• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pada zaman sekarang ini energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena peralatan yang mendukung untuk kehidupan sehari-hari atau bahkan untuk melakukan proses produksi pada perusahaan banyak menggunakan energi listrik. Oleh karena itu, menyadari pentingnya kebutuhan energi listrik yang memadai bagi perusahaan-perusahaan yang memerlukan dan pihak-pihak lain, melahirkan perusahaan penghasil transformator di Indonesia. Jika kebutuhan transformator di Indonesia disuplai dari luar negeri akan memperbesar anggaran belanja. Kesempatan ini melahirkan sebuah perusahaan transformator tegangan tinggi yaitu PT. Morawa Electric Transbuana yang berlokasi di Jalan Raya Medan Tanjung Morawa Km 20,5 Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Perusahaan ini memiliki kantor yang bertempat di Jalan Perniagaan Baru No. 48 D Medan dan di Jalan Agung Permai X No. 25 Blok C-12 Sunter Agung Jakarta.

PT. Morawa Electric Transbuana merupakan perusahaan swasta nasional yang berkedudukan di wilayah Sumatera Utara dan bergerak dalam bidang usaha pembuatan transformator. Perusahaan ini berdiri berdasarkan akte notaris Rachmat Santoso, SH dengan akte No. 67 tanggal 19 Oktober 1978, di Medan dan beroperasi resmi berdasarkan Surat Persetujuan tetap Penanaman Modal dalam

(2)

Negeri (PMDN), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Nomor Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 72/T/INDUSTRI/1983, November 1983.

Perusahaan ini merupakan satu-satunya pembuat transformator distribusi tegangan tinggi yang berada di luar pulau Jawa, dengan jenis produksi transfomator satu fasa dan tiga fasa. Transformator yang diproduksi oleh PT. Morawa Electric Transbuana dipasarkan kepada PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebagai pasar utama konsumen dalam negeri

±

90% sedangkan

±

10% untuk perusahaan swasta lainnya yang berada di dalam dan luar negeri.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Produk yang dihasilkan oleh PT. Morawa Electric Transbuana berupa transformator jenis satu fasa dan tiga fasa. Produksi perusahaan terutama ditujukan untuk memenuhi permintaan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Di samping itu, juga didistribusikan kepada perusahaan-perusahaan swasta antara lain PT. Caltex Pacific Indonesia, PT. SOCI, PT. Aribawana, dan perusahaan lainnya, serta didistribusikan kepada rumah sakit dan pusat perbelanjaan yang ada di dalam negeri. Transformator yang dihasilkan juga diekspor ke Malaysia dan Singapura.

2.3. Organisasi dan Manajemen

Berikut ini akan diuraikan secara rinci mengenai organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi, tenaga kerja dan jam kerja pada perusahaan.

(3)

2.3.1. Struktur Organisasi PT. Morawa Electric Transbuana

Struktur organisasi yang digunakan PT. Morawa Electric Transbuana berbentuk lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu secara langsung, serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya pemisahan/pembagian tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan tanggung jawab yang tegas pada setiap fungsi yaitu produksi, personalia, dan pemasaran. Hal ini dibuat sesuai dengan kebutuhan serta kelancaran dan kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian di PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

Untuk menjalankan proses produksi pada perusahaan dibutuhkan tenaga kerja sesuai dengan kapasitas yanag dibutuhkan oleh perusahaan. Berikut akan diuraikan secara rinci mengenai jumlah tenaga kerja pada masing-masing bagian

(4)

Direktur

Pemasaran

Direktur Keuangan

ADM

Kepala

Keuangan

Presiden Direktur

Kepala

Personalia

Kepala

Pembelian

Kepala

Pabrik

Kepala Pemasaran

Kepala

Design

Kepala Produksi

Kepala

Bengkel

Kepala Proses

Akhir

Kepala

Gudang

Kepala

Pengujian

Kepala

QAS

Karyawan

seksi design

Karyawan

seksi

perawatan

Karyawan

seksi

bengkel

Karyawan seksi

produksi

Karyawan

seksi

pengujian

Karyawan

seksi

finishing

Karyawan seksi

keamanan

Karyawan

seksi

gudang

Karyawan seksi

lokal

Karyawan seksi

ekspor

Karyawan

seksi

administrasi

Sumber : PT Morawa Electric Transbuana

(5)

2.3.3.1. Tenaga Kerja

PT. Morawa Electric Transbuana, dalam merekrut tenaga kerjanya berprinsip pada kesesuaian kualitas dan kuantitas tenaga kerja dengan kebutuhan perusahaan. Setelah proses perekrutan, dilakukan proses seleksi, penempatan, orientasi, dan melakukan pelatihan (training) kepada calon tenaga kerja yang baru. Hal ini bertujuan untuk menjamin tersedianya tenaga kerja yang terampil dan terdidik. Penempatan jabatan terhadap seorang karyawan dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Tenaga kerja dibagi atas dua golongan, yaitu golongan tenaga kerja tidak langsung dan tenaga kerja langsung. Perincian jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.1.

