• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Kemasan. 1. Sejarah Kemasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Kemasan. 1. Sejarah Kemasan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4 KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Kemasan 1. Sejarah Kemasan

Sejarah desain kemasan berkaitan dengan setiap aspek perubahan budaya manusia. Perkembangan teknologi, material, produksi, dan kondisi masyarakat konsumen yang terus berubah mengakibatkan peningkatan perlunya kemasan untuk melindungi, menyimpan, dan mengirimkan barang. Desain kemasan menjadi sarana untuk mengkomunikasikan isi produk secara visual. Perspektif sejarah yang padat berikut ini akan mengeksplorasi bagaimana perkembangan peradaban, peningkatan perdagangan, penemuan-penemuan manusia, penemuan-penemuan teknologi, dan berbagai kejadian global membantu memfasilitasi kelahiran dan evolusi desain kemasan.

Sejak awal desain kemasan dimulai dari kebutuhan manusia untuk memiliki barang, dan sejak 8000 SM material-material alami seperti anyaman rumput dan kain, kulit pohon, daun, kerang, kerajinan tanah liat, dan peralatan kaca yang kasar digunakan sebagai peti kemas untuk menyimpan barang. Sayur labu yang berongga dan kandung kemih binatang mengilhami bentuk botol kaca, dan kulit binatang serta daun merupakan asal muasal kantung kertas dan pembungkus plastik.

2. Pengertian Kemasan

Menurut wikipedia (ensiklopedia bebas berbahasa inggris), kemasan adalah ilmu, seni dan teknologi mengemas yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk pada saat akan dikirim, disimpan atau dijajakan.

Menurut Oxford Dictionary, kemasan berarti sekumpulan barang yang dikemas atau dibungkus bersama-sama untuk dibawa (bundle of things wrapped up together for carrying) atau pengertian lainnnya adalah bahan-bahan yang digunakan untuk membungkus atau melindungi suatu barang.

Menurut Irwan Wirya, dalam buku “Kemasan yang Menjual”, kemasan yang baik adalah kemasan yang bisa melindungi isi produk tersebut terhadap cuaca dan proses alam lainnya. Kemasan juga digunakan sebagai wadah agar barang mudah dibawa, tetapi harus juga bisa berkomunikasi agar bisa menerangkan dan merefleksikan produk, citra, brand atau merk yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari promosi dan pemasaran, tentunya dengan pertimbangan mudah untuk dikenali, dilihat, dipahami, dan diingat.

(2)

Beliau juga mengatakan, daya tarik pada sebuah kemasan sangatlah penting untuk menarik minat konsumen dan mempengaruhi tindakan konsumen baik secara sadar maupun secara tidak sadar. Selain itu, desain suatu kemasan yang optimal mampu memberi impresi spontan dan langsung atas tindakan konsumen di tempat penjualan, karena tujuan akhir dari desain kemasan adalah menciptakan penjualan.

Daya tarik tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Daya tarik visual

Lebih mengacu pada penampilan kemasan atau label produk, yang mencakup kombinasi dari warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, serta tata letak untuk memberikan mutu daya tarik secara optimal. Hal ini berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia, bahkan menurut penelitian, konsumen pada umumnya tidak menyadari bahwa mereka membeli produk karena dipengaruhi desain kemasannya.

2. Daya tarik praktis

Hal ini merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen ataupun distributor / pengecer, yang meliputi kemudahan penyimpanan, dan pemajangan produk, sehingga pihak distributor / pengecer dapat diyakinkan bahwa produk tersebut mudah ditangani dan dijual. Ada beberapa daya tarik praktis kemasan, yaitu :

1. Kemasan harus menjamin dapat melindungi produk.

2. Kemasan mudah dibuka / ditutup kembali, bila untuk disimpan. 3. Kemasan dengan porsi yang sesuai untuk produk kosmetik, atau

dengan alternatif volume untuk pembelian eceran. 4. Kemasan dapat digunakan kembali.

