BAHAN
ALAT
PENANGKAP
IKAN
Penyusun:
Supardi Ardidja
Buku ini hanya dipergunakan untuk lingkungan Sekolah Tinggi Perikanan, tidak untuk diperjual
belikan atau upaya komersil lainnya, mengcopy memperbanyak, mencetak harus seijin penulis.
Isi dan susunan buku ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya penulis.
Page layout oleh: Supardi Ardidja.
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
Bahan Alat Penangkapan Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan
iKATA PENGANTAR
Buku materi kuliah Bahan Alat Penangkapan Ikan disusun untuk mengembangkan
pendidikan dan pengetahuan penangkapan ikan dengan tujuan Taruna memiliki
kemampuan, kebiasaan dan kesenangan untuk mengenal, mempelajari, memahami,
memecahkan masalah baik teknik maupun sosial semua yang berkaitan dengan bahan
alat penangkapan ikan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metoda yang baik
dan benar, sehingga menumbuhkan keyakinan yang kuat yang mendasari polapikir
dan perilakunya sehari-hari
Buku ini berisi penjelasan mengenai bahan alat penangkap ikan bai yag secara
langsung digunakan untuk merakit alat penangkap ikan, maupun bahan yang secara
tidak langsung membutuhkan bahan pada pengoperasian alat penangap ikan.
Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dan meningkatkan mutu buku ini.
Jakarta, Desember 2007
Peyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..……….……….. i
DAFTAR ISI …………..………..………. ii
DAFTAR TABEL………..……….. iv
DAFTAR GAMBAR………..………..……….. v
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN..………..………. 1
BAB II SERAT ALAMI ... 4
2.1. Serat Alami ... 4
2.2. Serat Tumbuhan ... 6
2.2.1. Serat Bijian ... 7
2.2.2. Serat Daunan ... 10
2.2.3. Serat Kulit Pohonan ... 10
2.2.4. Serat Buahan ... 15 2.2.5. Serat Pohonan ... 16 2.3. Serat Hewani ... 17 2.4. Serat Mineral ... 20 Ringkasan (1) ... 21 Pertanyaan Essay (1) ... 22 Pilihan Ganda (1) ... 22 Tugas (1) ... 23
BAB III SERAT BUATAN ... 24
3.1. Serat Buatan ... 24
3.1.3. Tahapan Pembuatan Serat Sintetis ... 26
3.2. Nama Produk Serat Sintetis ... 31
3.2.1. Polyamide ... 32
3.2.2. Polyester ... 34
3.2.3. Polypropylene ... 36
3.2.4. Polyethylene ... 37
3.2.7. Polyvinyl Alcohol dan Polyvinyl Chloride ... 39
3.2.8. Saran ... 40
Ringkasan (2) ... 40
Pertanyaan Essay(2) ... 41
Pilihan Ganda (2) ... 41
Tugas (2) ... 42
BAB IV KLASIFIKASI BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN ... 44
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan iii
4.2. Komponen Pelampung ... 45
4.2.1 Pelampung Gillnet ... 47
4.2.2 Pelampung Purse Seine ... 49
4.2.3 Pelampung Trammel net ... 51
4.2.4 Pelampung Long Line ... 52
4.3. Komponen Pemberat ... 54
4.3.1 Jenis-jenis pemberat ... 58
4.4. Bahan alat penangkap yang terbut Logam ... 58
4.5. Bahan yang Terbuat dari Bahan Gabungan ... 61
Ringkasan (3) ... 64 Pertanyaan Essay (3) ... 65 Pertanyaan Ganda (3) ... 65 Tugas (3) ... 66 BAB VI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI ... 67 5.1. Struktur Dasar Serat ... 67 5.1.1. Continuous Filament ... 67 5.1.2. Staple Fiber ... 67 5.1.3. Monofilament ... 68 5.1.4. Split Fiber ... 68 5.2. Konstruksi Benang ... 68 5.3. Netting Yarn ... 69 5.1.5. Yarn ... 69 5.1.6. Single yarn ... 70 5.4. Benang Jaring ... 71 5.1.7. Cabled netting twine ... 71 5.1.8. Benang Jaring Anyam ... 72 5.1.9. Pintalan (Twist) ... 75
5.1.10. ARAH PINTALAN (Direction of twist) ... 75
5.1.11. Strand ... 75 5.1.12. Koefisien pintalan ... 76 Ringkasan (4) ... 76 Pertanyaan Essay (4) ... Error! Bookmark not defined. Pilihan Ganda (4) ... Error! Bookmark not defined. Tugas (4) ... Error! Bookmark not defined. BAB VI NOMOR DAN UKURAN ... 81 6.1. Sistem Penomoran Benang Regional. ... 81 6.2. Sistem Penomoran Benang Internasional. ... 82 6.3. R o p e ... 84
7.3.1 Ukuran dan Kekuatan Tali dan Wire ... 87 7.3.2 Konstruksi wire... 88 7.3.3 Ukuran Wire leader ... 90 7.3.4 Ukuran Sekiyama ... 92 6.4. Komponen Branch Line. ... 94 6.5. Komponen Pole & Line ... 100 Ringkasan (5) ... 101 Pertanyaan Essay (5) ... 102 Pilihan Ganda (5) ... 103 Tugas (5) ... 105 DAFTAR PUSTAKA ... 107 KINCI JAWABAN ... 108
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan vDAFTAR GAMBAR
2. 1 Skema klasifikasi serat alami ... 4 2. 2 Kapas, Sumber , http://en.wikipedia.org ... 72. 3 Serat katun; AFFINC.COM ... 8
2. 4 Benang katun; fasteners.hardwarestore.com ... 8 2. 5 Benang dan rope cotton; Zhanjiang Zhum Heng Fishing Net Ltd. ... 8 2. 6 Kapuk, Sumber , http://en.wikipedia.org ... 9 2. 7 Serat kapuk; Cv. Sumber Artha ... 9 2. 8 Benang kapuk; Bamboo textile... 9 2. 9 Pohon Sisal, Sumber , http://en.wikipedia.org ...10 2. 10 Benang Agave; windrifthill.com ...10 2. 11 Agave rope; comboyshowcase.com ...10 2. 12 Pohon Agave; http://en.wikipedia.org ...10 2. 13 Jute, wikipedia.org ...11 2. 14 Serat Jute ...11 2. 15 webbing jute; outsidepride.com ...11 2. 16 Benang Jute ...11 2. 17 Kenaf, abc.net.au ...12 2. 18 Serat Kenaf ...12 2. 19 Benang kenaf ...12 2. 20 Jaring Kenaf; jutexporterbangladesh.ne1.net ...12 2. 21 Pohon dan batang Hemp, treehugger.com ...13 2. 22 Serat hemp; kdhandicraft.com.np ...13 2. 23 Jaring hemp; istockphoto.com ...13 2. 24 Benang hemp; Grass Root ...13 2. 25 Pohon Ramie; http://en.wikipedia.org ...14 2. 26 Packing dari bahan ramie; www.gongyaosealing.com ...14 2. 27 Benang ramie; vam.ac.uk ...14 2. 28 Rotan, Sumber , http://en.wikipedia.org ...15 2. 29 Pencari rotan; warsi.or.id ...15 2. 30 Bubu rotan; bruneiresources.com ...15 2. 31 Serat buahan yang terbuat buah nanas; Habu‐Textile knittedyarns.wordpress.com ..16 2. 32 Jerami Gandum; www.istockphoto. com ...16 2. 33 Batang bambu; onthaitime.com/activities/growing‐bamboo ...16 2. 34 Alat penangkap ikan dari bahan bambu ...16 2. 35 Benang terbuat dari pohon pisang; Shangrila Crapt ...17 2. 36 Kain dari kulit waru. nma.gov.au ...17 2. 37 Jaring dari kulit waru, nma.gov.au ...17 2. 38 Ulat Sutra pemintalan tradisional, Sumber , http://en.wikipedia.org ...18 2. 39 Serat sutra; sheepwreck.wordpress.com ...18 2. 40 Benang sutra; Zhejiang Quan Shun Silk Co., Ltd. ...18 2. 41 Wool, Sumber , http://en.wikipedia.org ...19 2. 42 Domba penghasil wool; joe‐ks.com ...19
