan segera berarti memberikan informasi lebih dini atau lebih awal sebelum pagawai memiliki niat untuk melakukan pelanggaran, dengan adanya peringatan lebih awal maka akan berdampak terhadap keefektifan.

Konsisten merupakan memberikan tindakan hukuman sesuai dengan asas keadilan yang dilakukan secara konsisten tanpa ada yang berubah-ubah hal ini akan berdampak kepada efektifitas pendisiplinan kinerja guru atau pegawai. Sanksi yang diberikan kepada guru atau pegawai tidak bersifat pribadi yakni sanksi diberikan berdasarkan jenis pelanggaran yang telah dilakukan.

2.) Disiplin Progresif.

Tindakan yang dilakukan agar tidak terjadi pelanggaran yang serupa dikemudian hari

(31)

3.) Tindakan tanpa hukuman

Tindakan ini merupakan prilaku pendisiplinan yang dilakukan secara lisan dengan cara melakukan teguran lisan. Hal ini dilakukan apabila guru atau pegawai melakuka pelanggaran yang tidak terlalu berat atau hanya pelanggaran kecil, tindakan dimaksudkan supaya memberikan didikan kepada guru atau pegawai yang bersangkutan agar lebih aktif dan produktif.

4.) Pendekatan Konsuling.

Menciptaan hubungan yang harmonis dengan para guru dan pegawai khususnya melalui proses komunikasi yang baik, pemberian penghargaan berupa bantuan moril maupun non moril yang bersifat pribadi atau secara kedinasan. Dasar dari pendekatan ini adalah banyak guru dan pegawai yang memiliki maslah pribadi, termasuk tidak ada motivasi dalam bekerja, stress. Hal ini dapat mempengaruhi kinierja para guru dan pegawai dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik.

B. Kompensasi

1. Pengertian Kompensasi.

Kompensasi merupakan tindakan balas jasa atau memberikan penghargaan kepada seseorang terhadap prestasi yang telah diraih atau, balas jasa dari keterlibatan seseoarng dari berbagai kegiatan yang telah dilaksnakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Kompensasi memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

(32)

kedisiplinan seoarang guru dan pegawai hal ini dikarenakan adanya kepuasan dan bentuk penghargaan dari pimpinan setelah meraih prestasi kerja yang baik. Semakin besar tingkat kompensasi yang didapatkan seorang guru dan pegawai maka semakin termotivasi juga dalam melakukan pekerjaan -pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya. Kompensasi yang diberikan dapat berupa materi ataupun non materi, jenis materi yang dapat diberikan dapat berupa : imbalan finansial dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi, bahkan bonus serta imbalan non finansial atau pembayaran secara tidak langsung berupa kenaikan pangkat atau kenaikan jabatan.

Agar memiliki motivasi yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya dan produktif maka kompensasi dapat meliputi pembayaran secara tidak langsung dan pembayaran tunai secara langsung, Cassio F.Wayne dalam Tb. Safri, 2011 hlm 203.

Pegawai Negeri Sipil yang ada dilembaga pemerintah atau instansi memiliki hak untuk mendapatkan imbalan atau gaji yang sesuai dengan tingkat kelayakan berdasarkan tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya. Hal ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni Undang-Undang Nomor 43 tahun 1993 Pasal 7 Tentang system penggajian dan balas jasa Pegawai Negeri Sipil.

Kompensasi dapat berupa barang, atau uang yang diterima oleh pegawai Negeri Sipil baik sacara langsung maupun secara tidak

(33)

langsung yang diberikan oleh instansi masing-masing, Hasibuan, 2008 hlm 118.

Balas jasa yang diperoleh dari instansi yang diberikan kepada pegawainya baik yang bentuknya keuangan atau non keuangan merupakan bagian dari kompensasi, Kasmir, 2016 hlm 233.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompensasi dapat berupa gaji pokok, tunjangan, asuransi, serta penghargaan yang lainnya yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil sebagai bentuk Imbalan atas kinerja yang telah dilaksanakan.

2. Tujuan Kompensasi

Kompensasi bertujuan untuk menigkatkan kesejahteraan pegawai di suatu Lembaga atau instansi, pemberian tunjangan atau kompensasi pada hakikatnya merupakan pemenuhan kewajiban suatu instansi terhadap para pegawainya secara umum tujuan kompensasi dikemukakan oleh: Sulastri, 2010 hlm 68 yaitu:

1.) Melakukan pemenuhan kewajiban dan menjalankannya berdasrkan peraturan yang telah disepakati baik yang ada di pemerintah maupun dalam system manajeman Lembaga atau instansi, kompensasi yang diberikan berdasrkan ketetapan undang-undang yang telah ditetapkan maupun yang ada didalam instansi itu sendiri.

2.) Pemberian kompensasi dengan selalu menjaga asas keadilan, pemberian upah yang adil dapat menjaga stabilitas pegawai, meningkatkan kinerja, dan patuh terhadap peraturan instansi.

(34)

3.) System pemberian kompensasi yang teratur dan baik dalam suatu Lembaga atau instansi akan memberikan peluang bagi instansi tersebut mendapatkan pegawai yang berkualitas dan berkinerja tinggi, hal ini terlihat bahwa semakin besar kompensasi yang diberikan maka semakin bagus pula kinerja dari pegawai yang bersangkutan, sehingga akan menghasilkan pegawai-pegawai yang konsisten, bermoral serta berdedikasi.

