• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESSING CONTROL PT SUMIATI EKSPOR INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESSING CONTROL PT SUMIATI EKSPOR INTERNASIONAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Bisnis, Jurnal Manajemen Operasional, Sept 2015

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS

PRODUK DENGAN METODE STATISTICAL

PROCESSING CONTROL PT SUMIATI

EKSPOR INTERNASIONAL

Shinta Anggraini Putri

[email protected]

Ir. Teguh Sriwidadi, M.M

School of Business Management Bina Nusantara University

Jakarta

ABSTRACT

PT. Sumiati ekspor Internasional is an export company which operate in handmade and distribute to abroad. Product quality is the main thing of the company because with the best quality products the company will easily accepted, trusted and make a good relation with importer companies. In the production activities, the company trying to reduce product defects by setting a standard with 5% defect tolerance from total production, although in fact, it still gets defect which exceeds the tolerance standard set by the company. The analysis result by using statistical processing control, p-chart analysis result shows there are deviations are tend to be high so it is necessary improvement. Pareto chart shows there are two main problems that caused of high product defect, engraving defects (37.89%) and coloring defect (27.83%) and the cause-effect diagram show that the defects came from humans, materials, methods, machines, and environment. Based on the result PT. Sumiati Ekspor Internasional need to take preventive and corrective measures in order to reduce the level of product defect especially focus on two main issues.

Keywords : Quality Control, Statistical Processing Control

ABSTRAK

PT. Sumiati Ekspor Internasional merupakan perusahaan ekspor yang bergerak di bidang kerajinan tangan yang di pasarkan diberbagai negara. Kualitas produk merupakan hal utama bagi perusahaan, karena dengan kualitas yang baik maka perusahaan dapat lebih mudah diterima, dipercaya dan dapat menjalin kerja sama yang baik dengan pihak pengimpor. Dalam

(2)

proses produksinya, perusahaan berupaya menekan kecacatan produk dengan menetapkan toleransi kecacatan sebesar 5% dari jumlah produksi, namun pada kenyataannya masih terdapat kecacatan yang berada di atas batas toleransi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hasil analisa dengan menggunakan metode Statistical Processing Control, dilihat pada peta kendali P menunjukan terjadi penyimpangan yang cenderung tinggi sehingga diperlukan upaya perbaikan. Dilihat pada diagram pareto, bahwa terdapat dua masalah utama yaitu cacat pengukiran (37.89%) dan cacat pewarnaan (27.83%), dan dari diagram sebab akibat hal tersebut disebabkan oleh faktor manusia, material, metode, mesin dan lingkungan. Hasil menunjukan PT. Sumati Ekspor Internasional perlu mengambil tindakan pencegahan serta perbaikan guna menekan tingkat kecacatan produk terutama dengan fokus kepada dua masalah utama tersebut.

Keywords : Pengendalian Kualitas, Statistical Processing Control

PENDAHULUAN

Tingginya persaingan, memaksa para manajer untuk menetapkan strategi agar mampu bersaing dalam industri, dengan cara meningkatkan kunci keberhasilan yang mereka miliki, salah satu kunci keberhasilan tersebut yang terpenting adalah kualitas. Kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat (Kotler, 2008). Kualitas yang dihasilkan perusahaan ditentukan oleh suatu ukuran-ukuran dan karakteristik tertentu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Suatu produk dikatakan berkualitas baik apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau dapat diterima oleh pelanggan sebagai batas spesifikasi, dan proses yang baik yang diberikan oleh produsen sebagai batas kontrol.

PT Sumiati Ekspor Internasional yang bergerak di bidang kerajinan tangan sudah mengembangkan bisnisnya hingga ke dunia internasional. Tidak hanya inovasi dan kreatifitas yang dibutuhkan, namun juga kualitas yang tinggi. Permasalahan ditemukan di PT Sumiati Ekspor Internasional dimana perusahaan memiliki penjualan produk yang tinggi dilihat dari banyaknya jumlah pesanan tiap bulannya, namun perusahaan tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal dari penjualan tersebut. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa perusahaan sangat mementingkan kualitas produknya, untuk mempertahankan kualitas produknya, perusahaan kerap kali mengalami kerugian yang diakibatkan oleh banyaknya produk yang cacat, karena produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan maka produk tersebut tidak dapat dikirimkan kepada buyer dan perusahaan harus memproduksi ulang produk yang sama untuk mengganti produk reject untuk dikirim.