2.3.3.2. Jam Kerja

Hari kerja di PT. Morawa Electric Transbuana berjumlah enam hari dalam seminggu (Senin sampai Sabtu). Apabila perusahaan memiliki order yang banyak, maka di hari Minggu khusus bagian produksi bekerja untuk menyelesaikan pesanan tersebut. Karyawan yang memiliki jam kerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan diperhitungkan sebagai jam lembur. Pembagian jam kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.2.

(6)

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja No Jabatan Jumlah (orang) 1 Presiden Direktur 1 2 Direktur Pemasaran 1 3 Direktur Keuangan/ADM 1 4 Kepala Pabrik 1

5 Kepala Bagian Pemasaran 1

6 Kepala Bagian Desain 1

7 Kepala Bagian Produksi 1

8 Kepala Bagian Bengkel 1

9 Kepala Bagian Proses Akhir 1

10 Kepala Bagian Gudang 1

11 Kepala Bagian Pengujian 1

12 Kepala Bagian QAS (Quality Assurance) 1

13 Kepala Bagian Keuangan 1

14 Kepala Bagian Personalia 1

15 Kepala Bagian Pembelian 1

16 Karyawan Seksi Desain 1

17 Karyawan Seksi Perawatan 1

18 Karyawan Seksi Bengkel 16

19 Karyawan Seksi Pengujian Material 3

20 Karyawan Seksi Produksi Inti 4

21 Karyawan Seksi Pemanggangan Inti 1

22 Karyawan Seksi Pengujian Inti 2

23 Karyawan Seksi Pembuatan Kertas Isolasi 2 24 Karyawan Seksi Penggulungan Kumparan 7 25 Karyawan Seksi Perakitan/Koneksi Kumparan 6 26 Karyawan Seksi Pengeringan Trafo 1

27 Karyawan Seksi Finishing 6

28 Karyawan Seksi Gudang 1

29 Karyawan Seksi Lokal 1

30 Karyawan Seksi Ekspor 1

31 Karyawan Seksi Administrasi 4

32 Karyawan Seksi Keamanan 8

Total 80

(7)

Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Morawa Electric Transbuana Hari Jam Kerja Keterangan

Senin-Kamis 08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.00 Istirahat 13.00 - 16.30 Kerja Jumat 08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.30 Istirahat 13.30 - 16.30 Kerja Sabtu 08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.00 Istirahat 13.00 - 15.00 Kerja Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Pembayaran upah karyawan oleh PT. Morawa Electric Transbuana dilakukan setiap awal bulan dengan besar upah ditentukan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, pendidikan, dan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Adapun komponen upah di PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:

a. Gaji Pokok b. Upah Lembur

c. Tunjangan kesehatan dan keluarga d. Insentif kerajinan

e. Tunjangan hari raya f. Bonus tahunan

(8)

2.4. Proses Produksi

Berikut ini yang akan dibahas adalah mengenai bahan yang digunakan pada proses produksi, jumlah dan spesifikasi produk, uraian proses produksi, mesin dan peralatan yang digunakan dan tata letak pabrik.

2.4.1. Bahan

Berikut ini akan diuraikan secara rinci mengenai bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan yang digunakan perusahaan untuk melakuakan proses produksi pembuatan transformator.

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan semua bahan yang langsung digunakan sebagai bahan dasar serta memiliki komposisi terbesar dalam pembuatan produk dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi transformator adalah:

1. Plat Silicon Steel

Silicon steel digunakan untuk pembuatan inti transformator. Jenis silicon steel

yang digunakan adalah Grain Oriented Core HHB atau Z8H produksi Nippon

Steel Jepang dan jenis RG8H produksi Kawasaki Steel Jepang. Silicon steel

berbentuk lembaran plat yang tergulung berlapis-lapis. 2. Kawat Tembaga (Cooper Wire)

Kawat tembaga yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Enameled Copper Wire, kawat berbentuk silinder untuk gulungan primer dengan diameter 1,60 mm.

(9)

b. Rectangular Copper Wire, kawat berbentuk persegi untuk gulungan sekunder dengan ukuran 3,2 x 8 mm.

3. Kertas Isolasi

Kertas isolasi digunakan untuk gulungan primer dan koneksi antara kumparan-kumparan ke tap changer pada sisi primernya. Kertas ini juga berfungsi sebagai pengaman dalam mengisolasi antara kawat-kawat, dari kawat ke tangki dan kawat ke inti. Kertas ini berasal dari Jepang dalam bentuk gulungan besar untuk ukuran 0,13-0,50 mm, sedangkan untuk ukuran 0,80– 1,60 mm dikemas dalam peti.

4. Minyak

Minyak yang digunakan adalah jenis Dilla B juga minyak Esso Volta 80 buatan Amerika Serikat. Minyak ini berfungsi sebagai cairan pendingin agar transformator dapat berfungsi dengan stabil, terutama pada saat berbeban besar atau terkena sambaran petir.

5. High and Low Voltage Bushing

High and Low Voltage Bushing merupakan bahan yang digunakan untuk

tempat mengikat kabel jaringan distribusi listrik dan menghubungkannya ke dalam rangkaian transformator. Bahan ini diimport dari Cina.

6. Tap Changer

Tap Changer berfungsi sebagai switch otomatis yang berfungsi apabila

transformator mendapat beban lebih terutama saat terkena sambaran petir, dan apabila suhu transformator tinggi.