5. Kemasan mudah dibawa, dijinjing atau dipegang.

6. Kemasan harus memudahkan pemakai untuk menghabiskan atau mengambil isinya dan mengisi kembali untuk jenis produk yang bisa diisi ulang.

Bahwa sesungguhnya estetika melalui kemasan, logo, warna, tampilan iklan, bentuk produk atau tampilan interior outlet, dapat menjadi kunci keunggulan pesaing bagi merk. (Iwan Wirya, kata sambutan Hermawan Kertajaya, Kemasan yang Menjual, Gramedia Pustaka Utama, 1999).

Menurut Drs. AD Pirous MA (2007) Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa mau pun barang-barang hasil produksi industri. Dalam dunia industri kemasan merupakan pemenuhan suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus dimilikinya seperti:

(3)

- Tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang dari kemungkinan rusak, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan pembeli, bahkan masih dapat digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis terpakai, (dalam hal ini wadah tersebut masih menyandang fungsi iklannya). Kemasan bukan hanya sebuah bungkus, tapi juga pelengkap rumah tangga; sebush botol kecap bagus dengan etiketnya yang menarik dapat menyemarakkan suasana tertentu di meja makan atau lemari di dapur; sebuah tempat kertas lap “Klenex” yang didesain menarik dapat memperindah kamar mandi dan botol parfum yang cantik memberikan kekhasan meja berhias seorang gadis.

- Mutu kemasan dapat menumbuhkan kepercayaan dan pelengkap citradiri dan mempengaruhi calon pembeli untuk menjatuhkan pilihan terhadap barang yang dikemasnya (bungkus rokok yang berwibawa).

- Kemasan mempunyai kemudahan dalam pemakaiannya (buka, tutup, pegang, bawa) tanpa mengurangi mutu ketahanannya dalam melindungi barang.

- Rupa luar kemasan harus sesegera mungkin menimbulkan kesan yang benar tentang jenis isi barang yang dikemas.

- Perencanaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk, sehingga efisien dan tidak sulit dalam hal pengepakan, pengiriman serta penempatan, demikian pula penyusunan dalam lemari pajang.

- Melalui bentuk dan tata rupayangdimilikinya kemasan berfungsi sebagai alat pemasar untuk mempertinggi daya jual barang. Dalam fungsi ini desain bentuk- kemasan harus mendapat dukungan penuh dari unsur desain-grafisnya, sehingga bentuk kemasan selain menarik harus dapat menyampaikan keterangan dan pesan- pesannya sendiri.

3. Prinsip-prinsip dasar desain kemasan

Menurut Klimchuck dan Krasovec, dalam desain kemasan, prinsip dasar desain disesuaikan untuk memenuhi tujuan setiap tugas-tugas desain. Prinsip desain tersebut terdiri atas :

1. Keseimbangan

Keseimbangan adalah konvergensi elemen-elemen atau bagian-bagian untuk menciptakan suatu desain yang membuat penampilan “keseluruhan”. Keseimbangan visual bisa diciptakan secara simetris maupun asimetris.

(4)

2. Kontras

Kontras diciptakan ketika elemen-elemen ditempatkan sedemikian rupa sehingga menekankan perbedaan. Kontras bisa berupa bobot, ukuran, skala, warna, nilai, atau dinamika positif dan negatif suatu ruang.

3. Intensitas

Intensitas adalah keseimbangan antar elemen yang bersebrangan. Suatu tata letak yang menggunakan prinsip intensitas dapat menstimulasi ketertarikan visual dengan memberikan penekanan lebih pada salah satu elemen.

4. Positif dan Negatif

Positif dan negatif mengacu pada hubungan yang berlawanan antar elemen-elemen desain dalam suatu komposisi. Obyek atau elemen menunjukkan bagian positif, dan ruangan atau lingkungan di mana elemen berada menjadi bagian negatif.