Dari data yang diperoleh dapat dilihat terdapat tingkat kecacatan produksi yang cukup tinggi, dimana terdapat 221.683 unit produk yang cacat atau sebanyak 4.4% dari total produksi selama 12 bulan, terhitung bulan maret 2014 hingga februari 2015. Walaupun rata rata kecacatan dibawah persentasi toleransi kecacatan produksi yang ditetapkan perusahaan yaitu sebanyak 5%, namun terlihat ada beberapa bulan dimana kecacatan produksi melewati batas toleransi tersebut, sehingga untuk dapat menekan kecacatan produksi maka perusahaan harus memberlakukan sistem pengendalian kualitas.

(3)

METODE

Untuk melaksanakan kegiatan penelitian di PT Sumiati Ekspor Internasional ini, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah berupa obeservasi langsung dilapangan, disertai dengan wawancara. Adapun data sekunder yang dikumpulkan berupa informasi umum tentang perusahaan dan data historis produksi.

Pelaksanaan penelitian ini dijabarkan dalam langkah-langkah penelitian yang tergambar dalam flowchart sebagai berikut:

Gambar 1 Alur penelitian Sumber: Peneliti, 2015

Pengolahan data dengan metode SPC • Diagram alur

Check sheet

• Histogram

Alat bantu statistik : p chart Pareto Chart

Fishbone Chart

Mulai

Identifikasi dan perumusan masalah

Tujuan dan Manfaat penelitian

Pengumpulan Data • Data Produksi satu tahun • Data Kecacatan satu tahun

Data Cukup

Rekomendasi

Simpulan dan Saran

Selesai

Tidak Ya

(4)

TEORI PENDUKUNG

Definisi pengendalian Menurut Strong yaitu proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana. Definisi kualitas menurut American Society for Quality Control (Kotler, 2008) adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat.

Pengendalian kualitas merupakan aktifitas teknik dan manajemen, melalui mana kita mengukur kualitas dari output,kemudian membandingkan hasilpengukuran itu dengan spesifikasi output yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara performansi actual dan standar. (rida zuraida, 2012 : 587)

Statistical Process Control menurut pendapat Vincent Gasperz (1998) ialah suatu

metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas, serta penentuan dan interpretasi pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri, untuk meningkatkan kualitas dari output guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. SPC memiliki alat ukur yangs angat berguna dalam mengukur dan mengendalikan kualitas, yang dikenal dengan seven tools yaitu flow chart, check sheet,

scatter chart, histogram, control chart, pareto chart, fishbone chart.

HASIL DAN BAHASAN

1. Akumulasi Data Check Sheet

Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya.

Bulan Jumlah Produksi

Jenis Cacat (unit) Jumlah Cacat (unit) Persentase Cacat (%) Cacat Pemotongan Cacat Pewarnaan Kotor Cacat Pengukiran Maret 2014 15.684 184 210 74 452 920 5.9 April 2014 12.687 172 152 85 354 763 6.0 Mei 2014 21.545 176 354 84 564 1178 5.5 Juni 2014 10.524 182 151 92 125 550 5.2 Juli 2014 18.652 175 210 76 255 716 3.8 Agustus 2014 14.859 196 189 73 145 603 4.0

(5)

September 2014 25.326 198 173 79 325 775 3.0 Oktober 2014 21.610 191 142 85 215 633 3.0 November 2014 19.894 183 284 99 252 818 4.1 Desember 2014 29.440 206 337 94 368 1005 3.4 Januari 2015 12.598 181 214 73 213 681 5.4 Februari 2015 18.864 194 196 64 287 741 4.0 Total 221.683 2238 2612 978 3555 9383 4.4