4.) Kenyamanan seorang pegawai ditentukan oleh pemberian kompensasi yang memadai dengan rasa puas yang didapatkan, hal ini membuat pegawai bisa bertahan lebuh lama dalam bekerja dan dapat pula meningkatkan kinerjanya. Walaupun pada dasarnya kompensasi secara ekonomi bukan satu satunya yang bisa berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Sedangkan kompensasi menurut Handoko, 2007 hlm 156 memilki beberapa kategori yakni:

1.) Memperoleh pegawai yang qualified

Tingkat kompensasi yang tinggi atau kategori baik dapat menjadi pemantik bagi seorang pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan baik hal ini karena pemberian upah atau gaji harus berdasarkan dengan kondisi dan permintaan pegawai supaya pegawai termotivasi dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

(35)

2.) Mempertahankan pegawai yang ada saat ini

Apabila pemberian kompensasi berupa upah atau gaji tidak maksimal maka akan banyak pegawai yang merasa tidak puas, supaya hal ini tidak terjadi maka pemberian upah atau gaji harus dimaksimalkan dan kompetitif dengan instansi- instansi lain.

3.) Menjamin Keadilan

Prinsip keadilan dalam pemberian upah sangat diperlukan, asas keadilan dan konsistensi dalam pemberian kompensasi akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

4.) Menghargai perilaku yang diinginkan.

Pemberian kompensasi yang efektif akan mendorong pegawai melakukan pekerjaannya secara efektif pula sehingga kompensasi berperang dalam mendorong kesetiaan, prestasi yang baik dan rasa tanggung jawab.

5.) Mengedalikan biaya-biaya.

Mempertahankan sumber daya manusia yang dimiliki dapat dilakukan dengan cara memberikan kompensasi yang layak, jika pemberian gaji dilakukan tanpa struktur penggajian yang baik, pemberian gaji yang kurang maka akan menimbulkan ketimpangan dalam bekerja dan bertanggung jawab.

6.) Memenuhi peraturan secara legal

Aspek administrasi juga sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu instansi termasuk dalam system pemberian kompensasi

(36)

kepada pegawai yang memperhatikan kendala -kendala yang akan dihadapi dalam memenuhi seluruh pemberian kompensasi. Termasuk memenuhi semua syarat peraturan pemerintah yang mengatur tentang pemberian kompensasi.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan kompensasi adalah pemberian kesejahteraan yang layak kepada pegawai yang sangat berdampak positif bagi pegawai itu sendiri maupun lembaganya.

3. Fungsi Kompensasi

Kompensasi memiliki fungsi yang sangat penting bagi seorang pegawai, Sulastri, 2010 hlm 69 yaitu sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam suatu Lembaga atau instansi maka pemberian kompensasi menjadi salah satu bentuk yang sesuai dalam memberikan motivasi kepada pegawai hal ini supaya sumber daya manusia yang dimiliki dapat lebih efektif dan kreatif dalam melakukan pekerjaan yanga ditugaskan kepadanya. Jika pegawai melakukan pekerjaan secara efektif dan kreatif maka pegawai tersebut harus diberikan kompensasi yang besar pula, hal ini dilakukan untuk mendorong peningkatan kualitas pekerjaan sehingga tidak perlu memiliki pegawai yang banyak apabila pegawai yang ada bisa efektif dan kreatif.

b. Pada dasarnya fungsi kompensasi dapat menjadi alat stabilitas kelembagaan, semakin adil system kompensasinya maka akan

(37)

stabil pula kinerja dari pegawai tersebut, dan semakin terpelihara hak dan kewajibannya serta rasa adil antara pegawai dan pimpinannya akan tercipta dengan baik.yang pada akhirnya akan melahirkan suasana yang aman, tentram dan menyenangkan dilinkungan dimana melakukan suatu pekerjaan.

Dalam meningkatan stabilitas ekonomi dan finasnsial dalam suatu Lembaga maka kompensasi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan tersebut hal ini dikarenakan akan memberikan keuntungan bagi Lembaga karena seluruh pegawai bekerja secara maksimal dan efektif dengan kata lain pegawai yang efektif akan melahirkan produktifitas yang akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi suatu Lembaga.

4. Jenis-Jenis Kompensasi.

Sofyandi, 2008. mengemukan bahwa pada dasanrnya kompensasi bisa digolonkan menjadi dua tipe yaitu sebagai berikut:

1.) Kompensasi Langsung ( Direct Compensation)

Jenis kompensasi yang diberikan kepada pegawai dalam lembaga atau instansi sebagai bentuk imbalan dan penghargaan atas prestasi kerjanya dapat berupa: gaji, insentif, bonus, tunjangan jabatan.

2.) Kompensasi tidak langsung (indirect Compensation)

Pemberian imbalan atas kinerja yang telah dilaksanakan dengan baik dalam rangka meningkatkan kesejahteran pegawai,

(38)

kompensasi tersebut tidak berkaitan secara langsung dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya misalnya seperti fasilitas,tunjangan serta pelayanan yang diberikan kepada pegawai yang bersangkutan.