5. Nilai

Nilai diciptakan oleh terang atau gelapnya warna. Menerapkan prinsip nilai merupakan cara yang berguna untuk mengontrol perhatian pengamat melalui kontras terang dan gelap.

6. Bobot

Bobot mengacu pada ukuran, bentuk, dan warna visual dalam kaitannya dengan elemen-elemen lain.

7. Posisi

Posisi adalah penempatan elemen-elemen dalam kaitannya antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam format visual. Posisi menciptakan poin focus yang selanjutnya mengarahkan mata pengamat.

8. Urutan (alignment)

Pengurutan adalah penyusunan elemen-elemen visual dalam pengelompokan logis yang nyaman bagi persepsi manusia dan secara visual mendukung alur informasi.

9. Hirarki

Hirarki diciptakan dengan pengorganisasian elemen-elemen visual dalam tahap-tahap atau tingkatan urutan kepentingan. Tingkat dominasi yang diberikan ke elemen dapat dikomunikasikan secara visual melalui ukuran, bobot, nilai, posisi, urutan, dan skala.

10. Tekstur

Suatu komposisi dua dimensi dapat mengkomunikasikan tekstur melalui pemakaian gaya desain. Tekstur bisa memberikan suatu kedalaman komposisi atau dapat mensimulasikan kualitas fisik seperti halus, kasar, atau berbutir.

(5)

4.1.2 Teori Logo

Pada umumnya, logo adalah suatu perwujudan visual yang mempunyai arti sebagai suatu tanda pengenal, identitas bagi suatu lembaga, perusahaan dan suatu kegiatan. Logo harus khas, digali melalui filosofi dan merupakan pencerminan dari perusahaan atau kegiatan yang diwakili. Logo harus sesuai dengan bidang usaha dan dapat dibedakan dengan logo perusahaan lain. Semakin sederhana dan istimewa sebuah logo, maka semakin efektif untuk menarik perhatian.

Logo yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: 1. Mempunyai karakteristik tersendiri atau khas.

2. Mencerminkan citra perusahaan/kegiatan yang diwakili. 3. Menarik, menonjol, dan mudah diingat.

4. Dapat mengaplikasikan citra dalam semua media grafis yang diinginkan.

4.1.3 Teori Tipografi

Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca. Oleh karena itu tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling penting dari ekspresi visual produk.

Bentuk tipografi bisa berupa huruf atau karakter individual, kata-kata, bentuk-bentuk, atau symbol-simbol. Kemudahan untuk dibaca, mudah dikenali, waktu bacaan (berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk membacanya), ukuran, bentuk, dan gaya, semuanya merupakan karakteristik tipografi yang mempengaruhi komunikasi. Secara khusus, baik mekanika cara pembacaan (misalnya dari kiri ke kanan dan sebaliknya) maupun persepsi individual mempunyai pengaruh penting pada komunikasi tipografi.

Ada beberapa prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu :

1. Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca.

2. Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas.

3. Visibility adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak tertentu.

4. Clarity adalah kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju.

(6)

4.1.4 Teori Warna

Warna menurut Iwan Wirya, pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina beraksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia.

Adapun beberapa karakterisitik warna :

• Warna terang (disukai oleh muda-mudi, membuat kemasan menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata, sehingga sangat disukai pada aplikasi pengemasan).

• Warna keras / hangat (termasuk didalamnya adalah warna merah, oranye, kuning. Warna-warna ini memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar, terutama warna merah dan oranye, sehingga sangat tepat diaplikasikan pada media yang menuntut perhatian lebih).

• Warna lembut / dingin (termasuk didalamnya adalah warna hijau dan biru, warna ini kurang dinamis bila dibandingkan dengan warna keras, namun cocok digunakan untuk produk tertentu).