Tabel 1 Akumulasi Data Check Sheet Sumber: PT Sumiati Ekspor Internasional

2. Diagram Alur Produksi

Mempersiapkan bahan baku dan alat

Tahap Pemotongan pertama Membentuk

global

Pemindahan pola design ke permukaan kayu

Pemotongan kedua hingga mendekati bentuk yang

diinginkan Tahap Pengamplasan

pertama

Tahap pengukiran membentuk detail bagian sesuai pola

Tahap Pengamplasan terakhir hingga halus

Tahap pewarnaan

Tahap pengeringan

Tahap finishing

Tahap

(6)

Gambar 1 Diagram Alur Produksi

Sumber: PT Sumiati Ekspor Internasional

3. Histogram

Gambar 2 Histogram

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Dari histogram yang telah ditunjukan pada Gambar 2 diketahui jenis kecacatan produksi yang sering terjadi adalah cacat yang disebabkan oleh cacat pengukiran dengan jumlah kecacatan sebesar 3555 unit. Jumlah kecacatan produksi jenis cacat pewarnaan sejumlah 2612 unit. Selanjutnya adalah jenis kecacatan produksi jenis cacat pemotongan sejumlah 2238 unit dan kotor sejumlah 978 unit.

4. Peta Kendali P (Control Chart)

Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali:

I. Menghitung persentase kerusakan

Keterangan :

np : jumlah gagal dalam subgrup

p : jumlah yang diperiksa dalam subgrup 1. Upper control limit / batas kendali atas (UCL)

Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan. Dengan rumus :

UCL =

Keterangan :

= Rata rata ketidak sesuaian produk = Jumlah produksi

(7)

Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel. Dengan rumus :

CL = Keterangan :

∑ np = Jumlah total yang rusak ∑ n = Jumlah total yang diperiksa

3. Lower control limit / batas kendali bawah (LCL)

Merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel. Dengan rumus :

LCL = - Keterangan :

= rata rata ketidak sesuaian produk = jumlah produksi Bulan Jumlah Produksi Jumlah Cacat Proporsisi Cacat CL UCL LCL Maret 2104 15.684 920 0.059 0.042 0.046 0.037 April 2014 12.687 763 0.060 0.042 0.047 0.037 Mei 2014 21.545 1178 0.055 0.042 0.042 0.038 Juni 2014 10.524 550 0.052 0.042 0.049 0.036 Juli 2014 18.652 716 0.038 0.042 0.047 0.038 Agustus 2014 14.859 603 0.040 0.042 0.042 0.037 September 2014 25.326 775 0.030 0.042 0.046 0.038 Oktober 2014 21.610 633 0.030 0.042 0.046 0.038 November 2014 19.894 818 0.041 0.042 0.046 0.038 Desember 2014 29.440 1005 0.034 0.042 0.046 0.038 Januari 2015 12.598 681 0.054 0.042 0.047 0.037 Februari 2015 18.864 741 0.040 0.042 0.046 0.038 Total 221.683 9383 : 0.05 : 0.04

Tabel 2 Perhitungan Batas Kendali Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Setelah mendapatkan hasil perhitungan batas-batas kendalinya, maka dapat dibuat peta kendali P seperti gambar berikut :

(8)

Gambar 3 Peta Kendali P

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Berdasarkan peta kendali diatas dapat dilihat bahwa data yang diperoleh tidak seluruhnya berada di dalam batas kendali, terdapat 5 (lima) titik yang berada di dalam batas kendali dan 7 (tujuh) titik yang berada di luar batas kendali. Hal ini menunjukan terjadi penyimpangan yang cenderung tinggi sehingga diperlukan upaya perbaikan proses pengendalian kualitas di PT Sumiati Ekspor Internasional.