2. 43 Benang wool; tribsen.com ...19 2. 44 Domba cashmere; westernviewcashmere.com ...19 2. 45 Benang cashmere; America Yarn Sore ...19 2. 46 Serat asbes; mesothelioma‐news‐blog.com ...20 2. 47 Packing dari bahan asbe; aiflon.net ...20 2. 48 Serat ceramic; composite.about.com ...20 2. 49 Ceramic rope; topsealing.com...20 2. 50 Alumunium fiber; minerals.caltech.edu ...21 2. 51 Sikat alumunium; Yangzhou Lida Brush Co., Ltd. ...21 3. 1 Skema klasifikasi serat buatan, Sumber: Taito,s Synthetic rope) ...24 3. 2 Skema proses pembuatan serat nylon 66 hingga menjadi produk akhir (Klust, 1973) 27 3. 3 Skema proses pembuatan tali dari serat alami (hemp) sampai menjadi produk tali (Taito Synthetic Rope). ...27 3. 4 Skema proses pembuatan tali dari sintetis sampai menjadi produk tali (Taito Synthetic Rope). ...28 3. 5 Mesin pemroses bahan baku ...29 3. 6 Mesin pemintal benang ...29 3. 7 Mesin pembuat tali anyam ...29 3. 8 Mesin pembuat webbing raschel ...29 3. 9 Mesin pembuat webbing yang disimpul ...29 3. 10 Proses pengencangan webbing ...29 3. 11 Benang jaring ...29 3. 12 Benang cotton ...29 3. 13 Webbing PE ...30 3. 14 Kemasan benang PE ...30 3. 15 Kemasan rope yang dipintal dan dianyam ...30 3. 16 Tros kapal ...30 3. 17 Perakitan webbing untuk alat penangkap ikan purse seine ...30 3. 18 Perakitan pelampung alat penangkap ikan purse seine ...30 3. 19 Kegunaan lain serat sintetis selain sebagai bahan alat penangkap ikan ...31 3. 20 Benang PA mono ...33 3. 21 Webbing nylon multifilament; Anhui Golden Monkey Fishery Science And Technology Co., Ltd. ...33 3. 22 Senar (Nylon monoline) Forman Tech Co.,Ltd. ...33 3. 23 Webbing nylon monofilament pakmarine.tripod.com ...33 3. 24 Nylon twine Wellington Products...33 3. 25 Nylon fiber ...33 3. 26 Nylon rope billo@cyber.net.pk ...34 3. 27 Nylon Rope Cancord Inc. ...34 3. 28 Benang Polyester ...34 3. 29 Hollow Polyester Staple Fiber ...35 3. 30 Polyester fiber; byteland.org/projectk9 ...35 3. 31 Polyester twine Zhejiang Guxiandao Industrial Fibre Co., Ltd. ...35 3. 32 Polyester rope; toolgear.co.uk ...35 3. 33 Polyester braisded rope; Baoying Xiangchuan Rope Co.,Ltd ...36
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan vii
3. 34 Tali Polypropelene ...36 3. 35 Polypropylene fiber CNBM International Corporation ...37 3. 36 Polypropylene twine ahsdirect.co.uk ...37 3. 37 Polypropylene rop sales@ropesandtwines.com ...37 3. 38 Polypropylene knotless netting pokorny‐site.cz ...37 3. 39 Polypropylene net (warna merah) ...37 3. 40 Webbing PE; entship.ca ...37 3. 41 Polyethylene fiber; © 2005 ‐ 2007 THz Science & Technology Network ...38 3. 42 PE Yarn; Shunyu Brand ...38 3. 43 PE Twine Penro Industries (Vietnam) Co., Ltd. ...38 3. 44 PE Netting images.asia.ru ...38
3. 45 Polyethylene rope Young Chang Rope Co., Ltd. ...38
3. 46 Polyethylene monofilament; Monic Ply Line ...38 3. 47 PE Braided rope; Hvalspud A/S ...39 3. 48 Tali PVA ...39 3. 49 PVA fiber; China National Fiber Corp. ...39 3. 50 Kuremoa Twine; baysidepark.jp ...39 3. 51 Kuremona rope; ...40 4. 1 Berbagai bentuk pelampung trawl terbuat dari bahan VPC yang masih diproduksi ....45 4. 2 Contoh bentuk pelampung PVC untuk trawl, Brand (1984) ...46 4. 3 Berbagai bentuk pelampung yang digunakan pada hand line sport dan leisure fishing di perairan tawar atau pantai ...46 4. 4 Contoh pelampung konvensional yang digunakan dalam tipe penangkapan ...47 4. 5 Contoh pelampung untuk gill net dari bahan PVC. ...48 4. 6 Pelampung Purse Seine. Sumber (Blue Ocean Tackle Inc‐ //sales@blueoceantackle.com) ...49 4. 7 Pelampung yang dapat diisi udara ...50 4. 8 Bentuk pelampung trammel net Sumber (Blue Ocean Tackle Inc‐ //sales@blueoceantackle.com) ...51 4. 9 Jaring trammel net ...52 4. 10 Pelampung yang digunakan pada radio buoy maupun light buoy pada long line ...52 4. 11 Pelampung long line yang terbuat dari beling (sudah tidak diguakan) ...52 4. 12 Pelampung Long Line, Photo: Aman Saputra. Madidihang 01. STP ...53 4. 13 Contoh pemasangan pelampung pada berbagai gill net, FAO (1972)...54 4. 14 Berbagai konstruksi komponen pemberat trawl (bobbin) ...55 4. 15 Bobbin, danleno, rubber scrapper pada ground rope trawl ...55 4. 16 Bobbin, danleno, rubber scrapper yang terpasang pada ground rope trawl ...56 4. 17 Komponen penberat pada dredger dan beam trawl ...56 4. 18 Komponen pemberat pada purse seine ...57 4. 19 Komponen Long line ...57 4. 20 Berbagai swivel pancing yang terbuat dari logam ...59 4. 21 Berbagai clip pancing yang terbuat dari logam yang digabung dengan swivel ...59 4. 22 Berbagai kengkapan pada trawl yang berfungsi sebagai pemberat ...60 4. 23 tipe snap yang digunakan pada long line ...60 4. 24 Tipe Pancing ...61
4. 25 Tipe lock tip untuk long line ...61 4. 26 Komponen rawai dasar ...61 4. 27 Cara seizing dalam wire compon ...63 4. 28 Compound rope dan rope dengan hati yang terbuat dari timah; Pak Marine Engg. Services ...63 4. 29 Wire rope; Klik nya jika ingin lebih jelas ...64 5. 1 Struktur benang, (1) kompon antara monofilemant dengan continuous filement (warna putih); (2) monofilament ... 67 5. 2 Struktur benang, (1) staple fiber; (2) monofilament; (3) split (film) fiber ... 68 5. 3 Sistem pintal ... 69 5. 4 Sistem anyam ... 69 5. 5 Konstruksi benang jaring yang dipintal, (Klust, 1993) ... 69 5. 6 Struktur benang anyam, (Klust, 1993) ... 73 5. 7 Tali anyam 8 strand ... 75 5. 8 Tali dengan 3 ‐ strand ... 75 5. 9 Tali anyam 8 = strand ... 75 5. 10 Tali dengan 4 – strand ... 75 5. 11 Arah pintalan S dan Z untuk yang dipintal ... 75 6. 1 Contoh menghitung R tex (Klust, 1993) ... 83 6. 2 Contoh tali dan benang jaring. ... 85 6. 3 Contoh kemasan dan struktur rope, dan kompon ... 85 6. 4 Konstruksi wire ... 89 6. 5 Komponen pancing long line, (1) pancing; (2) wire leader ... 91 6. 6 Komponen branch line pada long line ... 94 6. 7 Asesoris wire leader ... 94 6. 8 Kanze dan Armor spring ... 95 6. 9 Tipe lain asesoris pancing long line (FUJI) ... 96 6. 10 Penyambungan antar main line dan branch line ... 99 6. 11 Penyambungan antar main line pada long line modern dengan menggunakan main line joint (TOYO) ... 99 6. 12 Alat penyambung main line (TOYO) ... 99 6. 13 Beberapa tipe snap dan ukurannya (TOYO) ... 100 6. 14 Pemasangan snap pada main line ... 100
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan ivDAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kategori serat Tumbuhan ... 7 4. 1 Bahan pelampung yang terbuat dari bagian tumbuhan (Nomura, 1975) ...46 4. 2 Bahan pelampung yang terbuat glass dan sintetis, (Nomura, 1975). ...47 4. 3 Spesifikasi pelampung trawl bentuk bulat dan berkuping, Weihai wei‐long (2000) ....48 4. 4 Spesifikasi pada pelampung Gambar 4.5 atas. ...49 4. 5 Spesifikasi pada pelampung Gambar 4.5 bawah. ...49 4. 6 Spesifikasi pelampung yang digunakan pada purse seine ...50 4. 7 Spesifikasi pelampung yang dapat diisi udara ...51 4. 8 Spesifikasi pelampung trammel net ...51 4. 9 Bahan pemberat yang digunakan sebagai pemberat alat penangkap ikan, Nomura (1975) ...58 4. 10 Karakteristik tali compound, 6 strand, 200 m /coil, medium laid ...63 5. 1 Struktur benang jaring yang dipintal ... 70 5. 2 Konstruksi benang jarring yang dianyam yang terbuat dari bahan PA dan PP continuous filament. ... 74 6. 1 Hubungan antara berbagai sistem penomoran dengan tex. (Klust, 1993) ... 84 6. 