• Warna muda / pucat (tampak ringan dan kurang berdaya bagi muda- mudi, jarang direkomendasikan untuk kemasan, kecuali untuk kondisi tertentu). • Warna medium (sifatnya umum, dan sangat serasi bila dikomposisikan dengan

warna yang nilai pantulnya tinggi, serta bila dipajang pada rak penjualan, harus dengan latar belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah terlihat).

Warna merupakan perangsang yang paling penting untuk menciptakan daya tarik visual dan daya tarik pelanggan atau konsumen. Penggunaan warna merupakan pusat dari seluruh proses desain kemasan.

Adapun beberapa fungsi warna pada kemasan :

• Untuk identifikasi, komposisi warna berbeda dengan produk-produk yang lain agar konsumen dengan mudah mengenali dan mencari produk

• Untuk menarik perhatian

• Untuk menimbulkan pengaruh psikologis, warna dapat membangkitkan selera konsumen dan merangsang system saraf otonomi, termasuk pencernaan, terutama warna merah, oranye atau

• Untuk menciptakan suatu citra, warna disesuaikan untuk mencerminkan atau menggambarkan keadaan produknya. Misalnya warna hijau yang mencerminkan kesegaran untuk produk sayuran.

(7)

• Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum, penggunaan warna kontras memberikan sesuatu yang ingin ditonjolkan dan tulisan dapat mudah untu dibaca.

• Untuk mendorong tindakan, pemberian warna dapat lebih memberikan dampak lebih dibandingkan dengan kemasan yang polos atau tanpa warna. • Untuk proteksi dari cahaya, warna dapat digunakan untuk melindungi isi dari

efek cahaya yang merusak.

• Untuk mengendalikan temperatur, warna yang terang cenderung memantulkan panas dari sebuah benda dan menjaga bagian dalam kemasan tetap sejuk, ini diperlukan bagi produk yang sensitive terhadap perubahan temperatur.

4.1.5 Teori Ilustrasi

Ilustrasi pada kemasan menurut Wirya, Irwan (1999) merupakan salah satu unsur yang penting dan sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan,karena sering dianggap sebagai bahasa universal. Ilustrasi yang sederhana didasarkan pada fungsinya yang khas.

Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah:

• Untuk menarik perhatian: warna, bentuk, ukuran • Untuk menonjolkan salah satu keistimewaan produk

• Untuk memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen • Untuk merangsang minat membaca keseluruhan pesan

• Untuk menjelaskan suatu pernyataan

• Untuk menciptakan suatu suasana yang khas

• Untuk menonjolkan suatu merk atau menunjang slogan yang ditampilkan

4.1.6 Teori Tata Letak

Menurut Iwan Wirya dalam bukunya Kemasan yang Menjual (Menang Bersaing Melalui Kemasan), tata letak adalah meramu semua unsur grafis yang meliputi warna, bentuk, merek, ilustrasi, tipografi yang menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dalam kemasan secara utuh dan terpadu, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Keseimbangan (Balance).

Penataan unsur-unsur untuk mencapai kesan visual. 2. Titik Pandang (Focus).

Menonjolkan salah satu unsur untuk menarik perhatian, karena dua unsur yang saling berebut perhatian akan membingungkan konsumen.

(8)

3. Lawanan (Contrast).

Penggunaan warna yang sangat berbeda akan menarik perhatian dan meningkatkan keterbacaan.

4. Perbandingan (Proportion).

Penggunaan ukuran yang serasi untuk mencapai keterpaduan yang enak dilihat. 5. Gaze Motion.

Penataan logo, ilustrasi, teks dan tanda-tanda lainnya dalam pengurutan yang paling logis untuk memberikan alur keterbacaan yang sesuai dengan kebiasaan orang membaca.

6. Kesatuan (Unity).

Kelima unsur diatas digabungkan untuk pengembangan kesatuan pikir, penampilan dan tata letak.