(10)

7. Earth Terminal

Earth Terminal merupakan instrumen listrik yang dihubungkan langsung

dengan kawat yang ditanamkan di dalam tanah. 8. Thermometer

Thermometer merupakan alat yang ditambahkan dalam transformator yang digunakan untuk mengukur suhu transformator.

9. Pressure Terminal

Pressure Terminal berfungsi sebagai penghubung transmisi.

10. Kertas OD

Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan sekunder dengan primer sehingga nantinya minyak dapat masuk pada celah tersebut sehingga panas yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat diatasi.

11. Besi plat, besi siku, besi UNP, besi plat strip, dan roda besi hasil produksi dalam negeri, yang digunakan dalam pembuatan casing transformator.

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Selain menggunakan bahan baku juga digunakan bahan-bahan lain sebagai bahan pelengkap dalam memudahkan proses dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, yang disebut dengan bahan tambahan. Bahan tambahan yang ditambahkan pada produk sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap dipasarkan dapat berupa aksesoris atau kemasan. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan transformator adalah:

(11)

1. Cotton band

Merupakan bahan yang digunakan untuk mengikat kumparan pada inti agar tidak lepas.

2. Plat Merek

Plat merek “Morawa” digunakan untuk menyatakan pabrik yang memproduksikan transformator.

3. Name plate

Name plate mencantumkan spesifikasi transformator yang ditempatkan pada

tangki trafo. 4. Lem

Lem digunakan sebagai perekat kertas isolasi pada lilitan kumparan. Jenis lem yang digunakan adalah lem chack.

5. Kawat Las

Kawat las digunakan untuk mengelas tangki trafo dengan kumparan primer dan kumparan sekunder.

6. Baut dan Mur

Baut dan mur digunakan untuk menghubungkan trafo ke tangki, menutup

pressure terminal, menghubungkan oil gauge yang masuk ke dalam tangki,

dan memasang tutup tangki trafo. 7. Hand Hold

Hand Hold berfungsi sebagai pegangan dalam mempermudah pemindahan

(12)

8. Cat

Cat digunakan dalam proses pengecatan tangki transformator. 9. Stop kran sebagai tempat pembuangan minyak.

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong yaitu bahan yang ikut dalam proses tetapi tidak nampak dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam menghasilkan produk transformator ini adalah:

1. Gas Nitrogen (N2)

Gas ini digunakan dalam proses pemanggangan inti dan juga dalam proses pengujian kebocoran tangki transformator. Fungsi gas nitrogen pada saat proses pemanggangan inti adalah:

a. Untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara oksigen dan inti, sehingga tidak terjadi pekaratan inti.

b. Membantu agar temperatur panas di dalam tungku pemanggangan merata. 2. HCL dan Soda Ash

HCL dan Soda Ash digunakan untuk membersihkan tangki dari karat. 3. Kayu Meranti

Kayu meranti digunakan untuk menyangga lilitan kumparan trafo agar kedudukannya tetap.

4. Pasir kuarsa

Pasir digunakan untuk menutupi pinggiran panggangan agar gas nitrogen yang dialirkan tidak keluar dari tungku pemanggangan tersebut.

(13)

5. Mal Besi

Mal besi digunakan sebagai mal untuk menggulung kumparan Silicon Steel pada saat pembuatan inti trafo. Mal besi ini juga digunakan pada saat pemanggangan inti agar kumparan Silicon Steel dari inti trafo tidak lepas saat dipanggang.

2.4.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk

PT. Morawa Electric Transbuana memproduksi dua jenis transformator inti (core type) yaitu transformator satu fasa dan tiga fasa. Untuk spesifikasi produk transformator satu fasa dapat dilihat pada Tabel 2.3., sedangkan spesifikasi produk transformator tiga fasa dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu Fasa

Uraian Spesifikasi Transformator

Daya Pengenal kVA 5 10 15 25 50

Jumlah Fasa - 1 1 1 1 1

Frekuensi Pengenal Hz 50 50 50 50 50

Tegangan Primer kV 20 20 20 20 20

Tegangan Sekunder kV 231/462 231/462 231/462 231/462 231/462

Arus Beban Nol % 2,4 2,3 2 1,6 1,4

Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana

Tabel 2.4. Spesifikasi Produk Transformator Tiga Fasa

Uraian Spesifikasi Transformator

Daya Pengenal kVA 25 50 100 150 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250 1600

Jumlah Fasa - 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Frekuensi Pengenal Hz 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

Tegangan Primer kV 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Tegangan

(14)

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Urutan proses pembuatan transformator pada PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:

1. Proses Pemotongan Silikon (Silicon Steel Cutting)

Inti transformator terbuat dari Silicon Steel yang berfungsi untuk memperbesar fluksi magnet yang timbul bila pada kumparan transformator mengalir arus listrik. Ciri-ciri inti transformator yang baik adalah memiliki rugi-rugi arus pusar yang kecil. Proses pemotongan inti transformator dilakukan setelah lembaran silikon dalam bentuk gulungan diletakkan pada penyangga mesin peletakan, kemudian mesin dijalankan secara perlahan-lahan dengan cara mengatur putarannya melalui panel sehingga plat inti dapat ditarik ke meja pemotongan yang telah diatur jarak pisau-pisaunya sesuai dengan keperluan yang diinginkan. Penyetelan jarak pisau-pisau ini diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada plat inti yang terbuang. Selanjutnya mesin dijalankan dan plat yang telah dipotong diletakkan di tempat penyusunan plat. Proses pemotongan inti harus dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi pengelupasan fosfor yang melapisi inti.