5. Dimensi dan Indikator Kompensasi.

Mondy dan Noe dalam Hasibuan, 2008 hlm 118 bahwa dimensi dan indicator dapat dilihat sebagai berikut:

1.) Kompensasi langsung. a. Gaji

b. Bonus c. Tunjangan

2.) Kompensasi tidak langsung a. Asuransi jiwa

b. THR

c. Tunjangan masa pension d. Fasilitas dan pelayanan. C. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan doronga serta motivasi kepada guru dan pegawai untuk melaksanakan tugasnya dengan baik yang berorientasi terhadap tufoksi seorang guru atau pegawai. Pimpinan yang seperti ini akan selalu menjaga hubungan kemanusiannya dengan para guru dan pegawainya yang bertujuan untuk mewujudkan cita cita Bersama. Seoarang pemimpin harus memiliki

(39)

kemampuan serta kemauan dalam memberikan pelayanan kepada guru dan pegawainya dengan menggunakan pendekatan- pendekatan yang manusiawi dan menjadi teladan bagi guru dan pegawainya. Ada 7 faktor karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan, Nurdin dan Ismaya, 2018 hlm 19 yaitu:

1. Motivasi

Pimpinan hars mampu memberikan motivasi kepada guru dan pegawainya demi terwujudnya Lembaga yang berkualitas.

2. Fasiltas.

Pimpinan harus memiliki rasa kemanusian yang baik, mampu memberikan fasilitas sesuai kebutuhan guru dan pegawainya sehingga mendapat tempat dihati para guru dan pegawainya

3. Inovasi.

Pimpinan harus memiliki kemampuan yang inovatif, kreatif, ide serta gagasan dalam meningkatkan kualitas yang harapkan.

4. Mobilitas.

Kemampuan dalam menkoordinir guru dan pegawainya merupakan salah satu karakteristik yang harus dimilki oleh seorang pemimpin. 5. Siap siaga.

Pemimpin harus mampu menunjukkan bahwa dia yang terdepan dalam segala hal.

(40)

6. Tekad

Pemimpin yang kuat tentu harus dibarengi dengan kepribadian yang kuat.

7. Simpilkasi.

Pemimpin harus memberikan rasa yang positif sebagai cerminan kepada guru dan pegawainya.

Setiap pemimpin yang ada di dunia ini akan dimintai pertanggung jawabannya sesuai dengan hadist Nabi sebagai berikut:

HِJKLِM َر ْنَM ٌل ْوُV ْWَX ْمُZ[\ُZ َو ٍعاَر ْمُZ[\ُZ َ`َأ

Artinya : “setiap orang adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya “(HR.Shohih Bukhori)

Sebagai pimpinan dalam suatu Lembaga dalam hal ini kepala sekolah harus memiliki dan kemampuan strategi kepemimpinan demi terwujudnya cita -cita Pendidikan yang berkualitas serta berkarakter. Srategi kepemimpinan menuru Arismunandar, 2006 hlm 82 ada beberapa aspek kepemimpinan kepala sekolah yaitu sebagai berikut:

1. Melibatkan staf dalam mengambil keputusan. 2. Melindungi guru dari tekanan eksternal

3. Memberikan otonomi mengajar kepada guru 4. Mengomunikasikan tuntutan untuk berprestasi 5. Menghargai prestasi akademik

(41)

6. Mengkoordinasikan program pengajaran

7. Berpartisifasi dalam diskusi tentang isu-isu pengajaran 8. Mengobservasi metode pengajaran guru kelas

9. Menyediakan sumber daya belajar

10. Melakukan kunjungan kelas secara regular 11. Membantu guru memperbaiki pengajaran.

Sedangkan Tiong, 1997 tercermin beberapa karakteristik kepala sekolah sebagai berkut:

1. Kepala sekolah yang adil dan tegas dalam mengambil tindakan. 2. Kepala sekolah yang membagi tugas secara adil

3. Kepala sekolah yang mennghargai staf

4. Kepala sekolah yang mengerti perasaan guru. 5. Kepala sekolah yang memilki visi kedepan 6. Kepala sekolah yang terampil dan tertib 7. Kepala sekolah yang memiliki kompetensi 8. Kepala sekolah yang berdedikasi

9. Kepala sekolah yang ikhlas

10. Kepala sekolah yang percaya diri.

Kepala sekolah harus memliki sikap yang tegas dalam mengambil keputusan serta menjadi kepala sekolah yang patut diteladani dan dipercaya sesuai dengan Hadist Nabi sebagai berikut:

[bِcُL َو ْمُdَeو[bِcُJ َنْLِذKgا ُمُZِJKXِVَأ ُرhَLِi

َن ْو[\َjُJ َو ْمُZْLَ\َM َن ْو[\َjُL َو ْمُZَe ْو

(42)

Artinya: “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah Pemimpin yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendo’akan kalian dan kalian pun mendo’akan mereka”. (HR. Shohih Muslim)

Kepala sekolah harus mampu menjadi orang yang disegani oleh guru dan pegawainya oleh karena itu kepala sekolah harus memilki karakter yang mencerminkan bahwa dia adalah seorang pemimpin yang mampu mewujudkan Pendidikan yang berkualitas sebagai berikut:

1. Keteladanan Pimpinan.

Pimpinan yang mampu menjadi teladan bagi guru dan pegawainya akan menciptak kondisi sekolah yang menyenangkan , karena kepala sekolah sebagai pimpinan disekolah merupakan cerminan kepada guru dan pegawai . apabila kepala sekolah tidak disiplin maka tentu guru pun akan melakukan prilaku yang sama. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk mewujudkan disiplin dilingkunga sekolah yaitu:

a. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan acuan.

