• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN Sel Elektrolisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN Sel Elektrolisis"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR 2 KIMIA DASAR 2 Sel Elektrolisis Sel Elektrolisis 14 April 2012 14 April 2012 Disusun oleh: Disusun oleh:

MAR’ATUS SHOLEHAH LIDDINI MAR’ATUS SHOLEHAH LIDDINI

 NIM: 1111016200028  NIM: 1111016200028

Kelompok 11: Kelompok 11: 1.

1. Rabil Alwi DarmawanRabil Alwi Darmawan  NIM: 1111016200021  NIM: 1111016200021

2.

2. Anisa SaidaAnisa Saida  NIM: 1111016200018  NIM: 1111016200018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA JAKARTA

2012 2012

(2)

JUDUL PERCOBAAN Sel Elektrolisis

TUJUAN PERCOBAAN

Mengamati elektrolisis ZnSO4 dan CuSO4 menggunakan elektroda Cu, Fe, dan Zn

LANDASAN TEORI

Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan mengkonversi energy listrik dan energy kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks (reduksi-oksidasi) di mana dalam reaksi ini energi yang dilepas oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik atau di mana energy listrik digunakan agar reaksi yang nonspontan  bias terjadi. Dalam reaksi redoks, electron-elektron ditransfer dari satu zat ke zat lain

(Chang:2005).

Dalam tiap jenis sel, katoda adalah didefinisikan sebagai elektroda yang  padanya terjadi reduksi, dan anoda adalah elektroda yang padanya terjadi oksidasi

(R.A.Day,Jr dan A.L.Underwood:1980).

Elektrolisis merupakan salah satu bagian dari elektrokimia. Elektrolisis ialah  proses di mana energy listrik digunakan untuk mendorong agar reaksi redoks yang

nonspontan bias terjadi. Hubungan kualitatif antara arus yang dipasok dan produk  yang terbentuk dirumuskan oleh Faraday. Elektrolisis merupakan cara utama untuk  memproduksi logam aktif serta nonlogam aktif dan banyak lagi bahan kimia yang  penting di industry (Chang:2005).

Electron yang mengalir dalam reaksi reduksi-oksidasi mengalir dari anode ke katode dalam rangkaian luar. Satuan pengukuran untuk banyaknya electron, laju aliran dan selisih potensial listrik yang mendorong arus ini masing-masing adalah coulomb, ampere dan volt (keenan:1980).

ALAT DAN BAHAN

 No Bahan Jumlah

1 CuSO4 25 ml 2 ZnSO4 25 ml 3 Batangan Fe 1 4 Batangan Zn 1 5 Batangan Cu 1 6 Batangan C 1

 No Alat Jumlah

1 Catu daya 1 2 Kabel penghubung 4 3 Gelas aqua 2 4 Neraca o’hauss 1 5 Pipet tetes 1 6 Gelas ukur 1 7 Ampelas 1 8 Multitester 1 9 Stopwatch 1

(3)

HASIL PENGAMATAN

Larutan ZnSO4 ZnSO4

Elektroda Zn Fe Cu C

Massa awal 2.5 g 2.47 g 0.51 g 5.43 g

Massa akhir 2.37 g 2.57 g 0.56 g 5.39 g

Larutan CuSO4 CuSO4

Elektroda Cu Fe Zn C

Massa awal 0.61 g 2.6 g 2.43 g 5.25 g

Massa akhir 0.72 g 2.49 g 2.32 g 5.28 g

PEMBAHASAN

Dalam tiap jenis sel, katoda adalah didefinisikan sebagai elektroda yang  padanya terjadi reduksi, dan anoda adalah elektroda yang padanya terjadi oksidasi.

Electron yang mengalir dalam reaksi reduksi-oksidasi mengalir dari anoda ke katoda dlam rangkaian luar.

Berdasarkan percobaan ke-1 yaitu elektroda Zn dan Fe dalam larutan ZnSO4.

Dengan menggunakan deret volta, maka akan dapat ditentukan bahwa elektroda Zn akan mengalami oksidasi, sedangkan elektroda Fe akan mengalami reduksi. Setelah  percobaan selesai, terdapat perbedaan massa awal dan akhir pada masing-masing elektroda. Berdasarkan data di atas, massa elektroda Zn berkurang. Hal ini disebabkan karena Zn akan mengalami oksidasi, sehingga menghasilkan ion Zn2+ di dalam larutan ZnSO4.Sebaliknya, massa elektroda Fe bertambah. Hal ini disebabkan

karena ion Fe+ akan menangkap electron Zn yang akan membentuk Fe(s). Reaksinya adalah sebagai berikut:

Zn(s) + Fe2+ Zn2++ Fe(s)

Reaksi Oksidasi : Zn(s) Zn2++ 2e

-Reaksi Reduksi : Fe2++ 2e- Fe(s)

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, kedua elektroda tersebut mengalami  perubahan warna. Hal ini disebabkan electron yang dihasilkan dari reaksi ini akan  bertukar satu sama lain. Dengan kata lain Fe dapat mengg antikan Zn dari senyawanya

dan Zn dapat menggantikan Fe dari senyawanya.

Berdasarkan percobaan ke-2 yaitu elektroda Cu dan C dalam larutan ZnSO4.