2. Penggulungan Inti Trafo (Core Winding)

Untuk menggulung lembaran-lembaran silicon steel yang telah dipotong maka dibuat jendela-jendela yang terbuat dari mal besi dengan ukuran tertentu. Pada transformator model lama, cara menyusun inti ini adalah dengan cara staching (inti susun) yaitu menyusun lembaran inti satu per satu keping. Untuk jenis transformator dengan daya tertentu, dapat digunakan dengan cara

(15)

penggulungan wound core (inti gulung) dimana dapat diterapkan untuk transformator dengan daya nominal kecil. Wound core memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan cara staching yaitu:

a. rugi-rugi inti kecil untuk rapat fluksi yang sama, berarti terjadi penghematan dalam penggunaan inti transformator.

b. Arus penguatan (exciting current) adalah sangat kecil, karena kecilnya celah udara (air gap)

c. Tingkat kebisingan (noise level) rendah

d. Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini lebih cepat e. Jumlah plat yang terbuang lebih sedikit.

Dengan pemakaian inti transformator yang lebih kecil, berarti dimensi transformator akan menjadi lebih kecil, pemakaian komponen-komponen bahan yang lain juga akan sedikit sehingga memberikan suatu penghematan. Kerugian dari cara wound core ini adalah dapat terjadi kerusakan (terbakar), dan jika demikian maka seluruh transformator akan diangkat dan diperbaiki di pabrik. Penggulungan inti trafo dengan cara staching atau inti susun, apabila terjadi kerusakan, maka cukup dengan membuka intinya dan mengeluarkan belitannya untuk diganti.

Penggulungan inti harus memperhatikan tegangan tarik (tensile strength) agar tidak terlalu besar, untuk menghindari kerusakan lapisan fosfor yang dapat menyebabkan rugi-rugi inti bertambah besar.

(16)

3. Penimbangan Berat Inti (Weight Measurement)

Inti transformator yang sudah selesai digulung, ditimbang untuk mengetahui apakah berat yang sebenarnya sesuai dengan berat yang sudah ditentukan menurut desainnya. Penimbangan ini juga berguna untuk menentukan berat total dari transformator yang sudah selesai, misalnya berat transformator 50-150 kVA adalah sekitar 35 kg.

4. Proses Annealing

Silicon steel dibawa ke bagian annealing dengan menggunakan hoist crane, kemudian silicon steel tersebut siap untuk dipanaskan dengan menggunakan tungku pemanas (annealing furnace) yang menggunakan energi listrik. Proses

annealing ini berguna untuk:

a. Memperbaiki karakteristik inti yaitu memperkecil rugi-rugi inti.

b. Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti transformator, sehingga pada saat inti dikeluarkan bentuknya tidak mengalami perubahan.

Temperatur yang diperlukan untuk annealing inti diatur melalui panel kontrol yang berfungsi mengatur tegangan dan arus yang akan diberikan ke elemen pada tungku pemanas. Pada panel tersebut thermocouple dihubungkan dengan

relay temperature dengan range 0-1200oC. Relay ini berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan tungku pemanas dari sumber tegangan sehingga dapat membatasi temperatur yang diinginkan yaitu 840oC. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali proses annealing

±

24 jam dengan kapasitas satu tungku sebanyak 7 unit. Uraian proses annealing inti transformator adalah sebagai berikut:

(17)

a. Inti (Silicon steel) disusun pada bagian dasar tungku yang diberi pasir dan besi.

b. Inti yang telah disusun ditutup dengan penutup pertama dan dilanjutkan dengan penutup kedua. Pada penutup kedua terdapat elemen-elemen pemanas yang menggunakan listrik.

c. Gas N2 dialirkan dengan tekanan

±

0,1 kg/cm2 selama 30 menit.

d. Arus listrik dialirkan ke dalam tungku melalui heater dengan tegangan 160 volt, sampai temperatur mencapai 300oC, sementara N2 tetap dialirkan dengan tekanan yang sama.

e. Pindahkan switch ke 220 volt hingga temperatur mencapai 600oC dengan tekanan tetap.

f. Tegangan tetap dipertahankan 220 volt hingga temperatur mencapai 830oC selama 4 jam. Setelah itu sumber listrik diputus dan gas N2 tetap dialirkan hingga proses annealing selesai.

g. Temperatur dibiarkan turun secara perlahan hingga mencapai suhu 500oC dan kemudian penutup luar pemanggang diangkat setinggi

±

30 cm dari dasar pemanggangan untuk membantu mengurangi temperatur secara perlahan sampai 350oC.

h. Penutup luar diangkat secara keseluruhan sedangkan penutup dalam tetap dibiarkan sampai temperatur turun hingga 160oC dan aliran N2 dihentikan. i. Penutup dalam pemanggangan diangkat dan proses annealing selesai.

