• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, 27 Juli 2019 Kordiv. PHL Panwaslih Provinsi Aceh. Marini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Banda Aceh, 27 Juli 2019 Kordiv. PHL Panwaslih Provinsi Aceh. Marini"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmatnya sehingga tim panwaslih provinsi Aceh telah dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir pengawasan pemilu tahun 2019.

Dalam melaksanakan pengawasan pemilu tahun 2019 ini, Panwaslih Aceh tidak dapat melakukannya sendirian jika tidak ada bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu seperti kepolisian, kejaksaan serta masyarakat sipil yang ikut berpartisipasi. Pengawasan yang dilakukan telah dimulai dari tahun 2017 saat tahapan pemutakhiran data pemilih hingga pada saat tahapan kampanye sebelum waktu pemilihan. Secara umum, Panwaslih Aceh dapat melaksanakan pengawasan di setiap tahapan tersebut dengan baik dan lancar, walaupun masih terdapat beberapa kelemahan yang harus mendapatkan perhatian serius oleh pengawas pemilu di kabupaten dan kota.

Laporan ini merupakan cerminan dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Panwaslih Aceh dalam melakukan tugas dan fungsinya. Selain itu, laporan ini juga merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada negara serta masyarakat. Penyampaian laporan atau informasi ini juga mengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat menjadi data atau informasi yang berguna bagi bawaslu dalam mengambil kebijakan atau dalam membuat peraturan yang terkait dengan pelaksanaan pemilihan umum kedepannya.

Banda Aceh, 27 Juli 2019 Kordiv. PHL Panwaslih Provinsi Aceh

(3)

ii

ABSTRAK

Pemilihan Umum merupakan bentuk dari pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan dengan mengedepankan azas luber dan jurdil. Negara Indonesia baru saja melaksanakan Pemilu untuk memilih pasangan pemimpin bangsa dan anggota legislatif dari mulai tingkat DPR RI, DPD hingga DPRK yang ada di Kabupaten Kota. Dalam pelaksanaan Pemilu tersebut, tugas pengawasan diberikan oleh undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh Bawaslu pada setiap tingkatan termasuk di Provinsi Aceh yang diberi nama Panwaslih Aceh.

Panwaslih Aceh telah melaksanakan tugas dan kewajiban pengawasan mulai dari melakukan koordinasi antar lembaga, pengawasan partisipasi masyarakat, sosialisasi produk hukum, membuat MoU, pengawasan tahapan dan supervisi. Dalam melaksanakan tugas pengawasan, panwaslih Aceh juga melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mengawasi proses pemilu, karena secara tidak langsung masyarakat telah ikut terlibat menjaga demokrasi dalam Pemilu.

Berdasarkan hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh panwaslih Aceh, dapat disimpulkan bahwa tugas dan fungsi pengawasan telah dilakukan dengan baik dan lancar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Meskipun di lapangan terdapat masalah-masalah kepemiluan yang timbul, akan tetapi hal tersebut berhasil ditangani dengan baik oleh Panwaslih Aceh.

(4)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

ABSTRAK ...ii

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR GRAFIK ...vii

BAB I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Maksud dan Tujuan...2

C. Dasar Hukum ...2

D. Sistematika Laporan ...3

BAB II. PENGAWASAN DAN PENCEGAHAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU ...4

A. Koordinasi Antar Lembaga ...4

B. Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat ...8

C. Sosialisasi Produk Hukum ...10

D. Kerjasama Memorandum of Understanding (MoU) ...12

E. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemilihan ...14

1. Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih ...14

2. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Politik ...26

3. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan DPD/DPRD Provinsi DPRD Kabupaten/Kota ...31

4. Pelaksanaan Tahapan Kampanye ...36

5. Pelaksanaan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara ...38

6. Pelaksanaan Tahapan Dana Kampanye ...50

7. Pelaksanaan Pengawasan Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi Suara ...53

8. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan ASN ...56

9. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan Politik Uang ...59

(5)

iv

11. Pengawasan Penghitungan Surat Suara Ulang di Aceh Timur serta

Rekapitulasinya ...62

12. Pengawasan Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi ...67

F. Supervisi Bawaslu Provinsi ...69

BAB III. PENUTUP ...85

A. Kesimpulan ...85

(6)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 01. Kerjasama Antar Lembaga ...5

Tabel 02. Sosialisasi Partisipasi Masyarakat ...9

Tabel 03. Sosialisasi Produk Hukum...11

Tabel 04. MoU ...13

Tabel 05. Kegiatan Pencegahan. ...15

Tabel 06. Data Pemilih yang tidak memiliki KTP Elektronik dan Data Disabilitas ...21

Tabel 07. Hasil Pengawasan Pendistribusian Surat Suara Sesuai DPTHP-3 ...42

Tabel 08. Laporan Hasil Pengawasan Penyerahan LPPDK Peserta Pemilu ...51

Tabel 09. Nama-nama pengawas TPS se-Kecamatan Peureulak Timur yang bertugas mengawasi Penghitungan Surat Suara Ulang berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 185-18-01/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019. ...62

Tabel 10. Rekapitulasi Suara partai PNA di Kecamatan Peureulak Timur Dapil Aceh 6 ...65

Tabel 11. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019 ...69

Tabel 12. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019 ...72

Tabel 13. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019 ...72

Tabel 14. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019 ...73

Tabel 15. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019 ...75

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 01. Pengumuman Pemantau Pemilu Tahun 2019 ...7

Gambar 02. Pebandingan Jumlah Pemilih Laki-Laki dan Perempuan Provinsi Aceh Berdasarkan DPTHP-3 ...20

Gambar 03. Hasil Pengawasan Verifikasi Partai Politik ...30

Gambar 04. Laporan Hasil Pengawasan Kelengkapan dan Keabsahan Dokumen Persyaratan Bakal Calon Hasil Perbaikan ...33

Gambar 05. Form Pengawasan Kelengkapan Berkasi Administrasi Calon DPD ...34

Gambar 06. Iklan Larangan Dalam Kampanye ...58

(8)

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 01. IKP Keamanan, Otoritas Penyelenggara Pemilu/Negara, Relasi ...27

Grafik 02. IKP Hak Pilih, Kampanye, Pemungutan suara dan Adjudikasi ...27

Grafik 03. IKP Pengawasan, Hak Politik Terkait Gender, dan Representasi Minoritas ...28

Grafik 04. IKP Partisipasi Partai, Kandidat, Publik, dan Pemilih...28

Grafik 05. Jumlah Total DCT DPRA Pemilu Tahun 2019 ...34

Grafik 06. Jumlah calon anggota DPRA yang lulus dan tidak lulus uji baca Al Quran berdasarkan Partai Politik ...35

Grafik 07. Perbandingan Calon Terpilih Anggota DPRA Periode 2019-2024 antara Laki-laki dan Perempuan ...68

Grafik 08. Persentase Calon Terpilih Anggota DPRA Periode 2019-2024 antara Laki-laki dan Perempuan ...69

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Setelah adanya Amandemen Undang Undang Dasar (UUD)1945, UUD menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang undang. Salah satu bentuk pelaksanaaan kedaulatan rakyat adalah Pemilihan Umum (Pemilu) yang dilaksanakan berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pelaksanaaan Pemilu tersebut dilaksanakan oleh lembaga yang diberikan kewenangan oleh undang-undang. Salah satu lembaga yang bertugas memastikan penyelenggaraan Pemilu berjalan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan adalah Panwaslih. Panwaslih dibentuk secara hierarki dari Provinsi hingga Kabupaten/Kota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilu.

Pada tahun 2019, Pemilu atau pesta demokrasi yang dilangsungkan sangat berbeda dengan pemilihan kepala daerah, karena tidak hanya memilih Presiden dan Wakil Presiden tetapi juga memilih Anggota Legislatif mulai dari tingkat DPR RI, DPD, DPRA, dan DPRK. Sehingga tanggung jawab pengawasan yang diamanahkan kepada Panwaslih harus dilaksanakan dengan extra danpenuh kehati-hatian. Panwaslih Provinsi Aceh dalam Pemilu ini diberikan tanggungjawab sesuai dengan ketentuan perundang-undangan termasuk untuk melaksanakan Pengawasan (Pencegahan) terhadap proses tersebut.

Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Panwaslih provinsi Aceh telah dilakukan sesuai dengan aturan aturan yang berlaku meskipun ada beberapa kendala atau kekurangan yang dihadapi. Kurangnya pengetahuan atau pemahaman masyarakat, aspek kepatuhan peserta Pemilu, teknis penyelenggaraan Pemilu serta keterlibatan Aparatur Sipil Negara adalah beberapa kekurangan atau kendala tersebut. Secara

(10)

2

umum, pelaksanaan pengawasan tersebut telah dilaksanakan dengan baik mengikuti ketentuan undang-undang. Hal ini dapat dilihat dari suasana yang kondusif serta tentram pada saat sebelum maupun setelah selesai pemilu meskipun terdapat daerah daerah yang memiliki sengketa pemilu.