2 Spesifikasi Manila Rope, 3 strand, plain atau Howser laid ... 86 6. 3 Spesifikasi beberapa jenis tali terbuat dari serat sintetis, 8 strand, Pintalan sedang (TAITO). ... 87 6. 4 Spesifikasi tali baja yang banyak digunakan di kapal, didasarkan pada JIS No. 4 untuk tali baja ukuran 6 x 24 (JIS) ... 89 6. 5 Klasifikasi wire untuk warp pada trawl. ... 90 6. 6 Spesifikasi wire leader ... 91 6. 7 Spesifikasi Sekiyama (nylon 100%) ... 92 6. 8 Sekiyama dalam bentuk monoline dari bahan polyamide 100%. (FUJI‐RON)... 93 6. 9 Ukuran dan diameter kanzeki spring, (FUJI LOCK, 1999) ... 95 6. 10 Ukuran dan diameter armor spring, (FUJI LOCK, 1999) ... 95 6. 11 Spesifikasi beads ... 96 6. 12 Lock tip yang disebut dengan Mini lock (FUJIRON) ... 96 6. 13 Lock tip yang disebut dengan Fuji lock (FUJIRON) ... 966. 14 Lock tip yang disebut dengan Silver lock (FUJIRON) ... 97 6. 15 Kombinasi berbagai asesoris komponen wire leader long line berdasarkan lock tip ... 97 6. 16 Kombinasi berbagai asesoris komponen wire leader long line berdasarkan armor dan kanseki spring ... 98 6. 17 Kombinasi berbagai asesoris komponen wire leader long line berdasarkan Nylon Strand line (FUJIRON, 1999). ... 98 6. 18 Kombinasi berbagai asesoris komponen wire leader long line berdasarkan Braid Sekiyama dan Braid Line (FUJIRON, 1999). ... 99 6. 19 Spesifikasi joran pole & line yang terbuat dari fiber glass, OFRO (1980). ... 100 6. 20 Pancing Pole & Line ... 101
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 1
Bab I PENDAHULUAN
Ketika kita akan membuat suatu alat penangkap ikan tentunya yang pertama
muncul dalam pikiran kita adalah sejumlah pertanyaan diantaranya ikan apa yang akan
kita tangkap, dimana ikan itu ditangkap, bagaimana tingkah laku ikan tersebut,
bagaimana reaksi ikan terhadap stimulan (warna, ukuran, dan lain–lain), sampai kita
temukan disain alat penangkap ikan yang sesuai, entah diperoleh dari literatur atau
meniru disain dari orang yang telah berhasil atau mungkin juga kita rancang sendiri.
Setelah disain alat penangkap ikan kita tentukan, langkah berikutnya tentunya
kita berpikir berapa banyak bahan yang digunakan, jenis bahan apa yang ada di
pasaran, jika tidak ada di pasaran atau harganya terlalu mahal apakah harus mengganti
bahan yang dianggap mirip dengan disain dan jika dapat lebih murah, jika diganti
bahan mana yang dianggap paling sesuai, jika tidak ada yang sesuai dimana lagi bahan
tersebut dapat diperoleh. Pilihan terakhir adalah memesan ke pabrik. Disinipun timbul
lagi pertanyaan bagaimana cara memesannya dan berapa harganya.
Lebih lanjut adalah berapa tingkat kekakuannya, bagaimana strukturnya,
bagaimana konstruksinya, bagaimana reaksi ikan terhadap bahan tersebut, berapa
ukurannya, berapa beratnya, apa warnanya dan banyak lagi pertanyaan yang
umumnya muncul dari para pengguna bahan tersebut sesuai dengan kondisi dan
peruntukkannya. Pada kondisi tertentu kita dipaksa harus pula memilih mana yang
harus diprioritaskan antara persyaratan teknis, ketersediaan bahan, kemampuan
permodalan dan teknik pengoperasiannya, kondisi kapalnya, dan siapakah yang akan
membuat dan mengoperasikannya dan sebaginya dan sebagainya.
Tidak jarang pula jika kita pergi ke toko bahan alat penangkap ikan, kita hanya
bertemu dengan seorang pedagang murni, bahkan terkadang diapun tidak tahu untuk
apa dan bagaimana bahan itu, dia hanya tahu sekilo sekian rupiah, dan kita pun tidak
tahu sekilo ada berapa meter, dan kitapun tidak usah heran jika barang tersebut tidak
berlabel, ataupun jika ada, label tersebut tidak memberikan informasi yang cukup,
bahkan label tersebut tidak sesuai dengan barangnya. Andaikata kita hanya akan
membeli beberapa pis webbing untuk gill net atau trammel net, dan beberapa puluh
meter tali untuk risnya, mungkin kita masih sempat memeriksanya, sehingga meter
dan kilo tidak begitu menjadi masalah, namun jika kita akan membeli webbing untuk
tuna purse seine yang beratnya hampir 10 ton misalnya, apakah kita sanggup
memeriksanya pis demi pis ?. Andaikata pula kita akan membuat komponen branch
line untuk long line, kita harus tahu dan mengenal nomor atau ukuran pancing, wire
leader, kanseki spring, armor spring, course, aimata, lock tip, silver lock, swivel, snap dan
branch line-nya yang sesuai, sebab bahan-bahan tersebut diproduksi dalam berbagai
nomor dan ukuran. Dan banyak lagi andaikata dan andaikata lainnya.
Sebagian jawaban dari berbagai pertanyaan di atas akan diperoleh jika kita
mempelajari bahan alat penangkap ikan, baik jenis, ukuran, maupun karakteristiknya.
Sehingga kita dapat memilih dan menentukan bahan yang sesuai dengan disain atau
kondisi tertentu, agar efektif dan efisien.
Bahan alat penangkap ikan mencakup semua bahan yang digunakan untuk
membentuk sebuah alat penangkap ikan, baik yang terbuat dari serat alami, serat
buatan, metal, maupun kompon, termasuk juga bahan yang digunakan sebagai sarana
penunjang untuk mengumpulkan ikan sebelum ditangkap.
Bahan alat penangkap ikan ini akan lebih mudah dipahami jika sebelumnya kita
telah mempelajari metoda penangkapan ikan dan secara simultan mempelajari juga
teknologi penangkapan ikan yang mencakup, disain alat penangkap ikan, metode
pengoperasian dan olah gerak kapal penangkapan ikan, kapal penangkap ikan dan
perlengkapan penangkapannya, dan jangan lupa bahwa pengalaman praktis di
lapangan akan jauh lebih bermanfaat lagi.
Era globalisasi dewasa ini menghadapkan kita pada berbagai persaingan
teknologi dan lapangan pekerjaan perikanan laut, kita harus segera menyiapkan
kekuatan, selain pisik dan cinta laut, kitapun harus membekali diri dengan
pengetahuan dan keterampilan.
Bahan ajar ini terdiri dari empat bab, yaitu:
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Serat Alami berisi pengetahuan mengenai: Serat Alami, Serat Tumbuhan, Serat
Bijian, Serat Daunan, Serat Kulit, dan Serat Hewani.
Bab III Serat Buatan, berisi pengetahuan mengenai: Tahapan Pembuatan Serat Sintetis,
Nama Produk Serat Sintetis, Polyamide (PA), Polyester (PES), Polyvinyl alcohol
(PVA), Polyethylene (PE), Polypropylene (PP), Polyvinyl chloride (PVC),
Copolymer fibres (PVD), Polyamide, Polyester, Polypropylene, Polyethylene.
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 3
Bab IV Klasifikasi Bahan Alat Penangkap Ikan yang berisi pengetahuan mengenai:
Klasifikasi Bahan Alat Penangkap Ikan, Komponen Pelampung, Komponen
Pemberat, Bahan yang Terbuat dari Logam, dan Bahan yang Terbuat dari
Bahan Gabungan.
Bab V Struktur dan Konstruksi yang berisi pengetahuan mengenai struktur dan
konstruksi bahan alat penanglap ikan yang berupa benang, tali, webbing dan
wire.
Bab VI Nomor dan Ukuran yang berisi pengetahuan tentang sistem penomoran dan
pengukuran bahan alat penangkap ikan baik yang berlaku secara regional
maupu internasional.