Untuk meningkatkan kedisiplinan seorang guru dan pegawai maka diperlukan aturan yang diketahui secara Bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

b. Keberanian kepala sekolah dalam mengambil tindakan.

Ketegasan seorang kepala sekolah sangat diperlukan dalam mewujudkan kedisiplinan yang baik hal ini menuntut kepala sekolah untuk berani mengambil tindakan-tindakan yang tegas apabila ada guru

(43)

dan pegawai yang melakukan prilaku indisipliner dengan memberikan sanksi atau hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku

c. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.

Pengawasan dari seoarang kepala sekolah sangat diperlukan unttuk terciptanya disiplin kerja guru yang baik dilingkungan sekolah demi terwujudnya Pendidikan yang berkualitas berdaya saing dan mampu melahirkan anak bangsa yang berguna bagi negaranya.

d. Ada tidaknya perhatian kepada guru

Bentuk perhatian seorang kepala sekolah sangatlah penting, hal tersebut akan membuat seorang guru merasa dipedulikan dan diperhatikan, sikap tersebut akan mencerminkan prilaku yang saling menghargai satu sama lain yaitu antara guru dengan kepala sekolahnya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan seoeang guru dalam menjalanka tugasnya. Negro dan Musanef, 2006 hlm 10 yaitu:

1.) Melakukan pembinaan kepada instansi tidak sesuai dengan aturan yang tertuang dalam peraturan yang telah ditetapkan dengan maksud untuk melaksanakan program kepegawaian.

2.) Pemberian rencana gaji yang dirasa adil, memiliki klasifikasi atau penggolongan sesuai dengan jabatan atau pangkat secara teratur dengan selurus lurusnya.

(44)

3.) Pergantian pegawai atau system kepegawaian yang dilakukan secara baik dengan tujuan memajukan konsistensi tenaga kerja. 4.) Perektrutan pegawai yang dilaksanakan secara adil tanpa memihak,

akan menjamin terciptanya pegawai yang kompeten serta bertindak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dengan menempatkan pegawai sesuai dengan tingkat kependidikannya. 5.) Dilakukannya pembinaan pelatihan bagi calon pegawai dalam

rangka meningkatkan pemahaman tentang tujuan dari disiplin kerja, sebagai bentuk mengasa keahlian dan mebangun semangat motivasi dalam bertugas sebagai langkah untuk mempersiapkan kenaikan pangkat.

6.) Melakukan proses seleksi berdasarkan bidang yang dikuasai untuk menempatkan pegawai yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan dengan tujuan menghasilkan pekerjaan yang maksimal.

7.) Menjalin hubungan yang baik antara rekan kerja maupun dengan pimpinan dalam Lembaga tersebut.

8.) Program yang dirancang secara teratur dan berkesinambungan untuk memberi semangat dan motivasi kepada pegawai agar selalu memiliki gairah kerja dan kedisiplinan.

9.) Pemberian penghargaan berupa kenaikan pangkat bagi seoarang pegawai yang memilki pestasi yang baik yang dillihat dari hasil penilaian berdasarkan hasil kerjanya sebagai bentuk balas jasa, hal

(45)

tersebut akan membuat pegawai lebih termotivasi dan disiplin dalam melakukan pekerjaannya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja dapat di pengaruhi oleh banyak faktor yaitu mulai dari program kerja yang diterapkan, perekrutan, penghargaan kepada guru dan pegawai serta system yang dlakukan dalam menilai seorang pegawai dan yang terpenting adalah hubungan yang terjalin dengan baik antara sesame rekan kerja serta pimpinan di instansi tersebut.

Peraturan dan tata tertib diperlukan untuk meningkatkan tingkat kedisiplinan seorang guru apalagi di barengi dengan pengharagaan kepada seorang pegawai yang memiliki prestasi baik. Hal ini akan mendukung terciptanya tujuan sekolah, guru serta masyarakat.

Sekolah akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya apabila guru yang ada disekolah tersebut tidak menjalin kerjasama yang baik serta tidak taat pada peraturan-peraturan yang berlaku disekolah, kedisiplinan seoarang guru sangat berperan penting dalam peningkatan kinerja demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

Dalam melakukan tindakan pemberian sanksi atau hukuman kepada guru maka harus dilakukan dengan adil dan tegas hal ini akan mendorong rasa disiplin bagi guru apabila melakukan suatu pelanggaran indisipliner. Hasibiuan, 2006 hlm 97 mengemukakan bahwa ada 2 faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap kedisiplinna guru dalam bekerja yaitu:

(46)

1.) Pimpinan memilliki tujuan dan kemampuan.

Pimpinan dalam hal ini adalah kepala sekolah harus memiliki suatu visi atau tujuan yang ingin dicapai yang dibarengi dengan pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola sekolah, dan yang terpenting adalah seorang kepala sekolah memberikan tugas dan tanggung jawab kepada gurunya sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang diimiliki oleh guru yang bersangkutan sehingga guru tersebut merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya jika kepala sekolah memberikan tugas dan tanggung jawab kepada gurunya yang tidak sesuai dengan keahlian dan kemampuan guru tersebut maka yang bersangkutan tidak akan bekerja dengan perasaan yang nyaman, akibatnya akan timbul perasaan yang tidak senang sehingga terciptalah kegiatan kegiatan yang dapat menimbulkan tindakan kurang disiplin dalam bekerja asas The righ man in the right place and right man in the right job.

