• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Senyawa Organik Dan Anorganik Revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Senyawa Organik Dan Anorganik Revisi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Praktikum Kimia Dasar 2

SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK

(Studi Kasus : Mengidentifikasi perbedaan senyawa organic dan anorganik)

Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anggi Sapitri Irawan, Faizah Abbiyah R, Mutiah Ulfah, dan Tri Bagus Purbandi Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Jakarta

ABSTRACT. Tujuan praktikum kali ini Dapat membedakan senyawa organic dan senyawa anorganik, pada senyawa anorganik mempunya ciri – ciri yaitu Reaksi terjadi diantara ion – ion dengan cepat, Titik didih dan titik lebur lebih tinggi, Jika dipanaskan, lebih stabil, dan Pelarut biasanya adalah air. Dan senyawa organic mempunyai ciri – ciri yaitu Reaksi terjadi diantara molekul dengan tingkat lebih mudah, Jika dipanaskan, dapat mudah terbakar, dan Titik didih dan titik lebur lebih rendah. Senyawa yang dipakai NaCl sebagai senyawa anorganik dan Urea sebagai senyawa organic. Pada praktikum kali ini senyawa organic meleleh lebih cepat dengan suhu 144oc dan senyawa anorganik meleleh dengan suhu 244oc.

Kata kunci : uji nyala, uji titik leleh, uji reaktivitas

Abstrcat. The purpose of this lab times to distinguish organic compounds and inorganic

compounds, inorganic compounds possessed the traits traits that reaction occurs between ions -ions quickly, boiling point and a higher melting point, if heated, more stable, and the solvent is usually water. And organic compounds have traits - traits that reaction occurs between molecules with levels more easily, if heated, can be flammable, and boiling point and a lower melting point.

(2)

Compounds used as inorganic compounds NaCl and urea as organic compounds. At this time the practice of organic compounds melt more rapidly with temperature 144oc and inorganic

compounds melt at a temperature of 244oc.

Keywords: flame test, test melting point, reactivity test

A. Judul pratikum

Senyawa organic dan anorganik

B. Tanggal praktikum 14 Mei 2014

C. Tujuan praktikum

 Dapat membedakan senyawa organic dan anorganik

 Dapat mengetahui titik leleh, uji nyala, dan reaksi dari kedua senyawa tersebut.  Mengetahui sifat – sifat dari kedua senyawa tersebut.

D. Pendahuluan

Karbon merupakan unsure yang unik karena begitu banyak senyawa yang dibentuknya dan keragaman strukturnya. Kombinasi karbon dengan hydrogen akan membentuk molekul – molekul dengan ikatan tunggal, rangkap dan rangkap tiga.

Kajian tentang senyawa karbon merupakan cabang ilmu yang secara tradisional disebut kimia organic (organic chemistry). Meskipun kimia karbon sangat berikatan erat dengan kimia unsure – unsure anorganik dan biokimia.(oxtoby,2003:109)

Semua senyawa organic adalah hidrokarbon atau senyawaan yang dturunkan dari padanya, hidrokarbon alifatik adalah struktur rantai yang dikelompokan dalam tiga deret homolog senyawaan; dalam tiap deret tiap senyawaan adalah homolog senyawaan yang lain.

Alkana(deret metana) adalah hidrokarbon jenuh; mereka hanya mempunyai ikatan – ikatan tunggal.

(3)

Alkena (deret etilena) dan alkuna (deret asetilena) adalah hidrokarbon tak jenuh. Mereka mempunyai masing – masing satu ikatan rangkap dan satu ikatan ganda tiga. Karena rotasi mengelilingi ikatan rangkap terintangi, maka kebanyakan alkena menanjukan keisomeran cis-trans.( keenan, 1999:400)

Semua senyawa organic merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hydrogen dan karbon.

Reaksi – reaksi alkana

Alkana biasanya tidak dianggap sebagai senyawa yang sangat reaktif. Tetapi, pada kondisi yang sesuai alkana akan bereaksi. Misalnya, gas alam, bensin,dan minyak tanah.

Sifat – sifat dan reaksi alkena

Asetilena dan alkena lainnya dibuat dalam industry melalui proses pemecaha, yaitu dekomposisi termal dan hidrokarbon besar menjadi molekul – molekul yang lebih kecil.

Sifat – sifat dan reaksi alkuna

Asetilena berupa gas tidak berwarna (td-84oc) yang dibuat melalui reaksi antara kalsium karbida dan air.