Tujuan Bahan ajar ini adalah memberikan pengetahuan minimal bagi taruna
taruna agar taruna memiliki kemampuan, kebiasaan dan kesenangan untuk mengenal,
mempelajari, memahami, memecahkan masalah baik teknik maupun sosial semua
yang berkaitan dengan bahan alat penangkap ikan dengan menggunakan
prinsip-prinsip dan metoda yang baik dan benar, sehingga menumbuhkan keyakinan yang
kuat yang mendasari polapikir dan perilakunya sehari-hari.
Setiap bab dari buku ini dilengkapi dengan ringkasan, pertanyaan yang
berbentuk essay, pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda, tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh para taruna, dan jawaban untuk pilhan ganda. Jika para taruna mampu
menjawab sebanyak 80 % setiap pilihan ganda tanpa melihat kunci jawaban, maka
taruna berhak mengikuti mata kuliah berikutnya.
BAB II SERAT ALAMI
2.1. Serat Alami
Serat alami adalah serat yang terbuat dari bahan alami tanpa melalui proses kimia atau transformasi. Bagian‐bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan alat penangkap ikan adalah dari bijian, bast, daun, dan buah (Gambar 2.1). Perlakuan yang diberikan hanya ditujukan untuk membuang serat‐serat yang tidak berguna, atau dilakukan proses perebusan, perendaman, penyamakan dan penmgawetan, baik untuk melemaskan sehingga bahan tersebut mudah untuk dianyam atau dipintal maupun memperpanjang usia pakainya. Sebagai contoh bahan tali yang terbuat dari kulit pohon waru harus direndam di dalam lumpur selama 5 – 6 hari, baru seratnya dapat digunakan.
Seed : Katun, Kapuk
Gambar 2. 1 Skema klasifikasi serat alami
Serat tumbuhan ( Vegetable fibers ) umumnya terdiri dari selulosa (cellulose). Contoh serat yang tergolong dalam serat tumbuhan diantaranya adalah Katun (cotton) , linen, jute, flax, ramie, sisal, and hemp. Serat selulosa banyak digunakan dalam pembuatan kertas dan pakaian .
Menurut Iitaka (1983) sebelum Perang Dunia II serat alami seperti cotton, hemp, silk, dll. yang umum digunakan sebagai bahan alat penangkap ikan. Setelah berakhirnya Perang Dunia II bahan alat penangkap ikan mulai ditinggalkan. Serat‐serat alami yang masih digunakan dalam dunia perikanan adalah terbatas untuk tali‐tali pendukung, tidak digunakan sebagai tali utama untuk pembuatan alat penangkapan ikan. Sebagai contoh tali manila
Serat Alami (Natural Fiber)
Serat tumbuhan (Vegetable Fiber)
Bast : Jute, Ramie, Hemp, Flax, Kennaf, rotan, soybean, vine dan pisang
Leaf : Manila, sisal, Yucoa Fruit : Sabut kelapa (coir)
Stalk : Jerami, bambu dan kulit kayu
Serat hewan (Animal Fiber)
Bulu (Wool) : domba, kambing, alpaca, kelinci, cashmir Sutra : Cocoon
Serat mineral (Mineral Fiber)
Asbestos : serpentine (chrysotile),Amphib les o actinolite
(amosite, crocidolite, tremolite, ,
Keramik : Glass fibers (Glass wool and Q artu silicon carbide
z ),
aluminum oxide, , and boron carbide Metal : Alumunium
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 5 digunakan sebagai core pada wire. Core ini berfungsi sebagai penyimpan bahan pelumas tali (grease).Bila kita mengurut mundur pada tahun 60‐an, saat itu payang, dogol dan bagan tancap masih menggunakan bahan jaring yang terbuat dari bahan agel dan lawe, selambarnya terbuat dari pintalan serat ijuk atau ramie, pelampung menggunakan bukuan bambu, tenaga pendorong kapal menggunakan layar dan dayung, dan pemberat menggunkana batu kali atau batu bata. Tahun 70‐an kantong payang mulai menggunakan serat sintetis, tapi bagian sayapnya sebagian masih menggunakan agel dan lawe, tros kapal masih menggunakan anyaman ramie, dadung penambat kerbau masih menggunakan serat bambu. sebagian tali rumpon ada yang masih menggunakan tali ijuk dan bambu, kemudian tali bambu dan ijuk ditinggalkan, nelayan membuat tali rumpon dari bekas‐bekas webbing rusak yang dipintal menjadi tali rumpon. Seiring dengan itu bahan‐bahan pembuat jaring dari serat alami ditinggalkan kecuali untuk keperluan tali buangan, topdal, dan benang layar, tali bendera dan kadang‐kadang untuk tali perum, atau keperluan lain yang tidak berhubungan langsung dengan penangkapan ikan. Namun demikian, bahan tumbuhan tidak ditinggalkan begitu saja, walaupun tidak digunakan untuk membuat webbing, tapi seperti bubu masih menggunakan bilahan bambu. Alat penangkap ikan yang tergolong dalam metoda perangkap (trap) sero misalya masih menggunakan bilahan bambu, penaju pada jermal masih menggunakan batangan kayu, bambu digunakan sebagai pelampung payang, tiang‐tiang bagan tancap, tiang‐tiang bagan apung dan antang rumpon, joran pole & line di Sulawesi Utara juga akan tetap menggunakan bambu, dan masih banyak contoh lainnya lagi.
Bahan webbing yang terbuat dari serat cotton yang merupakan serat halus yang memiliki panjang 20 ~ 50 mm dan diameter berkisar antara 0,01 ~ 0,04 mm (Klust, 1973). Dewasa ini tali telah digantikan oleh serat buatan (man‐made fiber) seperti Polyamide, Polyester dan Polyvinyl alcohol dan lain‐lain. Serat, seperti sisal, manila, pohon pisang, abaca linen, hemp, dan ramie sabut kelapa, ijuk, memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan cotton atau kapok, hanya cocok untuk bahan tali (rope) dan tros. Bahan‐bahan ini terbuat dari bagian tumbuhan yang telah mati yang sebagian besar sebelum digunakan harus direndam di dalam air, sangat menyerap air dan rentan terhadap pembusukan. Pembusukan inilah yang menjadi alasan utama mengapa orang beralih ke serat buatan. Pembusukan terjadi diakibatkan oleh aktivitas micro organisme khususnya bakteri. Pembusukan terjadi saat proses dekomposisi bahan organik dimulai. Bahan organic yang mati akan membentuk nutrin‐nutrin anorganik seperti phosphorus, nitrogen, dan potassium
yang merupakan media tumbuh yang sangat baik bagi bakteri. Hal inilah yang menyebabkan mengapa tali‐tali yang terbuat dari bahan‐bahan ini memerlukan pengawetan seperti disamak atau diter (coal tar). Akibatnya seperti fishing day akan berkurang, menambah tenaga dan biaya perawatan dan biaya‐biaya lainnya (financial loss) oleh karenanya orang cenderung lebih banyak memilih bahan tali sintetis. Klust (1973) telah melakukan penelitian terhadap kemampuan tali cotton dan manila terhadap proses pembusukan setelah dilakukan berbagai pengawetan.
Sifat menyerap cairan terutama air (water absorption) dari bahan serat alami ini dalam pekerjaan‐pekerjaan praktis kurang disukai, namun sifat ini dapat dimanfaatkan sebagai penyimpan bahan pengawet atau bahan anti karat pada kawat baja (steel wire). Tali ini berfungsi sebagai “hati (core)”. Core ini dicelup dengan grease sehingga pada saat tali baja memperoleh tegangan atau kenaikan suhu maka grease pada core akan meleleh dan melumuri tali baja. Akibatnya tali baja akan terlumasi dan terlindung dari korosi atau mengurangi gaya gesekan. Sifat permukaan yang kasar dari serat tumbuhan dimanfaatkan untuk membungkus tali baja, sehingga tali baja tidak menjadi licin.
Hal yang paling tidak menguntungkan dari serat alami di dunia perikanan adalah umur pakainya yang sangat pendek. Ribuan tahun yang lalu para nelayan tidak mempunyai pilihan lain kecuali menggunakan serat alami, walaupun tidak sesuai untuk keperluan menangkap ikan (Brand, 1984). Ditemukannya serat buatan merupakan revolusi yang sangat penting di bidang perikanan modern disebabkan karakteristik dominannya bahwa serat buatan tidak dapat membusuk. Penemuan ini dapat dikatakan sebagai keajaiban sain, yang memberikan berbagai kemudahan bagi para penangkap ikan, (Klust, 1973).