2.) Kepala sekolah memiliki sikap keteladan.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan contoh prilaku prilaku yang di perhatikan oleh guru-guru, maka seoarng kepala sekolah harus mencerminkan prilaku yang bisa diteladani oleh guru-guru dan pegawainya, apabilah kepala sekolah melakukan tindakan yang tidak disiplin maka guru akan melakukan hal yang sama pula. Maka dari itu kepala sekolah harus mampu memberikan contoh yang baik, disiplin, jujur,adil, serta sesuai dengan

(47)

kata dan perbuatan sehingga kepala sekolah dianggap pimpinan yang memiliki rasa tanggung jawab.

2. Ketegasan Aturan.

Kemampuan seoarang kepala sekolah dalam mengambil tindakan yang tegas akan menciptakan disiplin kerja yang baik, sebagai seorang kepala sekolah harus berani bertindak dan mengambil keputusan yang tegas untuk memberikan sanksi atau hukuman kepada guru yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku disekolah.

Menciptakan hubungan yang baik dalam lingkup sekolah akan menciptakan suasana yang kondusif hal itu juga akan mempengaruhi tingkat disiplin kerja guru hubungn itu dapat bersifat verytikal maupun bersifat horizontal yaitu single relationship, direct group relationship, dan cross relationship yang seharusnya terjalin secara harmonis. Terciptanya hubungan social yang baik semua guru akan mewujudkan suasana lingkungan kerja yang nyaman dan tenang.

Ketegasan aturan sangat penting dalam membina kedisiplinan guru, dengan sikap tegas kepada setiap guru yang melanggar tanpa membeda bedakan akan membuat kepala sekolah disegani oleh guru gurunya. Dengan adanya ketegasan terhadap aturan maka akan mengurangi prilaku yang kurang disiplin yang dilakukan oleh guru.

Kegiatan yang tidak disiplin dapat dikategorikan sebagai prilaku pelanggaran kerja baik itu dari segi ucapan, tulisan, serta perbuatan

(48)

yang telah disepakati Bersama dewan guru. Rivai, 2009 hlm 831 bahwa ada beberapa bentuk pelanggaran serta sanksi yang dapat diberikan kepada guru yang melakukan pelanggaran yaitu:

1.) Pelanggrang yang dianggap ringan dengan sanksi: a. Teguran secara lisan

b. Teguran secara tertulis

c. Pernyataan ketidapuasan secara tertulis 2.) Pelanggaran dianggap sedang dengan sanksi:

a. Penundaan kenaikan gaji b. Penuruana gaji

c. Penundaan pangkat dan golongan

3.) Pelanggaran yang dianggap berat dengan sanksi: a. Penurunan pangkat dan golongan

b. Pemecatan atau pembebasan dari jabatan c. Skorsing

d. Pemecatan

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tindkan yang tegas oleh seorang kepala sekolah akan memberikan dampak yang sangat baik dalam mengelola sekolah. Hal tersebut terjadi karena guru merupakan tonggak utama dari keberhasilan suatu Pendidikan, apabila guru tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diharapkan untuk mewujudkan Pendidikan yang berkualitas tidak akan bisa diraih.

(49)

Kepala sekolah yang menjadi pimpinan dalam mengelola sekolah harus selalu mengedapankan kedisiplinan dan ketegasan aturan dengan melakukan tindakan pencegahan sebelum terjadi bentuk pelanggaran oleh guru-gurunya. Kepala sekolah adalah manajer yang mengatur dan mengkoordinir segala bentuk kegiatan mulai dari segi administrasi hinggan kegiatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dlakukan oleh guru -guru di kelas, pembelajaran yang baik akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas, taat pada peraturan, serta terampil dalam segala bidang, memiliki prilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku, berguna bagi orangtua, masyarakat dan bangsa.

D. Kerangka Pikir.

Disiplin kerja yang baik akan menghasilkan lulusan yang berkualitas, disiplin merupakan cerminan dari rasa tanggung jawab terhadap tugas dan wewenang seorang guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran, kedisiplinan akan meningkatkan motivasi dalam bekerja, gairah bekerja, semangat dalam bekerja, demi mewujudkan tujuan sekolah yaitu sekolah yang berkualitas, inovatif, kreatif dan berkarakter.