Asetilena mempunyai banyak kegunaan penting dalam industry, karena kalor pembakarannya yang tinggi (Raymond chang,2005:345)

Perbedaan senyawa organic dan senyawa anorganik

Senyawa organic Senyawa anorganik

Reaksi terjadi diantara molekul dengan tingkat lebih mudah

Reaksi terjadi diantara ion – ion dengan cepat

Titik didih dan titik lebur lebih rendah Titik didih dan titik lebur lebih tinggi Jika dipanaskan, dapat mudah

terbakar

Jika dipanaskan, lebih stabil

Molekulnya dapat membuat struktur ismomer

Molekulnya tidak dapat membuat isomer

Pelarut biasanya adalah senyawa organik

(4)

(staff UNY)

Reaksi anorganik dapat dideskripsikan dengan konsep redoks atau asam basa. Termodinamika dan elektrolika sangat erat kaitannya dengan analisis reaksi redoks dan asam basa. Walaupun nampaknya teori termodinamika dan elektrokimia dideskripsikan dengan sejumlah persamaan dan rumus yang rumit, hanya beberapa persamaan dan parameter yang diperlukan untuk pemahaman yang layak.(taro saito,1996)

E. Alat dan Bahan

Mortar dan alu 1 buah

plat tetes 1 buah

batang pengaduk 1 buah

spatula 1 buah

amplas, 1 lembar

gelas beaker 100ml 2 buah

pipet tetes, 3 buah

pembakar spirtus 1 buah

kaleng 1 buah

statif 1 buah

kawat kasa 1 buah

thermometer raksa 1 buah

cawan petri 1 buah

pipa kapiler 1 buah

kaki tiga 1 buah

kawat nikrom bubuk NaCl bubuk Urea

(5)

larutan HCl pekat 15 ml larutan H2SO4 2 tetes

Aquades 20 tetes

larutan KMnO4 2 tetes

F. Metode Percobaan UJI NYALA

1. Kawat nikrom diamplas terlebih dahulu.

2. Setelah diamplas dicelupkan ke HCl pekat, setelah itu dibakar sampai kering.

3. Setelah dibakar celupkan kembali ke HCl pekat dan celupkan ke senyawa organic atau senyawa anorganik.

4. Dibakar dan lihat adanya perubahan pada senyawa tersebut. TITIK LELEH

1. Salah satu ujung pipa kapiler dibakar agar tertutup.

2. Masukan sampel kedalam pipa kapiler dengan cara diketuk – ketukan. 3. Pipa kapiler diikat dengan thermometer raksa dengan karet.

4. Panaskan pipa kapiler diatas kaleng yang berisi minyak goreng sampai meleleh. 5. Hitung suhu saat pipa kapiler meleleh.

REAKTIVITAS

1. Siapkan plat tetes.

2. Teteskan sampel senyawa organic atau senyawa anorganik baik larutan atau padatannya pada beda sisi plat.

3. Teteskan larutan H2SO4 pada sampel larutan dan padatan.

4. Amati perubahannya.

5. Teteskan larutan H2SO4 dan larutan KMnO4 pada sampel larutan dan padatan.

6. Amati perubahannya.

(6)

uji nyala

Senyawa anorganik Warna api berwarna orange

Padatan senyawa anorganik tidak mudah terbakar

Padatan tidak berubah warna saat dibakar

Senyawa organik Tidak ada perubahan pada api

Mudah terbakar titik leleh  Senyawa anorganik = 224o c  Senyawa organic = 144o c Reaktivitas Senyawa anorganik

 Padatan + H2SO4 = berwarna kuning

 Padatan + KMnO4 + H2SO4 = berwarna kuning kecoklatan

 Larutan + h2SO4 = berwarna kuning, lalu menjadi bening kembali  Larutan+ KMnO4 + H2SO4 = berwarna merah keunguan.

Senyawa organic

 Padatan + H2SO4 = tidak terjadi perubahan dan mencair  Padatan + KMnO4 + H2SO4 = berwarna ungu tua dan mencair  Larutan + h2SO4 = tidak terjadi perubahan warna  Larutan+ KMnO4 + H2SO4 = berwarna ungu tua

(7)

Pada percobaan kali ini, kita akan melakukan perlakuan pada senyawa organic dan anorganik, seperti uiji nyala, titik leleh, dan uji reaktivitas yang bertujuan untuk membedakan senyawa organi dan anorganik.