2.2. Serat Tumbuhan
Serat tumbuhan (Vegetable fibers) umumnya terdiri dari selulosa (cellulose). Contoh serat yang tergolong dalam serat tumbuhan diantaranya adalah Katun (cotton), linen, jute, flax, ramie, sisal, and hemp. Serat selulosa digunakan dalam pembuatan kertas dan pakaian. Serat tumbuhan terbagi dalam 5 kategori, seperti yang ditampilan pada Tabel 2.1.
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan Tabel 2. 1 Kategori serat Tumbuhan
No Kategori Contoh:
1.
Serat Bijian
(Seed fiber)katun
ataukapuk
2.
Serat Daunan
(Leaf fiber)sisal
,agave
danpandan liar
3.
Serat kulit
(Bast fiber)Jute
,henef
,hemp
,ramie
,rotan
, danpohon
pisang
4.
Serat Buahan
(fruit fiber) Serabut Kelapa dan ada yang masih dalam penelitian dan pengembagan5.
Serat Pohonan
(Stalk fiber)jerami padi
,Jerami gandum, ilalang
, termasukbatang bambu
Sumber : //www.wikipedia.org
2.2.1.
Serat Bijian
Serat bijian dikumpulkan dari pembungkus biji seperti, kapas (cotton) dan kapuk. Serat‐serat ini dipintal dalam ukuran kecil menjadi benang (Yarn), kemudian dipintal kembali menjadi Strand . Strand dipintal untuk membentuk tali (rope). Serat ini memiliki kekuatan putus yang lebih besar dibanding dengan serat tumbuhan lainnya. Contoh serat bijian yang masih digunakan saat ini adalah serat yang berasal dari kapas dan kapuk.
K
APAS
Kapas merupakan serat yang lembut yang tumbuh membungkus biji kapas (Gossypium spp.), tu,buh subur di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Amerikas, India, dan Afrika. Umumnya serat dipilin menjadi benang digunakan untuk membuat kain yang lembut.
Gambar 2. 2 Kapas, Sumber , http://en.wikipedia.org
Nama Inggris berasal dari bahasa arab “al qutun”, yang berarti serat katun. Serat kapas perlu diproses untuk menghilangkan bijian dan lapisan lilin, protein dll. Kapas terdiri 7
dari selulosa (cellulose) murni dan polymer alami. Produksi kapas sangat efisien karena hanya kehilangan berat kurang dari 10% selama proses menjadi gulungan kapas (benang klos) menjadi serat murni. Setiap serat terdiri dari 20 – 30 lapisan selulosa. Bila kapas kering diurai, seratnya berbentuk datar, terpintal mirip pita, menggelung dan saling mengikat satu sama lain, sehingga bentuk ini sangat ideal untuk dipilin menjadi yarn.
Gambar 2. 4 Benang katun; fasteners.hardwarestore.com Gambar 2. 3 Serat katun; AFFINC.COM
Gambar 2. 5 Benang dan rope cotton; Zhanjiang Zhum Heng Fishing Net Ltd.
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan
K
APUK
Kapuk (Ceiba pentandra) merupakan tumbuhan tropis berordo Malvales dan famili Malvaceae, tumbuh di Mexico, Amerika Tengah dan Karibia, Indonesia dan Afrika Barat. Pohon kapuk ini dikenal juga sebagai Java cotton, Java kapok, atau ceiba. Kapuk dapat tumbuh setinggi 60-70 m dengan diameter batang yang mencapai hingga 3 meter.
Gambar 2. 6 Kapuk, Sumber , http://en.wikipedia.org
Pohon yang sudah dewasa dapat menghasilkan ratusan ratusan buah kapuk. Buah kapuk berisi biji yang diselimuti oleh serabut halus kekuning‐kuningan yang merupakan campuran antar lignin dan selulosa. Seratnya sangat ringan, memiliki daya pung yang besar, mampu mengembang dengan sendirinya, sangat mudah terbakar, dan sangat menyerap air. Proses pemanenan dan pemisahan serat membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit dan harus dilakukan secara manual. Serat menggumpal dan tidak dapat dipilin sehingga hanya dapat digunakan sebagai bahan pengisi kasur, bantal, boneka dan sandaran kursi dan sebagai bahan insulasi. Pohon kapuk dapat baik di Asia, terutama di Indonesia (Pulau Jawa), dan Malaysia, juga di Pilipina serta Amerika Selatan (wikipedia, 2007).
Gambar 2. 7 Serat kapuk; Cv. Sumber Artha Gambar 2. 8 Benang kapuk; Bamboo textile
2.2.2.
Serat Daunan
Serat daunan (Leaf fiber) adalah serat yang diku,pulkan dari serat daunan seperti pandan, sisal, agave dan banyak lagi jenis daunan yang seratnya dapat dimanfaatkan.
S
ISAL
Sisal atau sisal hemp merupakan kelopok agave (Agave sisalana), serat ini bukan kelompok hemp tapi sering juga disebut dengan hemp, sebab pada dekade tersebut yang pertama ditemukan adalah serat hemp sehingga serat berikutnya dinamai dengan hemp.
Daun sisal berbentuk seperti pedang. Pohonnya dapat tumbuh hingga ketinggian 1,5 hingga 2 meter. Dapat tumbuh di sembarang tempat yang kering dan basah.
Gambar 2. 9 Pohon Sisal, Sumber , http://en.wikipedia.org
A
GAVE
Serat Agave berasal dari serat daunan agave (Agave americana ⎯ Agavaceae Sp.) hampir tidak mudah berubah bentuk, dapat dicuci berulang‐ulang. Gambar 2. 10 Benang Agave; windrifthill.com Gambar 2. 12 Pohon Agave; http://en.wikipedia.org Gambar 2. 11 Agave rope; comboyshowcase.com
2.2.3.
Serat Kulit Pohonan
Serat kulit (Skin fiber) adalah serat yang dikumpulkan dari bagian kulit luar (bast) batang. Serat ini memiliki tensile strength yang tertinggi diantara serat tumbuhan, oleh karenya serat ini dapat digunakan sebagai bahan Yarn, kertas dan lain‐lain. Contoh serat kulit ini adalah jute, kenaf, hemp, ramie, rattan, termasuk pohon pisang.
Ba
OleJ
UTE
Ga Ko lignin (kom tekstil dan dikumpulka dengan pa Jut suhu berki curah huja Gambar 2. Gambar 2
ahan Al
eh: Supardi A ambar 2. 13 mposisi sera mponen utam sebagian se an dari sera njang 1–4 m te dapat tum isar antara 2 n sekitar 5–8 14 Serat Jut 2. 16 Benanlat Pena
Ardidja © Se Jute, wikipedat Jute seba ma serat kay erat kayu. abut atau k eters. mbuh denga 20˚ C hingga 8 cm per min te g Jute
angkap
ekolah Tinggi P dia.org agian besar t yu). SehingSerat ini ter kulit tumbuh
an baik di w a 40˚ C dan nggu. Gamba
Ikan
2
Perikanan ‐ Te Jute p merupak lembut, menjadi dihasilka Corchoru serat ya dengan dibawah berbagai terdiri dari m ga ligno‐cell rgolong pada han). Serat wilayah yang n relative hu ar 2. 15 web2007
eknologi Pena putih (Co kan serat yan mengkilap benang y an dari us, famili Ma ang hargaya serat ala h katun dan d i keperluan. material tum lulosic fibre a kelompok jute berwa berklim ha umidity sekit bing jute; ou orchorus c ng berukura p yang da yang kuat. tumbuhan alvaceae. Ju a termurah ami lainnya d angkapan Ikan apat diguna mbuhan, sel terdiri seba serat bast (s arna putih k ngat dan ba tar 70%–80% utsidepride.c n 11 capsularis) n panjang, apat dipil Serat ini n genus ute adalah dibanding a, sedikit akan untuk ulosa, dan agian serat serat yang kecoklatan asah, pada %, dengan om
H
ENEF
Gambar 2 Ga Di mbar a jenis serat, Serat hene lebih cepa memberika pembuat k dapat men juga merup bahan baka
H
EMP
He digunakan memiliki ke berlangsun sangat pop 2. 17 Kenaf, 2. 18 Serat K ameter bata , serat yang ef digunakan t dibanding an alternati kertas, dan m ngandung mi pakan bahan ar non migas emp adalah n dalam berb ekuatan pust ng sejak dua puler karena , abc.net.au Kenaf Ga ang sekitar 1 lebih kasar n untuk mem dengan tan if yangmenj merupakan t inyak tumbu n baku dalam s. nama tumbu bagai keperl tus yang bes a abad yang a kuat dan
Henef spesies Namany memilik lainnya Hemp, d ketingg amba -2 cm, berc r 2. 19 tumbuh di mbuat tali (r naman keras janjikan mis tummbuhan uhan dengan m pembuata uhan yang te uan, termas sar, pakaian, g lalu, sebe cepat pertu atau Kenaf Hibiscus, yan yapun beras ki karakterist adalah Biml dan Bimlipat ian pohon a Benang ken abang sedik lapisan luar rope), twine s lainnya. H salnya dala yang sanga n kadar ome an kosmetik, ergolong da suk sebagai , dan produk elum terjadin umbuhannya f (Hibiscus ng tumbuh sal dari nam
ik yang sam i, Ambary, A tum Jute. H ntara 1.5 -3. naf Gamb kit. Batangn dan serat h , kain kasar Henef merup m industri at bernilai ju ega antioxida , dan sebaga lam genus C bahan pem k nutrisi.Prod nya revolusi a. Namun d cannabinus baik di Asia ma pohonny a dengan Ju Ambari Hem enef tumbu 5 meter. bar 2. 20 Jari jutexpor sh. nya mengha halus di lapis . Henef tum pakan tumbu pulp sebag ual tinggi. B ant yang ting ai alternatif Cannabis. He mbuat tali te duksi serat h i industri se demikian, he s) adalah Tenggara. ya. Henef ute. Nama mp, Deccan uh dengan ng Kenaf; rterbanglade ne1.net silkan dua san dalam. mbuh jauh uhan yang gai bahan uah henef ggi. Kenef pengganti emp dapat emali yang hemp telah erat hemp emp telah
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan digantikan dengan serat tumbuhan lainnya seperti manila dan jute atau serat lainnya seperti wool, sisal dan kemudian ditemukannya nylon. Gambar 2. 21 Pohon dan batang Hemp, treehugger.com Gambar 2. 22 Serat hemp; kdhandicraft.com.np Gambar 2. 23 Jaring hemp; istockphoto.com Gambar 2. 24 Benang hemp; Grass Root 13
Sedangkan sebagai bahan webbing telah digantikan dengan katun dan serat‐serat sintetis. Tali Hemp terkenal mudah rusak karena rapuh. Kerusakan tali hemp dimulai dari bagian dalam ke luar, sehingga hemp masih tampak baik sebelum putus. Hemp memerlukan pengawetan (tarring) yang mahal jika hendak digunakan di kapal. Serat hemp telah digantikan dengan serat Manila, yang tidak memerlukan proses pengawetan.