5. Diagram Pareto

Untuk dapat membuat diagram pareto maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel yang terdiri dari jenis cacat, jumlah cacat, persentase cacat, dan persentase kumulatif. Jenis cacat harus di urutkan mulai dari jumlah cacat tertinggi hingga jumlah cacat terendah. Tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

No Jenis Cacat Jumlah

Cacat Persentase (%) Persentase Kumulatif (%) 1 Cacat pengukiran 3555 37.89% 37.89% 2 Cacat Pewarnaan 2612 27.83% 65.72% 3 Cacat pemotongan 2238 23.86% 89.58% 4 Kotor 978 10.42% 100% Total 9383 100%

Tabel 2 Jumlah Frekuensi Kecacatan Produksi Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015

(9)

Berdasarkan data diatas maka dapat dibuat diagram pareto untuk mengidentifikasi beberapa isu vital dengan menerapkan aturan perbandingan 70 : 30, yang berarti bahwa 70% peningkatan dapat dicapai dengan memecahkan 30% masalah terpenting yang sedang dihadapi. seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 4 Diagram Pareto

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Seperti yang terlihat dalam gambar diatas dimana bahwa hampir 70% kerusakan yang terjadi pada produk kategori factory selama bulan maret 2014 hingga februari 2015 didominasi oleh dua jenis kecacatan produksi, yaitu cacat pengukiran dengan persentase 37.89% dan cacat pewarnaan dengan persentase 27.83%, selebihnya yaitu cacat pemotongan dengan persentase 23.86% dan kotor dengan persentase 10.42%.

Jadi perbaikan dapat dilakukan dengan memfokuskan pada dua jenis kecacatan tertinggi yaitu cacat pengukiran dan cacat pewarnaan. Hal ini dilakukan karena kedua kecacatan tersebut mendominasi hampir 70% dari total keseluruhan kecacatan produksi kategori produk factory selama bulan maret 2014 hingga februari 2015.

6. Diagram Sebab Akibat (fishbone chart)

Diagram sebab akibat atau yang biasa disebut dengan diagram tulang ikan merupakan diagram yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya.

(10)

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab kecacatan yang terjadi, secara umum digolongkan menjadi empat faktor yaitu :

1. Mesin : Mesin dan segala bentuk alat alat yang digunakan dalam proses produksi.

2. Manusia : Tenaga kerja atau karyawan yang terlibat dalam proses produksi. 3. Material : Bahan bahan yang digunakan baik bahan utama maupun bahan

pembantu untuk dijadikan suatu produk baru yang akan di produksi.

4. Metode : Perintah dan aturan kerja sebagai pedoman dalam proses produksi. 5. Lingkungan : Lingkungan dan suasana yang mendukung proses produksi. Setelah diketahui jenis jenis kecacatan yang terjadi, langkah selanjutnya adalah dengan membuat diagram sebab akibat untuk mencari penyebab yang menimbulkan kecacatan produksi yang terjadi pada PT Sumiati Ekspor Internasional. Adapun penggunaan diagram sebab akibat dari setiap kecacatan produksi yang terjadi sebagai berikut :

• Diagram sebab akibat : cacat pengukiran

Cacat pengukiran disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Faktor Mesin, hasil ukiran tidak rapi karena pisau ukir yang kurang tajam dapat disebabkan oleh tidak teraturnya pemeriksaan serta perawatan pisau ukir. Faktor Manusia, hasil ukiran tidak rapi disebabkan oleh tidak terampilnya pekerja dalam memahat, hasil ukiran tidak sesuai disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam mengukir, desain yang telah di print out untuk dijadikan panduan mengukir tidak sesuai dengan hasil ukiran yang dihasilkan. Faktor Material, hasil ukiran tidak sesuai karena kayu terlalu keras atau lapuk, kayu yang terlalu keras maka sangat sulit untuk dibentuk sebaliknya kayu yang lapuk menyebabkan ukiran terlihat tidak terbentuk sempurna. Faktor Lingkungan, hasil ukiran tidak sesuai karena pencahayaan yang kurang tepat sehingga pekerja tidak dapat mengukir dengan detil yang tepat, hasil ukiran tidak seusai juga disebabkan karena suara yang terlalu bising sehingga pekerja tidak dapat berkonsentrasi dalam mengukir.

