Kimia Koloid dan
Kimia Koloid dan
Permukaan
Permukaan
Emulsi (Koloid Dispersi)
Emulsi (Koloid Dispersi)
Marvin H. Pasaribu, M.Si
Marvin H. Pasaribu, M.Si
Department of Chemistry, University
Definisi
Definisi
Emulsi
Emulsi adal adalah ah sebsebutautan n untuntuk uk parpartiktikel el caicair r yanyangg terdispersi dalam partikel cair.
terdispersi dalam partikel cair. Em
Emulsulsi i terterbenbentuk tuk apaapabibila la parpartiktikel el caicair r tidak saling tidak saling melarutkan
melarutkan. . EmulEmulsi si terbeterbentuk ntuk karekarena na adanadanyaya emulgator/pen
emulgator/pengemulsi/sugemulsi/surfaktan rfaktan yang yang menstabilkmenstabilkanan campuran.
campuran.
Contoh pengemulsi: Contoh pengemulsi:
Sab Sabun un membmembuat uat minyminyak ak dan dan air air bercbercampuampur.r.
Kasein mengemulsikan susu. Kasein mengemulsikan susu.
K Kuninuning g telur telur mengmengemulemulsiksikan an mayomayonnainnaisese
(Fase terdispers diubah menjadi tetesan
(Fase terdispers diubah menjadi tetesan –tetesan kecil yang–tetesan kecil yang berukuran 0,1-100 μm)
Gambar emulsi dilihat dengan
mikroskop
Komponen dasar Emulsi :
Fase dispers = fase diskontinu
zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil
kedalam zat cair yang lain maka sering disebut fase internal
Fase kontinu
zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan pendukung dari emulsi tersebut, sering disebut fase eksternal
Emulgator
Bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi
Tipe Emulsi :
1. Emulsi Tipe Minyak Dalam Air (O/W)
Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang
tersebar/terdispersi ke dalam air (air sebagai fase eksternal,minyak sebagai fase internal).
Contoh: santan, susu, lateks
2. Emulsi Tipe Air Dalam Minyak (W/O)
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar /terdispersi ke dalam minyak (Minyak sebagai fase eksternal,air sebagai fase internal).
Contoh: mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi, mentega
Skema Emulsi Tipe Air
Dalam Minyak (W/O)
Skema Emulsi Tipe Minyak
Dalam Air (O/W)
Macam Emulsi (Asalnya)
a. Emulsi Vera (alam)
Emulsi yang dibuat dari biji-bijian yang
mengandung lemak dan protein dengan air
Contoh : Emulsi dari biji Amygdala dulcis,
Amygdala amara, Lini Semen, Cucurbitae Semen
b. Emulsi Spuria (buatan)
Emulsi yang terbentuk karena penambahan
emulgator dari luar
Tujuan Pemakaian Emulsi
Membuat sediaan obat yang larut dalam air
maupun minyak dalam satu campuran
Emulsi berdasar penggunaannya :
Emulsi untuk pemakaian dalam (per oral)
biasanya Emulsi tipe O/W
Emulsi untuk pemakaian luar
Emulsi tipe O/W atau W/O
Teori Terjadinya Emulsi
1. Teori Tegangan Permukaan (teori
surface tension)
2. Teori Oriented Weight
3. Teori Interfasial Film ( plastic film)
4. Teori Electric double Layer (Lapisan
Listrik Rangkap)
1. Teori Tegangan Permukaan
(teori surface tension)
Daya Kohesi (tarik menarik molekul yang sejenis)
setiap zat tidak selalu sama, sehingga pada
permukaan suatu zat cair (bidang batas antara air
dan udara) akan terjadi perbedaan tegangan karena
tidak adanya keseimbangan daya kohesi.
Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut
dinamakan tegangan permukaan
Penambahan emulgator akan menurunkan
/menghilangkan tegangan yang terjadi pada bidang
batas antara kedua zat cair, dan menyebabkan
2. Teori Oriented Weight
Setiap molekul emulgator dapat dibagi menjadi 2
kelompok :
-
Kelompok hidrofilik
-
Kelompok Lipofilik (misalnya : minyak-non polar)
Masing2 kelompok akan bergabung dengan zat cair
yang disenanginya, dengan demikian seolah2
emulgator tersebut merupakan tali pengikat antara
air dengan minyak
Antara kedua kelompok tersebut akan membuat
suatu keseimbangan dalam setiap jenis emulgator.