Hemp dikupas dari batangnya dengan menggunakan tangan. Batang hemp dipotong sekitar 2–3 cm dari atas tanah dibiarkan tergeletak di atas tanah hingga kering selama kurang lebih empat hari. Secara tradisional proses pengulitan diawali dengan merendamnya di air hingga mengambang, atau digeletak‐kan di atas tanah (dew retting). Proses modern adalah dengan menggunakan uap untuk memisahkan kulit dari batannya. Proses ini dikenal dengan thermo‐mechanical pulping.
R
AMIE
Gambar 2. 25 Pohon Ramie; http://en.wikipedia.org Ramie (Boehmeria nivea) fiber merupakan serat alami terkuat dibanding dengan serat alami lainnya, bahkan lebih kuat jika dalam keadaan basah, bentuknya stabil, tidak mudah mengkerut, berwarna cerah. Sangat baik untuk membuat packing untuk permesinan kapal. Gambar 2. 26 Packing dari bahan ramie; www.gongyaosealing.com Gambar 2. 27 Benang ramie; vam.ac.uk
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan
R
OTAN
Rotan bagi kita bukan barang yang asing. Rotan tumbuh dengan baik di hutan‐hutan tropis seperti di Indonesia, Asia, Afrika dan Australia. Rotan tumbuh merambat di pohon. Batangnya berdiameter 2 – 3 cm dan berbuku panjang. Indonesia memiliki populasi rotan sekitar 70% di dunia, tumbuh subur tersebar di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumbawa. Selain Indonesia, negara pemasok rotan dunia adalah Pilipina, Sri lLanka, Malaysia dan Bangladesh.
Gambar 2. 28 Rotan, Sumber , http://en.wikipedia.org Rotan dapat digunakan dalam berbagai keperluan, khususnya dalam industri furniture. Hampir seluruh batang rotan dapat dimanfaatkan, baik kulit maupun bagian core‐nya. Rotan adalah serat tumbuhan yang sangat baik karena, cukup ringan, tahan lama, fleksibel, dan tentunya kuat dan kaku, namun mudah dibentuk.
Gambar 2. 29 Pencari rotan;
warsi.or.id Gambar 2. 30 Bubu rotan; bruneiresources.com
2.2.4.
Serat Buahan
Serat buahan (Fruit fiber) adalah serat yang dikumpulkan dari buahan seperti serabut kelapa. Sebagian serat buahan lainnya ini masih dalam tingkat penelitian dan pengembangan.
Komposisi butiran serat buahan yang dipadatkan memiliki tingkat densitas tinggi, yang cukup mampu menahan gesekan mekanik dalam pengepakan, pengiriman dan penggunaan umum. (US Patent 4710390 from Patent Storm).
Gambar 2. 31 Serat buahan yang terbuat buah nanas; Habu‐Textile knittedyarns.wordpress.com
2.2.5.
Serat Pohonan
Serat pohonan adalah serat yang berasal dari kulit atau batang tumbuhan seperti
jerami padi
,Jerami gandum, ilalang
, termasukbatang bambu
. Serat bambu masih digunakan dibidang perikanan saat ini misalnya untuk tali rumpon, pengikat rangkaian bagan tancap, atau sero. Gambar 2. 32 Jerami Gandum; www.istockphoto. com Gambar 2. 33 Batang bambu; onthaitime.com/activities/g rowing‐bamboo Gambar 2. 34 Alat penangkap ikan dari bahan bambuPerangkap ikan masih menggunakan bahan dari bilahan batangan bambu (Jawa) dan rotan (Kalimantan).
Serat batang pisang terbuat dari pelepah batang piang. Perempuan Nepal sangat ahli dalam memproses, menghaluskan (refined), dan memintalnya. Haya bagian terluar dari
Ba
Ole pelepah po proses. Po “berhantu” bahan tali. Gambar 2.2.3.
Se
Ser secara lang wool. Seraahan Al
eh: Supardi A ohon pisang Gamba hon waru (H ” yang tumb Orang Tahit 36 Kain dar nma.gov.aerat Hewa
rat hewani gsung dapat at hewani yalat Pena
Ardidja © Se yang dipan r 2. 35 Bena Hibiscus tilia bh di tepi pa ti justaru me ri kulit waru. uani
(Animal fib digunakan a ng umum digangkap
ekolah Tinggi P en kemudia ang terbuat d aceus) bagi k antai, sebagi embuat alat Ga er) umumny adalah sutra gunakan adaIkan
2
Perikanan ‐ Te n direndam dari pohon p kebanyakanan lagi dapa penangkap i ambar 2. 37 ya sebagian (silk), bulu(h alah yang be
2007
di dalam air untuk memmpercepatpisang; Shangr eknologi Pena orang awam at memanfaa kan dari bah Jaring dari k rila Crapt m hanya sba atkan kulitny han kulit poh besar terd hair/fur) atau rasal dari bu angkapan Ikan kulit waru, n tas pohon ya sebagai hon waru. ma.gov.au
diri dari pro u dikenal den ulu.
tein, yang ngan nama
Tidak semua serat hewani memiliki sifat yang sama. Serat Alpaca (Alpaca fiber) dikenal dengan kehalusannya. Sutra dengan kecerahan dan kekuatannya. Berbeda dengan serat buatan yang kesemuanya mirip sama. Serat hewani diproses secara manual, yakni dipintal dengan tangan alat‐alat konvensional pemintalan untuk membentuk yarn.
S
ILK
Sutra terbentuk dari protein alami. Tipe yang sangat dikenal adalah sutra yang diperoleh dari kepompong ulat sutra. Sutra yang berwarna cerah memiliki keuatan putus yang tertinggi diantara serat hewani.
Sebagai bahan alat penangkap ikan walaupun sangat kuat namuan harganya sangatlah mahal. Gambar 2. 38 Ulat Sutra pemintalan tradisional, Sumber , http://en.wikipedia.org Gambar 2. 39 Serat sutra; sheepwreck.wordpress.com Gambar 2. 40 Benang sutra; Zhejiang Quan Shun Silk Co., Ltd.
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan IkanW
OOL
Gambar 2. 41 Wool, Sumber , http://en.wikipedia.org
Wool adalah serat yang diperoleh dari
bulu hewan dari family Caprinae,
terutama biri-biri. Namun demikian,
bulu hewan yang diperoleh dari
domba, alpaca, dan kelinci juga
disebut dengan wool.