(18)

keluar dari tungku pemanggangan kemudian dipindahkan ke bagian pengujian rugi-rugi inti dengan menggunakan hoist crane. Gas yang digunakan dalam proses pemanggangan ini berguna untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara oksigen dengan inti agar tidak berkarat dan menjaga agar temperatur panas merata di dalam tungku.

5. Pengujian Rugi-rugi Inti Transformator (Core Lost Test)

Setelah proses pemanggangan dan penimbangan, inti transformator dibawa ke pengujian rugi- rugi inti dengan menggunakan hoist crane dan inti tersebut diuji. Proses pengujian inti transformator ini berfungsi untuk melihat apakah proses pemanggangan itu sudah baik atau tidak kemudian disesuaikan dengan jumlah lilitan yang akan digulung, dan hasil pengujian ini harus sesuai dengan standard PLN. Aktivitas pengujian rugi-rugi inti meliputi:

a. Ukur penampang inti.

b. Susun inti yang akan ditest di atas blok kayu.

c. Lilitkan kabel yang jumlahnya sesuai dengan kapasitas transformator. d. Jepit ujung belitan ke terminal pengujian.

e. Posisikan power dalam keadaan ON dan tekan ON power pada control

panel.

f. Beri tegangan secara perlahan sampai tegangan phase yang dikehendaki. g. Catat hasil pengujian.

h. Setelah hasil pengujian diperoleh, switch off panel kontrol dan matikan

(19)

6. Proses Pemotongan dan Pembuatan Kertas Isolasi (Paper Cutting)

Kertas isolasi digunakan untuk mengisolasi antara belitan kawat primer dan sekunder dan antara kumparan primer dan sekunder. Kertas isolasi ini berfungsi untuk mencegah terjadinya hubungan singkat antara kumparan primer dan kumparan sekunder. Kertas isolasi yang digunakan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Pressure Paper Board, yaitu kertas isolasi yang dilapisi dengan vernis, sehingga pada proses akhir tidak memerlukan perendaman di vernis, hanya cukup melakukan proses pemanasan.

b. Krafit Paper, yaitu kertas isolasi tanpa lapisan vernis, sehingga pada proses akhir transformator harus dicelupkan ke dalam cairan vernis.

PT. Morawa Electric Transbuana menggunakan kertas isolasi jenis Pressure

Paper Board sehingga lebih menguntungkan dari segi waktu dan tenaga

karena tidak lagi membutuhkan proses pencelupan ke dalam cairan vernis. Kertas isolasi (insulation paper) yang telah selesai dipotong ditempeli dengan kertas OD. Kertas OD ini merupakan batangan kertas 4,8 mm yang direkatkan pada kertas isolasi dengan ketebalan 2,4 mm dengan jarak tiap batang kertas 2 cm. Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan sekunder dengan primer sehingga nantinya minyak dapat masuk pada celah tersebut sehingga panas yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat diatasi.

(20)

7. Penggulungan Kumparan (Coil Winding)

Inti trafo yang telah selesai diuji dibawa ke penggulungan dengan menggunakan forklift. Sebelum penggulungan kumparan dilakukan, inti trafo diikat dengan cotton band agar lembaran ini tidak lepas saat dilakukan penggulungan kumparan. Kemudian inti trafo dilapisi dengan insulation paper yang tebalnya 0,125 mm dan dibungkus ke roda gigi yang bisa berputar pada

coil winding machine. Insulation paper diberi lilin untuk melicinkan putaran,

dan selanjutnya kawat tembaga digulung. a. Kumparan sekunder

Kumparan yang pertama digulung ke inti trafo adalah kumparan sekunder. Kawat tembaga yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran 3,2 x 8 mm. Kumparan sekunder mempunyai 88 lilitan pada kedua kaki trafo, dimana pada tiap kaki trafo terdiri dari 44 lilitan. Lilitan pada kaki trafo terdiri dari dua lapisan dengan jumlah lilitan 22 lilitan tiap lapisnya. Pada tiap lapisan tersebut diberi kertas isolasi dengan tebal 0,125 mm. Kenaikan suhu tembaga tidak boleh melebihi standard 65oC.

b. Kumparan primer

Pada kumparan primer kawat tembaga yang digunakan adalah berbentuk silinder dengan diameter 1,60 mm. Kumparan primer mempunyai 4190 lilitan pada tiap kakinya, dimana pada setiap kaki trafo terdiri dari 2095 lilitan dan lilitan pada setiap kaki trafo terdiri dari 20 lapisan dengan jumlah lilitan 201 pada setiap lapisannya. Pada setiap lapisan tersebut diberi insulation paper dengan tebal 0,125 mm. Setelah kumparan primer

(21)

selesai digulung kemudian diberi lagi insulation paper dengan tebal 2,4 mm.

Pada penggulungan kumparan, selain ketepatan jumlah lilitan dan ketepatan penggunaan insulation paper, hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah tensile strength tidak boleh terlalu besar. Apabila terlalu besar dapat menyebabkan lapisan permukaan kawat rusak atau terkelupas sehingga dapat menyebabkan terjadinya hubungan singkat pada kawat tembaga yang pada akhirnya membuat trafo menjadi rusak.