(11)

• Diagram sebab akibat : cacat pewarnaan

Cacat pewarnaan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Faktor Mesin, warna tidak sesuai disebabkan karena cat tidak tercampur dengan benar, warna luntur disebabkan karena mesin terlalu panas (overheating). Faktor Manusia, warna tidak sesuai disebabkan karena salah menakar perbandingan warna (cat), warna luntur disebabkan karena kesalahan pengaturan suhu pada mesin pengering, tinta meluber disebabkan karena terlalu banyak mengisi cat. Faktor Material, warna luntur disebabkan oleh kualitas cat yang kurang baik. Faktor Metode, tinta meluber disebabkan karena penggunaan satu alat yang terlalu lama, warna tidak sesuai disebabkan karena kurang jelasnya standar jumlah masing masing tinta yang harus dicampurkan ke dalam alat pewarna.

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

a. Berdasarkan data produksi yang diperoleh dari PT Sumiati Ekspor Internasional diketahui bahwa jumlah produksi produk kategori Factory selama periode satu tahun terhitung dari bulan maret 2014 hingga februari 2015 adalah sejumlah 221.683 unit. Rata rata persentase kecacatan produk tiap bulan sebesar 4.4% . Jumlah persentase tersebut tersebut dibandingkan dengan toleransi persentase kecacatan produk yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar 5% masih berada di bawah toleransi perusahaan, walaupun terdapat kecacatan produksi yang lebih dari batas toleransi perusahaan pada beberapa bulan.

b. Jenis kecacatan produksi yang terjadi pada produksi produk kategori Factory yaitu cacat pengukiran sebanyak 3555 unit atau sebesar 38.89%, diikuti dengan cacat pewarnaan sebanyak 2612 unit atau sebesar 27.83%, serta cacat

(12)

pemotongan sebanyak 2238 unit atau sebesar 23.86% dan kotor sebanyak 978 unit atau sebesar 10.42%.

c. Berdasarkan diagram histogram dapat diketahui bahwa urutan kecacatan yang terjadi dari jumlah terbanyak hingga jumlah terendah yaitu cacat pengukiran sebanyak 3555 unit, cacat pewarnaan sebanyak 2612, cacat pemotongan sebanyak 2238 unit dan kotor sebanyak 978 unit.

d. Berdasarkan diagram pareto, untuk menekan tingkat kerugian akibat kecacatan produk Factory perusahaan dapat memprioritaskan dua kecacatan produksi yang mendominasi hampir 70% dari jumlah kecacatan produksi yaitu cacat pengukiran sebesar 38.89% dan cacat pewarnaan sebesar 27.83%. e. Berdasarkan penggunaan alat bantu statistik dengan peta kendali p dapat

diketahui bahwa kecacatan produk berada di luar batas kendali walaupun pada rata rata data kecacatan produksi dibawah batas toleransi perusahaan namun terlihat dari 12 data hanya terdapat lima titik yang berada di dalam batas kendali dan tujuh titik berada diluar batas kendali. Dapat disimpulkan bahwa proses berada di luar batas kendali atau masih terjadi penyimpangan. f. Berdasarkan diagram sebab akibat dapat diketahui penyebab terjadinya

kecacatan produksi yaitu berasal dari faktor mesin, faktor manusia, faktor material, faktor lingkungan dan faktor metode.

2. Saran

a. Perusahaan perlu menggunakan pengendalian kualitas dengan alat bantu statistik guna menekan tingkat kecacatan produksi karena dengan menggunkaan alat bantu statistik maka perusahaan akan mengetahui masalah mana yang harus di selesaikan lebih dahulu, mengetahui penyebab terjadinya kecacatan tersebut dan mencari segera solusi untuk menekan tingkat kerugian yang disebabkan oleh kecacatan produksi tersebut.

b. Perusahaan sebaiknya memfokuskan diri untuk memperbaiki dua kecacatan yang paling sering terjadi yaitu cacat pengukiran dan cacat pewarnaan. Dengan mengatasi masalah terbesar tersebut maka dapat menekan kerugian yang dialami perusahaan.