Pada percobaan pertama yaitu titik leleh, kami masukan sampel kedalam pipa kapiler dan dipanaskan diantara kaleng yang berisi minyak goreng, pipa kapiler diikat denagn karet

thermometer raksa untuk mendapatkan titik leleh dari kedua senyawa tersebut. Pada percobaan kali ini kami menggunakan thermometer raksa karena dapat mengukur suhu diatas 100oc, karena kedua senyawa meleleh diatas suhu 100oc. kami mengunakan minyak bukan air karena minya mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan air, maka dari itu kami tidak menggunakan air dan thermometer alcohol. Dari percobaan kali ini kami mendapatkan titik leleh senyawa organic yaitu 144oc dan senyawa anorganik 244oc. sesuai dengan teori yang ada yang mengatakan pada asenyawa anorganik mempunyai titik leleh lebih tinggi dibandingkan senyawa organic dan senyawa organic berupa ikatan kovalen dan senyawa anorganik berupa senyawa ion. Pada teori yang ada bahwa titik leleh kovalen lebih rendah dibandingkan ikatan ion.

Pada percobaan kedua, yaitu uji nyala antara senyawa organic dan anorganik, pada percobaan ini menggunakan kawat nikrom yang sudah diamplas dan HCl pekat. Dan sebelum kawat nikrom digunakan kawat nikrom dicelupkan ke HCl pekat lalu dibakar yang berfungsi melarutkan kotoran atau penganggu yang terdapat padat kawat nikrom tersebut.

HCl digunakan agar sampel organic dan anorganik menempel pada kawat nikrom, saat senyawa organic dibakar terdapat warna orange kemerahan hal itu membuktikan bahwa dalam zat organic terdapat senyawa karbon, selanjutnya senyawa anorganik, warna api tidak berubah seharusnya ada perubahan warna api yaitu merah jambu yang membuktikan kalau terdapat zat anorganik dan membuktikan teori itu benar bahwa pada zat anorganik tidak mudah terbakar pada saat kami mebakar sampel, tidak melebur atau habis, sampel tersebut pada kawat nikrom.

Pada percobaan ketiga, yaitu uji reaktivitas pada senywa oragnik dan anorganikkami menggunakan padatan dan larutan.

Pada Senyawa anorganik Padatan + H2SO4 menjadi berwarna kuning, Padatan + KMnO4 + H2SO4 menjadi berwarna kuning kecoklatan, pada Larutan + h2SO4 menjadi berwarna kuning, lalu menjadi bening kembali, dan pada Larutan+ KMnO4 + H2SO4 menjadi berwarna merah keunguan.

(8)

Pada Senyawa organic padatan + H2SO4 menjadi tidak terjadi perubahan dan mencair, Padatan + KMnO4 + H2SO4 menjadi berwarna ungu tua dan mencair, Larutan + h2SO4 menjadi tidak terjadi perubahan warna, dan pada Larutan+ KMnO4 + H2SO4 menjadi berwarna ungu tua.

I. Kesimpulan

 Untuk mengidentifikasi senyawa organic dan senyawa anorganik, dapat dilakukan dengan cara uji nyala, uji titik leleh, dan uji reaktivitas.

 Titik leleh senyawa anorganik lebih tinggi dibandingkan senywa organic.  Reaktivitas senyawa anorganik lebih cepat dibandingkan senyawa organic.  Senyawa anorganik tidak mudah terbakar seperti sempel organic.

 Senyawa organic tidak dapat larut dalam air.

J. Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Keenan, Charles W. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Oxtoby, dkk. Prinsip – prinsip kimia modern jilid 2. Jakarta: Erlangga.2003

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendalaman%20materi%20kimia%20organik.pdf. [diakses 16 mei 2014, 09:43]

http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/File/2012/02/kimia-anorganik.pdf. [diakses 17 mei 2014, 15:05]

(9)

Referensi

Dokumen terkait

akhirnya penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan judul “ Desain didaktis pada pembelajaran tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana berbantuan

Sehingga dapat dikatakan pada senyawa hasil sintesis telah terjadi reaksi Ritter karena terdapat serapan amida yang khas, yaitu pada C=O karbonil didaerah sekitar 1600-1700cm

Reaksi adisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap atau rangkap tiga, termasuk ikatan rangkap karbon dengan atom lain, seperti pada C=O dan pada.. Dalam

Kesalahan yang banyak terjadi pada variabel tata nama IUPAC senyawa anorganik biner logam dan nonlogam antara lain: (1) beberapa siswa masih salah menuliskan lambang unsur dari