8. Pemasangan dan Koneksi Kumparan (Coil Assembly)

Inti yang telah selesai digulung dibawa ke bagian koneksi dengan hoist crane. Kumparan kemudian disambungkan antara kumparan yang satu dengan kumparan yang lain. Sebelum koneksi dilakukan, terlebih dahulu dipasang plat pendukung inti. Koneksi kumparan pertama sekali dilakukan terhadap kumparan sekunder dengan cara mengelasnya, kemudian dilakukan pemasangan tutup case dengan menggunakan mur dan baut. Setelah itu dilanjutkan dengan pengkoneksian terhadap hubungan primer.

9. Pengeringan Gulungan Kumparan (First Drying)

Proses ini bertujuan untuk mengeringkan kumparan dari uap air yang mungkin ada di dalam kawat. Inti trransformator yang telah dikoneksi dan dipasang tutup serta instrumen yang diperlukan dibawa ke pengeringan dengan menggunakan kereta sorong, kemudian dimasukkan ke dalam alat pengering (drying oven). Lamanya pengeringan tergantung pada besarnya kapasitas

(22)

yang digerakkan oleh motor lisrik. Untuk mencegah panas yang berlebihan yang dapat merusak struktur kumparan tranformator, maka relay temperature diatur pada posisi suhu sekitar 115-130oC.

10. Pemasangan Terminal (Terminal Assembly)

Setelah proses pengeringan selesai, maka kumparan transformator tersebut diangkat dari drying oven dan selanjutnya dibawa ke tempat pemasangan terminal dengan hoist crane dan dilakukan pemasangan terminal yang terdiri dari tap changer, bushing primer dan bushing sekunder pada tutup case yang telah dipasang sebelumnya. Kemudian diperiksa apabila semua terminal yang diperlukan sudah terpasang dan terkunci dengan baik sebelum dimasukkan ke dalam case (tangki) transformator.

11. Turn Ratio Test

Jika semua kumparan sudah terhubung dengan baik ke tap changer, maka dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat Turn Ratio Test yang bertujuan untuk mengetahui apakah perbandingan belitan dari masing-masing kumparan sudah sesuai atau tidak. Penyimpanan-penyimpanan yang terjadi pada perbandingan transformator ini tidak boleh lebih besar atau lebih kecil 0,5% terhadap harga-harga perbandingan transformator nominal menurut standard.

12. Penyatuan dengan Tangki Transformator

Setelah pengujian selesai dilakukan, transformator dimasukkan ke dalam tangki yang telah disiapkan sesuai dengan desain dan ukuran dari transformator tersebut. Selanjutnya dilakukan pemasangan kran, pressure

(23)

terminal, oil gauge, thermometer, dan karet packing, untuk kemudian ditutup dengan menggunakan baut dan mur.

13. Pengisian Minyak ke dalam Tangki Transformator (Oil Filling)

Tangki diisi dengan minyak trafo yang dipompakan dari tangki oil filter hingga mencapai

±

2 cm dari mulut trafo. Minyak ini berfungsi sebagai pendingin (cooling medium) dan juga sebagai isolasi pada kumparan transformator yang sudah dimasukkan ke dalam tangki. Minyak tersebut perlu dibersihkan dan dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan oil purifier buatan Kato Electric Jepang. Tujuan pemurnian minyak ini adalah untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada minyak. Jenis minyak yang digunakan dalam pembuatan transformator ini adalah jenis DIALA B yang diproduksi oleh Shell Company.

14. Routine Test

Pengujian ini merupakan final test terhadap seluruh transformator yang akan dikirim ataupun disimpan. Setelah selesai di bagian pengisian minyak trafo dibawa ke bagian pengujian akhir dengan hoist crane. Secara garis besar, pengujian rutin ini terdiri dari beberapa kegiatan pengujian, yakni:

a. Pengujian beban nol, untuk menguji rugi-rugi inti dan persen beban nol. Pada pengujian beban nol ini, alat ukur dipasang pada bagian sisi sekunder (tegangan rendah), tegangan pengujian diberikan setingkat demi setingkat sampai voltmeter menunjukkan tegangan nominal sekunder dan sisi primer pada rangkaian terbuka.

(24)

b. Pengujian hubungan singkat, untuk melihat besar rugi-rugi tembaga trafo. Pada pengujian ini, alat ukur dipasang pada sisi primer (tegangan tinggi) sedangkan sisi sekunder (tegangan rendah) dihubung-singkatkan dengan menggunakan sebuah penghantar/konduktor yang sesuai dengan besarnya arus nominal sekunder. Sumber tegangannya diatur dengan voltage regulator yang dihubung ke sisi primer.

c. Pengukuran tahanan kumparan

Pengukuran tahanan kumparan dilakukan dengan menggunakan

Wheatstone-bridge (Jembatan Wheatstone) untuk mengukur tahanan

kumparan primer. Untuk mengukur tahanan pada kumparan sekunder digunakan double-bridge (jembatan ganda).

d. Pengukuran tahanan isolasi

Pengujian ini dilakukan untuk melihat ketahanan isolasi transformator terhadap tegangan tinggi, baik itu pada sisi primer (high voltage) maupun sisi kumparan sekunder (low voltage).

e. Pengujian frekuensi tinggi

Alat pengujinya terdiri dari generator frekuensi tinggi (350 Hz) yang digerakkan motor induksi. Lama waktu pengujian tergantung dari frekuensi dan tegangannya dua kali dari tegangan nominal sekunder transformator distribusi yang diuji.

f. Pengujian kebocoran dari tangki trafo

Pengujian ini dilakukan dengan mengalirkan gas murni Nitrogen (N2) ke dalam tangki trafo yang telah ditutup rapat.