c. Perusahaan sebaiknya mengambil langkah perbaikan berdasarkan pada diagram sebab akibat, diantaranya :

a. Faktor Mesin

i. Melakukan pemeriksaan dan perawatan mesin secara berkala. ii. Pemeriksaan sebelum dan sesudah penggunaan mesin.

b. Faktor Manusia

i. Melaksanakan kontrol dan penilaian kinerja.

ii. Memberikan penghargaan kepada pekerja yang berkontribusi bagi perusahaan.

c. Faktor Material

i. Memilih bahan baku dengan penilaian tertentu sebagai contoh kualitas bahan baku, ketepatan bahan baku sesuai dengan rencana produksi atau tidak, dan sebagainya.

(13)

d. Faktor Metode

i. Membuat buku panduan kerja yang berisi cara pengoperasian mesin, langkah produksi dalam tiap tahapan produksi, dan sebagainya.

e. Faktor Lingkungan

i. Mengatur pencahayaan yang sesuai.

ii. Mengendalikan lingkungan agar tetap kondusif.

REFERENSI

Fakhri, Faiz Al.(2010). analisis pengendalian kualitas produksi di PT. Masscom Graphy dalam

upaya mengendalikan tingkat kerusakan produk menggunakan alat bantu statistik. Skripsi tidak

diterbitkan. Semarang: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Fouad, Rami Hikmat., Mukattash, Adnan. (2010). Statistical Process Control Tools: A Practical guide for Jordanian Industrial Organizations. Jordan Journal of Mechanical and Industrial

Engineering. 4 (6), 693-700.

Hafidz Omar, M.(2010). Statistical Process Control Chart for Measuring and Monitoring Temporal Consistency of Rating. Journal of Educational Measurement Spring. 47 (1): 18-35. Handes, Dicky .,Susanto, Kishi., Novita, Lusia., Wajong, Andre M.R.(2013).Statistical Quality Control (SQC) Pada Proses Produksi Produk “E” di PT DYN, TBK. INASEA. 14 (2), 177-186. Hidayattullah, Rahmat. (2013). Perbaikan Kualitas Hasil Proses Pre Treatment Coating-Electro

Depositin Paint Setelah Takt Time Up Dengan Menggunakan Metode Pdca Dan 7QC Tools Untuk Mengurangi Defect Seed Di Department Painting PT Astra Daihatsu Motor. Skripsi

Tidak Diterbitkan. Jakarta : Program Sarjana Fakultas Teknik Industri Universitas Bina Nusantara.

Hou, Shaojie., Zhang, Yuwei., cheng Yuanping.(2014). Application Of Statistical Process Control Theory In Coal And Gas Outburst Prevention. European Scientific Journal. 3 (1), 340-347.

Kusbimanto, Ignatius Wing., Sitorus, Santun R.P., Machfud., Poerwo, I.F Poernomosidhi., Yani, Mohamad. (2013). Analisis keberlanjutan Pengembangan Prasarana Transportasi Perkotaan Di Metropolitan Mamminasata Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Jalan Jembatan. 30 (1), 1-15. Parkash, Ved., Kumar, Deepak., Rajoria, Rakesh. (2013). Statistical Process Control.

IJRET:International Journal of Research in Engineering and Technology. 2 (8), 70-72.

Prajapati, D. R. (2012). Implementation of SPC Techniques in Automotive Industry: A Case Study. International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering. 2 (3), 227-241.

(14)

Renaldy, heru., Citra, Camelia Minarry., Jessica., Chie, Ho Hwi.(2013). Pengendalian Kualitas Hasil Cetak Warna Berdasarkan metoda DMAIC di PT “G” Unit Komersial.INASEA. 14 (2), 89-101.

Render, barry., & Jay, Heizer.(2001). Prinsip Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Santoso, edi., Fitri, Friyenti.(2010). Penerapan Metode SQC (Statistical Quality Control) Untuk Peningkatan Kualitas Proses Assembly Sidm Di PT IEI. INASEA. 11 (2), 103-114.