Gambar 2. 42 Domba penghasil wool; joe‐ ks.com Gambar 2. 43 Benang wool; tribsen.com
C
ASHMERE WOOL
Gambar 2. 44 Domba cashmere; westernviewcashmere.com Gambar 2. 45 Benang cashmere; America Yarn Sore 19
2.4. Serat Mineral
Serat mineral terbentuk secara alami, baik sebagai serat maupun modifikasi dari mineral. Serat mineral dapat dikategorikan sebagai berikut:
• Asbestos: Satu-satunya serat mineral yang terbentuk secara alami. Jenisnya adalah serpentine (chrysotile), amphiboles (amosite, crocidolite, tremolite, actinolite, dan anthophyllite).
• Serat keramik (Ceramic fibers) : Glass fibers (Glass wool dan Quartz), aluminum oxide, silicon carbide, dan boron carbide
• Serat metal (Metal fibers): Aluminum fibers
Gambar 2. 46 Serat asbes; mesothelioma‐news‐ blog.com Gambar 2. 47 Packing dari bahan asbe; aiflon.net Gambar 2. 48 Serat ceramic; composite.about.com Gambar 2. 49 Ceramic rope; topsealing.com
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan Gambar 2. 50 Alumunium fiber; minerals.caltech.edu Gambar 2. 51 Sikat alumunium; Yangzhou Lida Brush Co., Ltd.R
INGKASAN
(1)
1. Serat Alami terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu serta tumbuhan, serat hewani dan serat mineral
2. Serat alami adalah serat yang terbuat dari bahan alami baik nabati maupun hewani tanpa melalui proses kimia atau transformasi.
3. Pelapukan diakibat bahan organik (selulosa) dimakan oleh mikro organisme khususnya bakteri yang terjadi saat proses dekomposisi bahan organik dimulai. 4. Serat alami tidak lagi digunakan sebagai bahan alat penangkap ikan, disebabkan
tingkat serapan airnya tinggi, tensile strength yang endah (dibanding dengan serat sintetis), mudah rapuh, dan usia pakainya pendek.
5. Serat Tumbuhan (Vegetable fiber) terbagi menjadi empat kategori, yaitu serat bijian, daunan, kulit, buahan, dan pohonan.
6. Serat hewani (Animal fiber) umumnya sebagian besar terdiri dari protein, yang secara langsung dapat digunakan adalah sutra (silk), bulu(hair/fur) atau dikenal dengan nama wool. Serat hewani yang umum digunakan adalah yang berasal dari bulu.
P
ERTANYAAN
E
SSAY
(1)
1. Apakah yang dimaksud dengan serat alami ?
2. Jelaskan mengapa serat alami kurang sesuai untuk bahan alat penangkapan ikan?
3. Jelaskan bagaimanakah proses dekomposisi pada serat alami terjadi ?
4. Berikanlah contoh penggunaan serat alami pada kehidupan sehari-hari manusia. 5. Jelaskan tindakan apakah yang harus dilakukan untuk menghindari pelapukan
pada serat alami ?
6. Menurut pengetahuan saudara alat penangkapan ikan apakah yang hingga sekarang masih menggunakan serat alami, jelaskan jawaban saudara.
7. Dewasa ini di kapal penangkapan ikan masih banyak menggunakan serat alami untuk berbagai keperluan, menurut saudara peralatan apakah yang masih menggunakan serat alami ?
P
ILIHAN
G
ANDA
(1)
1. Salah satu serat di bawah ini adalah termasuk serat alami yang berasal dari tumbuhan:
A. Ramie B. Wool C. Asbestos D. Sutra 2. Salah satu serat di bawah ini adalah termasuk serat alami yang berasal dari
hewani:
A. Ramie B. Wool C. Asbestos D. Sutra
3. Salah satu serat di bawah ini adalah termasuk serat alami yang berasal dari mineral:
A. Ramie B. Wool C. Asbestos D. Sutra
4. Bahan untuk memakal kapal kayu yang berasal dari bagian pohon bakau termasuk dalam serat alami dari kelompok serat:
A. Daunan B. Pohonan C. Kulit D. Bijian
5. Tali sumbu kompor minyak tanah adalah serat alami yang termasuk dalam kelompok serat:
A. Daunan B. Pohonan C. Kulit D. Bijian 6. Majun yang baik yang digunakan sebagai kain pembersih di kapal adalah dari
serat alami yang termasuk dalam kelompok :
A. Daunan B. Pohonan C. Kulit D. Bijian
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 23 7. Salah satu penyebab serat alami tidak digunakan sebagai bahan alat penangkap
ikan adalah:
A. Mudah lapuk B. Susah ditanam C. Perlu proses rumit
D. Mudah busuk 8. Agar serat alami tidak mudah lapuk perlu dilakukan proses:
A. penjemuran B. Pengawetan C. kimia D. pembakaran 9. Pemeliharaan serat alami yang terbaik adalah dengan melakukan:
A. Menjemur dibawah sinar matahari langsung B. Mengangin-anginkan di tempat yang teduh C. Merendam dengan zat kimia tertentu D. Menumpuk langsung setelah dioperasikan
10. Agar serat kulit hewan tidak mudah lapuk perlu dilakukan proses:
A. penjemuran B. penyamakan C. kimia D. pembakaran
TUGAS
(1)
Buatlah sebuah paper kecil hasil pengamatan mengenai bahan alat penangkap ikan dari hasil pengamatan pada ke toko-toko penjual bahan alat penangkap ikan dan kapal-kapal yang erada di pelabuhan perikanan, kemudian adakah bahan alat penangkap ikan yang terbuat dari serat alami dan masih digunakan sebagai bahan alat penangkap ikan atau perlengkapal kapal perikanan.
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan
BAB III SERAT BUATAN
3.1. Serat Buatan
Serat buatan (Man mad fiber) atau dikenal juga dengan serat sintetis. Sintetis adalah suatu teknologi untuk suatu proses kimia dimana elemen‐elemen kimia atau subtansi dasar digabung melalui suatu proses yang rumit sehingga terbentuk produk akhir yang betul‐betul baru dengan penggunaan yang baru pula. Serat buatan secara sintetis terbuat dari subtansi dasar seperti phenol, benzene, acetylene, prussic acid, chlorine, oleh karenanya disebut “synthetic fiber” (Gambar 3.1) berbeda dengan serat‐serat buatan yang terbuat dari produk‐ produk alam yang kompleks seperti cellulose, dan protein yang hanya ditransformasikan menjadi serat, seperti cellulose rayon, cellulose wool, protein rayon), (Klust, 1973). Serat buatan umumnya dibuat dalam empat bentuk dasar, yaitu: continuous filaments, staple fiber, monofilament dan split fiber.
Man-made fiber
Inorganic Fiber Glass
Regenerated fiber Cellulose Ester Protein dan lain-lain Carbon fiber Viscoise Rayon Cupraam Onium Bernberg
Semi Synthetic Fiber
Cellulose Ester dan lain-lain
Acetate Estron, Celanese dan lain-lain
Synthetic Fiber
Polyamides Aramid Fiber Nylon 66 Nylon 6 Lainnya Polyesters TETORON Polyaryate Fiber Polyurethanes Polyethylenes Polypropylenes Polysthyrenes PYLEN Polyvinyl Chloride Polyvinyliden Chloride Polyacrylics Polyvinyl Alcohol Polyfuoroethylene lainnya Gambar 3. 1 Skema klasifikasi serat buatan, Sumber: Taito,s Synthetic rope) 24
Bahan Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 25 Serat sintetis dikembangkan secara komersil dan besar‐besaran setelah berakhirnya perang dunia II, penemuannya terjadi jauh sebelum itu seperti Cellulose ester (acetate) (1869) dan Regenerated fiber (viscose, Bernberg) (1734) Polyvinyl chloride (PPC) tahun 1931, Polyamide (1935), Polyvinyliden chloride (1937), Polyvinyl alcohol (1939), Polyester (1941), Polyethylene (1952), dan Polypropylene (1955). (Iitaka, 1983)Kelebihan serat sintetis dibandingkan dengan serat alami untuk bahan alat penangkapan ikan adalah sebagai berikut:
1. Tidak membusuk; Karena serat sintetis tidak mengandung cellulosa yang merupakan media tumbuh bagi bakteri pembusuk.
2. Memiliki kekuatan putus yang jauh lebih besar; Breaking strength yang besar meningkatkan daya angkat atau ketahanan bahan, oleh karenanya, ukuran benang dapat lebih kecil untuk mengangkat beban yang sama dengan yang diangkat dengan bahan yang terbuat dari serat alami.
3. Sedikit menyerap air; Karena kekuatan putus dan struktur seratnya, tingkat pintalan bahan serat sintetis dapat dibuat lebih tinggi untuk mengurangi adanya rongga‐rongga diantara serat, sehingga kemungkinan daya serap terhadap air dapat dikurangi sampai tingkat minimal.