(25)

Selain pengujian yang bersifat routine test, perusahaan ini juga melakukan pengujian tipe yang terdiri dari:

a. Pengujian ketahanan suhu b. Pengujian kenaikan suhu 15. Pemasangan Name Plate

Transformator yang telah diuji dan mendapat persetujuan dari bagian quality

control, selanjutnya transformator tersebut dipasangkan name plate yang

memberikan keterangan spesifikasi transformator yang bersangkutan. Dan juga diberi label merek “MORAWA”, yang menandakan identitas perusahaan. 16. Penyimpanan

Transformator yang telah selesai dipasang name plate dan merek selanjutnya dibawa ke bagian penyimpanan dengan menggunakan hoist crane.

Blok diagram proses pembuatan transformator PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Gambar 2.2.

2.5. Mesin dan Peralatan

Berikut ini akan diuraikan secara rinci mengenai mesin dan peralatan yang digunakan pada saat melakukan proses produksi pembuatan trasformator pada PT. Morawa Electric Transbuana.

2.5.1. Mesin

Mesin-mesin yang digunakan dalam proses pembuatan transformator dapat dilihat pada Tabel 2.5.

(26)

Pemotongan Inti

Bahan

Penggulungan inti

Penimbangan inti

Pemanggangan inti

Pengujian rugi-rugi inti

Pemotongan kertas isolasi

Penggulungan kumparan

Turn Ratio Test

Penghubungan/koneksi

kumparan

Pengeringan gulungan

kumparan

Pemasangan Terminal

Turn Ratio Test

Penyatuan dengan tangki

trafo

Pengisian minyak ke

dalam trafo

Routine Test

Pemasangan Name Plate

dan Merek

Penyimpanan

Oil Diala B

Name Plate

Casing

di area penumpukan

(27)

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi PT. Morawa Electric Transbuana

No. Nama Mesin Tahun Asal Daya Tegangan (Volt)

Kuat Arus (Ampere)

Jumlah

(Unit) Fungsi

1 Core Slitting 1981 Taiwan 3 HP 380 7 1 Memotong silicon steel sesuai dengan ukuran produk yang akan dibuat

2 Core Wounded 1981 Taiwan 2,5 HP 380 8,1 2 Menggulung inti transformator

3 Annealing Furnace 1981 Taiwan 60 Kw 380 170 2

a. Memperbaiki karakteristik inti trafo, yaitu memperkecil arus eksitasi dan mengurangi rugi-rugi inti

b. Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti trafo sehingga bentuk tidak berubah 4 Coil Winding 1981 Taiwan 1 HP 380 3,65 10 Menggulung kumparan transformator 5 Insulating Dryer 1981 Taiwan 12 kVA 380 63 1 Mengeringkan inti transformator 6 Paper Wrapping 1981 Taiwan 1,5 kVA 380 7,2 2 Memotong kertas isolasi sesuai dengan

ukuran yang telah ditentukan 7 Oil Purifier 1981 Taiwan 3,7 kVA 380 9,8 1 Membersihkan minyak

8 Oil Filter 1981 Taiwan - 380 4 1 Mengosongkan udara dari transformator dan

mengisi dengan minyak

9 Compressor 1981 Taiwan 2 HP 380 7,1 3 Memompa udara

10 Generating Set 1981 Taiwan 350 kVA 400 722 1 Cadangan pembangkit tenaga listrik 11 High Frequency

Generator 1981 Taiwan 5 kVA 380 4 1 Menetralkan frekuensi

12 Drying Oven 1981 Amerika 24 kW 380 5 1 Mengeluarkan kandungan air dari kertas isolasi

(28)

2.5.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk proses produksi antara lain:

a. Hoist Crane, alat yang digunakan untuk memindahkan material dengan prinsip kerja tegak lurus. Pada perusahaan digunakan untuk memindahkan atau menyusun plat besi di gudang bahan baku.

Spesifikasi:

Merk/Type : Tyako Kapasitas : 5 ton

Tegangan : 380 V Jumlah : 3 unit

b. Mesin las, yaitu alat yang digunakan untuk proses penyambungan pada saat pembuatan tangki trafo dan koneksi kumparan. Mesin las yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu las listrik dan las gas.

Spesifikasi:

Merk/Type : Lincoln Arc Welder SA - 800 Serial A 771703 Voltage : 220 V

Frekwensi : 50 Hz Jumlah : 2 unit

c. Kereta sorong, alat yang digunakan untuk memindahkan material (material

handling) dengan prinsip kerja horizontal dan beban yang diangkut dalam

ukuran kecil dan jumlah yang banyak. Spesifikasi:

(29)

Dimensi : 600 x 1600 x 1000 mm Jumlah : 5 unit

d. Neraca, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur atau menimbang berat inti transformator yang telah selesai digulung.