Masalah yang paling mendasar sehingga disiplin kerja belum sepenuhnya terlaksanan dengan baik dipengaruhi oleh pemberian Kompensasi, Keteladanan Pimpinan dan Ketegasan Aturan, ketiga faktor ini saling berkaitan satu sama lain dalam rangka meningkatkan disiplin kerja guru agar tetap menjalankan profesnya secara profesional. Saydam,

(50)

2005 hlm 291. Lebih jelasnya kerangka pikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pikir E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan dari kerangka pikir, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H1 : bahwa kompensasi, keteladanan kepemimpinan dan

ketegasan aturan berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. H0 : Bahwa Kompensasi, Keteladan kepemimpinan dan ketegasan

aturan tidak berpengaruh signifkan terhadap disiplin kerja guru SD di kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

Faktor yang Berpengaruh Kompensasi (Gouzali Saydam 2005:291) Keteladanan Pimpinan (Gouzali Saydam 2005:291) Ketegasan Aturan (Gouzali Saydam 2005:291) Disiplin Kerja Guru SD di Kecamatan Bontomarannu

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Peneitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif Kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala,peristiwa,dan kejadian secara faktual,sistematis dan akurat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran tentang pengaruh kompensasi, keteladanan pimpinan dan ketegasan aturan terhadap disiplin kerja guru SD Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

Penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya Sugiyono.2009 hal 147. Desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

X1 : Kompensasi X3 : Ketegasan Aturan X2 : Keteladanan Pimpinan Y : Disipilin Kerja

X1

X2

X3

(52)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada seluruh SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Alokasi waktu yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini mulai dari penelitan dan pengolahan hasil selama 4 bulan yakni bulan Januari sampai dengan April 2020

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 2 3

1. SDI Balangpapa 8 orang

2. SDI Bonto-Bonto 9 orang

3. SDI Bontomanai 9 orang

4. SDI Borongkaluku 15 orang

5. SD Borongrappo 9 orang

6. SDI Mawang 9 orang

7. SDI Pakatto 15 orang

8. SDI Pakatto Caddi 15 orang

9. SDI Samaya 7 orang

10. SDI Sandikka 14 orang

11. SDI Sarite'ne 12 orang

12. SDI Songkolo 13 orang

13. SDN Bili-Bili 14 orang

14. SDN Bontote’ne 10 orang

15. SDN Borongkaluku 11 orang

16. SDN Centre Mawang 28 orang

17. SDN Panaikang 9 orang

18. SDN Unggulan Bontomanai 19 orang

Jumlah 226 orang

(53)

Berdasarkan Tabel tersebut Guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa sebanyak 226 orang dengan jumlah sekolah sebanyak 18.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik oleh populasi tersebut” Sugiyono. 2008 hal 115. Berdasarkan tabel populasi Guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa jumlah populasi yang cukup besar maka penentuan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 47 orang atau 22.8% Guru PNS dengan menggunakan tehnik simple random sampling seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru Persentase

1. SDI Balangpapa 2 Orang 25.0%

2. SDI Bonto-Bonto 2 Orang 22.2%

3. SDI Bontomanai 3 Orang 33.3%

4. SDI Borongkaluku 3 Orang 20.0%

5. SD Borongrappo 2 Orang 22.2%

6. SDI Mawang 2 Orang 22.2%

7. SDI Pakatto 3 Orang 20.0%

8. SDI Pakatto Caddi 3 Orang 28.5%

9. SDI Samaya 2 Orang 21.4%

10. SDI Sandikka 3 Orang 25.0%

11. SDI Sarite'ne 3 Orang 23.0%

12. SDI Songkolo 3 Orang 21.4%

13. SDN Bili-Bili 3 Orang 20.0%

15. SDN Bontote’ne 2 Orang 22.5%

16. SDN Centre Mawang 5 Orang 17.8%

17. SDN Panaikang 2 Orang 22.2%

18. SDN Unggulan Bontomanai 4 Orang 21.4%

(54)

D. Instrumen Penelilitian

Penelitian ini menggunakan instrument sebagai berikut: 1. Kusioner ( Angket)

“Angket atau Kusioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan responden yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden’ Anwar (2009 hal 168)

2. Dokumentasi

“Dokumentasi sebagai aktivitas atau proses penyediaan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat berdasarkan pencatatan sebagai sumber informasi”

Untuk menguji instrumen variabel peneitian maka dilakukan uji prasarat sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor tiap butir soal dengan skor total (corrected item total correlation) dari setiap atribut pertanyaan. Menurut Sugiyono (2001:233) jika nilai r hitung > r kritis maka instrumen dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel apabila dipergunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Teknik yang digunakan untuk uji reliabilitas dengan menggunakan alpa

(55)

croncach yaitu apabila r hitung > 0,6 maka data penelitian diangggap reliabel untuk digunakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuisioner (Angket )

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut Sugiyono (2008:199) Pernyataan dalam angket berpedoman pada indikator-indikator variabel. Kuesioner yang digunakan di sini menggunakan skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur sikap responden dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan atau masalah yang diberikan kepada yang bersangkutan.

Setiap pernyataan disertai dengan empat jawaban dengan menggunakan skala likert. Angket yang digunakan berupa pilihan ganda, yang telah disediakan empat jawaban dengan skor masing-masing sebagai berikut:

a. Responden dengan jawaban “Sangat sering” diberi skor 4 b. Responden dengan jawaban “Sering” diberi skor 3

c. Responden dengan jawaban “kadang-kadang” diberi skor 2 d. Responden dengan jawaban “tidak pernah” diberi skor 1

(56)

2. Dokumentasi

Arikunto (2006:158) Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data mengenai hal hal yang berupa catatan, tranksrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan agenda. Teknik dokumentasi untuk memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada di sekolah yaitu berupa:

a. Profil Sekolah b. Tata tertib sekolah c. Daftar hadir guru d. Administrasi e. Profil guru f. Notulen Rapat F. Defenisi Operasional

Adapun definisi operasional variabel penelitian, antara lain:

1. Disiplin kerja (Y) adalah kesediaan dan kesadaran guru untuk mematuhi peraturan di sekolah baik tertulis maupun tidak tertulis seperti selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi norma-norma sosial yang berlaku secara sadar tanpa paksaan.