Setelah proses pemilu selesai Panwaslih Provinsi Aceh memiliki kewajiban untuk menyusun laporan terkait pengawasan yang telah dilakukan sejak awal proses pelaksanaan hingga pemilu selesai dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Panwaslih RI.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan pengawasan pemilu tahun 2019 ini adalah:

1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban Panwaslih Provinsi Aceh kepada Panwaslih RI dan publik atas pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukan selama proses pemilu berlangsung;

2. Memberikan gambaran umum atas pelaksanaan pengawasan pada setiap tahapan pemilu di Provinsi Aceh;

3. Sebagai bahan analisis dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemilu; 4. Sebagai bahan masukan serta rekomendasi untuk menyempurnakan

proses pelaksanaan pemilu di masa yang akan dating; dan

5. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat untuk menjadi bahan edukasi tentang pelaksanaan pengawasan pemilu.

C. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan pengawasan dan pembuatan laporan pengawasan telah diatur dalam undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Dalam Pasal 97 huruf b menyatakan bahwa

Panwaslih Provinsi bertugas mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Provinsi. Selain itu, dalam Pasal 100

(11)

3

huruf c undang-undang tersebut menyatakan bahwa Panwaslih Provinsi

berkewajiban menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada

Panwaslihsesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik

dan/atauberdasarkan kebutuhan. Dalam Pasal 143 undang undang

tersebut juga menyebutkan bahwa

(1) Dalam menjalankan tugasnya, Panwaslih Provinsi

bertanggung jawab kepada Panwaslih.

(2) Panwaslih Provinsi menyampaikan laporan kinerja dan pengawasan Penyelenggaraan Pemilu secara periodik kepada Panwaslih.

Berdasarkan aturan-aturan hukum tersebut telah jelas terlihat adanya kewajiban Panwaslih Provinsi Aceh untuk membuat laporan pertanggungjawaban terkait pengawasan dalam rangka memenuhi tanggungjawab kepada Panwaslih RI dan masyarakat serta secara tidak langsung melaksanakan azas Good Governance.

D. Sistematika Laporan

Laporan pengawasan ini disusun ke dalam tiga bab yang terdiri dari:

1. Bab I, terdiri dari Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Dasar Hukum dan Sistematika Penulisan;

2. Bab II, yang berisi Koordinasi Antar Lembaga, Pengawasan Partisipatif Masyarakat, Sosialisasi Produk Hukum, MoU, Pengawasan dan Pencegahan dan Supervisi Panwaslih Provinsi; dan

(12)

4

BAB II

PENGAWASAN DAN PENCEGAHAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU A. Koordinasi Antar Lembaga

Koordinasi antar lembaga merupakan salah satu cara untuk menjalin hubungan atau meningkatkan kinerja antara instansi satu dengan instansi yang lain dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Hal tersebut sering dilakukan oleh instansiinstani atau lembagalembaga lain dengan tujuan agar acara yang diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Hal demikian juga harus dilakukan dalam proses pelaksanaan pemilu, karena pihak yang terlibat untuk kesuksesan acara yang dilakukan selama 5 tahun sekali tersebut tidak hanya satu melainkan ada beberapa pihak yang berwenang termasuk Panwaslih. Kerjasama atau koordinasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa bidang seperti pemantauan, pengawasan, supervisi dan lain sebagainya. Bagi Panwaslih salah satu cara untuk meningkatkan tugas pengawasan dan pencegahan adalah dengan melakukan koordinasi.

Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pengawasan dan pencegahan tersebut saat pemilihan umum 2019 berlangsung, Panwaslih Provinsi Aceh telah melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) yang memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan pemilihan umum. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 98 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Pemilu yang menyebutkan bahwa Panwaslih Provinsi bertugas melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah terkait.

Panwaslih Provinsi Aceh dalam melakukan pengawasan dan pencegahan tidak dapat berdiri sendiri untuk melakukan tugas tersebut baik dalam Organisasi Panwaslih dalam jenjang yang berbeda maupun dengan instansi atau lembaga lain. Bentuk kerjasama yang dilakukan

(13)

5

bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan tugas pengawasan serta pencegahan dalam pelaksanaan pemilihan umum ini. Adapun koordinasi yang telah dilakukan oleh Panwaslih Provinsi Aceh adalah sebagai berikut:

Tabel 01. Kerjasama Antar Lembaga

No. Lembaga Tujuan Output

1. Media Cetak dan Elektronik (AJNN, Komas, Temo, Serambi Indonesia, Dialeksis, Antero, LintasGayo.com, Aceh Trend, Rakyat Aceh, Wartawan Senior, AJI, Metro TV, Jakarta post, SCTV, Kompas TV, Net TV, iNews TV, Aceh TV).

Untuk menjalin pola hubungan yang baik dan berkelanjutan antara Panwaslih dengan Pihak Media agar kinerja

Panwaslih dapat diketahui dan dinilai oleh seluruh komponen masyarakat. 1. Terjalinnya hubungan yang solid antara Panwaslih dengan Pihak Media; 2. Terjadinya kontrol sosial oleh seluruh komponen masyarakat melalui media terhadap kinerja Panwaslih. 2. KIP Melakukan Koordinasi terkait Penyelenggaraan Pemilu Terciptanya kerjasama antar lembaga terkait teknis dan Proses Penyelenggaraan Pemilu 3. Pemantau Melakukan koordinasi untuk Pengawasan Pemilu yang bertujuan yaitu 1. Sarana untuk mendapatkan dan berbagi informasi terkait dengan pengawasan Pemilu antara Tim Pemantau dengan Panwaslih 1. Membangun kepedulian Tim Pemantau dalam pengawasan Pemilu yang partisipatif. 2. Memperluas pengawasan Tim Pemantau Pemilu kepada masyarakat sipil. 3. Menciptakan aktor pengawas

(14)

6 2. Mengembangkan pengetahuan terkait dengan kerja-kerja pengawasan dan pemantauan Pemilu. 3. Meningkatkan informasi publik untuk kerja pemantauan Pemilu. Pemilu yang partisipatif.

4. Polda Aceh Untuk melakukan

koordinasi terkait dengan tindak pidana pemilu yang terjadi di tingkat Kabupaten Kota dan tingkat provinsi. Adanya kerjasama untuk meningkatkan pengawasan, Penindakan Pelanggaran (Gakkumdu)dan keamanan terkait situasi Pemilu Tahun 2019 5. Kejaksaan Tinggi Aceh Untuk melakukan

koordinasi terkait dengan tindak pidana pemilu yang terjadi di tingkat Kabupaten Kota dan tingkat provinsi. Kerjasama dalam proses penyelesaian kasus-kasus terkait tindak pidana Pemilu Tahun 2019

Sumber: Data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Koordinasi tersebut merupakan bentuk nyata panwaslih Aceh dalam mewujudkan pengawasan yang baik dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019. Diharapkan bahwa mitra kerja atau lembaga yang melakukan koordinasi tersebut dapat memantau dan mengawasi jalannya proses tahapan pemilu sesuai dengan azas luber dan jurdil. Dengan adanya koordinasi antar lembaga ini, kedepannya kerjasama yang dilakukan terkait dengan pengawasan Pemilu dapat dilakukan dengan lebih baik lagi dengan saling mendukung berjalannya proses demokrasi. Selain itu, dengan adanya kerjasama ini, para lembaga juga dapat melakukan

(15)

7

pengawasan atau pemantauan pelaksanaan proses Pemilu yang berlangsung.

Gambar 01. Pengumuman Pemantau Pemilu Tahun 2019

Sumber: Data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Selain itu, Panwaslih Provinsi Aceh juga membuat pengumuman untuk pendaftaran pemantauan Pemilu. Selama pengumuman tersebut terdapat beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang mendaftar menjadi pemantau Pemilu diantaranya Flower Aceh, Jaringan Survey Inisiatif, ACW, Jaringan Demokrasi Indonesia Aceh, Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat, Forum LSM Aceh, PAKAR Aceh, LSM Rencong Aceh, Balai Syura Ureung Inoeng Aceh.

(16)

8

B. Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat

Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah keberadaan pemilihan umum (Pemilu). Hal tersebut juga berlaku di Indonesia, yang mana pemilihan eksekutif dan anggota legislatif dilaksanakan dengan jalur pemilihan umum langsung yang dilakukan oleh rakyat. pada mulanya, pemilihan umum secara demokrasi di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1955. Saat itu pengawasan Pemilu belum ada seperti sekarang ini. Pengawasan Pemilu mulai terjadi sejak era orde baru dimana dalam proses penyelenggaraan Pemilu pada saat itu telah mulai terjadi kecurangan. Setelah adanya amandemen UUD 1945, pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan azas luber dan jurdil. Pada tahun 2007 lahirlah Panwaslih dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa fungsi Panwaslih salah satunya adalah melaksanakan pencegahan termasuk juga di dalamnya pengawasan terhadap tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran atau tindak pidanaPemilu.