Spesifikasi: Merk : Dacin Type : CB-1.000 Uk.Platform : 90 cm x 120 cm Kapasitas : 1 ton Jumlah : 1 unit

e. Bridge Test, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tahanan kumparan. Spesifikasi:

Tahun : 1981 Asal : Taiwan Tahanan : 1 – 10 Mohm Tegangan : 500 V

f. Megger, yaitu alat yang digunakan untuk tahanan isolasi inti trafo. Spesifikasi:

Tahun : 1981 Asal : Taiwan Tahanan : 1 – 10 Mohm Tegangan : 500 V

(30)

g. Forklift, yaitu alat yang digunakan untuk memindahkan material dengan prinsip kerja secara horizontal. Pada perusahaan digunakan untuk mengangkut hasil potongan kayu gelondogan dan mengangkut transformator yang akan dibawa ke stasiun kerja packing.

Spesifikasi: Merk/Type : Nissan/ CPCD Kapasitas : 3000 kg Tinggi Pengangkutan : 3000 mm Dimensi : 3765 x 2090 mm Jumlah : 2 unit

h. Applied Voltage Transformator, yaitu alat yang digunakan untuk menguji rugi-rugi inti, persentase beban nol, dan uji hubungan singkat.

i. Induction Voltage Regulator, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik.

j. Turn Ratio Test Set (TRT set), yaitu alat yang digunakan untuk melihat apakah perbandingan belitan dari masing-masing kumparan sudah sesuai.

2.6. Tata Letak Pabrik

PT. Morawa Electric Transbuana merupakan perusahaan yang berproduksi dengan tataletak jenis process layout, di mana mesin yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Produk-produk yang dikerjakan di lantai pabrik dikerjakan secara berpindah-pindah dari kelompok fasilitas yang satu ke kelompok fasilitas yang lain mengikuti urutan

(31)

proses operasi pengerjaan transformator. Misalnya, setelah dilakukan pemotongan

silicon steel pada kelompok mesin pemotong (core slitting), maka hasil potongan

kemudian dibawa ke kelompok mesin penggulungan (core wounded). Untuk menggulung lembaran-lembaran silicon steel yang telah dipotong maka dibuat jendela-jendela yang terbuat dari mal besi dengan ukuran tertentu. Kemudian hasil gulungan lembaran-lembaran silicon steel dibawa ke stasiun kerja penimbangan inti trafo. Inti transformator yang sudah selesai digulung kemudian ditimbang untuk mengetahui apakah berat yang sebenarnya sesuai dengan berat yang sudah ditentukan menurut desainnya. Demikian seterusnya mengikuti urutan proses operasi pengerjaan transformator sampai pada transformator siap untuk didistribusikan kepada pemesan.

PT. Morawa Electric Transbuana memiliki pola aliran bahan yang tidak teratur. Pada perusahaan ini terdapat beberapa stasiun kerja yang seharusnya berdekatan sesuai dengan urutan prosesnya, justru diletakkan berjauhan. Hal ini menyebabkan jarak perpindahan material (material handling) menjadi semakin panjang sehingga menyebabkan besarnya jarak perpindahan yang terjadi. Misalnya stasiun kerja penggulungan dan koneksi kumparan dengan stasiun kerja pengeringan gulungan kumparan atau stasiun kerja bengkel yaitu tempat pembuatan rangka luar (casing) dengan tempat penumpukan casing.

Gambar

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja   No  Jabatan  Jumlah  (orang)  1  Presiden Direktur   1  2  Direktur Pemasaran  1  3  Direktur Keuangan/ADM  1  4  Kepala Pabrik  1
Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Morawa Electric Transbuana  Hari  Jam Kerja  Keterangan
Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu Fasa  Uraian   Spesifikasi Transformator
Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Transformator
+2

Referensi

Dokumen terkait

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada.Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi

Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Widagdo (2011) yang menyatakan bahwa LPH udang vaname pada perlakuan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik lebih baik

mendamaikan kedua belah pihak dengan cara mempertemukan para pihak untuk mediasi. Ketua Pengadilan Agama Rengat Bapak Drs. Muhdi Kholil, SH., M.A., M.M juga menyampaikan

Oleh karena itu penulis melihat, apakah manajemen konflik yang dikatakan baik tersebut hanya sebatas pada perwujudan perdamaian saja, bagaimana terkait manajemen

Indikator Kinerja konsumsi ikan pada tahun 2019 sebesar 31,11 kg/kapita/thn atau mencapai 165,30% dari target RPJMD tahun 2019, capaian tersebut sudah mencapai

Perempuan sangat terkekang dalam adat budaya Jawa yang harus di anut, dari.. situ adat budaya Jawa memunculkan sedemikian kuat sebuah

Hasil dari pengujian model yang dilakukan adalah memprediksi penyakit jantung dengan support vector machine dan support vector machine berbasis particle swarm

Dihasilkan Media Pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Komposisi Foto Digital Menggunakan Software Autoplay Media Studio untuk SMK N 2 Pariaman yang