H.L.B = Hidrofilic Lipofilic Balance
Angka yang menunjukkan perbandingan
antara
kelompok
hidrofil
dengan
kelompok lipofil.
Semakin besar harga HLB berarti
semakin banyak kelompok yang suka
pada air sehingga emulgator tersebut
lebih mudah larut dalam air dan demikian
pula sebaliknya.
3. Teori Interfasial Film
( plastic film)
Emulgator akan diserap pada batas antara
air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan
film yang akan membungkus partikel fase
dispers.
Dengan terbungkusnya partikel tersebut
maka usaha antara partikel yang sejenis
untuk penggabungan menjadi terhalang.
Sehingga fase dispers menjadi stabil
Syarat emulgator agar memberikan
stabilitas maksimal kepada emulsi :
Dapat membentuk lapisan film yang kuat
tetapi lunak
Jumlahnya cukup untuk menutup semua
permukaan partikel fase dispers
Dapat membentuk lapisan film dengan
cepat dan dapat menutup semua
permukaan partikel dengan segera
4. Teori Electric double Layer
(Lapisan Listrik Rangkap)
Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang
langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan didepannya.
Dengan demikian seolah-olah setiap partikel minyak dilindungi
oleh dua benteng lapisan listrik yang berlawanan
Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel
minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi satu molekul yang besar, karena susunan yang sama.
Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak-menolak,
Penyebab terjadinya muatan listrik
1. Terjadi ionisasi dari molekul pada
permukaan partikel
2. Terjadi absorbsi ion oleh partikel dari
cairan di sekitarnya
3. Terjadi gesekan partikel dengan cairan
di sekitarnya
MACAM-MACAM EMULGATOR
1. Emulgator alam
a. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan
-
Gom Arab, Tragacanth, Agar, Chondrusb. Emulgator berasal dari hewan
- Kuning telur, adeps lanae
c. Emulgator dari tanah mineral
-
Mg Al Silikat, Bentonit2. Emulgator buatan
Beberapa alat yang digunakan
dalam pembutan Emulsi :
1. Dengan mortir dan stamfer
emulsi skala kecil, mortir dengan permukaan kasar 2. Botol
penggojokan yang terputus-putus 3. Dengan Mixer
fase dispers dihaluskan oleh pisau mixer yang berputar dengan kecepatan tinggi , fase dispers berbentuk kecil 4. Dengan Homogenizer
Fase dispers dilewatkan dalam celah sempit, sehingga partikel mempunyai ukuran yang sama
Metode pembuatan emulsi
1. Metode gom kering
Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air sebagian dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi. Setelah terbentuk korpus emulsi kemudian sisa air ditambahkan sedikit demi sedikit hingga habis sambil diaduk.
2. Metode gom basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok
untuk penyiapan emulsi dengan musilago atau
melarutkan gum sebagai emulgator, dan
menggunakan perbandingan 4;2;1 sama seperti
metode gom kering.
Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan
harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu
kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian
gom ditambahkan 2 bagian air lalu diaduk, dan
minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil
terus diaduk dengan cepat.
3. Metode botol
Disebut pula metode Forbes. Metode ini digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah.
Metode ini merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar.
Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak. Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.
CARA MEMBEDAKAN TIPE EMULSI
Pengenceran = Dilution Test
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya Pewarnaan = dye Solubility test
zat warna akan tersebar rata kedalam emulsi apabila zat tersebut larut kedalam fase eksternal dari emulsi tersebut
Creaming Test
memisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tidak tersebar kedalam emulsi
Conductivity test
Fase eksternal dari emulsi dapat dilalui aliran listrik. Elektroda dicelupkan, jika lampu indikator nyala berarti fase eksternalnya air.
Emulsi dikatakan tidak stabil bila
mengalami hal-hal seperti dibawah ini
1. Creaming
yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya bila dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking)
yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak bisa diperbaiki).