Namun demikian, meskipun Panwaslih sebagai badan yang sah secara hukum untuk melakukan pengawasan dalam tahapan Pemilu, tetap saja menghadapi berbagai kendala dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dilihat dari pelanggaran Pemilu tahun 2014. Pelanggaran tersebut terjadi karena minimnya jumlah petugas pengawas yang ada di setiap TPS dengan jumlah TPS yang ada di seluruh Indonesia. Jumlah TPS yang ada pada Pemilu saat ini semakin banyak dan hal tersebut tidak berbanding lurus dengan jumlah pengawas di setiap TPS atau dengan kata lain tidak proporsional. Untuk mengatasi hal tersebut, sudah sepatutnya masyarakat atau elemen sipil lainnya dilibatkan dalam pengawasan Pemilu. Hal tersebut pada dasarnya bukan saja menjadi kewajiban Panwaslih melainkan juga secara moril menjadi tanggungjawab masyarakat sebagai pemilih untuk menjaga suaranya. Dengan adanya

(17)

9

keterlibatan masyarakat tersebut, secara tidak langsung masyarakat telah ikut menjaga pelaksanaan Pemilu yang demokratis.

Untuk merealisasikannya, maka Panwaslih khususnya Panwaslih Provinsi Aceh telah melakukan pengawasan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Kegiatan tersebut melibatkan unsur dari masyarakat sipil, ormas, perguruan tinggi serta penyandang disabilitas.

Tabel 02. Sosialisasi Partisipasi Masyarakat

No Peserta Tujuan Output

1. Ormas dan perguruan Tinggi 1. Tersampaikannya jadwal pelaksanaan kampanye pada Pemilihan Umum Tahun 2019. 2. Tersampaikannya informasi dan regulasi pengawasan kampanye Pemilu kepada Partai Politik Peserta Pemilu 2019. 3. Transformasi tentang prosedur dan tatacara pengawasan kampanye. 4. Penyamaan pemahaman tentang pengawasan pelaksanaan tahapan kampanye. Untuk mempresentasikan dan menyamakan pemahaman tentang pengawasan partisipatif Pemilihan Umum tahun 2019 kepada Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Perguruan Tinggi.

2. Pemilih Pemula 1. Menumbuhkan kesadaran seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengawasan Pemilihan Umum tahun 2019. 2. Mendorong 1. Terbangun kesadaran masyarakat dalam pengawasan Pemilihan Umum. 2. Tersebarkannya aturan pelaksanaan dan pengawasan

(18)

10

keterlibatan

masyarakat dan elemen sipil lainnya untuk berpartisipasi dalam pengawasan Pemilihan Umum tahun 2019. 3. Mensosialisasi informasi dan regulasi penyelenggaraan dan pengawasan pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2019. 4. Mensosialisasi tugas, kewenangan dan tanggung jawab pengawasan Pemilihan Umum tahun 2019. Pemilihan Umum tahun 2019. 3. Terpetakannya dukungan masyarakat dalam pelaksanaan pengawasan partisipatif. 4. Terbentuknya kelompok-kelompok masyarakat yang proaktif melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilihan Umum 2019.

Sumber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan adanya pemahaman masyarakat terkait dengan proses pemilu dan pileg serta juga dapat mengawasi berjalannya proses demokrasi dengan cara melakukan pengawasan partisipatif atau dengan menjadi pemantau pemilu. Sehingga jika ditemukan pelanggaran dapat melaporkannya ke pengawas. Dengan hal ini, masyarakat telah ikut andil dalam menjaga proses demokrasi melalui pengawasan yang dilakukan pada saat proses pemilu berlangsung.

C. Sosialisasi Produk Hukum

Dalam dunia hukum dikenal sebuah teori yang bernama teori

fictie. Teori tersebut menyatakan bahwa setiap orang dianggap tahu

hukum. Namun demikian, pada kenyataannya tidak setiap orang memahami hal tersebut. Hal ini secara tidak langsung membawa konsekuensi terhadap penyelenggara 10nsure untuk menyampaikan aturan hukum atau penyuluhan kepada masyarakat. Setiap

(19)

11

penyelenggara 11nsure berkewajiban memberikan penyuluhan hukum sebagai bagian dari proses edukasi dan membudayakan hukum kepada masyarakat.

Dalam Pemilu tahun 2019 ini, Panwaslih Provinsi Aceh merupakan salah satu penyelenggara 11nsure serta memiliki peraturan-peraturan yang mengatur tentang tata cara serta proses penyelenggaraan Pemilu. Panwaslih Provinsi Aceh telah melaksanakan kewajiban tersebut dalam rangka mengedukasi dan menyebarluaskan informasi tentang mekanisme dalam penyelenggaraan pemilu. Kegiatan sosialisasi produk hukum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Tabel 03. Sosialisasi Produk Hukum

No Waktu Acara Kelompok Sasaran Target

1. Selasa, 20 Maret 2018 di Hotel Mekkah, Banda Aceh Unsur Pemerintah, Kepolisian, Penyelenggara Pemilihan Umum, Partai Politik dan Media Massa

1. Tersampaikannya jadwal pelaksanaan kampanye pada Pemilihan Umum Tahun 2019.

2. Tersampaikannya

pengawasan pelaksanaan kampanye Pemilu kepada Partai Politik Peserta Pemilu 2019 Sebelum Jadwal Tahapan Kampanye.

3. Transformasi tentang prosedur dan tatacara pengawasan kampanye. 4. Penyamaan pemahaman

dan persepsi tentang pengawasan pelaksanaan tahapan kampanye

(20)

12 2. Rabu, 10 April 2019, Sulthan Hotel,Peunayong, Banda Aceh Kordiv PHL Panwaslih

Kabupaten Kota dan 12nsure staf

1. Peserta dapat memahami tentang ketentuan PerPanwaslih Nomor 4 Tahun 2019 dan PerPanwaslih Nomor 5 Tahun 2019. 2. Peserta memiliki kemampuan teknis tentang Penanganan Pelanggaran Kode Etik Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa, Dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara.

Sumber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Adapun produk hukum yang disosialisasikan termasuk diantaranya:

1. Undang-Undang Nomor 07 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;

2. Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas PKPU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019;

3. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 4 Tahun 2019 4. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 5 Tahun 2019 5. Surat Ketua KPU Republik Indonesia Nomor

216/PL.01.5-SD/06/KPU/II/2018, tanggal 26 Februari 2018 Perihal Kampanye pada Pemilihan Umum Tahun 2019;

6. Surat Ketua Panwaslih Republik Indonesia Nomor 0315/K.Panwaslih/PM.00.00/II/2018, tanggal 28 Februari 2018 Perihal Pengawasan Pelaksanaan Kampanye Pemilu Kepada Partai Politik Peserta Pemilu Sebelum Jadwal Tahapan Kampanye.

(21)

13

Dengan adanya sosialisasi peraturan perundang-undangan tersebut dapat memberikan pemahaman tentang proses serta mekanisme pelaksanaan pemilu secara umum. Sehingga tidak ada alasan lagi terutama pihak terkait seperti partai politik untuk tidak mengetahui hal-hal yang berkenaan tentang pelaksanaan pemilu.

Adanya proses sosialisasi tersebut juga memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan tugas dan fungsi pengawas pemilu. Dalam aturan hukum yang disosialisasikan telah menjelaskan terkait dengan tahapan-tahapan proses pelaksanaan pemilu sehingga Bawaslu atau Panwaslih Provinsi Aceh dengan ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dengan program-program yang disusun berdasarkan timeline tahapan pemilu. Sehingga proses pengawasan yang dilakukan terlaksana dengan sistematis dan terstruktur.

D. Kerjasama Memorandum of Understanding (MoU)

Memorandum of Understanding (MoU) sering diartikan ke dalam

Bahasa Indonesia sebagai Nota Kesepahaman atau Nota Kesepakatan atau perjanjian pendahuluan. Tujuan dari pembuatan MoU tersebut adalah untuk mengadakan hubungan hukum. Dalam prakteknya MoU tersebut sering dipandang sebagai kontrak dan secara moral mengikat para pihak yang membuatnya.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa hal yang terdapat di dalam MoU atau Nota Kesepahaman tersebut merupakan pernyataan bahwa kedua belah pihak secara prinsip menundukkan diri serta memahami dan akan melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu sesuai dengan isi dari Nota Kesepahaman tersebut.

Dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019 ini, Panwaslih Provinsi Aceh sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut telah melakukan atau menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU dengan pihak lain yang dianggap dapat

(22)

14

membantu atau meningkatkan pengetahuan tentang pelaksanaan pesta demokrasi yang dilangsungkan dengan azas luber dan jurdil. Adapun MoU yang telah diadakan adalah sebagai berikut:

Tabel 04. MoU N

o

Para pihak Tujuan Bentuk Kerjasama

1 Panwaslih Aceh dengan UIN Ar Raniry 1. Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta peningkatan dan pengembangan wawasan civitas akademika. 2. Membuka akses, mutu, dan relevansi pelaksanaan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri Ar Raniry 3. Mewujudkan kepentingan pembangunan demokrasi politik local dan nasional guna menghasilkan peningkatan mutu penddidikan yang berkelanjutan. Bentuk kerjasama dalam Nota Kesepakatan Bersama ini adalah kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan pengkajian secara ilmiah yang berkaitan dengan hukum kepemiluan, ketatanegaraan, politik dan tata kelola

pemerintahan, kuliah praktikum, pertemuan berkala, jurnal dan referensi serta menghadirkan narasumber dari

Panwaslih Provinsi Aceh melalui kegiatan kuliah umum/kelas kepada mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar Raniry dan/atau kerjasama lainnya yang disepakati kemudian oleh para pihak. 2. Universitas Samudra Tujuan Nota kesepahaman ini untuk meningkatkan kerjasama para

pihak dalam rangka mengoptimalkan sumber daya yang

1. Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi; 2. Pertukaran Tenaga Ahli; 3. Kuliah Umum/Seminar;

(23)

15

dimiliki oleh kedua belah pihak secara terencana, terukur, terpadu, sistemastis, efektif, dan efisien

dalam rangka

pengembangan institusi serta meningkatkan program kerja para pihak. 4. Magang Mahasiswa Universitas Samudra; 5. Kegiatan lainnya yang disepakati kedua belah pihak.