Cu bertindak sebagai reduktor (mengalami oksidasi) dan C bertindak sebagai oksidator (mengalami reduksi). Setelah percobaan selesai, terdapat perbedaan massa awal dan akhir pada masing-masing elektroda. Berdasarkan data di atas, massa elektroda Cu bertambah dan massa elektroda C berkurang. Seharusnya massa elektroda Cu berkurang dikarenakan Cu bertindak sebagai reduktor, begitupula sebaliknya. Elektroda Cu akan teroksidasi membentuk ion Cu2+, sedangkan elektroda

(4)

C karena merupakan elektroda inert maka yang tereduksi adalah air yang akan membentuk H2. Namun, pada percobaan kali ini, praktikan sepertinya melakukan

kesalahan sehingga hasilnya menyimpang dari apa yang seharusnya. Reaksi yang terjadi:

Reaksi Oksidasi : Cu(s) Cu2+ + 2e

-Reaksi Reduksi : 2H2O + 2e- H2 + 2OH

-Berdasarkan percobaan ke-3, yaitu elektroda Cu dan Fe dalam larutan CuSO4.

Elektroda Cu bertindak sebagai oksidator (mengalami reduksi) dan Fe bertindak  sebagai reduktor (mengalami oksidasi). Setelah percobaan selesai, terdapat perbedaan antara massa awal dan akhir pada masing-masing elektroda. Berdasarkan data di atas, massa elektroda Cu bertambah. Hal ini disebabkan karena Cu akan mengalami reaksi reduksi. Massa elektroda Fe berkurang karena Fe mengalami reaksi oksidasi. Ketika Fe teroksidasi, Fe akan membentuk ion Fe2+ dan melepaskan 2e- di dalam larutan CuSO4, sedangkan Cu akan tereduksi dengan menangkap electron yang dilepaskan

oleh Fe untuk membentuk Cu(s) sehingga Fe akan berkurang dan Cu akan bertambah. Reaksi yang terjadi:

Reaksi Oksidasi : Fe(s) Fe2++ 2e

-Reaksi Reduksi : Cu2++ 2e- Cu(s)

Berdasarkan hasil pengamatan, elektroda Fe mengalami perubahan warna menjadi coklat. Hal ini disebabkan karena electron yang dihasilkan dari reaksi redoks ini akan bertukar satu sama lain. Dalam kasus ini, electron yang dilepas oleh Fe akan dilengkapi oleh electron dari Cu yang terdapat di dalam larutan CuSO4.Dengan kata

lain Fe dapat menggantikan Cu dari senyawanya dan Cu dapat menggantikan Fe dari senyawanya.

Berdasarkan percobaan ke-4, yaitu elektroda Zn dan C dalam larutan CuSO4.

Zn akan bertindak sebagai reduktor (mengalami oksidasi) dan C bertindak sebagai oksidator (mengalami reduksi). Setelah percobaan selesai, terdapt perbedaan antara massa awal dan akhir pada masing-masing elektroda. Berdasarkan data di atas, massa elektroda Zn berkurang, hal ini dikarenakan Zn mengalami reaksi reduksi. Ketika Zn teroksidasi, Zn akan membentuk ion Zn2+ dan melepaskan 2e- , sedangkan C karena merupakan inert, maka yang akan tereduksi adalah air yang kemudian akan membentuk H2. Reaksi yang terjadi:

Reaksi Oksidasi : Zn(s) Zn2++ 2e

-Reaksi Reduksi : 2H2O + 2e- H2 + 2OH

-Berdasarkan hasil pengamatan, elektroda Zn akan mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Hal ini disebabkan karena Zn mau memberikan electron dan Cu juga mau memberikan electron untuk ion Zn (ion Cu2+ berasal dari larutan

(5)

CuSO4 ), sehingga Zn dapat menggantikan Cu dari senyawanya dan Cu dapat

menggantikan Zn dari senyawanya. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada elektrolisis terjadi reaksi redoks yang nonspontan

2. Logam yang mengalami reaksi oksidasi memiliki massa yang lebih kecil dibandingkan dengan logam yang mengalami reaksi reduksi.

3. Perubahan warna yang terjadi akibat dari kemampuan logam untuk  menggantikan logam lain dari senyawanya.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E.1998. Kimia Universitas asas & struktur edisi kelima jilid 1.Jakarta: Binarupa Aksara

Chang, Raymond.2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti edisi ketiga jilid 2.Jakarta: Erlangga

Keenan, Charles W dkk.1980. Ilmu kimia untuk Universitas edisi keenam jilid  2.Jakarta: Erlangga

R.A.Day, Jr dan A.L.Underwood.1980. Analisa Kimia Kuantitatif edisi

Referensi

Dokumen terkait

Metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda

Pada sel elektrolisis, reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu dari energi listrik (arus listrik) diubah menjadi energi kimia

1) Dalam percobaan digunakan metode reaksi setengah-reaksi oksidasi dan setengah-reaksi reduksi. 2) Reaksi redoks (reduksi – oksidasi) adalah reaksi kimia dimana

Reaksi redoks merupakan reaksi gabungan dari reaksi oksidasi dan reduksi, dan menjadi cirri khas bahwa jumlah elektron yang dilepas pada peristiwa oksidasi sama dengan

Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan.. Dalam sel

Kompetensi Dasar : Menerapkan konsep reaksi oksidasi – reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi

Sel volta (sel galvani) adalah Sel elektrokimia di mana reaksi oksidasi- reduksi spontan terjadi dan menghasilkan beda potensial. Dalam sel galvani energi kimia

Asesmen diagnostik kognitif 1 Tujuan pembelajaran yang dinilai 7.Peserta didik mampu menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi dengan kata-kata sendiri secara kritis dan kreatif