4.2 Strategi Kreatif

Berdasarkan data dan analisa yang telah dibahas dalam Bab II, dan Bab III mengenai toko kopi Aroma Bandung, baik dari sejarah maupun latar belakang perusahaan, kompetitor, SWOT dan lainnya sehingga menemukan solusi dan pembahasan mengenai keunggulan dari kopi Aroma tersebut yang tidak diimbangi dengan desain kemasan yang menarik, oleh karena itu perlu adanya perancangan ulang kembali kemasan dari Kopi Aroma, dengan tujuan memberikan ciri khas kopi Aroma yang akan disesuaikan pada kemasan sehingga visual dapat tersampaikan dan sesuai dengan target audience.

4.2.1 Strategi Komunikasi - Fakta kunci

• Kopi Aroma adalah kopi yang memiliki ciri khas tersendiri dalam proses pengolahan biji kopinya.

• Toko Kopi sekaligus pabrik kopi ini yang sudah berdiri sejak dahulu tetapi tetap dapat/ mampu mempertahankan keeksistensiannya hingga sekarang.

- Masalah yang akan dikomunikasikan

Meskipun toko Kopi Aroma sudah berdiri sejak lama, tetapi ternyata masih banyak orang yang kurang mengenal apa itu Kopi Aroma. Oleh karena itu perlu adanya solusi berupa komunikasi visual yang tepat untuk memperkenalkan lagi kopi Aroma ini kepada khalayak luas, dengan menyampaikan keunggulan-keunggulan atau ciri khas yang dimiliki dari Toko sekaligus pabrik kopi ini.

(9)

- Big idea

Tradisional modern - Keywords

Wewangian, Tradisional, Nostalgia - Positioning/ Unique Selling Proposition

Kenikmatan rasa dan wangi kopi yang tak terlupakan sejak dahulu hingga sekarang.

4.2.2 Strategi Desain

- Tone and maner : tradisional, santai - Strategi verbal : bahasa informal

- Strategi visual : menggambarkan unsur-unsur tradisional melalui batik khas jawa barat sebagai pattern dengan mengunakan outline-outline

sederhana dan bergaya art deco

- Tipografi : menggunakan huruf serif

4.2.3 Strategi Media

Pemilihan item disesuikan dengan media yang digunakan, meliputi : 1. Logo

2. Kemasan kopi bubuk ukuran 250 gr, 500 gr (4 variant rasa) 3. Kemasan kaleng biji kopi ukuran 250 gr, 500 gr (2 variant rasa) 4. Kartu nama 5. Amplop 6. Letterhead 7. Banner 8. Flagchain 9. Cup coffee 10. Kemasan gula 11. Paper Bag 12. Nota 13. Stampel 14. Mug 15. Seragam pegawai

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CRH telah mencapai KKM,

Penelitian dilakukan dalam dua fase, terdiri dari penyesuaian simpangan struktur model dengan simpangan terukur pada kondisi sesungguhnya untuk mendapatkan konstanta kekakuan

Berdasarkan hasil kuesioner, indikator efisiensi dinilai baik dengan skor 77.04% yang menunjukkan bahwa responden menilai audit operasional yang dilakukan terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah tomat galur B52 berwarna merah jingga, berbentuk seperti apel, jumlah rongga sedikit, daging buah tebal melebihi ‘GM3’, ‘Kaliurang 206’

Berdasarkan hasil estimasi OLS diperoleh hasil bahwa variabel bibit, pupuk alami, pupuk kimia, insektisida, fungisida dan tenaga kerja secara bersama-sama (keseluruhan)

Hasil yang dikeluarkan berupa pendukung keputusan dalam menentukan lokasi gudang baru milik Roti Kuro Subang berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan menggunakan

Dua dari lima genotip tersebut, BTM 2064 dan BTM 867, memiliki karakter jumlah cabang produktif, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan bunga per tanaman,

Menimbang, bahwa berdasarkan pemeriksaan setempat, Majelis Hakim berpendapat gambar lokasi tanah dalam surat ukur ketiga Sertipikat Hak Milik milik Penggugat tidak