Sumber: Data diolah dari Divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Setelah adanya MoU tersebut diharapkan para pihak yang terlibat terutama Panwaslih Aceh untuk mengambil langkah langkah strategis guna mewujudkan tujuan serta merealiasikan bentuk kerjasama atau kegiatan yang diinginkan agar pembangunan demokrasi politik dapat terwujud dengan baik. Dengan adanya MoU tersebut dapat meningkatkan peran universitas dalam menjelaskan terkait dengan isu kepemiluan serta dapat mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengawasan dengan cara menjadi pemantau, pengawas, meneliti isu kepemiluan, membentuk himpunan yang khusus membahas isu kepemiluan dan hal lainnya yang tujuannya untuk meningkatkan integritas Pemilu. Selain itu, kerjasama ini juga diharapkan dapat terus berkelanjutan demi meningkatkan penelitian dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan isu kepemiluan dan demokrasi.

E. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemilihan

1. Pengawasan Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih

a. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih dan Daftar Pemilih

Dalam melaksanakan pengawasan terkait tahapan pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih, PanwaslihProvinsi Aceh berpedoman pada peraturan Panwaslih Nomor 24 Tahun

(24)

16

2018 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data Dan Penyusunan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Umum.

1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP

a) Pengurangan dan Penambahan Jumlah DPTb dan DPK di seluruh Kabupaten/Kota;

b) Bahwa berdasarkan laporan dari Panwaslih Kabupaten/Kota masih terdapat penduduk di Provinsi Aceh yang masih belum memiliki E-KTP; dan

c) Jumlah Pemilih Disabilitas belum ditetapkan. 2) Perencanaan Pengawasan

a) Panwaslih Provinsi melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi sebelum melakukan pengawasan Pemuthakiran Data;

b) Panwaslih Provinsi berhak menyampaikan rekomendasi perbaikan kepada KPU Provinsi sesuai dengan yang tertuang di dalam Form A Pengawasan; dan

c) Panwaslih Provinsi wajib mendapatkan salinan Formulir Model A.C.1-KWK (Rekapitulasi Daftar Pemilih Potensial Non KTP Elektronik Kabupaten/Kota) dan Formulir Model A.C.2.KWK (Rekapitulasi Daftar Pemilih Potensial Non KTP Elektronik Provinsi).

b. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih dan Daftar Pemilih

1) Pencegahan

Adapun Kegiatan Pencegahan Panwaslih Provinsi Aceh dalam Melakukan Pengawasan pada tahapan dan subtahapan daftar pemilih adalah:

Tabel 05. Kegiatan Pencegahan.

No. Jenis Kegiatan Hasil yang dicapai

(25)

17

dan Disdukcapil Aceh. Aceh untuk

mengirimkan salinan naskah asli terkait data DCT, DPT, DPTb, dan DPK secara berjenjang dan sistematis; 2. Berkoordinasi dalam hal penerimaan dan pembagian Logistik (kotak suara, surat suara, dll) Provinsi Aceh; 3. Menyurati Pihak Disdukcapil Aceh terkait Pemeriksaan kembali WNA yang bisa dan tidak bisa memilih di Provinsi Aceh; 4. Menyurati pihak disdukcapil Aceh untuk memastikan kembali data jumlah penduduk yang bisa memilih dan tidak bisa memilih di Provinsi Aceh;

2. Menyurati Panwaslih

Kabupaten/Kota Perihal Intruksi kepada Panwaslu Kecamatan untuk mencermati DPS Pemilu tahun 2019.

Seluruh Panwaslih Kabupaten/Kota mengirimakan surat kepada Panwaslu Kecamatan perihal mencermati DPS Pemilu tahun 2019 dengan tembusan kepada Panwaslih Provinsi Aceh. 3. Menyurati Partai Politik Turut serta dalam

(26)

18

pemilih 4. Rapat Kerja Teknis dengan

Panwaslih Kabupaten/Kota Perihal Pengawasan Pencermatan

Pemutakhiran Data Pemilih Pemilu 2019.

Tersampaikannya informasi teknis dan strategi pengawasan tahapan

pemukhtahiran data pemilih pemilu 2019. 5. Menyurati KIP Aceh Perihal

Permintaan Salinan DPS dalam bentuk naskah asli elektronik (sofcopy) dan Formulir Model A.1.2-KPU dalam bentuk naskah asli (hardcopy). 1. KIP Aceh menyetujui surat permintaan Panwaslih Provinsi Aceh. 2. KIP Aceh mengirimkan Salinan DPS dalam bentuk softcopy maupun hardcopy kepada Panwaslih Provinsi Aceh. 6. Menyurati KIP Aceh Perihal

Permintaan Salinan DPT dalam bentuk naskah asli dengan format Excel dan PDF.

KIP Aceh mengirimkan data soft copy hasil scanning salinan DPT yang berstempel dalam format excel dan PDF ke email Pengawasan Panwaslih Provinsi Aceh

7. Menyurati KIP Aceh Perihal Permintaan Salinan Surat Keputusan Daftar Calon Tetap.

KIP Aceh menyutujui permintaan Panwaslih Provinsi Aceh dengan memberikan CD yang didalamnya berisi

Salinan Surat

Keputusan Daftar Calon Tetap di seluruh Kabupaten/Kota. 8. Menyurati Kepala Dinas Registrasi

Kependudukan Provinsi Aceh Perihal Permintaan Data Warga Negara Asing. Penyusunan Daftar Pemilih di dalam Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum, maka dalam rangka verifikasi Warga Negara Asing yang memiliki Kartu Tanda

(27)

19

Penduduk Elektronik (KTP-el), demi penyempurnaan Daftar Pemilih tetap pada pemilu 2019. 9 Workshop Pengawasan Rakapitulasi

Daerah Penyempurnaan DPTHP-2 di Panwaslih Aceh.

Memastikan akurasi dan validasi Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) hasil

penyempurnaan untuk Pemilih Umum Tahun 2019 yang telah disusun dan

direkapitulasi oleh KIP Secara Berjenjang. Sumber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

2) Aktivitas Pengawasan

a) Mengahadiri rapat pleno DPS, DPSHP, DPT, DPTHP 1, DPTHP 2 dan penyempurnaan DPTHP 3;

b) Meminta BA rapat pleno terkait rekapitulasi DPS, DPSHP, DPT, DPTHP 1, DPTHP 2 dan penyempurnaan DPTHP 3 di tingkat kabupaten kota via email;

c) Mensikronisasikan data yang didapatkan dari seluruh panwaslih kabupaten kota dengan data yang dimiliki Kip Aceh di dalam setiap rapat pleno terbuka; dan

d) Panwaslih Aceh menginstruksikan untuk Melakukan pengawasan langsung daftar pemilih secara berjenjang ke bawah dengan berkoordinasi dengan KIP.

c. Hasil-Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih dan Daftar Pemilih

Panitia Pengawas Pemilihan Provinsi Aceh melalui rapat monitoring dan evaluasi tahapan pemilu berkaitan dengan pemutakhiran data pemilih PemilihanUmum 2019. Panwaslih

(28)

20

Provinsi Aceh mengumpulkandata daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilu 2019, Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) Pemilu.