2. Kompensasi (X1) adalah balas jasa yang diberikan kepada para guru baik finansial maupun non finansial.

(57)

3. Keteladanan pimpinan (X2) adalah pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan.

4. Ketegasan aturan (X3) adalah ketegasan dalam pelaksanaan aturan kedisiplinan yang berlaku agar para guru akan mengetahui aturan yang ada serta sanksi apa yang akan didapat bila melanggar aturan. G. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang faktor kompensasi, keteladanan pimpinan dan ketegasan aturan. terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa

2. Analisis Statistik

Analisis regresi linier berganda (multiple linear regression analysis) menggunakan SPSS versi 23 dengan rumus sebagai berikut (Supranto, 2004:56) Yi = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + εi Keterangan: Yi = Disiplin Kerja X1 = Kompensasi X2 = Keteladanan pimpinan X3 = Ketegasan aturan

(58)

b0 = konstanta

b1 – b3 = koefisien regresi

εi = faktor kesalahan/pengganggu (standar error) 3. Uji Hipotesis

a. Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat.

1). H0 : β1 = β2 = 0 artinya bahwa kompensasi,Keteladanan pimpinan dan Ketegasan aturan secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja Guru.

2.) H1: β1 ≠ β2 ≠ β0 artinya bahwa Kompensasi, Keteladanan Pimpinan dan Ketegasan Aturan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja Guru.

3). Menentukan level of signifikan α = 0,05

4). Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H1 = diterima apabila F-hitung ≤ F-tabel H0 = ditolak apabila F-hitung > F-tabel

b. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas secara sendiri-sendiri dan bersama-sama (parsial) terhadap variabel terikat.

(59)

1. H0 : β1 = β2 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompensasi, Keteladanan Pimpinan dan ketegasan aturan terhadap disiplin kerja guru).

2. H1 : β1 β2 0 (ada pengaruh yang signifikan antara kompensasi, Keteladanan Pimpinan dan ketegasan aturan terhadap disiplin kerja guru).

3. Menentukan level of signifikan (Ó = 0,05) 4. Kriteria pengujian

H1 = diterima bila t-tabel ≤ t-hitung ≤ t-tabel

H0 = ditolak bila t hitung > t-hitung atau t-hitung < t-tabel 5. Perhitungan nilai t

Dimana:

B = koefisien regresi dari variabel Sb1= standar error koefesien regresi

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa

Sekolah Dasar di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa terdiri dari 18 sekolah dasar. Adapun jumlah murid, pada sekolah dasar di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa akan diuraikan pada masing-masing tabel berikut:

Tabel 4.1.

Jumlah Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa

No Nama Sekolah Laki-laki Perempuan Jumlah

1. SDI Balangpapa 77 72 149 2. SDI Bonto-Bonto 101 107 208 3. SDI Bontomanai 78 81 159 4. SDI Borongkaluku 143 136 279 5. SDI Borongrappo 86 71 157 6. SDI Mawang 80 80 160 7. SDI Pakatto 161 171 332

8. SDI Pakatto Caddi 150 130 280

9. SDI Samaya 45 33 78 10. SDI Sandikka 154 146 300 11. SDI Sarite’ne 117 112 229 12. SDI Songkolo 154 116 270 13. SDN Bili-Bili 130 103 233 14. SDN Bontote’ne 105 93 198 15. SDN Borongkaluku 83 95 178 16. SDN Centre Mawang 285 279 564 17. SDN Panaikang 90 77 167 18. SDN Unggulan Bontomanai 255 239 494 Jumlah 2.294 2.141 4.435 Persentase 51,72% 48,27% 100%

(61)

Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa jumlah murid pada sekolah dasar Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa berjumlah 4.435 orang terdiri dari 2.294 orang murid laki-laki (51,72%) dan murid perempuan sebanyak 2.141 orang (48,27%).

Bila ditinjau dari jumlah murid tiap sekolah, maka SDN Center Mawang memiliki murid yang paling banyak sedangkan SD Inpres Samaya memiliki murid paling sedikit dibandingkan dengan sekolah dasar lainnya.

Tabel 4.2

Jumlah Guru SD Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Berdasarkan Jenis Kelamin

No Nama Sekolah Laki-laki Perempuan Jumlah

1. SDI Balangpapa 1 7 8 2. SDI Bonto-Bonto 2 7 9 3. SDI Bontomanai 2 7 9 4. SDI Borongkaluku 3 12 15 5. SDI Borongrappo 2 7 9 6. SDI Mawang 1 8 9 7. SDI Pakatto 2 13 15

8. SDI Pakatto Caddi 4 11 15

9. SDI Samaya 1 6 7 10. SDI Sandikka 2 12 14 11. SDI Sarite’ne 3 9 12 12. SDI Songkolo 3 10 13 13. SDN Bili-Bili 3 11 14 14. SDN Bontote’ne 1 9 10 15. SDN Borongkaluku 2 9 11 16. SDN Centre Mawang 3 25 28 17. SDN Panaikang 0 9 9 18. SDN Unggulan Bontomanai 3 16 19 Jumlah 38 188 226 Persentase 16,81% 83,18% 100%

(62)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah guru sekolah dasar yang di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa berjumlah 226 orang. Jumlah guru tersebut didominasi oleh guru perempuan sebanyak 188 orang (83,18%) sedangkan sisanya guru laki-laki sebanyak 38 orang (16,81%).