Schroeder, Roger G. (1997). Manajemen Operasi. Jilid 2. Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Smith, Anna Lynn., Quade, Parsons Bronckerhoff., Douglas, Inc.(2005).Use Of Statistical Processing Control in Bus Fleet Maintenance at SEPTA. Journal of Public Transportation. 8 (2), 63-77.

Sultana, Farzana., Razive, Nahid Islam., Azeem, Abdullahil.(2009). Implementation Of Statistical Process Control (SPC) For Manufacturing Performance Improvement. Journal of

Mechanical Engineering. 40 (1), 15-21.

Susanto, Benny. (2014). Analisis metode statistical processing control dan failure mode dan

effect analysis untuk pengendalian kualitas produk pada PT TIRTA AGUNG. Skripsi Tidak

Diterbitkan. Jakarta : Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara.

Tampubolon, Manahan P.(2014). Manajemen operasi dan rantai pemasok. Jakarta : Mitra Wacana Medika.

Tannady Tan, Hendy.(2012).Metode DMAIC Sebagai Solusi Pengendalian Kualitas Produksi Sepatu Tambang : Studi Kasus PT Mangul Jaya – Bekasi. ComTech. 3 (1), 509-523.

Valentina, Fanny.(2010). Penerapan Metode Statistical Process Control (Spc) Untuk

Memperbaiki Proses Produksi Dan Meningkatkan Kualitas Kemeja Pada Pt Citra Tunas Baru Gramindo. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas

Bina Nusantara.

Wulandari, Diana Puspita. (2014). Meminimalisir Jumlah Produk Cacat Pada Proses Produksi

Gula di PG. Karangsuwung. Skripsi Tidak Diterbitkan. Jakarta : Program Sarjana Fakultas

Teknik Industri Universitas Bina Nusantara.

Yamit,Zulian.(2013). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta : Penerbit Ekonisia. Zuraida, Rida., Rantautama, bima., Sutrisnohadi, Notri., Pratomo, Chondro Dewo Adi.(2012).Pengendalian Kualitas Untuk Meminimalkan Jumlah Cacat Pada Produk Kaleng Aerosol.ComTech. 3 (1), 584-594.

Gambar

Gambar 1 Alur penelitian  Sumber: Peneliti, 2015
Tabel 1 Akumulasi Data Check Sheet  Sumber: PT Sumiati Ekspor Internasional
Gambar 2 Histogram
Tabel 2 Perhitungan Batas Kendali  Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sikap Sosial Altruisme dalam Kehidupan Bermasyarakat pada Remaja Plemantung (Studi di dusun Plemantung desa Sidomulyo Kec. Bambanglipuro, Kab Bantul

This research was developed a musical note recognition software using Minimum Spanning Tree Algorithm.. This software was developed to help beginner in learning music

H, Mahasiswa Fakutas Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry tahun 2015, yang berjudul: “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penolakan Isteri Atas Rujuk Suami (Studi Kasus Di Kecamatan Renah

This study aims to determine the characteristics of vaginal epithelial cells of each estrous phase and the appearance of estrus Simmental PO cows that are injected

Hal ini dapat terjadi karena terlalu banyak alokasi kursi pada kelas harga yang lebih tinggi yaitu Flexible ataupun Affordable pada saat peluang kustomer memilih harga Bestprice

Pada hasil penelitian penilaian yang kurang dari perawat pelaksana untuk fungsi pengarahan terlihat pada pemberian motivasi oleh kepala ruangan, akan tetapi komunikasi,

Sedangkan beda jurnalistik foto dengan foto dokumentasi adalah foto-foto yang ditampilkan dalam media massa adalah foto jurnalistik, sedangkan foto dokumentasi tidak.. Menurut

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas fasilitas kesehatan, terutama Puskesmas sudah melaksanakan sistem pengelolaan limbah obat kadaluarsa sesuai dengan SOP yang ada pada PerMenKes