1) Total data pemilih yang dikumpulkan Panwaslih Provinsi Aceh dari 23 Kabupaten/Kota seluruh Aceh terdapat DPS Pemilu sejumlah 3.503.818. Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 berdasarkan hasil rekapitulasi di tingkat Kabupaten/Kota sebanyak 3.451.990;

2) Terjadi penurunan jumlah pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 sebanyak 51.828 atau 1,5% (persen) pemilih setelah dilakukan rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) oleh KIP Kabupaten/Kota seluruh Provinsi Aceh;

3) Peningkatan jumlah data pemilih dari Daftar Pemilih Sementara (DPS)Pemilu ke Daftar Pemilih Tetap (DPT) terjadi di Kabupaten Aceh Selatan (2,2 Persen), Kabupaten Aceh Barat (0,4persen), Kabupaten Simeulue (0,5persen), Kota Sabang (0,1 persen), Kota Langsa (1,0 persen) dan Kota Subulussalam (4,9 persen). Penurunan jumlah data pemilih di DPS Pemilu setelah mendapatkan ditetapkan DPT terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara (0,6 persen), Kabupaten Aceh Timur (1,3 persen), Aceh Tengah (1,4 persen), Kabupaten Aceh Besar (1,3 persen), Kabupaten Pidie (0,9 persen), Kabupaten Aceh Utara (1,0 persen), Kabupaten Aceh Singkil (17,6 persen), Kabupaten Bireuen (0,5 persen), Kabupaten Aceh Barat Daya (9,2 persen), Kabupaten Gayo Lues (0,8 persen), Kabupaten Aceh Jaya (0,4 persen), Kabupaten Nagan Raya (2,4 persen), Kabupaten Aceh Tamiang (2,4 persen), Kabupaten Bener Meriah (7,7 persen), Kabupaten Pidie Jaya (0,3 persen), Kota Banda Aceh (1,4 persen), Kota Lhokseumawe (2,6 persen); dan

(29)

21

4) Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang paling tinggi terjadi di Kabupaten Aceh Selatan (2,2 persen sebanyak 3.483 Pemilih) dan Kota Subulussalam (4.9 persen sebanyak 2.664 Pemilih). Gambar 02. Pebandingan Jumlah Pemilih Laki-Laki dan

Perempuan Provinsi Aceh Berdasarkan DPTHP-3

Sumber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Berdasarkan data di atas, total pemilih di Aceh adalah sebanyak 3.523.774 yang terdiri dari 1.789.100 (51%) pemilih perempuan dan 1.734.674 (49%) pemilih perempuan yang tersebar di 23 Kabupaten Kota yang ada di seluruh Provinsi Aceh.

Selain itu, terdapat data pemilih yang tidak memiliki KTP elektronik dan pemilih disabilitas

(30)

22

Tabel 06. Data Pemilih yang tidak memiliki KTP Elektronik dan Data Disabilitas

Sumber: Data diolah dari divisi Pencegahan Panwaslih Provinsi Aceh

Beradasarkan tabel tersebut diketahui bahwa jumlah pemilih yang tidak menggunakan KTP elektronik sejumlah 84.911 orang dan pemilih disabilitas sejumlah 6157 orang.

1) Rekomendasi

Berdasarkan hasil catatan pengawasan Panwaslih Provinsi Aceh di atas, selanjutnya disampaikan rekomendasi sebagai berikut:

a) KIP Aceh agar memberikan berita acara hasil penetapan DPTb, DPK, dan perbaikan DPT dengan dilampiri by name

by address daftar pemilih dalam DPT tersebut kepada

Panwaslih Provinsi Aceh dan Partai Politik peserta Pemilu 2019 agar masing-masing pihak dapat melakukan pengawasan dan/atau pemantauan secara berkelanjutan NO KABUPATEN/KOTA PENDUDUK NON

KTP ELEKTRONIK

PEMILIH

DISABILITAS KETERANGAN

1 ACEH SELATAN 510 694

2 ACEH TENGGARA - - BERHALANGAN

HADIR

3 ACEH TIMUR 12.907 774

4 ACEH TENGAH - - BERHALANGAN

HADIR 5 ACEH BARAT 1.212 335 6 ACEH BESAR 13.145 - 7 PIDIE 12.438 1.258 8 ACEH UTARA 2.563 388 9 SIMEULUE - - BERHALANGAN HADIR 10 ACEH SINGKIL - - 11 BIREUEN 13.299 1.129

12 ACEH BARAT DAYA 4.678 497

13 GAYO LUES 82 - 14 ACEH JAYA 610 187 15 NAGAN RAYA 2.028 176 16 ACEH TAMIANG 3.252 422 17 BENER MERIAH 5.573 20 18 PIDIE JAYA 2.199 - 19 BANDA ACEH - - 20 SABANG 588 - 21 LHOKSEUMAWE 2.271 - 22 LANGSA 6.008 120 23 SUBULUSSALAM 10.565 157 JUMLAH 84.911 6.157

(31)

23

guna memastikan akurasi dan kesesuaian data pemilih dengan Berita Acara beserta lampirannya berdasarkan data termutakhir dari Sidalih;

b) KIP Aceh agar melakukan audit internal terhadap efektivitas penggunaan Sidalih dalam proses pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih, khususnya dalam perencanaan publikasi dan keterbukaan informasi data pemilih tersebut, sehingga memudahkan akses untuk memastikan apakah seseorang sudah atau belum terdaftar sebagai pemilih, dan juga dapat mengetahui di mana TPS yang menjadi tempat bagi setiap WNI yang telah tersebut mengikuti pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilu 2019; c) KIP Aceh agar melakukan antisipasi kesesuaian antara

jumlah pemilih terdaftar per TPS dengan ketersediaan untuk pelaksanaan waktu pemungutan suara, terutama pada TPS dengan jumlah pemilih DPT lebih dari 300 pemilih ditambah dengan potensi penambahan pemilih Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) dalam masing-masing TPS;

d) KIP Aceh dapat menambah TPS sepanjang perbaikan jumlah DPT melebihi ketentuan jumlah pemilih di TPS sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan;

e) KIP Aceh agar berkoordinasi dengan KIP Langsa mengenai perbedaan jumlah Pemilih Khusus Antara lampiran surat KIP Aceh Nomor: 290/Pl.02.1-SD/11/ Prov/II/2019 dengan Berita Acara Nomor: 10/PK.01-BA/01/KIP-Kot/II/2019 sebagaimana yang dipaparkan pada catatan hasil pengawasan angka 5 diatas;

(32)

24

f) KIP Aceh agar melakukan Pleno Perbaikan DPTHP-2 ditingkat Provinsi sebagai akibat keluarnya Berita Acara KIP Aceh Timur Nomor : 16/PK.01-BA/04/1103/KIP-KAB/II/2019 tertanggal 18 Februari 2019 tentang Rapat Pleno terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) Atas Dasar Rekomendasi Panwaslih Tingkat Kabupaten Aceh Timur Dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 dan Berita Acara KIP Langsa Nomor : 10/PK.01-BA/01/KIP-Kot/II/2019 tentang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Perbaikan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) Hasil Rekomendasi Panwaslih Kota Langsa Nomor : 037/K.Panwaslih.AC.21/ PM.01.02/II/2019 Pemilihan Umum Tahun 2019;

g) KIP Aceh agar memastikan regrouping TPS 003 kedalam TPS 001 dan TPS 002 Kampung Uring Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan seperti tidak mengelompokkan pemilih dari satu keluarga ke TPS yang berbeda, memperhatikan kondisi geografis dll;

h) KIP Aceh agar segera mengkaji mekanisme yang dapat dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam rangka menjaga hak pilih 190 calon Pemilih di Rumah Tahanan Kabupaten Aceh Singkil dan mensosialisasikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Calon Pemilih tersebut;

i) KIP Aceh agar segera mengkaji mekanisme yang dapat dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam rangka menjaga hak pilih calon Pemilih di Lembaga Pemasyarakatan kelas II. B Bener Meriah dan

(33)

25

mensosialisasikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Calon Pemilih tersebut.

j) KIP Aceh agar segera memperbaiki Daftar Pemilih Tetap di Kabupaten Aceh Tenggara sebagaimana pemilih yang berstatus daftar pemilih khusus (DPK) di 4 (empat) desa yang berjumlah 41 (empat puluh satu) pemilih menjadi DPT.

k) KIP Aceh harus segera memperbaiki daftar pemilih Tetap terdapat dalam DPK sebanyak 695 pemilih menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT);

l) KIP Aceh harus segera memperbaiki daftar pemilih Tetap terdapat dalam DPK sebanyak 248 pemilih menjadi DPT. m) KIP Aceh harus segera memperbaiki daftar pemilih Tetap

terdapat dalam DPK sebanyak 22 pemilih dalam DPK menjadi DPT di Gampong Jeuram Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya;

n) KIP Aceh harus segera memperbaiki daftar pemilih Tetap terdapat dalam DPK sebanyak 1.280 pemilih dalam DPK menjadi DPT di Kabupaten Aceh Tengah;

o) KIP Aceh harus segera mencoret pemilih dalam DPT yang melakukan pindah domisili, meninggal dunia, tidak memenuhi syarat, kemudian melakukan perbaikan DPT terhadap pemilih yang bersangkutan;

p) KIP Aceh dan Disdukcapil segera memfasilitasi dokumen KTP-elektronik terhadap pemilih di lapas, lembaga pendidikan, dan rumah sakit;

q) KIP Aceh agar merekrut Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) yang tidak berafiliasi dengan Partai Politik tertentu untuk menjadi anggota Kelompok Pemungutan dan Perhitungan Suara (KPPS) agar dapat

(34)

26

menghindari adanya WNI yang tidak mempunyai hak pilih memanfaatkan KTP-elektronik orang lain untuk digunakan dalam pemungutan suara di TPS yang berada di lingkungannya;

r) KIP Aceh agar melakukan Bimtek secara intensif terhadap calon KPPS sebagaimana dimaksud angka 11 untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tugasnya terhadap prosedur teknis pemungutan suara pemilu di TPS untuk tahun 2019; dan

s) Bahwa pelaksanaan verifikasi pencocokan dan penelitian daftar pemilih perlu dilaksanakan kembali secara berjenjang terhadap pemilihyang telah meninggal dunia, ber-KTP ganda dan Warga Negara Asing yang kemungkinan besar masih terdaftar dalam DPT.