Bila ditinjau dari tiap sekolah, maka SDN Centre Mawang memiliki jumlah guru yang paling banyak sedangkan SD Inpres Samaya memiliki guru yang paling sedikit dibandingkan sekolah dasar lainnya.

Tabel 4.3.

Kondisi Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki 3 16.66%

2 Perempuan 15 83.33%

Jumlah 18 100

Sumber : Korwil Bidang Pendidikan Kec.Bontomarannu Tabel 4.3 menunjukkan bahwa umumnya kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 3 orang (16,66%) dan sisanya berjenis kelamin perempuan sebanyak 15 orang (83,33%).

Tabel 4.4.

Kondisi Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Berdasarkan Golongan

No Golongan Jumlah Persentase

1 III 2 11.11%

2 IV 16 88.89%

Jumlah 18 100

Sumber : Korwil Bidang Pendidikan Kec.Bontomarannu Tabel 4.4 menunjukkan bahwa umumnya kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa adalah

(63)

mempunyai golongan IV yaitu sebanyak 16 orang (88,89%) dan golongan III sebanyak 2 orang (11,11%).

Tabel 4.5.

Kondisi Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 Diploma 0 0%

2 S1 14 77.77%

3 S2 4 22.22%

Jumlah 18 100%

Sumber : Korwil Bidang Pendidikan Kec.Bontomarannu Tabel 4.5 menunjukkan bahwa umumnya kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa memiliki tingkat pendidikan S1 sebanyak 14 orang (77,77%), dan terdapat 4 orang memiliki tingkat pendidikan S2 (22,22%).

Tabel 4.6.

Kondisi Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Jumlah Persentase

1 0-20 0 0.00%

2 20-30 13 72.22%

3 >30 3 16.67%

Jumlah 18 100%

Sumber : Korwil Bidang Pendidikan Kec.Bontomarannu Tabel 4.6 menunjukkan bahwa semua kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa adalah mempunyai masa kerja antara 20 hingga 30 tahun sebanyak 13 orang (72,22%) kemudian di atas 30 tahun sebanyak 3 orang (16,67%).

(64)

X1.1 4 8.5 8.5 8.5 15 31.9 31.9 40.4 28 59.6 59.6 100.0 47 100.0 100.0 2.00 3.00 4.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

B. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif

a. Variabel Kompensasi (X1)

Kompensasi adalah balas jasa berupa materi dan non materi yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan kesejahteraan para guru. Dalam penelitian ini terdiri dari balas jasa berupa materi seperti sedangkan balas jasa berupa non materi seperti kesempatan dalam mengikuti pelatihan, kesempatan mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, penghargaan bagi guru yang mempunyai prestasi.

Untuk lebih jelasnya tentang gambaran kompensasi yang diberikan kepada guru pada Sekolah Dasar Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Guru Memperoleh Honor Jika Berpartisapasi Dalam Suatu Kegiatan Di Sekolah

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020.

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa 28 responden (59,6%) menyatakan selalu, 15 responden (31,9%) menyatakan sering dan 4 responden (8,5%) menyatakan kadang-kadang. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan setiap guru memperoleh honor jika berpartisapasi

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian::::::::::::::::  44  Tabel 3.2 Sampel Penelitian::::::::::::::::
Tabel 4.20 Variabel Ketegasan Aturan (X3.4):::::::::.  64  Tabel 4.21 Variabel Ketegasan Aturan (X3.5):::::::::.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir::::::::::::::::....  41  Gambar 3.1 Desain Penelitian:::::::::::::::.
Gambar 2.1. Kerangka Pikir  E.  Hipotesis Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

This book enables you to use these design patterns to simplify the creation of complex data pipelines using Pig, ingesting data from multiple data sources, cleansing,

Biarlah itu menjadi bagian dari masa lalu TNI dan Polri, masa lalu kita, karena saya yakin Saudara tidak akan melakukan hal-hal begitu di masa kini dan masa depan, utamanya

pelaksanaan perumusan penetapan kebijakan daerah dan penyusunan perencanaan program kegiatan inventarisasi, RPPLH dan KLHS, kajian dampak lingkungan serta pemeliharaan

Dokter hewan praktik adalah dokter hewan yang melakukan pelayanan jasa medik veteriner berupa praktik konsultasi kesehatan hewan atau transaksi terapetik dengan

“Yang disebut imperialisme-modern ialah usaha meluaskan milik jajahan dengan tidak berbatas, seperti cita-cita demikian itu menjadi pendorong dalam masa ± 1880 sampai sekarang bagi

Berikutan maklumat di internet merebak dengan mudah tanpa dipantau oleh mana-mana pihak berkuasa terhadap kredibilitinya, banyak kajian telah dibuat oleh penyelidik untuk melihat

Berangkat dari uraian tersebut serta melihat kenyataan yang demikian itu peneliti terarik mengadakan penelitian dengan tema “Penerapan Metode An- Nahdliyah dalam

Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis, yang.. masing-masing mempunyai arti dan