4. Densitas (specific gravity) yang lebih rendah; Walaupun tidak semua serat sintetis memiliki massa jenis lebih rendah dari rata‐rata massa jenis air laut (1,025 gr/cm3), massa jenis serat yang lebih rendah akan dapat meningkatkan nilai total daya apung, sehingga dapat meminimalkan penggunaan pelampung.
5. Ukuran diameter serat dapat diatur pada tahapan produksi sesuai kebutuhan, umumnya jauh lebih kecil dari rata‐rata diameter serat alami (kecuali sutra), sehingga luas permukaan benang dapat diminimalkan untuk mengurangi tekanan ke atas air terhadap bahan, karena semakin kecil luas permukaan, semakin kecil tekanan ke atas air, semakin besar tingkat kecepatan tenggelamnya. Bahkan dapat dibuat satu tali hanya terdiri dari satu serat seperti PA monofilament (senar) yang banyak digunakan dalam alat penangkapan ikan yang tergolong dalam metode penangkapan ikan dengan menggunakan tali dan pancing seperti rawai tuna (long‐line), Huhate (Pole & Line), tonda (trolling), pancing dasar (bottom long‐line) dan pancing tangan (hand line).
6. Lebih tahan terhadap gesekan; Serat sintetis memiliki tingkat kehalusan permukaan (surface roughness) yang lebih tinggi (kecuali sutra), semakin halus atau semakin licin
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 26 permukaan bahan akan mengurangi friksi dan hambatan yang diakibatkan oleh badan kapal sehingga mengurangi kerusakan (jika pada suhu rendah) sebab bila terlalu lama serat sintetis bergesekan dengan benda padat akan menimbulkan reaksi panas akbiatnya serat akan cepat rusak (dalam praktek upayakanlah tali yang tebuat dari serat alami selalu basah) atau hambatan oleh media air berkurang sehingga mampu meningkatkan kecepatan tenggelam atau mengurangi tenaga untuk menariknya seperti pada alat penangkap ikan trawl. Bandingkan antara benang jahit (yang suka digunakan ibu rumah tangga untuk menjahit pakaian) dengan benang nylon dan senar. 7. Tidak terpengaruh oleh asam, alkalis, garam atau produk minyak (bensin, minyak tanah, minyak pengencer cat).
3.2.1 Tahapan Pembuatan Serat Sintetis
Klust (1973) menjelaskan bahwa tahapan pembuatan serat di prabrik secara umum melalui lima tahapan, yaitu: 1. Tahapan pertama: Penyediaan bahan baku seperti coal, oil, lime, common salt. Dalam pembuatan Nylon bahan bakunya adalah phenol yang berasal dari coal tar. (Gambar 2.2) 2. Tahapan kedua: Dari bahan dasar, substansi dasar, monomer‐monomer, yangdiperlukan untuk membentuk macro‐molecules yang diperoleh dari suatu proses kimia. Dalam pembuatan Nylon diperlukan substansi dasar yaitu asam aditip dan hexamethylene diamine, yang gabungkan terhadap garam PA.
3. Tahapan ketiga : Tahapan penting berikut ini adalah polymerisasi (polymerization atau polycondensation) untuk membentuk rantai makro‐molekul atau polymers. Proses ini pada dasarnya terdiri dari pemanasan di dalam autoclave tekanan tinggi, dalam proses pembuatan nylon, sejumlah besar molekul hexamethylenediamine dan adipic acid digabung satu sama lain sedemikian rupa sehingga pada akhirnya membentuk untaian panjang pita polymers. Polymer nylon terdiri dari dua komponen digabung dengan kelompok atom khusus (NHCO) yang dikenal sebagai kelompok amyno. Dengan alasan inilah kelompok polymer ini disebut polyamide. Pita‐pita polymer ini kemudian dipotong‐potong menjadi chips.
4. Tahapan keempat: Substansi polyamide (nylon) diubah menjadi serat dengan memilin lelehannya. Chips polyamide dilelehkan dan diolah untuk membentuk viscous threads. Pada keadaan ini benang ini masih memiliki kekuatan putus yang masih sangat rendah.
Bahan Alat Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan
5. Tahapan kelima: Adalah pemintalan serat untuk membentuk benang, sekaligus meningkatkan kekuatan putusnya.
WATER COAL AIR
TAR COKE BENZINE + CHLORINE CHLOROBENZENE PHENOL + HIDROGEN CYCLOHEXANOL CYCLOHEXANONE + NITRIC ACID ADIPIC ACID + AMMONIA ADIPONITRILE + HYDROGEN HIDROGEN NITROGEN AMMONIA HYDROXYLAMINE NITRIC ACID PA 66 SALT HEXAMETHYLENEDIAMINE POLYCONDENSATION FINISH POLYMER PA 66 CUT INTO CHIPS
MELT SPINNING SPINNEREL 300 0 COATING AIR SINGLE YARN THREAD Gambar 3. 2 Skema proses pembuatan serat nylon 66 hingga menjadi produk akhir (Klust, 1973) MATERIAL
HACKLING SILVERING SPINNING STRANDING CLOSING INSPECTION
PRODUCT YARN ROPE HEMP ROPE Gambar 3. 3 Skema proses pembuatan tali dari serat alami (hemp) sampai menjadi produk tali (Taito Synthetic Rope). 27
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan
Gambar 3. 4 Skema proses pembuatan tali dari sintetis sampai menjadi produk tali (Taito
Synthetic Rope).
Gambar 2.3 merupakan skema urutan pemrosesan serat hemp menjadi produk rope dan Gambar 2.4 adalah urutan pemrosesan serat sintetis. Proses ini terdiri dari lima tahapan, yaitu: Hackling : Proses membuang serat‐serat yang keluar dari benang Silvering : Proses mengubah warna dari coklat kusam menjadi keperak‐perakan Spinning : Proses memilin serat menjadi yarn Stranding : Proses memintal yarn menjadi twine atau rope Closing : Proses menggulung rope menjadi coil Inpection : Proses penguian kualitas mutu Product : Hasil akhir berupa produk rope yang siap dipasarkan Joining : Proses penggabungan sejumlah serat untuk dipilin menjadi yarn . Twisting : Prosses pemintalan yarn menjadi strand Finishing : Proses pemintalan strand menjadi twine untuk pembuatan rope, dan proses penyimpulan pada pembuatan webbing Heat setting: Proses pendinginan dan pengencangan pintalan pada rope atau simpul pada webbing 28
Ba
Ole Gamba Gambar 3. 7 Gambar 3. 9 Gahan Al
eh: Supardi A ar 3. 5 Mesin p 7 Mesin pemb 9 Mesin pemb disimpul ambar 3. 11lat Pena
Ardidja © Se pemroses bah buat tali anya buat webbing Benang jarangkap
ekolah Tinggi P han baku am yang ingIkan
Perikanan ‐ Te Gamb Gambar 3. Gambar 3. Gam ar 3. 6 Mesin 8 Mesin pem 10 Proses pen mbar 3. 12 B2
n pemintal ben buat webbing ngencangan w Benang cotto2007
nang g raschel webbing on eknologi Penaangkapan Ikann 29Gambar 3. 1 Gambar 3. 1 Pe diantarany Gambar 3. 13 15 Kemasan dianyam 17 Perakitan w penangka nggunaan la ya adalah ditu © Se 3 Webbing PE rope yang dip webbing untu ap ikan purse s ain serat bu unjukkan ola ekolah Tinggi P E pintal dan k alat seine uatan pada ah gambar‐g Perikanan ‐ Te Gam Gambar 3. keperluan y ambar berik eknologi Pena bar 3. 14 Kem Gambar 3. 16 18 Perakitan penangk masan benang 6 Tros kapal pelampung a kap ikan purse g PE lat e seine yang bukan ut, dan bany alat penan yak lagi. ngkap ikan angkapan Ikann 30
Bahan Alat Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
Ayunan Jaring pemuat Keranjang bola basket
Gawang sepak bola Pengaman pekerja bangunan Gambar 3. 19 Kegunaan lain serat sintetis selain sebagai bahan alat penangkap ikan
3.2. Nama Produk Serat Sintetis
Nama‐nama di bawah ini adalah nama produk pabrik untuk serat sintetis.P
OLYAMIDE(PA)
Amilan Anid Anzalon Caprolan Dederan Enkalon Forlion Kapron Kenlon Knoxlock Lilion Nailon Nylon Perlon Platil Relon Roblon Siton Stilon Nailonsix
P
OLYESTER(PES)
Dacron Diolen Grilen Grisuten Tergal Terital Terlenka Tetoron Terylene Trevira
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 31