2) Tindaklanjut Rekomendasi

Adapun tindak lanjut yang dilakukan adalah KIP menyurati disdukcapil untuk memberikan data tersebut dengan melibatkan panwas Kabupaten/Kota.

d. Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan Sub Tahapan Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih

Banyaknya daftar pemilih yang berpindah secara administrasi baik karena tugas ataupun ekonomi. Hal ini menyebabkan data kependudukan berubah ubah. Sehingga Disdukcapil perlu untuk mendata data kependudukan secara periodik.

(35)

27

2. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Politik

a. Pelaksanaan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Verifikasi Partai Politik

Verifikasi faktual adalah penelitian dan pencocokan terhadap kebenaran objek di lapangan dengan dokumen persyaratan partai politik menjadi peserta Pemilu yang diajukan ke KPU. Ketentuan itu diatur dalam Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik.

1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP

a) Ketidakpatuhan Partai Politik dalam penyerahan dokumen persyaratan sesuai jadwal tahapan;

b) Konspirasi (termaksud suap) Partai Politik calon peserta dengan KPU dalam pelaksanaan verifikasi;

c) Dualisme kepemimpinan Partai Politik;

d) Pemenuhan keterwakilan perempuan berdasarkan kebutuhan verifikasi Partai Politik diluar jadwal;

e) Verifikasi Partai lokal Aceh;

f) Verifikasi faktual keberadaan Kantor Partai Politik calon peserta ditingkat Provinsi, kabupaten, dan Kota;

g) Pemenuhan susunan kepengurusan berdasarkan verifikasi Partai Politik;

h) Tidak adanya verifikasi faktual terkait keterpenuhan syarat memiliki 50% kepengurusan ditingkat kecamatan;

i) Ketertutupan metodologi sampling yang digunakan oleh KPU dalam melakukan verifikasi faktual jumlah keanggotaan disetiap Kabupaten/Kota;

j) Banyaknya pendaftaran Partai dan penyerahan kelengkapan persyaratan pada hari terakhir pendaftaran Partai Politik calon peserta Pemilu;

(36)

28

k) Keterpenuhan persyaratan administrasi dan faktual (kelengkapan dan keabsahan) Partai Politik calon peserta Pemilu; dan

l) Kelayakan Partai politik menjadi peserta.

Grafik 01. IKP Keamanan, Otoritas Penyelenggara Pemilu/Negara, dan Relasi

Sumber: Data diolah dari Divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Grafik 02. IKP Hak Pilih, Kampanye, Pemungutan suara dan Adjudikasi

Sumber: Data diolah dari Divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

0 20 40 60 80 ACEH … ACEH … ACEH … ACEH … G AYO … ACEH … ACEH … ACEH … ACEH … ACEH … ACEH … ACEH … B ENER … B IR EU N P ID IE … SI M EULU B AND A … LANG SA LHO K SE … SAB ANG SUB UL U … NAG AN … P ID IE

Sub Dimensi Keamanan

Subdimensi Otoritas Penyelenggara Pemilu Subdimensi Penyelenggara Negara Subdimensi Relasi Kuasa Di Tingkat Lokal

0 20 40 60 80 100 ACEH B AR AT … ACEH SI NG K IL ACEH TAM IANG ACEH TI M UR G AYO LU ES ACEH B AR AT ACEH B ES AR ACEH JAYA ACEH SEL ATAN ACEH TENG AH ACEH TENG G AR A ACEH UT AR A B ENER M ER IAH B IR EU N P ID IE J AYA SI M EU LU B AND A ACEH LANG SA LHO K SEU M AWE SAB ANG SUB UL US SALAM NAG AN R AYA P ID IE

Subdimensi Hak Pilih Subdimensi Kampanye

Subdimensi Pelaksanaan Pemungutan Suara Subdimensi Adjudikasi Keberatan Pemilu

(37)

29

Grafik 03. IKP Pengawasan, Hak Politik Terkait Gender, dan Representasi Minoritas

Sumber: Data diolah dari Divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Grafik 04. IKP Partisipasi Partai, Kandidat, Publik, dan Pemilih

Sumber: Data diolah dari Divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

2) Perencanaan Pengawasan

a) Menyiapkan struktur pengawasan sampai tingkat bawah 0 10 20 30 40 50 60 70 80 ACEH B AR AT D AYA ACEH SI NG K IL ACEH TAM IANG ACEH TI M UR G AYO LU ES ACEH B AR AT ACEH B ES AR ACEH JAYA ACEH SEL ATAN ACEH TENG AH ACEH TENG G AR A AC EH UTAR A B ENER M ER IAH B IR EU N P ID IE J AYA SI M EU LU B AND A ACEH LANG SA LHO K SEU M AWE SAB ANG SUB UL US SALAM NAG AN R AYA P ID IE

Subdimensi Partisipasi Partai Subdimensi Partisipasi Kandidat Subdimensi Partisipasi Publik Subdimensi Partisipasi Pemilih

0 20 40 60 80 100 120 ACEH B AR AT … ACEH SI NG K IL ACEH … ACEH TI M UR G AYO LU ES ACEH B AR AT ACEH B ES AR ACEH JAYA ACEH SEL ATAN ACEH TENG AH AC EH … ACEH UT AR A B ENER M ER IAH B IR EU N P ID IE J AYA SI M EU LU B AND A ACEH LANG SA LHO K SEU M A … SAB ANG SUB UL US SAL … NAG AN R AYA P ID IE

Subdimensi Pengawasan Pemilu Subdimensi Hak Politik Terkait Gender Subdimensi Representasi Minoritas Subdimensi Proses Pencalonan

(38)

30

b) Meningkatkan partisipasi massyarakat dalam pengawasan verifikasi Partai Politik

b. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Verifikasi Partai Politik

1) Pencegahan

a) Mempublikasikan peraturan terkait verifikasi partai politik. b) Membentuk tim pengawasan verifikasi faktual parpol untuk

melakukan pengawasan terkait verifikasi faktual parpol di tingkat provinsi.

2) Aktivitas Pengawasan

a) Melakukan bimbingan teknis terkait kegiatan verifikasi partai politik

b) Melakukan pengawasan terkait verifikasi faktual parpol di tingkat provinsi.

c. Hasil-Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Verifikasi Partai Politik

Pengawasan verifikasi faktual dilakukan secara melekat dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Kip Aceh dan berkoordinasi dengan Kip Aceh terkait jadwal verifikasi. Verifikasi faktual dilakukan oleh KIP aceh dengan didampingi panwaslih Aceh di Setiap kantor perwakilan parpol di tingkat provinsi. Adapun kendala saat verifikasi faktual parpol adalah tidak dapat menemui pengurus parpol di tingkat provinsi.

(39)

31

Gambar 03. Hasil Pengawasan Verifikasi Partai Politik

Sumber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

1) Rekomendasi

Untuk mengatasi masalah terkait tidak dapat ditemuinya pengurus parpol tersebut maka panwaslih Aceh merekomendasi untuk mengatur ulang jadwal pertemuan dengan pengurus parpol yang bersangkutan.

2) Tindak lanjut Rekomendasi

Melakukan pertemuan lanjutan dengan partai politik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh KIP sesuai dengan rekomendasi Panwaslih Aceh.

d. Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan Sub Tahapan Verifikasi Partai Politik

Akibat padatnya jadwal pengurus parpol di tingkat provinsi mulai dari melakukan pertemuan dengan pengurus parpol di daerah menyebabkan timbulnya kendala verifikasi faktual tersebut. Namun demikian, hal itu tidak menjadi permasalahan yang besar karenaPanwaslih Aceh beserma KIP Aceh telah menjadwalkan untuk melakukan verifikasi ulang.

(40)

32

3. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

a. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP

Adapun kerawanan-kerawanan yang terjadi pada tahapan ini meliputi:

a) Verifikasi dokumen pencalonan tidak dilakukan sesuai prosedur.

b) Adanya pemalsuan dokumen.

c) Kemungkinan penyelenggara pemilu tidak netral. 2) Perencanaan Pengawasan

a) Melakukan Pengawasan secara langsung ke kantor Sekretariat KIP Aceh terkait Persyaratan calon DPD dan Calon DPRA untuk memastikan semua Syarat Calon sesuai dengan PKPU.

b) Memastikan Semua Calon DPD dan Calon DPRA Menyerahkan berkas Syarat Calon sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan dalam PKPU Pencalonan.

c) Melakukan Pengawasan kepada Staf KIP Aceh yang menerima berkas Pencalonan DPD dan DPRA untuk memastikan semua data yang di verifikasi benar dan sesuai dengan identitas calon.

b. Kegiatan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

1) Melakukan Pengawasan Penelitian Administrasi Perbaikan Penyerahan Perbaikan Dukungan Calon DPD Provinsi Aceh. 2) Mengawasi Proses Penelitian Perbaikan Administrasi

(41)

33

c. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

1) Seluruh Partai Politik Peserta Pemilu di Aceh melakukan perbaikan dokumen persyaratan pengajuan bakal calon dan/atau dokumen syarat bakal calon Anggota DPRA terhadap hasil penelitian KIP Aceh yang dinyatakan belum lengkap, belum memenuhi syarat dan melakukan pergantian bakal calon pada masa perbaikan tanggal 31 Juli2018;

2) Petugas verifikasi telah dipastikan melakukan penelitian kelengkapan persyaratan pengajuan bakal calon dan penelusuran keabsahan dokumen persyaratan pengajuan bakal calon sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan; 3) Beberapa partai Politik terkendala saat mengunggah dokumen

perbaikan persyaratan pengajuan dan/atau dokumen syarat bakal calon ke dalam Silon, seperti Partai Perindo dan PartaiGolkar.

4) Pemeriksaaan dokumen perbaikan berlangsung sampai dengan pukul 03.15 WIB, 01 Januari 2018, sampai dengan waktu tersebut LO Partai Politik Peserta Pemilu yang masih dan sedang ditangani oleh petugas adalah Partai Golkar danPSI.

5) Sebagian Partai Politik Peserta Pemilu hanya menerima tanda terima manual daripetugas.

6) Petugas penerima berkas perbaikan dibagi dalam tim kerja berdasarkan Partai Politik, setiap tim menangani 5 partai politik pesertaPemilu.

7) Panwaslih Provinsi Aceh belum mendapatkan salinan dokumen perbaikan dari KIPAceh.

8) Petugas/pegawai sekretariat KIP Aceh belum dapat memberikan tanda terima model TT.Pd. kepada Pengawas Pemilu, KIP Aceh menyampaikan kepada pelaksana tugas pengawasan bahwa

(42)

34

tanda terima tersebut akan diserahkan kepada Panwaslih Provinsi Aceh pada tanggal 01 Agustus 2018 pukul 13.30 WIB Gambar 04. Laporan Hasil Pengawasan Kelengkapan dan Keabsahan

Dokumen Persyaratan Bakal Calon Hasil Perbaikan

Sumber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Dari data tersebut diketahui bahwa semua partai politik melakukan perbaikan daftar dan syarat calon serta melakukan pengajuan calon pengganti. Dari semua partai politik ada 3 partai yang melakukan tanda tangan manual karena terkendala akses ke Silon.

(43)

35

Gambar 05. Form Pengawasan Kelengkapan Berkas Administrasi Calon DPD

Sumber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Data tersebut merupakan pengawasan kelengkapan berkas administrasi calon DPD hingga tanggal 10 Mei 2019. Dari data tersebut ada 12 calon yang belum memenuhi syarat.

Grafik 05. Jumlah Total DCT DPRA Pemilu Tahun 2019

Sumber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh 62 79 67 80 81 13 13 75 37 80 42 79 60 81 94 72 71 90 73 38 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Total DCT DPRA

(44)

36

Dari tabel tersebut, Partai yang meiliki DCT tertinggi adalah Partai Aceh sebanyak 94 peserta dengan diikuti oleh Partai PNA sebanyak 90 peserta. Sedangkan partai yang memiliki DCT terendah adalah Partai Garuda dan Berkarya, masing-masing sebanyak 13 peserta.

Selain itu, Panwaslih Provinsi Aceh juga melakukan pengawasan saat uji baca Al Quran terhadap calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. Hal ini dikarenakan, adanya aturan di Provinsi Aceh yang mengharuskan calon anggota dewan untuk mengikuti uji baca Al Quran.

Grafik 06. Jumlah calon anggota DPRA yang lulus dan tidak lulus uji baca Al Quran berdasarkan Partai Politik

Sumber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas calon anggota DPRA dari semua partai politik lulus saat mengikuti uji baca Al Quran dan partai politik yang seluruh calonnya lulus uji baca Al Quran adalah Partai Aceh yaitu sebanyak 93 calon. Selain itu, dari semua partai politik, ada 3 partai politik yang mengajukan calon dari non muslim yaitu Partai Gerindra, Partai PDIP dan Partai PSI.

d) Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan Sub Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

1) Terdapat calon DPD dan DPRA yang melakukan pendaftaran dengan melampirkan data tidak lengkap sesuai dengan PKPU Pencalonan; 59 78 55 71 78 13 10 74 29 75 39 74 66 78 93 61 64 86 69 42 220 11113 1001 00 300 110 020 030 080 240 462 520 170 030 000 480 090 400 060 160 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Uji Baca Al-Qur'an

(45)

37

2) Mayoritas Partai Politik dan Calon DPD melakukan pendaftaran di Kantor Sekretariat KIP Aceh pada hari terakhir batas waktu pendaftaran;

3) Berkas yang diserahkan pada saat pendaftaran harus diperbaiki kembali dikarenakan data yang diserahkan tidak sesuai dengan apa yang diminta oleh aturan PKPU.

4. Pelaksanaan Tahapan Kampanye

a. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Kampanye Dalam pasal 1 angka 35 UU Nomor 7 Tahun 2017 disebutkan bahwa Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dana tau citra diri peserta pemilu.

1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP

a) Penggunaan APK di tempat tempat yang dilarang oleh undang-undang pemilu Tahun 2017

b) Partai politik menggunakan Money politik dalam kampanye terbuka

c) Partai politik melakukan kampanye ditempat tempat yang dilarang oleh undang-undang pemilu Tahun 2017

d) Partai politik melibatkan pejabat negara dan ASN dalam kampanye.

2) Perencanaan Pengawasan

Sebelum melakukan pengawasan, panwaslih Aceh terlebih dahulu menetapkan atau mengatur daerah daerah yang boleh dipasangkan alat peraga kampanye. Tentunya untuk menetapkan alat peraga kampanye panwaslih Aceh berkoordinasi dengan KIP Aceh.

(46)

38

b. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Kampanye 1) Pencegahan

a) Mengadakan sosialisasi terkait peraturan yang mengatur mekanisme dan tata cara melakukan kampanye.

b) Melakukan himbauan kepada seluruh partai politik, timses serta simpatisan untuk melakukan kampanye sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c) Mengajak masyarakat bersama sama mengawasi proses kampanye.

2) Aktivitas Pengawasan

Pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas di tingkat provinsi Aceh adalah pengawasan langsung dengan turun ke lapangan pada saat memperingati 14 tahun Tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 218 yang dihadiri oleh calon presiden nomor urut 2 dengan tujuan Untuk memastikan tidak adanya kampanye secara terbuka yang di sampaikan oleh TIM sukses calon urut no 02 atau langsung dari Calon Presiden dari no urut 02 secara terbuka didepan para tamu atau masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Selain itu, tim pengawas provinsi juga melakukan pengawasan terkait tabloid Indonesia Barokah di Kantor pos Aceh pada tanggal 29 Januari 219 dengan tujuan Mengawasi Beredarnya Tabloit Indonesia Barokah yang terindikasi adanya Pelanggaran Kampanye yang ada di kantor Pos Aceh.

c. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Kampanye Dalam pengawasan terkait dengan kehadiran calon presiden nomor urut 2 terdapat indikasi adanya ajakan kepada masyarakat yang hadir untuk menunjuk dua jari yang artinya no urut 2. Secara tidak langsung calon presiden dengan nomor urut 2 telah melakukan kampanye secara terbuka. Untuk pengawasan terhadap

(47)

39

tabloit Barokah terdapat indikasi adanya pelanggaran kampanye. Tabloid tersebut ditujukan ke masjid dan dayah yang tersebar di seluruh rovinsi Aceh. Dari hasil temuan tersebut Panwaslih Provinsi Aceh Mengintruksikan kepada Panwaslih Kab/Kota untuk melakukan Koordinasi dengan Kantor Pos Kab/Kota masing-masing yang berada di wilayah timur Aceh supaya Tabloit Indonesia Barokah bisa di Pending dulu jangan sampai di edarkan.

5. Pelaksanaan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

a. Pelaksanaan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Pengandaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara.

1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP

Keterpenuhan Logistik Pemilu tahun 2019 di Provinsi Aceh terjadi kekurangan Logistik di setiap Kab/kota dan KIP Aceh sudah mengusulkan penambahan kekurangan surat suara tahap III Pemilu tahun 2019 ke KPU RI pada tanggal 13 April 2019 dengan usulan penambahan untuk 9 Kab/Kota, yaitu: Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Pidie, Aceh Utara, Simeulu dan Pidie Jaya. Kedatangan Pemenuhan Kerusakan Surat Suara Pemilu tahun 2019 oleh KPU RI tiba di Bandara SIM (Sulthan Iskandar Muda) Aceh Besar tanggal 15 April 2019 Pukul 21.30 WIB dengan Total surat suara hanya untuk 8 Kab/kota, yaitu: Aceh Selatan, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Pidie, Aceh Utara, simeulu dan Pidie Jaya, sedangkan Aceh Tenggara tidak dipenuhi Kerusakan dan kekurangan surat suara pemilu tahun 2019.

(48)

40

Sesuai dengan Surat Edaran Panwaslih RI No: 0258/K.Panwaslih/PM00.02/2/2019 Terkait Intruksi Pengawasan Tahapan Produksi dan Distribusi Surat Suara Pemilu Tahun 2019 serta dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan tugas pengawasan tahapan pengadaan perindustrian perlengkapan pemunguitan suara sebagaimana dimaksud dalam undang – undang no 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum, maka Panwaslih Provinsi Aceh melakukan hal-hal sebagai berikut :Melaksanakan tugas pengawasan melekat di perusahaan percetakan dengan berpedoman pada panduan pengawasan serta alat kerja pengawasan Produksi, Menyusun Hasil Pengawasan secara melekat di perusahaan percetakan setiap usai bertugas kedalam Form A Pengawasan sebagaimana format yang tertuang dalam perPanwaslih no 21 tahun 2018. Pengawasan Surat Suara dan Formulir Pemilu tahun 2019 dilakukan oleh Kordiv PHL Provinsi Aceh ke Gudang Jawa Pos Group yang beralamat di Jln. Adi Sumarno 138 Kartasura – Sukoharjo (57164) Provinsi Jawa Tengah.

Dalam Rangka melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang no 7 tahun 2017 tentang pemilu pada saat pelaksanaan tahapan perencanaan, pengadaan, dan pendistribusian perlengkapan pemilu 2019 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan KPU nomer 15 tahun 2018 tentang norma, standar, prosedur, kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengakapan penyelenggaraan pemilu, terdiri atas perlengkapan pemungutan suara dan dukungan perlengkapan lainnya yang menjadi focus pengawasan baik dalam memastikan ketaatan prosedur terhadap pelaksanaan pengadaan hingga pendistribusian perlengakapan pemungutan suara pemilu 2019. Pengawasan terhadap pelaksanaan

(49)

41

pengawasan tersebut tertuang dalam PerPanwaslih no 30 tahun 2018 tentang Pengawasan Perencanaan, Pengadaan, dan Pendistribusian Perlengakapan Penyelengaraan Pemilu. Kewenangan tanggung jawab atas pengawasan perencanaan, pengadaan, dan Pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan pemilu dengan mengamati, mengkaji, memeriksa, dan menilai proses penyelenggaraan pemilu sesuai peraturan perundang-undangan dilakukan oleh Panwaslih, Panwaslih Provinsi dan Panwaslih Kab/Kota.

Ruang Lingkup dan Fokus Pengawasan, dalam melaksanakan tugas pengawasan jajaran pengawas pemilu berdasarkan tugas yang disebutkan dalam pasal 93, pasal 94, passal 97, pasal 101, pasal 105, dan pasal 108 Undang-undang no 7 tahin 2018 tentang pemilu membagi tugas-tugas Pengawasan kepada jajaran Pengawas Pemilu, tugas pengawasan tersebut terbagi sesuai dengan tingkatan pelaksana dengan lingkup pengawasan sebagai berikut : Pengawasan Pengadaaan, Percetakan dan Perindistribusian Logistik Pemilu dan Pendistribusiannya terhadap hal tersebut tugas yang diberikan adalah kepada Panwaslih meliputi kegiatan pengawasan dari hulu hingga hilir pada pelaksanaan tahapan Pengadaan, Percetakan, dan Pendistribusian. Berdasarkan Hasil dari Proses Pemeriksaan Produksi dan Distribusi Surat Suara dan Formulir Pemilu Tahun 2019, tidak terdapat hal-hal yang tidak sesuai peraturan/ prosedur yang berlaku, paket kiriman surat suara juga sudah berdasarkan masing-masing Kabupaten/Kota yang selanjutnya akan di distribusikan ke masing-masing Kabupaten/Kota. Dokumentasi Kegiatan akan kami lampirkan juga dalam laporan ini.

(50)

42

b. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan

Pengandaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara.

1) Pencegahan

- Mendatangi langsung Gudang Percetakan untuk memastikan percetakan suara dicetak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan percetakan dengan jumlah yang sudah ditetapkan

- Memastikan percetakan surat suara tanpa adanya hambatan dan berjalan lancar.

- Memastikan pendistribusian dari Gudang Percetakan sampai ke gudang Penyimpanan berjalan lancar dan aman.

2) Aktivitas Pengawasan

- Pengawasan secara langsung dan melekat pada saat percetakan surat suara hingga sampai ke kantor KIP kabupaten/kota masing-masing.

c. Hasil-Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan

Pengandaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara.

Pimpinan Panwaslih Provinsi Aceh beserta Staf Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga (PHL) melakukan pengawasan melekat dalam Produksi dan Pendistribusian Surat Suara Pemilu Presiden/Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRA, dan DPRK tahun 2019 di PT. Gudang Jawa Pos Group yang beralamat di Jln. Adi Sumarno 138 Kartasura – Sukoharjo (57164) Provinsi Jawa Tengah.

Dalam Pelaksanaan Pengawasan Surat Suara untuk keseluruhan surat suara di kabupaten/kota di aceh sudah selesai di cetak oleh PT. Gudang jawa Pos Group Sukoharjo dengan

(51)

43

jumlah Surat Suara sebanyak 19.709.568, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 07. Hasil Pengawasan Pendistribusian Surat Suara Sesuai DPTHP-3

S u m

ber: Data dari divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Panwaslih Provinsi Aceh

- Selanjutnya Surat Suara yang diproduksi dilebihkan sebanyak 2% dari jumlah surat suara yang diusulkan oleh KIP Aceh, hal ini dilakukan dengan alasan estimasi adanya reject (rusak) Surat Suara.

- Bahwa berdasarkan fakta yang ditemukan, Surat Suara Presiden/Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRA dan DPRK telah selesai dicetak oleh PT. Nyata Grafika Media Surakarta (Jawa Pos Group), akan tetapi menengani waktu percetakan, kualitas dan efisiensi tahapan perencanaan, pengadaan, tidak dapat dilakukan pengawasan dengan maksimal karena tidak adanya informasi akurat yang disampaikan oleh KIP Aceh tentang jadwal pelaksanaan Percetakan Surat Suara.

- Bahwa Surat Suara DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota untuk Provinsi Aceh dikirim oleh PT. Gramedia Kompas Palmerah melalui jasa ekspedisi PT. Cabe Raya pada hari Sabtu tanggal 9 Provinsi JUMLAH TPS JUMLAH DPTHP-3 JENIS LOGISTIK TOTAL KEBUTUHAN LOGISTIK LOGISTIK YANG SUDAH DITERIMA YANG BELUM DITERIMA ACEH 15.616 3.523.77 4 Surat Suara PRESIDEN dan WAKIL PRESIDEN 3.599.931 3.467.636 3.610 SS DPD 3.599.912 3.472.917 4.366 SS DPR RI 3.599.904 3.482.097 1.124 SS DPRD PROVINSI 3.600.199 3.485.676 516 SS DPRD KAB/KOTA 3.455.488 3.017.186 780 KOTAK SUARA 74.312 72.559 114 BILIK SUARA 59.713 53.423 1.729 SEGEL 1.691.553 1.683.159 33.790 TINTA 28.556 28.504 64 JUMLAH 19.709.568 18.763.157 46.093

Gambar

Tabel 01. Kerjasama Antar Lembaga
Gambar 01. Pengumuman Pemantau Pemilu Tahun 2019
Tabel 03. Sosialisasi Produk Hukum  No  Waktu Acara  Kelompok Sasaran  Target  1.  Selasa, 20 Maret  2018 di Hotel  Mekkah, Banda  Aceh  Unsur Pemerintah, Kepolisian, Penyelenggara Pemilihan Umum,  Partai Politik dan  Media Massa
Tabel 04. MoU  N
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari akar masalah dalam orientasi kurikulum dalam pandangan kritis (critical theory) dan postmodernism penelitian ini difokuskan pada (1) dialog emansipatoris dan

Budi pekerti yang mencakup penanaman nilai religius dan nilai sosial pada siswa Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Bendo Kota Blitar dibagi menjadi tiga yakni penanaman

SIMALUNGUN PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TENTANG PENETAPAN PEMENANG PELELANGAN UMUM PASCAKUALIFIKASI E-LELANG PEKERJAAN KONSTRUKSI

Kendala yang dihadapi oleh kader perempuan tersebut umumnya berasal dari diri perempuan itu sendiri, karena pada dasarnya partai politik telah memberikan

Dalam Rumusan Rasional harus tergambar cakupan dan inti masalahnya secara jelas, apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga diketahui

Sama halnya seperti outer marker , middle marker   juga meman"arkan gelombang elektromagnetik untuk memberikan informasi ke pilot dengan jarak  yang berbeda dari :M yaitu

penelitian ini mutan yang terpilih dari dosis 20 Gy dapat menjadi kandidat galur baru yang unggul dari segi kandungan senyawa kimia karena memiliki kandungan DDMP dan

Berdasarkan uraian pembahasan dari penelitian ini didapatkan hasil yaitu kombucha daun gaharu ( Aquilaria malaccensis ) memiliki aktivitas penurun gula darah terhadap